BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 01 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2014 / 2015
JURNAL
Oleh : ARISTA ISMA HARTATIK K3111014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 01 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2014 / 2015 Arista Isma Hartatik, Siti S. Fadhilah, dan Tuti Hardjajani Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT Arista Isma Hartatik. LEARNING GUIDANCE WITH THE TALKING STICK METHOD TO IMPROVE THE BRAVERY EXPRESSED THE OPINION IN THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN 01 MOJOGEDANG IN ACADEMIC YEAR 2014/ 2015. Skripsi, the Faculty of Education of Sebelas Maret University Surakarta. June 2015. The purpose of this research was to test the effectiveness of learning guidance with the talking stick method to improve the bravery expressed the opinion in the fifth grade students of SDN 01 Mojogedang in Academic Year 2014/ 2015. This research was an experimental research using one group pretest posttest design. This experiment is a research to provide treatment. At this design there are pretest, treatment, and posttest. Treatment the given namely learning guidance with Talking Stick method is carried out to improve the bravery expressed the opinion. The research subjects were the fifth grade students of SDN 01 Mojogedang which amounted to seven people. The source data comes from students, the class teacher, and observer. Data collection techniques are observation, interviews, and the attitude scale. Validity and reliability of the instrument attitude scale using Pearson Correlation and Cronbach’s Alpha, while the validity of test data using triangulation techniques. Data analysis using the calculation of the formula [ ] to the data obtained from the scale S, using the clinical analysis of data obtained from observations and interviews, as well as the data analysis using SPSS 20 to data’s test and to support the hypothesis. The results showed that learning guidance with Talking Stick method can improve the bravery expressed the opinion students from pretest to treatment first, second, and third until posttest meeting. The conclusions of this research was learning guidance with Talking Stick method effective to improve the bravery expressed the opinion in the fifth grade students of SDN 01 Mojogedang in Academic Year 2014/ 2015. Keywords: learning guidance, talking stick, bravery expressed the opinion 1
A. PENDAHULUAN Menurut Monks & Knoers
Masa anak usia sekolah dasar
(2014: 176), “Anak usia sekolah
merupakan
dasar merupakan anak yang sudah
yang sangat penting. Hurlock (1980:
mengalami
dan
146) menjelaskan pada usia tersebut
perkembangan jasmani dan psiko-
anak diharapkan memperoleh dasar-
motorik yaitu anak yang berada pada
dasar pengetahuan yang dianggap
rentangan masa anak sekolah 6-12
penting
tahun”. Mengacu pada pembagian
penyesuaian diri pada kehidupan
tahap
yang
dewasa, dan mempelajari berbagai
dikemukakan oleh Hurlock (1980:
keterampilan penting tertentu yang
146) yaitu “Masa kanak-kanak (late
menuntut
childhood) berlangsung dari usia
afektif, dan psikomotor. Bagi banyak
enam
dengan
orang tua, akhir masa kanak-kanak
masuknya anak ke kelas satu sampai
merupakan usia yang menyulitkan
tiba saatnya individu menjadi matang
karena sudah mendapat pengaruh
secara seksual”. Berdasarkan kedua
dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan
Lingkungan tempat tinggal dan pola
bahwa peserta didik usia sekolah
asuh orang tua sangat berpengaruh
dasar, yaitu
terhadap
perubahan
perkembangan
tahun
anak
ditandai
peserta didik
yang
masa
untuk
perkembangan
keberhasilan
kemampuan
teman-teman
kognitif,
sebayanya.
perkembangan
anak,
berada pada rentangan anak sekolah
sebagaimana Psikiater Legendaris
dari usia 6 sampai dengan 12 tahun.
asal Swiss, Carl Gustav Jung tahun
Anak usia kelas V sekolah dasar
1875-1961 (dalam Suara Merdeka,
berada pada usia 11 tahun yang
2014: 24) yang menyatakan “your
masih dalam akhir masa kanak-
perception
kanak. Akhir masa kanak-kanak
Pernyataan tersebut mengandung arti
merupakan masa anak yang sedang
bahwa persepsi seseorang mengenai
menjalani tahap perkembangan masa
sesuatu menentukan sikap, perasaan,
anak-anak
dan perilaku terhadap orang lain.
dan
memasuki
masa
remaja awal. 2
is
your
projection”.
Faber & Mazlish (2009: 2)
mempengaruhi
keberanian
berpendapat, “Hubungan langsung
mengemukakan pendapat. Pendapat
antara perasaan dan perilaku anak,
atau opini terbentuk didasari oleh
jika anak-anak merasa baik, perilaku
sikap yang sudah mapan akan tetapi
mereka pun baik dan membantah
pendapat lebih bersifat situasional
perasaan anak terus menerus dapat
dan temporer. Hal tersebut sesuai
membuatnya bingung dan marah”.
dengan pendapat Azwar (2012: 8),
Segenap tingkah laku manusia itu
“Opini merupakan pernyataan sikap
dipelajari
pandangan
yang sangat spesifik atau sikap
behaviorisme. Mengenai penjelasan
dalam artian yang lebih sempit”.
tentang behaviorisme, Corey (2013:
Lebih lanjut dijelaskan bahwa sikap
195)
seseorang
berdasarkan
menyatakan
“Behaviorisme
bahwa,
adalah
dapat
mencerminkan
suatu
pendapat yang diungkapkan, akan
pandangan ilmiah tentang tingkah
tetapi pendapat tersebut belum tentu
laku
akan
manusia”.
Hal
tersebut
menentukan
sikap
yang
berdasarkan dalil bahwa tingkah laku
sebenarnya. Pesan dari pendapat
itu tertib dan bahwa eksperimen yang
yang diungkapkan akan berhasil jika
dikendalikan dengan cermat akan
telah memperlihatkan sikap yang
menyingkapkan hukum-hukum yang
mencerminkan
mengendalikan tingkah laku. Setiap
harapan pemberi pesan sehingga
orang
dapat dikatakan bahwa pendapat
dipandang
memiliki
kecenderungan-kecenderungan
perwujudan
dari
tercapai untuk disampaikan.
positif dan negatif yang sama.
Keberanian
Corey (2013: 195) dalam
mengemukakan
pendapat perlu dimiliki peserta didik.
pandangan tentang sifat manusia
Apabila
peserta
didik
mampu
menyatakan bahwa, “Manusia pada
mengemukakan
dasarnya dibentuk dan ditentukan
baik, maka peserta didik tidak akan
oleh lingkungan sosial budayanya”.
mengalami
Hal tersebut menunjukkan bahwa
pendapat
dengan
hambatan
dalam
mencapai
keberhasilan
yang
latar belakang peserta didik di dalam
diharapkan.
Peserta
yang
keluarga
berani
dan
masyarakat 3
didik
mengemukakan
pendapat
akan
selalu
dalam
belajar mengajar di kelas V SDN 01
mengerjakan tugas yang diberikan.
Mojogedang pada tanggal 5 Februari
Hal
2015 menunjukkan bahwa kegiatan
tersebut
optimis
dapat
ditunjukkan
dengan menggunakan kemampuan
belajar
verbal seperti bercerita, berdialog,
student active learning, akan tetapi
bermain
masih
peran
atau
drama.
mengajar
kurang
sudah
optimal
bersifat
sehingga
Keberanian mengemukakan pendapat
masih banyak peserta didik yang
merupakan salah satu modal yang
belum
harus dimiliki peserta didik agar
pendapat. Fenomena tersebut terlihat
peserta didik berani bertanya tentang
dari peserta didik yang cenderung
materi yang belum dipahami, berani
pasif dan kurang berminat untuk
mengemukakan ide atau gagasannya,
mengemukakan pendapat baik dalam
dan berani memberikan masukan
bentuk bertanya maupun menjawab
pada peserta didik lain. Keberanian
pertanyaan.
mengemukakan
yang
permasalahan tersebut tak lain adalah
dimiliki peserta didik diharapkan
potensi yang dimiliki peserta didik
akan membantu memperoleh hasil
tidak teraktualisasi secara maksimal,
belajar yang optimal. Apabila peserta
prestasi belajar peserta didik menjadi
didik tidak memiliki keberanian
kurang optimal. Selain hal tersebut,
mengemukakan
pendapat,
31 peserta didik diberi angket studi
mengalami
pendahuluan, sesuai dengan hasil
mencapai
wawancara peneliti dengan guru
keberhasilannya dalam belajar. Oleh
kelas diperoleh data bahwa terdapat
karena itu, keberanian peserta didik
tujuh peserta didik yang memiliki
dalam
pendapat
hambatan
dalam
perlu dirangsang oleh guru sehingga
pendapat.
Seluruh
dapat mendorong peserta didik untuk
diberi layanan bimbingan belajar
berani mengemukakan pendapat.
dengan metode Talking Stick agar
dikhawatirkan hambatan
pendapat
akan dalam
mengemukakan
Berdasarkan informasi yang
berani
berani
mengemukakan
Akibat
dari
mengemukakan peserta
mengemukakan
didik
pendapat
diperoleh dari hasil wawancara dan
terutama yang memiliki hambatan
observasi langsung terhadap kegiatan
dalam mengemukakan pendapat. 4
Fenomena
di
atas
perlu
tersebut
telah
diterjemahkan
mendapatkan perhatian dari guru
sehingga berarti bahwa bimbingan
kelas
yang
sebagai
sekaligus
bertindak
dapat didefinisikan sebagai bagian
pembimbing.
Menurut
dari keseluruhan program pendidikan
Syamsu Yusuf (dalam Supriatna,
untuk
2011:
bahwa,
kesempatan pribadi dan layanan
individu
khusus dimana setiap individu dapat
proses
mengembangkan kemampuan secara
61)
memandang
“Peserta
didik
sedang
berada
berkembang
sebagai dalam atau
menjadi
membantu
maksimal
dan
menyediakan
kapasitas
dalam
(becoming), yaitu berkembang ke
jangka pemikiran yang demokratis.
arah kematangan atau kemandirian”.
Berdasarkan
Untuk
kematangan
dapat diperoleh pengertian bahwa
tersebut, salah satu caranya yaitu
pada dasarnya bimbingan merupakan
melalui bimbingan dan konseling
upaya pembimbing untuk membantu
karena peserta didik usia sekolah
mengoptimalkan
dasar
Pengertian
mencapai
masih
wawasan
kurang
tentang
lingkungannya
dirinya
dan
tersebut,
individu.
tersebut
menunjukkan
bahwa peserta didik memerlukan bimbingan
dalam
belajar
untuk
mencapai
proses
belajar
yang
kehidupannya yang akan datang.
optimal.
Arikunto
Donald G. Mortensen dan Alan M.
mengemukakan bahwa, “Bimbingan
Schmuller
(dalam
dapat dibedakan menjadi 4 (empat)
Nurihsan, 2011: 7) menyatakan,
bidang, yaitu bimbingan pribadi,
“Guidance may be defined as that
bimbingan sosial, bimbingan belajar,
part of the total educational program
dan bimbingan karier”. Salah satu
that helps provide the personal
metode
apportunities and specialized staff
bimbingan belajar dan diharapkan
services by which each individual
dapat
can develop to the fullest of his
mengemukakan
abilities and capacities in term of the
Talking Stick. Pemilihan metode
democratic
Talking Stick untuk meningkatkan
dalam
juga
memiliki
pernyataan
pengalaman
menentukan
tahun
idea”.
arah
1976
Pernyataan 5
yang
(2011:
digunakan
meningkatkan
42)
dalam
keberanian
pendapat
adalah
membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua atau pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas
keberanian mengemukakan pendapat pada peserta didik kelas V SDN 01 Mojogedang
karena
memiliki
beberapa kelebihan yaitu menguji kesiapan
peserta
didik,
melatih
membaca dan memahami dengan cepat, dan agar lebih giat belajar/ belajar dahulu (Diah, 2012: 3). Talking
Stick
(tongkat
berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua
dapat
orang berbicara atau menyampaikan
Talking Stick dipakai sebagai
pendapat
forum
tanda seseorang mempunyai hak
(pertemuan antarsuku), sebagaimana
suara (berbicara) yang diberikan
dikemukakan Carol Locust (dalam
secara
Diah, 2012: 1) berikut ini:
Talking Stick merupakan suatu
dalam
suatu
Talking Stick atau kata lainnya tongkat berbicara adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Tongkat berbicara telah digunakan selama berabadabad oleh suku–suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan
disimpulkan
bergiliran/
metode
yang
sebuah
tongkat
penunjuk (2012: “Metode
bahwa
bergantian.
menggunakan sebagai
giliran. 109)
alat
Suprijono berpendapat,
Talking
Stick
mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan
pendapat”. Mengacu pada uraian tersebut, metode ini dilakukan dengan bantuan tongkat, peserta didik yang memegang tongkat wajib setelah
menjawab
pertanyaan
mempelajari
materi
pokoknya. Peserta didik diberi 6
kesempatan
membaca
dan
metode Talking Stick merupakan
mempelajari
materi
tersebut.
metode yang dilakukan melalui
Selanjutnya, meminta kepada
permainan
peserta didik untuk menutup
berorientasi
pada
bukunya. Peserta didik yang
kondisi
belajar
menerima tongkat diwajibkan
menyenangkan
untuk
belajar aktif serta mendorong
menjawab
pertanyaan.
tongkat
yang
penciptaan yang
dan
Selanjutnya yaitu memberikan
peserta
kesempatan kepada peserta didik
mengemukakan pendapat.
melakukan
refleksi
terhadap
didik
situasi
untuk
Berdasarkan
berani
latar
materi yang telah dipelajari.
belakang di atas, peneliti tertarik
Terakhir, peserta didik bersama-
untuk melakukan penelitian dan
sama diajak untuk merumuskan
mengkaji lebih lanjut ke dalam
kesimpulan. Metode ini sangat
skripsi
cocok diterapkan pada peserta
“Bimbingan
didik usia sekolah dasar. Selain
Metode Talking Stick Untuk
untuk melatih berbicara, metode
Meningkatkan
ini akan menciptakan suasana
Mengemukakan Pendapat Pada
yang
Peserta Didik Kelas V SDN 01
menyenangkan
dan
membuat peserta didik aktif.
Mojogedang
Berdasarkan kedua pendapat di
2014/ 2015”.
dengan
judul:
Belajar
Dengan
Keberanian
Tahun
Ajaran
atas dapat disimpulkan bahwa Subjek penelitian ini adalah B. METODE PENELITIAN Penelitian keberanian pendapat
peserta didik kelas V yang memiliki
tentang
mengemukakan
mengemukakan di
kelas
keberanian pendapatnya
rendah yaitu berjumlah 7 orang.
ini
dilaksanakan di kelas V Sekolah
Metode penelitian yang
Dasar Negeri 01 Mojogedang
digunakan adalah eksperimen
pada tahun ajaran 2014/ 2015.
dengan rancangan one group pretest posttest design. 7
Jenis
data
dalam
untuk perhitungan nilai dari
penelitian ini meliputi 3 variabel
skala
yaitu
yang
sample t-test untuk menguji data
merupakan kondisi awal yang
pretest dan data posttest, serta
akan diubah melalui treatment
menggunakan paired sample t-
dalam penelitian. Kondisi awal
test untuk mendukung hipotesis
yang
yang sudah dirumuskan.
variabel
akan
input
diubah
melalui
s,
menggunakan
one
penelitian ini adalah perilaku peserta didik yang kurang berani mengemukakan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendapat,
Tujuan penelitian ini adalah
variabel proses yaitu penerapan
untuk mengetahui bimbingan belajar
bimbingan
dengan metode talking stick untuk
metode
belajar
Talking
dengan
Stick
meningkatkan
untuk
meningkatkan
keberanian
keberanian
mengemukakan
pendapat
pada
mengemukakan pendapat, dan
peserta didik kelas V SD Negeri 01
variabel output yang merupakan
Mojogedang Tahun Ajaran 2014/
kondisi akhir berupa perilaku
2015. Penelitian ini menggunakan
yang diharapkan sebagai tolok
rancangan
ukur
Posttest Design. Berdasarkan hasil
keberhasilan
treatment.
One
Group
Pretest
Variabel output dalam penelitian
pretest
adalah perilaku peserta didik
observasi oleh peneliti dan observer,
yang menunjukkan keberanian
diperoleh rata-rata nilai maksimum
mengemukakan
pendapat.
27,5 dan minimum 25,0. Hasil
Teknik pengumpulan data yang
pretest observasi tersebut kemudian
digunakan dalam penelitian ini
dikuantifikasikan sehingga diperoleh
adalah observasi, wawancara,
hasil
dan skala sikap.
Observasi
Teknik analisis data dalam penelitian rumus
ini
menggunakan [
menggunakan
nilai
pretest tersebut
dengan
berdasarkan
observasi
yang
lembar
observasi. dilaksanakan pedoman
terstruktur
yang
terdapat pada BAB III. Selanjutnya,
]
berdasarkan 8
hasil
pretest
menggunakan lembar skala S oleh
terdapat
peneliti, diperoleh nilai maksimum
mengemukakan
386 dan minimum 236. Pemberian
ditunjukkan oleh peserta didik. Hal
pretest
S
tersebut dibuktikan dengan adanya
dengan
peningkatan hasil yang diperoleh dari
menggunakan
tersebut
skala
dilaksanakan
berdasarkan tabel spesifikasi skala
peningkatan
keberanian
pendapat
observasi pretest-posttest.
sikap pada BAB III.
Pelaksanaan
Berdasarkan
hasil
yang
pretest
bimbingan
belajar dengan metode Talking Stick
observasi dan skala sikap serta
dilakukan
diperkuat keterangan dari guru kelas
pertemuan yaitu pertemuan pertama,
diketahui bahwa tujuh peserta didik
kedua, dan ketiga sebagai treatment
tersebut
dan
memiliki
beberapa
pertemuan
karakteristik perilaku yaitu pasif
sekaligus
dalam
pertemuan
KBM,
pendiam,
pemalu,
dalam
empat
keempat
sebagai
yang
posttest.
pertama
kali
Pada
terdapat
lamban merespon, jika mendapat
hambatan dalam pelaksanaan Talking
giliran
dengan
Stick yaitu subjek belum mengerti
sedikit dipaksa baru mau menjawab
tentang tugas, antara peneliti dan
dan jawaban itu pun masih ragu-
peserta didik belum saling mengenal
ragu.
pretest
sehingga subjek masih merasa malu
dilakukan
untuk mengemukakan pendapat, dan
treatment pada peserta didik yang
masih adanya cemoohan dari teman
kurang
jika yang menjadi subjek penelitian
menjawab
harus
Berdasarkan
tersebut,
maka
perlu
berani
pendapat
hasil
mengamukakan
yaitu
menggunakan
merasa
kesulitan
untuk
bimbingan belajar dengan metode
mengemukakan pendapat sehingga
Talking Stick.
pelaksanaan
Pada treatment, sebagai
setiap
pelaksanaan
observasi observasi
masih
terpaku pada usaha yang dilakukan
dilakukan
proses
bimbingan
oleh
yaitu
peneliti
bimbingan
agar dapat
pelaksanaan berlangsung.
observasi yang dilaksanakan saat
Pertemuan kedua dengan materi
treatment. Observasi ini dilakukan
pohon belajar efektif dan pertemuan
oleh peneliti dan observer, bahwa
ketiga dengan materi mind mapp 9
serta pertemuan keempat dengan
terbata-bata dalam mengemukakan
materi ini ceritaku apa ceritamu yang
pendapatnya kemudian dilaksanakan
sekaligus
bimbingan belajar dengan metode
sebagai
posttest
dapat
berjalan dengan baik karena masing-
Talking
masing
subjek untuk berani mengemukakan
subjek
mulai
berani
mengemukakan pendapat terutama
Stick
dapat
merangsang
pendapat.
ketika diminta untuk mengutarakan
Berdasarkan hasil penelitian
pendapat, subjek sudah mengerti
yang
dengan tugasnya, dan antara peneliti
pertemuan, dapat disimpulkan bahwa
dengan peserta didik sudah mulai
bimbingan belajar dengan Talking
saling mengenal sehingga tidak lagi
Stick terbukti dapat meningkatkan
merasa malu untuk mengemukakan
keberanian mengemukakan pendapat
pendapat
serta
pada peserta didik kelas V SDN 01
berkurangnya cemoohan dari teman
Mojogedang Tahun Ajaran 2014/
jika yang menjadi subjek penelitian
2015.
merasa
menyatakan
di
dalam
kelas
kesulitan
mengemukakan
untuk
pendapat
karena
dilaksanakan
Hipotesis
dalam
penelitian
tiga
yang
“Bimbingan Belajar
Dengan Metode Talking Stick Efektif
adanya dorongan dari peneliti. Selain
Untuk
itu,
bekerjasama
Mengemukakan
dan
aktif
Peserta Didik Kelas V SDN 01
maupun
Mojogedang Tahun Ajaran 2014/
tanggapan sesuai dengan materi yang
2015” dapat diterima keberanrannya.
sedang
diskusi.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
Berdasarkan paparan tersebut, hasil
penelitian pada tujuh orang subjek
penelitian eksperimen yang telah
yang
dilakukan pada treatment pertemuan
mengemukakan
pertama, kedua, dan ketiga serta
Hasil penghitungan statistik sebelum
pertemuan keempat yang sekaligus
diberi treatment (pretest) diperoleh
sebagai posttest menunjukkan bahwa
nilai t hitung > t tabel yaitu 15,080 >
subjek dari yang sebelumnya merasa
2,365 dengan signifikansi sebesar
malu mengemukakan pendapat dan
0,000 (0,000 < 0,05) dengan setelah
subjek
dalam
mampu
kelompok
memberikan
pertanyaan
dibahas
dalam
10
Meningkatkan
Keberanian
Pendapat
memiliki
Pada
keberanian
pendapat
rendah.
diberi treatment (postest) diperoleh
Efektif
Untuk
Meningkatkan
nilai t hitung > t tabel yaitu 17,373 >
Keberanian
2,365 dengan signifikansi sebesar
Pendapat Pada Peserta Didik Kelas V
0,000 (0,000 < 0,05). Berdasarkan
SDN 01 Mojogedang Tahun Ajaran
penghitungan statistik menggunakan
2014/ 2015”.
Paired Sample t-test diperoleh nilai t
Hasil
hitung > t tabel yaitu -2,860 > 2,365
memperluas
dengan signifikansi sebesar 0,029
pembaca
(0,029 < 0,05). Karena sig. < 0,05
belajar
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
dijadikan referensi dalam penelitian
ditolak, artinya rata-rata keberanian
lebih
mengemukakan pendapat sebelum
peningkatan
dan sesudah treatment bimbingan
mengemukakan
belajar dengan metode Talking Stick
didik di SDN 01 Mojogedang.
Mengemukakan
penelitian
dapat
pengetahuan
bagi
tentang
inovasi
proses
serta
dapat
mengajar
lanjut
sebagai
upaya
keberanian pendapat
peserta
adalah tidak sama (berbeda). Dengan
Hasil penelitian bimbingan
demikian dapat dinyatakan bahwa
belajar dengan metode Talking Stick
ada perbedaan yang signifikan antara
dapat digunakan sebagai alternatif
keberanian mengemukakan pendapat
guru
di kelas sebelum diberi treatment
meningkatkan
(pretest)
mengemukakan
dengan
setelah
diberi
treatment (postest) dan hipotesis
membuktikan
sebagai
upaya
keberanian pendapat
peserta
didik.
diterima. Hal
kelas
Berdasarkan simpulan dan tersebut bahwa
dapat
implikasi
bimbingan
atas,
maka
dapat
disampaikan beberapa saran sebagai
belajar dengan Talking Stick dapat
berikut:
digunakan di dalam kelas untuk meningkatkan
di
1. Kepada Guru Kelas
keberanian
a. Guru
mengemukakan pendapat. Sehingga
dapat
dengan hasil yang telah dicapai dapat
bimbingan belajar dengan
dinyatakan
bahwa
“Bimbingan
metode
Belajar Dengan Metode Talking Stick
kelas
diharapkan menerapkan
Talking
Stick
sebagai salah satu cara 11
dalam
memecahkan
masalah
peserta
khususnya membantu
peserta
peserta didik dapat digali
didik,
dan
untuk
sehingga tercapai secara
didik
optimal.
yang kurang berani dalam
2. Kepada Peneliti Lain
mengemukakan pendapat. b. Guru
kelas
dikembangkan
Peneliti lain diharapkan dapat
diharapkan
mengkaji atau meneliti dengan
menggunakan
metode atau teknik yang sama
metode atau teknik lain
yaitu bimbingan belajar dengan
yang lebih variatif dan
metode Talking Stick, tetapi
menyenangkan
menggunakan
dapat
memecahkan peserta potensi
didik yang
untuk masalah dan
subjek
agar
berbeda.
dimiliki
12
dan
kelompok variabel
yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2011. Penilaian & Penelitian Konseling. Yogyakarta: Aditya Media
Bidang
Bimbingan
dan
Azwar, S. 2014. Reliabilitas dan Validitas. (Edisi 4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar ----------------------. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Corey, G. 2013. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama Faber, A. & Mazlish, E. 2009. Berbicara Agar Anak Mau Mendengar & Mendengar Agar Anak Mau Bicara. Terj. Damaring Tyas. Tangerang: Buah Hati. (Buku Asli diterbitkan 1980). Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. Monks, F. J. & Knoers, A. M. P. 2014. Psikologi Perkembangan. Terj. Siti Rahayu Hadinoto. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurihsan, A. J. 2011. Bimbingan & Konseling dalam Kehidupan.Bandung: Refika Aditama.
Berbagai
Latar
Parera, Jos Daniel. 1988. Belajar Mengemukakan Pendapat. (Edisi Ke-4). Jakarta: Erlangga. Suara Merdeka. 2014, 21 Desember. Hidup hlm. 24. Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kita
Bergantung Persepsi,
Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Supriyatna, M. (Ed). 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
13