Pengaruh Penerapan Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Materi Koloid Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorntalo Kasman, Mangara Sihaloho, Julhim S. Tangio. Jurusan Kimia, Program Studi S1 Pendidikan Kimia F. MIPA UNG
ABSTRAK Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran inovatifyang berpusat pada siswa. Motode talkingstick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknyaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh penerapan metode talking stick terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo, yang berjumlah 94 orang dan tersebar dalam 3 kelas dan sampel yang digunakan yaitu kelas XI IPA1 dan kelas XI IPA2. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group.Pengumpulan data menggunakan instrumen. Tes instrumen penelitan ini berupa tes objektif yang terdiri dari 20 butir soal. Tes sebelum digukan dilakukan uji validasi dan reliabiitas. Analisis data menggunakan kriteria pengujian hipotesis yaitu terima H0 jika ttabel = thitung atau tolak H0 jika ttabel ≠ thitung. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai thitung = 1,16 dan ttabel = 1,99, maka Ho ditolak dan H1diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode talking stick terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid.
Kata Kunci :Metode Talking Stick, Hasil Belajar Abstract Talking Stick is one method that can be used in the learning model is centered on studen. Motode inovatif talking stick that is a method of learning with the help of a cane, who's holding the stick have to answer questions from the teacher after the students learn the material anyway.The research aimed to find out the effect of the applying of talngking stick method toward the students’ learning achievement of colloid material. The population of research was all the students’ at class XI IPA of SMA Negeri 2 Gorontalo amounted to 90 students’of there classes. Sample of research was class XI IPA1and XI IPA2 . Design of research was pretest-posttest control group .the data collection used test instrument. The instrument was a multiple choice test with total questions were 20 number. The data were analyzed used hypothesis test criteria which H0 is acceptable if ttable = tcount or H0 is rejected if ttable tcount based on the data analysis, it was gained that tcount = 1,16 and ttable = 1,99, then H0 was rejected andH1 was accepted. Thus, it could be concluded that there was an effect of the applying of talking stick toward the student’s learning achievementon colloid material Keywords:Talking Stick Method, Learning Ac
PENDAHULUAN Kehidupan suatu bangsa dalam era globalisasi memerlukan kompetensi yang tinggi.Karena semakin tinggi kompetensi suatu bangsa tentu semakin tinggi tingkat kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang di hadapi.Kurikulum berbasis kompetensi salah satu anternatif untuk menjawab tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan. Dewasa ini peningkatan mutu pendidikan meliputi perbaikan sistem pengajaran dan penyempurnaan kurikulum. Tuntutan akan sumbar daya manusia akademis yang berkualitas merupakan salah satu kebutuhan umat manusia yang sangat penting. Untuk memenuhi itu, pendidikan berperan sebagai gerbang utama, sehingga seringkali potensi seseorang diukur dengan pendidikannya.Sebagai salah satu elemen terpenting dalam penyelenggaraan pendidikan, kurikulum merupakan usaha mewujudkan tuntutan tersebut. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terjadi interaksi yang saling berhubungan yaitu interaksi antara siswa sebagai penerima ilmu pengetahuan dan guru sebagai pendidik. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi dalam proses belajar mengajar. Guru dalam kegiatan belajar mengajar bukan hanya sebagai pemberi atau penyaji ilmu pengetahuan kepada siswa akan tetapi mampu mengembangkan sikap kedewasaan dalam diri siswa. Hendaknya siswa diperlukan sebagai subyek belajar (bukan obyek belajar), yang memiliki potensi intelektual yang perlu diwujudkan semaksimal mungkin. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab guru maka guru harus memiliki kemampuan dalam proses belajar mengajar sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal sosial maupun profesional, karena pada hakekatnya guru merupakan tenaga lapangan yang langsung
melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan kependidikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk selalu belajar mengembangkan kreativitas, kemandirian, disiplin, tanggung jawab, kebiasaan dan keterampilan mencari dan mengola informasi sendiri melalui berbagai sumber belajar yang lain. Siswalah yang aktif dalam proses belajar mengajar dan guru hanya menyampaikan informasi yang mendasar dan merangsang daya cipta untuk menemukan serta mengesankan. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA 2 Gorontalo, guru merupakan sumber belajar. Guru berperan sebagai sumber informasi, sehingga siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi dalam belajar. Salah satu usaha untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah pemilihan suatu metode yang tepat.Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode talking stick. Metode pengajaran adalah bagian dari stategi kegiatan yang dalam fungsinya berperan sebagai alat untuk membantu efesiensi dalam proses belajar mengajar Sudjana (dalam Enok, 2012 : 97). Metode talking stick merupakan salah satu metode yang menekankan pada keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan pendapat. Metode ini dapat memberikan motivasi kepada siswa supaya belajar aktif dalam memahami dan menemukan konsep, sehingga siswa mampu menghubungkan soal dengan teori yang ada. Adapun keunggulan-keungulan dari metode talking stick yaitu melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan, menguji kesiapan siswa, melatih siswa memahami materi dengan cepat, dan agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai) Tarmizi (dalam Pramukantoro, 2013 : 97)
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah (1) Pramukantoro (2013:95) mengemukakan bahwa pengembangan perangkat model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada standar kompetensi mengoperasikan peralatan pengendalian daya tegangan rendah di SMK 2 Surabaya mempunyai nilai hasil belajar yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. (2) Astuti, Dibia dan Riastini, (2012/2013) mengemukakan bahwa pengaruh metode talking stick terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD di Gugus Krisma Kecamatan Negara hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode talking stick lebih tinggih dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. (3) Pradnyani, Sujana dan Suniasih (2013) mengemukakan bahwa pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD 2 Sesetan Denpasar terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belaja (4) Puspitasari, Suparti, dan Asngad mengemukakan bahwa efektivitas pembelajaran model talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukuharjo tahun pelajaran 2011/2012 terbukti efektif untuk peningkatan hasil belajar aspek kognitif di mana ketuntasan hasil belajar siswa dari 2 siklus yang telah diterapkan menunjukkan persentase sebanyak 22,8 % dari siklus 1 ke siklus 2 METODE PENELITIAN lokasi penelitian dan waktu penelitian lokasi penelitiandilaksanakan di sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo. WaktuPenelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012 / 2013. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimendengan rancanganpretes-postes Control Group (Sugiyono, 2010:112).
Tabel3.1. Rancangan desain penelitian Ra O1 X O2 _ Rb O3 O4 Keterangan : Ra = Kelas eksperimen, Rb = kelas kontrol, X = Kelas yang diberi perlakuan (Experimen Group), - = Kelas yang tidak diberi perlakuan (Control Group), O1 = Pre-test untuk kelas eksperimen, O3 = Pre- test untuk kelas kontrol (Control),O2 = Post-tes untuk kelas eksperimen, O4 = Posttes untuk kelas ekperimen Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode talking stick b) Variabel terikat dalam penelitian ini a dalah hasil belajar siswa materi koloid Menurut Sugiyono (2011 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subjek yang mempunyai komunitas dan karakterisrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo, yang berjumlah 94 orang dan tersebar dalam 3 kelas dengan jumlah masing–masing kelas berbeda–beda seperti pada tabel 5 berikut. Tabel 3.2.Disrtibusi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo. No Kelas Jumlah 1 1 XI IPA 36 2 XI IPA2 34 3 3 XI IPA 24 Sumber : Absen siswa T . A 2012 / 2013. Sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel purposive sampling.Purposive sampling yaitu suatu pengambilan sampel yang memiliki karakteristik yang homogen antara kedua kelas yang akan diteliti. Misalnya guru yang mengajar, bahan ajar yang digunakan, hasil belajar siswa hampir sama. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2011 : 124). Dalam penelitian ini kelas yang dipilih untuk digunakan adalah kelas XI IPA1 dan kelas XI IPA2. Dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas yaitu pada kelas XI IPA1 berjumlah 36 orang siswa dan kelas XI IPA2 berjumlah 34 orang. Kedua kelas ini ditetapkan sebagai subjek yang dikenai tindakan karena berdasarkan hasil pengamatan, kedua kelas ini merupakan kelas homogen ditinjau dari prestasi belajar. Tehnik Pengumpulan Data Tahap Pelaksanaan Uji Coba Soal Uji coba instrumen / perangkat instrumen tes, yaitu soal yang telah disusun diuji cobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. Validasi instrumen dilaksanakan di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol.Validasi instrument tes hasil belajar dalam penelitian ini bertujuan untuk mengoreksi instrumen penelitian. Koreksi ini dilakukan pada redaksi kalimat yang digunakan, serta kesesuaian antara pertanyaan dalam instrumen dengan kisi kisi soal yang telah dibuat. Uji ValiditasTes dan UjiReliabilitas Tes Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini, item soal dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu rxy ≥ 0,361 dan item tes dinyatakan tidak valid apabila rxy ≤ 0,361. Untuk menguji tingkat validitas test digunakan uji yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan korelasi product moment. Untuk menguji reliabilitas tes menggunakan rumus KR 20 (Kuder Richardson) Tehnik Analisis Data
Uji Homogenitas Varians Populasi Uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan, karakteristik kedua kelas pada materi koloid.Pengujian ini menggunakan uji Barlett. Varians gabungan dari semua sampel
s 2 1
n
x x 2
2
n n 1 (Sudjana, 2005 : 263) Uji Kesamaan Dua Uji kesamaan varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama atau/tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Variansi terbesar F = Variansi terkecil Dengan kriteria jikaharga F hitung< F total maka kedua kelas mempunyai varians yang sama. (Sugiyono, 2011 : 275) Pengujian Normalitas Data Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors (Sudjana, 2005 : 466). Dengan prosedur sebagai berikut : a. Pengamatan X1, X2, X3,…Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, Z3,…..Zn Dengan _
X X rumus : Zi = i S X = rata – rata sampel S = standar deviasi Untuk setiap angka baku yang diperolah dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Xi). b. Dihitung proporsi Z1, Z2, Z3,…..Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka : c. Dihitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian menyatakanya dalam harga mutlak. d. Diambil harga yang terbesar diatas harga-harga mutlaknya selisih dipilih. Harga tersebut disebut L0. Data berdistribusi normal jika L0 ≤ Ldaftar untuk taraf nyata alpha yang dipilih Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesisdalam penelitian ini dilakukan dengan uji kesamaan dua
rata-rata. Pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan hasil yang berbeda. Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H0 : 1 2 Tidak terdapat pengaruh penerapan metode Talking Stick dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid. H1: 1 2 Terdapat pengaruh penerapan metode Talking Stick dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid. Sedangkan statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t-test polled varian dengan rumus sebagai berikut : ×₁−×₂ t = n ₁−1 S ₁²+ n ₂−1 S ₂² 1 1 𝑛 ₁+𝑛 ₂−2
(
𝑛₁
+
𝑛₂
)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil penelitian Hasilpenelitian diperoleh dari tes hasil belajar kepada kelompok eksperimen yang menggunakan metode talking stick dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Metode pembelajaran talking stick memberikan gambaran bahwa metode pembelajaran talking stick memberika hasil yang lebih baik, ang ditunjukan pada peolehan nilai rata-rata siswa yaitu 81,09. Jika dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional diproleh nilai rata-rata 70,09. Pengujian homogenitas Pengujian homogenitas varians data dilakukan setelah kedua sampel diberikan perlakuan. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians homogen atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan uji F (varians terbesar dibagi dengan varians terkecil).Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa nilai Fhitung = 1,30 dan Ftabel = 1,81 dimana
Fhitung < Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari sampel yang homogen. UjiNormalitas Data Pengujiannormalitas data, baik post-test kelaseksperimenserta data posttestkelaskontroldapat dilakukandenganmenggunakanujililieforsp adatarafnyata α = 0,05 ringkasan uji normalitas kelas eksperimen dan kontrol dapat di lihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Uji normalitas kelas eksperimen No Jumlah Lo(Lhitung) Ltabel uji siswa α = liliefors (n) 0.05 1 33 0,1101 0,154 Lhitung < Ltabel
Berdasarkan Tabel di atas data yang diperoleh bahwa nilai Lhitung= 0,1101 dan nilai Ltabel pada taraf nyata α 0,05 = 0,154. Dengan demikian Lhitung < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitas pada kelas eksperimen berasaldaripopulasi yang berdistribusi normal. Tabel 4.3. Uji normalitas kelas kontrol uji No Jumlah Lo(Lhitung) Ltabel siswa liliefors α= (n) 0.05 1 32 0,133 0,1566 Lhitung < Ltabel
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh bahwa nilai Lhitung=0,133 dan nilai Ltabel =0,1566 karena Lhitung < Ltabel maka uji normalitas pada kelas kontrol berasaldaripopulasi yang berdistribusinormal. PengujianHipotesis Untuk menguji hipotesis yang di ajukan digunakan uji t, karena hasil pengujian normalitas dan homogenitas varians didapatkan data terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian hipotesis di
dapat uji thitung sebesar 1,99.
sebesar 1,16 dan Ttabel
Hasil perhitungan uji t di peroleh nilai thitung sebesar 1,16 dan ttabel sebesar 1,99 karena thitung< ttabelmaka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode talking stick terhadap hasil belajar materi koloid pada siswa kelas XI IPA SMA 2 Gorontalo. Pembahasan Dalampenelitianini, metode yang digunakanadalahmetode talking stick.Adapuntujuandalampenelitianiniadala huntukmengetahuiapakahterdapatpengaruh penerapan metode Talking Stick dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid.Berdasarkantujuantersebutsampel dipilihduakelas dimanauntukkelaseksperimenmenerapkan metode talking stick dankelas kontrol menerapkanpembelajarankonvensional. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan, guru memberikan post-test. Pemberian post-test ini bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan metode talking stickyaitu pada kelas eksperimen dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvesional pada kelas kontrol. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu peneliti melakukan sebuah proses validasi instrumen untuk mengetahui apakah tes ini layak digunakan pada siswa atau benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validasi ini dilakukan dalam dua tahap yaitu melalui dosen (validasi butir) dan melalui pengujian soal (validasi isi). Setelah dilakukan pengujian validasi dapat dilihatpada lampiran 27 dan untuk validasi butir soal yang valid adalah 20 soal dari 24 soal. Untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus KR 20 (Kuder Richardson) dan diperoleh nilai r = 0,88 dalam lampiran 28. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa tes ini
reliabel sehingga bisa digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah diketahui bahwa tes yang akan digunakan sudah valid dan reliabel, maka dilanjutkan dengan tes awal menggunakan soal yang telah divalidasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari tes awal, dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas dan diperoleh kedua sampel tersebut berasal dari sampel yang homogen dan untuk uji normalitas terdistribusinormal. Selanjutnya akan dilakukan pengujian homogenitas terhadap data tes hasil belajar yang didapat. Untuk melakukan pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 22 diperoleh nilai Fhitung = 1,30 sedangkan Ftabel = 1,81. Karena Fhitung< Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen.Setelah pengujian homogenitas, selanjutnya adalah pengujian normalitas terhadap data hasil belajar. Berdasarkan data yang diperoleh pada kelas eksperimen bahwa nilai Lhitung0,1101dan nilai Ltabel 0,154 karena Lhitung < Ltabel sehingga dapat disimpulkan bahwa uji normalitas pada kelas eksperimen berasaldaripopulasi yang berdistribusinormal, sedangkan nilai yang di peroleh pada kelas kontrol yaitu Lhitung 0,133 dan nilai Ltabel 0,1566 karena Lhitung < Ltabel sehingga dapat disimpulkan bahwa uji normalitas pada kelas kontrol berasaldaripopulasi yang berdistribusinormal. Dalam melakukan pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji t, berdasarkan hasil yang didapatkan dari uji homogenitas memiliki varians yang homogen dan memiliki populasi yang berdistibusi normal. Hasil perhitungan uji t didapatkan nilai thitung sebesar 1,16 dan ttabel sebesar 1,99 karena thitung< ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan metode talking stick terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo pada materi koloid. Hasil pengujian diatas memberikan gambaran bahwa metode pembelajaran talking stick memberikan hasil yang lebih baik, yang ditunjukkan pada perolehan nilai rata-rata siswa yaitu 81,09. Jika dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional di peroleh nilai rata-rata 70,16. Hal ini disebabkan karena metode talking stick memiliki keunggulan-kenggulan yaitu dapat mengaktifkan siswa, melatih siswa memahami materi dengan cepat, dan menguji kesiapan seluruh siswa, dimana semua siswa harus memahami dengan benar apa yang di belajarkan. Keunggulan-keunggulan dari metode talking stick ini, dapat berimplikasi pada perolehan hasil belajar siswa, siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, melatih siswa memahami materi dengan cepat, serta dapat bekerja sama dalam kelompok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode talking stick pada pembelajaran kimia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, pada bab IV dapat ditarik kesimpulan yaitu terdapatpengaruh penerapan metode talking stick terhadap hasil belajar siswa pada materi koloid dengan taraf nyata nyata α = 0,05 didapatkan nilai thitung sebesar 1,16 dan ttabel sebesar 1,99 karena thitung < ttabel maka Ho ditolak dan H1 di terima. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Mengingat penerapan metode pembelajaran talking stick sangat penting, maka seyogyanya guru berusaha menerapkan metode pembelajaran ini dalam proses
belajar mengajar dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajarantalking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, metode pembelajaran ini dapat dijadikan anternatif pemilihan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, hiskia. 2001. Kimia larutan. Bandung : PT.Ctra Adtya Bakti Astuti Ni Nym Triadi , Dibia I Kt, Riastini Pt Nanci, 2012/2013 pengaruh metode talking stick terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD di Gugus Krisma Kecamatan Negara. Jurnal Jurusan PGSD, Unibersitas Pendidikan Genesha Singaraja Indonesia (http://www.google.com diakses 10 Nofember 2013 pukul 18.00) Pradnyani Ni Luh Kd Dwi, Sujana I Wyn, Suniasih Ni Wyn, 2013. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD 2 Sese tan Denpasar.(http://www.google.c om diakses 10 September 2013 pukul 10.00). Purwanto, 2009.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Pusptasari, Suparti, dan Asgar. 2011-2012. Efektivitas pembelajaran model talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo dan Pelajaran 2011/2012.http : //www. google (diakses 16 januari 2014) Pramukantoro, Muchammad Nur Yahya J. A, 2013. Talking Stick.(http://www google.com diakses 8 Juli 2013 pukul 11:30).
Syukri, 1999. Kikia Dasar2. Bandung : PT ITB Sudjana. 2005. Bandung : Tarsito.
Metode
Statistik.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2011.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung : PT Alfabeta Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PTpustaka pelajar Suarni, Enok. 2012. Penerapan Metode Ta lking Stick Untuk Meningkatkan Akt ivitas Belajar Siswa, http://www google. Com(diakses tanggal 15 Februari 2013). Sukarpiani, dibia, dan dantes.2013.Pengaruh Metode Pembelajaran Talking Stick Terhadap Pemahaman Konsep IPA siswa kelas V digugus VII Bonthing.http : //www.google (diakses tanggal 16 januari 2014) Yennita, asfriani, rahmad. 2010. Motivasi belajar fisika siswa disekolah madrasah tsanawia melalui penerapan model talking stick. http : //www.google (diakses tanggal 16 Januari 2014)