BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI POHON SUREN (Toona sinensis Roemor) BERDASARKAN UJI BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)
IHSAN DARMAWAN
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN Ihsan Darmawan E24063040. Bioaktivitas Minyak Atsiri Pohon Suren (Toona sinensis Roemor) Berdasarkan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Dibawah bimbingan Ir. Rita Kartika Sari, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan rendemen minyak atsiri pada bagian daun, kayu teras, kayu gubal dan kulit serta menentukan bioaktivitas minyak atsiri dari pohon suren (Toona sinensis Roemor). Pada masa sekarang minyak atsiri suren telah diuji untuk digunakan sebagai insektisida. Oleh karena itu, minyak atsiri menarik untuk diteliti pada seluruh bagian pohon. Pohon suren yang diteliti berasal dari hutan masyarakat, di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Pohon ini memiliki tinggi ± 11 m dengan diameter ± 23 cm. Bagian pohon yang digunakan adalah daun, kulit dalam, kayu teras dan kayu gubal. Untuk menghasilkan nilai rendemen, bahan baku disuling dengan metode uap dan air. Untuk menentukan bioaktivitasnya dilakukan pengujian terhadap larva udang Artimia salina Leach. melalui metode Brine Shrimp Lethality Test. Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dilakukan untuk menduga jumlah senyawa yang terdapat pada minyak atsiri tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen minyak atsiri bagian kayu gubal (0,388%), bagian kayu teras (0,379%), bagian daun (0,302%), dan bagian kulit (0,051%), dimana nilai rendemen terbesar pada bagian gubal. Hasil uji bioaktivitas menunjukan nilai LC 50 minyak atsiri pada bagian daun (11,203 µg/mL), kulit (6,851 µg/mL), kayu teras (3,968 µg/mL), dan kayu gubal (1,293 µg/mL). Hasil ini menunjukan bahwa semua minyak atsiri bersifat bioaktif terhadap A. salina
dan minyak atsiri kayu gubal memiliki efek bioaktifitas
tertinggi. Hasil analisis dengan KLT menunjukan bahwa minyak atsiri dari berbagai bagian pohon diduga mengandung senyawa terpenoid.
Kata kunci : Suren, Toona sinensis Roemor, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), minyak atsiri, Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Bioactivity of Essential Oil from Suren (Toona sinensis Roemor) DHH
Based on the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) By: Ihsan Darmawan 1) and Rita Kartika Sari 2)
INTRODUCTION. This study to determine the yield of essential oil from the leaves, heart wood, sap wood and inner bark, and also to determine the bioactivity of essential oil from suren (Toona sinensis Roemor). Essential oil of suren leaves have been tested for use as insecticide. Because of that, essential oil of suren are interesting to studied. ANALYSIS AND METHOD. Parts of trees that used are the leaves, inner bark, heart wood and sap wood. To generate the yield, the raw materials are destilated using method steam and water. As for determining bioactivity conducted tests on shrimp larvae Artimia salina Leach. through the Brine Shrimp Lethality Test methods. Thin Layer Chromatography Test (TLC) was conducted to estimate the number of compounds contained in the essential oil. RESULT AND DISCUSSION. The results showed that yield of the sap wood is (0.388%), heart wood (0.379%), leaves (0.302%), and inner bark (0.051%), which yield greatest value in the sap wood. The results of bioactivity tests showed LC50 values at the leaf essential oil (11.203 µg/mL), inner bark (6.851 µg/mL), heart wood (3.968 µg/mL), and sap wood (1.293 µg/mL). These results indicate that all essential oils are bioactive against A. salina and sapwood essential oils have the highest bioactivity effect. The results of the analysis by TLC showed that essential oils from various parts of the tree is thought to contain terpenoid compounds. Keyword: Surianwood, cederwood, bioactivity, Artemia salina. Keywords: Toona sinensis Roemor, Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), essential oil, Thin Layer Chromatography. 1)
. Student of Forest Product Departement, Faculty of Forestry IPB . Lecture of Departement of Forest Product, Faculty of Forestry IPB
2)
LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian
: Bioaktivitas minyak atsiri pohon Suren (Toona sinensis Roemor) berdasarkan uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Nama Mahasiswa
: IhsanDarmawan
NRP
: E24063040
Program Studi
: Teknologi Hasil Hutan
Disetujui, Pembimbing
(Ir.Rita Kartika Sari, M.Si) NIP. 19681124 199512 2 001
Diketahui, Ketua Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institiut Pertanian Bogor
(Dr. Ir. I WayanDarmawan, M.Sc) NIP. 1966 0212 199103 1 002
Tanggal :
BIOAKTIVITAS MINYAK ATSIRI POHON SUREN (Toona sinensis Roemor) BERDASARKAN UJI BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)
Karya Ilmiah Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
IHSAN DARMAWAN (E24063040)
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren (Toona sinensi Roemor) berdasarkan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen Ir. Rita Kartika Sari, M.Si dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi.
Bogor, September 2011
Ihsan Darmawan NRP. E24063040
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren (Toona sinensi Roemor) berdasarkan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ibu Ir. Rita Kartika Sari, M.Si selaku dosen pembimbing atas kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan ilmu, nasehat, dan motivasi. 2. Ibu Ir. Siti Badriyah Rushayati, M.Si selaku dosen penguji. 3. Bapak Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc selaku ketua sidang. 4. Laboran di Laboratorium Kimia Hasil Hutan (Bapak Atin, Mas Gunawan, dan Kak Adi) dan seluruh staf Departemen Hasil Hutan atas segala bantuannya. 5. Ibu Tati Rohana dan Bapak Hadiat, Kakak Leli Nuryati, Hardi Gunawan, Katrin Roosita, Desi Marlena dan segenap keluarga penulis atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang telah diberikan baik moril maupun spiritual. 6. Dini Feti Anggraini atas dukungan, perhatian, kesabaran dan pengertian yang diberikan. 7. Rekan-rekan mahasiswa: Jamhari, Wulan, Yano, Irma, Citra, Desi, Nita, Rama dan mahasiswa Departemen Hasil Hutan Fahutan Angkatan 43 dan 44, terimakasih atas dukungan dan kesetiakawanan yang selalu kalian berikan. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi penulis. Bogor, September 2011 Ihsan Darmawan
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 4 Agustus 1988 sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Hadiat dan Ibu Tati Rohana. Penulis lulus dari SDN Situhiang Dua Jampangkulon pada tahun 2000, kemudian melanjutkan sekolah di SLTP N 1 Jampangkulon dan lulus pada tahun 2003. Tahun 2006 penulis lulus dari SMAN 1 Jampangkulon dan pada tahun yang sama diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis memilih Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan. Kemudian pada tahun 2009 penulis memilih Kimia Hasil Hutan sebagai bidang keahlian. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis juga pernah melaksanakan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Pantai Pangandaran dan Gunung Sawal, Jawa Barat, melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PGT. Sindangwangi, Nagreg, Bandung, Jawa Barat. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dengan judul Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren (Toona sinensi Roemor) berdasarkan Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dibawah bimbingan Ir. Rita Kartika Sari, M.Si.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ......................................................................................................i DAFTAR TABEL .............................................................................................ii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Tujuan .......................................................................................................2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat .........................................................................................3 2.2 Pohon Suren (Toona sinensis Roemor) .....................................................3 2.3 Minyak Atsiri ............................................................................................4 2.4 Penyulingan Minyak atsiri ........................................................................4 2.5 Uji mortalitas larva udang (BSLT) ...........................................................5 2.6 Larva Udang (Artimia salina Leach.). ......................................................6 2.7 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)...............................................................6 BAB III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu ......................................................................................8 3.2 Alat dan Bahan ..........................................................................................8 3.3 Metode penelitian ......................................................................................8 3.3.1 Penyiapan Bahan Baku .....................................................................8 a. Daun ..................................................................................................8 b. Kulit. .................................................................................................8 c. Kayu Teras dan Kayu Gubal. ............................................................9 3.3.2 Penyulingan ......................................................................................9 3.3.3 Penentuan Rendemen........................................................................9 3.3.4 Uji Bioaktivitas dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) .........9 3.3.5 Analisis Data.....................................................................................11 3.3.6 Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ................................................11 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pohon Suren (Toona sinensis Roemor) .....................................................12 4.2 Rendemen Minyak Atsiri ..........................................................................13 4.3 Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren..............................................................14 4.4 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis ..........................................................16 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...............................................................................................18 5.2 Saran..........................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................19 LAMPIRAN .......................................................................................................21 i
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Rendemen minyak atsiri pohon suren (T.sinensis) .........................................13 2. Bioaktivitas larva udang A. salina minyak atsiri pohon Suren .....................15 3. Hasil uji KLT minyak atsiri dari bagian pohon Suren ...................................17
ii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Permukaan bagian pohon suren (T. sinensis) .................................................13 2. Hubungan Konsentrasi dengan mortalitas larva udang (A.salina). .................16
iii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Data kadar air bagian Suren (T. sinensis) ....................................................21 2. Data rendemen minyak atsiri Suren (T. sinensis) ........................................21 3. Data mortalitas uji BSLT minyak atsiri Suren (T. sinensis) ........................22 4. Data mortalitas kontrol pada uji BSLT ........................................................22 5. Hasil rata-rata LC 50 minyak atsiri Suren (T. sinensis) ................................22 6. Rekap LC 50 minyak atsiri Suren (T. sinensis) .............................................27
iv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia. Berbagai jenis tumbuhan tersebar luas di wilayah tanah air dengan jumlah yang melimpah. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan dari tumbuhan adalah pemanfaatan senyawa metabolit sekundernya untuk bahan obat. Kurz & Constabel (1998) menjelaskan bahwa beberapa tumbuhan dikenal menghasilkan metabolit sekunder yang mempunyai berbagai aktivitas bioaktif termasuk aktivitas anti kanker.
Metabolit
sekunder yang
memiliki
aktivitas
bioaktif
biasanya
diistilahkan sebangai senyawa bioaktif. Salah satu tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai tumbuhan obat anti kanker adalah Suren (Toona sinensis Roemor). Penelusuran pustaka menunjukkan senyawa bioaktif dari kelompok senyawa fenolik maupun terpenoid yang terkandung dalam daun dari tumbuhan ini memiliki aktivitas anti kanker (Chang et al. 2002, Chang et al. 2006, dan Chia et al. 2007). Sementara itu, hasil penelitian Santoni et al. (2009) menunjukkan bahwa senyawa terpenoid dalam minyak atsiri dari daun Suren dapat menghambat pertumbuhan larva Croridolomia pavonana. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa bioaktif dalam daun Suren memiliki berbagai aktivitas biologis. Salah satu karakteristik pohon Suren adalah memiliki aroma khas pada seluruh bagian pohonnya, mulai dari bagian daun, kulit, kayu gubal, hingga kayu teras. Aroma ini diperkirakan berasal dari minyak atsirinya. Minyak atsiri dari berbagai bagian pohon inilah yang menarik untuk diteliti bioaktivitasnya. Senyawa atsiri merupakan minyak beraroma yang dihasilkan dari bagian tumbuhan. Proses ekstraksi minyak atsiri dapat dilakukan dengan teknik penyulingan dengan bantuan air yang dipanaskan. Uap air serta minyak atsiri hasil pemanasan tersebut kemudian dikondensasikan hingga menjadi bentuk cari kembali dan dapat dipisahkan antara minyak dan air (Guenther 1988).
2
Sudah sejak lama manusia menggunakan minyak atsiri sebagai parfum maupun sebagai obat. Sebagai bahan obat, minyak atsiri perlu diuji. kandungan senyawa bioaktif yang berkhasiat untuk menjadi sediaan fitofarmaka. Salah satu metode uji yang saat ini berkembang adalah metode bioassay Braine Shrimp Lethality Test (BSLT), yaitu menguji ekstrak dari bagian tumbuhan terhadap larva udang Artemia salina Leach. Metode uji ini biasanya digunakan sebagai uji pendahuluan dalam eksplorasi senyawa bioaktif anti kanker (Meyer et al. 1982).
1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan rendemen minyak atsiri pada bagian daun, kayu teras, kayu gubal dan kulit pohon Suren (T. sinensis) serta bioaktivitasnya terhadap larva udang A.salina Leach.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan, baik yang sudah ataupun belum dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai obat, berkisar dari yang terlihat mata hingga yang tampak di bawah mikroskop (Hamid et al. 1991). Menurut Rostiana et al. (1992), yang dimaksud dengan tumbuhan obat adalah jenis yang sebagian, seluruh bagian atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Menurut Zuhud et al. (1994), tumbuhan obat dibagi tiga kelompok, yaitu: 1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu tumbuhan obat yang dipercaya mempunyai khasiat berdasarkan tradisi dan sudah diketahui. 2. Tumbuhan obat modern, yaitu timbuhan obat yang telah dibuktikan secara ilmiah mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. 3. Tumbuhan obat potensial, yaitu tumbuhan obat yang diduga mengandung senyawa bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara medis atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri. Obat tradisional tidak jarang dipakai untuk pengobatan penyakit yang belum ada obatnya yang memuaskan seperti penyakit kanker, penyakit virus seperti AIDS dan penyakit degeneratif, serta pada keadaan terdesak dimana obat jadi tidak tersedia atau karena tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat (DepKes 2000 dalam Sumarni 2002). 2.2 Pohon Suren (Toona sinensis Roemor) T. sinensis mempunyai nama umum Suren, namun di Jawa dikenal dengan nama Suren sabrang, di Karo dikenal dengan nama Ingul batu, dan di Sunda dikenal dengan Suren beureum atau ki beureum (Heyne 1987). Jenis ini banyak dijumpai di hutan primer, khususnya pada kaki bukit atau lereng terbuka, juga terdapat pada tebing atau pinggir sungai. Pada hutan sekunder ditemukan pada ketinggian 100-2900 m dpl. Tumbuhan ini tersebar di negara Burma, India,
4
Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Thailand dan Cina. Suren memiliki tinggi hingga 40 m, tinggi bebas cabangnya hingga 20 m, diameter pada d.b.h. mencapai 1,5 m, dan memiliki banir. Kulit luarnya (outer bark) pecah-pecah dan berwarna abu-abu hingga coklat hitam, kulit dalam (inner bark) memiliki serat dan warnanya jingga hingga merah, kayu gubalnya berserat, warnanya putih kemerahan, dan berbau tajam seperti bawang putih dan merica. Kayu Suren biasanya digunakan untuk bahan furnitur dan konstruksi jembatan, daun dijadikan sayuran di negara Cina dan Malaysia, dan sebagai pakan ternak di India. Pohon Suren secara luas digunakan sebagai obat, kulit batangnya dijadikan obat kelat dan penjernih, tepung dari akarnya digunakan sebagai penyegar dan diuretik, dan daun mudanya digunakan sebagai obat kembung (Shu 2008). 2.3 Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah komponen minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan uap (Guenther 1988). Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak mudah menguap. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari setiap bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, dan akar. Pada umumnya minyak atsiri merupakan senyawa monoterpenoid dan seskuiterpenoid. Senyawa terpenoid adalah produk metabolit sekunder yang dibentuk untuk pertahanan diri tumbuhan. Produk metabolit sekunder lainnya adalah senyawa alkaloid serta senyawa fenolik yang terdiri dari asam lemak, flavonoid, dan antrakuinon. Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan karagaman struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan isoprene, sedangkan unit isoprene diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (Mukhtar 2007). Menurut Sudaryani (2008), minyak atsiri pada tanaman mempunyai tiga fungsi yaitu membantu proses proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. 2.4 Penyulingan Minyak Atsiri Penyulingan minyak atsiri adalah ekstraksi minyak atsiri dari tanaman penghasil minyak atsiri dengan bantuan uap air (Guenther 1988). Uap yang
5
dihasilkan selanjutnya dikondensasikan sehingga menjadi cairan berair dan minyak atsiri, yang selanjutnya dapat dipisahkan karena keduannya memisah menjadi dua fase yang berbeda pada wadah penampung kondensat, yaitu fase air dan fase minyak. Menurut Guenther (1988), metode penyulingan minyak atsiri terbagi menjadi penyulingan dengan air, penyulingan air dan uap, dan penyulingan uap. Penyulingan dengan air merupakan metode dengan menggunakan bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung atau terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang disuling. Kelebihan proses ini yaitu biaya operasional yang murah dan proses yang sederhana. Sedangkan, kekurangan proses ini adalah rendemen yang dihasilkan sedikit serta minyak atsiri tidak semua menguap tapi ada yg terlarut dalam air. Penyulingan dengan air dan uap dimana bahan diletakkan di atas rakrak atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Kelebihan proses ini yaitu bahan hanya kontak dengan uap jenuh dan basah, sehingga minyak atsiri langsung ikut menguap dengan uap air. Kekurangan dari proses ini yaitu tekanan yang dihasilkan hanya dari tekanan uap air saja, sehingga proses penyulingan relatif lama. Penyulingan dengan uap dimana bahan baku ditempatkan berpisah dari pemanas atau boiler air. Kelebihan proses ini yaitu rendemen yang dihasilkan besar, waktu penyulingan relatif cepat dan bahan baku hanya kontak langsung dengan uap air. Kekurangan dari teknik ini adalah biaya operasional yang tinggi serta prosesnya yang rumit. 2.5 Uji Mortalitas Larva Udang Uji bioaktivitas menggunakan larva udang A. salania dikenal dengan istilah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) (Meyer et al. 1982). BSLT adalah suatu metode penelusuran untuk menentukan toksisitas ekstrak ataupun senyawa terhadap larva udang dari A. salina. Metode ini telah digunakan sejak 1956 untuk mengetahui residu peptisida, anastatik lokal, senyawa turunan morfin, mitotoksin, karsinogenitas suatu senyawa, dan polutan air laut .Senyawa aktif yang memiliki daya toksisitas tinggi diketahui berdasarkan nilai lethal concentration 50%
6
(LC 50 ), yaitu suatu nilai yang menunjukkan konsentrasi zat toksik yang dapat menyebabkan kematian hewan uji sampai 50%. Penentuan LC 50 dengan derajat kepercayaan 95% ditentukan dengan metode analisis probit. Senyawa kimia berpotensi bioaktif jika mempunyai nilai LC 50 kurang dari 1000 ppm. 2.6 Larva Udang Artimia salina Leach. Larva udang yang digunakan pada uji BSLT ini ialah larva udang dengan spesies A. salina yang termasuk dalam subkelas Branchiopoda. Keunggulan penggunaan A.salina untuk uji BSLT ini ialah sifatnya yang peka terhadap bahan uji, siklus hidup yang lebih cepat, mudah dibiakkan dan harganya yang murah. Sifat peka A.salina kemungkinan disebabkan oleh keadaan membrane kulitnya yang sangat tipis sehingga memungkinkan terjadinya difusi zat dari lingkungan yang mempengaruhi metabolisme dalam tubuhnya. A.salina ditemukan hampir pada seluruh tempat dipermukaan perairan yang memiliki kisaran salinitas 10-20 g/l, hal inilah yang menyebabkannya mudah dibiakkan. (Meyer et al. 1982). Diameter sebutir telur A. salina berkisar antara 200-300 µm, sedangkan berat keringnya sekitar 3,65 µg. Penetasan telur A.salina dilakukan dengan cara merendamnya dalam air laut bersuhu 250C dalam waktu 24-36 jam. Dari dalam cangkang telur A. salina akan keluar larva yang juga dikenal nauplius (Mudjiman 1983). 2.7 Uji Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan proses analisis pemisahan senyaw-senyawa berdasarkan prinsip distribusi fase atau perpindahan komponen yang dianalisa dari fase gerak menuju fase diam melalui proses kesetimbangan. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisahkan berupa larutan, ditotolkan pada kromatogram (Stahl 1985). Kromatografi lapis tipis bekerja berdasarkan distribusi fase adsorbsi cair ke padat. Sebagai absorben atau fase padatnya berupa lapisan tipis bubur alumina, silika gel yang menempel pada selembar lempeng kaca atau lempeng alumunium. Fase cairnya merupakan eluen yang digunakan untuk membawa zat yang
7
diperiksa bergerak melalui fase padat. Senyawa yang diperiksa ditotolkan pada permukaan lapis tipis dalam garis sejajar, kemudian dimasukkan kedalam botol kromatografi yang berisi eluen dan dibiarkan hingga eluen dan senyawa bergerak naik pada lapis tipis. Warna akan terlihat dibawah sinar ultraviolet atau disemprotkan larutan vanillin-asam sulfat. Dari hasil kromatografi lapis tipis selanjutnya dihitung nilai Rf (Reterdation factor = faktor perintang rambatan) dengan rumus: Rf = Jarak yang ditempuh oleh komponen Jarak yang ditempuh oleh pelarut Nilai Rf ini menunjukan jumlah dan jenis senyawa yang telah diuji (Clark 2007).
8
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, selama tiga bulan di bulan Mei-Juli 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun, kulit bagian dalam (inner bark), gubal dan teras pohon Suren (Toona sinensis) dengan tinggi ± 14 m dan diameter 26 cm, yang diambil dari hutan masyarakat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa barat. Bahan lain yang digunakan adalah telur Artimia salina, DMSO (dimethyl sulfoxide), dan air laut. Peralatan yang digunakan adalah alat destilasi minyak atsiri, alat serut kayu, golok, alat timbang, peralatan gelas (labu erlenmeyer, funnel separator, tabung reaksi, gelas piala, gelas ukur, pipet, cawan petri, botol kecil, dan lainnya), perangkat uji kromatografi lapis tipis, ember dan kompor gas. 3. 3 Metode Penelitian 3.3.1 Penyiapan Bahan Baku a. Daun Daun dipisahkan dari tangkainya dan dirajang kasar, kemudian ditimbang sebanyak 4,5 kg untuk satu kali pemasakan/penyulingan. Proses ini dilakukan dengan cepat, agar minyak atsiri yang terkandung dalam daun tidak banyak yang menguap. b. Kulit Kulit dipisahkan antara kulit luar (outer bark) dan kulit dalam (inner bark). Bagian kulit yang digunakan adalah bagian dalam (inner bark). Kulit dirajang hingga ukuran 1-2 cm, kemudian ditimbang sebanyak 1,5 kg untuk satu kali pemasakan dan satu bagian (pangkal, tengah, dan ujung).
9
c. Kayu teras dan gubal Teras dan gubal dipisahkan menggunakan mesin serut, sehingga dapat diperoleh hasil berupa kayu sisa serutan dengan panjang 1-4 cm, lebar 1-2 cm dengan tebal 1-5 mm. Masing-masing bagian (pangkal, tengah, dan ujung), selanjutnya ditimbang sebanyak 1,5 kg untuk satu kali pemasakan.
3.3.2 Penyulingan Bahan baku yang sudah siap selanjutnya dimasukkan dalam alat penyulingan. Proses penyulingan menggunakan metode air dan uap, yaitu menggunakan air kemudian dipanaskan sehingga menghasilkan uap air yang panas. Uap ini dapat menguapkan minyak atsiri pada bahan baku, yang selanjutnya diembunkan pada kondensor. Hasil pengembunan ini berupa air yang bercampur dengan minyak atsiri kemudian ditampung pada labu kondensat. Kondensat yang diperoleh dimasukkan kedalam funnel separator dan diendapkan selama 1-2 jam atau hingga air dan minyak terpisah. Air yang terpisah pada funnel dikeluarkan atau dibuang, sehingga tersisa minyak atsiri. Minyak tersebut diukur volumenya dan dimasukkan kedalam botol kecil yang ditutup rapat. 3.3.3 Penentuan Rendemen Rendemen minyak atsiri yang dihasilkan dari tiap-tiap proses penyulingan dihitung terhadap berat kering tanur, dengan menggunakan rumus: Rendemen = (Output/Input) x 100% Keterangan:
Output = berat minyak atsiri (g) Input
= berat kering tanur bahan baku (g)
3.3.4 Uji Bioaktivitas dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Telur udang ditetaskan di dalam tabung kaca dengan ukuran 3 L, diisi oleh air laut sebanyak 1 L dan dilengkapi dengan aerator dan lampu penerangan, dalam 24 jam telur akan menetas menjadi larva udang.
10
Sebanyak 20 mg minyak atsiri ditimbang lalu diencerkan menggunakan DMSO 5 tetes dan dilarutkan dengan air laut hingga 10 mL. Dari larutan tersebut diambil sebanyak 1 ml dan dilarutkan dengan air laut hingga 10 mL, maka diperoleh konsentrasi 100 µg/mL, kemudian diambil masing-masing 2 mL dan 1,5 mL, untuk memperoleh konsentrasi 20 dan 15 µg/mL. Sebanyak 5 mL larutan diambil dari tabung konsentrasi 20 µg/mL, dan dilarutkan hingga 10 mL maka diperoleh konsentrasi 10 µg/mL. Dari tabung konsentrasi 5 µg/mL diambil sebanyak 5 mL sehingga konsentrasinya menjadi 5 µg/mL. Larutan pada tabung 20, 15, 10, dan 5 µg/mL, diambil masing-masing 2,5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Pada tabung uji tersebut kemudian dimasukkan larva udang sebanyak 20 ekor dan ditambah air laut hingga 5 ml, hingga diperoleh konsentrasi pada masing-masing tabung adalah 10; 7,5; 5; 2,5 µg/mL. Larutan dibiarkan selama 24 jam, kemudian udang yang mati dihitung dan dianalisis untuk menentukan LC 50 dengan derajat kepercayaan 95%. Setiap konsentrasi diuji dalam dua kali ulangan dengan kontrol. Kontrol hanya menggunakan larutan DMSO 5 tetes dan air laut, tanpa penambahan minyak atsiri. Menghitung mortalitas teramati menggunakan rumus:
MA : Mortalitas teramati Nilai mortalitas teramati yang didapat kemudian dikoreksi dengan kontrol. Nilai mortalitas terkoreksi ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus dari Abbot (1925) dalam Sari (2002) yaitu:
Keterangan : MT = Mortalitas teramati terkoreksi mortalitas Kontrol(%) Ma = Mortalitas teramati (%) Mk = Mortalitas kontrol (%)
11
3.3.5 Analisis Data Untuk menentukan nilai Lethality Concentration 50% (LC 50 ), hasil uji BSLT diuji menggunakan program Minitab14 dengan probit analysis dengan asumsi distribusi weibull pada selang kepercayaan 95%. Data yang digunakan adalah konsentrasi dan persentase kematian (mortalitas) yang sudah dikoreksi dengan kontrol. Data yang yang dianalisis statistik adalah perbandingan kadar konsentrasi dengan persentase mortalitas terkoreksi. Hasil analisis yang diambil memiliki persentase kematian 50%. Untuk menentukan tingkat bioaktivitas, digunakan pedoman dari Meyer (1982) dimana LC 50 ≤ 30 µg/mL adalah sangat toksik, 31µg/mL≤ LC 50 ≤ 1000 µg/mL adalah toksik dan LC 50 ≥ 1000 µg/mL adalah tidak toksik. Maka, apabila LC 50 30 µg/mL minyak atsiri tersebut berpotensi mengandung senyawa bioaktif anti kanker atau sebagai pestisida. 3.3.6 Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Minyak atsiri yang diperoleh dari masing-masing bagian kemudian dianalisis dengan Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Elusidasi dilakukan dengan menggunakan eluen yang dibuat dari pelarut n-heksana dan etil asetat dengan perbandingan 8:2. Untuk melihat perubahan eludasi, kromatogram lapis tipis diberi tanda garis awal dan menggunakan pinsil. Minyak atsiri ditotolkan pada garis awal lempeng lapis tipis, kemudian dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi eluen dan dibiarkan hingga eluen bergerak naik. Kromatogram lapis tipis disinari dengan lampu ultra violet untuk melihat spot-spot senyawa, kemudian ditandai dengan pensil dan dihitung nilai Rf-nya. Selanjutnya lapis tipis disemprot dengan larutan H 2 SO 4 dengan konsentrasi 10%, sambil dipanaskan sehingga diperoleh warna dari senyawa yang terkadung dalam minyak atsiri. Hasil uji KLT adalah jenis dan jumlah senyawa yang ada pada minyak atsiri.
12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pohon Suren (Toona sinensis Roemor) Pohon yang dijadikan sebagai bahan baku adalah pohon Suren yang berasal dari hutan masyarakat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Pohon ini memiliki tinggi ± 11 m dengan diameter ± 23 cm. Kulit batangnya berwarna abu-abu kecoklatan, permukaannya pecah dan kasar dengan tebal 1-1,5 cm (Gambar 1 a). Jika dikuliti, kulit bagian dalam (inner bark) warnanya coklat kemerahan (Gambar 1 b) dan kayunya berwarna kemerahan (Gambar 1 c). Bagian kayunya memiliki diameter ± 21 cm, dengan diameter kayu teras ± 15 cm, dan tebal kayu gubal ± 3 cm. Seluruh bagian pada pohon Suren memiliki bau yang khas. Kondisi ini mirip dengan yang ada di China (Shu 2008) yang mendeskripsikan bahwa T. sinensis memiliki tinggi hingga 40m, tinggi bebas cabangnya hingga 20m, diameter pada d.b.h. mencapai 1,5 m, dan memiliki banir, kulit luarnya (outer bark) pecah-pecah dan berwarna abu-abu hingga coklat hitam, kulit dalam (inner bark) memiliki serat dan warnanya jingga hingga merah, kayu gubalnya berserat, warnanya putih kemerahan, dan berbau tajam seperti bawang putih dan merica. Hasil
identifikasi
jenis
oleh Herbarium
Bogoriensis
LIPI
dan
Puslitbang Hutan Gunung Batu menunjukkan bahwa pohon yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari jenis T. Sinensis.
Teras ± 15 cm
Gubal ± 3 cm
( a ) kulit luar
( b ) kulit dalam
( c ) batang T.sinensis
Gambar 1 Permukaan bagian pohon Suren (T. sinensis).
13
4.2 Rendemen Minyak Atsiri Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyulingan minyak atsiri dari berbagai bagian pohon Suren menghasilkan rendemen rata-rata 0,051 – 0,388 % (Tabel 1). Rendemen ditentukan dari perbandingan berat minyak atsiri dengan berat kering tanur bahan baku. Tabel 1 menunjukan rendemen minyak atsiri Suren (T.sinensis) pada bagian daun (0,302%), kulit (0,051%), teras (0,379%), dan gubal (0,388%).
Hal ini diduga pada bagian kulit kurang menghasilkan senyawa
terpenoid yang menjadi senyawa utama minyak atsiri. Tabel 1. Rendemen minyak atsiri pohon Suren (T.sinensis) Bagian
Rendemen (%)*)
Warna minyak atsiri
Daun
0,302
Coklat muda
Kulit
0,051
Coklat kehitaman
Teras
0,379
Hijau kecoklatan
Gubal
0,388 ) rataan dari 3 kali ulangan
Hijau bening
*
Minyak atsiri pohon Suren dari berbagai bagian memiliki warna yang berbeda. Minyak atsiri dari bagian gubal berwarna hijau bening, pada bagian teras hijau kecoklatan / keruh, bagian kulit memiliki warna coklat kehitaman, dan pada bagian daun memiliki warna coklat muda. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Santoni et al. (2009) yang menjelaskan bahwa minyak atsiri dari daun Suren berwarna coklat muda. Minyak atsiri adalah komponen minyak yang mudah menguap dan memiliki aroma. Dari hasil penelitian, minyak atsiri Suren memiliki aroma yang menyengat dan pedas seperti merica atau sirih. Hal ini sesuai dengan pendapat Shu (2008) bahwa T.sinensis berbau tajam seperti merica dan bawang putih. Serta menurut Santoni et al. (2009) minyak atsiri daun T. sinensis memiliki aroma yang menyengat. Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa bagian pohon Suren yang tepat untuk dioptimalkan pemanfaatanya adalah bagian daun, kayu teras dan gubal, karena bagian tersebut memiliki rendemen yang cukup tinggi dibandingkan bagian kulit.
14
4.3 Bioaktivitas Minyak Atsiri Suren Pengujian bioaktivitas menggunakan uji BSLT minyak atsiri Suren ini, indikator yang digunakan adalah persentase mortalitas (kematian) larva udang terhadap perbedaan konsentrasi minyak atsiri (µg/mL). Uji bioaktivitas dilakukan pada semua minyak atsiri semua bagian yang didapat dari hasil penyulingan. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas biologis (toksisitas) minyak atsiri terhadap A. salina melalui nilai LC 50 yang diperoleh dari probit analisis menggunakan program Minitab 14. Hasil uji bioaktivitas minyak atsiri dari berbagai bagian pohon dengan metode BSLT dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengujian menujukkan bahwa minyak atsiri Suren dari bagian daun, kulit, teras dan gubal menghasilkan mortalitas yang beragam pada setiap konsentrasi. Nilai rata-rata mortalitas yang dihasilkan berkisar antara 0-100%, tergantung dari bagian dan jenis ulangannya (Tabel 2). Nilai rata-rata mortalitas kontrol berkisar antara 0-2,5% (Lampiran 6), dengan demikian pelarut DMSO yang digunakan tidak menyebabkan kematian pada udang A.salina serta kualitas lingkungan tempat hidupnya dinilai baik sehingga pelarut ini dapat diabaikan pengaruhnya. Tabel 2 diketahui bahwa minyak atsiri yang memiliki nilai LC 50 terendah terdapat pada bagian kayu gubal yaitu 1,293 µg/mL, diikuti dengan bagian kayu teras 3,968 µg/mL, bagian kulit 6,851 µg/mL, dan nilai LC 50 tertinggi terdapat pada bagian daun yaitu sebesar 11,203 µg/mL. Semua nilai LC 50 ini termasuk kategori sangat toksik, sesuai dengan Meyer et al. (1982) yang menunjukkan bahwa suatu zat dikatakan aktif atau toksik bila nilai LC 50 < 1000 µg/mL, sangat toksik bila LC 50 < 30 µg/mL.
Hal ini menunjukkan bahwa bioaktivitas
tertinggi dihasilkan dari minyak atsiri dari kayu gubal, diikuti kayu teras, kulit dan daun.
15
Tabel 2. Bioaktivitas larva udang A. salina minyak atsiri pohon Suren Mortalitas (%) / µg/mL *) Jenis/ Bagian
LC50 (µg/mL)
Kategori
2,50
5,00
7,50
10,00
Daun
15,83
22,50
36,50
47,83
11,203
Sangat Toksik
Kulit
22,50
30,83
51,83
70,83
6,851
Sangat Toksik
Teras
40,00
50,83
72,67
84,67
3,968
Sangat Toksik
Gubal
69,17
85,00
88,83
98,33
1,293
Sangat Toksik
*)
- rataan dari 6 ulangan - dikoreksi dengan mortalitas kontrol
Hasil penetapan rendemen menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri
Suren tertinggi dihasilkan dari bagian kayu gubal (0,388%) ternyata
memiliki bioaktivitas tertinggi pula (LC 50 1,293 µg/mL). Rendemen minyak atsiri kayu terasnya (0,379%) mengandung bioaktivitas sangat tinggi pula (LC 50 3,968 µg/mL). Rendemen minyak atsiri bagian daun Suren (0,302%) memiliki bioaktivitas tinggi (LC 50 11,203 µg/mL). Sementara itu minyak atsiri bagian kulit terendah (0,051%) juga memiliki yang
tinggi (LC 50 6,851 µg/mL).
mempertimbangkan
Dari
uraian
rendemen dan bioaktivitas maka
rendemen bioaktivitas
tersebut, eksplorasi
bila senyawa
bioaktif dalam minyak atsiri dari bagian kayu gubal, teras maupun daun potensial untuk dilakukan. Hasil uji BSLT dapat diketahui bahwa miyak atsiri dari berbagai bagian pohon Suren memiliki bioaktivitas yang tinggi. Sehingga berpotensi sebagai senyawa anti kanker, sebab menurut Meyer (1982) bahwa hasil uji BSLT berkorelasi positif dengan sifat anti kanker senyawa-senyawa kimia yang dikandung oleh bahan uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan pada larva udang A.salina menyebabkan semakin tinggi persentase mortalitasnya, serta menunjukkan suatu keteraturan atau pola meningkat dari mortalitas larva udang terhadap peningkatan konsentrasi sehingga dapat diketahui bahwa keduanya memiliki korelasi positif (Gambar 2). Jika dilihat dari tiap bagian memiliki nilai yang berbeda dan aktifitas yang berbeda, hal ini terjadi karena
16
setiap individu memiliki respon yang berbeda pada zat yang berada di lingkungannya (Loomis 1978 dalam Fadli 2006).
Gambar 2. Hubungan Konsentrasi dengan mortalitas larva udang (A.salina). 4.4 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis Minyak atsiri dari bagian daun, kulit, teras dan gubal dianalisis menggunakan KLT. Eludasi menggunakan eluen terbaik yaitu campuran pelarut n-heksan dan etil asetat dengan perbandingan 8:2 menghasilkan 3 bercak untuk minyak atsiri daun, kulit 3 bercak, teras 3 bercak dan gubal 6 bercak (Tabel 3). Pemisahan senyawa dapat dilihat dari perbedaan gerak senyawa dengan laju tertentu. Gerak senyawa tersebut digunakan untuk menghitung nilai Reterdation factor (Rf). Nilai Rf digunakan untuk menentukan jenis senyawa dalam ekstrak. Untuk mendeteksi senyawa dominan yang terdapat pada minyak atsiri, maka dilakukan deteksi dengan menggunakan sinar UV dan pereaksi semprot H 2 SO 4 . Jika terdapat senyawa terpenoid yang terdiri dari golongan monoterpenoid dan sesquiterpenoid maka akan timbul warna violet/ungu, merah, biru, abu-abu/coklat, atau hijau (Stahl 1985). Dari nilai Rf pada Tabel 3, diduga minyak atsiri pada bagian daun mengandung minimal 3 jenis senyawa, kulit 3 senyawa, teras 3 senyawa, dan gubal 6 senyawa.
Dilihat dari warna yang
ditimbulkan, secara kualitatif dapat diduga bahwa minyak atsiri pohon Suren
17
didominsi oleh senyawa terpenoid yang memiliki golongan monoterpenoid atau sesquiterpenoid dengan merujuk pada pedoman dari Stahl (1985). Tabel 3. Hasil uji KLT minyak atsiri dari bagian pohon Suren Bagian
Jumlah Komponen
Daun
3
Kulit
3
Teras
3
Gubal
6
Rf 0,41 0,80 0,84 0,16 0,44 0,69 0,13 0,43 0,83 0,17 0,40 0,46 0,53 0,56 0,83
Warna Ungu Kuning Coklat Coklat Ungu Coklat Coklat Ungu Coklat Coklat Merah jambu Ungu Kuning Coklat Kuning
Dari analisis fitokimia dengan KLT ini diketahui bahwa minyak atsiri semua bagian pohon Suren mengandung senyawa terpenoid. Senyawa inilah yang berperan terhadap tingginya bioaktivitasnya terhadap larva udang A. salina.
Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Maryati & Erindyah
(2004) yang menemukan senyawa terpenoid dalam ekstrak Tamarindus indica L. sebagai penyebab tingginya toksisitas ekstrak terhadap larva udang. Penelitian Lenny (2006) menunjukan bahwa terpenoid memiliki fungsi sebagai antiseptik, antifeedant, antimikroba, antibiotik, dan toksin.
18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Rendemen minyak atsiri Suren tertinggi adalah dari bagian gubal yaitu (0,388%), diikuti oleh teras (0,379 %), daun (0,302 %) dan kulit (0,051%). 2. Bioaktivitas minyak atsiri berbagai bagian pohon Suren terhadap larva udang A. salina termasuk katagori sangat toksik, dimana bioaktivitas tertinggi adalah minyak atsiri kayu gubal ( LC 50 1,293 µg/mL), diikuti dengan bagian kayu teras (LC 50 3,968 µg/mL), bagian kulit (LC 50 6,851 µg/mL), dan daun (LC 50 11,203 µg/mL). 3. Jumlah senyawa yang terdapat pada minyak atsiri Suren bagian daun minimal 3 senyawa, kulit 3 senyawa, teras 3 senyawa, dan gubal 6 senyawa. Senyawa tersebut termasuk dalam kelompok senyawa terpenoid. 5.2 Saran Perlu penelitian lebuh lanjut mengenai: 1. Isolasi senyawa toksik dalam minyak atsiri dari berbagai bagian pohon Suren (T. sinensis) 2. Uji bioaktivitas minyak atsiri terhadap sel kanker secara langsung.
19
DAFTAR PUSTAKA Chang H, Hung W, Huang M, Hsu H. 2002. Extract from the leaves of Toona sinensis Roemor exerts potent antiproliferative effect on human lung cancer cells. The American journal of Chinese medicine 30: 307-314. Chang H, Hsu H, Su J, Wang P, Chung Y, Chia Y, Tsai L, Wu Y, Yuan SF. 2006. The fractioned Toona sinensis leaf extract induce apoptosis of human ovarian cancer cells and inhibits tumor growth in a murine xenograft model. Gynecologic Oncology 102: 309-314. Chia Y, Wang P, Huang Y, Hsu H, Huang M. 2007. Cytotoxic activity of Toona sinensis on human lung cancer cells. Nat Sc Council Report : 230. Clark J. 2007. Kromatografi Lapis Tipis. Avaliable at http://www.chem-istry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_lapis _tipis/. [12 Agustus 2011]. Fadli M. 2006. Uji Bioaktivitas Zat Ekstraktif Kayu Beunying (Ficus fistulosa Reinw) dan Hamerang (Ficus fulva Reinw) Menggunakan Brine Shrimp Lethality Test. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, IPB. Guenther E. 1988. Minyak Atsiri. Volume 1. Ketaren S, penerjemah. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi. Terjemahan dari Essential Oil. Hamid A, Hadidi EA, Rostiana O. 1991. Upaya Pelestarian Tumbuhan Obat di Balittro. Di dalam prosiding Pemanfaatan Tumbuhan Obat dan Hutan Tropis Indonesia. Bogor: Kerjasama Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB dan LATIN Bogor. Harborne. 1987. Metode Fitokimia:Penemuan cara modern menganalisis tumbuhan. Padmawinata K, penerjemah; Niksolihin S, editor. Bandung: Penerbit ITB. Terjemahan dari : Phytochemical Methods. Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I-IV. Jakarta: Penerjemah Balitbang Kehutanan. Kurz WGW, Constabel F. 1998. Produksi dan Isolasi Metabolit Sekunder. Penerjemah: Widianto, M.B. Bandung: ITB Press. Lenny S. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida. [Karya Ilmiah]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara. Maryati, Erindiyah W. 2004. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Tamarindus indica L. dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test.[Karya Ilmiah]. Solo: Fakultas Farmasi UMS Surakarta. Meyer BN, Ferigni NR, Putnam JE, Jacobsen LB, Nicholas DE, Mc Laughlin JL. 1982. Brine Shrimp: A Convinient General Bioassay for Active Plant Constituent. West Lafayette: Plant medica 45:31-41. Mudjiman. 1983. Udang Renik Air Asin (Artemia salina Leach). Jakarta: Bharata.
20
Muktar MH. 2007. Uji Sitoksisitas Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) dengan Metode Braine Shrimp Lethality Bioassay. J Sains Tek. Far. 12:12-15. Rostiana O, Abdullah A, Wahid P.1992. Penelitian Plasma Nutfah Tanaman Obat. Prosiding Komunikasi Ilmiah : Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat; Bogor, 2-3 Maret 1992. Bogor: BPPT. Santoni A, Nurdin H, Manjang Y, Achmad SA. 2009. Minyak Atsiri dari Toona sinensis dan Uji Aktivitas Insektisida. J Ris Kim 2:101-105. Sari RK. 2002. Isolasi dan Identifikasi Komponen Bioaktif dari Damar Mata Kucing (Shorea javanica K. Et. V). [Tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Shu XC. 2008. TOONA (Endlicher) M. Roemer, Fam. Nat. Syn. Monogr. China 11: 112–115. Sostrohamidjojo H. 2004. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty. Sotaric T. 2000. Analysis of the Atsiri Component in Vanilla Extract and Flafouring by Solid-Phase Microekstraction and Gas Chromatography. J Food Agri Chem. 48: 5802-5807. Stahl E. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi fan Mikroskopis. Penerjemah K Padmawinata. Bandung: ITB. Sumarni R. 2002. Paradigma Pengobatan Kanker. Tugas Matakuliah Falsafah Sains (PPs 702). Program Pasca sarjana (S3). Institut Pertanian Bogor. Sudaryani. 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Jakarta: Liberty. Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, editor. Prosiding Seminar Pelestarian Tumbuhan Obat dan Hutan Tropis Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
21
Lampiran 1. Data kadar air bagian Suren (Toona sinensis) Bagian
Ulangan
Berat Kering Tanur 3,959 4,000 4,100
KA (%)
1 2 3
Berat Awal 11,765 12,593 12,263
Daun
Kulit
Ujung Tengah Pangkal
19,231 10,157 20,005
7,873 4,080 8,156
144,27 148,95 145,28
Teras
Ujung Tengah Pangkal
9,017 8,185 8,008
5,798 4,938 5,659
55,52 65,76 41,51
Gubal
Ujung Tengah Pangkal
8,100 13,148 12,479
5,630 8,363 7,979
43,87 57,22 56,40
197,17 214,83 199,10
Lampiran 2. Data rendemen minyak atsiri Suren (Toona sinensis) Bagian
Ulangan
Daun
1 2 3 Ujung Tengah Pangkal Ujung Tengah Pangkal Ujung Tengah Pangkal
Kulit
Teras
Gubal
Berat Basah (Kg) 4,5 4,5 2,5 2,0 2,0 1,9 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Berat Kering (g) 1514,280 1429,366 835,848 818,782 803,387 774,626 964,511 904,948 1060,002 1042,593 954,099 959,091
Hasil (g) 4,98 4,32 2,95 0,46 0,49 0,37 2,45 5,72 3,71 2,95 3,90 5,49
Rendemen (%)
0,329 0,302 0,353 0,056 0,061 0,048 0,254 0,632 0,350 0,283 0,409 0,572
22
Lampiran 3. Data mortalitas uji BSLT minyak atsiri Suren (Toona sinensis) Bagian
Ulangan
Daun
1 2 3
Kulit
Ujung Tengah Pangkal
Teras
Ujung Tengah Pangkal
Gubal
Ujung Tengah Pangkal
Replikasi 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
2,50 4 7 2 0 2 4 6 4 5 2 6 4 10 12 9 10 5 2 10 11 18 18 14 12
Konsentrasi (µg/mL) 5 7,50 6 9 8 14 4 5 2 3 3 5 4 10 8 12 4 11 6 6 4 17 8 10 7 8 14 16 13 17 11 11 10 10 8 17 5 15 17 18 18 18 19 20 18 20 16 16 14 15
Lampiran 4. Data mortalitas kontrol pada uji BSLT Replikasi
2,50 0 0 0
1 2 Mortalitas (%)
Konsentrasi (µg/mL) 5 7,50 0 1 0 0 0 2,5
10,00 1 0 2,5
Lampiran 5. Hasil rata-rata LC 50 minyak atsiri Suren (Toona sinensis) Bagian Daun Kulit Teras Gubal *) rataan dari enam ulangan
LC 50% (µg/mL) *) 11,203 6,851 3,968 1,293
10,00 16 17 6 4 7 9 16 17 17 17 10 9 20 18 12 14 20 18 20 20 20 20 20 18
23
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi daun Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas
Value Count Success 736 Failure 1664 n Total 2400 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Constant -2.84741 0.166414 konsentrasi 1.02679 0.0850912 Natural Response 0 Log-Likelihood = -1394.607 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 6.95227 2 0.031 Deviance 7.00470 2 0.030
Z -17.11 12.07
P 0.000 0.000
Tolerance Distribution Parameter Estimates Parameter Shape Scale
Estimate 1.02679 16.0084
Standard Error 0.0850912 1.28816
95.0% Normal CI Lower Upper 0.872856 1.20788 13.6727 18.7431
Standard Error 0.0547152 0.0880019 0.113790 0.134828 0.152388 0.167203 0.179752 0.190373 0.199319 0.206784 0.227046 0.222786 0.335409 0.623715 1.09141 1.80462 2.95322 5.18642 5.54917 5.96091 6.43526 6.99230 7.66343 8.50176 9.60798 11.2113 14.0576
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0896391 0.301841 0.201677 0.542323 0.324811 0.765607 0.456223 0.979234 0.594518 1.18656 0.738862 1.38949 0.888699 1.58925 1.04364 1.78669 1.20338 1.98248 1.36772 2.17710 3.23410 4.13169 5.41856 6.30224 7.72463 9.06972 10.1608 12.6978 12.9382 17.4289 16.3341 23.8388 20.8907 33.3133 28.2657 50.4064 29.3519 53.0863 30.5570 56.1048 31.9122 59.5546 33.4630 63.5721 35.2795 68.3700 37.4783 74.3067 40.2771 82.0589 44.1595 93.1599 50.6502 112.565
Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.181408 0.358075 0.534110 0.710375 0.887292 1.06512 1.24404 1.42420 1.60570 1.78866 3.71475 5.86547 8.32209 11.2028 14.7018 19.1805 25.4466 36.0672 37.6735 39.4671 41.4978 43.8388 46.6034 49.9809 54.3264 60.4354 70.8414
24
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi gubal Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas
Value Count Success 2048 Failure 352 n Total 2400 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Constant -0.558585 0.0938681 konsentrasi 0.747493 0.0544091 Natural Response 0 Log-Likelihood = -895.952 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 20.4352 2 0.000 Deviance 21.6385 2 0.000
Z -5.95 13.74
P 0.000 0.000
Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 0.747493 0.0544091 Scale 2.11124 0.158838 Table of Percentiles Standard Percent Percentile Error 1 0.0044859 0.0023101 2 0.0114158 0.0051051 3 0.0197720 0.0080543 4 0.0292541 0.0110863 5 0.0397056 0.0141687 6 0.0510301 0.0172829 7 0.0631626 0.0204173 8 0.0760574 0.0235639 9 0.0896812 0.0267171 10 0.104009 0.0298723 20 0.283839 0.0610057 30 0.531578 0.0904240 40 0.859537 0.117029 50 1.29299 0.139415 60 1.87822 0.155471 70 2.70637 0.162622 80 3.99051 0.165285 90 6.44336 0.256062 91 6.84081 0.284795 92 7.29211 0.321131 93 7.81242 0.367288 94 8.42412 0.426580 95 9.16234 0.504305 96 10.0867 0.609694 97 11.3105 0.760849 98 13.0935 1.00072 99 16.2866 1.47709
95.0% Normal CI Lower Upper 0.648111 0.862115 1.82179 2.44669 95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0013827 0.0108545 0.0041089 0.0245919 0.0077954 0.0397812 0.0123079 0.0560632 0.0175723 0.0732612 0.0235424 0.0912702 0.0301869 0.110022 0.0374842 0.129469 0.0454194 0.149577 0.0539824 0.170322 0.173829 0.410690 0.360780 0.712372 0.630657 1.08699 1.01262 1.55811 1.55871 2.16932 2.36847 3.00949 3.65530 4.30850 5.98138 7.00265 6.33401 7.47230 6.72814 8.01463 7.17541 8.65047 7.69305 9.41080 8.30794 10.3445 9.06539 11.5354 10.0509 13.1447 11.4583 15.5463 13.9138 19.9889
25
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi kulit Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas
Value Count Success 1056 Failure 1344 n Total 2400 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Constant -2.73732 0.144657 konsentrasi 1.23193 0.0741468 Natural Response 0 Log-Likelihood = -1480.427 Goodness-of-Fit Tests
Z -18.92 16.61
P 0.000 0.000
Method Chi-Square DF P Pearson 24.4211 2 0.000 Deviance 24.4096 2 0.000 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 1.23193 0.0741468 1.09485 1.38618 Scale 9.22552 0.295863 8.66349 9.82402 Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.220443 0.388541 0.542220 0.687715 0.827761 0.963888 1.09707 1.22797 1.35709 1.48480 2.73033 3.99536 5.34794 6.85147 8.59354 10.7258 13.5755 18.1557 18.8272 19.5714 20.4072 21.3623 22.4794 23.8293 25.5440 27.9166 31.8691
Standard Error 0.0456725 0.0673686 0.0832745 0.0959338 0.106407 0.115266 0.122860 0.129425 0.135129 0.140096 0.163596 0.161556 0.155714 0.176400 0.255366 0.409594 0.673333 1.18367 1.26537 1.35769 1.46350 1.58704 1.73489 1.91813 2.15766 2.50064 3.09883
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.139167 0.317093 0.264440 0.526774 0.385665 0.710076 0.504731 0.878686 0.622509 1.03756 0.739505 1.18940 0.856051 1.33589 0.972383 1.47817 1.08868 1.61706 1.20508 1.75319 2.39359 3.03641 3.66077 4.29719 5.03267 5.64668 6.51391 7.21077 8.13151 9.14547 10.0103 11.6457 12.4262 15.1289 16.1770 20.9571 16.7168 21.8307 17.3124 22.8038 17.9784 23.9029 18.7357 25.1664 19.6167 26.6540 20.6749 28.4651 22.0097 30.7857 23.8409 34.0313 26.8549 39.5197
26
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi teras Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas n
Value Success Failure Total
Count 1489 911 2400
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -1.72144 0.111617 -15.42 konsentrasi 0.983052 0.0595831 16.50 Natural Response 0 Log-Likelihood = -1438.942 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 20.8006 2 0.000 Deviance 20.6668 2 0.000
P 0.000 0.000
Tolerance Distribution Parameter Estimates Parameter Shape Scale
Estimate 0.983052 5.76103
Standard Error 0.0595831 0.163934
95.0% Normal CI Lower Upper 0.872941 1.10705 5.44853 6.09147
Standard Error 0.0154495 0.0267738 0.0365012 0.0451847 0.0530876 0.0603649 0.0671186 0.0734206 0.0793247 0.0848719 0.125735 0.147500 0.155129 0.153393 0.156382 0.203180 0.355330 0.744199 0.812517 0.891197 0.983161 1.09275 1.22678 1.39686 1.62518 1.96265 2.57697
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0281436 0.0887417 0.0629816 0.167509 0.101133 0.243400 0.141763 0.317752 0.184464 0.391181 0.228996 0.464043 0.275199 0.536573 0.322967 0.608937 0.372219 0.681262 0.422901 0.753650 1.00315 1.49480 1.71838 2.29700 2.58911 3.19928 3.65274 4.25715 4.95997 5.57679 6.58025 7.38465 8.72294 10.1401 12.1950 15.1879 12.7105 15.9814 13.2839 16.8753 13.9306 17.8969 14.6730 19.0867 15.5457 20.5076 16.6067 22.2653 17.9640 24.5598 19.8592 27.8438 23.0574 33.5796
Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.0534858 0.108817 0.165226 0.222560 0.280752 0.339769 0.399596 0.460225 0.521654 0.583888 1.25272 2.01862 2.90900 3.96809 5.27083 6.95836 9.34841 13.4574 14.0840 14.7851 15.5806 16.4998 17.5881 18.9216 20.6431 23.0736 27.2383
27
Lampiran 8. Rekap LC 50 minyak atsiri Suren (Toona sinensis) Bagian Daun
Kulit
Teras
Gubal
Ulangan
LC 50% (ppm)
1
5,7473
2
20,7523
3
13,3500
Pangkal
10,4332
Tengah
6,4240
Ujung
6,0426
Pangkal
5,3948
Tengah
3,7045
Ujung
2,4598
Pangkal
1,4613
Tengah
0,4939
Ujung
2,2956
28
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi daun 1 Distribution: Weibull Response Information Variable Value Count mortalitas Success 81 Failure 79 n Total 160 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -2.65232 0.530237 -5.00 0.000 konsentrasi 1.30712 0.274316 4.77 0.000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -97.108 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 3.70608 2 0.157 Deviance 3.71955 2 0.156 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 1.30712 0.274316 0.866322 1.97220 Scale 7.60751 0.715487 6.32684 9.14741 Table of Percentiles Standard 95.0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 0.225335 0.160902 0.0210689 0.609370 2 0.384424 0.231807 0.0520993 0.891537 3 0.526289 0.283086 0.0886888 1.11555 4 0.658444 0.323682 0.129580 1.30929 5 0.784125 0.357233 0.174122 1.48372 6 0.905115 0.385660 0.221913 1.64452 7 1.02253 0.410131 0.272682 1.79511 8 1.13715 0.431418 0.326234 1.93770 9 1.24951 0.450066 0.382424 2.07388 10 1.36004 0.466475 0.441143 2.20478 20 2.41481 0.552487 1.15531 3.35318 30 3.45710 0.560432 2.08859 4.39977 40 4.55050 0.538141 3.23665 5.50159 50 5.74734 0.538116 4.56121 6.84893 60 7.11535 0.644229 5.94485 8.78590 70 8.76834 0.941423 7.32430 11.7911 80 10.9485 1.52031 8.85147 16.6518 90 14.3997 2.68763 10.9639 25.9997 91 14.9011 2.87572 11.2521 27.5096 92 15.4556 3.08833 11.5666 29.2218 93 16.0769 3.33204 11.9142 31.1929 94 16.7851 3.61652 12.3045 33.5062 95 17.6111 3.95682 12.7526 36.2922 96 18.6062 4.37824 13.2829 39.7723 97 19.8655 4.92834 13.9407 44.3666 98 21.6000 5.71443 14.8250 51.0346 99 24.4711 7.08073 16.2405 62.9114
29
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi daun 2 Distribution: Weibull Response Information Variable Value Count mortalitas Success 26 Failure 134 n Total 160 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Constant -3.79580 0.932057 konsentrasi 1.13079 0.468070 Natural Response 0 Log-Likelihood = -67.494 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 0.270655 2 0.873 Deviance 0.270392 2 0.874 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 1.13079 0.468070 Scale 28.6965 17.4789 Table of Percentiles Standard Percent Percentile Error 1 0.490997 0.546874 2 0.910408 0.785020 3 1.30895 0.936822 4 1.69585 1.03833 5 2.07532 1.10544 6 2.44975 1.14721 7 2.82069 1.16966 8 3.18926 1.17726 9 3.55626 1.17372 10 3.92234 1.16234 20 7.61653 1.35011 30 11.5315 3.11161 40 15.8432 6.01990 50 20.7523 10.0033 60 26.5616 15.3658 70 33.8160 22.8088 80 43.7119 33.9922 90 60.0000 54.3540 91 62.4216 57.5514 92 65.1143 61.1522 93 68.1495 65.2662 94 71.6315 70.0545 95 75.7216 75.7679 96 80.6887 82.8285 97 87.0341 92.0313 98 95.8768 105.172 99 110.755 128.027
Z -4.07 2.42
P 0.000 0.016
95.0% Normal CI Lower Upper 0.502390 2.54519 8.69696 94.6873 95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0000052 1.65864 0.0001363 2.35129 0.0009265 2.89479 0.0036265 3.36532 0.0104875 3.79303 0.0250328 4.19423 0.0523152 4.57970 0.0991376 4.95789 0.174205 5.33660 0.288138 5.72411 4.83538 16.5690 8.05312 112.656 10.0885 576.930 11.9545 2362.19 13.8626 8633.71 15.9676 30790.5 18.5144 119244 22.1781 635154 22.6814 782852 23.2307 978604 23.8376 1245038 24.5189 1620232 25.3003 2173016 26.2238 3040498 27.3669 4537194 28.8988 7568844 31.3390 16233454
30
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi daun 3 Distribution: Weibull Response Information Variable Value Count mortalitas Success 44 Failure 116 n Total 160 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -2.86591 0.669640 -4.28 konsentrasi 0.964456 0.342925 2.81 Natural Response 0 Log-Likelihood = -89.557 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 1.39288 2 0.498 Deviance 1.43406 2 0.488 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 0.964456 0.342925 Scale 19.5219 8.03542
P 0.000 0.005
95.0% Normal CI Lower Upper 0.480426 1.93614 8.71278 43.7407
Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.165605 0.341568 0.522827 0.708306 0.897515 1.09019 1.28616 1.48535 1.68768 1.89313 4.12191 6.70337 9.72842 13.3500 17.8302 23.6651 31.9751 46.3539 48.5549 51.0197 53.8191 57.0572 60.8955 65.6049 71.6941 80.3073 95.1065
Standard Error 0.219423 0.365421 0.481203 0.576722 0.656816 0.724378 0.781352 0.829145 0.868835 0.901289 0.963021 1.05515 2.00276 3.88990 6.81167 11.2543 18.4698 32.7067 35.0409 37.6968 40.7645 44.3773 48.7439 54.2184 61.4734 72.0457 90.9588
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0000329 0.770920 0.0003564 1.18639 0.0014461 1.53048 0.0039236 1.83691 0.0085383 2.11939 0.0161610 2.38524 0.0277801 2.63899 0.0445008 2.88373 0.0675436 3.12176 0.0982436 3.35487 1.18739 5.71953 4.36282 10.3136 7.12467 26.8761 9.15252 71.6161 11.1431 181.228 13.3617 454.431 16.1155 1214.28 20.2226 4100.46 20.7999 4774.72 21.4335 5617.40 22.1377 6694.27 22.9333 8110.26 23.8524 10044.2 24.9476 12829.6 26.3163 17175.4 28.1725 24940.0 31.1793 43499.3
31
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi gubal pangkal Distribution: Weibull Response Information Variable Value Count mortalitas Success 125 Failure 35 n Total 160 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -0.597187 0.365493 -1.63 0.102 konsentrasi 0.608067 0.204727 2.97 0.003 Natural Response 0 Log-Likelihood = -79.331 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 3.20292 2 0.202 Deviance 3.34455 2 0.188 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 0.608067 0.204727 0.314315 1.17635 Scale 2.67008 0.794745 1.48993 4.78501 Table of Percentiles Standard 95.0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 0.0013836 0.0038726 0.0000000 0.0378469 2 0.0043619 0.0105262 0.0000000 0.0757062 3 0.0085687 0.0187354 0.0000000 0.113842 4 0.0138695 0.0280838 0.0000001 0.152312 5 0.0201905 0.0383393 0.0000004 0.191148 6 0.0274858 0.0493493 0.0000009 0.230375 7 0.0357258 0.0610042 0.0000020 0.270009 8 0.0448915 0.0732205 0.0000038 0.310067 9 0.0549708 0.0859320 0.0000070 0.350565 10 0.0659573 0.0990841 0.0000119 0.391516 20 0.226587 0.247036 0.0004442 0.829190 30 0.490017 0.408934 0.0042571 1.33007 40 0.884631 0.566908 0.0239292 1.91839 50 1.46134 0.700891 0.103048 2.63690 60 2.31252 0.783708 0.386033 3.57832 70 3.62328 0.796968 1.34288 5.04833 80 5.83998 0.974565 3.91781 9.38788 90 10.5247 2.85737 7.26753 40.7781 91 11.3283 3.30202 7.67821 50.0911 92 12.2538 3.84253 8.12708 62.5057 93 13.3373 4.50951 8.62635 79.5026 94 14.6323 5.34976 9.19348 103.587 95 16.2241 6.43935 9.85509 139.317 96 18.2588 7.91246 10.6554 195.830 97 21.0189 10.0361 11.6766 294.256 98 25.1629 13.4545 13.1030 496.056 99 32.9055 20.4404 15.5209 1083.26
32
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi gubal tengah Distribution: Weibull Response Information Variable Value Count mortalitas Success 153 Failure 7 n Total 160 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant 0.112937 0.423436 0.27 konsentrasi 0.679598 0.280138 2.43 Natural Response 0
P 0.790 0.015
Log-Likelihood = -25.158 Goodness-of-Fit Tests Method Pearson Deviance
Chi-Square 2.74343 2.99863
DF 2 2
P 0.254 0.223
Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 0.679598 0.280138 0.302954 1.52450 Scale 0.846892 0.583022 0.219705 3.26450 Table of Percentiles Standard 95.0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 0.0009730 0.0033624 0.0000000 0.0414231 2 0.0027184 0.0082447 0.0000000 0.0732323 3 0.0049737 0.0138494 0.0000000 0.102403 4 0.0076527 0.0199534 0.0000000 0.130084 5 0.0107087 0.0264426 0.0000000 0.156779 6 0.0141123 0.0332468 0.0000000 0.182771 7 0.0178437 0.0403183 0.0000000 0.208239 8 0.0218891 0.0476224 0.0000000 0.233308 9 0.0262384 0.0551329 0.0000000 0.258069 10 0.0308844 0.0628291 0.0000000 0.282590 20 0.0931746 0.147392 0.0000000 0.523298 30 0.185787 0.241539 0.0000004 0.770598 40 0.315184 0.342037 0.0000057 1.03843 50 0.493867 0.446327 0.0000583 1.34106 60 0.744667 0.550611 0.0004896 1.69996 70 1.11289 0.647019 0.0039042 2.15639 80 1.70585 0.716250 0.0349720 2.81724 90 2.88944 0.720620 0.482890 4.24464 91 3.08607 0.720961 0.656873 4.55908 92 3.31073 0.725851 0.901052 4.98163 93 3.57146 0.739953 1.24105 5.59685 94 3.88022 0.771549 1.69917 6.59002 95 4.25581 0.835219 2.27204 8.39091 96 4.73036 0.956706 2.91317 12.0303 97 5.36535 1.18414 3.57586 20.2450 98 6.30263 1.62574 4.28914 42.6621 99 8.01247 2.65103 5.24204 139.087
33
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi gubal ujung Distribution: Weibull Response Information Variable mortalitas n
Value Success Failure Total
Count 132 28 160
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table
Variable Constant konsentrasi Natural Response
Standard Error 0.400438 0.235739
Coef -1.37607 1.21490
Z -3.44 5.15
P 0.001 0.000
0
Log-Likelihood = -57.359 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 2.86005 2 0.239 Deviance 3.21705 2 0.200 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 1.21490 0.235739 0.830565 1.77708 Scale 3.10390 0.417257 2.38496 4.03956 Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.0703844 0.125045 0.175322 0.223109 0.269241 0.314188 0.358249 0.401630 0.444483 0.486924 0.903064 1.32855 1.78559 2.29556 2.88840 3.61630 4.59223 6.16669 6.39802 6.65453 6.94278 7.27239 7.65814 8.12467 8.71779 9.53940 10.9102
Standard Error 0.0588531 0.0907162 0.115800 0.137042 0.155682 0.172391 0.187585 0.201543 0.214465 0.226497 0.314822 0.368292 0.400122 0.415461 0.418084 0.416251 0.441234 0.622780 0.664281 0.714000 0.774142 0.847943 0.940446 1.06018 1.22331 1.46669 1.91038
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0050314 0.231399 0.0126987 0.351463 0.0218819 0.449497 0.0322531 0.535798 0.0436417 0.614506 0.0559424 0.687796 0.0690841 0.756985 0.0830163 0.822948 0.0977021 0.886297 0.113114 0.947486 0.304488 1.49195 0.563777 1.98717 0.900844 2.48273 1.33593 3.01234 1.90282 3.61882 2.65588 4.38511 3.67825 5.53551 5.12951 7.90817 5.31819 8.31352 5.52145 8.77834 5.74319 9.31908 5.98914 9.96004 6.26809 10.7392 6.59459 11.7212 6.99546 13.0284 7.52955 14.9416 8.37866 18.3797
34
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi kulit pangkal Distribution:
Weibull
Response Information Variable Value Count mortalitas Success 62 Failure 98 n Total 160 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -1.73616 0.500307 -3.47 konsentrasi 0.584071 0.265257 2.20 Natural Response 0
P 0.001 0.028
Log-Likelihood = -104.219 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 0.122932 2 0.940 Deviance 0.122929 2 0.940 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 0.584071 0.265257 Scale 19.5409 11.0732
95.0% Normal CI Lower Upper 0.239823 1.42246 6.43567 59.3328
Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.0074206 0.0245246 0.0495323 0.0817765 0.120896 0.166678 0.218993 0.277771 0.342981 0.414621 1.49845 3.34489 6.18689 10.4332 16.8244 26.8516 44.1362 81.4894 87.9770 95.4726 104.276 114.838 127.872 144.609 167.435 201.933 266.993
Standard Error 0.0227268 0.0618381 0.109150 0.161688 0.217717 0.276053 0.335809 0.396282 0.456887 0.517126 1.02003 1.18995 1.36204 3.37617 8.49172 18.8474 40.5589 97.0693 107.807 120.481 135.706 154.412 178.100 209.392 253.464 322.695 460.230
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0000000 0.179006 0.0000000 0.338064 0.0000000 0.491711 0.0000000 0.642684 0.0000000 0.792256 0.0000000 0.941184 0.0000000 1.08998 0.0000000 1.23905 0.0000000 1.38868 0.0000000 1.53916 0.0000143 3.14453 0.0194070 5.26995 2.39732 15.9263 6.73312 869.177 9.47389 61550.1 12.5327 4196380 16.5943 379623678 23.2440 9.94292E+10 24.2336 1.99424E+11 25.3346 4.19215E+11 26.5764 9.34438E+11 28.0023 2.24567E+12 29.6787 5.96636E+12 31.7169 1.82515E+13 34.3245 6.91739E+13 37.9654 3.79891E+14 44.1087 4.81479E+15
35
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi kulit tengah Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas
Value Success Failure Total
n
Count 74 86 160
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Variable Constant konsentrasi Natural Response
Standard Error 0.658159 0.330250
Coef -3.91927 1.91004
Z -5.95 5.78
P 0.000 0.000
0
Log-Likelihood = -87.345 Goodness-of-Fit Tests Method Pearson Deviance
Chi-Square 4.36159 4.23945
DF 2 2
P 0.113 0.120
Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 1.91004 0.330250 Scale 7.78290 0.518357
95.0% Normal CI Lower Upper 1.36103 2.68051 6.83046 8.86816
Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.700140 1.00911 1.25111 1.45840 1.64360 1.81318 1.97103 2.11967 2.26086 2.39588 3.54890 4.53664 5.47530 6.42401 7.43471 8.57726 9.98495 12.0442 12.3297 12.6419 12.9875 13.3763 13.8234 14.3532 15.0111 15.8962 17.3134
Standard Error 0.283757 0.346164 0.383609 0.409457 0.428461 0.442910 0.454095 0.462822 0.469629 0.474896 0.481955 0.455946 0.429377 0.428745 0.484132 0.622445 0.875992 1.35189 1.42507 1.50678 1.59922 1.70557 1.83076 1.98295 2.17736 2.44772 2.90003
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.211654 1.27048 0.367234 1.67246 0.507590 1.96660 0.639249 2.20801 0.765050 2.41707 0.886571 2.60391 1.00480 2.77441 1.12043 2.93231 1.23394 3.08018 1.34571 3.21988 2.41142 4.36564 3.44595 5.32066 4.48219 6.25639 5.51666 7.29359 6.53164 8.56995 7.54401 10.2489 8.64968 12.6008 10.1119 16.4651 10.3052 17.0344 10.5145 17.6655 10.7440 18.3746 10.9994 19.1850 11.2898 20.1328 11.6299 21.2778 12.0462 22.7315 12.5972 24.7411 13.4603 28.0831
36
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi kulit ujung Distribution: Weibull Response Information Variable mortalitas n
Value Success Failure Total
Count 78 82 160
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -2.97893 0.563256 -5.29 konsentrasi 1.45229 0.288827 5.03 Natural Response 0 Log-Likelihood = -95.055 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF Pearson 4.61930 2 Deviance 4.60767 2
P 0.000 0.000
P 0.099 0.100
Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 1.45229 0.288827 Scale 7.77719 0.674377
95.0% Normal CI Lower Upper 0.983489 2.14456 6.56166 9.21791
Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.327484 0.529643 0.702686 0.859667 1.00603 1.14473 1.27756 1.40575 1.53017 1.65147 2.76872 3.82413 4.89721 6.04255 7.32285 8.83757 10.7927 13.8112 14.2434 14.7195 15.2510 15.8544 16.5549 17.3945 18.4506 19.8944 22.2593
Standard Error 0.198673 0.271224 0.320899 0.358725 0.389004 0.413942 0.434849 0.452578 0.467720 0.480702 0.538808 0.531448 0.506077 0.510783 0.611463 0.867259 1.34462 2.27553 2.42287 2.58869 2.77787 2.99759 3.25896 3.58060 3.99740 4.58764 5.60068
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0469828 0.772820 0.103091 1.09445 0.163582 1.34347 0.227319 1.55541 0.293749 1.74396 0.362545 1.91614 0.433493 2.07610 0.506442 2.22656 0.581285 2.36939 0.657939 2.50596 1.51533 3.68027 2.52817 4.72434 3.68613 5.80629 4.94628 7.10293 6.22026 8.88652 7.48854 11.5002 8.89238 15.5162 10.8130 22.8262 11.0728 23.9705 11.3556 25.2581 11.6675 26.7281 12.0168 28.4377 12.4167 30.4762 12.8884 32.9938 13.4714 36.2736 14.2513 40.9558 15.4917 49.1034
37
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi teras pangkal Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas n
Value Success Failure Total
Count 90 70 160
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -4.19197 0.639394 -6.56 konsentrasi 2.26972 0.328353 6.91 Natural Response 0 Log-Likelihood = -73.670 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF Pearson 3.98745 2 Deviance 3.88125 2
P 0.000 0.000
P 0.136 0.144
Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard Parameter Estimate Error Shape 2.26972 0.328353 Scale 6.34019 0.346587 Table of Percentiles Standard Percent Percentile Error 1 0.835407 0.256706 2 1.13631 0.299513 3 1.36162 0.324103 4 1.54913 0.340635 5 1.71308 0.352567 6 1.86066 0.361518 7 1.99606 0.368380 8 2.12200 0.373698 9 2.24033 0.377831 10 2.35240 0.381027 20 3.27416 0.386164 30 4.02570 0.371828 40 4.71598 0.353527 50 5.39477 0.339893 60 6.10063 0.340937 70 6.88051 0.371016 80 7.81915 0.452078 90 9.15563 0.635843 91 9.33790 0.665631 92 9.53645 0.699141 93 9.75539 0.737298 94 10.0006 0.781447 95 10.2811 0.833658 96 10.6118 0.897371 97 11.0196 0.978960 98 11.5639 1.09254 99 12.4256 1.28220
95.0% Normal CI Lower Upper 1.70935 3.01379 5.69602 7.05721 95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.361764 1.33836 0.554892 1.70351 0.713405 1.96369 0.853285 2.17358 0.981004 2.35299 1.09998 2.51165 1.21229 2.65513 1.31931 2.78698 1.42201 2.90959 1.52112 3.02467 2.39503 3.94288 3.16835 4.67160 3.90802 5.34345 4.64319 6.02523 5.39146 6.77993 6.17179 7.69391 7.03166 8.91843 8.13738 10.8618 8.28046 11.1417 8.43468 11.4501 8.60290 11.7943 8.78923 12.1847 8.99989 12.6375 9.24507 13.1790 9.54339 13.8584 9.93515 14.7835 10.5427 16.2885
38
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi teras tengah Distribution:
Weibull
Response Information Variable mortalitas n
Value Success Failure Total
Count 87 73 160
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -0.762490 0.400201 -1.91 konsentrasi 0.302375 0.219190 1.38 Natural Response 0
P 0.057 0.168
Log-Likelihood = -109.311 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 0.770344 2 0.680 Deviance 0.770862 2 0.680 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 0.302375 0.219190 0.0730320 1.25192 Scale 12.4494 8.27148 3.38534 45.7819 Table of Percentiles
Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.0000031 0.0000310 0.0001204 0.0003171 0.0006747 0.0012546 0.0021258 0.0033648 0.0050567 0.0072945 0.0872604 0.411572 1.35009 3.70454 9.32366 23.0017 60.0691 196.359 227.673 266.626 316.153 380.917 468.831 594.571 789.138 1133.21 1943.58
Standard Error 0.0000322 0.0002727 0.0009418 0.0022581 0.0044363 0.0076861 0.0122118 0.0182121 0.0258797 0.0354004 0.267196 0.802673 1.50663 1.80408 4.68498 24.4938 104.227 506.780 611.784 746.709 924.142 1164.53 1503.39 2008.37 2826.65 4354.91 8226.12
95.0% Fiducial CI Lower Upper * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
39
Probit Analysis: mortalitas, n versus konsentrasi teras ujung Distribution: Weibull Response Information Variable mortalitas n
Value Success Failure Total
Count 120 40 160
Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z Constant -1.17950 0.389558 -3.03 konsentrasi 0.903258 0.216395 4.17 Natural Response 0
P 0.002 0.000
Log-Likelihood = -80.181 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 1.81545 2 0.403 Deviance 1.88502 2 0.390 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95.0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Shape 0.903258 0.216395 0.564791 1.44456 Scale 3.69076 0.569361 2.72775 4.99376 Table of Percentiles Percent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Percentile 0.0226633 0.0490940 0.0773455 0.106963 0.137727 0.169512 0.202237 0.235846 0.270302 0.305576 0.701344 1.17879 1.75446 2.45976 3.35029 4.53281 6.25066 9.29237 9.76424 10.2944 10.8986 11.6002 12.4352 13.4647 14.8032 16.7096 20.0169
Standard Error 0.0300949 0.0561408 0.0800720 0.102481 0.123680 0.143864 0.163168 0.181691 0.199507 0.216678 0.360276 0.463784 0.532673 0.567558 0.571558 0.575098 0.733554 1.53368 1.69659 1.88842 2.11735 2.39558 2.74248 3.19125 3.80586 4.73468 6.47289
95.0% Fiducial CI Lower Upper 0.0001691 0.133611 0.0007251 0.226451 0.0017061 0.308905 0.0031405 0.385547 0.0050532 0.458336 0.0074681 0.528349 0.0104082 0.596261 0.0138967 0.662533 0.0179567 0.727498 0.0226116 0.791409 0.107500 1.40298 0.283766 2.01405 0.594059 2.66880 1.10502 3.41418 1.92205 4.33692 3.18803 5.67880 4.94475 8.35021 7.21974 15.8173 7.51769 17.2489 7.84229 18.9372 8.20111 20.9623 8.60508 23.4460 9.07092 26.5847 9.62629 30.7221 10.3223 36.5368 11.2722 45.6542 12.8296 63.7541