BIODATA PENULIS 1. Nama lengkap
: Dinda Karenina
2. Tempat/tanggal lahir
: Purbalingga/3 Juli 1999
3. Kelas
: XII IPS 2
4. Nama sekolah
: MA Minhajut Tholabah
5. Alamat sekolah
: Jl. Al Ikhlas Kembangan, Bukateja, Purbalingga
6. No. Telp Sekolah
: 085747572813
7. No. Telp. Peserta
:-
8. Alamat E-mail Sekolah
:
[email protected].
9. Alamat E-mail Peserta
:-
Eye-catching Library: Sarana Mewujudkan Kabupaten Purbalingga yang Cerdas dan Berdaya Saing Oleh: Dinda Karenina Dari mata turun kehati. Sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa seseorang akan tertarik pada sesuatu karena kesan menarik yang terlihat oleh mata lalu mendatangkan rasa suka. Itulah mengapa pada era yang penuh persaingan di berbagai bidang ini, banyak hal yang dipercantik tampilan luarnya atau tampilan fisiknya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan menjadikan ia dapat terpilih dari semua pilihan yang ada. Begitu pesatnya perkembangan teknologi dan pengaruh masuknya budaya barat, menjadikan masyarakat terlena pada gaya hidup hedonis serta matrealis. Masyarakat tidak lagi menomorsatukan pengetahuan, melainkan lebih menggilai uang dan harta untuk memenuhi gaya hidup mereka. Yang mereka tahu hanyalah bagaimana caranya agar tetap bisa mempertahankan gaya hidup hedonis dan matrealistis mereka agar diakui oleh sekitar dan tidak tereliminasi di tengah pergaulan. Masyarakat telah dibutakan oleh kesenangan-kesenangan yang memanjaka tanpa diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang memadai. Masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Purbalingga lebih memilih untuk menjadi penonton dan penikmat perkembangan abad modern ini. Tidak ada greget sama sekali untuk menjadi pencetus, penakluk atau penggenggam zaman. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya para pelajar SMP/SMA sederajat di Purbalingga yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan asing.Contohnya perusahaan yang memproduksi ramput, kayu lapis, atau idep. Seperti yang kita tahu, perusahaan tersebut hanya membutuhkan karyawan berpendidikan rendah yang mau dijadikan buruh dengan gaji dan kesejahteraan yang kurang. Masyarakat Purbalingga masih banyak yang beranggapan bahwa “Ah, setelah lulus sekolah, bekerja di perusahaan rambut saja”. Anggapan itu muncul seiring mahalnya biaya pendidikan dan gaya hidup yang harus tetap dipenuhi anakanak muda jaman sekarang. Jadi, mereka akan lebih memilih mencari uang daripada mencari ilmu setinggi-tingginya. Sungguh memprihatinkan. Apabila mereka
(para siswa SMP/SMA sederajat) mempunyai cita-cita sebatas menjadi karyawan rambut (sebutan karyawan yang bekerja di perusahaan yang memproduksi rambut), lalu siapakah yang akan mewujudkan visi-misi Kabupaten Purbalingga? Bagaimana Purbalingga bisa maju, jika tunas-tunas harapannya telah menyerah tanpa semangat menyongsong masa depan yang lebih baik?Pertanyaan tersebut akan terus menjadi pertanyaan tanpa jawaban, jika tak disertai langakah perubahan yang sistematis.Lalu, bagaimanakah langkah-langkahnya? Kembali pada ungkapan dari mata turun ke hati. Begitu dahsyatnya pengaruh pandangan pertama untuk menghasilkan sesuatu yang berkesan dihati. Begitu banyak hal yang dipercantik tampilan luarnya dan berlomba-lomba untuk menjadi pilihan dari semua pilihan yang ada. Tak terkecuali dengan perpustakaan. Perpustakaan umum Kabupaten Purbalingga sebagai pusat edukasi dan tempat memupuk prestasi, harus tampak eye catching dan bisa menjadi perpustakaan dengan sistem smart library. Ketika seluruh masyarakat, khususnya masyarakat daerah Pubalinggatelah menjadikan perpustakaan sebagai pilihan utama, maka dengan langkah perlahan tapi pasti, visi misi Purbalingga pun akan dapat terealisasi. Dari tadi kita teruse mmbicarakan visi dan misi Purbalingga. Lalu apakah sebenarnya visi dan misi Purbalingga itu? Visi Kabupaten Purbalingga adalah Purbalingga yang mandiri dan berdaya saing menuju masyarakat sejahtera yang berkeadilan dan berakhlak mulia.Begitu mulianya cita-cita Kabupaten Purbalingga. Sebuah kalimat asa yang hanya bisa menjadi nyata saat para individu, pemerintah, dan pihak swasta dapat bekerja sama membangun Purbalingga. Pencapaian sebuah visi tidak lepas dari adanya sebuah misi. Misi adalah penjabaran dari visi. Terdapat sembilan misi Kabupaten Purbalingga, salah satunya adalah meningkatkan kecerdasan dan kulaitas sumber daya manusia yang beriman dan tertakwa kehadirat Allah SWT serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. Dengan melihat visi dan misi Kabupaten Purbalingga tersebut, dapat kita tahu bahwa Perpusda pun dapat menjadi salah satu media untuk mewujudkannya. Seperti yang kita tahu, perpustakaan adalah tempat edukasi, belajar, mendapat ilmu, dan mengembangkan wawasan. Dengan optimalisasi perpustaan, maka Purbalingga akan mampu mengangkat kualitas sumber daya manusianya (SDM).
Dengan kualitas SDM yang baik tak ayal, Purbalingga akan mampu berbenah dan berkembang menjadi kota yang maju. SDM yang berukualitas adalah mereka yang mampu berpikir kreatif, berdaya saing, mampu mengembangkan diri, percaya diri, dan mandiri. Hal tersebut dapat diraih dengan membekali masyarakat dengan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Ilmu pengetahuan tak hanya bisa didapatkan di bangku sekolah, tapi juga di luar sekolah. Perpustakaan sebagai tempat strategis dirasa perlu menyumbang peran sebagai penyedia layanan ilmu pengetahuan untuk masyarakat umum secara gratis.Maka dari itu, peran strategis perpustakaan harus dioptimalkan seperti yang saya sampaikan sebelumnya. Optimalisasi
perpustakaan
dapat
dilakukan
dengan
menyediakan
perpustakaan yang ramah, eye catching, dengan smart library systemdi dalamnya. Sehingga masyarakat akan memilih perpustakaan sebagai pilihannya. Eye catching berasal dari bahasa Inggris yang berarti menyolok. Dari penelitian yang telah saya lakukan, delapan dari sepuluh pelajar MA Minhajut Tholabah mengakui bahwa mereka tidak suka berkunjung ke perpustakaan karena kurangnya minat dan juga bangunan dan ruangan perpustakaan yang kurang menarik.Alasan inilah yang mendasari alasan perlunya menciptakan perpustakaan yang eye catching dengan smart library system di dalamnya. Selanjutnya, bagaimana menciptakan perpustakaan daerah Purbalingga yang eye catching?Pertama, fisik luar perpusda diperindah dan diberi warna yang eye catching atau menyolok. Warna atau sentuhan yang menyolok akan mampu menarik rasa penasaran calon pengunjung perpustakaan. Kesan perpustakaan yang kuno dan membosankan pun hilang.Kedua, Interior perpusda diperindah. Dinding-dinding dicat yang eye catching, lantai diberi karpet, ruangan dilengkapi sofa-sofaunik dan menarik. Pengunjung pun dapat menikmati suasana yang hangat dan santai seperti di rumah sendiri ketika membaca di perpustakaan. Setelah eye catching library telah terealisasi, pengunjung perpustakaan akan meningkat. Tampilan fisik luar memang bukanlah hal sepele yang bisa diabaikan begitu saja. Seperti perubahan yang dilakukan oleh perpustakaan FISIP UI yang sekarang lebih dikenal dengan nama Miriam Budiardjo Resource Center (MBRC). Perpustakan FISIP UI telah membuktikan bahwa tampilan luar adalah sebuah
langkah awal menuju kemajuan. Dari tahun 2000 hingga tahun 2005, pengunjung perpus melonjak tajam terutama setelah dibuat perubahan secara fisk dari perpus FISIP UI. Lonjakan ini tidak semata karena tampilan
fisik (khususnya warna
dindingnya), tetapi juga karena penambahan fasilitas pendukung serta AMCOR (American Corner)di perpustakaan FISIP UI.Tapi sekali lagi, penampilan luar dan pengaruh eye catching memang tetaplah besar.Ketika eye catching telah terlaksana, sistem di dalam perpusda pun harus turut diperbarui. Misalnya dengan smart library system. Sistem ini menawarkan pelayanan perpustakaan berbasis digital serta cepat mandiri. Lalu bagaimanakah cara menerapkan sistem smart library?Pertama, adanya peta buku. Pengunjung dapat mencari buku di mesin pencari atau katalog perpustakaan, tapi biasanya mereka hanya akan mendapatkan kode buku tanpa tahu dimana rak mana buku itu berada. Oleh karena itu, peta buku tetap dibutuhkan untuk mempermudah pencarian buku di rak-rak perpustakaan. Sistem ini begitu meringankan pengunjung dan dinilai sangat efektif dan efisien. Kedua, sistem self check, yaitu setiap pengunjung mempunyai kartu perpustakaan yang dapat dipindai oleh alat pemindai. Alat pemindai diletakan di beberapa titik di perpustakaan. Dengan alat ini, pengunjung dapat melakukan peminjaman buku sendiri tanpa bantuan pegawai perpustakaan. Dengan tampilan perpustakaan yang eye catching dan dilengkapi sistem smart library seperti yang telah dipaparkan di atas, besar kemungkinan masyarakat purbalingga akan tertarik mengunjungi perpustakaan dan minta baca di kabupaten Purbalingga akan meningkat.Banyak manfaat yang dilahirkan dari kebiasaan membaca. Salah satunya adalah
bisa menjadi masyarakat yang cerdas dan
berdaya saing, visi misi Purbalingga pun akan mudah diwujudkan.