FAKTOR DETERMINAN KELANGSUNGAN PRODUKSI ASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. HAULUSSY AMBON
DETERMINANT FACTORS OF SUSTAINABILITY BREASTFEEDING IN GENERAL HOSPITAL DISTRICT DR. M. HAULUSSY AMBON Maria Lisbeth Amahorseja1, Masni2, Burhanuddin Bahar3 1
2
Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon Jurusan Biostatistik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 3 Jurusan Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Maria Lisbeth Amahorseja Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon Jl.Dr.Kayadoe Kuda MatiAmbon 081247115556
Abstract Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan berat lahir terhadap kelangsungan produksi ASI. Desain yang digunakan adalah crossectional study (studi potong lintang), dengan mewawancarai 80 ibu yang melahirkan di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon sebagai responden. Pengambilan sampel dilakukan secara listing dengan memilih ibu melahirkan yang memenuhi kriteria penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square yang dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan payudara (p= 0,000 dan B = 3,584), frekuensi penyusuan (p = 0,000 dan B = 32,474), berat lahir (p = 0,017 dan B = 16,375) merupakan faktor determinan Kelangsungan Produksi Asi. Sedangkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) (p=0,487) dan umur kehamilan saat melahirkan (0,070) tidak berpengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Dari ketiga variabel, perawatan payudara adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Kata kunci : Produksi ASI, umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan berat lahir. Abstract The aim of this research was to analyze the factors (gestational age when giving birth, breast care, frequency of breastfeeding, early initiation of breastfeeding (IMD) and birth weight) influence of sustainability breastfeeding. The research was a crossectional study, by observed 80 maternal mothers in General Hospital District Dr. M. Haulussy Ambon as respondents. Sampling was done by listing maternal mother who satisfy with the criteria research. Data was analyzed by using statistical analysis through chi-square test, then using logistic regression test. The result of the research shows that the breast care (p= 0,000 and B = 3,584), frequency of breastfeeding (p = 0,000 and B = 32,474), birth weight (p = 0,017 and B = 16,375) were determinant factors of sustainability breastfeeding. Whereas early initiation of breastfeeding (IMD) (p=0,487) and gestational age when giving birth (0,070) were insignificantly influence on sustainability breastfeeding. Of the three variables, breast care was the most dominant factor influrencing breastfeeding. Keywords: sustainability breastfeeding, gestational age when giving birth, breast care, frequency of breastfeeding, early initiation of breastfeeding (IMD) and birth weight.
PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi yang komposisinya tidaklah sama selama priode menyusui dan pada akhir menyusui. Selain itu ASI juga mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi atau anak. ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya mempunyai nilai biologis tertentu, dan mempunyai substansia yang spesifik. Ketiga sifat itulah yang membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI tergantung dari umur kehamilan sehingga ASI yang keluar dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan ibu yang bayinya cukup bulan. (Manuaba, 1998). Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas. Adapun produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Faktor-faktor spesifik lainnya yang mempengaruhi produksi ASI antara lain : frekuensi penyusuan, berat lahir, umur kehamilan saat melahirkan, umur dan paritas, stres dan penyakit akut, konsumsi rokok, konsumsi alkohol dan pil kontrasepsi (Proverawati, 2009). Produksi ASI juga sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu (nutrisi), karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8 – 12 gelas/air (Kristiyanasari, W., 2009). Produksi ASI yang rendah adalah karena 1) kurang sering menyusui atau memerah payudara; 2) apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat : struktur mulut dan rahang yang kurang baik; 3) teknik perlekatan yang salah; 4) kelainan endokrin ibu (jarang terjadi); 5) jaringan payudara hipoplastik; 6) kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI dan Kurangnya gizi ibu (Judarwanto, 2010). Dari Hasil penelitian yang dilakukan oleh susanti (2006) di Ponorogo Jawa Timur menunjukkan bahwa sejumlah ibu postpartum primipara yang menyusui bayi usia 3 hari – 2 bulan, masih memiliki produksi ASI yang buruk sebanyak 19 orang (59,38 %) dan yang mempunyai produksi ASI baik yaitu 13 orang (40,62 %). Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain Frekuensi pemberian ASI, Berat bayi saat lahir, Usia kehamilan saat melahirkan, Usia ibu dan paritas, Stress dan penyakit akut, Mengkonsumsi rokok, Mengkonsumsi
alkohol dan Memakai kontarsepsi yang menghambat ASI (Winarni, 2011). Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor determinan kelangsungan produksi ASI di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon pada tahun 2012.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain “Studi potong lintang” (Crossectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observasional. Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variabel yang termuat dalam judul penelitian “Faktor Determinan Kelangsungan Produksi ASI di RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon", selanjutnya dilakukan analisis mengenai hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon. Sampel yang ditarik dari populasi penelitian ialah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon yang dirawat maksimal 6 hari. Waktu dan lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012 dan lamanya penelitian adalah berdasarkan terpenuhinya jumlah sampel yang akan diteliti, di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon. Analisis dan Penyajian Data Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (crossectional study), sedangkan analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya menggunakan uji regressi logistik berganda dengan rumus :
P ln ( ------------ ) = Bo + B1x1 + B2x2 + ………………. Bnxn 1 - p
Dilakukan dalam bentuk distribusi frekuensi persentase variabel tunggal khususnya variabel karakteristik umum ibu menyusui yang dianggap terkait dengan variabel yang ada didalam tujuan khusus penelitian. Dilakukan tabulasi silang antara faktor deteminan dengan kelangsungan produksi ASI, dengan penyajian dalam bentuk distribusi frekuensi baris untuk menjelaskan nilai prediksi faktor determinan dengan kelangsungan produksi ASI. Analisis multivariate dimaksudkan untuk menilai pengaruh variabel independen secara simultan terhadap kelangsungan produksi ASI, serta menilai pengaruh secara parsial untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel kelangsungan produksi ASI. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh variabel kelangsungan produksi ASI terhadap umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, inisiasi menyusu dini dan berat lahir.
HASIL PENELITIAN Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun non formal. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin mudah ibu untuk memperoleh informasi. Dari hasil distribusi terlihat bahwa mayoritas ibu menyusui yang termasuk dalam sampel berpendidikan SLTA 72,5% dan minoritas berpendidikan SD 1,3%. Dengan tingkat pendidikan seperti tersebut diharapkan ibu menyusui berkemampuan memberikan jawaban yang baik terhadap pertanyaan yang diberikan kepadanya serta memahami masalah kelangsungan produksi ASI yang menjadi program pemerintah (Depkes RI). Pekerjaan Responden Pekerjaan merupakan alasan yang sering digunakan oleh sebagian ibu untuk berhenti menyusui bayinya. Di daerah perkotaan, banyak ibu yang turut bekerja mencari nafkah sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara teratur. Sebagian besar responden (ibu menyusui) bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebesar 66,3 %. Jenis Kelamin Bayi Jenis kelamin dapat melihat perbedaan kemampuan atau daya isap putting antara bayi laki-laki atau perempuan. Distribusi jenis kelamin bayi sebagian besar responden (ibu menyusui) melahirkan anak laki-laki yaitu sebesar 56,3 %.
Umur Kehamilan Saat Melahirkan dan Perawatan Payudara Umur kehamilan saat melahirkan memiliki pengaruh dalam kemampuan menyusunya. Bayi yang lahir dengan usia kandungan kurang (belum mencukupi untuk dilahirkan), biasanya belum mampu menyusu dengan segera. 80 responden mayoritas usia kehamilannya adalah lahir normal yaitu sebesar 92,5% responden. Payudara adalah salah satu bagian tubuh yang mengalami banyak perubahan dan membutuhkan perawatan khusus selama kehamilan agar ibu dapat memproduksi ASI secara maksimal dan tetap dapat menjaga keindahan bentuk payudaranya setelah melahirkan dan menyusui. Perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan (Anonim, 2012). Persentase responden yang kurang merawat payudara lebih tinggi yaitu sebanyak 57,5%, sedangkan yang melakukan perawatan payudara maksimal hanya 42,5%. Frekuensi Penyusuan dan Inisiasi Menyusui Dini Frekuensi penyusuan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak (Lusa, 2009b). Responden yang frekuensi penyusuannya kurang baik lebih tinggi yaitu sebesar 58,8%. Sedangkan responden yang frekuensi penyusuannya baik hanya 41,3% saja. Inisiasi dini juga berlaku untuk bayi yang lahir dengan cara sesar, vakum, kelahiran tidak sakit atau episiotomi. Hanya peluang untuk menemukan sendiri putting ibu akan berkurang sampai 50%. Ini juga berlaku untuk bayi yang begitu lahir dipisahkan untuk ditimbang, disinar dan lain-lain (Healthy life Magazine Indonesia, 2007).Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. IMD dilakukan langsung setelah bayi lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. IMD tidak hanya diperuntukkan bagi ibu yang melahirkan secara normal tetapi juga untuk ibu yang melahirkan melalui operasi caesar. Persentase responden yang melaksanakan IMD lebih tinggi yaitu sebesar 68,8%. Sedangkan responden yang tidak melaksanakan IMD hanya 31,3% saja. Berat Lahir Berat lahir bayi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Berat bayi yang lahir rendah hanya memiliki kemampuan daya hisap yang rendah. Persentase bayi responden yang memiliki berat lahir normal lebih tinggi yaitu sebesar 90,0%. Sedangkan bayi responden yang memiliki berat lahir rendah hanya 10,0% saja.
Analisis tabulasi silang variabel yang termasuk faktor determinan terhadap pemberian ASI Eksklusif Pada tahap ini dilakukan analisis
tabulasi silang variabel yang termasuk faktor
determinan pemberian ASI Eksklusif ( tabel 1). Tabel 1 memperlihatkan
bahwa ibu yang
memiliki bayi prematur, sangat tidak lancar kelangsungan produksi ASI nya yaitu 83,3%. Sedangkan yang lancar kelangsungan produksi ASI nya sangat rendah yaitu 16,7%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p>0,05), ini berarti variabel umur kehamilan saat melahirkan tidak memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 2 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu yang merawat payudaranya, sangat lancar kelangsugan produksi ASI nya yaitu 91,2 %. Sedangkan yang tidak lancar kelangsungan produksi ASI nya sangat rendah yaitu 8,8%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05), ini berarti perawatan payudara memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 3 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu yang memberikan ASI dengan frekuensi penyusuan baik, 100,0% kelangsungan produksi ASI nya lancar. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05), ini berarti frekuensi penyusuan memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 4 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu yang melaksanakan IMD, lebih lancar kelangsungan produksi ASI nya yaitu 56,4%. Sedangkan yang tidak lancar yaitu 43,6%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p>0,05), ini berarti variabel pelaksanaan IMD tidak memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Tabel 5 memperlihatkan hasil analisis bahwa ibu melahirkan dengan berat bayi lahir rendah, persentase kelangsungan produksi ASI yang tidak lancar lebih tinggi yaitu 87,5%. Sedangkan yang lancar hanya 12,5% saja.Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan hasil yang bermakna (p<0,05), ini berarti berat lahir bayi memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Analisis Multivariat faktor determinan terhadap Kelangsungan Produksi ASI Pada tahap ini dilakukan analisis pengaruh faktor determinan (perawatan payudara, frekuensi penyusuan, berat lahir) terhadap variabel kelangsungan produksi ASI, dengan menggunakan analisis regresi logistik yang disajikan sebagai berikut ini. Dari nilai exp(B) pada tabel 6 memperlihatkan bahwa kebiasaan melakukan perawatan payudara bagi ibu menyusui dapat mengakibatkan lancarnya produksi ASI sebesar 36 kali lebih besar dibandingkan dengan
ibu menyusui yang tidak memiliki kebiasaan melakukan perawatan payudara. Perawatan payudara, dengan nilai B = 3,584 memberikan arti bahwa perawatan payudara yang dilakukan oleh seorang ibu berpengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI. Berat lahir bayi juga memberi pengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI sebesar 16,375. Jika dilihat dari variabel frekuensi penyusuan dengan nilai B = 32,474 memberikan arti bahwa semakin sering ibu menyusui bayinya maka kelangsungan produksi ASInya juga semakin lancar. Dari ketiga faktor determinan, frekuensi penyusuan merupakan faktor yang dominan mempengaruhi kelangsungan produksi ASI.
PEMBAHASAN Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. M. Haulussy sebagai rumah sakit kelas B non Pendidikan merupakan rumah sakit rujukan Provinsi Maluku yang merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau besar dan kecil. Luas daratan Provinsi Maluku yang hanya 7,6 % dari luas Wilayah 712.479,69 km2 dihuni oleh 1.200.000 jiwa. Sebagai leader dalam pelayanan juga telah mengembangkan pelayanan baik untuk rawat inap maupun rawat jalan baik fasilitas dan mutu. Pelayanan untuk rawat inap sebanyak 353 tempat tidur dengan tingkat pemanfaatan ratarata sebanyak 65,97% yang didukung oleh pelayanan rawat jalan yang rata-rata perhari sebanyak 176 Pasien. Faktor sumber daya manusia, utamanya petugas kesehatan (perawat, bidan, maupun dokter), yang secara langsung berhubungan dengan proses pelayanan ibu menyusui/ibu hamil dan pasca persalinan/menyusui, memegang peranan yang sangat penting untuk menghasilkan dampak positif terhadap pelayanan yang diberikan oleh institusi pelayanan kesehatan RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Dalam pelaksanaan tugasnya sebagai petugas kesehatan, pada RSUD. Dr. M. Haulussy Kota Ambon, yang merupakan sumber daya manusia pemberi pelayanan, dituntut kemampuan yang optimal untuk menghasilkan kinerja berupa pelayanan kesehatan pada ibu menyusui. khususnya dalam melakukan pelayanan yang sifatnya profesional, maka petugas kesehatan dituntut untuk mampu mengajak masyarakat (ibu menyusui) untuk menegakkan motto kesehatan yakni ”Memberi ASI Eksklusif lebih baik dari pada memberi susu formula”. Penelitian ini terfokus pada penilaian pengaruh faktor determinan (umur kehamilan saat melahirkan, perawatan payudara, frekuensi penyusuan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), serta berat lahir) terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD. Dr. M. Haulussy Kota Ambon, Propinsi
Maluku Tahun 2012. RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon sebagai sebuah institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, dituntut untuk selalu memperhatikan prinsip pelayanan prima, yang merupakan bagian integral dari suatu pelayanan kesehatan. Dengan demikian diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan memenuhi kriteria pelayanan standar dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang dapat diterima dengan mudah oleh pasien. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa faktor determinan yang mempengaruhi, hanya tiga variabel yang berpengaruh secara bermakna terhadap kelangsungan produksi ASI. Hal ini dibuktikan melalui analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik yang diuraikan sebagai berikut ini. Pengaruh Perawatan Payudara terhadap Kelangsungan Produksi ASI. Secara teoritis diketahui bahwa Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI. Kenapa ASI ekslusif penting tak lain karena pada usia tersebut bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Menurut Maria (2012), Payudara adalah bagian tubuh yang memerlukan perhatian khusus ketika seorang ibu sedang hamil, karena selama masa kehamilan payudara mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk memberikan ASI pada si kecil. Perawatan tepat yang dilakukan selama kehamilan tidak hanya berfungsi untuk memperlancar produksi ASI tapi juga untuk mempertahankan keindahanbentuknya setelah selesai menyusui. Yang paling riskan ialah bahwa banyak ibu hamil yang mengabaikan perawatan payudara. Hal ini bisa saja disebabkan karena ibu tersebut malas atau belum mengetahui akan manfaatnya. Padahal perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan. Berbagai hasil penelitian seperti : Scholichah (2011) menemukan Adanya hubungan antara perawatan payudara pada ibu post partum dengan kelancaran pengeluaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan p = 0,007. Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden yang kelangsungan produksi ASI nya lancar 91,2% diantaranya melakukan perawatan payudara maksimal, 26,1% kurang merawat payudaranya sedangkan responden yang kelangsungan produksi ASI nya tidak lancar, 8,8% responden merawat payudaranya dan 73,9% kurang merawat payudaranya.Hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara perawatan payudara terhadap kelangsungan produksi ASI (p=0,000).
Pengaruh Frekuensi Penyusuan terhadap Kelangsungan Produksi ASI Frekuensi penyusuan berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak (Lusa, 2009). Sering menyusui sangat baik untuk produksi ASI. Menyusui bayi setidaknya setiap dua jam adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pasokan susu rendah. Namun, bagi kebanyakan ibu, menyusui setiap kali bayi lapar adalah frekuensi yang cukup untuk membangun dan menjaga pasokan yang baik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden yang termasuk dalam kelangsungan produksi ASI lancar sebesar 100,0% dengan frekuensi penyusuan yang baik dan 21,3% kurang baik. Sedangkan responden yang termasuk dalam kelangsungan produksi ASI tidak lancar sebesar 78,7% responden dengan frekuensi penyusuan yang kurang baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara frekuensi penyusuan terhadap kelangsungan produksi ASI (p= 0,000). Pengaruh Berat Lahir terhadap Kelangsungan Produksi ASI. Berat lahir bayi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI (Proverawati, 2009). Hasil penelitian ini menemukan bahwa responden yang kelangsungan produksi ASI nya lancar 58,3% diantaranya menyusui bayi dengan berat lahir normal dan 12,5% dengan berat lahir rendah. Sedangkan responden yang kelangsungan produksi ASI nya tidak lancar sebanyak 41,7% menyusui bayi dengan berat lahir normal dan 87,5% menyusui bayi dengan berat lahir rendah. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara berat lahir terhadap kelangsungan produksi ASI (p=0,017).
KESIMPULAN DAN SARAN Umur kehamilan saat melahirkan berpengaruh terhadap kelangsungan produksi ASI namun tidak signifikan. Ibu melahirkan yang lebih sering melakukan perawatan payudara maka kelangsungan produksi ASI nya juga lancar. Ibu yang lebih sering menyusui bayinya (Frekuensi penyusuannya baik) maka kelangsungan produksi ASI juga lancar. Inisiasi Menyusui Dini memberikan berpengaruh terhadap lancar tidaknya produksi ASI namun tidak signifikan. Kelangsungan produksi ASI dipengaruhi oleh berat lahir bayi. Analisis multivariat memperlihatkan bahwa variabel perawatan payudara merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kelangsungan produksi ASI. Sangat perlu memberikan pemahaman pada ibu menyusui mengenai pentingnya perawatan payudara serta semua hal yang dapat meningkatkan produksi ASI melalui semua jenis media, termasuk penyuluhan intensif bagi ibu menyusui waktu hamil, agar ibu produksi ASI ibu lancar sehingga bayi dapat memperoleh ASI Eksklusif. Perlu dilakukan sosialisasi secara intensif mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif, terutama pada saat 6 bulan pertama kehidupan bayi. Perlu adanya upaya secara intensif untuk merubah persepsi dan respon ibu menyusui tentang pentingnya melakukan hal-hal yang terkait dengan kelangsungan produksi ASI serta efeknya bila bayi tidak diberikan ASI. DAFTAR PUSTAKA Anonim , 2012, Pentingnya Merawata Payudara Saat Hamil, (http://www.anakibu.com/ibu/pentingnya-merawat-payudara-saat-hamil/), diakses 01 Juli 2012. Healthy Life Magazine Indonesia, 2007, Inisiasi Menyusui Dini, Manfaatnya Seumur Hidup, (http://www.ibudananak.com/index.php?option=com_news&task=view&id=340&itemid =1), diakses 25 Januari 2012. Judarwanto Widodo, Dr., 2010, "Proses Mekanisme Produksi ASI dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksinya", (http://supportbreastfeeding.wordpress.com), diakses 16 Agustus 2011. Kristiyanasari, W., 2009, ASI, Menyusui dan Sadari, Nuha Medika: Yogyakarta. Lusa, 2009a, Anatomi dan Fisiologi Payudara, (http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologipayudara/), diakses 12 Februari 2012. Lusa, 2009b, Upaya Memperbanyak ASI, (http://www.lusa.web.id/upaya-memperbanyak-asi/), diakses 01 Juli 2012.
Manuaba, Ida Bagus Gde., 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Maria,
2012, Cara Mudah Merawat Payudara Selama Kehamilan. (http://www.beritaterkinionline.com/2012/04/cara-mudah-merawat-payudara-selamakehamilan.html), diakses 01 Juli 2012.
Proverawati, A., Asfuah, S., 2009, Buku Ajar Gizi dan Kebidanan, Nuha Medika: Yogyakarta. Scholichah, N., 2011, Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Post Partum dengan Kelancaran Pengeluaran ASI di Desa Karang Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, Jurnal Akbid Purworejo Vol. 2 No. 2 Tahun 2011, (http://e-journal.akbidpurworejo.ac.id/index.php/jkk3/article/view/S2), diakses 02 Juli 2012. Winarni L.M., 2011, Materi Kebidanan: Proses (http://materikebidanan.wordpress.com/), diakses 11 Desember 2011.
Laktasi,
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi umur kehamilan saat melahirkan terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Umur Kehamilan Saat Melahirkan
n
Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar % N %
Total n
%
Normal
42
56,8
32
43,2
74
100.0
Prematur
1
16,7
5
83,3
6
100.0
JUMLAH
43
53,8
37
46,3
80
100.0
p = 0,070
Tabel 2. Distribusi perawatan payudara terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012 Perawatan Payudara
n
Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar % N %
Total n
%
Terawat
31
91,2
3
8,8
34
100.0
Kurang Terawat
12
26,1
34
73,9
45
100.0
JUMLAH
43
53,8
37
46,3
80
100.0
p = 0,000
Tabel.3 Distribusi frekuensi penyusuan terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012
Frekuensi Penyusuan
n
Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar % n %
Total n
%
Baik
33
100.0
0
0,0
33
100.0
Kurang Baik
10
21,3
37
78,7
47
100.0
JUMLAH
43
53,8
37
46,3
80
100.0
p = 0,000
Tabel. 4 Distribusi pelaksanaan IMD terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012
Pelaksanaan IMD
n
Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar % n %
Total n
%
Melaksanakan IMD
31
56,4
24
43,6
55
100,0
Tidak Melaksanakan IMD
12
48,0
13
52,0
25
100,0
JUMLAH
43
53,8
37
46,3
80
100,0
p = 0,487
Tabel 5. Distribusi Berat Lahir terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2012
Berat Lahir n
Kelangsungan Produksi ASI Lancar Tidak Lancar % n %
Total n
%
Lahir Normal
42
58,3
30
41,7
72
100.0
Lahir Rendah
1
12,5
7
87,5
8
100.0
JUMLAH
43
53,8
37
46,3
80
100.0
p = 0,017
Tabel 6.
Analisis Pengaruh faktor determinan terhadap kelangsungan produksi ASI di RSUD Dr. M. Haulussy Kota Ambon Provinsi Maluku Tahun 2012
Step 1
B
SE
Wald
Exp(B)
Perawatan payudara
3,584
0,998
12,901
36,000
Frekuensi penyusuan
32,474
7148,923
0,000
1,269E14
Berat lahir
16,375
4993,774
0,000
1,293E7
Regresi Logistik