BIMBINGAN KEAGAMAAN PADA PASIEN DI PUSAT KESEHATAN UMUM ( PKU ) AISIYAH DESA KARANGGENENG KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh: NUR WAQHIDAH MILIK DESMAYATI NIM: 111 08 009
JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
MOTTO
“Dan apabila aku sakit maka Dia (Allah) lah yang menyembuhkanku”. QS. Asysyu‟ara 026:80)
ًِق ََاْ ِإلثْ ُم َمب َحبكَ ف ِ َُّ َّع ْه اىى َ ،ًُع ْى َ ًُ هللا ِ س ْمعَبنَ َر َ َ به ِ اس ِ ُ ْاىبِ ُّر ُحس ُْه ْاى ُخي: ً ِ سو هيلع هللا ىَّلَصََّ قَب َه ّ ِع ِه اىىَّب َ ض َّ َ َ ْ . ] [ َر ََايُ ُم ْس ِيم. بس ُ َّعي ٍْ ًِ اىى َ وَفسِلَ ََ َم ِر ٌْتَ أ ْن ٌَط ِي َع ْ َ ُ س ُْ َه ع ِه ْاىبِ ِ ّر ِ َِهللا ُ أَتٍَْتُ َر: ع ْىًُ قَب َه َ ِجئْتَ تَسْأ ُه: سو هيلع هللا ىَّلَصَََّ فَقَب َه َ ًُ هللا ِ صةَ ب ِْه َم ْعبَذ َر َ ََ َ ِع ْه ََاب َ ض ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ َ َ ْ ْ َّ اى ِب ُّر َمب اط َمأو، َت قَيبَل ِ اِ ْست َ ْف: قَب َه، وَ َع ْم: ُقُ ْيت َ ََا ِإلث ُم َمب َحبك،ب ُ س ََاط َمأ َّن ِإىَ ٍْ ًِ اىقَي ُ ت ِإىَ ٍْ ًِ اىىَّ ْف “ َبس ََأ َ ْفت َُْك َّ فًِ اىىَّ ْف ِس ََت ََردَّدَ فًِ اى ُ َّ ََ ِإ ْن أ َ ْفتَبكَ اىى،صذ ِْر ][حذٌث حسه رٌَىبي فً مسىذي اإلمبمٍه أحمذ به حىبو َاىذارمً بإسىبد حسه Dari Nawwas bin Sam‟an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu „alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ (Riwayat Muslim)
PERSEMBAHAN Dengan penuh harapan dan doa, aku persembahkan skripsi ini khusus Untuk orang tuaku tercinta Bapak Sri Subandono dan Ibu Ngatemi Yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan dan doa yang tak Pernah putus bagi putri-putrinya Adikku tercinta Nichmatul Chasanah Dan sahabat-sahabatku Arif Setiyono, nuruniyah, ida, toho dan ipeh Yang selalu mendukungku
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufiq, hidayah, member kekuatan dan serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat islam dari belenggu kebodohan. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, motivasi serta doa sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga 4. Bapak Drs. Juz‟an, M.Hum selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak/Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya selama menuntut ilmudi STAIN Salatiga.
6. Teman-teman seperjuangan khususnya seluruh keluarga besar PAI A 2008, keluarga besar PPL MAN Tengaran, keluarga besar KKN Mangunsari dan Mahasiswa STAIN Salatiga 2008 umumnya 7. Seluruh petugas, karyawan dan pasien PKU Aisiyah desa Karanggeneng, kecamatan Kota, kabupaten Boyolali 8. Fatika Candra yang senantiasa membantu dan memberikan dukungannya 9. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga semua amal dan kebaikannya dapat diterima dan dicatat disisi Allah SWT sebagai amal yang sholeh dan mendapat balasan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT yang Maha Sempurna. Mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini. Dan penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, September 2013
Penulis
ABSTRAK
Waqhidah Milik Desmayati, Nur : Bimbingan keagamaan pada pasien di Pusat Kesehatan Umum (PKU) Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013, Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Juz‟an, M.Hum. Kata Kunci : Bimbingan keagamaan pada pasien di Pusat Kesehatan Umum (PKU) Aisyiyah. Tujuan penelitian untuk mengetahui bimbingan keagamaan yang diberikan pada pasiennya di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Mengetahui konsep yang diberikan dalam bimbingan keagamaan pada pasien di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memberikam bimbingan pendidikan keagamaan pada pasien di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Sebagai subjek penelitian adalah pasien PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali yang diambil secara acak. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, melalui pendekatan secara individu dengan memberikan masukan-masukan positif, menenangkan jiwa pasien, mengajak pasien untuk senantiasa berdoa meminta kesembuhan dari Allah SWT. Selain pendekatan langsung terhadap pasien, bimbingan juga dapat dilakukan dengan melalui pendekatan kepada keluarga pasien. Konsep bimbingan keagamaan yang diberikan kepada psien di RS PKU Aisyiyah Boyolali yaitu berlandaskan ajaran Nabi dan Rasul, sehingga tidak keluarga dari syariat agama Islam. Penghambat dan pendukung, yang menjadi penghambat itu kebanyakan dikarenakan ketidaktahuan atau ketidak pahaman, akan tetapi sebagian besar responden itu mendukung adanya bimbingan pendidikan keagamaan tersebut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN ……………………………………………………………
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
x
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Fokus Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
5
E. Penegasan Istilah
6
F. Metode Penelitian
9
G. Sistematika Penulisan
20
BAB II KAJIAN PUSTAKA
22
A. Pengertian Bimbingan
22
B. Fungsi Bimbingan
24
C. Bimbingan Keagamaan
24
D. Bimbingan Keagamaan Bagi Pasien
26
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
31
A. Gambaran Umum PKU
31
B. Hasil Penelitian
43
BAB IV ANALISIS DATA A. Metode Bimbingan Pendidikan Keagamaan di RS PKU Aisiyah
47 47
B. Materi atau Konsep Bimbingan Pendidikan Keagamaan di RS PKU Aisiyah
49
C. Pendukung dan hambatan Bimbingan Pendidikan Keagamaan di RS PKU Aisiyah
50
BAB V PENUTUP
53
A. Kesimpulan
53
B. Saran
54
C. Penutup
55
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Doa merupakan salah satu ajaran inti dalam Islam. Seperti halnya ibadah shalat dan puasa maupun ibadah lain baik rukun Islam maupun rukun Iman, meskipun itu ibadah yang hukumnya sunah maupun ibadah yang hukumnya diwajibkan adalah pokok dari ajaran Islam. Oleh karenanya doa diibaratkan “otak ibadah“ (addu „mukhkhkhul „ibadah). Bahwasannya seluruh aspek kehidupan ini pada hakikatnya adalah ibadah atau pengabdian / penghambaan umat manusia kepada Allah (Amin Syukur, 2006:6). Dalam kaitannya dengan doa yang perlu diperhatikan adalah meyakini bahwa setiap doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah meskipun tidak langsung seketika itu juga. Setiap manusia harus tetap berkhusnudzon kepada Allah. Dalam Al-quran Allah berfirman:
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS.Al-Mu‟minun /40:60). Apabila kita berdo‟a kepada Allah, maka hendaknya kita yakin bahwa do‟a kita akan dikabulkan oleh Allah.
1
Berdoa pada intinya tidak dibatasi oleh waktu-waktu tertentu saja, sekalipun telah ada waktu-waktu yang disunahkan seperti setelah shalat fardhu atau tengah malam berdoa dapat dilaksanakan kapan saja. Sehingga semua waktu yang dimiliki akan sangat bermakna karena selalu mengingat Allah. Semua waktu yang dimiliki oleh umat manusia hendaklah dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Baik itu untuk mencari ilmu, beribadah maupun aktifitas yang bermanfaat. Selama nyawa masih melekat di badan tiap umat manusia maka harus tetap berusaha untuk terus menambah ilmu maupun bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya agar tercapai tujuan hidup. Meskipun disaat senang ataupun sedih, seperti halnya saat tertimpa musibah apapun misalnya sakit, ditinggalkan oleh orang-orang yang disayangi. Manusia harus selalu berdoa dan berkeyakinan bahwa sakit atau yang lainnya itu adalah salah satu ujian Allah yang diberikan kepada umatnya agar selalu ingat dan mendekatkan diri kepada Allah. Berbicara mengenai ujian yang diberikan Allah kepada umatnya contohnya saja sakit, setiap manusia pasti akan mengalami ujian sakit dan lain halnya tersebut. Oleh karenanya kesehatan merupakan bagian penting yang harus senantiasa diperhatikan oleh manusia untuk selalu menjaga kesehatannya. Meskipun di saat musibah sakit itu datang manusia tidak mampu untuk menolaknya karena itu sudah menjadi kehendak dan rahasia Allah, tetapi setidaknya manusia harus terus berusaha untuk melakukan usaha-usaha pencegahan dari dalam dirinya sendiri dengan cara selalu memperhatikan kondisi fisik dalam setiap melakukan kegiatan yang
sekiranya mampu untuk dikerjakan atau dengan cara menjaga pola makan dan jenis-jenis makanan yang sesuai dengan kondisi badan. Beranjak mengenai kesehatan hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari lembaga atau instansi-instansi terkait dalam dunia kesehatan. Seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu maupun klinik-klinik kesehatan lainnya baik bersifat milik pemerintah maupun pengelola yayasan, yang disini sifatnya sebagai sarana dalam memberikan pengobatan. Memperhatikan mengenai pentingnya doa dan kaitannya terhadap cobaan sakit yang diterima manusia. Oleh karenanya manusia harus senantiasa menguatkan hatinya dalam menerima cobaan tersebut dengan terus berdoa dan berusaha menghadapi ujian tersebut. Berbicara mengenai kaitan doa dan kesehatan ada instansi-instansi kesehatan yang membantu pasiennya untuk sembuh tetapi juga mengadakan bimbingan doa. Hal tersebut dilaksanakan dalam rangka memberikan penyembuhan baik dari segi fisik/penyembuhan penyakit juga dari segi rohani/memotifasi dan memberikan dorongan pada pasien untuk melawan penyakit. Selain usaha-usaha di atas bimbingan dan penyuluhan dapat diartikan sebagai pemberian bantuan kepada orang lain atau kelompok dalam membuat pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan hidup. Bantuan tersebut bukanlah bersifat materi/medis akan tetapi berupa psikologis sehingga seseorang tersebut dapat mengatasi masalah
yang
dihadapi.
Tidak
semua
instansi-instansi
kesehatan
mengadakan program seperti itu. Oleh karenanya penulis memilih instansi
kesehatan PKU Aisiyah yang sudah jelas mengadakan bimbingan keagamaan bagi pasiennya. Dari permasalahan tersebut di atas mendorong penulis untuk memilih dan membahas skripsi yang berjudul : ”BIMBINGAN KEAGAMAAN PADA PASIEN DI PUSAT KESEHATAN UMUM (PKU) AISYIYAH DESA
KARANGGENENG
KECAMATAN
BOYOLALI
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013”.
B.
Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.
Bagaimana bimbingan keagamaan yang diberikan bagi pasien di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013 ?
2.
Bagaimana konsep dalam bimbingan keagamaan di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013 ?
3.
Apa faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan bimbingan keagamaan pada pasien di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013 ?
C.
Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang disadari mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk : 1.
Mengetahui bimbingan keagamaan yang diberikan pada pasien di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013.
2.
Mengetahui konsep dalam bimbingan keagamaan pada pasien di PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013.
3.
Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan bimbingan
keagamaan
pada
pasien
di
PKU
Aisyiyah
Desa
Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2013.
D.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Manfaat teoritis: a.
Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu.
b.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai bimbingan proses dalam memberikan bimbingan terhadap pasien yang membutuhkan bimbingan untuk memotivasi dan mengatasi masalahnya.
c.
Sebagai acuan dalam pembelajaran ilmu psikologi.
d.
Untuk memberikan bimbingan keagamaan khususnya dalam dunia kesehatan.
e.
Memberikan sumbangan pikiran dan informasi khususnya bagi pasien, keluarga pasien dalam memotivasi untuk dapat menghadapi cobaan.
2.
Manfaat praktis : a.
Bagi Pembaca: 1) Memberi pengetahuan tentang bimbingan keagamaan yang benar. 2) Menjadikan
pembaca
mengetahui
manfaat
pemberian
bimbingan keagamaan bagi pasien atau klien. b.
Bagi Instansi Kesehatan: 1) Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan pengetahuan bimbingan keagamaan terhadap pasien. 2) Kualitas hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan terhadap cara pandang anggota instansi kesehatan dalam memberikan pemahaman saat mengadakan bimbingan.
c.
Bagi Peneliti: 1) Mempunyai ilmu baru yang bermanfaat 2) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran ilmu jiwa atau psikologi.
E.
Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Bimbingan Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis terhadap klien dalam memecahkan masalahnya yang dihadapi agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, menerima dirinya dan kemampuan merealisasikan dirinya sesuai dengan
potensinya
dalam
mencapai
penyesuaian
diri
dengan
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat yang mana bantuan diberikan oleh seseorang yang berpengalaman khusus dalam bidang bimbingan. Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. (Walgito,1995:4). Ada beberapa indikator dari bimbingan yang dikemukakan oleh Walgito yaitu:
2.
a.
Mendorong pasien untuk tetap berusaha
b.
Memberi nasehat agar pasien tetap memiliki motivasi hidup.
c.
Memberi jalan keluar bila pasien menemui kesulitan / putus asa.
d.
Memberi saran pada pasien dalam menghadapi masalah
Keagamaan
Keagamaan berasal dari kata „agama‟ yang berarti segenap kepercayaan, serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan itu (Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa KBBI). Keagamaan adalah sistem atau yang berhubungan dengan agama (Sugarso dan Retno Ningsih 2005:19). Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
bimbingan
keagamaan berarti sesuatu usaha memimpin yang mengharap pada halhal yang bersifat agama. Suatu kegiatan dan rutinitas baik lahiriyah maupun batiniah yang terwujud dalam bentuk peribadatan atau ibadah. Dalam penelitian ini terfokus pada aktifitas ibadah ataupun bimbingan keagamaan yang diberikan pada pasien di PKU Aisyiyah. Indikator dari bimbingan keagamaan adalah : a.
Memberikan bimbingan dan contoh konkret dalam melaksanakan ajaran agama.
3.
b.
Mendorong pasien untuk mengikuti kegiatan keagamaan.
c.
Melaksanakan sholat-sholat wajib maupun sunah.
d.
Membiasakan berdoa.
e.
Membiasakan berdzikir (mengingat Allah).
f.
Memotivasi pasien
Pasien
Pasien adalah seseorang yang sedang mengalami sakit baik dari segi fisik maupun batinnya dan membutuhkan bantuan oarang lain sebagai proses penyembuhan.
4.
PKU Aisyiyah Adalah Pusat Kesehatan Umum (PKU) yang merupakan salah satu instansi kesehatan yang dikelola oleh yayasan yang tergabung dalam kelompok yayasan Muhammadiyah. Lokasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah PKU Aisyiyah yang terletak di jalan provinsi yang merupakan jalur alternatif Semarang - Solo yakni Jalan Yos Sudarso di Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Yang dimaksud penulis sebagai objek penelitian disini adalah seluruh pasien yang ada di lembaga kesehatan tersebut dan mendapatkan bimbingan keagamaan yakni di PKU Aisyiyah Boyolali. Adapun perincian dari jumlah penelitian menggunakan data yang cukup untuk menunjang penelitian penulis. Status dari instansi kesehatan tersebut adalah swasta milik yayasan yang dikelola Muhammadiyah yang berlokasi di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali.
F.
Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif, Kirk dan Miller (1986:9) dalam
Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya (Moleong, 2005:4). Dari beberapa permasalahan yang penulis bahas, dalam tulisan ini maka menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian ini adalah penyelidik yang hati-hati testematik, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan tertentu dan keperluan tertentu (Nasir, 1985:27) Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena dianggap dapat mengamati secara langsung objek yang dijadikan penelitian dan berusaha memahami secara mendalam tentang proses bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di PKU Aisyiyah Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005: 4). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi tentang apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain, pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan
antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2005:9).
2.
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode deskriptif yang merupakan sebuah penelitian kelompok manusia atau suatu objek, Set, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas istimewa (Nasir, 185:63). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematik, faktual dan akurat, mengenal fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencedraan mengenai situasi atau kejadian. Penelitian ini tergolong deskriptif survai, yang merupakan penyelidikan yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok daerah tertentu.
3.
Kehadiran Peneliti Pada
penelitian
kualitatif
ini,
kehadiran
peneliti
mutlak
diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di lapangan seperti "kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup
rumit, sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya". Jadi kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri karena ia bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen selain manusia mempunyai fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Hal ini karena sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian kepada lembaga yang bersangkutan. Adapun peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat berperan serta yaitu peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta akan tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Peneliti disini pada waktu penelitian mengadakan pengamatan langsung, sehingga diketahui fenomena-fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti di lapangan dilakukan dalam 3 tahap yaitu: a.
Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal lapangan penelitian.
b.
Pengumpulan data, dalam bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan data.
c.
Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang diperoleh di lapangan penelitian dengan kenyataan yang ada.
Peneliti harus berusaha dapat menghindari pengaruh subjektif dan menjaga lingkungan secara alamiah agar proses sosial yang terjadi berjalan sebagaimana biasanya. Disinilah pentingnya peneliti kualitatif menahan dirinya untuk tidak terlalu jauh intervensinya terhadap lingkungan yang menjadi objek penelitian. 4.
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di RS PKU Aisyiyah Boyolali, Jl. Pasar Sapi Baru Singkil yang merupakan jalan provinsi Semarang – Solo di Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Peneliti memilih PKU Aisyiyah sebagai lokasi penelitian ini disertai dengan beberapa pertimbangan: (1). PKU Aisyiyah dianggap memenuhi syarat sebagai objek penelitian karena di PKU Aisyiyah tersebut mempunyai kegiatan bimbingan keagamaan yang di dalam kegiatan itu sebagian besar adalah pasien-pasien yang ada didalamnya. (2). Sebagian besar pasien-pasien tersebut memeluk agama Islam meskipun ada sebagian kecilnya tidak memeluk Islam.
5.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Suharsami,
26:129).
Menurut
Lofland
(1984:47)
sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (Moleong, 2011:157).
Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011:157). Data yang diperoleh adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan data yang diperoleh adalah hasil dari wawancara dan observasi kepada konselor ataupun pasien maupun keluarga pasien. Adapun sumber data dalam hal ini adalah: a.
Sumber data utama (primer) Yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu konselor dan pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali.
b.
Data skunder Yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan peneliti. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Moleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsiparsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data
statistik juga termasuk sumber data tambahan (Moleong, 2011: 113).
Dalam
penelitian
ini
data
sekunder
yaitu
dengan
mewawancarai konselor untuk mendapatkan data-data yang diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang pasien ataupun aktivitas bimbingan keagamaan yang ada di RS PKU Aisyiyah Boyolali, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto bimbingan keagamaan yang dilakukan di RS PKU Aisyiyah Boyolali. 6.
Proses Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Observasi atau Pengamatan Adalah sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti (Hadi, 1990:131). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi umum penelitian, keadaan pasien di RS PKU Aisyiyah sehingga dapat diperoleh informasi tentang kegiatan bimbingan keagamaan dalam menjalani ujian berupa sakit. Kegiatan bimbingan keagamaan yang sesuai dengan norma agama yang berlaku, pasien melakukan rutinitas bimbingan yang bermanfaat saat berada di RS PKU Aisyiyah.
b.
Interview atau Wawancara Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik (Surakhmad, 1985:132). Dengan metode ini penulis
mendapatkan
informasi
ataupun
data
tentang
keagamaan
masyarakat, tentang bimbingan keagamaan dalam menjalani ujian sakit. Yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah pihak RS PKU Aisyiyah Boyolali c.
Kuesioner (Angket) Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (Narboku dan Achmadi, 2005:76).
d.
Dokumentasi Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 1998:236). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran kegiatan bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di PKU Aisyiyah. Arsiparsip yang digunakan itu seperti jadwal pemberian bimbingan keagamaan terhadap pasien yang ada, kegiatan informan, nama informan.
7.
Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992:16). Pertama; setelah pengumpulan data selesai, maka
tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua. 8.
Pengecekan Keabsahan Data Menurut Moleong (1989:324) Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini menggunakan tiga unsur, yaitu: a.
Kepercayaan (credibility) Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada beberapa tekhnik untuk mencapai kredibilitas ini antara lain: tekhnik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi.
b.
Ketergantungan (dependability)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggung-jawabkan melalui audit dependability oleh auditor independent atau dosen pembimbing. c.
Kepastian (confirmability) Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
9.
Tahap-tahap Penelitian Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut: a.
Tahap Pra Lapangan Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan,
memilih
dan
memanfaatkan
informan,
dan
menyiapkan
perlengkapan penelitian (Moleong, 2011:127). 1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa PKU Aisyiyah adalah salah satu instansi kesehatan yang memiliki kegiatan bimbingan keagamaan yang cukup tepat, instansi kesehatan yang memperhatikan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan
baik
bagi
pasien
maupun
seluruh
karyawannya atau ketaatan dalam beragama, serta mempunyai aktifitas keagamaan yang terjadwal. 2) Menyusun
proposal
penelitian,
proposal
penelitian
ini
digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan. 3) Mengurus surat-surat perizinan, baik secara internal (Fakultas), maupun secara eksternal (PKU Aisyiyah). b.
Tahap Pelaksanaan Penelitian 1) Pengumpulan data Mengadakan observasi langsung ke PKU Aisiyah dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, yakni: a) Wawancara dengan kepala PKU Aisyiyah. b) Wawancara
dengan
dokter
dan
karyawan
serta
pembimbing / konselor sebagai informan. c) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan.
d) Menela‟ah teori-teori yang relevan. 2) Mengidentifikasi data Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. c.
Tahap Akhir Penelitian Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya.
G.
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, serta sistematika penyusunan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang pengertian bimbingan keagamaan pada pasien. Dalam bab ini menjelaskan tentang : A. Pengertian bimbingan B. Fungsi bimbingan C. Bimbingan keagamaan D. Bimbingan keagamaan bagi pasien. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian yang meliputi : A. Gambaran umum lokasi penelitian. B. Hasil Penelitian. BAB IV ANALISIS DATA A. Metode bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah. B. Konsep bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah. C. Pendukung dan hambatan bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup. Demikian sistematika penulisan skripsi ini untuk bagian akhir adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Bimbingan Menurut istilah bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun untuk sampai kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak setiap bantuan atau tuntunan dapat diartikan sebagai guidance (bimbingan). Misalnya, jika seorang guru membisikkan jawaban suatu soal ujian pada waktu ujian agar muridnya lulus, tentu bantuan semacam itu bukan bantuan yang dimaksud dengan bimbingan. Jadi bentuk bantuan bimbingan tersebut membutuhkan syarat tertentu, prosedur tertentu, pelaksanaan tertentu dan sistimatik serta dasar dan tujuan tertentu. Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas dibawah ini akan dikutip beberapa definisi. Definisi yang dikemukakan dalam “Jear Book of Educatin” 1955, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Pengertian yang dikemukakan oleh Stoops ialah suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakat.
22
Menurut Crow & Crow, Guidance dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri. Dengan membandingkan beberapa definisi tentang bimbingan, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengertian bimbingan yaitu: Pertama : bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan (continuous process). Hal ini mengandung arti bahwa kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, insidentil, sewaktu-waktu, tidak sengaja, asal saja dan sebagainya, melainkan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, kontinue, terarah kepada tujuan. Kedua: bimbingan merupakan suatu proses membantu individu. Dengan perkataan membantu berarti bukan suatu paksaan. Ketiga: bantuan yang diberikan ialah kepada individu yang memerlukan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Keempat: bantuan yang diberikan ialah agar individu dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi atau kemampuannya.
Kelima: yang menjadi tujuan bimbingan ialah agar individu dapat menyesuaikan diri kepada lingkungannya sesuai dengan potensi yang ada dalam dirinya. Keenam: untuk pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personil (petugas) yang memiliki keahlian-keahlian dan pengalaman yang khusus dalam bidang bimbingan dan penyuluhan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan mengenai pengertian bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk menerima
dirinya,
kemampuan
untuk
mengarahkan
dirinya,
dan
kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tertentu.
B.
Fungsi Bimbingan Fungsi-fungsi bimbingan yaitu sebagai berikut: 1.
Bimbingan berfungsi preventif (pencegahan)
2.
Bimbingan berfungsi kuratif
3.
Bimbingan berfungsi preservatif (pemeliharaan)
4.
Bimbingan berfungsi developmental (pengembangan)
C.
5.
Bimbingan berfungsi distributif (penyaluran)
6.
Bimbingan berfungsi adaptif (pengadaptasian)
7.
Bimbingan berfungsi adjustif (penyesuaian)
Bimbingan Keagamaan Bila ditengok sejenak kepada sejarah agama Islam maka bimbingan keagamaan telah dilaksanakan para Nabi dan Rasul, para Sahabat Nabi, para Ulama dan para pendidik / pengajar di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Di kalangan masyarakat Islam telah pula dikenal prinsip-prinsip yang bersumber dari firman Allah serta sunah Nabi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An‟am ayat 153:
Artinya : “Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini jalan-Ku yang lurus, maka itulah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan (yang lain), karena dengan jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa”.(QS. Al-An‟am 006:153)
Di samping pula sabda Nabi yang menjelaskan bahwa nasihat itu kewajiban agama. Seperti sabda Nabi yang menyatakan (agama itu adalah nasihat).
اى ِذٌّ ُْه: سيَّ َم قَب َه َ ُصيَّى هللا َ ًُ هللا ِ ع ْه أ َ ِبً ُرقٍََّةَ ت َِمٍْم اىذ َِّاري َر َ َ ََ ًِ ٍْ َعي َ ً َّ ع ْىًُ أ َ َّن اىىَّ ِب َ ض . عب َّمتِ ٍِ ْم ُ ِ َّّلِلِ ََ ِى ِنت َب ِب ًِ ََ ِى َر: قُ ْيىَب ِى َم ْه ؟ قَب َه. ُص ٍْ َحة َ ََ َس ُْ ِى ًِ ََألَئِ َّم ِة ْاى ُم ْس ِي ِمٍْه ِ َّاىى ][رَاي اىبخبري َمسيم
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu‟alaihi wasallam bersabda : Agama adalah nasehat, kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Meskipun secara ilmiah bimbingan keagamaan belum dikenal baik masyarakat maupun lingkungan pendidikan, namun pengertiannya dapat juga diberikan secara sederhana. Bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar supaya orrang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Allah SWT, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya. (Arifin, 1979:25) Jadi bimbingan tersebut baik, baik pengertian agama nampak jelas tekanannya pada pemberian bantuan atas pertolongan dalam berbagai masalah seseorang di masa mendatang. Semua aspek yang ada merupakan lahan yang perlu mendapatkan bimbingan yang ruang lingkupnya menurut tujuan masing-masing. Sehingga diharapkan dari itu mempunyai ruang lingkup dan tujuan masing-masing seperti jabatan, bimbingan yang menyangkut kesejahteraan keluarga, namun dalam hal ini bimbingan yang
penulis maksud adalah bimbingan keagamaan terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. D.
Bimbingan Keagamaan Bagi Pasien Bagi orang yang beriman akan memandang sakit sebagai salah satu ciptaan Allah yang ditimpahkan kepada manusia dan mereka harus ikhlas menerimanya
sebab
sesuatu
yang
Allah
timpahkan
pasti
ada
maksudnya. Sakit sebagai salah satu ujian Allah yang ditimpakan kepada manusia juga ada maksudnya. Banyak hadis yang menerangkan rahasia di balik sakit ini. Salah satu hikmah Allah kepada hambanya adalah sebagai ujian dan cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar beriman. Dalam Al-Quran Al-Ankabut ayat 2 yang berbunyi :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al-Ankabut : 29/2).
Setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah, tidak akan dibiarkan begitu saja dengan pengakuannya ini. Karena Allah SWT akan memberi bermacam-macam cobaan untuk membuktikan sampai sejauh mana kebenaran pengakuannya. Demikian Allah SWT akan menguji hamba-hambaNya dengan kebaikan dan keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan mengetahui keutamaan Allah serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah juga akan menguji manusia dengan
keburukan, seperti sakit dan miskin, agar mereka bersabar, dan memohon perlindungan serta doa kepada-Nya.
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: innalilahi wa inna ilaihi raji‟un. Mereka itulah (orang-orang) yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk”. (QS. Al-Baqarah 2:155-157).
Kehendak Allah pula bahwa jika kita sedang diuji, kita diperintahkan untuk sabar dan ridha. Amat banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga secara tidak sadar ia menganggap bahwa penyakit yang dideritanya tersebut sebagai malapetaka atau kutukan Allah yang dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikit orang yang tatkala ditimpa suatu penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan buruk sangka kepada Allah SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah, merasa bahwa dengan sakitnya itu Allah bersikap tidak adil, sehingga ia tidak lagi
menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya sebagai hamba Allah. Padahal di waktu sehat, ia selalu mengucapkan dalam shalatnya.
“sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al An‟am 6:162) Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit di sana terkandung pahala, ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. 1.
Kiat menghadapi Pasien Kritis Kalau kita mengunjungi orang sakit yang sudah sangat parah dan mungkin dalam keadaan sakaratul maut, tetapi masih sadar, dapat mendengar dan berkata-kata, maka hendaklah: a.
Membaringkan orang sakit ke arah kiblat Kalau memungkinkan, hendaklah kita menghadapkan orang sakit ke arah kiblat, dengan dua cara yaitu: 1) Miringkan badan pasien ke kanan dan mukanya mengarah ke kiblat, ini merupakan posisi berbaring yang lebih utama. 2) Baringkan telentang dan kakinya mengarah ke kiblat, lalu angkat atau tinggikan sedikit kepalanya sehingga mukanya mengarah ke kiblat.
b.
Menghadirkan sanak keluarga orang sakit
Hadirkan di dekat orang sakit saudara yang dicintainya yang dapat menghiburnya dan paling bertakwa kepada Allah, untuk mengingatkannya akan Allah, bertobat dari segala dosa dan maksiat. Disunatkan ketika itu agar keluarganya memperbanyak membaca Al-Quran dan bacaan-bacaan dzikir lainnya. Kemudian keluarganya mengingatkan agar orang yang sakit mensyukuri nikmat Allah dengan hati dan lisannya, serta mengingat sepenuh hati bahwa ketika itu adalah saat terakhir baginya di dunia ini. Berusahalah agar ia bersungguh-sungguh menutupnya dengan kebaikan dan bersegeralah melunasi segala hak orang lain, dan mengembalikan barang-barang yang diperoleh dengan cara zalim, meminta maaf kepada istrinya, orang-orang tuanya, anak-anaknya, tetangganya, teman sejawatnya, dan tiap-tiap orang yang ada hubungannya dengan orang sakit karena urusan muamalah, pergaulan sehari-hari dan sebagainya. Seyogyanya orang sakit berwasiat pula tentang urusan anak-anaknya, karena anak-anak itu mungkin tidak mempunyai kakek yang berhak mengurusinya. Berwasiat pula hendaknya sedapat mungkin untuk dilunasi segala hutangnya. c.
Mentalqilkan orang sakit Juga dianjurkan agar si penderita sakit itu ditalqilkan (dibimbing untuk mengucap) kalimat tauhid laa ilaha illallah, dengan jelas dan lembut, dan jangan diulang-ulang atau
dipaksakan, agar tidak membingungkan pasien, dengan harapan semoga kalimat tauhid itu menjadi akhir perkataan yang diucapkannya.
d.
Memperbanyak doa Orang yang datang menjenguk hendaklah memperbanyak doa untuknya, dan janganlah berbicara atau membicarakannya kecuali tentang hal-hal yang baik.
e.
Mengingatkan orang sakit agar berbaik sangka kepada Allah Keluarganya atau orang-orang yang hadir mengingatkan agar orang yang sekarat banyak berharap kepada Allah dan amalamalnya yang baik, sehingga menimbulkan baik sangka kepada Allah SWT.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A.
Gambaran Umum PKU Status Rumah Sakit : Milik PDA Aisyiyah Boyolali Nama Rumah Sakit
: RS PKU Aisyiyah Boyolali
Alamat
: Jl. Pasar Sapi Baru Singkil Karanggeneng Boyolali
Telepon/Fax
: 0276 - 322898 / 0276 - 3293400
Kelas/Type
: D
Jumlah Kamar
: 85 ruangan
Jumlah TT
: 100 TT
Luas Area
: 3.616 m2
Luas Bangunan
: 2.419 m2
E-mail
:
[email protected]
Pimpinan
: dr. H. Gazali Haerudin, SpB.FInaCS
Tanggal Berdiri
: 17 Juli 2007
Sertifikasi
: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK.07.06/III/193/07 1.
SEJARAH RS PKU Aisyiyah Boyolali
Agustus 1998, wakaf tanah dari keluarga Bp. H. Jalal Sayuti
2 Agustus 1999, Peresmian RB dan BP Aisyiyah
28 Februari 2004, RS PKU Aisyiyah beroperasi atas izin Bupati.
17 Juli 2007, RS PKU Aisyiyah memperoleh izin Menkes RI 33 Tahun 2009, kerjasama dengan Depkes melayani GAKIN yang
dilanjutkan JAMKESMAS 2.
Tahun 2011, kerjasama dengan ASKES melayani PNS
Kerjasama PKU Aisyiyah Boyolali Pelayanan kesehatan tidak lepas dari faktor biaya dan pengamanan pembiayaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan. Secara umum pembiayaan kesehatan terkait dengan : Pemerataan dan keadilan (equity), Peningkatan biaya pelayanan kesehatan, efektifitas dan efisiensi, serta akuntabilitas dan substansibilitas, hal tersebut terkait badan-badan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di RS PKU Aisyiyah Boyolali melaksanakan kerjasama: a.
PT. ASKES bagi peserta PNS dan Pensiunan
b.
PT. JAMSOSTEK
c.
PT. Inhealth
d.
Perusahaan PSS
e.
Asuransi JASINDO
3.
f.
Asuransi BLUE DOT
g.
Asuransi Bumi Asih Jaya
h.
JAMKESMAS
i.
JAMPERSAL
j.
ADMEDIKA ASURANSI
Falsafah Dengan modal iman dan takwa kepada Allah SWT, bahwa bekerja adalah ibadah dan keikhlasan, RS PKU Aisyiyah Boyolali berkeyakinan bahwa: Karyawan yang berdedikasi dan berkomitmen tinggi merupakan aset yang sangat berharga, kepuasan dan kesetiaan pelanggan adalah dasar bagi kelangsungan RS, mutu pelayanan RS merupakan pengikat kesetiaan pelanggan, kebersamaan adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan bersama.
4.
Visi, Misi, Motto dan Tujuan Visi “Terwujudnya RS PKU Aisyiyah Boyolali yang amanah, profesional, islami dan terjangkau” Misi Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang islami, berkualitas, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, yang diselenggarakan oleh sumber daya manusia yang profesional dan ketersediaan sarana fasilitas peralatan sesuai dengan teknologi kedokteran kesehatan terkini.
Motto Senyum, salam, sopan, santun, semangat, setulus hati (5 S) Tujuan Memberikan pelayanan kesehatan baik promotif, prefentif, kuratif maupun rehabilitative dengan karakter pelayanan yang cepat, tepat dan memuaskan kepada semua orang yang membutuhkan. 5.
Jenis Pelayanan LAYANAN 24 JAM
Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
Instalasi Farmasi
Radiologi
Laboratorium
Klinik Umum
Ambulance
LAYANAN BEDAH
Bedah Umum
Bedah Obsgyn
Bedah Orthopedhi
Bedah Urologi
LAYANAN RAWAT JALAN
Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Anak
Spesialis Kebidanan dan Kandungan
6.
Spesialis Bedah
Spesialis Mata
Spesialis THT-KL
Spesialis Saraf
Spesialis Radiology
Spesialis Paru
Spesialis Gigi
Spesialis Bedah Orthopedhi
Fisioterapi
Spesialis Kesehatan Jiwa
Konsultasi Gizi
Tes Pendengaran (Audiometri)
Daftar Tenaga Kesehatan RS PKU Aisyiyah Boyolali DAFTAR TENAGA KESEHATAN DI SARANA KESEHATAN : RS PKU AISYIYAH BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
NO
I.
NAMA
PENDIDIKAN
JENIS
TERTINGGI
KELAMIN
S1 Pendidikan
L
Tenaga Medis
1 Dokter Umum Dr. Darmawan Wijayanto
Dokter
PRAKTEK DI TEMPAT LAIN
Dr. Sri Handayani
S1 Pendidikan
P
Dokter Dr. Agung Sutopo
S1 Pendidikan
L
Dokter Dr. Nurdin Aji Iskandar
S1 Pendidikan
L
Dokter Dr. Ariyanto
S1 Pendidikan
L
Dokter Dr. Titik Suryaningsih
S1 Pendidikan
P
Dokter Dr. Dagdo Purwo Hadmanudin Dr. Irfan Pranowo
S1 Pendidikan
L
Dokter S1 Pendidikan
L
Dokter Dr. Ika Setyowati Nur Putri
S1 Pendidikan
P
Dokter Dr. Ida Wulandari
S1 Pendidikan
P
Dokter 2 Dokter Gigi Drg. Rika Kurnia Santi
S1 Pendidikan
P
Dokter Gigi 3 Dokter Spesialis Bedah Umum Dr. Gazali Haeruddin, Sp.B,
PPDS Bedah
L
Dr. Anang Ma‟ruf, Sp.B
PPDS Bedah
L
Dr. Junardi, Sp.B
PPDS Bedah
L
Dr. Soewito, Sp.A (K)
PPDS Anak
L
Dr. Ning Djarwati, Sp.A
PPDS Anak
P
FIna Cs
4 Dokter Spesialis Anak
Dr. ML. Susi, Sp.A
PPDS Anak
P
PPDS Penyakit
L
5 Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dr. DMR. Siregar, Sp.PD
Dalam Dr. Sumardjo, Sp.PD
PPDS Penyakit
L
Dalam
6 Dokter Spesialis Kebidanan Dr. Widyasih Pritasari,
PPDS Obsgyn
P
PPDS Anestesi
L
PPDS THT
L
PPDS Mata
P
PPDS Syaraf
L
S3 PPDS Paru
L
PPDS Bedah
L
Sp.OG 7 Dokter Spesialis Anestesi Dr. Farid Ishaq, Sp.An 8 Dokter Spesialis THT Dr. Antonius Christanto, Sp.THT-KL 9 Dokter Spesialis Mata Dr. Winarni, Sp.M 10 Dokter Spesialis Syaraf Dr. Ismed Hadi Nurdjaman, Sp.S 11 Dokter Spesialis Paru DR. dr. Reviono, Sp. P 12 Dokter Spesialis Bedah Othopaedi Dr. Udi Herunefy, Sp.B, Sp.OT 13 Dokter Spesialis Bedah Urologi
Orthopedi
Dr. Ahmad Bi Utomo, Sp.BU
PPDS Bedah
L
Urologi
14 Dokter Spesialis Radiologi Dr. Hendro Priyono, Sp.Rad
PPDS Radiologi
L
PPDS PatKlin
P
S1 Farmasi
P
1 Susanti
D3 Farmasi
P
2 Riana Puji Rahayu
D3 Farmasi
P
3 Yuliana Ikawati
D3 Farmasi
P
4 Dewi Sri Rejeki
SMF
P
5 Isna Nurlaela Hajizah
SMF
P
6 Yunita Rustamti
SMF
P
1 Ervinasari Widiaswati
D3 Gizi
P
2 Siti Khoiriyah
D3 Gizi
P
3 Sri Kamtini
SMU
P
4 Endri Hastuti
SMU
P
SD
P
SMK Tata Boga
P
7 Erniningtyas
SMU
P
8 Septina Ita
SMU
P
15 Dokter Spesialis Patologi Klinik Dr. Rhina Widi Kurniati, Sp.PK II Tenaga Kefarmasian a. Apoteker 1 Yasfina, S.Farm, Apt. b. Asisten Apoteker
III Tenaga Gizi
5 Winarsih 6 Surati
IV Tenaga Keperawatan
a. Keperawatan 1 Eny Setyowati, S.Kep
S1 Keperawatan
P
2 Astuti Istiningsih
D3 Keperawatan
P
3 Netty Irnaningtiastuti
D3 Keperawatan
P
4 Nanik Wulandari
D3 Keperawatan
P
5 Endang Tri Purwanti
D3 Keperawatan
P
6 Rusiana Dewi
D3 Keperawatan
P
7 Agus Usman
D3 Keperawatan
L
8 Sindu Pawoko
D3 Keperawatan
L
9 Eko Setyaningsih
D3 Keperawatan
P
10 Susilowati
D3 Keperawatan
P
11 Wiwin Ratnasari
D3 Keperawatan
P
12 Ariyanto Nugroho
D3 Keperawatan
L
13 Dewi Nalam Sari
D3 Keperawatan
P
14 Renaning Tyas Dwiastuti
D3 Keperawatan
P
15 Ma'sumah
D3 Keperawatan
P
SPK
P
17 Wiranto Bibit Lestari
D3 Keperawatan
L
18 Listyaningsih Puji Hastuti
D3 Keperawatan
P
19 Tri Sarwini
D3 Keperawatan
P
20 Nanang Arianto
D3 Keperawatan
L
21 Purwani
D3 Keperawatan
P
22 Nikmatul Ulfah
D3 Keperawatan
P
23 Lisa Fitri Artyaningsih
D3 Keperawatan
P
24 Nuning Setyaningrum
D3 Keperawatan
P
25 Fatkur Ardiyansyah
D3 Keperawatan
L
26 Ninik Suyanti
D3 Keperawatan
P
27 Nia Akromawati
D3 Keperawatan
P
28 Sri Utami
D3 Keperawatan
P
29 Haryaning Ismerini
D3 Keperawatan
P
16 Sofi Fatimaturofiah
30 Atik Sri Maryuni
D3 Keperawatan
P
31 Widiawati
D3 Keperawatan
P
32 Sholihah
D3 Keperawatan
P
33 Dinda Yuanita
D3 Keperawatan
P
34 Noviya Kusumawati
D3 Keperawatan
P
35 Fajar Suryani
D3 Keperawatan
P
36 Sri Mulyati
D3 Keperawatan
P
37 Reni Puspitasari
D3 Keperawatan
P
38 Gigih Prehanto
D3 Keperawatan
L
39 Laela Maratul Khasanah
D3 Keperawatan
P
40 Ristri Widyastuti
D3 Keperawatan
P
1 Ninik Tri Murdiasih
D3 Kebidanan
P
2 Heny Sayekti
D3 Kebidanan
P
3 Neti Setyowati
D3 Kebidanan
P
4 Henny Trikusumawati
D3 Kebidanan
P
5 Agustin Kurniawati
D3 Kebidanan
P
6 Richadanik Maryaningsih
D3 Kebidanan
P
D3 Analis
P
b. Kebidanan
V. Tenaga Kesehatan Masyarakat VI. Tenaga Sanitasi VII. Tenaga Teknisi Medis a. Analis Laboratorium 1 Biyem
Kesehatan 2 Nur Chayati
D3 Analis Kesehatan
P
3 Wuwuk Linca Utami
D3 Analis
P
Kesehatan 4 Sri Handayani
D3 Analis
P
Kesehatan 5 Andriana Yuliastuti
D3 Analis
P
Kesehatan 6 Nandhya Putri Miftahayu A.
SMK Analis
P
Kesehatan b. Radiografer 1 Nafiudin
D3 ATRO
L
1 Henita Rahmayanti
D3 Rekam Medis
P
2 Nur Harwanti
D3 Rekam Medis
P
SMA
P
c. Rekam Medik
3 Dwi Irawati VIII. Fisioterapis 1 M. Yusuf Nasrun
B.
D3 Fisioterapi
Hasil Penelitian RS PKU Aisyiyah Boyolali adalah salah satu rumah sakit yang berlandaskan dengan agama Islam yang sangat kental, mengutamakan kepentingan umat bukan hanya mencari keuntungan semata. Dalam hal ini yang
dimaksudkan
adalah
dalam
pelayanan
kesehatannya
secara
keseluruhan. Pada kesempatan ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan khususnya pada bimbingan keagamaan terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Disamping pengobatan secara medis, bimbingan keagamaan itu sangatlah penting karena akan berpengaruh terhadap psikis seseorang khususnya pasien yang sedang sakit, dengan
adanya bimbingan keagamaan dapat meningkatkan semangat hidup, mempunyai dorongan untuk segera sembuh karena selain pengobatan secara medis, keadaan psikis seseorang juga mempengaruhi kesehatan seseorang. Untuk itu keduanya haruslah seiring sejalan secara seimbang sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik untuk pasien.
1.
Bimbingan keagamaan terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali Bimbingan keagamaan yang diberikan di RS PKU Aisyiyah yaitu melalui pendekatan secara langsung maupun melalui keluarga pasien. Kalau pasien dapat diajak untuk berkomunikasi dengan baik maka bimbingan dapat diberikan secara langsung kepada pasien akan tetapi apabila kondisi pasien tidak memungkinkan maka bimbingan keagamaan dapat diberikan kepada keluarga, diajak untuk senantiasa selalu berdoa kepada Allah SWT. Pemberian bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali diberikan oleh trainer yang mumpuni, yang mempunyai dasar pendidikan agama Islam yang benar. Dalam pelaksanaannya metode yang digunakan dapat berupa wawancara secara langsung terhadap pasien dengan tujuan memberikan semangat atau motivasi, maupun doa bersama, dengan tujuan meminta kesembuhan kepada Allah SWT, karena atas kehendakNya orang itu sakit ataupun sembuh, sehingga hanya kepadaNyalah kita seharusnya meminta pertolongan.
2.
Konsep bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali
Bila merujuk dari sejarah agama Islam sebenarnya proses bimbingan keagamaan telah ada dan dilaksanakan oleh para Nabi dan Rasul, para Sahabat Nabi, para ulama dan pendidik/pengajar di lingkungan bermasyarakat dari zaman dahulu jauh sebelum umat di era kita ini. Di lingkungan masyarakat muslim telah pula dikenal prinsipprinsip dalam memberikan bimbingan keagamaan yang bersumber dari firman Allah dalam Al-Quran serta sunah Nabi sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-An‟am ayat 153,
Artinya : “Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini jalan-Ku yang lurus, maka itulah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan (yang lain), karena dengan jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa”.
Disamping itu pula sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (HR. Muslim) menjelaskan bahwa nasehat itu kewajiban agama. Seperti sabda Nabi yang menyatakan (agama itu adalah nasehat). Bentuk nasehat kepada kaum muslimin, secara umum yaitu membimbing mereka untuk menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hal ini mencakup berbagai perkara, diantaranya: mencintai mereka karena Allah, menolong mereka dalam kebaikan, saling tolong menolong dalam kebajikan, dan tidak saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan maksiat, menjelaskan kepada mereka tentang
kebenaran dan menasehati mereka dengan berbagai macam jenis nasehat, baik dengan lisan maupun perbuatan. Meskipun bimbingan keagamaan belum dikenal baik masyarakat maupun lingkungan pendidikan secara ilmiah, namun pengertiannya dapat juga diberikan secara sederhana. Bimbingan pendidikan keagamaan secara khusus dapat diartikan sebagai berikut yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Allah SWT sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya. Akan tetapi secara umum bimbingan keagamaan bukan saja dibutuhkan oleh orang-orang yang mengalami kesulitan rohaniah akan tetapi dalam hal ini orang yang sedang sakit pun juga perlu dan membutuhkan bimbingan keagamaan. Jadi bimbingan tersebut nampak jelas tekanannya pada pemberian bantuan atas pertolongan dalam berbagai masalah seseorang. Semua aspek yang ada merupakan lahan yang perlu mendapatkan bimbingan keagamaan yang ruang lingkupnya menurut tujuan masing-masing. Khususnya pada hal ini yaitu bimbingan terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali berlandaskan ajaran para Nabi dan Rasul.
3.
Faktor pendukung dan penghambat bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali Dalam memberikan bimbingan pasti mengalami berbagai hal, hal positif apabila adanya dukungan dalam memberikan bimbingan keagamaan dan sebaliknya ada pula hal yang menjadi penghambat dalam memberikan bimbingan keagamaan, hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Faktor pendukung bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali -
Adanya konselor atau trainer yang mumpuni dibidangnya.
-
Fasilitas pendukung yang diberikan oleh RS PKU Aisyiyah yaitu salah satunya buku tuntunan doa untuk pasien.
b.
Pasien dan keluarga pasien yang komunikatif dan terbuka.
Faktor penghambat bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali -
Pasien dan keluarganya yang tidak komunikatif, kurang terbuka.
-
Penolakan dari pasien dan keluarga, seperti contohnya kurang peduli dalam kegiatan bimbingan keagamaan.
-
Kurangnya partisipasi keluarga dalam pemberian bimbingan keagamaan.
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Metode Bimbingan Pendidikan Keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali Dalam memberikan bimbingan keagamaan terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah, konselor menerapkan berbagai metode yaitu dengan melalui pendekatan secara individu dengan memberikan masukan-masukan positif, menenangkan jiwa pasien, mengajak pasien untuk senantiasa berdoa meminta kesembuhan dari Allah SWT. Selain pendekatan langsung terhadap pasien, bimbingan juga dapat dilakukan dengan melalui pendekatan kepada keluarga pasien, memberikan motivasi, nasehat-nasehat agar keluarga tabah, selalu bertawakal, dan mengajak untuk selalu senantiasa berdoa meminta kesembuhan bagi keluarganya yang sakit. Hal itu juga sama dengan apa yang dijelaskan oleh bapak Asrori selaku konselor “ya begini mbak bimbingan yang digunakan di sini itu
diberikan secara individu dan juga kepada keluarganya, apabila pasien dapat diajak komunikasi, kita ajak untuk berkomunikasi tapi kalau tidak ya melalui keluarganya, dan apa yang dilakukan itu merujuk ajaran Nabi dan Rasul” (wawancara dengan pak Asrori pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 14.10 WIB ) Selain itu bimbingan keagamaan dapat juga dilakukan dengan doa bersama, maksudnya tidak hanya satu pasien tapi beberapa pasien yang berada di bangsal yang sama, biasanya berada di ruang kelas 1, dilakukan 47 doa bersama-sama satu ruangan, dengan adanya ruang yang berbeda fasilitasnya di RS PKU Aisyiyah Boyolali, hal itu tidak menjadikan perbedaan, semua pasien dilayani dengan adil dan tidak ada perbedaan. “Tidak ada perbedaan mbak, semua sama entah itu orang kaya atau miskin diperlakukan dengan sama, doa-doanya juga sama tidak ada yang saya bedakan” (wawancara dengan Pak Asrori pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 14.15 WIB) Bimbingan yang diberikan di RS PKU Aisyiyah Boyolali dapat diterima oleh pasien maupun keluarganya, ”saya setuju mbak dengan adanya kegiatan ini (bimbingan keagamaan) seperti ini, berdoa bersamasama seperti ini dapat membuat hati saya menjadi tenang” (wawancara dengan Ibu Sri Rejeki pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 15.45 WIB), “alhamdullilah mbak, saya merasa lebih dekat dengan Allah, motivasi yang diberikan oleh bapak tadi membuat saya nyaman”, (wawancara dengan Bapak Agus pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 16.10
WIB), “saya setuju mbak dengan kegiatan tadi (bimbingan keagamaan) orang tua saya sudah tua, sakitnya sudah seperti itu, dengan bimbingan tadi membuat saya sebagai anak semakin tahu apa saja yang harus saya lakukan jika orang tua sakit seperti ini” (wawancara dengan Pak Budi pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 16.15 WIB ) Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali tidak hanya monoton saja, tapi dilakukan dengan metode yang bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi. Tidak hanya kepada pasien akan tetapi juga kepada keluarganya, sudah seharusnya sebagai umat muslim wajib untuk tolong menolong terhadap sesama.
B.
Konsep Bimbingan Pendidikan Keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali Konsep bimbingan keagamaan yang diberikan kepada pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali yaitu berlandaskan ajaran Nabi dan Rasul, sehingga tidak keluar dari syariat agama Islam. Sudah menjadi kewajiban setiap umat manusia untuk saling membantu umat lain yang membutuhkan pertolongan. Dalam hal ini bantuan tersebut dapat berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan taqwa kepada Allah.
“Konsep yang saya berikan itu tidak keluar dari syariat mbak, semua ada tuntunannya, sesuai dengan ajaran Nabi dan Rasul, termasuk dengan doa-doa yang diberikan dan tata caranya itu semua sesuai syariat mbak, sebelum saya mendatangi pasien saya harus wudhu, nah itu salah satu ajarannya, harus berusaha untuk selalu suci” (wawancara dengan Pak Asrori pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 14.20 WIB). “Doa-doanya sudah tidak asing di telinga saya mbak, sehingga saya bisa mengikutinya dengan baik, dan tata caranya pun bagus mbak” (wawancara dengan Ibu Ningsih keluarga pasien pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 15.05 WIB), ”sudah bagus mbak, pelaksanaannya tidak membuat anak saya takut, petugasnya sudah melakukan dengan baik, melakukan pendekatan dulu dengan anak saya, sehingga anaknya tidak rewel (wawancara dengan Ibu Surani (Ibu pasien) pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 17.00). Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa konsep yang diberikan itu sesuai dengan ajaran Nabi dan Rasul, tidak menyimpang dari syariat agama Islam, dan sebagian besar responden dapat menerima konsep bimbingan pendidikan keagamaan yang diberikan di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Bimbingan
keagamaan
bertujuan
agar
dalam
kehidupan
keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagian di dunia dan akhirat, hal ini juga memiliki tujuan yang sama terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali,
agar pasien itu merasa tenang, selalu bertawakal kepada Allah. Asas dari bimbingan keagamaan ini yaitu: 1.
Asas fitrah
2.
Asas kebahagian dunia dan akhirat
3.
Asas amal saleh dan akhlaqul-karimah
4.
Asas “mauzitul-hasanah”
5.
Asas “mujadatul ahsan”
6.
Subjek bimbingan keagaman islami yaitu individu atau kelompok yang beragama Islam.
C.
Pendukung dan Hambatan Bimbingan Pendidikan Keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali Dalam perjalanannya, pasti ada saja pro dan kontra seperti halnya pemberian bimbingan pendidikan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Hal itu tidak menjadikan keputusasaan bagi konselor, apabila ada hambatan, seperti contohnya penolakan dari pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali justru menjadikan energi yang positif bagi konselor untuk selalu memperbaiki pelayanan bimbingan keagamaan tersebut. “Ya, mesti ada to mbak, sudah hal biasa itu mbak, pasien itu cuek ketika saya masuk ruangan, itu karena dianggap saya minta-minta mbak, maklum pasien di sini kebanyakan dari desa, tapi bagi pasien yang sudah paham ya menerima dengan senang hati mbak, malah minta didoakan terus mbak” (wawancara dengan Pak Asrori pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 14.55 WIB)
“Saya setuju mbak, malah kalau bisa lebih sering mbak bimbingan keagamaan itu dilakukan, karena manfaatnya banyak sekali” (wawancara dengan Pak Tukiran keluarga pasien pada hari jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 15.30 WIB ), ”tentu saja saya senang mbak ada yang membimbing saya berdoa, maklum mbak pengetahuan agama saya kurang” (wawancara dengan Bapak Saryono (pasien) pada hari Jumat tanggal 8 Maret 2013 pukul 16.00 WIB) Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya itu ada penghambat dan pendukungnya, yang menjadi penghambat itu kebanyakan dikarenakan ketidak tahuan atau ketidak pahaman, akan tetapi sebagian besar responden itu mendukung adanya bimbingan pendidikan keagamaan tersebut. Selain berdoa juga harus sabar dan selalu bertawakal kepada Allah, Insya Allah selalu ada jalan yang ditunjukkan oleh Allah SWT. Kendala dan hambatan yang ditemui kebanyakan berasal dari pasien itu atau keluarga pasien sendiri yang kurang bisa menerima atau membuka diri karena ketidak tahuan mereka terhadap bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di RS PKU Aisyiyah Boyolali.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah penulis uraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Bimbingan keagamaan terhadap pasien di RS PKU Aisyiyah, konselor menerapkan berbagai metode yaitu dengan melalui pendekatan secara individu dan pendekatan kepada keluarga pasien, memberikan motivasi, nasehat-nasehat agar keluarga tabah, selalu bertawakal, dan mengajak untuk selalu senantiasa berdoa meminta kesembuhan bagi keluarganya yang sakit.
2.
Konsep bimbingan keagamaan yang diberikan kepada pasien di RS PKU Aisyiyah Boyolali yaitu berlandaskan ajaran Nabi dan Rasul, sehingga tidak keluar dari syariat agama Islam.
3.
Faktor pendukung bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali -
Adanya konselor atau trainer yang mumpuni dibidangnya.
-
Fasilitas pendukung yang diberikan oleh RS PKU Aisyiyah yaitu salah satunya buku tuntunan doa untuk pasien.
-
Pasien dan keluarga pasien yang komunikatif dan terbuka.
Faktor penghambat bimbingan keagamaan di RS PKU Aisyiyah Boyolali -
Pasien dan keluarganya yang tidak komunikatif, kurang terbuka.
53
-
Penolakan dari pasien dan keluarga, seperti contohnya kurang peduli dalam kegiatan bimbingan keagamaan.
-
Kurangnya partisipasi keluarga dalam pemberian bimbingan keagamaan.
B.
Saran-Saran 1.
Kepada pihak PKU Aisiyah Desa Karanggeneng Kecamatan Kota Boyolali Kabupaten Boyolali Diharapkan pemberian bimbingan keagamaan terhadap pasien dapat dilakukan secara intensif, dengan berbagai macam metode yang tidak menyimpang dari syariat Islam, sehingga pasien dapat lebih merasakan manfaatnya secara langsung serta dapat mempertebal keimanan dan ketaqwaan seseorang. Begitu juga pemberian bimbingan dapat dilakukan terhadap keluarga pasien, karena keluarga adalah orang terdekat pasien, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pasien. Hambatan-hambatan yang dialami seharusnya dikaji lebih lanjut dan dicarikan solusi pemecahannya, sehingga hasil atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
2.
Kepada Pasien Kepada pasien penulis berharap agar kooperatif terhadap pemberian bimbingan yang diberikan, sehingga dapat seiring sejalan dengan tujuan yang diharapkan.
C.
Penutup Alhamdulilahi Robbil‟Alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini keterbatasan yang ada pada penulis, maka saran, kritik yang selalu penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi mereka yang mengkajinya.