perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
Disusun Oleh :
SEPTIYANA BEKTI NUGRAHANINGSIH D0106020
SKRIPSI Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Dra. Retno Suryawati, M.Si NIP. 196001061987022001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari
:
Tanggal
:
Panitia Penguji : 1.
Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si
(
NIP. 196411231988031001 2.
Ketua
Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si NIP. 197505052008011033
3.
)
(
) Sekretaris
Dra. Retno Suryawati, M. Si. NIP. 196001061987022001
) Penguji
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H Supriyadi, SN., SU. NIP. 195301281981031001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
rjalan. Saat orang lain berjalan, kita mulai berlari. Saat orang lain berlari, kita sudah sampai. Saat orang lain sampai, kita istirahat. Saat orang lain istirahat, kita sudah mulai jalan lagi. One step ahead (anonim)
t dan kemauan untuk berusaha. Kalau kita mau kita pasti bisa ! (penulis)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk : - Ibu dan Bapak untuk segala kasih sayang, kesabaran, dan doa yang telah beliau berikan. - Kakak dan adikku yang selalu memberikan semangat dan dukungan. - Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan doanya.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PENDIDIKAN
ANAK
USIA DINI
DI
KECAMATAN
BOYOLALI
Penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku pembimbing penulisan skripsi, atas bimbingannya, arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak Drs. Sukadi, M.Si selaku pembimbing akademis, atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.
3.
Bapak Drs. Sudarto, M.Si dan Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina (Ibu Titin) selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali yang telah membantu dan memberikan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Para pendidik dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang telah membantu dan memberikan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan dan doa restu yang tidak pernah putus.
8.
Kakak dan adikku atas doa dan dukungannya.
9.
Teman-teman Pondok Anita (Mbak Maya, Windy, Mbak Ana, Tina, dan Dhian) atas kebersamaan kita selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan (Eka dan Mbak Dhita) yang mendukung dan memotivasi. Untuk Neny, Rahma, Asri, Titik, Rere, Sindu, Fida, Wida, dan Fela, kalau kita mau kita pasti bisa !! 11. Teman-teman
6, tetap semangat dan sukses selalu.
12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan.
Surakarta,
November 2010
Penulis
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ........................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO.......................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ........................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL .......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi ABSTRAK ..................................................................................................... xii ABSTRACT ................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 8 C. Tujuan .......................................................................................... 8 D. Manfaat ........................................................................................ 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11 A. Implementasi Kebijakan ............................................................... 11 1.
Kebijakan .............................................................................. 11
2.
Implementasi Kebijakan / Program ........................................ 14
3.
Model Implementasi Kebijakan.............................................. 17
B. Program Pendidikan Anak Usia Dini ............................................ 18 C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 24 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 26 A. Lokasi Penelitian .......................................................................... 26 B. Jenis Penelitian ............................................................................. 26 C. Sumber Data ................................................................................. 27 D. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................ 29
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Tehnik Pengambilan Sampel......................................................... 31 F.
Validitas Data ............................................................................... 31
G. Tehnik Analisis Data .................................................................... 32 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................. 35 A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................... 35 1.
Profil Kecamatan Boyolali ..................................................... 35
2.
Profil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga ................... 37
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................. 40 1.
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 ............ 40 a.
Sosialisasi ....................................................................... 40
b.
Pelaksanaan .................................................................... 45 - Pembentukan lembaga Pend
45
- Pelatihan Kader dan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini
49
- Pemberian Dana c.
2.
55
Pembinaan dan Pengawasan ............................................ 63 - Pemb
.63
- Pen
65
Faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 ............ 67 a.
Sikap pelaksana............................................................... 67
b.
Komunikasi..................................................................... 71
c.
Sumber daya ................................................................... 74
d.
Struktur Birokrasi............................................................ 84
BAB V PENUTUP .................................................................................... 86 A. Kesimpulan .................................................................................. 86 B. Saran ............................................................................................ 89 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91 LAMPIRAN
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1
Data Target dan Capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Tahun 2005-2009 ......... 2
Tabel 1.2
Jumlah Taman Kanak-Kanak dan Siswa (Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Pendidikan Formal) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008/2009..................................................................................... 4
Tabel 1.3
Data Lembaga dan Peserta Didik PAUD Jalur Pendidikan Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ............................ 5
Tabel 1.4
Anggaran APBD dan APBN untuk Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2006
Tabel 1.5
2009 ................. 6
Jumlah Lembaga, Pendidik, dan Peserta Didik Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ............ 7
Tabel 4.1
Banyaknya Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Boyolali Tahun 2008 ............................................................................................ 36
Tabel 4.2
Data Pelatihan Pendidikan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ................................................. 51
Table 4.3
Data Lembaga Penerima Dana BantuanProgram PAUD Non Formal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ................................. 60
Tabel 4.4
Jumlah Lembaga dan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ................................................................... 76
Tabel 4.5
Anggaran APBD dan APBN untuk PAUD Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 .................................................. 79
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III ............... 18 Gambar 2.2 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain ............ 21 Gambar 2.3 Gambaran Teknis Pelaksanaan TPA........................................... 22 Gambar 2.4 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD ......................... 23 Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................... 25 Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif .......................................................... 34 Gambar 4.1 Ruang Sentra Persiapan ............................................................ 54 Gambar 4.2 Ruang Sentra Persiapan ............................................................ 54 Gambar 4.3 Ruang Sentra Balok .................................................................. 54 Gambar 4.4 Ruang Sentra Balok .................................................................. 54 Gambar 4.5 Ruang Sentra Seni Peran ........................................................... 55 Gambar 4.6 Ruang Sentra Seni Peran ........................................................... 55 Gambar 4.7 Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair .................................... 55 Gambar 4.8 Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair .................................... 55 Gambar 4.9 Kegiatan bersama di KB Permatasari ........................................ 71 Gambar 4.10 Kegiatan bersama di KB Permatasari ....................................... 71
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Septiyana Bekti Nugrahaningsih, D0106020, Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali tahun 2009, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 90 Hal. Meskipun Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali telah dilaksanakan sejak tahun 2001, masih banyak isu yang berkembang dalam pelaksanaannya, antara lain isu mengenai rendahnya layanan Pendidikan Anak Usia Dini dan rendahnya partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali serta faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan program tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif. Tehnik pengumpulan data diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam. Penentuan informan diperoleh dengan tehnik purposive sampling. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis interaktif, sedangkan validitas datanya menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali terdiri dari tiga tahap yaitu sosialisasi, pelaksanaan, serta pembinaan dan pengawasan. Dalam sosialisasi masih kurang maksimal, karena belum rutin dan hanya jika ada anggaran. Pelaksanaan dimulai dengan pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pelatihan kader dan pendidik, dan pemberian dana bantuan. Pembentukan lembaga dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Pelatihan kader untuk tahun 2009 sudah dilaksanakan namun belum mencakup semua pendidik dan untuk pemberian dana bantuan belum semua lembaga bisa mendapatkan karena keterbatasan dana. Untuk pengawasan terlihat dari tingkat rutinitas laporan per tiga bulanan yang menunjukkan komitmen pelaksana. Sedangkan tahap pembinaan terlihat dari adanya pelatihan untuk pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, namun ini dilakukan hanya bila ada dana pelatihan dan belum mencakup semua pendidik. Selain tahap-tahap pelaksanaan program, dibahas juga mengenai faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan program, yaitu sikap pelaksana, komunikasi, sumber daya, dan struktur birokrasi. Sikap pelaksana terlihat dari kemauan pemerintah memberikan sosialisasi serta pembinaan dan pengawasan. Dari pendidik juga bersungguhsungguh dalam melaksanakan tugasnya. Komunikasi dapat dikatakan sudah lancar karena informasi sampai kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Sumber daya yang ada belum mencukupi sehingga program belum terlaksana dengan maksimal. Struktur birokrasi menghambat pelaksanaan terutama pada saat pencairan honor bagi pendidik dan pencairan dana bantuan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya, sosialisasi perlu diintensifkan. Selain itu, perlu pendataan mengenai pendidik yang sudah maupun belum mendapatkan pelatihan. Kemudian untuk masalah penyediaan peralatan bermain anak, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dapat bekerja sama dengan pihak swasta.
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Septiyana Bekti Nugrahaningsih, D0106020, Implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District Boyolali Regency on 2009, Thesis, Department of Administration Science, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 90 Pages. Although Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency was held since 2001, there are many issues that blooming in its implementation, such as low of Early Childhood Education services and low of society participation. Because of that, researcher wants to know how the implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency and also many factors that support or hamper the program implementation. This research is descriptive research with qualitative data support. Data collective technique gets from documentation study, observation, and deep interview. Informant gets with purposive sampling technique. Data analysis triangulation. This research result conclussed that the implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency is consist of three steps, there are socialization, implementation, then guiding and monitoring. there. The implementation step started from Early Childhood Education institutions formation, teachers and cadres training, and fund given. The institutions formation is done by government and society. The cadres and teachers training for 2009 are well done but not yet cover all of the teachers and all institutions not yet get fund given because of the limited fund. The monitoring
for all of the teachers. Beside the program implementation steps, also discuss about many factors that support or hamper the program implementation, there are
the socialization and also guiding and monitoring. The teachers also seriously do their job. The communication is well done because the information accepted by the Early Childhood Education institutions. Th implementation, especially when salary given to the teacher and fund given to the Early Childhood Education institutions. For the next Early Childhood Education Program implementation, the socialization must done by intensive. Beside that, need data manage about the provide, the Early Childhood Education institutions can work together with the private.
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Di Indonesia, pendidikan bagi anak usia dini tertuang dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini yang dilaksanakan sejak tahun 1997/1998 melalui proyek Bank Dunia. Layanan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional sehingga Pendidikan Anak Usia Dini ditegaskan dalam pasal 28 UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan dimasukkannya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka Program Pendidikan Anak Usia Dini menjadi salah satu dari 10 program prioritas Kementerian Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu program prioritas, maka pelaksanaannya perlu didukung melalui partisipasi anak di seluruh Indonesia dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut adalah data target dan capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia tahun 2005-2009 :
commit to user xiv 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Tabel 1.1 Data Target dan Capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Tahun 2005-2009 TH
JUMLAH ANAK USIA 0-6
TERLAYANI DI PAUD NON FORMAL
TERLAYANI DI PAUD FORMAL
TOTAL TERLAYANI DI PAUD
APK PAUD NON FORMAL (%)
APK PAUD FORMAL (%)
TARGET / CAPAIAN PAUD (%) TARG ET
REAL ISASI
TARGET / CAPAIAN DISPARITAS PAUD (%) TARG ET
REAL ISASI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
2005
28.171.000
8.340.774
3.586.827
11.927.601
29,61
12,73
42,20
42,34
5,35
5,42
2006
28.315.300
8.858.194
4.061.766
12.919.960
31,28
14,34
45,19
45,63
4,82
4,37
2007
28.426.500
9.542.776
4.192.909
13.735.685
33,57
14,75
48,07
48,32
4,22
4,20
2008
29.847.830
10.488.699
4.620.983
15.109.682
35,14
15,48
50,47
50,62
3,62
3,61
2009
30.145.740
10.745.219
5.342.761
16.087.980
35,64
17,72
53,90
54,02
3,02
3,00
Paud Nonformal
: Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Satuan PAUD Sejenis (SPS) Paud Formal : Taman Kanak-kanak (TK), Roudhotul Athfal (RA), Bustanul Athfal (BA) Sumber : www.pnfi.depdiknas.go.id Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia baik formal maupun nonformal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (20052009) dilihat dari target dan realisasinya. Meskipun realisasi melebihi target, namun dalam pelaksanaannya, pelayanan Program Pendidikan Anak Usia Dini dinilai masih rendah. Hal ini didasarkan pada hasil kajian Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini tentang penyebab rendahnya pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini. Penyebabnya antara lain : 1.
Belum semua anak usia dini memperoleh layanan Pendidikan Anak Usia Dini, terutama anak usia 2-4 tahun
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
2.
Masih rendahnya kesadaran orang tua, keluarga, dan masyarakat terhadap pentingnya layanan pendidikan anak sejak usia dini
3.
Terbatasnya lembaga layanan Pendidikan Anak Usia Dini (khususnya layanan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal) yang pada umumnya terdapat di daerah perkotaan dan belum menjangkau masyarakat pedesaan
4.
Masih terbatasnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini yang sebagian besar belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan
5.
Masih terbatasnya dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam upaya peningkatan akses dan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2010 : 1) Di Kabupaten Boyolali sendiri pada tahun 2009 masih mengalami
permasalahan rendahnya layanan Program Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut merupakan data Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Pendidikan Formal dan Nonformal di Kabupaten Boyolali :
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Tabel 1.2 Jumlah Taman Kanak-Kanak dan Siswa (Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Pendidikan Formal) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008/2009 No
Kecamatan
Sekolah (TK)
(1)
(2)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Selo Ampel Cepogo Musuk Boyolali Mojosongo Teras Sawit Banyudono Sambi Ngemplak Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi Jumlah
Siswa menurut kelompok Kel. A
Kel. B
Jumlah
(4)
(5)
(6)
Siswa menurut jenis kelamin L P Jumlah (7)
Siswa 5-6 tahun
(8)
(9)
(10)
18 42 38 40 51 32 32 22 34 34 44 51 40 31 25 39 22 37 19
277 429 511 484 1.273 526 379 215 358 230 711 645 398 209 169 106 269 508 284
244 1.015 592 706 1.266 654 622 365 776 525 1.185 961 632 531 397 788 491 677 507
521 1.444 1.103 1.190 2.539 1.180 1.001 580 1.134 755 1.896 1.606 1.030 740 566 894 760 1.185 791
276 725 575 588 1.307 600 536 297 583 364 957 817 516 370 289 457 383 595 393
245 719 528 602 1.232 580 405 283 551 391 939 789 514 370 277 437 377 590 398
521 1.444 1.103 1.190 2.539 1.180 1.001 580 1.134 755 1.896 1.606 1.030 740 566 894 760 1.185 791
410 1.154 784 811 1.851 859 682 340 841 714 1.502 979 773 608 362 793 572 773 487
651
7.981
12.934
20.915
10.628
10.287
20.915
15.295
Sumber : Buku Profil Pendidikan tahun 2009 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah Taman Kanak-Kanak (Pendidikan Anak Usia Dini Formal) di Kabupaten Boyolali pada tahun 2008/2009 adalah sebanyak 651 buah dengan jumlah siswa sebanyak 20.915 anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Untuk siswa yang berusia 5-6 tahun diketahui sebanyak 15.295 anak. Jadi untuk anak usia 0-
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
4 tahun yang berpartisipasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Formal sebanyak 5.620 anak. Tabel 1.3 Data Lembaga dan Peserta Didik PAUD Jalur Pendidikan Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Bentuk Satuan PAUD
Banyak Satuan PAUD
0
2 tahun
Peserta Didik > 2 4 tahun
>4
6 tahun
Jumlah
L P L P L P Taman Penitipan Anak 5 13 11 23 23 8 10 Kelompok Bermain 98 42 44 574 716 864 878 Pos PAUD 79 162 169 976 1006 249 352 Jumlah 182 217 224 1573 1745 1121 1240 Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah) Dari tabel 1.3 dapat diketahui bahwa jumlah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 adalah sebanyak 182 lembaga dengan jumlah peserta didik sebanyak 6.120 anak untuk rentang usia 0-6 tahun. Sajian data dari dua tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah anak dengan rentang usia 0-6 yang berpartisipasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Formal maupun Nonformal sebanyak 27.035 anak. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan Formal maupun Nonformal masih
rendah jika
dibandingkan dengan seluruh anak di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 menurut data Forabi (dalam harianjoglosemar.com) tercatat sebanyak 85.865 anak dari 19 kecamatan di Kabupaten Boyolali. Jadi bila mengacu
commit to user xviii
88 3118 2914 6120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
pada jumlah tersebut, maka dapat diketahui bahwa di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 ada sekitar 58.830 anak yang belum terlayani Pendidikan Anak Usia Dini. Belum terlayaninya seluruh anak di Kabupaten Boyolali dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini disebabkan peran keterlibatan pemerintah
dalam
penyelenggaraan
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
Nonformal melalui APBD terus merosot. Keterbatasan anggaran tersebut menjadi kendala serius bagi kelangsungan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal. Berikut merupakan alokasi dana dari APBD dan APBN untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dari tahun 20062009 : Tabel 1.4 Anggaran APBD dan APBN untuk Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2006
2009
Tahun 2006 2007 2008 2009 APBD PROPINSI 0 15.000.000 278.400.000 343.400.000 APBD KABUPATEN 61.000.000 582.304.500 594.129.500 435.000.000 APBN untuk Program PAUD 228.000.000 205.000.000 442.400.000 471.800.000 Jumlah 289.000.000 802.304.500 1.314.929.500 1.250.200.000 Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah) Dari tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2008 anggaran dari APBD dan APBN memang meningkat, namun menurun pada tahun 2009. Selain masalah anggaran, pada tahun 2009 tercatat hanya sekitar 182 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal yang berdiri. Jumlah tersebut tentu saja tidak mampu meng-cover seluruh anak di
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Kabupaten Boyolali. Selain isu-isu tersebut, kurangnya sarana dan prasarana penunjang seperti gedung yang tidak layak juga masih banyak ditemukan. (Forabi dalam harianjoglosemar.com). Isu-isu dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal tersebut di atas juga ditemukan di Kecamatan Boyolali. Kecamatan Boyolali merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal terbanyak. Berikut merupakan data jumlah lembaga, pendidik, dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali pada tahun 2009 : Tabel 1.5 Jumlah Lembaga, Pendidik, dan Peserta Didik Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 Bentuk Satuan
Banyak
PAUD
Satuan
Peserta Didik 0
2 th
> 2 4 th
Pendidik > 4 6 th
PAUD
Jenis
Pendidikan
Jml
Jml
Pendi-
Peserta
dik
Didik
Kelamin L
P
L
P
L
P
L
P
SMP
SMA
PT
1
4
2
6
3
7
3
-
5
2
2
1
5
25
13
39
7
93
112
80
63
1
48
-
25
24
49
394
Pos PAUD
6
-
34
68
78
-
-
-
12
-
12
-
12
180
Jumlah
20
43
43
167
193
87
66
1
65
2
39
25
66
599
Taman Penitipan Anak Kelompok Bermain
Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah)
Dari tabel di atas diketahui bahwa di Kecamatan Boyolali terdapat 20 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan peserta didik
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
sebanyak 599 anak untuk usia 0-6 tahun, dengan tenaga pendidik sebanyak 66 orang. Meskipun Kecamatan Boyolali mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal terbanyak, namun masih banyak isu yang berkembang dalam pelaksanaannya seperti kurangnya anggaran, sarana dan prasarana, serta masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam program Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk itulah peneliti tert arik
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : proses implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada tahun 2009? Faktor apa
C. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan berikut: 1.
Tujuan Individual Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi
commit to user xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.
Tujuan Operasional Dalam setiap penelitian ilmiah, pasti ada tujuan yang hendak dicapai oleh seorang peneliti. Adapun tujuan yang hendak peneliti capai adalah untuk mengetahui proses implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali serta faktorfaktor yang mendukung maupun menghambat implementasinya.
3.
Tujuan Fungsional a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis dalam memahami pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada tahun 2009.
b.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali khususnya Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya.
commit to user xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Mempraktekkan teori-teori dalam Administrasi Negara mengenai implementasi kebijakan / program pemerintah.
2.
Melatih diri dalam memahami fenomena yang berkembang di masyarakat.
3.
Memberikan sumbangan pemikiran yang nantinya dapat digunakan untuk membantu bagi penelitian sejenis yang selanjutnya.
4.
Agar penelitian ini bermanfaat bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali khususnya Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya.
commit to user xxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Implementasi Kebijakan 1.
Kebijakan Menurut Turner dan Hulme, kebijakan merupakan proses yang meliputi proses pembuatan kebijakan dan implementasi kebijakan (Yeremias T. Keban, 2004 : 56). Kebijaksanaan (policy) menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan dalam Irfan Islamy (2004 : 15-17) diartikan sebagai a projected program of goals, values, and practices program pencapaian tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang
Sedangkan menurut Carl I. Friedrick, kebijakan adalah : ok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada. Kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan 09 : 83-84). James E. Anderson dalam Irfan Islamy (2004 : 17) mengemukakan bahwa kebijaksanaan adalah : A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter in concern ai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah
commit to user xxiv 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Thomas R. Dye dalam Budi Winarno (2008 : 17) mengemukakan bahwa kebijakan adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan. George C. Edwards III dan Ira Sharkansky mengartikan kebijaksanaan negara yang hamper mirip dengan definisi Thomas R. Dye di atas yaitu : is what governments say and do, or do not do. It is the goals or purposes of government programs apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijaksanaan negara itu berupa sasaran atau tujuan program: 18). Selanjutnya Edwards dan Sharkansky mengatakan bahwa kebijaksanaan negara itu dapat ditetapkan secara jelas dalam peraturan-peraturan perundang-undangan atau dalam bentuk pidatopidato pejabat pemerintah ataupun berupa program-program dan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah (Irfan Islamy, 2004 : 18-19). Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai sasaran dan tujuan, yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu untuk memecahkan suatu masalah dengan memanfaatkan peluang serta mengatasi hambatan yang dihadapi kemudian ditetapkan secara jelas dalam peraturan perundang-undangan dengan diikuti implementasi kebijakan tersebut.
commit to user xxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Agar dapat diimplementasikan, suatu kebijakan pemerintah diinterpretasikan dalam bentuk program kemudian dioperasionalkan lagi dalam bentuk proyek dan kegiatan, yang dengannya para pelaksana di tingkat lapangan dapat bertindak. Dalam program tersebut
terkandung
beberapa
unsur
kebijakan
yaitu
siapa
pelaksananya, sumber daya pendanaan, kelompok sasaran, pengelola, dan ukuran keberhasilan. Menurut Solichin Abdul Wahab (2008 : 28-29), salah satu substansi dari kebijakan adalah kebijakan sebagai suatu program.
relatif khusus dan jelas batas-batasnya. Dalam konteks program itu sendiri biasanya akan mencakup serangkaian kegiatan yang menyangkut pengesahan / legislasi, pengorganisasian, dan pengerahan atau penyediaan sumbersumber daya. Program-program atau sub-sub program dipandang sebagai sarana (instrumen) untuk mewujudkan berbagai tujuanSedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004 : 3), program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa program adalah suatu bentuk realisasi dari kebijakan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan, dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengerahkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan pemerintah.
commit to user xxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2.
Implementasi kebijakan / program Fungsi
implementasi adalah
untuk
membentuk
suatu
hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran outcome kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
oleh
(hasil akhir)
pemerintah.
Fungsi
policy delivery system (sistem penyampaian / penerusan kebijakan publik) yang biasanya terdiri dari cara-cara atau sarana-sarana tertentu yang dirancang secara khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan sasaransasaran yang dikehendaki. (Solichin Abdul Wahab, 2008 : 185) Fixsen et al. dalam American Journal of Community Psychology (Vol 43, No 1, Page 3 : 2009) dengan judul Four Keys to Success (Theory, Implementation, Evaluation, and Resource/System Support) : High Hopes and Challenges in Participation karya Abraham Wandersman mengungkapkan pengertian implementasi dan proses implementasi sebagai berikut : Implementation is a specified set of activities designed to put into practice an activity or program of known dimensions. Implementation processes are purposeful and the activity or program being implemented is described in such a way that independent observers can detect its presence and strength dirancang untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program yang diketahui ukuran-ukurannya. Proses implementasi memiliki tujuan dan kegiatan atau program yang diimplementasikan digambarkan dalam suatu cara sehingga pengamat independen dapat mengetahui kehadiran dan springerlink.com)
commit to user xxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Mengenai pentingnya implementasi dalam proses kebijakan disampaikan oleh Udoji dalam Solichin Abdul Wahab (2005 : 59) yang mengatakan bahwa : the execution of policies is as important if not more important than policy making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are implemented (pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan). William N. Dunn (2000 : 132) dalam Pengantar Analisis Kebijakan Publik menyatakan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu. Van Meter dan Van Horn dalam Solichin Abdul Wahab (2005 : 65) merumuskan proses implementasi sebagai : those actions by public or private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions -tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompokkelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan). Solichin Abdul Wahab (2005 : 65) dalam Analisis Kebijaksanaan Negara juga merumuskan bahwa :
hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak
commit to user xxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
yang terlibat, dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (spillover/negative effects). Berdasarkan
pendapat-pendapat
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan tindakantindakan pelaksanaan kebijakan pada kurun waktu tertentu yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompokkelompok pemerintah atau swasta dalam melaksanakan keputusan kebijakan yang melibatkan jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan di lingkungan masyarakat. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan bisa berhasil atau gagal diimplementasikan. Pressman and Wildavsky (1973) dalam Public Organization Review Journal (Vol 10, No 1, Page 72 : 2010) dengan judul Federalism and the Implementation of Environmental Policy : Changing Trends in Canada and the United States karya Ahmed Shafiqul Huque & Nathan Watton, menyatakan bahwa :
between different organizations and departments at the local
pada hubungan antara organisasi dan departemen yang berbeda pada tingkat lokal, dan menggambarkan (springerlink.com)
commit to user xxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
3.
Model implementasi kebijakan Dalam implementasi suatu kebijakan / program ada beberapa model yang dapat dipakai sebagai pedoman yang nantinya digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program. Dalam penelitian ini, model implementasi yang digunakan adalah Model George C. Edwards III. Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni : 1.
Komunikasi Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Keputusankeputusan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum dapat diikuti.
2.
Sumber-sumber Sumber-sumber
merupakan
faktor
yang
penting
dalam
melaksanakan kebijakan publik. Sumber-sumber yang penting meliputi : staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitasfasilitas yang diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik. 3.
Kecenderungan-kecenderungan Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dan hal ini berarti ada dukungan, kemungkinan besar
commit to user xxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
mereka melaksanakan kebijakan sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat keputusan awal. 4.
Struktur birokrasi Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. Para pelaksana kebijakan mempunyai
mungkin cukup
mengetahui apa yang dilakukan dan keinginan
serta
sumber-sumber
untuk
melakukannya, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin mereka masih dihambat oleh struktur-struktur organisasi di mana mereka menjalankan kegiatan tersebut. (Budi Winarno, 2008 : 202-203) Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III Komunikasi
Sumber-sumber
Implementasi
Kecenderungan-kecenderungan
Struktur Birokrasi Sumber : Budi Winarno (2008 : 208)
B. Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada butir 14 adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai
commit to user xxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk membantu
anak agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sasaran Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah masyarakat terutama anak usia 0-6 tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat (3), (4), dan (5), Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dan untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Di Kabupaten Boyolali, pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten
commit to user xxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Boyolali Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pendidikan pada pasal 14 ayat (1), (2), dan (3) : (1)
Satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk : a.
Kelompok Bermain (KB) atau bentuk lain yang sederajat;
b.
Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat;
c.
Taman Pendidikan Alsederajat.
(2)
Satuan pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diikuti anak sejak lahir sampai anak usia 6 tahun.
(3)
Lama pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan usia dan minat peserta didik. Program Pendidikan Anak Usia Dini jalur Nonformal di
Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dilaksanakan melalui lembagalembaga Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut : a.
Kelompok Bermain Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan nonformal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2-6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.
commit to user xxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Tujuan layanan program Kelompok Bermain adalah : -
Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan
pendidikan
terpadu
untuk
hidup
dan
dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berikut ini merupakan gambaran teknis penyelenggaraan Taman Kelompok Bermain : Gambar 2.2 Gambaran Teknis Pelaksanaan Kelompok Bermain Pendidik : Pendidik PAUD/Pamong PAUD
Peserta Didik : Anak usia 2-6 th (prioritas 2-4 th)
Penyelenggara : Masy/LSM/Org. Wanita, SKB, PKBM, dll
Proses Pembelajaran : - Menggunakan acuan Menu Generik, Pendekatan bermain sambil belajar (BCCT) - Pelaks.: selama 2-3 jam diselingi istirahat, 3 s.d. 6 kali perminggu
Pengelompokan : Berdasarkan usia
Pembiayaan : - Masy/orang tua - Pemerintah/Pemda
Sarana Belajar : APE, lingkungan sekitar anak, dll
Hasil Belajar : Potensi kecerdasan anak melejit & anak siap mengikuti pendidikan lebih lanjut/masuk SD Tempat Belajar : - Rumah/sekolah - Bangunan khusus
Sumber : PowerPoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali b.
Taman Penitipan Anak Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan sosial terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.
commit to user xxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Tujuan layanan program TPA adalah : -
Memberikan layanan kepada anak usia 0-6 tahun yang terpaksa ditinggal orang tua karena pekerjaan atau halangan lainnya.
-
Memberikan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak anak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan dan kasih sayang, serta hak untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya. Berikut ini merupakan gambaran teknis penyelenggaraan
Taman Penitipan Anak : Gambar 2.3 Gambaran Teknis Penyelenggaraan TPA Pendidik : Pendidik PAUD/Pamong PAUD, pengasuh
Peserta Didik : Anak usia 0-6 th (prioritas < 4 th)
Penyelenggara : Masy/LSM/Org. Wanita, SKB, PKBM, dll
Sarana Belajar : APE, lingkungan sekitar anak
Proses Pembelajaran : - menggunakan acuan Menu Generik, pendekatan bermain sambil belajar (BCCT) - pelaks : (1) melekat selama anak tinggal di TPA (dilakukan oleh pengasuh); (2) pada jam-jam tertentu (dilakukan oleh pendidik/pamong)
Pengelompokan : Berdasarkan usia
Pembiayaan : - Masy/orang tua - Pemerintah/Pemda
Hasil Belajar : Potensi kecerdasan anak melejit & anak siap mengikuti pendidikan lebih lanjut/masuk SD
Tempat Belajar : - Rumah/sekolah - Bangunan khusus
Sumber : PowerPoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali c.
Pos PAUD Pos PAUD adalah salah satu bentuk PAUD yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan Bina
commit to user xxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu. Tujuan penyelenggaraan Pos PAUD adalah : -
Memberikan layanan PAUD yang dapat menjangkau masyarakat luas hingga ke pelosok pedesaan
-
Memberikan wahana bermain yang mendidik bagi anak-anak usia dini yang tidak terlayani PAUD lainnya.
-
Memberikan contoh kepada orang tua dan keluarga tentang caracara pemberian rangsangan pendidikan bagi anak usia dini untuk dilanjutkan di rumah. Berikut merupakan gambaran teknis penyelenggaraan Pos
PAUD : Gambar 2.4 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD Pendidik : - Orang tua, kader - Pendidik/pamong PAUD
Peserta Didik : Anak usia 0-6 th (prioritas < 3 th)
Penyelenggara : Masy/PKK, SKB, BPKB, PKBM
Proses Pembelajaran : - Menggunakan acuan Menu Generik, Pendekatan bermain sambil belajar - Pelaks.: selama 2-3 jam diselingi istirahat, 1 s.d. 2 kali perminggu, dilanjutkan orang tua di rumah
Pengelompokan : Berdasarkan usia
Pembiayaan : - Masy/orang tua - Pemerintah/Pemda
Sarana Belajar : APE, lingkungan sekitar anak, dll
Hasil Belajar : Potensi kecerdasan anak melejit & anak siap mengikuti pendidikan lebih lanjut/masuk SD Tempat Belajar : - Rumah/sekolah - Bangunan khusus
Sumber : Powerpoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali
commit to user xxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Sesuai Renstra Depdiknas 2005-2009, arah kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal adalah : (1) meningkatkan pemerataan dan akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini, (2) meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing Pendidikan Anak Usia Dini, (3) meningkatkan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik yang positif di bidang Pendidikan Anak Usia Dini. Agar pelaksanaannya berjalan dengan baik, maka perlu ada standarisasi pelaksanaan program yaitu yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Standar Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari : 1.
Standar tingkat pencapaian perkembangan
2.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
3.
Standar isi, proses, dan penilaian
4.
Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembinaan
C. Kerangka Pemikiran Proses Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 terdiri dari tiga tahap, yaitu sosialisasi, pelaksanaan, serta pengawasan dan pembinaan. Dalam implementasi kebijakan atau program terdapat faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaannya. Faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat implementasi Program Pendidikan Anak
commit to user xxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 adalah 1) sikap pelaksana; 2) komunikasi; 3) sumber daya; dan 4) struktur birokrasi. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini : - Sosialisasi - Pelaksanaan - Pengawasan dan pembinaan Faktor yang mendukung maupun menghambat implementasi kebijakan : - Sikap pelaksana - Sumber daya - Komunikasi - Struktur birokrasi
commit to user xxxviii
Tercapainya tujuan Program Pendidikan Anak Usia Dini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena Kecamatan Boyolali memiliki lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal terbanyak bila dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang lain di Kabupaten Boyolali, namun masih mengalami berbagai permasalahan dalam pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini.
B. Jenis Penelitian Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan realitas yang cermat terhadap fenomena yang terjadi yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah berdasarkan fakta yang nampak. Menurut H.B Sutopo (2002 : 48) penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya. Dengan kata lain penelitiam kualitatif lebih mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya (dalam bentuk angka) dan cara memandang atau perspektifnya. Sedangkan menurut Masri Singarimbun (1995 : 4-5) penelitian deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap
commit to user xxxix 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
fenomena
sosial
tertentu.
Peneliti
mengembangkan
konsep
dan
menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Dalam
penelitian
ini
penulis
berusaha
menggambarkan
bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali melalui data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi. Dengan adanya penelitian ini, peneliti
dapat
menggambarkan,
memaparkan,
menerangkan,
dan
melukiskan serta menafsirkan secara terperinci tentang proses pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali untuk kemudian diketahui berbagai hambatan yang ada.
C. Sumber Data a. Primer Data primer merupakan sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung melalui penelitian di lapangan
melalui
proses wawancara dan observasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan informan yang telah dipilih. Informan yang telah dipilih tersebut adalah: 1.
Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
commit to user xl
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
2.
Pendidik Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yaitu : - Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari - Ibu Sri Lestari Utami selaku guru tetap di KB Permatasari - Ibu Nur Hardiyaningsih selaku guru tetap di KB Permatasari - Ibu Herawati Kusumaningsih selaku guru tetap di KB Permatasari - Ibu Lestari Hidayah selaku guru training di KB Permatasari - Ibu Delvita Prayuwati selaku administrasi di KB Permatasari - Ibu AG Sugianti selaku kader Pos PAUD Husada Kasih
3.
Masyarakat yang berpartisipasi dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yaitu : - Ibu Indria selaku wali murid di KB Permatasari - Ibu Mulyani warga Kampung Poncobudoyo, RT 03 RW XI, Pulisen Boyolali - Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus PKK RW XI, Poncobudoyo, Pulisen, Boyolali
b. Sekunder Adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berkenaan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang tersedia seperti dokumen, arsip, dan buku pedoman serta literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dokumen tersebut diantaranya :
commit to user xli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
1.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
2.
Buku Profil Pendidikan tahun 2009 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
3.
Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD tahun 2009
4.
Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
5.
Data dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali
D. Tehnik Pengumpulan Data a.
Observasi Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang diselidiki atau dijumpai secara sistematis. Dalam observasi ini peneliti berusaha mengamati secara langsung pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali.
b.
Wawancara Untuk memperoleh data dari informan sebagai sumber data yang sangat penting, maka dalam penelitian ini diperlukan wawancara
commit to user xlii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
secara
mendalam
(in-depth
interviewing).
Dalam
melakukan
wawancara mendalam situasi yang akrab selalu diusahakan dan dikembangkan dan menghindari situasi tanya jawab seperti dalam proses interogasi. Dalam H. B Sutopo (2002 : 58) tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. Adapun wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan beberapa pihak yang secara terperinci telah dijelaskan dalam data primer tersebut di atas. c.
Dokumentasi Dokumentasi
yaitu
teknik
pengumpulan
data
yang
bersumber dari arsip atau dokumen dari instansi yang bersangkutan serta dari buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian tentang Program Pendidikan Anak Usia Dini.
commit to user xliii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
E. Tehnik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling. Dalam tehnik ini peneliti cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Dalam penelitian kualitatif, cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Peneliti mendasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi, karakteristik empiris yang dihadapi dan sebagainya. Cuplikan tidak digunakan dalam usaha untuk melakukan generalisasi statistik atau sekedar mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam tehnik purposive sampling unsur kedalaman informasi sangat ditekankan, bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Patton dalam H. B Sutopo, 2002 : 56).
F. Validitas Data Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas yang dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti
commit to user xliv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
sesuai dengan apa yang
sesungguhnya ada dalam kenyataan di lokasi
penelitian. Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian. Salah satu cara untuk menguji validitas data adalah dengan menggunakan triangulasi data atau sumber. Teknik triangulasi data lebih mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Hal ini berarti data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda sehingga data yang diperoleh akan lebih teruji kebenarannya Menurut H.B.Sutopo (2002 : 79) triangulasi data atau sumber memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya.
G. Tehnik Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian kualitatif sering merupakan bagian yang tersulit bagi para peneliti. Dalam analisis data seorang peneliti harus memiliki kemampuan untuk mengolah hasil penelitian menjadi data yang akurat, di mana data yang diperoleh harus dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menyusun,
commit to user xlv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
menyimpulkan serta menjawab persoalan yang diajukan sebagai hasil penelitian itu. Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam H.B. Sutopo (2002 : 94-96), ketiga komponen tersebut adalah: 1.
Reduksi data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis datayang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
2.
Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.
3.
Penarikan Simpulan Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui tentang pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali dengan
melakukan pencatatan peraturan-
commit to user xlvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, dan arahan sebab akibat sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertangungjawabkan. Proses analisis data dengan menggunakan model interaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif pengumpulan data sajian data
reduksi data
penarikan simpulan/ verifikasi (Sumber : H.B. Sutopo, 2002 : 96)
commit to user xlvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1.
Profil Kecamatan Boyolali a. Geografis Kecamatan Boyolali terdiri dari 6 desa, 3 kelurahan, dan berpenduduk 59.237 jiwa, terdiri dari 29.008 jiwa penduduk lakilaki dan 30.149 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan Boyolali dengan luas wilayah 26,251 km² berarti mempunyai kepadatan penduduk 2.257 jiwa/ km², sedangkan jumlah rumah tangga 16.670 rumah tangga. Kecamatan Boyolali
memiliki batas-batas
wilayah
sebagai berikut : - Utara
: Kabupaten Semarang
- Timur
: Kecamatan Mojosongo
- Selatan
: Kecamatan Mojosongo
- Barat
: Kecamatan Musuk, Kecamatan Cepogo, dan Kecamatan Ampel
b. Topografi Kecamatan Boyolali terletak pada ketinggian 400-700 m dari permukaan air laut dan tanahnya miring dari barat ke timur kurang lebih 50°.
commit to user xlviii 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
c. Sumber Daya Alam Luas Kecamatan Boyolali adalah 2.625,1 Ha dengan rincian sebagai berikut : - Tanah sawah
: 295,7 Ha
- Tanah tegal/ladang
: 908,1 Ha
- Tanah pekarangan
: 1.219,2 Ha
- Lain-lain
: 191,2 Ha
Kecamatan Boyolali beriklim sedang dengan sungaisungai kecil yang hanya mengalir pada musim penghujan. Ratarata per bulan curah hujan di Kecamatan Boyolali pada tahun 2008 adalah 2.705 Mm dengan rata-rata hari hujan per bulan 137 Hh. d. Pembagian Wilayah Kecamatan Boyolali Tabel 4.1 Banyaknya Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Boyolali Tahun 2008 Desa/ Dukuh/ Dusun/ Kelurahan Kampung Lingkungan 1. Pulisen *) 20 * 2. Siswodipuran *) 22 * 3. Banaran *) 13 * 4. Winong 21 4 5. Penggung 23 4 6. Kiringan 30 4 7. Karanggeneng 25 3 8. Mudal 33 4 9. Kebonbimo 14 2 Jumlah 201 21 *) Wilayah sudah tidak dibagi dalam lingkungan
RW
RT
13 17 10 21 11 13 14 8 6 113
68 72 50 59 59 53 59 38 22 480
Sumber : Buku Kecamatan Boyolali dalam Angka tahun 2008 (Data Diolah)
commit to user xlix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga beralamatkan di Jalan Pandanaran No. 230, Boyolali 57313, Telp. (0276) 321048. Dalam penelitian ini, lokasi dikhususkan pada Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olah Raga Seksi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang memang menangani Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali. Berikut merupakan penjabaran tugas pokok Seksi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) : a. Seksi Pendidikan Luar Sekolah mempunyai tugas membina dan mengurus kegiatan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) meliputi lembaga Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Bacaan Masyarakat
(TBM),
lembaga
pendidikan
pemberdayaan
perempuan, lembaga pendidikan keaksaraan, lembaga pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, lembaga pendidikan kesetaraan, serta lembaga pendidikan nonformal lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik. b. Penjabaran tugas sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut: - Menyusun rencana dan program tahunan seksi sebagai pedoman pelaksanaan tugas; - Membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidangnya;
commit to user l
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
- Member petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan tugas; - Mengkoordinasikan kegiatan seksi dalam melaksanakan tugas agar terjalin kerja sama yang baik; - Menilai prestasi kerja staf sebagai bahan pembinaan dan pengembangan karier; - Membantu menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan yang berhubungan dengan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Menyiapkan
bahan
penyusunan
program
peningkatan
Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Menyebarluaskan
pedoman
dan
petunjuk
pelaksanaan
penyuluhan dan pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja dan keuangan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Mempersiapkan bahan izin penyelenggaraan/pendirian lembaga pendidikan masyarakat - Menginventarisasi
tenaga
teknis
Nonformal dan Informal (PNFI);
commit to user li
Pembina
Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
- Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Mempersiapkan pelaksanaan dan menilai hasil pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Mempersiapkan
usul
bantuan
sarana
prasarana
guna
peningkatan pembinaan lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Memelihara dan meningkatkan kerja sama dengan instansi terkait dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Memberikan DP3 kepada bawahan; - Membuat laporan kinerja dan keuangan sesuai dengan bidang Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI); - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
commit to user lii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
B. Hasil Penelitian 1.
Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali. Dalam membahas program ini, peneliti menggunakan empat faktor yang mempengaruhi proses implementasi, yaitu sikap pelaksana, komunikasi, sumber daya, dan struktur birokrasi. Sedangkan proses implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini sendiri terdiri dari : 1) sosialisasi program; 2) pelaksanaan program; dan 3) pembinaan dan pengawasan. a.
Sosialisasi Dalam
implementasi
suatu
kebijakan,
sosialisasi
merupakan hal yang sangat penting. Tujuan dari sosialisasi adalah untuk menginformasikan mengenai kebijakan atau program yang akan dilaksanakan. Untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, sosialisasi ini ditujukan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan masyarakat. Sosialisasi ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali, UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali, Tim Penggerak PKK Kabupaten maupun Kecamatan, dan instansi-instansi yang terkait.
commit to user liii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali :
(Disdikpora) mengundang lembaga-lembaga PAUD, Tim Penggerak PKK Kabupaten Boyolali, dan mitra PAUD (Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan instansi terkait lainnya). Dalam forum ini kami membahas mengenai pentingnya PAUD dan berbagai informasi baru mengenai program PAUD. Forum ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tapi kadang ya tidak dilaksanakan karena padatnya kegiatan dan tidak
Sosialisasi pada pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan secara bertahap yaitu pada tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan, hingga RW/RT. Sosialisasi pada tingkat kabupaten dilaksanakan melalui pertemuan dan Rapat Koordinasi Kabupaten serta Rapat Penilik Pendidikan Luar Sekolah setiap sebulan sekali. Pertemuan ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten. Pada pertemuan ini dundang Pengurus PKK Kecamatan. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
rapat Penilik PLS dan Rakor Kabupaten. Kami (Disdikpora) bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten selalu menyisipkan bahasan mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. Pertemuan
commit to user liv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
sem (wawancara tanggal 4 Agustus 2010) Sosialisasi ini juga dilaksanakan melalui media cetak seperti buku pedoman pelaksanaan, selebaran/pamflet yang bersumber dari Pusat maupun Propinsi. Dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga hanya sebagai penyalur. Sosialisasi di tingkat Kecamatan dilaksanakan melalui Rapat Koordinasi Kecamatan. Rapat ini diselenggarakan oleh UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan yang juga bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kecamatan. Dalam rapat ini diundang Pengurus PKK Kelurahan. Seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
sosialisasi dari kami (Disdikpora yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten) mengenai Program PAUD pada Rakor Kabupaten kemudian bersama UPT Dikdas LS masing-masing Kecamatan menyampaikan sosialisasi pada Pengurus PKK tanggal 4 Agustus 2010) Sosialisasi
di
tingkat
Kelurahan,
Pengurus
PKK
Kelurahan mengundang Pengurus PKK RW serta tokoh-tokoh masyarakat dalam pertemuan rutin. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dan khusus yang berhubungan dengan kegiatan Posyandu. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus
commit to user lv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
PKK Kampung Poncobudoyo RW XI, Pulisen, Boyolali yang menyatakan bahwa :
kami juga mendapatkan sosialisasi mengenai pentingnya PAUD, terutama yang berkaitan dengan kegiatan tanggal 4 Agustus 2010) Selain sosialisasi kepada masyarakat, sosialisasi juga dilakukan kepada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yaitu sosialisasi terkait
dengan dana
bantuan dari pemerintah.
Sosialisasi ini dilakukan setiap satu tahun sekali saat ada dana bantuan dari pemerintah. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut : -lembaga PAUD dilaksanakan pada saat ada alokasi dana (insentif) dari pemerintah. Jadi pertemuan dalam membahas mengenai alokasi dana bagi lembaga-lembaga PAUD dan pemberian honor bagi pendidik PAUD. Sosialisasi dana ini dilakukan setiap satu tahun sekali (pemberian honor dilakukan per semester) atau bila memang ada dana dari (wawancara tanggal 4 Agustus 2010 dan 18 September 2010) Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
dari Disdikpora melakukan sosialisasi kepada kami (wawancara tanggal 25 Agustus 2010)
commit to user lvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sosialisasi mengenai Program Pendidikan Anak Usia Dini dan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini sudah dilaksanakan, namun masih kurang maksimal dan belum terjadwal secara rutin. Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
(kabupaten maupun kecamatan). Tapi dalam Rakor kami (Disdikpora) hanya menyisipkan materi mengenai pentingnya pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun. Jadi bukan dalam forum khusus yang membahas mengenai pendidikan anak usia dini secara menyeluruh dari awal
Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina juga menambahkan bahwa : ya Rakor dilakukan insidental, kalau ada anggaran. Dalam Rakor biasanya ada forum tanya jawab mengenai Program PAUD. Misal ada masalah ya dikonsultasikan kepada kami (Disdikpora). Tapi selama ini belum ada masalah yang urgen. Kalaupun ada tidak sampai ke k September 2010) Selain itu, hal tersebut juga terbukti dengan adanya masyarakat yang kurang atau belum bahkan tidak memahami tentang Program Pendidikan Anak Usia Dini. Ketidaktahuan masyarakat mengenai program ini terlihat ketika peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang anak usia 0-6 tahun ikut Program Pendidikan Anak Usia Dini. Hal
commit to user lvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani, seorang warga RT 03 RW XI, Pulisen, Boyolali sebagai berikut :
mengenai pendidikan anak usia dini. Tapi saya tidak tahu banyak soal hal itu. Yang saya tahu hanya soal kegiatan
b.
Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Pelaksanaan ini dimulai dari pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Pelatihan Kader dan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pemberian Dana Bantuan. - Pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Pada saat Program Pendidikan Anak Usia Dini diluncurkan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga menyebarkan Buku Pedoman Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD yang berasal dari pemerintah pusat kepada masyarakat dan yayasan / organisasi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Jadi dalam hal ini masyarakatlah yang membentuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini khususnya Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak. Sedangkan untuk Pos PAUD, pemerintahlah (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga) yang
membentuk.
Melalui Posyandu
yang
sudah ada
diintegrasikan dengan Program Pendidikan Anak Usia Dini.
commit to user lviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah : saat program ini keluar, selain sosialisasi kami (Disdikpora) juga menyebarluaskan buku pedoman penyelenggaraan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD kepada masyarakat atau organisasi yang peduli dengan pendidikan. Jadi pembentukan lembaga PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Pendidikan Anak) bermula dari kesadaran masyarakat sendiri. Pertimbangannya karena ada banyak sasaran (anak usia 0-6tahun) di lokasi di mana akan didirikan lembaga PAUD. Sedangkan Pos PAUD memang dari kami (Disdikpora) yang (wawancara tanggal 1 Oktober 2010) Pemerintah memang telah menyebarluaskan Buku Pedoman Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini kepada masyarakat, tetapi pemerintah tidak membuat ketentuan atau batasan mengenai berapa jumlah lembaga yang harus berdiri untuk tiap kecamatan atau tiap kelurahan. Jadi pemerintah
member
kesempatan
seluas-luasnya
kepada
masyarakat atau yayasan yang ingin membentuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Hanya saja memang ada kesepakatan bahwa pendirian Kelompok Bermain jaraknya 1 km dari Taman Kanak-Kanak. Hal ini seperti pernyataan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
jumlah lembaga PAUD yang harus berdiri untuk tiap
commit to user lix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
kecamatan atau tiap kelurahan. Cuma dulu ada kesepakatan bahwa pendirian Kelompok Bermain Oktober 2010) Meskipun
tidak
ada
batasan
jumlah
dalam
pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, namun ada beberapa persyaratan sebelum lembaga tersebut dibentuk. Persayaratan tersebut antara lain : memiliki tempat yang layak untuk menyelenggarakan kegiatan, memiliki anak didik, memiliki
tenaga
pendidik,
memiliki
tenaga
pengelola,
memiliki sarana dan prasarana, memiliki Alat Permainan Edukatif (APE), dan memiliki program pembelajaran (sesuai dengan Buku Pedoman Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini). Hal tersebut seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
lembaga PAUD antara lain : memiliki tempat yang layak untuk melaksanakan kegiatan, memiliki anak didik (Untuk pembentukan, jumlah anak didik minimal 10 anak untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak, minimal 25 anak untuk Pos PAUD. Untuk mendapatkan perijinan, jumlah anak didik minimal 15 anak untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak, minimal 25 anak untuk Pos PAUD. Sedangkan untuk akses dana, jumlah anak didik minimal 25 anak untuk semua lembaga PAUD), memiliki tenaga pendidik, memiliki tenaga pengelola, dan memiliki program pembelajaran. Sedangkan untuk ketersediaan sarana dan prasarana serta APE
commit to user lx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
2010) Setelah lembaga memenuhi persyaratan pembentukan, maka lembaga membutuhkan ijin pendirian. Pada awal dibentuk, pendiri Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini membuat pemberitahuan mengenai pendirian lembaganya kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Setelah berjalan
selama
enam
bulan,
lembaga
mengirimkan
permohonan ijin kepada UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah di masing-masing kecamatan untuk mendapat surat rekomendasi dari Kepala UPT. Kemudian surat rekomendasi dari Kepala UPT tersebut disampaikan kepada Kabupaten (Dinas
Pendidikan,
Pemuda
dan
Olah
Raga)
untuk
ditindaklanjuti. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga kemudian menindaklanjuti
surat
rekomendasi
dari
Kepala
UPT
Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan dengan melakukan survei atau studi kelayakan terhadap lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang bersangkutan. Bila memang sudah
layak
(sudah
memenuhi
persyaratan),
langsung
diberikan ijin yang ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali. Namun bila belum layak, lembaga harus melakukan
commit to user lxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
perbaikan terlebih dahulu sampai layak mendapat ijin pendirian. Proses
perijinan
tersebut
sesuai
dengan
yang
disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah adalah sebagai berikut :
memberitahukan kepada Disdikpora tentang pendirian lembaga PAUD, kemudian setelah lembaga berjalan enam bulan, lembaga tersebut mengirimkan permohonan ijin kepada UPT Dikdas dan LS Kecamatan Boyolali untuk mendapatkan rekomendasi dari Kepala UPT. Setelah itu surat rekomendasi tersebut disampaikan kepada Kabupaten (Disdikpora) dan kemudian dilakukan studi kelayakan terhadap lembaga PAUD yang bersangkutan. Bila memang sudah layak (sudah memenuhi persyaratan), langsung diberikan ijin. Bila belum ya harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu sampai layak mendapat ijin pendirian. Ijin pendirian ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan (wawancara tanggal 1 Oktober 2010) Sebagai contoh adalah KB Permatasari memang telah memiliki ijin pendirian. Ini menjadi bukti bahwa KB Permatasari sudah layak dan memenuhi persyaratan untuk melaksanakan kegiatan layanan Pendidikan Anak Usia Dini kepada masyarakat. - Pelatihan Kader dan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini Setelah pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga mengadakan pelatihan bagi kader untuk Pos PAUD dan pendidik untuk
commit to user lxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak. Untuk kader Pos PAUD merupakan sukarelawan dari masyarakat sekitar lokasi berdirinya Pos PAUD tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah yang menyatakan bahwa : UD merupakan warga sekitar yang mau menjadi pengasuh dan sukarelawan untuk Pos PAUD. Biasanya yang mengelola ibu-ibu dari PKK di Oktober 2010) Kader Pos PAUD merupakan sukarelawan dari masyarakat sekitar. Kebanyakan dari kader tersebut merupakan pengurus Posyandu yang kemudian diintegrasikan dengan Pendidikan Anak Usia Dini sehingga menjadi Pos PAUD. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus PKK Kampung Poncobudoyo RW XI, Pulisen, Boyolali yang dulunya juga merupakan sukarelawan untuk Pos PAUD Husada Kasih.
mengelola ibu-ibu PKK di Kampung Poncobudoyo sendiri yang memang juga menjadi pengurus ra tanggal 2 Oktober 2010) Sedangkan untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak, pendidiknya dari yayasan atau organisasi yang menyelenggarakan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
commit to user lxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
tersebut. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut :
itu yayasan yang menyelenggarakan play group ini. Pelaksanaan rekruitmen dan penerimaan pendidik tanggal 2 Oktober 2010) Dari ketiga lembaga tersebut (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD) kader maupun pendidiknya mendapatkan pelatihan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Berikut ini merupakan data yang menyajikan jumlah pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain) di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yang sudah maupun belum mendapatkan pelatihan pendidikan tahun 2009 : Tabel 4.2 Data Pelatihan Pendidikan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 Pelatihan Pendidikan Sudah
Belum
35
20
Jumlah
55
Sumber : Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali (Data Diolah) Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 belum semua pendidik di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Kelompok Bermain) mendapatkan pelatihan pendidikan.
commit to user lxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Hal tersebut dikarenakan terbatasnya anggaran sehingga pelaksanaan pelatihan bagi pendidik dilakukan bergiliran. Dalam pelatihannya antara kader Pos PAUD dan pendidik Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak dilakukan
secara
terpisah.
Hal
tersebut
seperti
yang
diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :
Tim Pelatihan yang terdiri dari Disdikpora sendiri, Penilik PLS Kecamatan sebagai Pembina lembaga Pendidikan Anak Usia Dini serta narasumber yang berasal dari organisasi yang konsen dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Kemudian kami mengundang perwakilan dari masing-masing lembaga PAUD secara terpisah karena memang acuan pembelajaran antara Pos PAUD dengan Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak berbeda. Untuk Pos PAUD lebih sederhana (belum menggunakan acuan BCCT / Sentra) sedangkan Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak sudah menggunakan
Untuk kader Pos PAUD pelatihan dilakukan setelah Pos PAUD menerima dana rintisan karena dalam dana rintisan tersebut terdapat dana untuk pelatihan kader. Pelatihan yang diberikan antara lain berkaitan dengan kesehatan anak seperti penambahan asupan gizi untuk balita, tumbuh kembang anak, dan pengasuhan anak. Dalam hal pelatihan kader Pos PAUD, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga bekerja sama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
commit to user lxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :
PAUD menerima dana rintisan. Dana rintisan kan termasuk juga dana untuk pelatihan kader. Untuk pelatihan kader ini lebih diarahkan pada kesehatan anak, proses tumbuh kembang anak, dan pengasuhan anak. Untuk pelatihnya ya kami bekerja sama dengan tanggal 6 Oktober 2010) Untuk
pendidik
Taman
Penitipan
Anak
dan
Kelompok Bermain, pelatihan yang diberikan antara lain tentang pentingnya Program Pendidikan Anak Usia Dini, proses pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dan tentang pembelajaran Beyond Centers and Circle Time (BCCT) yang merupakan acuan bagi Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain. Pelatih dalam pelatihan bagi pendidik kedua lembaga ini disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :
Penitipan Anak sudah menggunakan acuan BCCT. Untuk kedua lembaga ini lebih mengarah kepada pendidikan anak di samping pengasuhan. Untuk pelatihnya ya disesuaikan dengan materi pelatihan. Misalnya untuk pelatihan APE ya mengundang 2010)
commit to user lxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut : play group kan di buku panduannya menggunakan acuan BCCT. Jadi pelatihan yang didapatkan pendidik ya pelatihan kegiatan di sentra, misalnya pelatihan APE untuk masing(wawancara tanggal 2 Oktober 2010) Berikut ini merupakan gambar ruang sentra di KB Permatasari : Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
commit to user lxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Keterangan : Gambar 4.1 dan 4.2 merupakan Ruang Sentra Persiapan Gambar 4.3 dan 4.4 merupakan Ruang Sentra Balok Gambar 4.5 dan 4.6 merupakan Ruang Sentra Seni Peran Gambar 4.7 dan 4.8 merupakan Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair - Pemberian dana bantuan Setiap peluncuran program, tentu saja membutuhkan dana untuk pelaksanaannya, begitu pula untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini. Di Kecamatan Boyolali, dana bantuan pemerintah (APBN, APBD I, dan APBD II) terdiri dari :
commit to user lxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Dana Rintisan Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD yang baru akan dibentuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga serta bagi Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak yang akan dibentuk oleh masyarakat atau yayasan. Besarnya dana rintisan untuk tahun 2009 adalah 25 juta rupiah per lembaga. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
Rintisan KB, dan Rintisan TPA. Posyandu yang mau diintegrasikan dengan Program PAUD dan akan dirintis menjadi Pos PAUD mendapatkan dana bantuan dari pemerintah berupa dana rintisan. Dana rintisan langsung diberikan di waktu pembentukan Pos PAUD. Jadi begitu Pos PAUD berdiri langsung diberikan dan rintisan. Sedangkan untuk Rintisan TPA dan KB tidak langsung diberikan, namun harus memenuhi tanggal 1 Oktober 2010) Kemudian Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah juga menambahkan bahwa :
berdiri masing-masing mendapat bantuan 25 juta
Dana kelembagaan Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah
commit to user lxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana kelembagaan adalah 7,5 juta rupiah per lembaga. Dana ini digunakan untuk peningkatan kompetensi pendidik (buku penunjang KBM) dan untuk sarana dan prasarana. Untuk tahun 2009 berikut merupakan rincian dana kelembagaan yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah : -masing lembaga mendapat bantuan sebesar 5 juta rupiah, namun baru 15 lembaga KB yang mendapatkan (untuk Kabupaten Boyolali). Untuk Kecamatan Boyolali hanya 1 lembaga KB yang Agustus 2010) Dana APE Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana adalah 5,5 juta rupiah per lembaga. Dana ini digunakan untuk membeli Alat Permainan Edukatif (APE). Untuk tahun 2009 berikut merupakan rincian dana APE yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
Permainan
Edukatif
commit to user lxx
(APE)
t masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
lembaga mendapat bantuan 5,5 juta rupiah, namun baru 14 lembaga yang memperoleh (untuk Agustus 2010) Dana perpustakaan Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana adalah 5 juta rupiah per lembaga. Dana ini digunakan untuk pembelian buku. Dana operasional Dana ini diperuntukkan bagi Pos PAUD, Taman Penitipan Anak, dan Kelompok Bermain yang sudah berjalan dan sudah mempunyai ijin serta memenuhi persyaratan untuk mendapatkan dana bantuan. Besarnya dana adalah Rp 100.000,- per bulan per lembaga (untuk 12 bulan). Dana ini digunakan untuk biaya operasional seharihari lembaga. Kemudian ada pula dana operasional dari pemerintah khusus untuk honor guru (bagi Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain). Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
yang sudah 2 tahun mengajar pada lembaga PAUD. Insentif dari APBN sebesar Rp 100.000,-
commit to user lxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
per bulan dan dari APBD I sebesar Rp 150.000,Agustus 2010) Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
terima setiap semester (pasti ada). Dari APBD I sebesar Rp 150.000,- per bulan dengan syarat sudah mengajar selama minimal 1 tahun dan dari APBN sebesar Rp 100.000,- per bulan dengan syarat sudah mengajar selama minimal 2
Sedangkan untuk Pos PAUD tidak semua mendapatkan insentif bagi kadernya. Ada ketentuan yaitu untuk Pos PAUD yang sudah melaksanakan kegiatan tiga kali seminggu dengan kader yang berlatar belakang pendidikan minimal SMA. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah : er Pos PAUD tidak semua mendapatkan karena ada ketentuan yaitu Pos PAUD yang sudah melaksanakan kegiatan 3 x seminggu dengan kader yang latar belakang tanggal 6 Oktober 2010) Untuk tahun 2009 berikut merupakan rincian dana operasional yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
Kecamatan
Boyolali
commit to user lxxii
-masing lembaga di mendapat bantuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
operasional sebesar 1 juta rupiah. Sedangkan untuk lembaga ya (wawancara tanggal 4 Agustus 2010) Berikut ini merupakan tabel data Lembaga Penerima Dana Bantuan Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 : Tabel 4.3 Data Lembaga Penerima Dana BantuanProgram PAUD Non Formal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 No
Nama Lembaga
Besar Dana
Jenis Dana
1 KB. Aisyiyah 2 KB. Permatasari 3 KB. Arofah 4 KB. Al Ma'arif 5 KB. Dewantara Pratama 6 TPA Aisyiyah 7 KB. Daarur Rahman 8 KB. Mutiara Indonesia 9 KB. Anggrek I 10 KB. Wali Songo 11 KB. Bima Mentari 5 jt Kelembagaan 12 KB. Tunas Kinasih 13 KB. Al Khoir 14 KB. Ibu Kartini 15 Pos PAUD Nusa Indah 1 jt Operasional 16 Pos PAUD Husada kasih 1 jt Operasional 17 Pos PAUD Wijaya Kusuma 1 jt Operasional 18 Pos PAUD Bougenvile 1 jt Operasional 19 Pos PAUD Bahagia 1 jt Operasional 20 Pos PAUD Selecta 1 jt Operasional Sumber : Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali (Data Diolah) Untuk bantuan dana tahun 2009, Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari menyampaikan bahwa :
commit to user lxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
dari pemerintah, baik itu APE, maupun dana lainnya. Jadi sumber dana kami hanya dari wali murid saja Namun dulu kami pernah sekali mendapatkan bantuan dana pengembangan kelembagaan sebesar 3 juta rupiah. Hanya itu saja. Oya kalaupun ada itu hanya untuk biaya operasional saja (untuk honor pendidik) yang kami terima setiap tanggal 25 Agustus dan 22 September 2010) Dari tabel 4.3 dan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemberian dana bantuan dalam satu tahun anggaran tidak semua lembaga mendapatkannya. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dana dari pemerintah. Jadi pemberian dana bantuan dilakukan secara bergilir dengan membuat suatu prioritas. Ada himbauan dari provinsi bahwa pemberian dana bantuan ini diprioritaskan pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang lebih lama berdiri dengan jumlah anak didik yang lebih banyak atau Rintisan Lembaga yang memenuhi persyaratan atau lembaga yang sudah berdiri dan sama sekali belum pernah mendapatkan dana bantuan dari pemerintah. Hal ini seperti yang disampaikan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
mendapatkannya. Jadi bergilir dan ada prioritas. Tim Penilai mempunyai prioritas untuk penyaluran dana bantuan yaitu diprioritaskan pada lembaga PAUD mana yang sekiranya lebih lama berdiri dengan jumlah anak didik yang lebih banyak atau rintisan yang memenuhi persyaratan atau lembaga yang sudah berdiri dan sama sekali belum pernah mendapatkan
commit to user lxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
dana bantuan dari pemerintah itulah yang diprioritaskan untuk mendapatkan dana bantuan Agustus dan 18 September 2010) Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari yang juga merupakan pengurus HIMPAUDI Kecamatan Boyolali juga mengungkapkan hal yang sama :
kemudian bersama HIMPAUDI kami merapatkannya untuk menentukan lembaga PAUD mana yang lebih membutuhkan dana tersebut. Kami memprioritaskan 2010) Pemprioritasan penerima dana bantuan Tim Penilai dilakukan setelah lembaga-lembaga pendidikan Anak Usia Dini mengajukan proposal dana kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Setelah dinilai dan diprioritaskan, proposal dibuatkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga yang kemudian dikirimkan ke provinsi. Di provinsi tidak ada penilaian lagi karena proposal telah dinilai oleh Tim Penilai di Kabupaten dan langsung dibuatkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi. Setelah di-SK-kan, dilakukan penandatangan MoU dengan lembaga dan dana bantuan langsung dikirim ke rekening masing-masing lembaga. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina sebagai berikut :
commit to user lxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
, kami (Disdikpora) menginformasikannya kepada lembaga-lembaga PAUD yang sudah berjalan. Kemudian dari lembaga membuat proposal pengajuan dana. Kamipun membentuk Tim Penilai untuk menilai proposal yang telah diajukan oleh lembaga. Setelah dinilai dan diprioritaskan, proposal di SK-kan oleh Kepala Disdikpora yang kemudian dikirimkan ke provinsi. Di provinsi tidak ada penilaian lagi karena telah dinilai oleh Tim Penilai di Kabupaten dan langsung di SKkan oleh Kepala Dinas provinsi. Baru setelah itu penandatangan MoU dengan lembaga, dana bantuan langsung dikirim ke rekening masing-masing
c.
Pembinaan dan Pengawasan Pembinaan
dan
pengawasan
bertujuan
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (pendidik) di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Selain itu, juga untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Pembinaan dan pengawasan terhadap pendidik dan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali dan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali bekerja sama dengan Penilik Pendidikan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali. - Pembinaan Untuk pembinaan lembaga serta pendidik meliputi pelatihan
APE,
pelatihan
kurikulum
pendidikan,
dan
peningkatan kualifikasi tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini. Namun, untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini
commit to user lxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Nonformal belum ada peningkatan kualifikasi bagi pendidik karena
bentuk
lembaga
yang
masih
swasta.
Untuk
pelatihanpun dilakukan kalau ada dana untuk pelatihan. Jadi belum rutin dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
kali dalam satu tahun yang meliputi pelatihan kurikulum pendidikan, peningkatan kualifikasi tenaga pendidik PAUD, namun untuk PAUD Nonformal belum ada peningkatan kualifikasi bagi pendidik karena bentuk lembaga yang masih swasta. Kemudian untuk pengangkatan pendidik dari pegawai swasta ke pegawai negeri belum ada karena program PAUD ini kan masih terhitung program baru di Boyolali. Untuk pelatihan dilakukan tanggal 4 Agustus 2010) Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari yang menyatakan bahwa :
dilakukan minimal dua kali setahun oleh Disdikpora. Pembinaan (pelatihan) ini mengenai penyusunan (wawancara tanggal 25 Agustus 2010) Dalam pembinaan atau pelatihan ini belum semua pendidik
bisa terjangkau. Hal tersebut terkait
dengan
keterbatasan anggaran untuk pelatihan. Jadi pelatihan yang dilakukan bagi pendidik bergiliran. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
commit to user lxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
melalui
diklat
bagi
pendidik.
Itupun
belum
(wawancara tanggal 18 September 2010) Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Herawati Kusumaningsih selaku guru tetap di KB Permatasari :
bisa ikut. Pelatihan cuma kadang-kadang dan bergiliran, jadi belum terjadwal. Pelatihan antara lain pelatihan APE dan (wawancara tanggal 22 September 2010) Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pembinaan (pelatihan) bagi pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini belum menyeluruh karena adanya keterbatasan anggaran. Untuk pembinaan dalam rangka peningkatan
kualifikasi
tenaga
pendidik
belum
dapat
dilaksanakan karena sebagian besar tenaga pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini adalah tenaga pendidik swasta (dari yayasan). - Pengawasan Sedangkan
untuk
pengawasan
dilakukan
oleh
Penilik Pendidikan Luar Sekolah bekerja sama dengan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali. Pengawasan yang dilakukan setiap semester sekali ini meliputi pengawasan mengenai proses kegiatan belajar-mengajar di lembaga dan pengawasan sarana dan prasarana di lembaga.
commit to user lxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah : monitoring PAUD dilaksanakan oleh Penilik PLS yang bekerjasama dengan UPT Dikdas dan LS Kecamatan ke lembaga-lembaga PAUD. Pengawasan terkait dengan proses KBM serta untuk 4 Agustus 2010) Ibu
Siti Musrifah,
S.Pd
selaku
Kepala
KB
Permatasari juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu sebagai berikut : ang dilakukan terhadap KB Permatasari adalah monitoring tingkat Kecamatan melalui UPT Dikdas LS Kecamatan Boyolali yang bekerjasama dengan Penilik PLS. Monitoring ini tanggal 25 Agustus 2010) Selain itu, pengawasan juga bisa dilakukan melalui hasil laporan kegiatan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga di tingkat Kabupaten dan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah di tingkat Kecamatan. Pelaporan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali (laporan triwulan). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah yang mengatakan bahwa :
dibuat oleh lembaga dan dilaporkan ke Kecamatan dan Kabupaten. Laporan ini dibuat dan dilaporkan
commit to user lxxix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut : oran triwulan yang kami sampaikan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga di tingkat Kabupaten dan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah di tingkat Kecamatan. Isi laporan mengenai kondisi KB Permatasari yang meliputi pendidik, peserta didik, serta kondi (wawancara tanggal 25 Agustus 2010) Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan sudah dilakukan dengan baik dan rutin yaitu setiap semester sekali. Selain itu, untuk pelaporan juga sudah dilaksanakan dengan baik serta rutin yaitu laporan per triwulan yang dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga di tingkat Kabupaten dan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah di tingkat Kecamatan.
2.
Faktor-faktor
yang
mendukung
maupun
menghambat
implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 a.
Sikap pelaksana Dukungan
dan
kemauan
aparat
pelaksana
untuk
melaksanakan program dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sangat mempengaruhi proses implementasi. Dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini, aparat pelaksana mempunyai kemauan dan tanggung jawab dalam
commit to user lxxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
melaksanakan tugasnya. Pelaksana dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini antara lain : - Pemerintah (Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali) Sikap pemerintah dalam pelaksanaan program terlihat dengan adanya kemauan dalam memberikan sosialisasi mengenai Program Pendidikan Anak Usia Dini kepada masyarakat, setiap ada informasi terbaru mengenai program disampaikan melalui rapat atau pertemuan rutin. Selain itu, aparat pelaksana juga memberikan sosialisasi kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini saat ada alokasi dana dari pemerintah. Adanya pembinaan dan pengawasan dari Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga juga membuktikan bahwa aparat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
Disdikpora. Nah di forum itulah kami jadi lebih memahami lagi mengenai Program PAUD. Apa yang belum kami ketahui kami tanyakan dan pihak Disdikpora menanggapi dengan baik. Selain itu, saat ada dana dari pemerintah, Disdikpora segera melakukan sosialisasi kepada lembaga. Sedangkan un (wawancara tanggal 1 Oktober 2010)
commit to user lxxxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Selain itu, dalam hal pemberian dana bantuan pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga memfasilitasi lembaga
dengan
membuat
prioritas
penerima
dan
mengirimkannya kepada provinsi serta memfasilitasi saat lembaga membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dana. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
memfasilitasi lembaga PAUD. Untuk proposal yang diajukan kami membuat prioritas untuk kemudian kami serahkan kepada provinsi dan pusat. Sedangkan dana langsung ditransfer ke rekening lembaga yang bersangkutan. Kemudian saat lembaga membuat SPJ dana dari pemerintah, lembaga mengkonsultasikannya kepada kami (Disdikpora). Jadi di sini kami memfasilitasi
Namun, dalam hal pelatihan bagi pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga hanya melaksanakannya bila ada dana dari pemerintah. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
diklat bagi pendidik. Itupun kalaupun ada dana untuk pelat 18 September 2010) - Pendidik di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Dalam pelaksanaan kegiatan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pendidik dengan bertanggung jawab dan
commit to user lxxxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
sungguh-sungguh melaksanakan tugasnya membantu peserta didik dalam proses belajar. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti saat kegiatan di KB Permatasari sedang berlangsung. selain itu, seorang wali murid (Ibu Indria) juga menyampaikan hal yang sama. Berikut merupakan petikan wawancaranya :
pendidik sudah baik. Waktu ada kegiatan gurugurunya membantu anak-anak belajar. Kadang ada konsultasi juga antara orang tua dengan guru atau Kepala play group. Waktu konsultasi itulah orang tua seperti saya ini bisa lebih tahu perkembangan anak saya. Oya ada juga rapat komite sekolah. Di situ semua hal yang berhubungan dengan play group dibahas. Selain itu, di buku penilaian anak saya kadang juga ada informasi buat saya mengenai perkembangan belajar anak saya di sini (KB
Bukti tanggung jawab aparat pelaksana juga terlihat dengan adanya kepatuhan pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini pada jadwal kegiatan yang sudah disusun. Selain itu, kerutinan dalam pemberian laporan kegiatan kepada instansi terkait dan adanya laporan penilaian anak yang rutin kepada orang tua murid juga menunjukkan tanggung jawab para pelaksana program. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
Kemudian dalam pembuatan laporan penilaian anak juga dilakukan rutin (harian). Untuk pelaoran kepada UPT Dikdas LS dan Disdikpora juga telah kami
commit to user lxxxiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
nggal 25 Agustus 2010) Berikut ini merupakan gambar yang menunjukkan kegiatan di KB Permatasari : Gambar 4.9
Gambar 4.10
Keterangan : Gambar 4.9 dan 4.10, merupakan gambar kegiatan bersama di KB Permatasari yang melibatkan wali murid b.
Komunikasi Komunikasi dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan melalui komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. - Komunikasi vertikal Komunikasi
vertikal dilaksanakan
oleh
Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten) kepada tingkat di bawahnya yaitu UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah masing-masing Kecamatan (bekerja sama dengan Pengurus PKK Kecamatan) dalam rapat dengan Penilik Pendidikan Luar Sekolah maupun Rapat Koordinasi tingkat Kabupaten. Namun, rapat yang
commit to user lxxxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
dilakukan masih belum terjadwal dan hanya bersifat insidental. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
melalui rapat rutin dengan Penilik PLS dan Rakor yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Bila ada informasi baru mengenai Program PAUD disampaikan melalui forum ini. Namun terkadang tidak bisa dilaksanakan satu bulan sekali dan hanya insidental karena tergantung ada atau tidaknya September 2010) - Komunikasi horisontal Komunikasi horisontal dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK) dengan tokoh masyarakat, mitra Pendidikan Anak Usia Dini (GOW, Dinas Kesehatan, serta Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan) dan pendidik pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Namun, rapat yang dilakukan masih belum terjadwal dan hanya bersifat insidental bila ada anggaran seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
dengan Himpunan Pendidik PAUD (HIMPAUDI) Kecamatan, mitra PAUD, serta tokoh masyarakat (Pengurus PKK Kelurahan/RW/RT). Dalam forum tanya jawab ini dibahas mengenai berbagai masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PAUD. Namun selama ini belum ada masalah yang urgen dari pelaksanaan. Kalaupun ada belum tersampaikan
commit to user lxxxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
pada kami (Disdikpora). Rapat seperti ini dilakukan tanggal 4 Agustus dan 18 September 2010) Setelah Pendidikan,
mendapatkan
informasi
Pemuda dan Olah Raga,
dari
Dinas
perwakilan dari
HIMPAUDI kemudian menyampaikannya kepada anggota HIMAPUDI yang lain dalam suatu rapat ruitn. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut :
sebagai wadah komunikasi bagi pendidik-pendidik PAUD. Selain untuk koordinasi juga untuk menyampaikan berbagai informasi terbaru yang berkaitan dengan PAUD. Selain itu, juga membicarakan mengenai info kedinasan, laporan per bulan dan tiga bulanan, info dari provinsi, info kurikulum (ada yang dikirim pelatihan dan menyampaikan hasil pelatihan di forum ini), dan membahas peningkatan mutu guru (ada ilmu baru disampaikan dalam forum ini). Kemudian untuk membahas mengenai alokasi dana dari pemerintah ya dilakukan setiap setahun sekali (bila memang ada dana dari pemerinta Agustus dan 22 September 2010) Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa rapat belum rutin dilakukan (hanya kalau ada dana). Meskipun rapat belum rutin dilakukan, komunikasi antar pelaksana dapat dikatakan sudah lancar karena dalam forum tanya jawab, perwakilan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga dan hal tersebut menjadi
commit to user lxxxvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
bukti bahwa mereka sudah memahami mengenai materi yang disampaikan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
sudah mengerti karena pada waktu sosialisasi dan forum tanya jawab tidak banyak yang ditanyakan kepada kami, jadi ya kami menganggap bahwa mereka (pendidik dari lembaga PAUD) sudah memahami mengenai pentingnya pendidikan bagi
c.
Sumber daya Sumber daya merupakan faktor yang penting demi terselenggaranya pelaksanaan program. Sumber daya meliputi kemampuan sumber daya manusia dari pelaksana dan sumber daya non manusia yaitu sarana dan prasarana dan sumber dana. - Sumber daya manusia Dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini, sumber daya manusia yang dimaksud adalah pemerintah dan pendidik pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Pemerintah (Penilik Pendidikan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali) Penilik Pendidikan Luar Sekolah merupakan penilik yang berasal dari UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Boyolali. Jumlah di tiap kecamatan adalah 3 orang. Untuk kualitas tentu saja sudah memadai.
commit to user lxxxvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut : S di tiap kecamatan berjumlah 3 orang dan itu sudah memadai baik kualitas OKtober 2010) Pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini pada poin Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan disebutkan bahwa kualifikasi dan kompetensi guru PAUD didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru beserta lampirannya. Untuk guru PAUD jalur pendidikan Nonformal (TPA, KB, dan yang sederajat) yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi disebut Guru Pendamping dan Pengasuh. Kualifikasi Akademik Guru Pendamping dan Pengasuh antara lain : Memiliki ijazah D-II PGTK dari Perguruan Tinggi terakreditasi; atau Memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan memiliki sertifikat pelatihan / pendidikan / kursus PAUD yang terakreditasi.
commit to user lxxxviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Berikut ini merupakan data pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 : Tabel 4.4 Jumlah Lembaga dan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 No
Nama Lembaga
Jumlah Pendidik L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
P
Pendidikan SMP
SMA
Peserta Didik PT
L
Jumlah Pendidik
P
KB. Aisyiyah 3 2 1 25 14 3 KB. Permatasari 5 1 4 16 25 5 KB. Arofah 4 2 2 12 19 4 KB. Al Ma'arif 3 1 2 12 8 3 KB. Dewantara Pratama 3 2 1 18 18 3 TPA Aisyiyah 5 2 2 1 17 8 5 KB. Daarur Rahman 1 1 5 3 1 KB. Mutiara Indonesia 4 2 2 15 17 4 KB. Anggrek I 1 4 1 4 23 21 5 KB. Wali Songo 5 3 2 18 12 5 KB. Bima Mentari 4 3 1 14 18 4 KB. Tunas Kinasih 5 2 3 13 12 5 KB. Al Khoir 3 1 2 2 3 3 KB. Ibu Kartini 4 4 10 12 4 Pos PAUD Nusa Indah 2 2 10 15 2 Pos PAUD Husada kasih 2 2 25 31 2 Pos PAUD Wijaya Kusuma 2 2 11 10 2 Pos PAUD Bougenvile 2 2 27 29 2 Pos PAUD Bahagia 2 2 12 14 2 Pos PAUD Selecta 2 2 12 13 2 Jumlah 1 65 2 38 26 297 302 66 Sumber : Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali (Data Diolah)
Dari uraian dan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidik lembaga Pendidikan Anak
commit to user lxxxix
Jumlah Peserta Didik 39 41 31 20 36 25 8 32 44 30 32 25 5 22 25 56 21 56 26 25 599
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali telah memenuhi kualifikasi pendidik (minimal SMA). Namun, masih ada 2 pendidik yang berlatar belakang pendidikan SMP yaitu untuk Taman Penitipan Anak. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menjadi masalah. Sudah ada yang mau menjadi pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sudah baik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
yang pendidikannya SMP, tetapi hal itu tidak menjadi masalah meskipun di aturannya minimal SMA. Sudah ada yang mau jadi pendidik di lembaga PAUD kan ya sudah terima kasih to
Selain peserta didik, tentu saja di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ada peserta didik. Untuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan Nonformal menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini pada poin Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, jumlah peserta didik setiap rombongan belajar bersifat fleksibel, disesuaikan dengan usia dan jenis layanan program, dan tersedia minimal seorang guru/guru pendamping. Selain itu harus tersedia pengasuh dengan
commit to user xc
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
perbandingan antara pendidik (guru/guru pendamping/ pengasuh) dan peserta didik sbb: Kelompok usia 0 - <1 tahun perbandingannya 1: 4 anak; Kelompok usia 1 - <2 tahun perbandingannya 1: 6 anak; Kelompok usia 2 - <3 tahun perbandingannya 1: 8 anak; Kelompok usia 3 - <4 tahun perbandingannya 1: 10 anak; Kelompok usia 4 - <5 tahun perbandingannya 1: 12 anak; Kelompok usia 5 -
nya 1: 15 anak.
Dari uraian dan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di
Kecamatan
Boyolali,
Kabupaten
Boyolali
telah
memenuhi syarat jumlah pendidik. Namun, dari tabel 4.4 tersebut juga dapat diketahui bahwa masih ada sebagian lembaga yang jumlah pendidiknya belum mencukupi bila dibandingkan antara jumlah pendidik dengan peserta didiknya. Untuk jumlah pendidik tergantung pada pihak penyelenggara
lembaga
karena
disesuaikan
dengan
kebutuhan serta jumlah peserta didik di lembaga tersebut. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah sebagai berikut :
masih kurang untuk SDM-nya (pendidik). Di aturannya memang sudah ada ketentuan, tapi ya soal jumlah pendidik kan keputusan dari yayasan
commit to user xci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
yang menyelenggarakan lembaga PAUD sendiri. Disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
- Sumber dana Dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini tentu saja membutuhkan sumber dana baik yang berasal dari Pemerintah / Pemda maupun dari masyarakat. Dana dari pemerintah Dana dari pemerintah berasal dari APBN, APBD I, dan APBD II. Berikut ini merupakan data mengenai jumlah dana dari pemerintah untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 : Tabel 4.5 Anggaran APBD dan APBN untuk PAUD Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 No
Sumber Dana
Besar Dana
1
APBD I (Provinsi)
343.400.000
2
APBD II (Kabupaten)
435.000.000
3
APBN (Pusat)
471.800.000
Jumlah
1.250.200.000
Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten Boyolali (Data Diolah) Dana tersebut
digunakan untuk
membiayai
pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Boyolali yang terdiri dari 19 Kecamatan.
commit to user xcii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Pelaksanaan program meliputi sosialisasi, pelaksanaan, serta
pembinaan
dan
pengawasan.
Dana
sosialisasi
merupakan dana yang digunakan untuk sosialisasi Program Pendidikan Anak Usia Dini kepada masyarakat. Namun untuk dana sosialisasi ini terbatas, tidak setiap tahun dilaksanakan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah : a dana dari pemerintah, tapi tidak setiap tahun dianggarkan. Kalaupun dianggarkan, dana untuk sosialisasi Oktober 2010) Selain untuk dana sosialisasi, dana tersebut juga digunakan untuk membiayai pelaksanaan di lembagalembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang berupa dana rintisan, dana kelembagaan, dana APE, dana operasional, dan dana untuk perpustakaan. Hal tersebut seperti yang disampaikan Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah berikut ini :
berasal dari APBN, APBD I, dan APBD II, yaitu untuk kelembagaan berupa dana Rintisan PAUD dan dana lembaga yang sudah berjalan, kemudian ada dana untuk workshop, dana peningkatan SDM, dan dana untuk sarana dan prasarana. Sedangkan untuk khusus bantuan APE ya ada dana APE sendiri. Namun tidak semua lembaga PAUD mendapatkan bantuan tiap tahunnya. Jadi sistemnya bergilir. Kemudian ada dana insentif
commit to user xciii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
tanggal 4 Agustus 2010) Dana untuk pelaksanaan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini memang tidak semua jenis dana diberikan. Namun, ada dana yang memang selalu dan pasti diterima setiap lembaga, yaitu dana untuk insentif pendidik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
dana operasional untuk insentif (honor) bagi pendidik yang diberikan tiap satu semester sekali (ditanggal 26 Agustus 2010) Selanjutnya dana dari pemerintah ini juga digunakan untuk membiayai pembinaan dan pengawasan. Untuk biaya pembinaan terutama untuk pelatihan pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini masih terbatas. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
pelatihan adalah sebesar 15 juta rupiah untuk 200 (wawancara tanggal 6 Oktober 2010) Dana dari masyarakat Dana dari masyarakat berasal dari wali murid dan subsidi dari yayasan penyelenggara. Dana ini digunakan untuk
membiayai
pelaksanaan
commit to user xciv
kegiatan
di
lembaga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Pendidikan Anak Usia Dini. Dana dari wali murid digunakan untuk biaya operasional, antara lain untuk kebutuhan sehari-hari, honor guru, kegiatan anak, untuk biaya listrik, air, dan telepon, serta untuk program kegiatan anak. Sedangkan subsidi dari yayasan digunakan untuk pemeliharaan, perawatan, penambahan fasilitas guru, dan untuk peningkatan mutu guru. Kedua sumber dana tersebut masih kurang. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepla KB Permatasari :
150.000,- dengan rincian sebagai berikut : untuk SPP (untuk honor guru) sebesar Rp 75.000,-, untuk makan anak sebesar Rp 40.000,-, untuk majalah sebesar Rp 10.000,-, dan biaya kegiatan anak sebesar Rp 15.000,-). Selain itu, ada dana program tahunan (biaya masuk pertama di KB Permatasari) sebesar 1 juta rupiah, serta ada subsidi dari yayasan yang digunakan untuk biaya pemeliharaan, perawatan, penambahan fasilitas guru, dan untuk peningkatan mutu guru. Ya dari kedua sumber dana tersebut masih kurang mbak, lagipula tahun 2009 kami tidak mendapat bantuan awancara tanggal 26 Agustus 2010) Dari uraian dan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali masih mengalami kendala soal pendanaan
karena tidak
semua
lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini mendapatkan dana bantuan (APE, kelembagaan, dll) dari pemerintah setiap tahunnya dan hanya
commit to user xcv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
memberikan dana operasional untuk honor guru yang diberikan per semester sekali. Selain itu, untuk biaya kegiatan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini juga masih mengalami kekurangan apalagi bila hanya mengandalkan dana dari wali murid dan subsidi dari yayasan serta tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. - Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana juga berperan penting pada tahap pelaksanaan program. Sarana dan prasarana ini lebih dibutuhkan oleh lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Sarana dan prasarana untuk kegiatan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini antara lain gedung, perlengkapan bermain di luar ruang, perlengkapan bermain di dalam ruangan, dan perabotan yang mendukung kegiatan sentra (untuk Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak) sudah cukup memadai, namun masih ada kekurangan alat permainan di beberapa bagian terutama di sentra. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari :
ada kekurangan, terutama kurang macamnya dan di beberapa sentra peralatan bermainnya masih ada yang 22 September 2010)
commit to user xcvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
d.
Struktur Birokrasi Struktur
birokrasi
berpengaruh
pada
pelaksanaan
Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, terutama pada saat pemberian honor bagi pendidik. Proses pencairan dana membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses yang panjang yaitu mulai dari pendataan pendidik di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali untuk kemudian data tersebut dikirimkan ke Provinsi dan Pusat. Hal tersebut menyebabkan honor terlambat sampai kepada para pendidik. Ini seperti disampaikan oleh Ibu Sri Lestari Utami selaku guru tetap di KB Permatasari : -8 bulan. Ya memang ada penjelasannya dari pemerintah yaitu proses input data yang butuh waktu lama untuk sampai ke atas (provinsi
Selain itu, struktur birokrasi juga menghambat pencairan dana bantuan dari pemerintah kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Proses dimulai dari penyerahan proposal dari lembaga Pendidikan Anak Usia Dini kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali untuk dibuatkan Surat Keputusan Kepala Dinas. Kemudian proposal dikirimkan ke provinsi untuk dibuatkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi. Setelah di-SK-kan, dilakukan penandatangan MoU dengan lembaga dan dana bantuan
commit to user xcvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
langsung dikirim ke rekening masing-masing lembaga. Tentu saja proses ini memakan waktu yang lama. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah :
Pengalaman kemarin (tahun 2009) proposal dan perabotan penilaian dikirim ke provinsi awal Mei, tetapi dana cair bulan Agustus. Untuk dana tambahan proposal dikirim bulan Agustus dan dana cair bulan Oktober. Jadi proses dari penyerahan proposal sampai cairnya dana (wawancara tanggal 16 November 2010) Hal tersebut juga disampaikan oleh Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari sebagai berikut :
dana bantuan dari pemerintah proses pencairannya malah sampai satu bulan setelah penandatanganan MoU baru masuk rekening kami. Mungkin karena prosesnya yang me November 2010) Dari petikan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi menghambat pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini, terutama pada saat pencairan dana bantuan untuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan pencairan honor bagi pendidik lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
commit to user xcviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1.
Sosialisasi. Sosialisasi dilakukan secara bertahap yaitu pada tingkat Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan hingga RW/RT melalui Rakor. Rakor dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga dan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK. Untuk sosialisasi dana bantuan dilakukan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Sosialisasi memang telah dilaksanakan, namun kurang maksimal karena belum rutin dan ada masyarakat yang belum memahami Program Pendidikan Anak Usia Dini.
2.
Pelaksanaan. Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu : a. Pembentukan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak dibentuk oleh masyarakat sedangkan Pos PAUD dibentuk oleh Dinas Pendidikan, Pemuda
commit to user xcix 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
dan Olah Raga dengan persyaratan : memiliki tempat yang layak untuk menyelenggarakan kegiatan, memiliki anak didik, memiliki tenaga pendidik, memiliki tenaga pengelola, memiliki sarana dan prasarana, memiliki Alat Permainan Edukatif (APE), dan memiliki program pembelajaran. b. Pelatihan kader/pendidik Pendidikan Anak Usia Dini. Pelatihan dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga yang bekerja sama denganinstansi terkait. Pelatihan kader Pos PAUD berkaitan dengan kesehatan dan pengasuhan anak. Pelatihan pendidik Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain berkaitan dengan Program Pendidikan Anak Usia Dini, proses kegiatan belajar-mengajar, dan acuan Beyond Centers and Circle Time (BCCT). c. Pemberian dana bantuan. Dana ini berasal dari APBN, APBD I, dan APBD II. Jenis dana bantuan adalah dana rintisan, dana kelembagaan, dana APE, dana perpustakaan, dan dana operasional. Dalam
pemberian
dana
bantuan
tidak
semua
lembaga
mendapatkannya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan dana dari pemerintah. 3.
Pembinaan dan pengawasan. Pembinaan lembaga dan pendidik telah dilaksanakan, namun untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal belum ada peningkatan kualifikasi bagi pendidik karena lembaga yang masih swasta. Selain itu, belum semua pendidik bisa
commit to user c
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
terjangkau karena keterbatasan anggaran pelatihan. Sedangkan pengawasan telah dilaksanakan setiap semester sekali. Pengawasan meliputi proses kegiatan belajar-mengajar dan sarana prasarana di lembaga. Pengawasan juga dilakukan melalui laporan tiga bulanan lembaga kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga di tingkat Kabupaten dan UPT Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah di tingkat Kecamatan. Selain itu, juga terdapat faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini yaitu : 1. Sikap pelaksana sudah mendukung pelaksanaan program yaitu pendidik
bersungguh-sungguh
dalam
melaksanakan
tugasnya,
pemerintah mau memberikan sosialisasi, pembinaan, dan pengawasan serta memfasilitasi lembaga ketika ada dana dari pemerintah. 2. Komunikasi antar pelaksana mendukung dan lancar karena dengan adanya komunikasi ini, lembaga sudah paham mengenai Program Pendidikan Anak Usia Dini. 3. Sumber daya dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali antara lain sumber daya manusia, sumber dana, sarana dan prasarana. Untuk sumber daya manusia dari pemerintah dari segi kualitas maupun kuantitas sudah memadai. Sedangkan pendidik dari segi kualitas sudah memadai, meskipun latar belakang pendidikan pendidik hanya SMA, bahkan SMP, dan bukan dari kependidikan, mereka sudah mendapatkan
commit to user ci
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
pelatihan mengenai Pendidikan Anak Usia Dini. Sedangkan dari segi kuantitas masih belum memadai untuk beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk sumber dana masih terbatas serta tidak semua lembaga memperoleh dana bantuan. Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sudah cukup memadai, namun masih kekurangan alat permainan terutama di sentra. 4. Struktur birokrasi menghambat pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 terutama pada saat pemberian dana bantuan maupun honor kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang harus melalui proses yang panjang dari pemerintah Kabupaten hingga ke Provinsi sehingga sering terjadi keterlambatan penyampaian dana.
B. Saran Untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya, peneliti memberikan beberapa saran atau rekomendasi sebagai bahan masukan. Beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Sosialisasi kepada
masyarakat
perlu
lebih
diintensifkan agar
masyarakat lebih memahami dan memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. 2.
Perlu dilakukan pendataan lengkap mengenai pendidik yang sudah maupun yang belum mendapatkan pelatihan sehingga pendidik yang
commit to user cii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
belum
mendapatkan
pelatihan
untuk
tahun
berikutnya
bisa
memperoleh pelatihan. 3.
Untuk masalah masih kurangnnya alat bermain anak, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dapat melakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam penyediaannya.
commit to user ciii