Ringltasan. Tery Mustari. Kajian Penentuan Daur dan Kelestarian Hasil Pada Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Sukabumi dibalvah bimbingan Ir. H. Hardjanto, MS dan Ir. H. Achmad Hadjib, MS. Hutan rakyat mempunyai peran yaug positif baik secara ekonomi maupun secara ekologi. Secara ekonomi hutan rakyat dapat meningkatkan pendapatan pemilik hutan rakyat, penyediaau lapangan kerja, dan memacu pembangunan ekonomi daerah. Sedangkan dari aspek ekologi hutan rakyat mampu berperan positif dalam mengendalikan erosi dan limpasan permukaan, memperbaiki kesuburan tanah, dan menjaga keseimbangan tata air. Namun pengemhangan hutan rakyat masih me~ljumpaiberbagai masalali septrti rendahnya hasil hutan rakyat, lamanya jangka waktu pengambilan hasil, dan liasil hutan rakyat yalig helum dapat diterima secara lestari. Hal ini disebabkan kebiasaali masyarakat yalig menebang polion sebelum masak tebang, dan belum adanya pengaturan waktu dan jumlah polion yang ditananllditebang. Berdasarkan pemiasalalian tersebut maka tujuan peuelitian hii adalali mengetahui faktorfaktor apa yang menyebabkan kebiasaan masyarakat dalam menebang pohon di bawah uniur daur, menentukan unlur daur yang optimal secara finansial, mengetahui kelestarian hasil liutan rakyat, dan memmuskan pengelolaan liutan rakyat agar dapat memberikan hasil yang lestari. Penelitiaii ini dilaksanakan di Kecamatan Jampang Tengah, Kecamatan Jampang Kulon, dan Kecamatan Kadudaliipit dalam wilayali Kabupaten DATI I1 Sukahumi dari bulan September sampai Oktober 1998. Uuh~kKecaniatan Jampang Tengah terpilih desa contoh yaitu Desa Jampang Tengah, Desa Bojong Tipar, dan Panunibangan. Untuk Kecamatan Jampang Kulon telpilili desa contoh yaitu Desa Ciparay, Desa Tanjung, dan Desa Cikarang. Untuk Kecamatan Kadudampit terpilih desa contoh yaitu Desa Cipetir, Desa Sukamaju, dan Desa Sukamanis. Kriteria yang digunaka~idalam penentuan kecamatan dali desa contoh yaitu potensi hutan rakyat. Kecamatan-kecamatan yang terdapat dalam Kabupaten Dati I1 Sukabumi dan desa-desa yang terdapat dalam kecamatan contoh dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan luas hutan rakyat );ang terdapat di kecamataddesa
melijadi
kelompok kecamataddesa dengan potensi hutan rakyat rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian dari
-
setiap kelompok kecamataddesa tersebut dipilih 1 buah kecamataddesa contoli secara pulposive. ~ a rsetiap i desa contolu kemudian dipilih 10 responden penklik hutan rakyat secara purposive. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara dilakukali terliadap responden untuk mencari data primer seperti luas pemilikan lahan, tujuan penanaman kayu rakyat, pertinibangan dalam pemilihan jenis, tata waktu kegiatan penanaman, jumlah tenaga kerja yang terlibat, jumlah polion yang ditanam setelah penebangan, tujuan pemanenan, umur pohon yaiig ditebalig, jumlah polion yang ditebang, sistem pemanenan,
Sedangkan obsenrasi
dilakukali pada lahan hutan rakyat yang dimiliki responden untuk melicari data potensi hutan rakyat;
sebaran lokasi hutan rakyat, tingkat pemanfaatan lahan untuk tanaman kayu rakyat, sebaran diameter, daur, dan kerapatan pohon per hektar. Data yang diperoleh selanjuhlya disusun dalam bentuk tabel untuk dianalisa secara deskriftif. Analisa daur optimal secara finansial ditentukan berdasarkan kriteria nilai harapan lahan. Setelah diketahui daur yang optimal secara finansial selanjutnya dibuat rumusan kelestarian hasil hutan rakyat. Daur yang terdapat di masyarakat bervariasi din~anasetiap daur yang berbeda menghasilkan nilai harapan lahan yang berbeda. Nilai liarapan lahan untuk Kecamatan Jarnpang Tengah berkisar antara Rp -47.575,-/Iia/tahun pada daur 3 tahun dengan tingkat suku bunga 24% sampai Rp 1.4S4.166lha/tahun pada daur 7 tahun dengan tingkat suku bu~iga6%.
Untuk Kecamatan Jampang
Tengah. nilai harapan lahan bemilai negatif pada daur 3 talntrt derrgan tingkat suku bunga 12%, 18%. datr 24%. Ital ini berarti pengusahaan hutan rakyat tidak layak pada daur 3 tahon dengan tingkat suko buirga 12%, IS%. dan 24%.
Kemudian liilai h a r a p x ~lallali tnulai positif pada daur 3 tahun dengan
tirrgkat stlku bunga 6%. dan kemodian nilai harapan lahat1 scmakin nict~ingkatpada daur 4, 5. 6. 7 tahun. I-la1 ini berarti daur minimal untuk pelrgosahaatl hutall rakyat adalah 3 tahun.dengan tingka~ suku butrga maksimal 6%. Apabila daur optimal secara fittarlsial ditentukan berdasarkan nilai harapan lahan yang terbesar maka dam optimal untuk Kecamatao Jampang Tengall adalah 7 tahun. Nilai harapan lahan untuk Kecamatali Jampang Kulotl berkisar antara Rp -25.045,-kaltahulr pada daur 3 tahutl dengan tingkat suku bunga 24% sampai Rp 2.536.128,-Ihaltabun pada daur 7 taltun det~gantttlgkatsuku bunga 6%.
Untuk Kecamatat~Jampang Tengall, nilai lrarapnn lahan bemilai
negatif pada daor 3 tahun dengan titigkat sltku hunga 24%. ha1 itii berarti pengosahaan hutan rakyat tidak layak pada daur 3 tahun dengan tingkat suku bunga 21%. Kemudian nilai harapan Lalian rnulai positif pada daur 3 tahun dengan tingkat suku bunga 6%,12%, danl8%, ha1 ini berarti daur minimal unhtk pengosalraan hutan rakyat adalah 3 tahun dengalr tingkat suku bunga maksimal 1 8 % Kemudian nilai harapan lahan semakin meningkat pada danr 4, 5, 6. 7 tahun. Apabila daur optimal secara finansial ditentukan berdasarkan nilai harapan lahan yang terbesar maka daur optimal untuk Kecamatan Jarnpang Kulon adalah 7 tahun. N ~ l a tharapan lahan untuk Kecamatan Kadudamp~tberklsar antara Rp23.337,-lhaltahun pada daur 3 tahun dengan tingkat suku+~nga 24% sanlpal Rp 2.408 120,-fialtahun pada daur 7 taliutl dengan tingkat suku bunga 6%.
Untuk Kecamatan Kadudampit, nilai harapan lahan benlilai pcsitif
pada setiap daur alternatifdengan setiap suku bunga. Hal ini berarti pengusallaan hutan rakyat layak pada daur 3 tahun dengan tingkat suku bunga maksimal 24%. Dari daur 3 sampai dengan daur 4. 5. 6, 7 tahun nilai harapan lahan semakin rneningkat. Apabila daur optimal secara finansial ditelitukan berdasarkan nilai harapan lahan yang terbesar maka daur optimal itntuk Kecamatan Kadudampit adalah 7 tahun. Apabila daur yang optimal secara finansial di setiap kecamatan contoh yaitu 7 tahun maka dipastikan sekitar 72 % responden rnenebang pohon pada unlur di bswah daur.
Hal ini karena
-
I
keputusan menebang pohon masih didasarkan atas kebutuhan ekonomi responden. Sebagian besar responden (90%) yang menebang pohon pada umur di bawah daur disebabkan karena
desakan
kebutuhan ekononii dan G responden menebang pada daur muda disebabkan hama uter (10%). Kebutulian ekolionii tersebut secara lebih luas antara lain kebutuhan biaya sekolali anak (47%), kebutuhan biaya tanam (8%),
biaya perbaikan mniah (22%), konsumsi (6%), dan biaya hari raya
(6%). Hasil hutan rakyat juga belum dapat dinikmati secara kontinu dan niaksimal. penebangan belum
Periode
teratur dan junilali polion yang ditebang pada setiap periode penebangan masih
bervariasi. Hal ini dapat dililiat dari hasil penelitian dimana terliliat baliwa sebagian besar responden (57%) lianya menebang 1 kali dalanl kumn waktu 7 tahun dan lianya ada 43 % responden yang dapat menebang 2-4 kali menebang polion dalani kumn waktu 7 tahun, selain itu jumlah polion yang ditebang unhlk setiap periode penebangan menunjukkan jurnlali yang bervariasi.
Dari kedoa ha1
tersebut dapat diketaliui bahiva hutan rakyat belum niemberikan hasil yang lestal-i. Hal ini dikatakan tidak lestari jika mengacu pada definisi kelestarian hasil liutan rakyat yang dikeniukakan LP IPB (1990). Agar hutan rakyat dapat dinikmati secara maksinial dan secara lestari niaka diperlukan pengaturan waktu dan jurnlah pol1011 yang ditanamlditebang. Hal ini untuk nienibentuk hutan rakyat dengan struklur tegakarl liutan rakyat yang nolmal. Apabila ditetapkan daur optimal secara finansial yaitu 7 tahun. dan periode penebanga~l/pe:ia?anianyang digunakan yaitu 7 tahun (seuniur daur) maka tegakan diusahakan terdiri dari 1 kelas un~ur. Penanaman dan penebangan dilakukan secara serentak seliingga
terhentuk
hutan
rakyat
yang
terdiri
dari
1
kelas
umur.
Apabila
periode
pelieballgallipenallamal~yang digunakan yaitu 1 tahun niaka tegakan diusahakan dibe~itukkedalani 7
kelas umur seliingga setiap tahun dapat ditebang I kelas umur. Penanaman dan penebaligan dilakukan setiap tahun secara kolitinu seliingga terbentuk hutan rakyat yang terdiri dari 7 kelas umur. Sedangkan jika periode penebangan yang ditetapkan 6 bulan maka liutan rakyat diusahakan dibentuk nieiijadi 14 kelas umur.
Setiap 6 bulan hams dilakukan penanaman dan penebaligan secara kontinu
/
setiap periode disesuaikan dengan kerapatan pohon yang diinginkan dan luasan lahan yang diniiliki.