KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA
BERJUANG MEMBANGUN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI DAERAH TERTINGGAL
Disampaikan Oleh:
dr. Hanibal Hamidi, M.Kes
Asisten Deputi Urusan Sumberdaya Kesehatan
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
dalam acara Kuliah Umum Akademi Kebidanan Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014
Yogyakarta, 7 September 2013
RPJP 2005 -2025
RPJMN 1 (2005‐2009) Menata Kembali
NKRI, membangun
Indonesia yang aman dan damai,
yang adil dan demokratis, dengan
tingkat kesejahteraan yang
lebih baik.
RPJMN 2 (2010‐2014) Memantapkan
penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualias SDM, membangun kemampuan iptek,
memperkuat daya saing perekonomian.
RPJMN 3 (2015‐2019) Memantapkan pem-
bangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan pem- bangunan keunggulan
kompetitif perekono-
mian yang berbasis
SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas,
serta kemampuan Iptek
RPJMN 4 (2020‐2025) Mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri,
maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
RPJPN 2005-2025 TEMA
RPJMN 2010-2014 Sumber Daya Pembangunan Ptoporsional Dengan Beban Kerja
Mewujudkan Pembangunan Yang Lebih Merata dan Berkeadilan
Keberpihakan Pemerintah Ditingkatkan untuk Mengembangkan Wilayah-Wilayah Tertinggal dan Terpencil melalui Penguatan Keterkaitan Kegiatan Ekonomi dengan Wilayah-Wilayah Cepat Tumbuh dan Strategis dalam Satu Sistem Wilayah Pengembangan Ekonomi. Nanibal Hamidi, KPDT
TEMA
Good Governance SDM, Iptek, Ekonomi
MEMANTAPKAN PENATAAN KEMBALI NKRI, MENINGKATKAN KUALITAS SDM, MEMBANGUN KEMAMPUAN IPTEK, MEMPERKUAT DAYA SAING PEREKONOMIAN
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Meningkatkan Pengembangan Perekonomian Daerah dan Kualitas Sumberdaya Manusia yang didukung oleh Kelembagaan dan Ketersediaan Infrastruktur Perekonomian dan Pelayanan Dasar
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PRIORITAS NASIONAL 10
DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, PASCA KONFLIK Arah Kebijakan : Peningkatan Kualitas SDM dan Ekonomi Lokal, Bertumpu Pada Infrastruktur dan Kapasitas Lembaga Daerah Tertinggal Tema Prioritas : Pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pascakonflik. Program : Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Kegiatan : 20 Kegiatan Prioritas Nasional - Anggaran (Matrix IX, Buku 2) SUBSTANSI INTI KEBIJAKAN Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik selambat-lambatnya dimulai pada 2011.
TARGET - SASARAN PRIORITAS - 2014 IPM (72,2), Pertumbuhan Ekonomi (7,1), Prosentase Penduduk Miskin (14,2) Pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014.
PELAKSANA Penanggung Jawab MENKOPOLHUKAM
Bekerjasama Dengan Menneg PDT Mendiknas, Menkes, Menteri PU Menhub, Menkominfo, Menhan Menteri KP, Menlu, Mensos Mendagri, Menristek Kepala Bakosurtanal
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PRIORITAS NASIONAL 10
DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, PASCA KONFLIK PRIORITAS BIDANG
DAERAH TERTINGGAL
SASARAN 2014 1) IPM = 72,2; 2) pertumbuhan ekonomi = 7,1 %; 3) penduduk miskin =14,2 %; 4) pengangguran !turun sebesar 2,2% per tahun
TARGET 2014 Terentaskan minimal 50 kabupaten menjadi tidak tertinggal
FOKUS PRIORITAS Pengembangan ekonomi lokal Penguatan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya lokal
INDIKATOR KINERJA • Rata-rata PDRB Perkapita Non Migas • Rata-rata % Penduduk Miskin Rata-rata laju peningkatan PAD di Kabupaten Daerah Tertinggal
• Rata-rata AHH (Tahun) Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas • AKB (per 1000 kelahiran hidup) dan Terjangkau di Daerah • % Penolong Persalinan Terakhir Tertinggal oleh Tenaga Kesehatan • Angka Melek Huruf usia 15-24 Peningkatan Pelayanan th (%) Pendidikan di Daerah • Rata-rata lama sekolah usia > Tertinggal 15 th (%) • Rata-rata APS usia 7-12 th (%) Peningkatan Aksesibilitas Nilai dan Volume Perdagangan di Daerah Tertinggal dengan daerah tertinggal Pusat Pertumbuhan Peningkatan Sarana dan Indeks Infrastruktur Prasarana Energi, Listrik, Telekomunikasi, Irigasi dan Air Bersih
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
KARAKTERISTIK "WILAYAH" TERTINGGAL
DAERAH PERBATASAN PRIORITAS: 27 KABUPATEN
DAERAH PERBATASAN YANG MEMILIKI PULAU TERLUAR : 15 KABUPATEN (53 PULAU) DAERAH PERBATASAN YANG TIDAK MEMILIKI PULAU TERLUAR: 12 KABUPATEN
183 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL DAERAH NON PERBATASAN: 156 KABUPATEN KETERANGAN: 183 KABUPATEN TERDIRI DARI 149 DAERAH TERTINGGAL YANG BELUM TERENTASKAN HINGGA TAHUN 2009; DITAMBAH 34 DAERAH OTONOM BARU YANG BERASAL DARI INDUK KAB. DT
DAERAH NON PERBATASAN YANG MEMILIKI PULAU TERLUAR : 7 KABUPATEN (13 PULAU) DAERAH NON PERBATASAN YANG TIDAK MEMILIKI PULAU TERLUAR: 149 KABUPATEN
Dilihat secara demografis, pada Gambar 3.2 disajikan sebaran penduduk daerah tertinggal adalah 19,8 % sedangkan penduduk di daerah tidak tertinggal sebesar 80,2 %. Dengan luas daratan lebih dari 55,7 % dari luas nasional, dan jumlah penduduk yang lebih sedikit maka kepadatan penduduk menjadi lebih rendah. Kepadatan penduduk di daerah tertinggal 82 jiwa/Km2; dan bandingkan dengan daerah tidak tertinggal sebesar 1.742 jiwa/km2. Kepadatan penduduk menjadi penting dalam kaitannya dengan penyediaan layanan publik bagi penduduk. Karakteristik penduduk yang tersebar sebagai konsekwensi dari luas wilayah dan penduduk sedikit membutuhkan ukuran baru dalam standar pelayanan minimal di daerah tertinggal
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
KARAKTERISTIK "DAERAH" TERTINGGAL a) b)
Aspek Ekonomi, Tingginya prosentase penduduk miskin dan kedalaman kemiskinan;
a) b)
Aspek Sumber Daya Manusia, Rendahnya Kwalitas kesehatan, pendidikan dan ketenagakerjaan
a) b)
Aspek Kemampuan Keuangan Daerah, Rendahnya celah kapasitas fiskal Aspek Ketersediaan Infrastruktur, Rendahnya keberadaan jalan, prosentase rumah tangga pengguna listrik,
a) b) a) b)
Aspek Aksesibilitas, Tingginya rata-rata jarak pusat desa ke ibu kota kabupaten; Aspek Karakteristik Wilayah, Besarnya prosentase bencana alam dan konflik sosial-geografi
Nanibal Hamidi, KPDT
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
MASALAH PERMASALAHAN DI DAERAH TERTINGGAL DAN PERBATASAN DAERAH TERTINGGAL •
•
•
•
BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA LOKAL DALAM PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DAERAH TERTINGGAL BELUM OPTIMALNYA TINDAKAN AFIRMATIF KEPADA DAERAH TERTINGGAL, KHUSUSNYA PADA ASPEK KEBIJAKAN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, KOORDINASI, DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN; RENDAHNYA AKSESIBILITAS DAERAH TERTINGGAL TERHADAP SARANA PELAYANAN SOSIAL DASAR DAN PUSATPUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH, KHUSUSNYA TERHADAP SENTRA-SENTRA PRODUKSI DAN PEMASARAN TERBATASNYA SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG SARANA PELAYANAN SOSIAL DASAR DAN EKONOMI LAINNYA, YANG MELIPUTI ENERGI LISTRIK, TELEKOMUNIKASI, IRIGASI DAN AIR BERSIH.
TERDEPAN - TERLUAR •
•
•
•
•
KETERISOLASIAN WILAYAH SEBAGAI PENGHAMBAT AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS BARANG/JASA DAN ORANG SERTA PERTUMBUHAN EKONOMI LOKAL, PELAYANAN PENDIDIKAN YANG BELUM TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT PERBATASAN, PELAYANAN KESEHATAN YANG BELUM TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT PERBATASAN, KETERSEDIAAN ENERGI YANG BELUM MEMADAI DAN BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN, DAN KUALITAS PENGELOLAAN BATAS WILAYAH YANG MASIH RENDAH.
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PERBANDINGAN PERKEMBANGAN RERATA ANGKA HARAPAN HIDUP DAERAH TERTINGGAL DAN NASIONAL ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) MENJADI TARGET PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL.
GAMBAR MENUNJUKKAN KESENJANGAN ANTARA RERATA AHH DT DAN NASIONAL.
JARAK KESENJANGAN RELATIF TIDAK BERUBAH. DIPERLUKAN KEBIJAKAN YANG LEBIH FOKUS
Sumber : BPS, 2012 (Diolah)
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
KONDISI ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI NASIONAL SASARAN PRIORITAS 3 KESEHATAN Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
ANGKA KEMATIAN BAYI
Capaian dan Target
INDIKATOR 1.Penurunan tingkat kematian Ibu (AKI)
STATUS
2.Penurunan tingkat kematian Bayi (AKB)
3 3
ANGKA KEMATIAN IBU
Capaian dan Target
Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) terutama karena : • Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sudah mencapai 88,64 persen namun kualitas pelayanan dan kompetensi tenaga kesehatan belum sepenuhnya sesuai standar pelayanan. • SDKI 2012 melaporkan cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi HBV, BCG, DPT, Polio, dan Campak baru mencapai 66 persen, meskipun khusus imunisasi campak sudah mencapai 80,1 persen.
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PERSENTASE JUMLAH RS YANG MEMILIKI BIDAN DI BAWAH STANDAR
BERDASARKAN DATA MENUNJUKKAN BAHWA: 1.PERSENTASE JUMLAH RS YANG MEMILIKI BIDAN DI BAWAH STANDAR, TERTINGGI PADA WILAYAH SUMUT, LAMPUNG, DKI JAKARTA, JABAR, JATENG, NTB 2.PERSENTASE JUMLAH RS YANG MEMILIKI BIDAN DI BAWAH STANDAR, TERENDAH PADA WILAYAH RIAU, JAMBI, BENGKULU, SUMSEL, KALTENG, SULBAR, SULTENG, GORONTALO
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PERSENTASE JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI BIDAN DI BAWAH STANDAR
BERDASARKAN DATA MENUNJUKKAN BAHWA: 1.PERSENTASE JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI BIDAN DI BAWAH STANDAR, TERTINGGI PADA WILAYAH PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA, GORONTALO, SULBAR, SULTRA DAN KALTIM & DKI JAKARTA 2.PERSENTASE JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI BIDAN DI BAWAH STANDAR, TERENDAH PADA WILAYAH SUMBAR, SUMSEL, JABAR, JATENG, JATIM, KALSEL
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PERBANDINGAN BIDAN
DAERAH TERTINGGAL & NON TERTINGGAL
Sumber: PODES 2011, BPS (diolah) BERDASARKAN DATA MENUNJUKKAN BAHWA: 1.BIDAN POSKESDES DI DAERAH TERTINGGAL BERJUMLAH 6.863 ORANG 2.JUMLAH BIDAN DI DAERAH TERTINGGAL (30.340 ORANG) LEBIH SEDIKIT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN NON DAERAH TERTINGGAL (89.453 ORANG) 3.PERBANDINGAN BIDAN PER 1.000 PENDUDUK UNTUK DAERAH TERTINGGAL (0,824) LEBIH BESAR JIKA DIBANDINGKAN DENGAN NON DAERAH TERTINGGAL (0,659) à SETIAP BIDAN DI DAERAH TERTINGGAL MELAYANI LEBIH BANYAK PENDUDUK DENGAN CAKUPAN WILAYAH KERJA YANG LUAS 4.JUMLAH BIDAN DESA DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH DESA UNTUK DAERAH TERTINGGAL SEBESAR 0,263
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
TUPOKSI KPDT - PERPRES 24/2010
FUNGSI 1.PERUMUSAN DAN PENETAPAN KEBIJAKAN DI BIDANG PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 2.KOORDINASI DAN SINKRONISASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DI BIDANG PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGA 3.PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWAB KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 4.PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
KERANGKA KEBIJAKAN PERDESAAN SEHAT
PERDESAAN SEHAT
• PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT MERUPAKAN SUATU KEBIJAKAN BAGI PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DALAM KERANGKA PENCAPAIAN SASARAN PRIORITAS NASIONAL 3 KESEHATAN PADA TAHUN 2014 DAN MDGS PADA TAHUN 2015 DI DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR DAN PASCA KONFLIK (PRIORITAS NASIONAL 10) • PERDESAAN SEHAT DICANANGKAN OLEH MENTERI PDT BERSAMA SOLIDARITAS ISTRI KABINET INDONESIA BERSATU (SIKIB) DI ENTIKONG, KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 20 DESEMBER 2012.
VISI
“KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH TERTINGGAL YANG SETARA DENGAN DAERAH LAINNYA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN PADA TAHUN 2025”
MISI 1.PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR BERDASAR STRUKTUR KEPENDUDUKAN DI WILAYAH PERDESAAN 2.PENINGKATAN KEBERDAYAAAN MASYARAKAT MELALUI PELIBATAN AKTIF MASYARAKAT PERDESAAN DALAM MEMPERKUAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR YANG BERKUALITAS.
14
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
ARAH KEBIJAKAN PERDESAAN SEHAT SISTIM KESEHATAN NASIONAL-DAERAH
Peningkatan Peran Serta Masyarakat ARAH & STRATEGI NASIONAL DLM RPJMN 2010-2014
ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PPDT KUALITAS KESEHATAN
Peningkatan Akses dan kualitas pelayanan kesehatan Dasar AZAS; Ketersediaan, Keterjangkauan, Keberterimaan, Bermualitas
KARAKTERISTIK DAERAH TERTINGGAL
PERDESAAN SEHAT
Dilakukan melalui : (a) Pemihakan Kebijakan dan Pengalokasian Sumber Daya yang Lebih Membantu Kelompok Miskin dan Daerah Tertinggal; (b) Pengembangan Instrumen percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan (c) Peningkatan Infrastruktur dan Kapasitas Lembaga Bagi Puskesmas dan Poskesdes. Hanibal Hamidi, KPDT
• KEGIATAN PERDESAAN SEHAT DIKEMBANGKAN BERDASAR IDENTIFIKASI DAN ANALISIS TERHADAP FAKTA MASALAH-MASALAH KRITIS KESEHATAN YANG TERJADI DI DAERAH TERTINGGAL: – RENDAHNYA KETERJANGKAUAN DAN/ATAU KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR. – RENDAHNYA PERAN SERTA AKTIF MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN. – RENDAHNYA ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) – TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU – TINGGINYA ANGKA KEMATIAN BAYI – BANYAKNYA KASUS GIZI BURUK
• FAKTA MASALAH DIPENGARUHI OLEH KARAKTERISTIK DAERAH TERTINGGAL, DAN SECARA DOMINAN MELIBATKAN PEREMPUAN, ANAKANAK DI KAWASAN PERDESAAN – SEMUA MASALAH APABILA KURANG OPTIMAL DITANGANI SECARA TEPAT DI DALAM KERANGKA PERCEPATAN PELAYANAN KESEHATAN BERKUALITAS, MAKA DIKHAWATIRKAN AKAN MENGHAMBAT TERCAPAINYA TARGET PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL SEBAGAIMANA TERTUANG DIDALAM DOKUMEN RPJMN 2010 – 2014 DAN PRIORITAS NASIONAL 3 DAN 10 MELALUI INTRUKSI PRESIDEN NO 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010, MAUPUN DALAM PENCAPAIAN TARGET-TARGET MDGS
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
KERANGKA KEBIJAKAN PERDESAAN SEHAT KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KUALITAS KESEHATAN BERBASIS PERDESAAN DI DAERAH TERTINGGAL UNTUK MEWUJUDKAN KONDISI BAGI SELURUH DESA DALAM SATU KESATUAN WILAYAH KERJA SATU PUSKESMAS YANG DAPAT MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN BERFUNGSINYA FAKTOR PENENTU DASAR KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTRUMEN KOORDINASI DAN FASILITASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KUALITAS KESEHATAN BERBASIS PERDESAAN DI DAERAH TERTINGGAL DALAM KERANGKA PENCAPAIAN SASARAN PRIORITAS NASIONAL 3 & 10 TAHUN 2014 SERTA MDGs TAHUN 2015
ISU KESEHATAN DI DAERAH TERTINGGAL: 1.PELAYANAN KESEHATAN & GIZI IBU, BALITA DAN ANAK 2.PENGENDALIAN PENYAKIT 3.PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN 4.PEMERATAAN OBAT & ALKES 5.PENINGKATAN AKSES KB
1. DOKTER PUSKESMAS BERKUALITAS DI SETIAP PUSKESMAS 2. BIDAN DESA BERKUALITAS DI SETIAP DESA 3. AIR BERSIH DI SETIAP RUMAH TANGGA 4. SANITASI DI SETIAP RUMAH TANGGA 5. GIZI SEIMBANG BAGI SETIAP IBU HAMIL, IBU MENYUSUI DAN BALITA)
PERMEN PDT NO. 1 TAHUN 2013
1. PERCEPATAN KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR YANG BERKUALITAS BERBASIS STRUKTUR PENDUDUK DAN SUMBER DAYA WILAYAH PERDESAAN. 2. PERCEPATAN PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN.
• PENURUNAN KEMISKINAN • PENINGKATAN AHH
AKI, AKB, MORBIDITAS
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PILAR PERDESAAN SEHAT 1. PERCEPATAN KETERSEDIAAN DOKTER PUSKESMAS BAGI SELURUH PUSKESMAS DI DAERAH TERTINGGAL; 2. PERCEPATAN KETERSEDIAAN BIDAN DESA BAGI SELURUH DESA DI DAERAH TERTINGGAL; 3. PERCEPATAN KETERSEDIAAN AIR BERSIH BAGI SETIAP RUMAH TANGGA DI DAERAH TERTINGGAL; 4. PERCEPATAN KETERSEDIAAN SANITASI BAGI SETIAP RUMAH TANGGA DI DAERAH TERTINGGAL; 5. PERCEPATAN KETERSEDIAAN GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL, IBU MENYUSUI, DAN BALITA
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
STRATEGI PERDESAAN SEHAT 1. PENINGKATAN KOMITMEN DAN KEBIJAKAN KEBERPIHAKAN BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN KUALITAS KESEHATAN BERBASIS PERDESAAN DI DAERAH TERTINGGAL
2. PENGALOKASIAN SUMBER DAYA PEMBANGUNAN YANG LEBIH PROPORSIONAL DENGAN BEBAN KERJA SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAERAH TERTINGGAL DALAM KERANGKA AKSI KEBERPIHAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KUALITAS KESEHATAN YANG BERKEADILAN MENUJU PEMERATAAN KESEJAHTERAAN;
3.PENGUATAN INSTRUMEN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KUALITAS KESEHATAN BERBASIS PERDESAAN DI DAERAH TERTINGGAL MELALUI: • KOORDINASI KEBIJAKAN UNTUK PENINGKATAN KOMITMEN DAN KEBERPIHAKAN KEBIJAKAN PERDESAAN SEHAT; • PENGORGANISASIAN ATAU KELEMBAGAAN PERDESAAN SEHAT; • MANAJEMEN KEWILAYAHAN PERDESAAN SEHAT MELALUI KEMITRAAN DENGAN 7 PERGURUANG TINGGI DI TINGKAT REGIONAL PULAU BESAR; • PENDAMPINGAN (KONSULTAN MANAJEMEN) UNTUK PENGUATAN KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PERDESAAN SEHAT; • INSTRUMEN SUPERVISI, MONITORING DAN EVALUASI PERDESAAN SEHAT; • MANAJEMEN SISTEM INFORMASI PERDESAAN SEHAT; • STIMULAN BAGI INFRASTRUKTUR DAN KAPASITAS LEMBAGA RUMAH SAKIT DAERAH, PUSKESMAS DAN POSKESDE DI DAERAH TERTINGGAL; • KAJIAN PENGEMBAGAN KEBIJAKAN PERDESAAN SEHAT DAN PENYUSUNAN PETA JALAN (ROAD MAP) PERDESAAN SEHAT
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PRINSIP PERDESAAN SEHAT 1. 2. a. b.
c. d. 3.
KOMITMEN KEBERPIHAKAN PADA DAERAH TERTINGGAL PELAKSANAAN ASPEK-ASPEK PEMENUHAN HAK ATAS KESEHATAN KETERSEDIAAN KETERJANGKAUAN ! TANPA DISKRIMINASI; TERJANGKAU SECARA FISIK; TERJANGKAU SECARA EKONOMI; KETERJANGKAUAN INFORMASI KEBERTERIMAAN KUALITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
TATA KELOLA PERDESAAN SEHAT
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
SKEMA PELAKSANAAN PERDESAAN SEHAT
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
LOKASI PERDESAAN SEHAT DALAM RANGKA KEMITRAAN DENGAN PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN REGION TAHUN 2013 KABUPATEN Region IV Sambas Landak Kapuas Hulu Ketapang Sekadau Melawi Sintang Sanggau
Region I KABUPATEN Dharmas Raya Padang Pariaman Pasaman Barat Solok Selatan Pesisir Selatan Sijunjung Bangka Selatan
Region V
I
Empat Lawang Musi Rawas OKU Selatan Seluma Kaur Pesawaran Lampung Barat Lampung Utara
IV II
V
VI
VII
KABUPATEN Merauke Sorong Kerom
Region III Region II
KABUPATEN Lebak Pandeglang Situbondo Bondowoso
Region VII
III
KABUPATEN Lombok Utara Sumbawa Lombok Timur Lombok Barat Lombok Tengah Kabupaten Bima Belu Manggarai barat Timor Tengah Selatan Ngada
KABUPATEN Poso Parigi Moutong Sigi Banggai Polewali Mandar Mamuju Kepulauan Selayar Jeneponto Pangkajene Dan Kepulauan Muna Konawe Buton
Region VI KABUPATEN Seram Bagian Barat Seram Bagian Timur Aru Maluku Tenggara Barat Buru Selatan Buru
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
KEGIATAN BANTUAN STIMULAN T.A. 2013 ASDEP URUSAN SUMBER DAYA KESEHATAN APBN T.A. 2013 (REGULER) •
•
•
•
BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN RUMAH SAKIT TYPE D DI DAERAH TERTINGGAL DI 12 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA POSKESDES DI SEJUMLAH 48 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL BANTUAN STIMULAN PUSKESMAS KELILING PERAIRAN DI 7 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN AHH DI DAERAH TERTINGGAL BANTUAN STIMULAN PEMENUHAN KECUKUPAN NUTRISI DI DAERAH TERTINGGAL DI 6 KABUPATEN
APBN-P T.A. 2013 • BANTUAN STIMULAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA KESEHATAN LANJUTAN DI 12 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL • BANTUAN STIMULAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA KESEHATAN DASAR DI 34 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL • BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS LEMBAGA KESEHATAN MASYARAKAT DI 38 KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
IMPLEMENTASI PERDESAAN SEHAT TAHUN 2013 •
SALAH SATU BENTUK IMPLEMENTASI PERDESAAN SEHAT, KPDT MELALUI ASISTEN DEPUTI URUSAN SUMBER DAYA KESEHATAN MELAKUKAN PENGIRIMAN 40 ORANG BIDAN DESA KE KABUPATEN DAERAH TERTINGGAL MELALUI MITRA KERJA PERDESAAN SEHAT, YAITU: AKBID CIREBON DAN AKBID YOGYAKARTA. – HAL TERSEBUT SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KETERSEDIAAN BIDAN DESA DI DAERAH TERTINGGAL YANG MERUPAKAN SALAH SATU PILAR PERDESAAN SEHAT
PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
PENUTUP
•
•
•
UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI MASIH SANGAT KURANG DAN PERLU DILAKUKAN PERBAIKAN, TERUTAMA DI PERDESAAN. – PENEMPATAN BIDAN DI DESA SEBAGAI TENAGA KESEHATAN BERPERAN SANGAT PENTING DALAM MENGATASI MASALAH TERSEBUT PERJUANGAN MEMBANGUN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI DAERAH TERTINGGAL TIDAK HANYA MENJADI TUGAS KPDT SAJA, NAMUN PERLU AFIRMASI SEMUA STAKEHOLDER, SALAH SATUNYA INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN PERAN INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN, SEPERTI AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA SANGAT PENTING DALAM MENCETAK BIDAN-BIDAN YANG BERKUALITAS DAN BERAKHLAK MULIA. – ACARA KULIAH UMUM AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 INI MERUPAKAN BENTUK DUKUNGAN TERHADAP KETERSEDIAAN BIDAN DESA YANG MEMAHAMI DAN BERKOMITMEN TERHADAP DAERAH TERTINGGA BAGI FUNGSI SALAH SATU DARI LIMA PILAR PERDESAAN SEHAT.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH