Tekad Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:13
(Bil 13 :1-2 , 17-20, 25-33 ; Yosua 14:9-12) Di dalam sebuah buku kecil Moment Of Decision karangan Vanca Havner, ada sebuah cuplikan yang menarik bagi saya yakni dikatakan sebelum tahun 1492, salah satu motto dari Kerajaan Spanyol adalah Ne Plus Ultra artinya "Tidak Ada yang Lebih Lagi"". Mereka percaya bahwa batas-batas bumi itu telah ditentukan dan hanya itu saja. Namun tatkala Christopher Columbus menemukan sebuah dunia baru, maka motto mereka hancur total dan tidak berlaku lagi. Penjelajah besar itu menemukan sesuatu yang lebih lagi. Tidak gampang untuk mendapatkan sesuatu yang baru bagi Columbus, ia harus berlayar dan berlayar terus menembus kegelapan dan keputusasaan. Tekadnya bulat walaupun ada perlawanan, ada pemberontokan, ada ketidaksetujuan, sampai pada suatu malam yang gelap gulita; mereka melihat daratan. Columbus percaya bahwa masih ada sesuatu yang lebih lagi. Masih ada sesuatu yang baru. Hari ini merupakan Minggu pertama dalam tahun ini, permisi tanya, sudah puaskah kita menjalani kehidupan ini? Apakah kita sudah merasa cukup sampai di sini saja? Tidak perlu adanya perubahan lagi, ada begini-begini saja sudah okey? Apa yang menjadi tekad hidup kita semua? Apakah melulu bicara dalam hal materi saja? Bagaimana dengan hal-hal yang bersifat rohani? Saya yakin biasanya kita tidak pernah merasa puas kalau ditanya dalam hal keuangan, ada banyak rancangan dan strategi kita untuk tahun depan. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita bersama Tuhan? Apakah ada strategi khusus dari kita untuk hidup lebih dekat, lebih mengenal, lebih mengasihi Dia? Tema kita hari ini adalah Tekad Orang Percaya, kemudian untuk mencapainya apa saja yang harus dilakukan? Melalui cerita tentang Kaleb ini kita akan coba mengorek rahasia tekad dari beliau. Saya mencoba meringkaskan menjadi tiga hal yang bisa kita pelajari. Supaya lebih mudah diingat maka saya akan singkatkan dengan istilah yang sudah umum kita dengar yakni G I I, yang pasti kali ini buka Gereja Injili Indonesia yang dimaksud; lalu apa itu? Mari kita lihat satu-persatu : Tekad Pertama : harus ada (G) Goal Ketika perjalanan orang-orang Israel sudah hampir memasuki tanah Perjanjian yakni dari Hazerot menuju Kadesy (Kadesy Barnea) terletak diperbatasan Selatana Kanaan, maka Tuhan berfirman kepada Musa agar mengerahkan beberapa orang pemimpin untuk mengintai kota itu. Maka kemudian Musa mengirim dua belas orang pengintai laki-laki untuk menyelidiki tanah tersebut. Tugas mereka adalah mengamat-amati keadaan negeri itu, apakah bangsa yang tinggal di daerah itu kuat atau lemah, lalu jumlah mereka bagaimana, sedikit atau banyak? Baik atau buruk kota itu? Mereka itu tinggal di tempat terbuka atau tertutup? Keadaan tanah bagaimna, subur atau tandus? Mereka juga dipesan agar tabah serta membawa sedikit hasil dari negeri itu. Orang Israel tidak bermaksud berdiri di tepi Sungai Yordan saja lalu menatap ke arah tanah Kanaan dengan penuh pengharapan, tetapi ada satu tujuan (Goal) atau sasaran yang harus mereka capai, yakni masuk dan menduduki negeri itu. Mereka merindukan pengharapan itu menjadi kenyataan. Sebenarnya bangsa Israel itu sudah berada di tanah Kanaan selama bertahun-tahun, namun mereka masih belum sanggup menaklukkan daerah itu seluruhnya. Itu sebabnya Yosua berkata demikian "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?"
1/6
Tekad Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:13
(Yos 18:3). Sesudah empat puluh hari, maka pulanglah kembali pengintai-pengintai Israel ke pangkalannya. Laporan perjalanan mereka diserahkan kepada Musa dan Harun dengan disaksikan oleh segenap orang Israel. Tanah Kanaan ternyata tanah yang subur dan baik, namun sayang mereka tidak mungkin masuk ke dalam, karena penduduknya padat; selain itu banyak pula kota-kota dan benteng-benteng yang susah direbut, lselain itu di sana didiami orang-orang Enak yang tubuhnya besar dan kuat. Laporan ini benar, namun para pengintai itu lupa satu hal bahwa negeri Kanaan itu sesungguhnya telah diberikan Allah kepada mereka. Allah yang berkuasa membawa mereka keluar dari Mesir pasti sanggup membawa mereka masuk ke Kanaan. Berdasarkan Goal atau tujuan ini maka Kaleb salah seorang pengintai dari Yehuda tidak setuju dengan Laporan yang diberikan kawan-kawannya. Kaleb tahu bahwa ada Goal yang harus mereka capai dalam perjalanan di padang belantara selama ini, oleh kareana itu dengan tegas ia mengatakan "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti mengalahkannya" (lihat Bil 13:30) Inilah Tekad Kaleb yang berdasarkan Iman. Ia melihat tanah Kanaan yang terbentang bukan dengan pandangan yang berdasarkan pandangan mata pribadinya, tetapi berdasarkan pandangan mata Tuhan. Hari ini kita juga mengalami hal yang demikian, tantangan kita sama dengan para pengintai itu. Memasuki tahun yang baru, Tuhan tidak pernah berjanji semuanya berjalan lancar. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. BIasanya di Koran-koran para ahli ekonomi sering memberikan ramalan bahwa tahun depan adalah tahun yang penuh Hokky, keadaan ekonomi akan segera pulih kembali. Sementara itu ada ketakutan juga muncul; sebab di depan ada juga ramalan yang tidak menyenangkan tentang kebangkrutan dan Pemutusan Hubungan Kerja, ibaratnya seperti orang-orang besar dan kuat yang di tanah Kanaan. Lalu kita ini mau ke mana?, apakah kita harus berhenti di sini? Tentu tidak, waktu terus mendesak kita harus maju dan masuk ke Tahun yang Baru. Kita tidak mungkin bisa mengelaknya. Seandainya tidak ada satu tujuan yang pasti dalam hidup ini, maka kehidupan kita pasti akan sia-sia. Karena kita seperti mesin yang menjalankan tugas rutinitas, sampai suatu saat mesin itu rusak dan harus dibuang ke tempat sampah. Pemain Biola kenamaan dari Italia, Nicolo Paganini (1782-1840) dalam suatu konser, membuat suatu kejutan. Masalahnya adalah: ketika dia mamainkan Biolanya dan sementara para penonton dengan serius menyaksikan, tiba-tiba senar Biolanya putus satu. Para penonton menyoraki dia seakan-akan mengejeknya. Paganini tidak memperdulikan sorakan itu, tetapi ia tetap berkonsentrasi untuk satu tujuan yakni menyelesaikan lagunya. Tetapi sebelum dilanjutkan, senarnya putus lagi, sehingga sekarang sisa satu senar saja. Para penonton semakin bersorak dan mengejek dia, namun tiba-tiba suara penonton itu menjadi hening. Karena Nicolo Paganini berhasil memainkan satu lagu yang sangat indah, walaupun senar Biolanya hanya satu. Sekarang tepuk tangan tambah gemuruh tetapi bukan lagi mengejek dia, melainkan sebagai suatu rasa kagum terhadapnya. Tekad yang mempunyai tujuan sangat penting; hal ini membuat kita tidak goyah. Sudahkah
2/6
Tekad Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:13
anda dan saya mempunyai suatu tujuan dalam seluruh kehidupan kita sebagai orang percaya? Tidak ada alasan berkata bahwa saya sudah lanjut usia atau tua. Kaleb waktu itu berumur delapan puluh lima tahun, namun semangatnya empat lima. Tatkala hidup kita bersandar pada Yesus sepenuhnya, gelombang apapun yang menerpa tidak akan membuat kita goyah, sebab kita tahu ada satu tujuan yang pasti yang akan kita tempuh setelah mengakhiri hidup ini. Orang-orang luar yang tidak mempunyai arah tujuan di dalam Tuhan akan melihat kesulitan besar di dalam setiap kesempatan. Banyak hal yang menjadi ketakutaan mereka. Namun bagi orang-orang percaya, termasuk Kaleb tentunya melihat kesempatan di dalam kesulitan. Saya harap setiap kita tidak puas dengan keadaannya yang sekarang, hari esok akan lebih baik lagi di dalam segala hal, kita bertekad untuk mencapi tujuan itu. Tekad Kedua : harus ada (I) Inspiration Inspirasi adalah suatu daya pikir kreatif seseorang yang mampu mengarahkan dan sekaligus mempengaruhi orang lain mengikuti apa yang kita kehendaki. Pemikiran seperti ini dimiliki oleh Kaleb, perhatikanlah ketika orang-orang sedang mengatakan "Ya" Kaleb dengan lantang berani berkata "Tidak" Suatu pandangan yang beda dengan orang lain, namun keputusannya diambil bukan membabi buta. Ia sudah mempertimbangkannya baik-baik. Selain itu ada satu hal yang sangat penting di dalam ia mengambil keputusan, yakni ia menyertakan Tuhan. "Jika Tuhan menyertai aku, aku akan mampu menghalau mereka (perhatikan Yosua 14:12) Tidak gampang bila di dalam team terjadi beda pendapat, apalagi Kaleb sebagai minoritas, pastilah argumentasinya sulit dipercayai. Itu sebabnya maka tidak heran begitu Kaleb menyampaikan laporan pandangan matanya banyak sekali yang menentang dia. Semalam-malaman mereka menangis, oleh karena mengira bahwa mereka tidak bakal lagi mencapai maksud mereka; sehingga keesokan harinya berkumpu pulalah mereka, lalu bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Pada saat itulah mereka mulai bernostalgia akan masa lalu mereka, menurut mereka lebih baik mereka tinggal di Mesir saja, atau mati di padang gurun. Apa gunanya masuk ke Kanaan, kalau toh mereka harus meninggal nanti. Lalu mereka mengadakan rapat terbuka, keputusannya adalah mereka mengancam akan memecat Musa dan Harun selaku pempimpin mereka. Kemudian Musa dan Harun bersujud memohon pertolongan dari Allah. Sementara Yosua dan Kaleb juga mencoba meyakinkan pemikiran orang banyak itu. Mereka mengoyak-ngoyakkan pakaian mereka tanda berduka-cita (Bil 14:5-6). Diserukan juga bahwa Tuhan akan menolong, jika Tuhan berkenan Ia akan membawa mereka masuk ke Kanaan yang berlimpah susu dan madunya. Tidak perlu ada yang takut asalkan tidak memberontak kepada Tuhan. Bangsa Kanaan akan menjadi makanan Israel, dapat dibasmi oleh orang Israel sebab yang tadinya melindungi mereka sekarang sudah meninggalkan mereka. Sedangkan sekarang Tuhan menyertai segenap bangsa Israel. Namun orang-orang Israel itu tidak mau perduli, mereka semakin brutal, mereka mengambil batu melempari Yosua dan Kaleb. Tetapi Tuhan tidak tinggal diam, ia segera bertindak; kemudian orang-orang Israel melihat Kemuliaan Tuhan berupa cahaya di atas Kemah Pertemuan. Tuhan berkata Ia akan membasmi orang-orang Israel dan mebangun kembali bangsa yang baru. Musa sekali lagi membela bangsanya dengan memohon kepada Tuhan agar Ia mengampuni dosa-dosa Umat-Nya seperti
3/6
Tekad Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:13
waktu di gunung Sinai. Seandainya pada waktu di Sinai Tuhan membasmi orang-orang Israel juga bisa, namun kalau dilakukan maka orang-orang Mesir dan bangsa-bangsa lain akan mencemarkan nama Allah; mereka akan mengatakan bahwa Tuhan tidak berkuasa membawa mereka sampai ke Kanaan dan akhirnya membinasakan orang Israel di padang gurun. Musa datang memohon perlindungan Allah untuk orang Israel; dan berdasarkan firman Tuhan sendiri kepadanya; waktu Musa diizinkan melihat kemuliaan Tuhan di gunung Horeb (Kel 34:6). Tuhan itu baik dan panjang sabar, Ia mendengar doa yang dipanjatkan Musa, namun sebagai hukuman atas pemberontakan mereka pada Tuhan, maka mereka harus mengembara empatpuluh tahun lamanya; sebenarnya jarak itu bisa ditempuh dalam waktu hanya tiga bulan. Ide kreatif memang berisiko, seperti yang dihadapi oleh Kaleb. Namun karena tekad bulatnya membuat inspirasinya tidak sia-sia begitu saja. Terlalu sering orang-orang tidak mau mengambil resiko, sehingga ia akhirnya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa. William Henry Gates III, salah seorang terkaya di dunia. Kekayaannya diperkirakan US$ 13,4 Milyar, lebih sedikit daripada Gross National Product (GNP) Negara Sudan. Setelah keluar dari kuliah, ia mendirikan Microsoft dengan kawannya pada tahun 1975. Ia suka menerima karyawan yang pernah membuat kesalahan. Ini menunjukkan mereka mengambil "resiko". Permainan kegemarannya semasa kanak-kanak adalah RISK (Risiko). Ada sebuah tulisan yang berjudul Risiko yang saya kutip dari buku Dare To Fail karangan Billi P.S. Lim dari Malaysia. "Tertawa punya risiko, kelihatannnya bodoh. Menangis juga punya risiko, kelihatan sentimental. Mengulurkan tangan punya risiko, terlibat. Meluapkan perasaan juga punya risiko, mengungkapkan rahasia diri sejenak. Meletakkan ide dan impian di hadapan banyak orang punya risiko, disambar orang. Mencintai punya risiko, tidak dicintai lagi. Hidup punya risiko, yaitu mati. Berharap punya risiko juga, yaitu kecewa. Mencoba punya risiko, gagal." Kemudaian saya tambahakan bahwa " Tidak melakukan apa-apa juga punya risiko, yakni kesia-siaan." Yeus datang ke dunia ini menawarkan Diri-Nya kepada kita semua, ketika kita mengambil keputusan mengikuti Yesus sepenuh hati juga mempunyai risiko. Beranikah kita menghadapinya? Kaleb yang lanjut usia itu, tidak mengatakan baiklah aku pengsiun, tidak perlu kerja keras, sebab resikonya terlalu besar! Oh ia tidak berkata demikian. Tetapi ia mengatakan kita pasti bisa melakukannya, karena Tuhan menolong kita. Bahkan melalaui inspirasi ini, ia mau orang-orang juga mengikuti jejaknya. Tekad ke tiga ; harus ada (I) Innovation Kehidupan yang progresif sangat dibutuhkan oleh seseorang yang ingin mengadakan pembaharuan (inovasi). Tidak pandang berapa usianya, yang penting jiwa yang ditanam pada permulaan itu harus senantiasa diperbaharui. Sebagai perajurit yang sudah lanjut usia ( baca Yosua 14 : 8) Kaleb itu ternyata tidak pernah tawar hati mengikuti Tuhan; bahkan menurut apa yang dia katakan sendiri, visinya dari semula tidak pernah berubah (ay 11). Itu sebabnya ketika ada kesempatan untuk maju, tekadnya untuk mengadakan pembaharuan tetap ada. Kaleb yang berani meminta proyek yang besar "Berikanlah kepadaku pegunungan ini!" (ay 12). Biasanya pada waktu usia lanjut, kita tergoda untuk hidup santai; kita tidak mau berurusan dengan bisnis besar. Sering saya mendengar teman-teman yang tinggal di Amerika bercerita demikian, kalau saya sudah pengsiun dari pekerjaan; saya akan hidup santai di sini. Bayangkan saja, semua fasilitas disediakan oleh
4/6
Tekad Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:13
pemerintah, dari tempat tinggal, masalah kesehatan sampai pada uang saku. Tidak ada sesuatu yang perlu dikuatirkan lagi, tinggal tunggu waktu dipanggil pulang. Kaleb berkata demikian; sudah empat puluh lima tahun lamanya Tuhan memelihara hidup ini, semenjak janji itu diberikan. Kalimat di dalam Yosua 14 :10 ini memang sedikit membingungkan kita, kareana susunannya; barangkali anak kalimat "sejak diucapkan Tuhan firman itu kepada Musa" merupakan suatu penjelasan bahwa sejak peristiwa di Kadesy Barnea itu bangsa Israel mengembara terlebih dahulu di padan gurun sampai kira-kira empat puluh tahun lamanya. Peristiwa pengembaraan ini tentu tidak disukai oleh bangsa Israel, oleh sebab itu keesokan harinya mereka menyesal dan berusaha mencari cara untuk memaksakan diri masuk ke Kanaan. Namun paksaan mereka tidak mambawa hasil, mereka dikalahkan oleh orang Horma dan Amalek. Peristiwa tragis ini memberikan peringatan kepada kita bahwa akibat dosa orang-orang Israel, akhirnya hukuman Allah menimpah mereka. Sebenarnya Allah akan membawa mereka masuk ke Kanaan, namun mereka takut dan tidak percaya. Penulis surat Ibrani dengan keras mengungkapkan apa yang dialami oleh umat Israel (lbaca Ibrani 3:7-4:11). Orang Israel sudah melihat dan mengalami Kasih dan Mujijat Allah, namun mereka tetap keraskan hati, tidak mau percaya. Hatinya begitu kaku, tidak berani mengambil Tekad untuk memperbaharui diri, akibatnya Tuhan tidak segan-segan menghukum mereka. Bagimana dengan kita? Saya yakin kita sudah mengalami dan menyaksikan juga bagaimana Allah mengerjakan pekerjaanNya yang luar biasa baik di dalam hidup kita pribadi maupun hidup orang lain? Lalu sekarang, bagaimana sikap kita? Apakah kita tetap bersungut-sungut mengeluh ini dan itu. Diceritakan ada dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya. Malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding basement itu lenyap. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu, malaikat yang lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya". Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit makanan yang ia punyai, petani itu mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya. Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani itu dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati. Malaikat yang lebih muda merasa geram. Ia bertanya kepada malaikat yg lebih tua, "Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yg pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yg retak. Keluarga ini hanya memiliki sedikit tetapi walaupun demikian mereka bersedia membaginya dengan kita. Mengapa engkau membiarkan sapinya mati?" Malaikat yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya.""Ketika
5/6
Tekad Orang Percaya Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April 2009 13:13
kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dalam dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu. Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat maut tidak jadi mengambil istrinya. Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya." Kadang-kadang itulah yang kita rasakan ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya terjadi.Jika kita punya iman, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang terjadi adalah demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai saatnya tiba. Mari, tidak ada waktu lagi untuk menunggu, tidak ada waktu lagi untuk menanti. Bersiap-siaplah perbaharui hidup ini, tinggalkan keburukan dan kebobrokan yang lama. Jangan takut dan jangan goyah. Berpaling dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Patuh dan taatlah padaNya. Layanilah Dia dengan sepenuh hati. Jadilkanlah semua ini sebagai tekad hidup kita. 05 Januari 2004 Saumiman Saud
6/6