Penehllan
dan Pengcmbangan
Aphkasi
/salOp dan Radlasi.
/999
PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI PAKAN PADA SAPI PO TONG PERANAKAAN ONGGOLE (PO) TERHADAP KENAIKKAN BOBOT DAN DAMPAK PENINGKATAN EKONOMI PETANI PETERNAK Bintara Her Sasangk.1 Pusat Aplikasi Isotop dal1 Radiasi
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMENTASI PAKAN PADA SAPI POTONG PERANAKAAN ONGGOLE (PO) TERHADAP KENAIKKAN BOBOT DAN DAMPAK PENINGKATAN EKONOMI PETANI PETERNAK. Suatu penelitianpemberiansuplementasipakan pada sapi potong temadap peningkatan bobot dan dampaknyaekonomi petemaktelah dilakukan.Dalam penelitian ini digunakan sapi potong PO milik petani~tenlak sebanyak20 ekor di Kel. SumberrejodaD24 ekor di Kel. Mojopuro. Sapi-sapite~but dibagi dalam duakelompok, kelompokpertamadiberi suplemendankelompokkeduadiper1akukan sebagaikontrol. Sebagaipakan basal digunak8l1 nunputljeralni yang diberikan secara adlibitum, dan suplemen diberikan sebanyak 300 gr8ln/ekor/hari Penelitianilu diiakuk3I1selama 16mil1gguuntuk mengetahuipengaruhpemberiansuplemenpakan temadapkeltaikan bobot badan da11peI1ingkatanekonomi petani petemak.Hasil penelitian menujukkan bahwa kenaikkanbobot pada sapiyangdiberi suplemenlebih tinggi dati kontrol yaitu sebesar0,50 kg/hari vs 0,31 kg/hari untuk Kel. Sumbetrejo; dan 0,40 kg/hari vs 0,26 kl!/hari untuk Kel. Mojopuro. Pemberian suplemenjuga meningkatkan ~ndapatan ekonomi peten1aksebesarRp. 612,57/ekor/hariuntuk di Kel. Sumbetrejo dan Rp. 392,57/ekor/haridi Kel. Mojopuro.
ABSTRACT THE EFFECT OF FEED SUPPLEMENTATION OF ONGGOLE INBRED (PO) BEEF CAn'LE ON mE INCREASE OF BODY WEIGHT AND THE IMPACT ON THE ECONOWC INCOME OF FARMERS. AI1 experiment on feeding strategy of suplementation for PO beef cattle was conducted to improve fanner economic income. Twenty PO beef cattles in Sumberrejo regency m1d 24 PO beef cattle in Mojopw-o regency were used as experimental mlirnal. These cattle were divided into two groups of treatInent; control &Id treated group. Control group were daily fed with rice straw/native grass as basal diet, whereascattle in treated group were fed with 300 grams supplernentlhead/day and rice straw/native grass which was given ad-libitum. This experiment was conducted for 16 weeks to evaluate the ooJy weight gain mid economical status of farmer who rely on PO beef cattle fatteJ1ing.The body weight of treated cattles were higher than control, i.e 0.50 kgs/day vs 0.32 kgs/day at Sumberrejo and 0.40 kgs/day vs 0.26 kgs/day at Mojopuro regency, respectively. The economic evaluation showed that the impact of treated cattle could increased daily income of fanner abouth Rp 612.57 and Rp 392.57/bead/day at Sumberrejo regency and Mojopw-o regency, respectively.
PENDAHULUAN Pernlintaan daging sapi setiap talluilllya menunjukkan adanya peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitasnya, tallun 1990 impor daging sapi sebesar 1.422 ton, daD setiap tahunnya terjadi kel1.1ikkan sebesar 38 % (I). Keadaan ini menyebabkan impor sapi bakalan dan daging terus meningkat, karena pasokannya kurang mencukupi dari kebutwlall. Untuk mengurangi impor yang semakin meningkat ini maka dibutuhkan adanya input tehnologi daIam bidang petemakan untuk mencapai produksi yang lebih efektif dan efisien. Salall satu caranya adalaJl dengan melalui rekayasa peluberian pakan dan pemililwl ternak yang unggul d.1IIcocok untuk dipelilwa di d.1erallsetempat. Penggwlaall pakan dapat dilaJukaJl dengan memalupulasikarl ballan p.'1kalllokal sehingga bcnnanfaat bagi ternak dall ballan pakan tersebut tidak berkompetisi dengan manusia, l1arganya mural}, dan diikuti dengan mengoptimwnkan pemanfaatannya. Selain 11aldiatas pemilillan ternak yang dipelillara juga menentukan akan keberl1.1silannya usalla terscbul.
Ternak-ternak lokal atau temak yang sudah lama beradaptasi di d1ernh tropik lebih cocok untuk dipelihara sebagai temak untuk penggernukan, rneskipun ada sedikit kekurangannya yaitu kenaikkan bobot badannya yang lebih rendal1daTi ternak irnpor. Tentak yang sudah sering dipelihara sebagai temak kereman antara lain sapi peranakan onggole (PO), karena sapi ini lebih tahan terltadap penyakit dibanding sapi yang lain. Pacta peternak tradisional rnereka jarang rnernberikan konsentrat atau pakan tarnbailaD lain pacta hewan piarnannya, keadaan ini kernungkinan disebabkan oleh pengetahuanrnengeltai pakan yang rnasih kurang atau rnereka sulit untuk rnernperolehnya. Peneliti3J1 yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdaJ1ulu.telall diternukan suatu suplernen yang terdiri dari carnpuran beberapa ballaD pakan lokal yangberasaldaTi ltasil sarnping pertanian daD industri pertanian. Deng3J1 rnenggunak3J1 perunut NaH!2pO4, suplemen pakan tersebut dapat meltaikkan aktivitas mikroba rumen yang berakibat pacta kenaikkan tingkat produksi rnaupun reproduksi temak (3).
325
Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Is%p danRadiasi. /999
Atas d.'lsar tersebut diatas dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan pengarull suplementasi pakan terlmdap kellaikkan bobot badml dml anc'llisa ekonomi yaitu berupa kelUltwlgan yang diperoleh petmu petentak akibat pemberian suplemen pakaIl pacta temak sapi yang dipelilmra di Kabupaten Wonogiri. Tujuan penelitian ini ialall untuk melihat pengarull pemberian suplemen terhadap kenaikkan bobot badan dan dmnpaknya terlmdap perbaikkan ekonomi petemak di Kel. Mojopuro dan Sumberrejo, Kab. Wonogiri, Dati I Jawa Tengall.
MATER! DAN METODA Pacta percobaan ini digtmakan sapi PO rnilik petani petemak sebanyak 44 ekor yaitu di Kab. Wonogiri, Dati I Jawa Tengall. Lokasi penelitian terletak di Kel. Mojopuro daD Kel. Swnberrejo masing-masing sebanyak 24 dan 20 ekor. PakaIl yang digtmakan adalah suplemen Pakan UMMB-ampas kecap dengan susunan bah.w seperti pactaTabel I, lk'lsil penelitian terdahulu (2). Tenlak yang dipelilk'lra di kedua lokasi tersebut masing-lnasing dibagi dalaIU dua kelompok yaitu kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol, temak hanya diberi ruruput atau jeraIui serta pakan lain yang biasa dilakukan oleh peternak, SedaIlg kelompok perlakuan selain diberi ruruput/jerarni atau pakatl laimlya juga diberi suplemen UMMB-ampas kecap sebanyak 300 graIn/ekor/llari Parmueter yang diaIllc'lti selaIna penelitian meliputi penaIUballan bobot badan, konsumsi pakan basal, daD balkW kering pakan. Karena dilapangan tidak tersedia timbangan hewan, maka untuk mengetahui bobot badan dilakukan pengukuraIl lingkar dada yang telall dikorelasikan dengan bobot badan. Sebelum di lakukan pengalnatan dan pengwnpulan data semua temak diberi pakan basal berupa rumput/jerami selama 10 hari, kemudian diukur lingkar dadanya lmtuk pertama kali, selanjutnya diukur setiap dUc'lminggu sekali. Kecuali tersebut diatas dalam penelitian ini dilakllkc'lll perllitungan lulai ekonolnis dengan menggunakan batasandaD asumsi sebagaiberikut: a. Tenaga kerja yang terlibat dalam perawatan d-w pemeliharaan hewan dikaIldang menggulk'lkan ten.'lga kerja keluarga sehingga tidak diperhitungkan sebagai biaya produksi. b. Pendapatan ad-'llah semua pemasukkan atau pengilasilan dari usalla penggemukan sapi setelall dikurangi dengan semua biaya produksi yang meliputi pembelian bahan pakan, obat-obatan, penyusutan dan ballaIl bakar untuk pembuataIl suplemen. c. Harga-lwga yang digunakaIl dalam perhitungaIl disini menggunakan harga yang berlaku dipasaraIl saat penelitian dilakukan, datl harga ternak didasarkan pad-'l lwga per-kg bobot hidup.
BASIL DAN PEMBABASAN Pada awal penelitian ini berlangsungteroak sapi belum llmmpu untuk menghabiskan suplemen yang diberikaIl, keada.'lDini disebabkanteroak masih asing
326
terlmdap pakan tersebut; kemudian memasuki minggu kedua semua suplemen dap.'1tdihabiskan. Hasil analisis konsmnsi bahan kering pakan basal, dedak di Kel. Mojopuro daD Kel. Sumberrejo pacta sapi kontrollnaupun perlakuan disajikan pacta Tabel 2 dan Tabel 3. Secara statistik konsurnsi bahan kering pakan basal antar kedua perlakuan tidak acta perbedaan (P < 0,05), baik yang di]akukan di Ke].Sumberrejo maupun di Kel. Mojopuro. Konsumsi bahan kering pakan basal pacta sapi yang dipelihara di Kel. Mojopuro ]ebih rendah dari pacta di Ke]. Sumberrejo, keadaan ini disebabkan berat badan sapi di kedua lokasijuga berbeda. Bobot badan awal sapi di Kel. Mojopuro sekitar ]SO -326 kg, sedang di Kel. Sumberrejo lebih tinggi yaitu sekitar 242 -409 kg, konsumsi ballaIl kering pakan basal sangat erat hubungannya dengan bobot badan temak (3). Hasil rata-rata kenaikkan bobot badan pacta sapi yang dipelihara di Kel. Sumberrejo disajikan pactaGambar ]. Pactagambar tersebut terlihat bahwa kenaikkan bobot badan pada sapi yang diberi sup]emen lebih tinggi dari pactayang tidak diberi suplemen. Pactaminggu ke-S masa pelihara temak yang memperoleh suplemen keanaikkan bobot badannya sebesar 0,47 sedang temak kontrol 0,30 kg.ekor/hari, begitu pula pacta akllir masa pelihara yaitu sebesar0,60 vs 0,40 kg/ekor/hari. Keadaan ini disebabkan karena suplemen yang diberikan pacta temak memacu perkembangan mikroba rmnen, sellingga mikroba dapat memanfaatkan pakan yang acta di dalam rumen seoftirnal mungkin. Dengan mengglmakan perunut Na23HPO4 perkembangan mikroba akibat pemberian sup]emen pada temak ruminansia dapat diketallui dengan mudah (5) , hill ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti terdahulu (3). Mikroba rumen selain berfungsi da]am pencemaan serat kasar, juga berfungsi sebagai protein bagi induk semangnya, akibatnya dapat menaikkan tingkat produksi maupun reproduksi ternak. Dari garnbar ] terlihat bahwa sapi PO yang dipelihara di Kel. Sumberrejo sampai akhir pengarnatan kenaikkan bobot badannya sebesar 0,60 kg daD 0,40 kg, dengan rata-ratc'1kenaikkan bobot badannya sebesar 0,50 kg/hari daD 0,3] kg/llarl masing-masing untuk yang memperoleh suplemen dan kontrol. Hal yang serupa juga diperoleh pacta sapi PO yang dipelihara di Kel. Mojopuro (Gambar 2). Di akhir pengalnatan sampai minggu ke 16 kenaikkan bobot badannya sebesar0,50 kg clan 0,32 kg daD apabi]a dihitung rata-rata kenaikkan bobot badannya sebesar 0,40 kg/hari dan 0,26 kg/lwi, masing-masing untuk sapi yang memperoleh suplemen dan kontrol. Bila dilihat dari konsurnsi bahan kering pakan
basalnya, kelompok sapi yang memperoleh sup]emen relatip lebih rendall dibanding kontrol, begitu juga halnya dengan dedak, baik yang dipelihara di Kel. Sumberrejo maupun di Kel. Mojopuro (Tabel 2 dan Tabel 3). Keadaan ini menunjukkan bahwa pemberian suplemen dapat mengoptilnalkan penggun.'1anpakan oleh mikroba rumen menjadi produk berupa jaringan otot sehingga dapat menaikkan bobot badan. Perbedaan kenaikkan bobot badan akan lebih tinggi hila kedua kelompok tersebut tidak memperoleh tambalmn lain yaitu berupa dedak. Temak yang memperoleh konsentrat atau bahan lain dalarn jumlah cukup, pemberian suplemen tidak begitu nyata terhadap
Pene/ihan don Pengembangan Ap/ikasi lsolOp don Radiasi, /999
produksi, keadaan ini terdahulu (6, ).
telall dibuktikall
oleh peneliti
terilnakasihjuga dismnpaikankepadarekan-rekanpeneliti yang telall memberikanmasukandalamtulisan ini.
Besamya pendapatan secara ekonomis yang diperoleh petani petemak di kedua lokasi tersebut sangat ditentukan oleh peneritnaan dan pengeluaran selatna temak tersebut dipelihara. Penerimaan disini adaiall berupa 1l3sil penjualan temak setelah dipelihara selalna 16 minggu, sedang pengeluaran adalah semua biaya yang telah dikeluarkan selatna temak tersebut dipeliharn meliputi ballan-ballcw pembuatall suplemen, penyusutan, obat-obatan, pengad.1anrumput. Telli1ga ketja yang terlibat dalam perawatan d.w pemeliharnan hewan dikandang tidak dihitung sebagai pengeluaran karena menggwlakan tenaga ketja keluarga. Harga baIlan-baIlall pakan untuk membuat suplemen disajikan pacta Tabel 4, lwga-harga tersebut berdasarkan ituonnasi dari petemak setempat pacta saat penelitian ini dilakukan (8). Pendapatanpetalu petenlak dengan menggunakaJl suplemen dall kontrol: Analisa ekonomi/ pendapatan yang diterima oleh petalli petemakan di kedua lokasi disajikan pactaTabel 5. Dari perlutwlgall tersebut terlihat ballwa pemberian suplemen pacta sapi PO di Kabupaten Wonogiri dapat menaikkan pendapatan petemak sebesarRp. 912,57 -Rp. 300,00 = Rp. 612,57/ekor/llari lmtuk di Kel. Swnberrejo daD Rp. 562,57 -Rp. 170,00 = Rp. 392,57/ekor/llari untuk di Kel. Mojopuro.
KESIMPULAN Dari basil penetitian ini dapat diambil simpulan bahwa temak yang memperoteh suplemen rata-rata kenaikk.1O bobot badannya tebih tinggi dari kontrot yaitu sebesar:0,50 kg untuk suptemen, 0,30 kg W1tuk kontrot datI 0,40 kg Ulltuk suplemen, 0,26 kg Ulltuk kontrol masing-lnasing ill Ket. SUlnberrejo daDKet. Mojopuro. Pemberiatl suplemen pada sapi PO dapat melungkatkaIl pendapatan ekonolni petemak sebesarRp. 6 I 2,57/ekor/lIari W1tuk di Ket. SUlnberrejo clan Rp. 392,57/ekor/lIari ill Ket. Mojopuro.
UCAPAN TERIMAKASIH Pacta kesempatan ini penulis mengucapakan teriInakasih kepada semua pihak yang telall membantu dalam kelancaran penelitian ini terutmna kepada Dinas Petemakan Dati I Jawa Tengall, Dinas Petenlakan Dati II Wonogiri dan petmu petemak yang telall mengijinkan sapinya diglmakan untuk penelitian ini. Ucapan
DAFTARPUSTAKA ANONIMOUS. Statistik Petemakan. Direktorat JendralPetemakan,Jakarta(1995) 2. SASANGKA, B.H., SUHARYONO, dan C. HENDRATNO. Perbaikan kondisi metabolisme rumendan bobotbadansebagaiakibat pemberian ummb-ampaskecap. SeminarNasional Sainsdan Teknologi Peternakan, Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasilPenelitian. Ciawi, Bogor (1994): 119-126 3. HENDRATNO. C. SUHARYONO. Z.ABIDIN. R. BAHAUDIN dan L.A. SOFYAN. Laju pertwnbullan lnikroba rumen dalam kaitaJUlya dengankemanfaatanbiologis pakan. APISORA. BATAN. Jakarta(1989): 1097-1108 4. MAYNARD, L.A. LOOSLI, J.K. HINTZ, H.F. WARNER, R.G. Animal Nutrition, Mc.Graw-Hill Book Co. New York, (1979)
5. VAN
NEVEL, C.l., and D.I. DEMEYER Detemlinationof rumenmicrobial growth in vitro from 32P-labelled phosphate incorporation. British lournc'llNutrition (1977) 38, 101-114
6. HENDRATNO, C., J.V. NOLAN, and R.A. LENG. The importance of urea mollases multinutrient blocks for ruminant production in Indonesia. Isotop and related techniques in animal productionand healtil. IAEA, Vienna (1991) 157169
7. LENG, R.A., aIld M. ALLEN. A short course on tlle rationaluse of molasses/urea multinutrientblocks for supplementation of ruminants fed crop residues,poor quality foragesand agro-industrial byproducts low in protein. The teclmology for molasses/urea block manufacture. Produced initially for FAO (1995) 8. ANONIMOUS. Komunikasi pribadi dengan peternak di KabupatenWonogiri (1993) 9. ANONIMOUS. Komunikasi pribadi dengan Kepala Dinas PeternakanDati I JawaTengah.
327
Peneli/ian
Tiibel No
2 3
4 5 6 7 8 ()
don Pengembangan
Ap/ikasi
Iso/OF
don Radiasi.
J 999
Ballan pakall penyusunsuplemen %
NaIDa ballaIl
30
Tetes Onggok Dedak Ampas kecap Urea Minemllnix. Tepungtulang
6
21 15 5 6 9 7
Kapur
GararD
Gambar1. Grafik kenaikkanbobotbadansapiPO kontrol daDperlakuandi Kel. Swnberrejo Tabel2. Konsumsibalmnkering pakanbasaldaDdedak padt1sapiPO di Kel. Sumberrejo,kg/ekor/llari
Kontrol Diberi suplemen
9,52:!: 1,17 9,22 :!: 0,97
1,04:t 0,44 0,69:t 0,22
Tabel3. Konsumsibalk1Dkering pakanbasaldaDdedak padasapiPO di Kel. Mojopuro, kgJekor/lk1fi
Kontrol Diberi suplemen
6,74:t 0,26 6,41:t 0,22
Gambar2. Grafik kenaikkanbobot badansapiPO kontrol danperlakuandi Kel. Mojopuro
1,26:t0,17 0,66:t 0,38
Tabel 4. Harga ballan pakan daDperkiraan 11aTga 1 kg suplemen Harga /kg
No
Bahanpakan
Molase 2
6 7 8
Onggok Dedak Ampaskecap Urea Mineral Tepungtulang Kapur
Q
Garron
3 4 5
(Rp)
Kebutuhan %
180,00 220,00 200,00 180,00 300,00 250,00 375,00 60,00 250,00 Jurnlah
328
Harga/kg suplemen
Rp. 199,10
Peneliliandon PengembanganAplikasi ls%p danRadiasi,/999
2
3
Pengeluaran suplemen mmput obat-obatan pakaIllain penyusutan kandang
Rp Rp Rp Rp Rp
KeuntunganPeternak
Rp
62,43
Rp
400,00 Rp
-Rp
50,00 Rp 150,00 Rp 75,00 Rp
400,00 50,00 150,00 75,00
Rp Rp Rp Rp
912,57 Rp
300,00 Rp
62,43 400,00 50,00 150,00 75,00
Rp Rp Rp Rp Rp
562,57 Rp
400,00 50,00 150,00 75,00
170,00
Catatatan: Kenaikkanrata-ratabobotbadansapiyang diberi suplemen:Sumberrejo0,50 kg/hari, Mojopuro 0,40 kg/lk'lri; kontrol: Sumberrejo0,30 kg/lwi, Mojopuro0,26kg/llari
DISKUSI HARYANTO Pengttkuranbobot badan dikonvensidari lingkar dada ternak. Sejaull mana ketepatan pengukuran ini, mengingatternak senantiasabemapasyang berarti dada tenlak tersebutselalukembangkempis? BINTARA HER SASANGKA
Beberapa penelitian telah dilakukllil untuk mengetallui sejauIl mana hubunganantara lingkar dada daD bobot badan, dari basil penelitian tersebut telall diperoleh koefisien korelasiyang cukuptingi yaitu antarn t= 0,85-0,90.
SUNARMAMI 1. Apa yang dimaksudad-libitmn '1 2. Kenap.1jmnlall Sc1pi yang digunakantidak smna'1 di Kel. Sumberrejo20 ekor, di Kel. Mojopuro 24 ekor? 3. Suplementerdiri dari apa saja, berapagraIn d.w apa fungsinyadaDbagaimanacaranya300 gram diberikan, berapajaln, sekaliatausekaligus? 4. Apakahyang menyebabkanperbedaanbasil kenaikan berat badan pacta sapi dari Kel. Sumberrejodengan Kel. Mojopuro, nlaksudkmni faktor apayang donunan terlk1dapsapi itu sendiri ?
BINTARA HER SASANGKA
I. Ad-libitwn adalall suatu cara pemberianpakan pada temak, dilnana temak tersebut dapat memperoleh pakan sebanyak-banyaknyatanpa ada hambatan apapun(sesukatemaktersebutmakan). 2. Sebetulnyadalampenelitianini akan digunakantemak dalam jumlall yang salna,akan tetapi petemak yang terlibat dalam penelitian ini minta pada karni untuk mengikut sertakan temaknya. Perlu diingat disini bahwapenelitian ini sangatdibantu oleh petemakdan pemberian suplemenmemberikan efek yang positif pada temak sehingga petemak saling berebut untuk ikut dalampenelitianini. 3. Suplementersebutterdiri dari bahan-bahansamping pertanianatauindustri pertanian(lihat Tabel I). Fungsi dari suplemen tersebut adalah untuk mernacu pertumbullannlikroba rumen, denganberkembangnya mikroba tersebul,diharapkanpakan yang kandungan seTalkasarnyalinggi d.1paldicerna lebih baik. Cara pembualan suplemen adalall dengan mencampur bahan-ballansampai rata kemudian dipanaskandan dicetak. Pemberiansuplemenpada vagi hari sebelum pemberian rwnput dan diusahakan temak tersebut dalammengkonsumsi suplemensecaradijilat. 4. Faktor penyebabutarnanya adalah perbedaanberat awaldari sapitersebut.
329
Penelilian dan Pengenlbangan Aplikasi /solop don Radiasi. J999
BERIAJAYA
WAHLAN
I. Pacta awal penelitiaJl, apc1kall bobot badan tidak berbeda nyata antara kedua kelornok '7 2. Pacta akllir penelitian, apc'lkah kenaikan bobot badan berbeda nyat.'1antara 2 kelornpok (setelah dikurangi bobot badan awal) ?
1. "Jenis usalla apa yang sesuai dengan untuk memproduksisuplemenbahwapakanternak ini ? 2. Bagaimanc1kemudahan memperoleh bahan baku suplemenini ? BINT ARA HER SASANGKA
BINT ARA HER SASANGKA 1. Pada awal penelitian bobot badan temak kontrol dan yang diberi suplemen tidak ada perbedaan bobot hanya pada di kedua lokasi (Mojopuro dan Surnberrejo). 2. Ya, diakIlir penelitian ada perbedaan yang nyata antar kelornpok yang diberi suplernen dan kontrol.
FIRSONI
1. Untuk memproduksi suplemen tersebut sebaiknya dilakukan dalam kelompok temak, sehingga anggota kelompok tersebut dapat membuatnya secara bersarnasarna, dalam bentuk yang lebih besar lagi dapat dilakukan lewat Koperasi Unit Desa, sehingga dalam pemaSc'lrall daD pengadaanbahan lebih mudall. 2. Dalam pengadaan ballaD relatif lebih mudah karena bahan-ballan dapat diperoleh di Wonogiri dan sekitamya.
I. Perlakuan Bapak yaitu : rumput + pakaIl lain + suplemen (porsi tertentu), apa rumput/pakan lain ini berpengarull apa tidak ? 2. Kenapa suplemen yang diberikan 300 graIn/ekor/ltari '7 3. Bagailnan melnilih sapi-Sc1pi ini dijadikan ballaD penelitian ?
AMLIUS THALIB Berapa pemberian suplemen yang optimal per ekor per lmri, untuk memperoleh peningkatan in-come petemak yang optimal per masa penggemukan.
BINT ARA HER SASANGKA
BINT ARA HER SASANGKA I. Kedua kelompok tersebut salna-sama diberi rumput daD pakan lain, sehingga pengarulmya dapat diabaikan pengarulmya hanya pada pemberian pakall suplemen saja. 2. Pemberian 300 gram cukup untuk berat sapi yang digunakan dc'llampenelitian ini. 3. Cara memilih sapi berdc'lsarkc'lO "body score" dari sapi tersebut, dipilih spi-sapi yang harus tet.'lpi mempunyai llarapan untuk gemuk.
330
Pemberian suplemen yang optimal, tergantung pada bobot badan temak, yaitu antara 300 -400 gram.
