A. Kewajiban Berhaji
Artinya: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia,Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap ALLAH, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”(Qs.Al-Imran:96)
"Bersegeralah berhaji yakni haji yang wajib, sebab sesungguhnya seseorang tidak mengetahui apa yang akan menimpa kepadanya ." (HR Ahmad dan lainnya) "Barang siapa ingin haji, maka hendaklah dia melakukannya dengan segera. Sebab boleh jadi dia nanti sakit, kendaraannya hilang, dan ada keperluan baru." (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
"Barang siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia tidak haji, maka bila mati, sebagai orang Yahudi orang Nasrani." (HR Tirmidzi dan Ali) [More...]
B. Berbekal Untuk Berhaji
Berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Qs. Al-Baqarah:197)
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Qs. Al-Hajj:32) Kita tahu bahwa ketaqwaan tidak bisa diraih dengan iman, namun harus dengan ilmu dan amal. Jadi berbekal ilmu mutlak diperlukan bagi seseorang yang akan pergi haji untuk melaksanakan rukun-rukun dan sunah-sunah haji, serta apa-apa yang membatalkan dan merusak ibadah hajinya.
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Qs. Az-Zumar:9)
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (Qs. Al-Anbiyaa':07)
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafast, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakkan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (Qs. Al-baqarah:197)
C. Keutamaan Haji dan Berhaji 1. Rezekinya akan ditambah oleh Allah SWT.
dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amel saleh pula), karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Qs. At-Taubah:121)
Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-Baqarah:158) 2. Haji dapat menghilangkan semua dosa sebelumnya. "Barang siapa haji dan ia tidak rafast, dan tidak berbuat fasik, maka dia kembali seperti hari ketika ia dilahirkan ibunya." (HR Ahmad, al-Bukhari, an-Nasai & Ibnu Majah) 3. Haji adalah ahli Surga "Haji yang mabrur itu balasannya adalah surga." (HR al-Bukhari & Muslim)
4. Haji setara atau melebihi jihad fi sabilillah "Tidak ada amal sehari-hari yang lebih utama daripada amal pada hari yang sepuluh ini." Para sahabat bertanya: "Tidak juga jihad di jalan Allah? Beliau bersabda: "Tidak Kecuali jihadnya seseorang yang berangkat dengan mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu dia pulang tanpa membawa apapun." (HR. Bukhari) 5. Doanya di ijabah Banyaknya tempat yang mustajab di tempat-tempat lokasi haji. Dicintainya orang-orang yang berhaji, menyebabkan pintu terkabulnya doa orang-orang berhaji.
D. Keberkahan orang yang berhaji Seperti sudah disampaikan bahwa barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. Orang haji telah memuliakan dan mengagungkan syiar-syiar Allah dengan amal ibadahnya selama haji, maka kita pun sepatutnya memuliakan tamu-tamu Allah yang Mulia pula . Tamu Allah jangan disakiti hati maupun raganya, karena akan mendatangkan murka Allah. "Aku titipkan kepada Allah, agama dan amanatmu serta segala akhir amalmu.”