Sekretariat Negara Republik Indonesia
Bersatu dalam Keberagaman Kamis, 18 September 2014
Atas inisiatif politik Turki dan Spanyol, dan kemudian UNESCO, pada tahun 2004 dibentuklah Forum Global Aliansi Peradaban PBB (UNAOC) sebagai upaya untuk memajukan harmonisasi peradaban dunia yang mendorong terciptanya saling menghargai peradaban.
Pada tanggal 29-30 Agustus 20014 diadakan Pertemuan UNAOC ke-6 di Bali, Indonesia, dengan mengambil tema “Unity in Diversity: Celebrating Diversity for Common and Shared Values―. Tema yang diambil dari semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika― atau “berbeda-beda tetapi tetap satu― menjadikan Indonesia contoh sebuah negara yang bersatu meskipun banyak perbedaan di dalamnya, mulai dari perbedaan agama, suku, bahasa, sampai dengan budaya.
Acara ini resmi dibuka oleh Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, dan menghadirkan pula pada sesi pembukaan Perwakilan Tinggi Aliansi Peradaban PBB (Nassir Abdulaziz Al-Nasser), Presiden Majelis Umum PBB ke-69 (John W. Ashe), Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Menteri Luar Negeri Spanyol (Jose Manuel Garcia-Margallo), Menteri Luar Negeri Turki (Naci Koru).
Presiden Yudhoyono mengatakan pada saat pidato pembukaan bahwa Aliansi PBB ini dapat membuat perubahan dengan mengedepankan empat pilar kerja sama, yaitu pemuda, media, migrasi, dan pendidikan. Dengan demikian, krisis kepercayaan yang timbul saat ini akibat dari adanya berbagai macam konflik, seperti yang baru saja terjadi di Suriah dan Irak, dapat diatasi.
Salah satu bentuk dalam mengatasi konflik yang ada yaitu dengan melalukan rekonsiliasi. Rekonsiliasi membutuhkan teknik dan seni khusus yang memerlukan kepemimpinan dan juga yang terutama adalah kemauan untuk memaafkan.
Permasalahan utama yang ada dalam “bersatu dalam keberagaman― adalah kita tidak tahu bagaimana bertindak sebagai umat manusia secara benar, sehingga dalam hal ini pengetahuan berperan penting guna mengetahui perbedaan sistem yang ada. Pengertian juga menciptakan perdamaian.
Dalam pernyataan pers bersama Presiden RI, Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB, memuji kontribusi Indonesia di bidang keamanan, termasuk penolakan terhadap proliferasi nuklir, perlucutan senjata dan kontribusi pada pasukan perdamaian PBB. Selain itu, Ban Ki-moon menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu contoh negara demokrasi terbesar di dunia dan menjadi contoh yang luar biasa untuk budaya demokrasi. Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bukova, bahwa keharmonisan berbagai etnis, agama, dan budaya di http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 31 January, 2017, 21:55
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Indonesia, dapat dijadikan model untuk bangsa-bangsa lain dalam hidup bernegara. Indonesia juga dikagumi dunia karena dengan menghormati segala perbedaan yang ada Indonesia dapat menjaga keutuhan bangsa.
Forum ini menyelenggarakan breakout sessions secara pararel yang membahas berbagai macam tema. Dalam kaitan dengan perbedaan antaragama dan pendidikan silang budaya, seperti yang dikatakan oleh Ban Ki-moon, agama dan kebudayaan haruslah menjadi jembatan bukan hambatan untuk menuju toleransi dan saling pengertian.
Promoting harmony through inter-religious and cross-cultural education. Moderator: Dr. Joseph Camilleri dari La Trobe University, Australia; Panelis: Dr. Bilal Kuspinar dari Turki, Dr. Diego Ramon Sarrio Cucarella sebagai Dean of Studies of Pontifical Institute for Arabic and Islamic Studies, Italia, serta Dr. Samsul Ma’arif yaitu Profesor Program Studies Agama dan Lintas Budaya Center for Religious Cross-Cultural Studies (CRCS), Universitas Gajah Mada.
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk persepsi dan menciptakan toleransi antarperadaban. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mencapai tujuan itu adalah: (1) Dialog antarbudaya dan antar-agama perlu ditingkatkan dan dikembangkan; (2) Studi akademik untuk meningkatkan toleransi, serta pentingnya peran dan kerja sama cendekiawan, pemuka agama, pelaku sektor bisnis, politisi dalam terwujudnya dialog tersebut; (3) UNAOC adalah salah satu langkah global untuk menciptakan pendekatan multi sektoral tersebut.
The role of culture in the formulation of new sustainable development goals. Moderator: Endy Bayuni dari The Jakarta Post; Panelis: Yenny Rahmayati dari Aceh Heritage Community Foundation, Carl Johan Westring dari Education First Swedia, dan Massimo Lapucci dari Fondazione CRT, Italia.
Isu-isu lingkungan, ketimpangan, kesejahteraan, dan kemiskinan di antara negara-negara dapat memicu konflik dan instabilitas semakin nyata terjadi di dunia saat ini. Hal ini juga terkait isu perekonomian global yang tidak mengenal batas. PBB dan masyarakat internasional tengah melakukan kampanye baru untuk memperbaharui minat dan perhatian dunia, yaitu meningkatkan peran identitas dan budaya untuk memobilisasi individu yang berada pada komunitas dan negara-negara yang berbeda-beda, yang juga turut andil dalam pembangunan. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 31 January, 2017, 21:55
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Dapat disimpulkan bahwa budaya sebagai soft power relevan dalam membentuk pembangunan berkelanjutan; pemerintah perlu menciptakan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan budaya dan inklusif; UNAOC perlu mengembangkan kerangka budaya dan pembangunan berkelanjutan; pentingnya mempelajari bahasa untuk mengakses kebudayaan; pembangunan budaya di daerah agar dimasukkan dalam Agenda Pembangunan Pasca – 2015.
Living together in the 21st century: promoting social inclusion and integration of migrants. Moderator: Desi Anwar, pembawa acara senior, jurnalis dari Indonesia, Panelis Mike Hardy CMG OBE FRSA dari Universitas Coventry, dan Sue Le Mesuier, manajer unit migrasi Red Cross and Red Crescent Societies dari Swiss.
Gambaran atau persepsi negatif yang berkembang di masyarakat saat ini mengenai kaum migran dan pengungsi seringkali dibentuk oleh informasi yang salah dan tidak memadai. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kerentanan bagi kaum migran, salah satunya dengan menciptakan persepsi yang positif mengenai kaum migran guna mengubah persepsi negatif yang telah berkembang di tengah masyarakat.
Migrasi terjadi karena adanya kesenjangan antarwilayah atau negara sehingga sebagian melihat adanya kesempatan hidup yang lebih baik jika melakukan migrasi. Karena para migran akan membawa nilai dan energi baru sehingga akan memudahkan koneksi antara wilayah yang dituju dan wilayah asal mereka. Sebuah populasi yang lebih beragam akan membawa suasana yang lebih kreatif, mendorong pengembangan ke arah yang lebih baik dari sektor jasa ataupun barang, maka terbentuklah tatanan sosial yang baru yang menciptakan semangat baru dan menjadi modal yang baik dalam sektor ekonomi sehingga akan tercipta pemahaman dan hubungan yang lebih baik dalam tatanan masyarakat global di tahun 2015.
Perception of migration: how to change the narratives about migrants? Moderator: Charles Autheman, pemogram pada Panos Europe, organisasi non-profit di Prancis; Panelis: Mili LOK, penulis dan direktur eksekutif/editor the MaSweeney’s Voice of witness series dari China, Nicola Sander, ahli geografi dan kependudukan dari Jerman, dan Sue Le Mesuier, manajer unit migrasi Red Cross and Red Crescent Societies dari Swiss
Selain bergerak secara nyata dengan berbagai proyek perubahan melalui organisasi-organisasi internasional untuk mengubah persepsi negatif mengenai migran dan pengungsi diperlukan juga gerakan secara masif melalui media sosial baik cetak maupun online guna menghilangkan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 31 January, 2017, 21:55
Sekretariat Negara Republik Indonesia
diskriminasi yang saat ini masih terjadi. Karena selama ini banyak ditemukan tindakan diskriminasi bagi migran dan pengungsi bukan hanya melalui tindakan nyata tetapi juga dalam pemberitaan-pemberitaan yang selama ini ada.
The use of interreligious and intercultural approaches to advance the broader interests of mediation in conflict-affected settings. Reverend Aaro Rytkönen, Direktur Advokasi Finn Church Aid dan Kepala Sekretariat the Network of Religious and Traditional Peacemaker, Dr. William F. Vendley, Sekretaris Jenderal Religions for Peace, dan Siti Syamsiyatun, Direktur ICRS (Indonesian Consortium for Religious Studies)
Mediasi adalah salah satu cara untuk meluruskan perbedaan dan menyamakan persepsi sehingga diperoleh suatu kesepahaman. Mediasi antar-agama dilakukan untuk menghilangkan ketakutan dan meningkatkan level kepercayaan. Apabila kepercayaan sudah didapatkan maka akan semakin mudah untuk melakukan mediasi.
Beberapa hal yang dilakukan oleh ICRS dalam mediasi konflik antara lain dengan menciptakan ruang lingkup sosial akademis yang aman guna mereview pendekatan umum dan mengajukan alternatif, mengedukasi generasi muda dan calon pemimpin di Indonesia.
The role of business in promoting social harmony and peace. Moderator: Ahmad Yuniarto, Kepala Schlumberger Group, Indonesia; Panelis: Melissa Powell, Kepala Strategi dan Kemitraan/Bisnis UN Global Compact, Dr. Hana Amalia Ananda, Presiden Yayasan Pondok Kasih, Brian J. Grim, Presiden Yayasan Religious Freedom & Business, Dr. Paul Marshall, Senior Fellow Hudson Institute’s Center for Religious Freedom, Dr. Martha Tilaar, Direktur Martha Tilaar Group.
Bisnis juga memegang peranan dalam memajukan perdamaian dan keharmonisan dalam keberagaman budaya dan agama. Pelaku bisnis dapat berperan penting dalam mempromosikan toleransi diantara karyawan, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan demikian tujuan dari sektor swasta dapat memberikan dukungan kepada pasar lokal.
Kebebasan beragama berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Apabila individu diberi pilihan dan tanggung jawab untuk menentukan pilihan, maka akan menciptakan kondisi yang kondusif dalam mengembangkan wirausaha dan perekonomian.
Di http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 31 January, 2017, 21:55
Sekretariat Negara Republik Indonesia
sesi penutupan, Nassir Al-Nasser kembali mengajak dan menegaskan untuk bekerja bersama dari segala level, mulai dari pemerintahan sampai dengan akar rumput, dari pemerintahan, akademisi, media, masyarakat madani supaya dunia menjadi tempat yang lebih nyaman untuk dihuni.
Â
Disusun oleh:
Essy Puspitawati Sherin Novira Anindya Putri
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 31 January, 2017, 21:55