BESAR RISIKO DETERMINAN KEMATIAN PERINATAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI-MAKASSAR
HIGHT RISK DETERMINANT OF PERINATAL MORTALITY AT LABUANG BAJI-MAKASSAR GENERAL HOSPITAL
Wardiati,¹Buraerah H.Abd. Hakim,²Muh. Tamar³
¹ Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh ²BagianBiostatistik/KKB Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin ³Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Wardiati, SKM Jl. Kampus Muhammadiyah Desa. Bathoh-Lueng Bata, Kota Banda Aceh, 23245 e-mail:
[email protected] Telp. 0651-31053 HP: 085260575605
Abstrak Angka kematian perinatal di Indonesia menjadi masalah kesehatan yang butuh penanganan khusus, dikarenakan penurunannya berjalan lambat dan sampai saat ini belum mencapai target yang diinginakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko determinan kematian perinatal di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji-Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kasus kontrol (case control). Penentuan sampel menggunakan rumus Stanley Lemeshow, sehingga diperoleh sampel sebesar 148 responden yang terdiri dari 74 kasus dan 74 kontrol. Data dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji Odds Rasio (OR) dan multivariat dengan uji regresi logistik berganda. Hasil analisis Odd Rasio menemukan pemanfaatan ANC kurang (OR=4,083; 95%CI), dukungan suami/keluarga kurang (OR= 4,469; 95%CI), status gizi kurang (OR= 2,922; 95%CI), stres kehamilan dan persalinan (OR= 1,949; 95%CI), komplikasi (OR= 14,59; 95%CI) dan cara persalinan dengan tindakan (OR= 1,8; 95%CI) memberikan risiko terhadap kematian perinatal. Analisis multivariat menemukan tiga variabel yang konsisten memberikan risiko terhadap kematian perinatal yaitu dukungan suami/keluarga kurang (P= 0,017; OR=3,7; 95%CI), status gizi kurang (P= 0,030; OR=3,0; 95%CI) dan komplikasi (P= 0,000; OR=18,3; 95%CI). Sedangkan variabel cara persalinan merupakan faktor proteksi terhadap kematian perinatal (P= 0,030; OR=0,3; 95%CI). Berdasarkan hasil, ditemukan tiga variabel yang merupakan determinan penting terhadap kematian perinatal di RSUD labuang baji-Makassar yaitu dukungan suami/keluarga, status gizi dan komplikasi. Sebagai saran dianjurkan untuk dilakukan penyuluhan kesehatan yang intensif terutama tentang kehamilan tidak hanya bagi ibu hamil namun juga bagi keluarga dan masyarakat umumnya, serta tindakan yang cepat dan tepat dari petugas kesehatan dalam menolong persalinan terutama pada kehamilan dengan komplikasi.
Kata Kunci : pemanfaatan ANC, dukungan suami/keluarga, status gizi, komplikasi
Abstrac Perinatal mortality rate in Indonesia is still remains health problem that needs special handling, because the reduction is walking slow and until now has not reached the desired target. This study aims to determined major risk determinant of perinatal mortality in General Hospital Labuang Baji-Makassar, South Sulawesi Province. This study is an observational study with case-control design. Case observational unit is mothers who suffered perinatal mortality and the control observation unit is mothers who did not experience a perinatal mortality. Determination of the samples was done by using formula by Stanley Lemeshow), in order to obtain a sample of 148 respondents consisting of 74 cases and 74 controls. Bivariate data analysis using Odds Ratio (OR) test and multivariate analysis with multiple logistic regression. Odds ratio results analysis was found the less utilization of ANC (OR = 4.083, 95% CI), less support from husband / family (OR = 4.469, 95% CI), less nutrition status (OR = 2.922, 95% CI), stress during pregnancy/delivery (OR = 1.949, 95% CI), complications (OR = 14.59, 95% CI) and mode of delivery with the action (OR = 1.8, 95% CI) is a risk of perinatal mortality. Multivariate analysis found only three variables are consistently at risk of perinatal mortality, less support from husband / family (P: 0.017; OR = 3.7, 95% CI), less malnutrition status (P: 0.030; OR = 3.0, 95% CI) and complications (P: 0.000; OR = 18.3, 95% CI). While the mode of delivery is a factor variable protection against perinatal mortality (P: 0.030; OR = 0.3, 95% CI). Based on these results, it was found that three variables are important determinants of the perinatal deaths in hospitals Labuang BajiMakassar. As a suggestion recommended for intensive health education, especially about the pregnancy is not just for pregnant women but also for the family and society in general, as well as rapid and precise action of the health workers attending births, especially in pregnancies with complications. Key word : utilization antenatal care, husband/family support, nutrition status, complication
PENDAHULUAN Kematian perinatal adalah kematian pada periode kehamilan 28 minggu sampai dengan 7 hari setelah persalinan. Kematian perintal terbagi kedalam dua kategori yaitu janin lahir mati (stillbirth) dan kematian bayi usia 0-7 hari (early neonatal death). Angka kematian perinatal di Indonesia menjadi masalah kesehatan yang membutuhkan penangganan khusus secepat mungkin. Hal ini dikarenakan dalam satu dekade terakhir, angka kematian perinatal di Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2003 menyebutkan bahwa angka kematian perinatal di Indonesia adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup. Empat tahun kemudian angka kematian perinatal mengalami kenaikan menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012, angka kematian perinatal di Indonesia kembali mengalami kenaikan menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Target pemerintah yang ingin dicapai dalam Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan angka kematian bayi dari 35 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 28 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 kecil kemungkinan untuk tercapai. Hal ini disebabkan karena kontribusi angka kematian perinatal terhadap angka kematian neonatal adalah 2 per 3 dan 2 per 3 angka kematian bayi terjadi pada periode neonatal (Kemenkes RI, 2012). Belum tercapainya target MDGs untuk menurunkan angka kematian perinatal, neonata dan kematian bayi yang telah ditetapkan mengindikasikan kegagalan pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas bagi masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memadai, pendidikan & pengetahuan terkait kesehatan yang masih kurang dikalangan masyarakat, nilai-nilai sosial & budaya yang tidak mendukung serta hambatan-hambatan lainnya dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas. Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, determinat kematian perinatal terdiri dari gangguan pernapasan, prematuritas, sepsis, hipotermi, ikterus dan kelainan kongenital (Kemenkes RI, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Schmiegelow (2012) ditemukan faktor kunci yang terkait dengan kematian perinatal adalah kelahiran prematur, ukuran berat badan bayi kecil untuk masa kehamilan (small for gestation age), anemia dan kepatuhan terhadap program ANC. Penelitian yang dilakukan oleh Welaga (2013) menemukan bahwa Cedera lahir dan asfiksia serta prematuritas adalah penyebab utama kematian perinatal. sedangkan faktor demografi yang diduga turut memberikan kontribusi terhadap kematian perinatal adalah umur ibu, paritas, interval persalinan, status sosial ekonomi dan lain-lain. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besar risiko determinan kematian perinatal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji-Makassar.
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan penelitia Penelitian ini dilakukan di RSUD Labuang Baji-Makassar yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kasus kontrol (case control). Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD Labuang BajiMakassar dan tercatat dalam buku registrasi di RSUD Labuang baji-Makassar bulan januariOktober 2013. Sampel pada penelitian ini terbagi kedalam unit observasi yaitu kasus: ibu yang melahirkan di RSUD Labuang Baji-Makassar dan mengalami kematian bayi periode perinatal dan kontrol: ibu yang melahirkan di RSUD Labuang Baji-Makassar yang tidak mengalami kematian bayi periode perinatal. Sedangkan unit analisis adalah semua variabel independen dan variabel dependen pada penelitian ini. Penentuan besar sampel menggunakan rumus Odds Rasio sehingga diperoleh 74 sampel kasus dan 74 sampel kontrol. Penetapan sampel kasus dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu menetapkan sampel berdasarkan status kematian periode perinatal berdasarkan catatan rekam medik RSUD Labuang Baji-Makassar. Sedangkan sampel kontrol ditetapkan dengan simple random sampling. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dimulai dengan cara memeriksa catatan rekam medik di RSUD Labuang Baji-Makassar, kemudia berdasarkan alamat responden yang tertera di rekam medik akan dilakukan kunjungan door to door untuk melakukan wawancara dengan responden yang berpedoman pada kuesioner yang tersedia yang memuat daftar pertanyaanpertanyaan untuk menggali informasi mengenai variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Analisis Data Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji Odds Ratio yang dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang antar variabel. Analisis multivariat dengan regresi logistik berganda. Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan narasi.
HASIL Karakteristik Responden Tabel 1 memperlihatkan sebagian besar umur responden adalah 34-39 tahun yaitu 39,86%. Kelompok umur ibu yang berisiko mengalami kematian perinatal adalah 24-29 tahun, dimana 24,32% responden mengalami kematian perinatal dan 18,9% responden tidak mengalami kematian perinatal. kelompok umur 30-34 tahun, dimana 43,76% responden mengalami kematian perinatal dan 36,5% tidak mengalami kematian perinatal dan kelompok umur diatas 35 tahun, 6,76% responden mengalami kematian perinatal dan 4,1% tidak mengalami kematian perinatal. Sebagian besar pendidikan responden adalah SMA/sederajat yaitu 51,35%. Jenjang pendidikan paling berisiko mengalami kematian perinatal adalah SMA/sederajat, dimana 64,8% responden mengalami kematian perinatal dan 37,85% responden tidak mengalami kematian perinatal dan jenjang pendidikan SD/SMP, dimana 21,62% responden mengalami kematian perinatal dan 20,27% responden tidak mengalami kematian perinatal. Sebagian besar jenis pekerjaan responden adalah IRT yaitu 72,97%. Dari jumlah tersebut 85,1% responden mengalami kematian perinatal dan 60,81% responden tidak mengalami kematian perinatal. (Lihat tabel 1) Analisis faktor determinat kematian perinatal Hasil analisis Odds Rasio memperlihatkan bahwa seluruh variabel berisiko menyebabkan kematian perinatal yaitu pemanfaatan pelayanan
ANC,
dukungan
suami/keluarga, status gizi, stres kehamilan, persalinan dan komplikasi dan cara persalinan. Variabel pemanfaatan pelayanan ANC memperlihatkan nilai OR= 4,08 (p=0,000), artinya besar risiko responden dengan pemanfaatan pelayanan ANC tidak lengkap untuk mengalami kematian perinatal adalah sebesar 4,08 kali dibandingkan dengan responden yang memanfaatkan
pelayanan
ANC
lengkap.
Variabel
dukungan
suami/keluarga
memperlihatkan nilai OR= 4,4 (p=0,000), artinya besar risiko responden yang memperoleh dukungan suami/keluarga kurang untuk mengalami kematian perinatal adalah 4,4 kali dibandingkan responden yang memperoleh dukungan suami baik. Variabel status gizi memperlihatkan nilai OR= 2,9 (p=0,007), yang berarti besar risiko responden dengan status gizi kurang untuk mengalami kematian perinatal adalah 2,9 kali dibandingkan responden dengan status gizi baik. Variabel stres kehamilan dan persalinan memperlihatkan nilai OR= 1,9 (p=0,046),
artinya besar risiko responden yang mengalami stres kehamilan dan
persalinan untuk mengalami kematian perinatal adalah 1,9 kali dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami stres kehamilan dan persalinan. Variabel komplikasi memperlihatkan nilai OR= 14,5 (p=0,000), artinya besar risiko responden yang mengalami
komplikasi untuk mengalami kematian perinatal adalah 14,5 kali dibandingkan responden yang tidak mengalami kematian perinatal dan variabel cara persalinan memperlihatkan nilai OR= 1,8 (p=0,071), artinya responden yang melahirkan dengan tindakan berisiko 1,8 kali untuk untuk menyebabkan kematian perinatal. (Lihat tabel 2) Analisis Multivariat Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda memperlihatkan bahwa hanya 3 variabel yang konsisten memberikan risiko terhadap kematian perinatal yaitu dukungan suami dan keluarga nilai OR=3,7 (p=0,017), status gizi dengan nilai OR=3,0 (p=0,030),dan komplikasi dengan nilai OR= 18,3 (p=0,000). (Lihat tabel 3).
PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan 3 variabel yang konsisten memberikan risiko baik analisis
bivariat maupun multivariat sehingga ketiga variabel tersebut merupakan determinan penting terhadap kematian perinatal di RSUD Labuang Baji-Makassar. Ketiga variabel tersebut adalah dukungan suami/keluarga, status gizi dan komplikasi. Sedangkan cara persalinan merupakan faktor proteksi terhadap kemaatian perinatal. Dukungan suami/keluarga selama kehamilan merupakan bentuk penerimaan yang visualisasikan dalam bentuk sikap, perhatian dan kasih sayang. Dukungan dapat berbentuk fisik, psikis dan sosial. Menurut Wills (dalam Cohen et al.,2010) sumber-sumber yang tersedia dalam hubungan interpersonal baik dengan suami atau keluarga memainkan peran penting dalam menentukan fungsi adaptif dan kesehatan ibu hamil. Sedangkan menurut Chapman et al., (2012), dukungan keluarga dan sosial secara umum menimbulkan pengaruh positif bagi kesejahteraan fisik maupun psikis dan secara khusus mempengaruhi kesehatan selama masa kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian oleh Yego (2013), dukungan sosial dalam hal ini dukungan suami/keluarga terbukti dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu, janin/bayi di Brazil. Penelitian di daerah pedesaan di Nepal menemukan bahwa dukungan suami/keluarga dan dukungan sosial merupakan salah satu faktor risiko tidak langsung yang menyebabkan kematian ibu dan bayi periode perinatal diwilayah tersebut. Meskipun bukan merupakan variabel murni terhadap risiko kematian ibu dan bayi periode perinatal, namun variabel ini sangat perlu diperhitungkan (Sharma 2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana dukungan suami/keluarga kurang memberikan risiko terhadap kematian perinatal dengan nilai OR= 3,7; p=0,017.
Status gizi ibu yang diukur melalui Lingkar Lengan Atas (LILA) mencerminakan cadangan zat gizi dan kondisi status gizi ibu pra-hamil. Kekurangan ibu pra-kehamilan akan mempengaruhi status gizi ibu selama kehamilan dan persalinan. Menurut Adair & Bisgrove (2010) status gizi ibu hamil dapat menyebabkan kematian periode perinatal, kematian neonatal dan efek jangka panjang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian yang dilakukan oleh Opara (2011) di Nigeria menemukan salah satu dampak dari status gizi ibu kurang selama kehamilan adalah kematian janin/bayi periode perinatal. Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Bamji et al., (2008) didaerah perdesaan rural Andhra Pradesh, dimana 8,2% kasus kematian perinatal diwilayah tersebut disebabkan karena malnutrisi yang dialami oleh ibu. Demikian pula dengan hasil penelitian Villar (2013) dan Berko & Jourbert (2009), dimana status gizi ibu merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan kematian periode perinatal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana status gizi ibu merupakan risiko terhadap kematian periode perinatal dengan nilai OR= 3,0 (p=0.030). Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Sedangkan komplikasi persalinan adalah merupakan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi karena gangguan akibat langsung dari persalinan. Berbagai hasil penelitian telah menemukan bahwa komplikasi berhubungan dengan kematian periode perinatal. Penelitian yang dilakukan oleh Schoeps (2010) di Sao Paulo-Portugal menyimpulkan bahwa ibu yang mengalami komplikasi kehamilan bersiko untuk mengalami kematian perinatal. Sedangkan penelitian kohor yang dilakukan oleh Jehan et al., (2009) di Pakistan menemukan bahwa ketuban pecah dini, partus lama dan infeksi maternal merupakan faktor risiko kematian perinatal di Pakistan. Berdasarkan penelitian diberbagai Negara yang dilakukan oleh Vogel (2010) tentang hubungan 16 jenis komplikasi kehamilan dan persalinan terhadap kematian perinatal diperoleh 3 jenis komplikasi yang berisiko menyebabkan kematian perinatal yaitu plasenta abruption, ruptur uterus dan pre-eklampsia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana komplikasi merupakan risiko terhadap kematian perinatal dengan nilai OR=18,3 (p=0,000). Persalinan juga didefinisikan sebagai suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan besar pada calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan juga didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau kedua-duanya akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap lima menit dan berlangsung sampai 60 detik (Aprillia, 2010). Umumnya, persalinan dibagi menjadi dua yaitu persalinan normal dan persalinan dengan tindakan. Persalinan
normal merupakan proses melahirkan yang sangat diidam-idamkan oleh seorang ibu yang mengalami kehamilan. Melahirkan normal merupakan salah satu proses persalinan yang disarankan karena bersifat alamiah, tidak berbekas, dan beberapa effek psikologis yang positif lainnya. Berdasarkan analisis Ood Rasio, penelitian ini menemukan bahwa ibu yang melahirkan dengan tindakan berisiko 1,8 kali untuk mengalami kematian perinatal dengan nilai (OR=1,8; p=0,007). Namun pada tahap analisis multivariate, cara persalinan tidak memberikan risiko terhadap kematian perinatal namun merupakan faktor proteksi terhadap kematian periniatal dengan nilai p= 0,06 dan OR=0,38. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dimana cara persalinan dengan tindakan memberikan risiko terhadap kematian perinatal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Labuang Baji-Makassar yang mengacu kepada tujuan dan hipotesis penelitian, ditemukan 3 variabel yang konsisten memberikan risiko baik pada tahap analisis bivariate maupun multivariate, ketiga variabel tersebut adalah dukungan suami/keluarga (OR= 3,7; p=0,017), status gizi ibu (OR= 3,0; p=0,030) dan komplikasi (OR= 18,3; p=0,000). Sebagai saran dianjurkan untuk dilakukan penyuluhan kesehatan yang intensif terutama tentang kehamilan tidak hanya bagi ibu hamil namun juga bagi keluarga dan masyarakat umumnya, serta tindakan yang cepat dan tepat dari petugas kesehatan dalam menolong persalinan terutama pada kehamilan dengan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adair & Bisgrove. (2010). Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:EGC Aprillia Y. (2010). Hipnostetri. Jakarta Selatan: Gagasmedia. Bamji MS., Murthy PV., Williams L & Vardhana Rao MV. (2008). Maternal nutritional status & practices & perinatal, neonatal mortality in rural Andhra Pradesh, India. Indian J Med Res, Jan;127(1):44-51. Berko P. & Jourbert Kalman. (2009). The effect of intrauterine development and nutritional status on perinatal mortality. Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, 22(7), pp. 552-559. Chapman, Laila J. Tata, Joe West, Linda Fiaschi & Jack E. Gibson. (2012). Live and NonLive Pregnancy Outcomes among Women with Depression and Anxiety: A Population-Based Study. Plos One, 7(8):1-8. Cohen G., Snijders AC., Hesselink AE., van Poppel MN., Bonsel GJ. & Vrijkotte TG. (2010). Maternal depressive symptoms in relation to perinatal mortality and morbidity: results from a large multiethnic cohort study. Psychosom med, 72(8): 769-776.
Jehan I., Harris H., Salat S., Zeb A., Mobeen N., Pasha O., & McClure EM. (2009). Neonatal mortality, risk factors and causes: a prospective population-based cohort study in urban Pakistan. Bulletin WHO, 87: 130-138. Kemenkes RI. (2012). Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Opara. (2011). Malnutrition During Pregnancy among Child Bearing Mothers. Advances in Biological Research, pp., 5 (2):111-115. Schmiegelow. (2012). Factors associated with and causes of perinatal mortality in northeastern Tanzania. Arch Pediatr Adolesc Med, 91(9), 1061-1068. Schoeps D. (2010). Risk factors for early neonatal mortality. Rev Saúde Pública , pp. 1-6. Rev Saúde Pública, 41(6):1-9. Sharma AK. (2008). Young Maternal Age and the Risk of Neonatal Mortality in Rural Nepal. Arch Pediatr Adolesc Med, 162(9), 828–835. Villar J. (2013). Nutritional Intervention during pregnancy for the prevention or treatment of morbidity and preterm dilevery: an overview randomized controlled trials. J Nutrition, 5(2):133-138. Vogel. (2010). Labour complications remain the most important risk factors. WHO Bulletin, pp. 12-18. Welaga. (2013). Why Are Babies Dying in the First Month after Birth? A 7-Year Study of Neonatal Mortality in Northern Ghana. Plos One, 8(3), 1-8. Yego. (2013). A retrospective analysis of maternal and neonatal mortality at a teaching and referral hospital in Brazil. Reproductive Health, pp. 10-17.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenjang Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Kelompok Umur
Kematian Perinatal Meninggal Tidak meninggal n % N %
Umur Responden < - 19 6 20 – 24 18 25 – 29 13 30 – 34 32 35 - > 5 Jenjang Pendidikan Tidak Sekolah 1 SD/SMP 16 SMA/sederajat 48 Diploma 7 Sarjana 2 Jenis Pekerjaan IRT 63 PNS/TNI/POLRI 7 Karyawan 4 Wiraswasta 0 Sumber: Data primer diolah tahun 2014
Total n
%
8,11 24,32 17,57 43,24 6,76
9 14 21 27 3
12,2 18,9 28,4 36,5 4,1
15 32 34 59 8
10,13 21,62 22,97 39,86 5,4
1,35 21,62 64,8 9,45 2,7
1 15 28 19 11
1,35 20,27 37,83 25,67 14,86
2 31 76 26 13
1,35 20,94 51,35 17,56 8,78
85,1 9,45 5,4 0
45 15 9 5
60,81 20,27 12,16 6,75
108 22 13 5
72,97 14,86 8,78 3,37
Tabel 2. Analisis Risiko Determinan Kematian Perinatal Variabel
Kematian Perinatal Meninggal Tidak meninggal N % N %
Pemanfaatan Pelayanan ANC Tidak Lengkap 50 Lengkap 24 Jumlah 74 Dukungan suami/keluarga Kurang 26 Baik 48 Jumlah 74 Status Gizi Kurang 25 Baik 49 Jumlah 74 Stres Kehamilan dan Persalinan Stres 48 Tidak stress 26 Jumlah 74 Komplikasi Ada 61 Tidak ada 13 Jumlah 74 Cara Persalinan Dengan tindakan 42 Normal 32 Jumlah 74 Sumber: Data primer diolah tahun 2014
n
%
OR (LL-UL) P
Total
67,6 32,4 100,0
25 49 74
33,8 66,2 100,0
75 73 148
50,7 49,3 100,0
OR: 4,0 (2,0-8,0) P:0.000
35,1 64,9 100,0
8 66 74
10,8 89,2 100,0
34 114 148
23,0 77,0 100,0
OR: 4.4 (1,8-10,7) P: 0.000
33,8 66,2 100,0
11 63 74
14,9 85,1 100,0
36 112 148
23,0 77,0 100,0
OR: 2,9 (1,3-6,5) P: 0.007
64,9 35,1 100,0
36 38 74
48,6 51,4 100,0
84 64 148
56,8 43,2 100,0
OR: 1,9 (1,007-3,7) P: 0.046
82,4 17,6 100,0
18 56 74
24,3 75,7 100,0
79 69 148
53,4 46,6 100,0
OR: 14,5 (6,5-32,4) P: 0.000
56,8 43,2 100,0
31 43 74
41,9 58,1 100,0
73 75 148
49,3 50,7 100,0
OR: 1,8 (0,9-3,4) P: 0.071
Tabel 3. Analisis Multivariat Determinat Kematian Perinatal Nama variable
B
Dukungan suami/kel 1,321 Status gizi Ibu 1,108 Komplikasi 2,9 Sumber: Data primer diolah tahun 2014
S.E.
Wald
Df
Sig.
OR
,555 ,510 ,497
5,664 4,716 34,272
1 1 1
,017 ,030 ,000
3,7 3,0 18,3
95% CI Lower Upper 1,2 11,1 1,1 8,2 6,9 48,6