IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. Sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan arah bagi peningkatan kinerja dan fungsi yang dijalankan berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan serta urusan yang menjadi kewenangannya. Penjabaran target kinerja yang ditetapkan dalam rencana strategis kedalam rencana tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja dievaluasi melalui penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) SKPD yang dilakukan setiap tahun. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya berupa anggaran dan SDM, maka sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 ditetapkan dengan dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Dokumen penetapan kinerja tersebut digunakan sebagai dasar untuk melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014. Dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2014, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung pencapaian masing-masing sasaran.
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%1%
!
Berdasarkan analisis terhadap pencapaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2014, beberapa capaian yang mengindikasikan keberhasilan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dirumuskan sebagai berikut : !! Pada tahun 2014, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7 sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014, tingkat pencapaian kinerja Berhasil atau rata-rata tercapai diatas 100 % (Sangat baik). Uraiannya adalah sebagai berikut : 1.! Sasaran Strategis terjaganya ketersediaan pangan, diukur melalui 5 indikator Baik
(rata-rata
Kinerja dengan capaian kategori Sangat
capaian
103,49%) Indikator
Kinerjanya
berupa; 1). Score Pola Pangan Harapan (PPH) dari target 87,8 dapat terealisasi 91,20 atau terealisasi mencapai (103,87 %).2). Penguatan cadangan pangan dari target 24 ton dapat terealisasi sebanyak 26,7 ton atau terealisasi mencapai (111,25 %),
3). Tingkat Konsumsi Pangan; a. Beras :
dari
target 96,4 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 96,10 kg/kapita/tahun
atau
terealisasi
mencapai
(100,31%).
Tingkat konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan perhitungan yang lain dimana semakin rendah tingkat konsumsinya maka semakin baik, karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan beras adalah menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil dari target itu menunjukan targetnya
adalah
kinerja yang baik karena
mengurangi
konsumsi
tahunnya.; b. tingkat konsumsi Daging : dari kg/kapita/tahun
dapat
terealisasi
beras
setiap
target 15,84
sebesar
15,95
kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,69%); dan LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%2%
!
c. tingkat konsumsi Ikan : dari target 33,50 kg/kapita/tahun dapat
terealisasi
sebesar
33,95
kg/kapita/tahun
atau
terealisasi mencapai (101,34%); 2.! Sasaran Strategismeningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian
116,46%),
Indikator
Kinerjanya
berupa
:
1). Produktivitas tanaman padi dari target 63,09 kwintal/Ha dapat terealisasi sebanyak 65,03 kw/ha atau terealisasi mencapai (103,07 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 62,95 kwintal/Ha 2). Produksi tanaman hias dari target
186.500
pot/tahun
dapat
terealisasi
sebanyak
186.920 pot/tahun atau terealisasi mencapai (100,23 %), sedangkan pada tahun sebelumnya
terealisasi 185.000
pot/tahun 3). Populasi ternak : a. Sapi : dari target 1.417 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.554 ekor atau terealisasi mencapai (109,67 %) sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 1.307 ekor, b. Domba : dari target
29.365 ekor
dapat terealisasi sebanyak 29.955 ekor atau
terealisasi
mencapai (102,01 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 26.901 ekor; 4). Produksi Ikan : a. Ikan Konsumsi : dari target 2.600 ton dapat terealisasi sebanyak 2.764,09 ton mencapai (106,31 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 2.575 ton b. Ikan Hias dari target 821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670 ekor atau
terealisasi
mencapai (110,46 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 721.700 ekor. 3.! Sasaran Strategis terkendalinya kasus penyakit zoonosa diukur melalui 1 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat
Baik
( capaian 187,50% )
indikator kinerjanya
berupa jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung, dari
target
maksimal
kejadian
8
kasus
ternyata
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%3%
!
kejadian 1 kasus tahun sebelumnya juga terjadi 1 kasus, hal ini
menunjukan
kinerja
baik
karena
semakin
sedikit
terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya. 4.! Sasaran Strategis menurunnya produk pangan segar yang tercemar diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik ( capaian
200,00 % ) indikator
kinerjanya berupa jumlah pangan segar yang tercemar, dari target kejadian kasus maksimal 50 kasus realisasinya 0 kasus ini menunjukkan kinerja yang baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya. 5.! Sasaran Strategis bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan diukur melalui 2 indikator
Kinerja
dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 111,90 %) indikator kinerjanya berupaJumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan
: a. Budidaya :
dari target 690 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 695 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,72 %); dan b. Olahan : dari target 195 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 240 orang pelaku usaha atau sebesar (123,08 %). 6.! Sasaran Strategis meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang
menggunakan
sarana
teknologi
pertanian
dan
perikanan diukur melalui 2 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 110,25 %) indikator kinerjanya berupa jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 600 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 603 pelaku usaha atau teralisasi
sebesar
(100,50 %); dan b. Olahan : dari target 100 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 120 orang pelaku usaha atau sebesar (120,00 %).
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%4%
!
7.! Sasaran
Strategis
terwujudnya
peningkatan
kualitas
pelayanan publik dan akuntabilita kinerja diukur melalui 4 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 105,92 %) indikator kinerjanya berupa : 1). Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari target 75 dapat terealisasi 79 atau mencapai 105,33 %; 2). Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %; 3). Nilai evaluasi AKIP dari target angka 63 (kategori CC) dapat terealisasi 74,57 (B) atau terealisasi mencapai 118,36 %; 4). Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %. Selain beberapa capaian kinerja tersebut, masih ditemui beberapa kendala dan permasalahan dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung antara lain : –! Terlambatnya pengesahan APBD murni dan pengesahan APBD Perubahan –! Menumpuknya beban pekerjaan dan pencairan anggaran pada akhir Triwulan ke -4 setiap tahunnya. Untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut,
beberapa
hal yang
perlu dilakukan, diantaranya adalah : –! Melakukan koordinasi dan konsultasi secara rutin ke Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah –! Mengoptimalkan
ketersediaan
sumber
daya
manusia
yang
tersedia sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya. –! Pelaksanaan
kegiatan
berdasarkan
time
schedule
yang
disepakati pada awal pelaksanaan kegiatan.
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%5%
!
Beberapa penghargaan yang diraih oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung selama tahun 2014 adalah :
No# 1
2
NAMA# KEJUARAAN/# KEGIATAN# Raskin Award
Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014
TINGKAT# KEJUARAAN/ KEGIATAN# Tingkat Nasional
Tingkat Nasional
PRESTASI#SKPD# TAHUN#2014#
KETERANGAN#
Juara Umum Kategori kota terbaik dalam pengelolaan Raskin
Penganugrahan Raskin Award 2014 diserahkan oleh Menkokesra H.R. Agung Laksono
Penghargaan Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 kategori Produk Olahan Peternakan Berdaya Saing Unggul
Penghargaan diberikan kepada kelompok Mamazy Penghargaan dari Kementerian Pertanian tgl 10 Oktober 2014
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%6%
!
3
APTEK 2014 dan Agro and Food Ekspo 2014 di Jakarta Convention Centre (JCC)
Tingkat Nasional
Stand Terbaik ke IV Tingkat Kab/Kota se Indonesia
Penghargaan diserahkan ole Dirjen P2HP Kementan
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%7%
!
4
Penyaluran Raskin terbaik Tingkat Jawa Barat
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Penghargaan sebagai Kota Pelaksana Penyaluran Raskin terbaik Tingkat Jawa Barat
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%8%
!
5
Kontes Ternak
Tingkat 1.!Juara I, II , III Provinsi Kontes Ternak Jawa Barat Domba Garut Kategori Petet Jantan 2.!Juara II Kontes Ternak Domba Garut Kategori Raja Pedaging
Kota Bandung keluar sebagai Juara Umum
6
Raskin Award
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara 1 pengelola Raskin Terbaik
Penganugrahan Raskin Award 2014 diserahkan oleh Gubernur, tanggal 17 Oktober 2014
7
Lomba Inovasi Produk Olahan Hasil Peternakan
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara 1 Inovasi Pengolahan
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur kepada kelompok Mamazy
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%9%
!
8
Lomba UMKM Olahan Hasil Perikanan
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara ke 3
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur kepada Kelompok Usaha Aula Sari (Olahan Rumput Laut)
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
10% !
9
Lomba Kendaraan Hias antar SKPD
Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Juara ke 1
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung di Balai Kota Pemerintah Kota Bandung
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
11% !
10
SKPD Penerima penghargaan zona hijau kepatuhan dari Ombusdman
Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Penghargaan zona hijau kepatuhan dari Ombusdman
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung di Balai Kota Pemerintah Kota Bandung
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
12% !
11
Gerakan Pungut Sampah (GPS)
Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Sertifikat Penghargaan kampanye Gerakan Pungut Sampah (GPS) tingkat Dinas Pemerintah Kota Bandung
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
13% !
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah.
Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur
Negara
dan
Reformasi
Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat
LKIP
adalah
Dokumen
yang
berisi
gambaran,
perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga sedangkan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah yang
selanjutnya disingkat AKIP adalah perwujudan kewajiban suatu Intansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran
yang
telah
ditetapkan
melalui
alat
pertanggungjawaban secara periodik.Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014 pada dasarnya dilatarbelakangi oleh tekad dan kesungguhan untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam
ketentuan
dokumen
perundang-undangan
perencanaan
pembangunan
yang
ada
maupun
daerah
dan
rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) serta ikut memenuhi tuntutan visi, misi dan agenda pembangunan Walikota
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
14% !
Bandung sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota Bandung. Dalam diperlukan
rangka
penyelenggaraan
pengembangan
dan
good
governance,
penerapan
sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan sah sehingga penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan
dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk
mewujudkan
hal
tersebut,
setiap
instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing,
lembaga-lembaga
pengawasan,
dan
penilai
akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi
pemerintah
yang
bersangkutan
melalui
Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penyusunan
Laporan
Kinerja
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014, mengacu kepada Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013 – 2018, yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018, Rencana Kinerja Tahun 2014Dinas Pertanian dan
Ketahanan
Pangan
Kota
Bandung,
yang
merupakan
penjabaran dari Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung
Tahun
2014,
serta
Kebijakan
Umum
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (KUAPBD) Kota Bandung Tahun 2014 yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah Kota Bandung. LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
15% !
1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah nomor : 13 tahun
2009
tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Bidang pertanian dan ketahanan pangan
berdasarkan
asas
otonomi
dan
pembantuan
yang
diserahkan oleh Walikota. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung terdiri dari : 1.! Kepala Dinas 2.! Sekretaris a.! Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b.! Sub Bagian Keuangan dan Program 3.! Bidang Produksi a.!Seksi Produksi Peternakan dan Perikanan b.!Seksi Produksi Tanaman Pangan , Hortikultura dan Konservasi 4.! Bidang Bina Usaha a.!Seksi Pemasaran dan Pelayanan Usaha b.!Seksi Pasca Panen dan Pengolahan 5.! Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian a.!Seksi Pengawasan Mutu Hasil Peternakan dan Perikanan b.!Seksi Pengawasan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura 6.! Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan a.!Seksi Pencegahan Penyakit dan Pengawasan Lalulintas Hewan b.!Seksi Pemberantasan Penyakit Hewan 7.! Bidang Ketahanan Pangan
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
16% !
a.!Seksi Keamanan dan Mutu Pangan; b.!Seksi Ketersediaan dan Penganekaragaman Pangan; 8.! Unit Pelaksana Teknis Dinas a.!UPT Pembibitan dan Pembenihan b.!UPT Rumah Potong Hewan c.!UPT Klinik Hewan
1.3.TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan
Pangan
Kota
Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan
Pemerintah
ketahanan
Daerah
pangan
di
bidang
berdasarkan
pertanian
dan
otonomi
dan
asas
pembantuan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai fungsi : 1.! Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan ketahanan pangan 2.! Penyelenggaraan sebagian dan
Pelayanan
umum
urusan Pemerintah Daerah di
bidang
pertanian
dan
ketahanan pangan. 3.! Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian yang meliputi Produksi, Bina Usaha, Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian,
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit Hewan, serta Ketahanan Pangan. 4.! Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas. 5.! Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
LKIP%DISPERTAPA%2014%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
17% !
1.4.ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan. Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi
yang
menjadi
perhatian
dalam
perencanaan
pembangunankarena dampaknya yangsignifikan bagi SKPD dimasa datang.Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang
untuk
meningkatkan
layanan
kepada
masyarakat dalam jangka panjang. Berdasarkan perencanaan
hasil
analisis
pembangunan
terhadap
daerah
di
isu
Kota
strategis
dalam
Bandung
dapat
diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : 1)!
Pemantapan Ketersediaan pangan berbasis kemandirian
2)!
Keterbatasan lahan pertanian perkotaan
3)!
Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha Pertanian dan Perikanan
4)!
Penggunaan sarana teknologi pertanian masih rendah
5)!
Masih adanya kasus-kasus penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada produk pertanian
6)!
Masih adanya potensi pemaparan zoonosa
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
18%
1.5. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LKIP Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan LKIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun2014 adalah: 1.! Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; 2.! Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional; 3.! Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4.! Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 5.! Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kineja Instansi Pemerintah; 6.! Peraturan
Presiden
Nomor
29
Tahun
2014
tentang
Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7.! Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 8.! Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung; 12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung dan Sekretariat DPRD Kota Bandung, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2009.
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
19%
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025; 14. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018;
1.6.SISTEMATIKA LKIP DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNGTAHUN 2014 Penulisan
LKIP
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan
Pangan
Kota
BandungTahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut: Ringkasan Eksekutif Berisi ringkasan pencapaian kinerja/ tujuan dan sasaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota BandungTahun 2014. BAB I Pendahuluan menguraikan tentang tentang latar belakang, gambaran umum organisasi, tugas dan fungsi organisasi, isu strategis yang dihadapi, dasar hukum dan sistematika penyusunan LKIP BAB II Perencanaan Kinerja pada pada 2.1. menguraikan Renstra strategis sebelum
Reviu,
sedangkan
rencana
untuk
2.2.
strategis,
IKU
menguraikan
dan
perjanjian
rencana
kinerja,
strategis
hasil
Reviu,rencana strategis, IKU dan perjanjian kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja menguraikan tentang Capaian IKU, Pengukuran Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja, akuntabilitas keuangan dan prestasi. LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
20%
BAB IV Penutup Mengemukakan tinjauan secara umum dengan mengemukakan keberhasilan/ kegagalan, permasalahan/ kendala yang berkaitan dengan kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dan tindaklanjut pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode berikutnya. Lampiran Berisi lampiran hasil pengukuran kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota BandungTahun 2014, IKU, RKT, Penetapan Kinerja dan Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran.
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
21%
BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2014 Peraturan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
mengacu pada dan
Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 2.1. RENCANA STRATEGIS SEBELUM REVIU Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya (Manusia, Alam, dan Keuangan) yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Rencana
Strategis DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota
Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari tahun 2013 – 2018 ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Penetapan jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota terkait dengan penetapan / kebijakan bahwa Rencana
Strategis Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dibuat pada masa jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel. Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tersebut ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Disamping itu pula, Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung diharapkan dapat
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
22%
mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Pusat dan Daerah sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional. Penyusunan Renstra DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung telah melalui tahapan - tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dengan melibatkan stakeholders
pada
saat
dilaksanakannya
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Renstra Dinas Pertanian
dan
Ketahanan
Pangan
Kota
Bandung
merupakan
hasil
kesepakatan bersama antara DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan stakeholder. Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013–2018adalah : “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA” Misi
Kota
Bandung
mengimplementasikan
Tahun
2013-2018
Iangkah-langkah
yang
disusun
dalam
rangka
akan
dilakukan
dalam
mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas, adapun misi kota Bandung terdiri dari: 1.! Menata
Kota
Bandung
melalui
penataan
ruang,pembangunan
infrastruktur, dan fasilitas pubilk yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman. 2.! Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani. 3.! Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. 4.! Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, maka dalam rangka pencapaian Misi Pemerintah Kota Bandung,Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
23%
Bandungberkontribusi untuk mewujudkan misi3 dan
4
dalam RPJMD
2013-2018 yaitu : Misi 3 : Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan berdaya saing. Urusan Pertanian : Tujuan : Peningkatan taraf kesehatan dan perluasan akses layanan. Sasaran : Pencegahan penyakit hewan menular ( zoonosis) Untuk mencapai sasaran dilakukan melalui strategi : 1)! Meningkatkan pemeriksaan kesehatan hewan dan ternak, terutama penyakit zoonosa (penyakit hewan yang menular dan membahayakan manusia) 2)! Melaksanakan secara rutin vaksinasi, desinfeksi, depopulasi bila ada kasus kejadian, dan surveilance di wilayah Kota Bandung, 3)! Meningkatkan pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan Misi 4 : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Urusan Ketahanan Pangan, Tujuan : Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkesinambungan Sasaran : Terjaganya Ketersediaan Pangan Untuk mencapai sasaran dilakukan melalui strategi : •! Penguatan cadangan pangan dengan melakukan pengadaan beras •! Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Segar •! Meningkatkan ketahanan pangan pada skala rumah tangga dengan pengukuran Score Pola Pangan Harapan (PPH) ! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
24%
!
Indikator kinerja SKPD yang masuk pada tujuan dansasaran RPJMD
2013
2018
yaitu
Penguatan
Cadangan
Pangan
ekuivalen
pengendalian Penyakit Zoonosa di Kota Bandung, Jumlah
beras,
Pelaku Usaha
Olahan Hasil Pertanian, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
No.
(1) 1.
2.
3.
Indikator Kinerja Sasaran
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Tahun 0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras
24 Ton
24 Ton
60 Ton
60 Ton
60 Ton
60 Ton
240 Ton
Penyakit Zoonosa di Kota Bandung
1 kasus
8 kasus
8 kasus
8 kasus
8 kasus
8 kasus
8 kasus
65
100
150
200
250
300
1.000
(2)
Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
25%
Selanjutnya, Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Didalam Renja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dimuat program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun mendatang. 2.1.1.! RENCANA STRATEGIS A.VISI Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menerapkan Visinya adalah: “TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL” 1.! Pertanian Tangguh : Pertanian tangguh adalah kegiatan pertanian yang mampu bersaing dan bertahan dalam kondisi apapun, serta mampu menghasilkan produk hasil pertanian dengan memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya pertanian (lahan, manusia dan teknologi) secara berkelanjutan. 2.! Pertanian Unggul : Pertanian unggul adalah kegiatan pertanian melalui terobosan inovasi teknologi
dan
produktivitas
pemilihan tinggi,
komoditas
mempunyai
nilai
unggul
yang
ekonomi
memiliki
tinggi,
bisa
dikembangkan dilahan terbatas, memiliki daya saing serta mampu memanfaatkan potensi dan peluang pasar yang masih terbuka dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 3.! Ketahanan Pangan Tangguh : Ketahanan pangan yang tangguh adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap individu dan rumah tangga secara terus menerus yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
26%
jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau oleh
masyarakat. 4.! Ketahanan Pangan Unggul : Ketahanan pangan yang unggul adalah kondisi terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman yang diindikasikan oleh tercapainya Score Pola Pangan Harapan. B.! MISI VISI “TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL”
MISI 1.!Mengembangkan potensi sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 2.!Meningkatkan ketahanan pangan 3.!Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan 4.!Meningkatkan pelayanan di bidang pertanian.
C.! TUJUAN MISI Mengembangkan potensi sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Meningkatkan ketahanan pangan Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan Meningkatkan pelayanan di bidang pertanian.
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
TUJUAN Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan Meningkatkan komoditas pertanian yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi Peningkatan taraf kesehatan masyarakat secara berkelanjutan (mewujudkan masyarakat Kota Bandung terbebas dari penyakit hewan zoonosis). 27%
Peningkatan pelayanan bidang pertanian Meningkatkan produk pertanian
di
pemasaran
D.! SASARAN TUJUAN Meningkatkan ketahanan pangan, produktifitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan
2.! Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan
Berkembangnya Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan
Terjaganya Pertumbuhan Ekonomi
Meningkatkan komoditas pertanian yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi Peningkatan taraf kesehatan masyarakat secara berkelanjutan (mewujudkan masyarakat Kota Bandung terbebas dari penyakit hewan zoonosis) Peningkatan pelayanan di bidang pertanian
Peningkatan Produktivitas Keamanan Pangan dan Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian Terkendalinya kasus penyakit zoonosa
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
SASARAN 1.! Terjaganya Ketersediaan Pangan
1.! Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 2.! Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi 3.! Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
28%
E.! INDIKATOR KINERJA SASARAN SASARAN
INDIKATOR KINERJA
Terjaganya Ketersediaan Pangan
1.! Score Pola Pangan Harapan (PPH) 2.! Peguatan Cadangan Pangan
Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan
1.! Produktivitas tanaman padi 2.! Produktivitas tanaman hias 3.! Meningkatnya jumlah produktif 4.! Populasi ternak Sapi
pohon
5.! Populasi ternak Domba
Bertambahnya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan Meningkatnya Keamanan Pangan Segar Terkendalinya kasus penyakit zoonosa Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
6.! Peningkatan produksi Ikan Konsumsi 7.! Peningkatan produksi Ikan Hias Jumlah Pelaku Olahan Hasil Pertanian Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar Penyakit Zoonosa di Kota Bandung Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM} Nilai evaluasi AKIP 1.!Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti 2.!Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
29%
TABEL 2.2. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SEBELUM REVIU INDIKATOR KINERJA
SATUAN
KONDISI AWAL RENS-TRA
(2)
2014
2015
2016
2017
2018
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
87.3
87.8
90.0
90.30
90.3
91
Ton
24
24
60
60
60
60
Kw/ha
62,95
63,09
65,05
68,04
69,05
70
Pot/tahun
185.000
186.500
188.500
190.000
192.000
195.000
Pohon
-
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
(1) Score Pola Pangan Harapan (PPH) Penguatan Cadangan Pangan Produktivitas tanaman padi Produktivitas tanaman hias Meningkatnya jumlah pohon produktif Populasi ternak Sapi Populasi ternak Domba Peningkatan produksi Ikan Konsumsi
Nilai
Peningkatan produksi Ikan Hias Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar Penyakit Zoonosa di Kota Bandung Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM} Nilai evaluasi AKIP Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
Ekor
1.307
1.417
1.488
1.562
1.640
1.722
Ekor
26.901
29.365
30.833
32.375
33.994
35.693
Ton
2.575
2.600
2.630
2.665
2.705
2.750
Ekor
721.700
821.700
921.700
1.021.700
1.121.70 0
1.221.700
50
40
40
35
Kasus
41
Kasus
1
8
8
8
8
8
Pelaku usaha
65
100
150
200
250
300
Katagori
B
B
B
A
A
A
Katagori
CC
B
B
A
A
A
%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
TARGET KINERJA PADA TAHUN
50
30%
2.1.2.! INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah,
Indikator
Kinerja
Utama
merupakan
ukuran
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor : 090/341BAG.ORPAD Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Bandung
2013-2018.
Upaya
untuk
meningkatkan
akuntabilitas,
Pemerintah Kota Bandung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 2.3. TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGANKOTA BANDUNG TAHUN 2014 SEBELUM REVIU
NO 1
SASARAN STRATEGIS Terjaganya ketersediaan pangan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
PENJELASAN
Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras
Ton
Pengadaan beras sebagai cadangan pangan kota
Score Pola Pangan Harapan (PPH)
Nilai
Pola pangan harapan merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. golongan bahan pangan. Cara Perhitungan PPH :
31%
Penyediaan pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah : Ps = Pr - ∆St + Im – Ek Dimana: Ps : Total penyediaan dalam negeri Pr : Produksi ∆St : Stok akhir – stok awal Im : Impor Ek : Ekspor 2
Meningkatnya hasil produksi pertanian tanaman pangan
1. Produktivitas tanaman padi
Kw/ha
Formulasi Penghitungan : Produktivitas = Produksi (Kw) Luas Panen (Ha)
2. Produksi tanaman hias
3 4
5
6
Terjaganya pertumbuhan ekonomi Terkendalinya penyakit hewan / ternak di Kota Bandung Meningkatnya jumlah ternak
Meningkatnya produksi ikan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian Jumlah kasus penyakit zoonosa
Pelaku usaha
Jumlah pelaku usaha baru setelah dilakukan pelatihan
kasus
Kejadian kasus ditargetkan tidak akan lebih dari 8 kasus
1. Populasi ternak sapi
ekor
2. Populasi ternak domba
ekor
1. Produksi Ikan Konsumsi
Formulasi Penghitungan : Populasi = Po + Kelahiran kematian - (Pemotongan + unregister) - Pengeluaran + Pemasukan
ton Formulasi Penghitungan : Produksi Ikan Konsumsi : P = Luas lahan (kolam) x padat tebar - kematian ket: Kematian = rata-rata 10 % Padat tebar tergantung jenis dan perlakuan (teknologi)
32%
2. Produksi Ikan Hias
ekor Produksi Ikan Hias : P = Luas lahan (kolam) x padat tebar kematian ket: Kematian = rata-rata 10 % Padat tebar tergantung jenis dan perlakuan (teknologi)
7
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Kategori
Sesuai dengan SK Menpan No.16 Tahun 2014 tentang survey kepuasan masyarakat
8
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi
Nilai AKIP
Kategori
Sesuai dgn Permenpan No.20/2013 Juklak evaluasi AKIP
9
Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti
Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan yang ditindaklajuti dari seluruh jumlah Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan pada tahun berjalan
Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
Kesesuaian / kecocokan barang / asset SKPD dengan asset di Simda Barang tingkat Kota Bandung (DPKAD)
evaluasi
2.1.3.! PERJANJIAN KINERJA Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen untuk melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandungtahun 2014. Dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2014 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Renstra yang diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
33%
menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2014, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung pencapaian masing-masing sasaran, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. PERJANJIAN KINERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 SEBELUM REVIU NO 1
SASARAN STRATEGIS Terjaganya ketersediaan pangan
INDIKATOR KINERJA 1. Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras 2. Score Pola Pangan Harapan (PPH)
TARGET
PROGRAM/KEGIAT AN
ANGGARAN
24 ton
Program: Ketahanan Pangan
1.656.000.000,00
89.60
Kegiatan: • Promosi Keamanan Pangan • Koordinasi Kebijakan perberasan • Operasional Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung • Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif
332,000,000
350,000,000
703,000,000
296,000,000 2
Peningkatan produktifitas, keamanan pangan, dan pelaku usaha olahan hasil pertanian
1. Produktivitas tanaman padi
2. Produktivitas tanaman hias
3. Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
63,09 kw/ha
186.500 pot/tahun
50 kasus
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebu nan) Kegiatan: •Pengembangan Diversifikasi Tanaman •Pengembangan Perbenihan/Perbibit an •Pemanfaatan Perkarangan untuk Pengembangan Pangan •Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
13,937,766,000
10,145,000,000
971,466,000
2,000,000,000
821,300,000
34%
3
4
Terjaganya pertumbuhan ekonomi
Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian
Terkendalinya kasus penyakit Zoonosa
Jumlah kasus penyakit zoonosa
100 org
maksimal kejadian 8 kasus
•Penanganan Panen Pengolahan Pertanian
Pasca dan Hasil
1,578,700,000 Program: Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Kegiatan: •Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak •Pemusnahan Ternak Yang Terjangkit Penyakit Endemik •Pengelolaan Sanitary Rumah Potong Hewan •Pelayanan Kesehatan Hewan Di Klinik Hewan
5
Meningkatnya populasi ternak
1. Populasi ternak sapi
2. Populasi ternak domba
Program: Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
6
7
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
29.365 ekor
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
1. Produksi Ikan Konsumsi
2.600 ton
2. Produksi Ikan Hias
821.700 ekor
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
475,000,000
170,000,000
533,700,000 400,000,000
1,000,000,000
1.417 ekor Kegiatan: •Pengembangan Agribisnis Peternakan
Meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias
511,000,000
B
Program: Pengembangan Budidaya Perikanan
1,000,000,000
1,067,500,000
Kegiatan: •Pendampingan Pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan
767,500,000
•Pembinaan dan Pengembangan Perikanan
300,000,000
Program : Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
200,000,000
35%
8
9
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi
Nilai evaluasi AKIP
CC
Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti
100%
Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
100%
dan Keuangan Kegiatan : Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
2.2.! RENCANA STRATEGIS HASIL REVIU Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung setelah melakukan konsultasi ke Kemenpan RB mengalami perubahan walaupun tidak terlalu banyak tetapi cukup signifikan untuk penyempurnaannya. Renstra Bandung yang
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan
Pangan
Kota
ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Ada beberapa penambahan indikator kinerja untuk melengkapi indikator kinerja yang sudah ada. 2.2.1.!RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis setelah hasil reviu untuk Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tidak mengalami perubahan, masih tetap Visinya adalah: “TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL” LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
36%
Adapun untuk tujuan, sasaran dan indikator sasaran ada perubahan sebagaimana berikut di bawah ini :
NO! 1! ! ! !
MISI!
TUJUAN!
INDIKATOR!TUJUAN!
Mengembang* kan!Potensi! Sumber!Daya! Pertanian! secara! Berkelanjutan! dan! Berwawasan! Lingkungan!
SASARAN! 1.! Terjaganya! Ketersediaan! Pangan!
INDIKATOR!SASARAN! 1.! Score!Pola!Pangan! Harapan!(PPH)! 2.! Penguatan!Cadangan! Pangan!Daerah! 3.! Tingkat!Konsumsi! Pangan! a.! beras! b.! daging!
2.! !
3!
4! !
Meningkatkan! Ketahanan! Pangan!
Meningkatkan! Pengawasan! Penyakit! Zoonosa!dan! Keamanan! Pangan!Segar!
Meningkatkan! Pelayanan!di! Bidang! Pertanian!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Meningkatnya! ketahanan! pangan,! Penguatan! produktivitas! Cadangan!Pangan! hasil!pertanian,! Daerah! dan!perikanan! secara! berkelanjutan!
Meningkatnya! taraf! kesehatan! masyarakat! terkait!dengan! penyakit! zoonosa!dan! keamanan! pangan!segar!
Berkembang* nya!usaha!di!di! Bidang! Pertanian!dan! Perikanan!
Jumlah!kasus! penyakit!zoonosa!di! Kota!Bandung!
Jumlah!pelaku! usaha!!bidang! pertanian!dan! perikanan!
c.! ikan! 2.! Meningkatnya! produksi!dan! produktivitas! hasil! pertanian!dan! perikanan!! !
1.! Produktivitas! tanaman!padi! !
1.! Terkendali* nya!kasus! penyakit! zoonosa! ! ! 2.! Menurunnya! produk! pangan! segar! yang! tercemar! ! 1.! Bertambah* nya!Pelaku! Usaha!di! Bidang! Pertanian!dan! Perikanan! ! !
Jumlah!kasus!penyakit! zoonosa!di!Kota! Bandung!
2.! Produksi!tanaman! hias! 3.! Populasi!!ternak! a.! Sapi!!! b.! Domba! ! 4.! Peningkatan! produksi!Ikan! a.! Ikan!Konsumsi! b.! Ikan!Hias! !
Jumlah!pangan!segar! yang!tercemar!
Jumlah! pelaku! usaha!! bidang! pertanian! dan! perikanan! a.! budidaya! b.! olahan!
37%
!
Meningkatnya! pelayanan!dan! kinerja! Dispertapa!
Indeks!Kepuasan! Masyarakat!(IKM)!
2.! Meningkatnya! Jumlah! pelaku! usaha!!! yang! menggunakan! keterampilan! pelaku! usaha! sarana! teknologi!! yang! pertanian!dan!perikanan! menggunakan! a.! budidaya! sarana! b.! olahan! teknologi! pertanian! dan! perikanan! Terwujudnya! 1.! Indeks! Kepuasan! Peningkatan! Masyarakat!(IKM)! Kualitas! 2.! Prosentase! Pelayanan! Publik! keluhan/pengaduan! dan! Akuntabilitas! layanan!yang! Kinerja! ditindaklanjuti! 3.! Nilai!evaluasi!AKIP! 4.! Prosentase! Temuan! BPK/Inspektorat! yang!ditindaklajuti!
!
Adapun
perubahan
target
kinerja
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan Kota Bandung setelah reviu adalah sebagaimana Tabel 2.5. di bawah ini :
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
38%
TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU NO .
TUJUAN
(1)
1.
INDIKATOR TUJUAN
(2)
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
(3)
(4)
(5)
Terwujudnya Meningkatnya Penguatan ketahanan Cadangan Pangan pangan, Terjaganya Daerah produktivitas Ketersediaan hasil pertanian, Pangan dan perikanan secara berkelanjutan
Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan
Score Pola Pangan Harapan (PPH)
Nilai
Penguatan Cadangan Pangan Daerah
Ton
Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat terkait dengan
Teratasinya kasus penyakit Zoonosa
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
1.! Terkendalinya
kasus penyakit zoonosa!
TARGET KINERJA PADA TAHUN 2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI AKHIR RENSTRA
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
87.3
87.8
91,25
91,50
92,00
92,10
24
24
60
60
60
60
60
92,10
Tingkat Konsumsi Pangan 1.! Beras
Kg/kapita/ tahun
100
96,4
91,4
89,5
88,6
88,1
88,1
2.! Daging
Kg/kapita/ tahun
15,54
15,84
16,12
16,52
16,98
17,45
17,45
3.! Ikan
Kg/kapita/ tahun
31,76
33,50
34,20
36,03
36,82
37,94
37,94
62,95
63,09
65,05
68,04
69,05
70
70
185.000
186.500
188.500
190.000
192.000
195.000
195.000
1.307
1.417
1.604
1.648
1.697
1.747
1.747
26.901
29.365
30.833
32.375
33.994
35.693
35.693
Ton
2.575
2.600
2.846
2.931
2.958
2.970
2.750
Ekor
721.700
821.700
921.700
1.021.700
1.121.700
1.221.700
1.221.7 00
1
8
8
8
7
7
7
Produktivitas tanaman padi
Kw/ha
Produktivitas tanaman hias
Pot/tahun
Populasi ternak Sapi
Ekor
Populasi ternak Domba
Ekor
Peningkatan produksi Ikan Konsumsi Peningkatan produksi Ikan Hias 2.
KONDISI AWAL RENSTRA
Jumlah kasus penyakit Zoonosa di Kota Bandung
Kasus
39%
TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU NO .
TUJUAN
(1)
INDIKATOR TUJUAN
(2) penyakit zoonosa dan keamanan pangan segar
3.
Berkembangnya usaha di di Bidang Pertanian dan Perikanan
Bertambahnya Jumlah Pelaku Usaha Bidang Pertanian dan Perikanan
Meningkatnya pelayanan dan kinerja Dispertapa
Tercapainya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM}
!
2017
2018
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kasus
50
50
50
45
45
40
Pelaku usaha
610 95
690 195
750 370
810 595
870 885
930 1.245
Pelaku usaha
580 80
600 100
630 160
660 256
690 368
720 498
720 498
Indeks
75
75
80
90
90
90
90
%
100%!
100%!
100%!
100%!
100%!
100%!
100%!
(4)
(5)
2.! Menurunnya produk pangan segar yang tercemar
Jumlah Pangan Segar yang Tercemar
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Akuntabilitas Kinerja
40
930 1.245
Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknonologi Pertanian dan Perikanan a.! Budidaya b.! Olahan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM}
Prosentase keluhan/pengaduan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
2016
(3)
2.! Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan 4.
2015
SATUAN
Jumlah Pelaku Usaha Bidang Pertanian dan Perikanan a.! Budidaya b.! Olahan
TARGET KINERJA PADA TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
1.! Bertambahnya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan
KONDISI AWAL RENSTRA
KONDISI AKHIR RENSTRA
SASARAN
40%
TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU NO .
TUJUAN
(1)
INDIKATOR TUJUAN
(2)
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
(3)
(4)
(5)
KONDISI AWAL RENSTRA
TARGET KINERJA PADA TAHUN 2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI AKHIR RENSTRA
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
layanan yang ditindaklanjuti Nilai evaluasi AKIP
Angka
60
63
65
66
70
76
76
Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti
100%
100%!
100%!
100%!
100%!
100%!
100%!
100%!
!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
41%
2.2.2.! INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014setelah reviu adalah sebagaimana Tabel 2.6.di bawah ini : Tabel 2.6. TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGANKOTA BANDUNG TAHUN 2014 SETELAH REVIU
NO#
SASARAN# STRATEGIS#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
Score!Pola! Terjaganya! Pangan! 1.! ketersediaan! Harapan! pangan.! (PPH)!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
PENJELASAN# SATUAN#
Nilai!
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
Pola!pangan!harapan! merupakan!suatu! metode!yang! digunakan!untuk! menilai!jumlah!dan! komposisi!atau! ketersediaan!pangan.! Cara#Perhitungan#PPH# Pola!pangan!harapan! :! biasanya!digunakan! untuk!perencanaan! Penyediaan! pangan! konsumsi,!kebutuhan! terdiri! dari! komponen! dan!penyediaan! Score!Pola! produksi,! perubahan! pangan!wilayah.!Dalam! Pangan! stok,! impor! dan! menentukan!PPH!ada! Harapan! ekspor.! Rumus! beberapa!komponen! (PPH)!sesuai! penyediaan! pangan! yang!harus!diketahui! dengan! adalah:! Dinas! diantaranya!yaitu! sasaran! Pertanian! konsumsi!energi!dan! operasional! ! dan! zat!gizi!total,! pada!!RPJMD! Ps!=!Pr!H!!ΔSt!+!Im!–!Ek! Ketahanan! persentase!energi! dan! Pangan! ! dan!!gizi!aktual,!dan! merupakan! Dimana! :! skor!kecukupan!energi! SPM!Bidang! Ps! :! Total! dan!zat!gizi.! Ketahanan! penyediaan! dalam! Pangan.! negeri! Dengan!pendekatan! Pr!!!!!!!!! :!Produksi! Pola!Pangan!Harapan! ΔSt!!!!!!!! :! Stok! akhir! –! dapat!dinilai!mutu! stok!awal! pangan!penduduk! Im!!!!!!!!! :!Impor! berdasarkan!skor! Ek!!!!!!!!! :!Ekspor! pangan!(dietary(score).! Semakin!tnggi!skor! mutu!pangan,! menunjukkan!situasi! pangan!yang!semakin! beragam!dan!semakin! baik!komposisi!dan!
42%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
mutu!gizinya!
!
!
!
!
Penguatan! Cadangan! Pangan! Daerah!
Tingkat! Konsumsi! Pangan!:! 1.!Beras!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Ton!
Cadangan!Pangan! Pemerintah!Daerah! Penguatan! yang!selanjutnya! cadangan! disebut!Cadangan! Cara!Pengukuran! pangan! Pangan!Pemerintah! Indikator!Penguatan! equivalen! Daerah!adalah! Cadangan!Pangan! beras!sesuai! yaitu!Pemerintah!Kota! persediaan!pangan! Dinas! dengan! yang!dikuasai!dan! harus!menyediakan! Pertanian! sasaran! dikelola!oleh! cadangan!pangan!kota! dan! strategis!yang! equivalen!beras!mulai! Pemerintah!Daerah! Ketahanan! ada!di!!RPJMD! tahun!2014!sebanyak! yang!dipergunakan! Pangan! dan! untuk!menanggulangi! 24!ton,!selanjutnya! merupakan! kekurangan!pangan,! dari!tahun!2015H2018! SPM!Bidang! sebesar!60!ton!setiap! gejolak!harga!pangan,! Ketahanan! bencana!alam,!bencana! tahunnya.! Pangan! sosial!dan/atau! menghadapi!keadaan! darurat.!
Tingkat! ketergantunga n! masyarakat!!t erhadap! konsumsi! beras!sebagai! makanan! pokok!sangat! mengkhawatir !!!!!!!!RUMUS! kan.!Beras! telah!menjadi! PENGHITUNGAN! KONSUMSI!BERAS!:! pemasok! utama! Dinas! karbohidrat! !! Pertanian! kg/kapita/! bagi! dan! tahun! mayoritas! =!∑!BERAS!YANG! Ketahanan! masyarakat! MASUK!+!∑!RASKIN!+!∑! Pangan! Kota!Bandung.! PRODUKSI!KOTA! Persepsi! BANDUNG!!/! masyarakat! bahwa!jika! !!∑!PENDUDUK! belum! mengkonsums i!beras!maka! dikatakan! belum!makan! meskipun! perut!diisi! dengan! makanan!lain.! Hal!ini!yang!
H! Diversifikasi!pangan! diartikan!sebagai! pengurangan! konsumsi!beras!yang! dikompensasi!oleh! penambahan! konsumsi!bahan! pangan!nonHberas! diiringi!dengan! ditambahnya! makanan! pendamping.! Diversifikasi! konsumsi!pangan! juga!dapat! didefinisikan!sebagai! jumlah!jenis! makanan!yang! dikonsumsi,! sehingga!semakin! banyak!jenis! makanan!yang! dikonsumsi!akan! semakin! beranekaragam.! H! Dimensi! diversifikasi!konsumsi! pangan!tidak!hanya! terbatas!pada!pangan! pokok!tetapi!juga! pangan!jenis!lainnya,! karena!konteks!
43%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN# mengakibatH kan!tingkat! konsumsi! beras! perkapita! penduduk! meningkat! tiap!tahunnya.!
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
diversifikasi!tersebut! adalah!meningkatkan! mutu!gizi!masyarakat! secara!kualitas!dan! kuantitas,!sebagai! usaha!untuk! meningkatkan!kualitas! sumberdaya!manusia.!
Kita!masih! tetap! mengalami! krisis!beras! pada!musimH musim! tertentu.! Berdasarkan! masalah! tersebut,! diperlukan! diversifikasi! pangan! sebagai! pangganti! beras!agar! masyarakat!!ti dak!lagi! bergantung! pada!beras! dan! menjadikanny a!sebagai! komoditi! utama!bahan! pokok! sehingga! mampu! meminimilisas i!konsumsi! beras.!
!
!
Tingkat! Konsumsi! Pangan!:! 2.!Daging!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Diversifikasi! !! Tingkat!konsumsi! pangan! daging,!seperti!halnya! adalah! salah! konsumsi!komoditas! !!!!RUMUS! satu! upaya! Dinas! lainnya,!sangat! PENGHITUNGAN! untuk! Pertanian! dipengaruhi!oleh! kg/kapita/t KONSUMSI!DAGING!:! memperluas! dan! preferensi!atau!cita! ahun! !! pilihan! Ketahanan! rasa,!dan!harga! masyarakat! Pangan! komoditi!yang! =!∑!DAGING!YANG! dalam! bersangkutan!apakah! mengkonsums MASUK!+!∑!PRODUKSI! terjangkau!harganya! i! pangan,! KOTA!BANDUNG!/! oleh!masyarakat!atau!
44%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
ALASAN#
termasuk! pangan! !!∑!PENDUDUK! sumber! protein! hewani! seperti! daging.Penye diaan! pangan,! termasuk! pangan! asal! hewan! akan! terus! menjadi! tantangan! bagi! Negara! manapun! di! dunia,! termasuk! Indonesia,! terutama! karena! pertambahan! penduduk!dan! tingkat! pendapatan.! Dengan! demikian,! penganekarag aman! dan! keterjangkauH an! pangan! untuk! mencukupi! kebutuhan!gizi! masyarakat! menjadi! sangat! penting.!
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
tidak.! Dalam!kasus! peningkatan!harga! daging!sapi!yang!diikuti! dengan!peningkatan! konsumsi!daging! unggas!menunjukkan! bahwa!daging!unggas! bersifat!substitusi! terhadap!daging!sapi,! dimana!konsumen!akan! memilih!daging!unggas! pada!saat!harga!daging! sapi!naik! !!
!!
!
!
Tingkat! Konsumsi! Pangan!:! 3.!Ikan!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Tingkat! konsumsi!ikan! per!kapita! masyarakat! Kota!Bandung! kg/kapita/t masih!rendah,! ahun! meski! konsumsi!ikan! masih!rendah! namun!dari! tahun!ke! tahun!
!!!RUMUS! PENGHITUNGAN!!KO NSUMSI!IKAN!:! !! =!∑!IKAN!YANG! MASUK!+!∑!PRODUKSI! KOTA!BANDUNG!/! !!!∑!PENDUDUK!
Ikan!adalah!makanan! yang!rendah!kalori,! berprotein!tinggi!yang! baik!untuk!otak.!Semua! Dinas! manfaat!tersebut! Pertanian! berasal!dari!asam! dan! omega!3!lemak!tak! Ketahanan! jenuh!ganda,!populer! Pangan! disebut!sebagai!omega! 3,!yang!banyak! terdapat!dalam!minyak! ikan.!!
45%
NO#
SASARAN# STRATEGIS#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
Meningkatn ya!produksi! dan! Produktivitas! produktivita 2.! tanaman! s!hasil! padi! pertanian! dan! perikanan.!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
PENJELASAN# SATUAN#
kw/ha!
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
mengalami! peningkatan.!
! Tubuh!manusia!tidak! bisa!secara!alami! menghasilkan!omega!3.! Meski!demikian!nutrisi! tersebut!dibutuhkan! oleh!tubuh!agar!sehat.!! ! Hubungan!antara! omega!3!dan!kesehatan! jantung!sudah!sejak! lama!kita!tahu.!Namun,! beberapa!penelitian! baru!menunjukkan! cukup!bukti,!bahwa! ikan!yang!tinggi!asam! lemak!sangat!penting! untuk!kesehatan!tubuh! secara!umum.!
Padi! merupakan! tanaman! pangan!utama! bagi! penduduk! Indonesia.! Kebutuhan! akan!pangan! ini!akan!terus! meningkat! sejalan! dengan! pertumbuhan! penduduk!dan! peningkatan! konsumsi!per! kapita!akibat! peningkatan! pendapatan.! Namun!dilain! pihak,!upaya! peningkatan! produksi!padi! saat!ini! terganjal!oleh! banyak! kendala,! seperti! konversi!lahan! yang! menurunkan!
Semakin! langkanya! lahan! pertanian! menyebabkan! terjadinya! persaingan! penggunaan! lahan,! sehingga! mendorong! pemanfaatan! sumberdaya! lahan! secara! optimal,! terarah! dan! berkelanjutan! dengan! memperhatikan! berbagai!kebutuhan.!
Cara!Pengukuran! Indikator!Produktivitas! Dinas! tanaman!padi!adalah!:! Pertanian! dan! Produksi!(Kw)! Ketahanan! !Luas!Panen!(Ha)! Pangan! =!!Produktivitas!!!!!!!!!
upaya! peningkatan! produktivitas! padi! dengan! mengoptimalkan! sumberdaya!lahan!yang! masih! tersisa! dapat! dilakukan! dengan! lebih! efisien! bila! dilaksanakan! pada! lahanHlahan!yang!sesuai! atau! lahan! dengan! kondisi! fisik! yang! sangat! mendukung! dan! juga! dengan! penggunaan! teknologi! tepat!guna.! !!
46%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
luas!panen! dan! penyimpanga n!iklim!yang! dapat! menyebabkan! penurunan! produktivitas.!!
!
!
!
!
Produksi! tanaman! hias!
Populasi! ternak!:! 1.!sapi!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Berkaca! dari! sejarah,! kota! Bandung! telah! Bunga! sebagai! menjadi! icon! bagi! salah! satu! berbagai! kota! lain! di! bagian! dari! Indonesia! karena! tanaman! hias! keberhasilannya! dalam! mengembangkan! kelompok! tanaman! hortikultura! hortikultura,! dari! jenis! bungaH salah! satu! bungaan! tersebut,! obyek! yang! sehingga! wajar! bila! memiliki! nilai! kota! Bandung! ekonomi! yang! mendapat! julukan! tidak! bisa! sebagai! Kota! Kembang! diabaikan,! bahkan! dalam! istilah! selain! Untuk!pengukuran! Dinas! asing! dikenal! juga! memiliki! Produksi!tanaman! Pertanian! dengan! sebutan! Paris! keindahan! Pot/tahun! hias,!yaitu!:!! dan! Van! Java! karena! juga! memiliki! Ketahanan! keindahannya! di! masaH Jumlah! tanaman! hias! berbagai! Pangan! masa!dahulu.!! kegunaan! bila! dalam!pot/tahun.!! dimanfaatkan! dengan! tepat! Ada! 11! komoditas! dan! benar.! florikultur! baik! dalam! Kota! Bandung! bentuk! bunga! potong! dengan! maupun! tanaman! hias,! keterbatasan! yang! aktif! lahannya! dikomersialkan! di! kota! harus! bisa! Bandung,! yaitu! terdiri! memilih! dari! anggrek,! tanaman! hias! anthurium,! anyelir,! yang! memiliki! garbera,! gladiol,! nilai! ekonomi! heliconia,! krisan,! tinggi.! mawar,! sedap! malam,! melati!dan!palem.!!
ekor!
Peningkatan! jumlah! populasi! ternak!sapi! merupakan! target! pemerintah! pusat!yang! harus!
Maraknya!pemotongan! sapi!betina!berujung! Cara! Dinas! kepada!turunnya! Pengukuran! Indikator! Populasi! Ternak! Sapi! Pertanian! populasi!sapi!nasional.! dan! Berdasarkan!sensus! adalah!:! Ketahanan! pertanian!Badan!Pusat! Pangan! Statistik!(BPS),!populasi! Formulasi! ternak!sapi!potong!dan! Penghitungan!:! sapi!perah!turun!
47%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN# dilaksanakan! dalam!rangka! mendukung! program! percepatan! swasembada! daging!sapi!di! Indonesia.!
!
!
Populasi! ternak!:! 2.!domba!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
ekor!
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN# Populasi!=!Po!+! Kelahiran!H!kematian!H! (Pemotongan!+! unregister)!H! Pengeluaran!+! Pemasukan!
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
dibandingkan!dengan! tahun!sebelumnya.! Sampai!dengan! pelaksanaan!sensus!per! 3!Juni!2013,!menurut! hitungan!BPS,!populasi! ternak!sapi!potong,! sapi!perah!dan!kerbau! sekitar!13,27!juta!ekor.! Padahal!pada!periode! tahun!sebelumnya,! populasi!ternak!sapi! dan!kerbau!mencapai! sekitar!16,49!juta!ekor.! Penurunan!populasi! sapi!dan!kerbau!itu! terjadi!hampir!di! seluruh!wilayah!di! Indonesia!terutama! wilayah!sentra!populasi! sapi.!Di!Jawa!Timur,! populasi!sapi!turun! 26,16%.!Sedangkan!di! Jawa!Tengah!dan!DI! Yogyakarta,!populasi! sapi!merosot!24,87%! sampai!28,37%.!Begitu! pun!dengan!populasi! sapi!dan!kerbau!di!Nusa! Tenggara.!Jumlahnya! merosot!hampir!15%.!
Populasi!ternak!domba! di!Kota!Bandung!setiap! tahunnya!terus! Cara! meningkat!walaupun! Pengukuran! Indikator! dengan!keberadaan! Peningkatan! Populasi! Ternak! lahan!peternakan!yang! populasi! Domba!adalah!:! terbatas!tetapi! ternak!domba! Dinas! peternak!domba!di! merupakan! Formulasi! Pertanian! Kota!Bandung!!bisa! salah!satu! Penghitungan!:! dan! tetap!mengembangkan! upaya!untuk! Ketahanan! usahanya.!Peternak! meningkatkan! Populasi!=!Po!+! Pangan! domba!di!Kota! swasembada! Kelahiran!H!kematian!H! Bandung!melakukan! pangan! (Pemotongan!+! kegiatan! ternak.! unregister)!H! untuk!!meningkatkan! Pengeluaran!+! populasi,!produktivitas,! Pemasukan! dan!mutu!bibit!domba,! meningkatkan!skala! usaha!domba!menjadi!
48%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
skala!usaha!ekonomis,!! meningkatkan! pendapatan!dan! kesejahteraan! peternak,! mengembangkan!usaha! kelembagaan!kelompok! domba,!menciptakan! kawasan!sumber!bibit! domba!di!Kota! Bandung,!dan! pelestarian!plasma! nuftah!domba!lokal.! Untuk!produksi!ikan! konsumsi!diperoleh! Formulasi! Penghitungan!:!
!
!
Produksi! !ikan!:! 1.!konsumsi!
Ton!
dari!beberapa!jenis!ikan!
seperti!ikan!mas,!nila,! Sektor! mujair,!lele,!sepat!siam,! ! perikanan,! khususnya! tambakan!dan!ikan! perikanan!air! Produksi!Ikan!! lainnya!yang! tawar! Dinas! Konsumsi!:! dilakukan! Pertanian! dikembangkan!di!kolam! dalam!skala! dan! P!=!Luas!lahan!(kolam)! maupun!di!sawah,! kecil!karena! Ketahanan! x!padat!tebar!–! keterbatasan! Pangan! dengan!penyumbang! kematian! lahan!dan! ket:! produksi!terbesar! lingkungan! Kematian!=!rataHrata!! padat! adalah!Ikan!Lele,!diikuti! 10!%! penduduk.! Padat!tebar!tergantung! oleh!Ikan!Mas,!Nila,! jenis!dan!perlakuan! tambakan,!Mujair,!ikan! (teknologi)! lainnya!dan!Ikan!Sepat! Siam.!!!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
49%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
Sebagai! alternatif! pilihan!usaha!
Jenis!ikan!hias!yang!
masyarakat! dibidang! perikanan! yaitu!usaha! budidaya!ikan! #Produksi! !
!
ikan!:#2.!hias!
hias!karena! ekor!
selain!tidak! memerlukan! lahan!yang! luas,!potensi! pemasaran! ikan!hias!baik!
sering!diusahan!di!Kota! Produksi!Ikan!!Hias!:!
Bandung!ada!13!jenis,!
P!=!Luas!lahan!(kolam)!
yaitu!Barbir,!Cupang,!
x!padat!tebar!–! kematian! ket:! Kematian!=!rataHrata!! 10!%!
Frontosa,!Gapi,! Leuleupi,!Udang!Hias,! Dinas! Pertanian! Louhan,!Manvis,!Mas! dan! Koki,!Molly,!Plati,! Ketahanan! Pangan! Rainbow,!dan!Sapu!
Padat!tebar!tergantung!
Hias,!dengan!
jenis!dan!perlakuan!
penyumbang!produksi!
(teknologi)!
terbesar!adalah!ikan! Mas!Koki!dan!Udang!
pasar!lokal!
Hias.!
maupun! ekspor!cukup! besar.!
Penyakit!zoonosa! Kota!Bandung! sebagai!kota! besar!
Terkendaliny 3.!
a!kasus! penyakit! zoonosa!
berpotensi!
Jumlah!kasus!
terjadinya!
penyakit! zoonosa!di! Kota! Bandung!
kasus!
penyebaran! penyakit! hewan!yang! menular! kepada! manusia! (zoonosa).!
Cara!Pengukuran!
merupakan!penyakit!
Indikator!jumlah!kasus!
atau!infeksi!pada!
penyakit!zoonosa!yaitu!
binatang!yang!dapat!
jumlah!kejadian!kasus!
ditularkan!kepada!
yang!ditargetkan!tidak! akan!lebih!dari!8!
Dinas!
Pertanian! tergolong!dalam! dan!
kasus.!!
manusia.!Penyakit!yang! zoonosa!misalnya,!
Ketahanan! Antraks,!Rabies,! Cara!pengukuran!
Pangan!
Brucellosis,!Avian!
Persentase!Menurun!=!
Influenza,!dan!lainHlain.!
TargetH(RealisasiHTarget)!x!100!%!
Kota!Bandung!
!!!!!!!!!!!!!!Target!
merupakan!pusat! !
pemasaran!ternak! terbesar!di!Jawa!Barat,!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
50%
NO#
SASARAN# STRATEGIS#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
ALASAN#
KETERANGAN/KRITERIA#
SUMBER# DATA#
sehingga!resiko! masuknya!penyakit! zoonosa!dari!daerah! asal!ternak!ke!Kota! Bandung!relatif!tinggi.! Salah!satu!tugas!pokok! dan!fungsi!pada!Dinas! Pertanian!dan! Ketahanan!Pangan! adalah!mengawasi!dan! memeriksa!komoditi! pangan!segar!yang! terdiri!dari!komoditi!
Masih!adanya! Menurunnya! produk! 4.! pangan! segar!yang! tercemar!
kasusHkasus! Jumlah!
penyalahguna
pangan!
an!bahan!
segar!yang! tercemar!
kasus!
kimia! berbahaya! pada!produk! pertanian!
Cara!pengukuran!
peternakan!(daging,!
adalah!!
susu,!telur),!perikanan!
dengan!menghitung!
dan!komoditi!tanaman!
jumlah!kasus!pangan!
pangan!dan!
segar!yang!tercemar! setelah!adanya!uji! laboratorium.!
Dinas!
hortikultura!(!sayuran,!
Pertanian! buahHbuahan,!beras! dan!
dan!palawija).!
Ketahanan! Untuk! Cara!pengukuran! Persentase!Menurun!=! TargetH(RealisasiHTarget)!x!100!%! !!!!!!!!!!!!!!Target!
Pangan!
itu!
sangat!
diperlukan!
adanya!
beberapa! cara/metode! untuk! pengawasan! dan! pemeriksaannya,! agar!
!
dihasilkan!pangan!segar! yang! aman! dan! layak! untuk! Pangan!
di!
konsumsi.!
segar!
yang!
aman! ! ! dan! ! ! layak! untuk!
dikonsumsi!
adalah! pangan! yang! bebas!!!!!dari!!!!!!bebagai! ! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
51%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
KETERANGAN/KRITERIA#
SUMBER# DATA#
cemaran,!
baik!
itu!
cemaran! secara! fisik,! zat! kimia! berbahaya,! cemaran! mikroba! dan! cemaran!
residu!
antibiotic,!
residu!
hormone,!
residu!
pestisida!
dan!
logam!
juga!
berbahaya!
(logam!berat).! ! ! Indikator! jumlah!pelaku! usaha! budidaya!di! bidang!
Bertambahn Jumlah! ya!pelaku!
pelaku!usaha!
usaha!di!
di!bidang!
5.! bidang!
pertanian!
pertanian!
dan!
dan!
perikanan!:!
perikanan!
pertanian!dan! perikanan!
Penambahan!jumlah! Cara!Pengukuran!
pelaku!usaha!ini!
adalah!:!
Dinas!
Pertanian! pelaku!usaha!budidaya!
pelaku!
untuk!
Jumlah! pelaku! usaha!
usaha!
mendukung!
baru! setelah! dilakukan!
indikator!
pelatihan!
sasaran!di!
diberikan!bantuan.!
1.!Budidaya!
diantaranya!terdiri!dari!
dan!
dan!
padi,!tanaman!palawija,!
Ketahanan! peternak!sapi,!peternak! Pangan!
domba!maupun! budidaya!ikan!hias!dan!
RPJMD!2013H
ikan!konsumsi.!!
2018!yaitu! terciptanya! wira!usaha! baru! Indikator!
pelaku!usaha!
jumlah!pelaku! adalah!:!
di!bidang! !
!
pertanian! dan! perikanan!:!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Cara!Pengukuran!
Jumlah!
pelaku! usaha!
usaha!olahan! di!bidang!
Jumlah! pelaku! usaha!
Dinas! Pertanian! dan!
Penambahan!jumlah! pelaku!usaha!ini! diantaranya!terdiri!dari!
pelaku!usaha!olahan! baru! setelah! dilakukan! Ketahanan! pertanian!dan! keripik!singkong,! Pangan! pelatihan! perikanan! olahan!pindang!presto!
52%
NO#
SASARAN# STRATEGIS#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
2.!Olahan!
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
untuk!
dan!ikan!bandeng,!
mendukung!
olahan!nugget,!baso,!
indikator!
sosis!sapi!dan!ayam,!
sasaran!yang!
olahan!kerupuk!
di!RPJMD!
kentang,!olahan!
2013H2018!
rangginang,!!olahan!
yaitu!
abon!ikan!lele,dan!
terciptanya!
olahan!duri!ikan!
wira!usaha! baru! Tingginya! persaingan! usaha! memacu! para! pelaku! usaha!
Meningkatn ya! keterampila n!pelaku! usaha!yang! 6.! menggunaka n!sarana! teknologi! pertanian! dan! perikanan.!
untuk!
Penambahan!jumlah!
melakukan!
pelaku!usaha!budidaya!
Jumlah!
inovasi!
pelaku!usaha!
terhadap! hasil!
yang!
usahanya.!!
menggunaka
dan!
Salah! satunya! Jumlah! pelaku! usaha! usaha!budidaya! Pertanian! dengan! tanaman!hias!dan! baru! yang! dan! penerapan! sayuran!dengan! menggunakan! sarana! Ketahanan! teknologi.Dala teknologi! pertanian! menggunakan! Pangan! m! usaha!!dan! teknologi!hidroponik,! perikanan!
perikanan!:!
bidang!
1.!Budidaya!
pertanian,!
pelaku!usaha!!budidaya!
penggunaan!
ternak!sapi!dengan!
sarana!
inseminasi!buatan.!!!
n!sarana!
pelaku!
teknologi!
usaha!
pertanian!
yang!menggunakan!
Cara!Pengukuran!
teknologi!diantaranya!
adalah!:! Dinas!
budidaya.!
terdiri!dari!pelaku!
kultur!jaringan;!juga!
teknologi! pertanian! dibutuhkan! untuk! meningkatkan! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
53%
SASARAN# STRATEGIS#
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
PENJELASAN# SATUAN#
ALASAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
SUMBER# DATA#
KETERANGAN/KRITERIA#
produksi! dan! mempermuH dah!
para!
pelaku! usaha! dalam! memproduksi! barangnya.! Tingginya! persaingan! usaha! memacu! para! pelaku! usaha!
Penambahan!
untuk!
pelaku!
melakukan!
menggunakan!
inovasi!
teknologi!
terhadap! hasil!
diantaranya!
usahanya.!!
!
!
Jumlah! pelaku!usaha! yang! menggunaka n!sarana! teknologi! pertanian! dan! perikanan!:! 2.!Olahan!
Salah! satunya! dengan! penerapan! pelaku! usaha!
teknologi.Dala m!
usaha!!
bidang! pertanian,! penggunaan!
Jumlah!pelaku!usaha! baru!yang! menggunakan!sarana! teknologi!pertanian! dan!perikanan!olahan.!
presto! Dinas!
pelaku!
panci! presto,! olahan!
Pertanian! bakso! dan!
mesin! pencetak! bakso,!
Ketahanan! dan! Pangan!
menggunakan!
olahan!
abon!
menggunakan!
mesin!
pengering!
abon!
(spinner).! Para! pelaku!
sarana!
usaha! ini! ada! yang!
teknologi!
tergabung! dalam! satu!
pertanian!
kelompok! usaha! ada!
dibutuhkan!
juga! kelompok! usaha!
untuk!
perorangan.!
produksi! dan! mempermuH dah!
!
ini!
menggunakan!
meningkatkan!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
yang!
usaha! olahan! pindang!
Cara!Pengukuran! adalah!:!
usaha!
jumlah!
para!
54%
NO#
INDIKATOR# KINERJA# UTAMA#
SASARAN# STRATEGIS#
PENJELASAN# SATUAN#
FORMULASI/CARA# PENGUKURAN#
ALASAN#
KETERANGAN/KRITERIA#
SUMBER# DATA#
pelaku! usaha! dalam! memproduksi! barangnya.!
2.2.3.! PERJANJIAN KINERJA Dokumen perjanjian kinerja setelah reviu ada penambahan indikator kinerja
baru.
melaporkan
Perjanjian
capaian
kinerja
kinerja,
merupakan
dan
menilai
dokumen
untuk
keberhasilan
Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandungtahun 2014. Dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2014 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Renstra yang diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2014, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung pencapaian masing-masing sasaran, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014 HASIL REVIU ! No#
Sasaran#
Tujuan#1# 1! Terjaganya! ketersediaan! pangan.! ! ! !
!
!
!
!
!
!
! 2!
!
MeningkatH nya!produksi! dan!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Indikator#Kinerja# 1.!Score!Pola!Pangan! Harapan!(PPH)!
Satuan# Nilai!
2.!Penguatan!Cadangan! Ton! Pangan!Daerah! 3.!Tingkat! konsumsi! ! pangan!:! a.!Beras! Kg/kapita/ tahun! b.!Daging! Kg/kapita/ tahun! a.! !Ikan! Kg/kapita/ tahun! 4.!Produktivitas! Kw/ha! tanaman!padi! 5.!Produksi!tanaman! Pot/tahun!
Target# 87,8!
Program#
Anggaran#
24!
1.!Program! Ketahanan! Pangan! !
!
!
!
96,4!
!
!
15,84!
!
!
33,50!
!
!
63,09!
2.!Program! Peningkatan! Ketahanan! 186,5400!
1.656.000.000!
!
12.846.466.000! ! !
55%
! ! ! ! !
produktivitas! hasil! pertanian!dan! perikanan.! ! !
!
!
hias! 6.!Populasi!ternak! a.! !Sapi! b.! Domba! 7.!Populasi!ikan! a.! Ikan!Konsumsi!
ekor!
821.700!
8.!Jumlah!Kasus! penyakit!zoonosa!di! Kota!Bandung!
kasus!
8!
9.!Jumlah!pangan!segar! yang!tercemar!
kasus!
50!
!
!
Pelaku! usaha!
690!
Pelaku! usaha! !
195!
!
!
Pelaku! usaha!
600!
8.! Pogram! Peningkatan! Ketahanan! Pangan! (Pertanian/PerkeH bunan)!
Pelaku! usaha!
100!
!
!
Indeks!
75!
200.000.000!
%!
100!
9.! Program! Peningkatan! Pengembangan! Sistem!Pelaporan! Capaian!Kinerja! dan!Keuangan!
Angka! %!
63! 100!
! !
! !
Tujuan#3# 5! BertambahH 10.!Jumlah!pelaku!usaha! nya!pelaku! di!bidang!pertanian! usaha!di! dan!perikanan!:! bidang! a.!!Budidaya! pertanian!dan! perikanan! ! 6!
!
b.! Olahan! MeningkatH 11.!Jumlah!pelaku!usaha! nya! yang!menggunakan! keterampilan! sarana!teknologi! pelaku!usaha! pertanian!dan! yang! perikanan!:! menggunakan! a.! Budidaya! sarana! teknologi! pertanian!dan! perikanan! b.! !Olahan!
Tujuan#4# 7! Terwujudnya! peningkatan! kualitas! pelayanan! ! publik!dan! akuntabilitas! kinerja! ! ! ! !
12.!Indeks!Kepuasan! masyarakat!(IKM)! ! 13.!Prosentase! keluhan/pengaduan! layanan!yang! ditindaklanjuti! 14.!Nilai!Evaluasi!AKIP! 15.!Prosentase!Temuan! BPK/Inspektorat! yang!ditindaklanjuti!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
! ! ! 1.000.000.000! ! ! ! 1.050.000.000!
! 1.417! 29.365! ! 2.600!
b.! hias!
Tujuan#2# 3! Terkendaliya! kasus! penyakit! zoonosa! 4! Menurunnya! produk! pangan!segar! yang! tercemar!
Pangan! (Pertanian/Perke buanan)! 3.!Program! Peningktan! Produksi!Hasil! Peternakan! 4.!Program! Pengembangan! Budidaya! Perikanan!
! Ekor! Ekor! ! Ton!
!
5.! Program! Pencegahan!dan! Penanggulangan! Penyakit!Ternak! 6.! Program! Peningkatan! Ketahanan! Pangan! (Pertanian/Perke buanan)!
1.535.000.000!
7.! Program! Peningkatan! Ketahanan! Pangan! (Pertanian/Perke buanan)!
500.000.000!
810.000.000!
! 0!
!
56%
2.2.4.! PROGRAM Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil guna mencapai sasaran tertentu. Programprogram yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandungpada tahun 2014 yaitu: 1.! Program Ketahanan Pangan 2.! Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 3.! Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 4.! Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak 5.! Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 6.! Program Pengembangan Budidaya Perikanan 7.! Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
57%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk melaporkan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi
kepada
pihak-pihak
yang
berwenang
menerima
pelaporan
akuntabilitas. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung selaku pengemban
amanah
masyarakat
melaksanakan
kewajiban
pertanggungjawaban melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Laporan pencapaian
tersebut
target
memberikan
masing-masing
gambaran
indikator
penilaian
sasaran
tingkat
srategis
yang
ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan. 3.1. CAPAIAN IKU Pengukuran
tingkat
capaian
kinerja
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara targetpencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014 dengan realisasinya. Tingkatcapaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014 berdasarkan hasilpengukurannya dapat dilaporkan dalam tabel 3.1. sebagai berikut :
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
58%
TABEL 3.1. CAPAIAN KINERJA IKU TAHUN 2014 Sasaran!1!:!Terjaganya!ketersediaan!pangan.! No! Indikator! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Tahun! (%)! Tahun! 2014! 2014! Nilai! 1! Score!Pola!Pangan!Harapan! √! 87,8! 91,20! 103,87! 2! 3!
(PPH)! Penguatan!Cadangan! Pangan!Daerah! Tingkat!Konsumsi!:! a.! Beras!
a.! Daging! b.! Ikan!
Keterangan!
!
Ton!
√!
24!
26,70!
111,!25!
! Kg/kapita/ta hun!
! √!
! 96,4!
! 96,10!
! 100,31!
Kg/kapita/ta hun! Kg/kapita/ta hun!
√!
15,84!
15,95!
100,69!
!
√!
33,50!
33.95!
101,34!
!
! ! Tingkat!konsumsi! beras!semakin! turun!!semakin! bagus!
! No!
4! 5! 6!
7!
Sasaran!2!:!Meningkatnya!produksi!dan!produktivitas!hasil!pertanian!dan!perikanan.! Indikator! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Keterangan! Tahun! (%)! Tahun! 2014! 2014! Produktivitas!tanaman!padi! Kw/ha! √! 63,09! 65,03! 103,07! ! Produksi!tanaman!hias! Pot/tahun! √! 186.500! 186.920! 100,23! ! Populasi!ternak!:! ! ! ! ! ! ! a.!Sapi! Ekor! √! 1.417! 1.554! 109,67! ! b.!Domba! Ekor! √! 29.365! 29.955! 102,01! ! Populasi!ikan!:! ! ! ! ! ! ! a.Ikan!!Konsumsi! Ton! √! 2.600! 2.764,09! 106,31! ! b.!Ikan!!hias! ekor! √! 821.700! 907.670! 110,46! !
! No!
8!
Indikator!
Jumlah!Kasus!penyakit! zoonosa!di!Kota!Bandung!
Sasaran!3!:!Terkendaliya!kasus!penyakit!zoonosa.! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Keterangan! Tahun! Tahun! (%)! 2014! 2014! Kasus! √! 8! 1! 187,50! Target!
maksimal! kejadian!kasus! adalah!8!!bila! terjadi!kasus!! sedikit!atau!nol! berarti!bagus!
! ! ! ! ! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
59%
Sasaran!4!:!Menurunnya!produk!pangan!segar!yang!tercemar.! No! Indikator! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Keterangan! Tahun! Tahun! (%)! 2014! 2014! Kasus! 9! Jumlah!pangan!segar!yang! √! 50! 0! 200,00! Target!
maksimal! kejadian!kasus! adalah!50!!bila! terjadi!kasus!! sedikit!atau!nol! berarti!bagus!
tercemar!
! Sasaran!5!:!Bertambahnya!pelaku!usaha!di!bidang!pertanian!dan!perikanan.! Indikator! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Tahun! Tahun! (%)! 2014! 2014! ! 10! Jumlah!pelaku!usaha!di! ! ! ! !
No!
bidang!pertanian!dan! perikanan!:! a.! !Budidaya! b.! !Olahan!
Pelaku! Usaha! Pelaku! Usaha!
Keterangan!
!
√!
690!
695!
100,72!
!
√!
195!
240!
123,08!
!
! Sasaran!6!:!Meningkatnya!keterampilan!pelaku!usaha!yang!menggunakan!sarana!teknologi!pertanian!dan! perikanan.! No! Indikator! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Keterangan! Tahun! (%)! Tahun! 2014! 2014! ! 11! Jumlah!pelaku!usaha!yang! ! ! ! ! !
!
menggunakan!sarana! teknologi!pertanian!dan! perikanan!:! a.!Budidaya!
!
b.!Olahan!
Pelaku! Usaha! Pelaku! Usaha!
√!
600!
603!
100,50!
!
√!
100!
120!
120,00!
!
! ! Sasaran!7!:!Meningkatnya!keterampilan!pelaku!usaha!yang!menggunakan!sarana!teknologi!pertanian!dan! perikanan.! No! Indikator! Satuan! IKU! Target!PK! Realisasi! Capaian! Keterangan! Tahun! Tahun! (%)! 2014! 2014! Indeks!Kepuasan! Indeks! 12! H! 75! 79! 105,33! ! 13!
masyarakat!(IKM)! Prosentase! keluhan/pengaduan!layanan! yang!ditindaklanjuti!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
%!
H!
100!
100!
100,00!
!
60%
14! 15!
Nilai!Evaluasi!AKIP! Prosentase!Temuan! BPK/Inspektorat!yang! ditindaklanjuti!
Angka! %!
H! H!
63! 100!
74,57! 100!
118,37! 100,00!
! !
dengan
cara
!
! !
3.2.! PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Adapun membandingkan
pengukuran target
setiap
kinerja
dilakukan
Indikator
Kinerja
Sasaran
dengan
realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Tingkat
capaian
kinerja
setiap
sasaran,
menggunakan
skala
pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.2. SKALA PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN KINERJA TAHUN 2014 Skor
Rentang Capaian
Kategori Capaian
4
Lebih dari 100 %
Sangat baik
3
75 % sampai 100 %
Baik
2
55 % sampai 75 %
Cukup
1
Kurang dari 55 %
Kurang
Sedangkan untuk hasilnya dapat dilihat pada Pengukuran Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014, seperti di bawah ini : ! ! ! ! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
61%
3.3.! PENGUKURAN, EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014 secara keseluruhan dapat diinformasikan sebagai berikut : 1)! Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terjaganya ketersediaan pangan. Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
Satuan# Target#
Reali# sasi#
Tahun#2014# %# Target#
1! Score!Pola!Pangan!Harapan!(PPH)!
Nilai!
2! Penguatan!Cadangan!Pangan!Daerah!
Ton!
24!
24!
100!
24!
!
!
!
!
!
3! Tingkat!Konsumsi!Pangan!:!
Reali# sasi#
%#
86,0! 87.3! 101,5! 87,8! 91,20! 103.87! 26,7! 111.25!
!
!
!
a.!Beras!
kg/kapita/tahun! n/a! n/a!
H!
96,4! 96,10! 100.31!
!
b.!Daging!
kg/kapita/tahun! n/a!
n/a!
H!
15,84! 15,95! 100.69!
!
c.!Ikan!
kg/kapita/tahun! n/a!
n/a!
H!
33,50! 33,95! 101.34!
!
Sasaran terjaganya ketersediaan pangan ini mempunyai tiga komponen indikator yang sangat penting, yaitu : 1.! Penguatan Cadangan Pangan 2.! Score Pola Pangan Harapan (PPH) 3.! Tingkat Konsumsi Pangan : a. Beras; b. Daging; c. Ikan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
62%
Sasaran
terjaganya
ketersediaan
pangan dengan 3 indikatornya ini menjadi
sangat
penting
karena
tertuang dalam SPM dan merupakan salah
satu
aspek
penyelenggaraan
penting
SPM
dalam
Ketahanan
Pangan. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang
ketahanan
pangan
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat
Edaran
Menteri
Dalam
Negeri
Nomor
100/1023/SJ
Tentang
Percepatan Pelaksanaan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Daerah. Penyelenggaraan SPM bidang Ketahanan pangan mencakup tiga aspek penting yaitu : a) ketersediaan pangan, yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya serta aman; b) distribusi pangan adalah pasokan pangan yang dapat menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumahtangga; c) konsumsi pangan adalah setiap rumahtangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) berdasarkan preferensinya. Ketahanan pangan merupakan upaya sistematis dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi pangan setiap individu dalam suatu wilayah yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
63%
Pangan ditunjukkan
oleh
yang
cukup
ketersediaan
pangan yang bukan hanya beras melainkan
pangan
yang
berasal
dari pangan nabati dan hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia. Pangan yang tersedia aman dikonsumsi berarti bebas dari bahan kimia, mikroba, dan zat-zat lainnya yang merugikan kesehatan masyarakat dan memenuhi persyaratan halal. Pangan dalam kondisi merata dapat diartikan pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air. Pangan dengan kondisi terjangkau diartikan pangan mudah diperoleh setiap rumah tangga dengan harga terjangkau. Pola Pangan Harapan atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola
ketersediaan
dan
atau
konsumsi
pangan.
FAO-RAPA
(1989)
mendefinisikan PPH sebagai “komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya”. Dengan
demikian
PPH
merupakan
susunan
beragam
pangan
yang
didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi baik dalam jumlahmaupun mutu dengan
mempertimbangkan
segi
daya
terima,
ketersediaan
pangan,
ekonomi, budaya dan agama. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang. Pola Pangan Harapan berguna sebagai instrumen sederhana menilai situasi ketersediaan dan konsumsi pangan berupa jumlah dan komposisi menurut jenis pangan secara agregat. Disamping itu juga berguna sebagai basis untuk penghitungan skor Pola Pangan Harapan yang LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
64%
digunakan sebagai indikator mutu gizi pangan dan keragaman konsumsi pangan baik pada tingkat ketersediaan maupun tingkat konsumsi. Selain itu digunakan untuk perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan. Dengan pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tnggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan mutu gizinya. Dengan pendekatan Pola Pangan Harapan, keadaan perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diharapkan dapat memenuhi tidak hanya kecukupan gizi (nutritional adequency), akan tetapi sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance) yang didukung oleh citarasa (palatability), daya guna (digestability), daya terima masyarakat
(acceptability),
kuantitas,
dan
kemampuan
daya
beli
(affortablity). PPH mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan terjangkau sangat menentukan
tingkat
konsumsi
pangan
di
tingkat
rumah
tangga.
Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan (Depkes RI , 2010). Pola pangan masyarakat yang mengacu pada Pola Pangan Harapan dijadikan diversifikasi
sebagai
tolok
pangan.
ukur
Program
keberhasilan diversifikasi
pelaksanaan
bukan
bertujuan
program untuk
mengganti bahan pangan pokok beras dengan sumber karbohidrat lain, tetapi untuk mendorong peningkatan sumber zat gizi yang cukup kualitas dan kuantitas, baik komponen gizi makro maupun gizi mikro (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI, 2010).
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
65%
Kelompok pangan dalam PPH ( Pola Pangan Harapan ) ada sembilan, antara lain : 1.! Padi – padian merupakan pangan dari serealia yang biasa sebagai makanan pokok. 2.! Umbi – umbian yang merupakan pangan dari akar atau umbi yang dapat dimakan. 3.! Pangan hewani merupakan bahan pangan dari hewan serta olahannya. 4.! Minyak dan lemak merupakan bahan pangan dari nabati yang memiliki lemak dan berminyak
serta lemak dari hewani.
5.! Buah biji berninyak adalah pangan yang mengandung minyak baik dari buah maupun bijinya. 6.! Kacang – kacangan merupakan biji – bijian yang mengandung tinggi lemak. 7.! Gula serta produk olahannya. 8.! Sayuran dan buah – buahan. 9.! Lain – lain yang merupakan bumbu. Konsumsi pangan merupakan jumlah dan jenis pangan atau makanan yang dikonsumsi keluarga sehari-hari. Pola konsumsi pangan keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku yaitu cara bertindak atas dasar berfikir dan berperasaan serta berpandangan terhadap makanan. Faktor ekonomi menjadi faktor penting dalam pembentukan pola konsumsi pangan keluarga seperti ketersediaan uang tunai yang menentukan tingkat daya beli keluarga, disamping faktor selera, budaya dan kebiasaan, lingkungan, geografi dan
ekologi
dimana
keluarga
tersebut
tinggal. Oleh sebab itu tingkat konsumsi pangan keluarga sangat tergantung dengan ketersediaan
bahan
pangan
yang
dapat
dikonsumsi, tingkat daya beli keluarga, dan tingkat pengetahuan dan pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan yang baik. LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
66%
Selama tahun 2014, penguatan cadangan pangan sudah mencapai 26,7 ton dari target 24 ton atau 111,25%. Sementara capaian Score PPH adalah 91,20 dari target 87,80% atau 103,87%. Indeks Skore Pola Pangan Harapan Kota Bandung diatas skore Jawa Barat dan Nasional, yaitu : a.! Kota Bandung
: 91,20
b.! Jawa Barat
: 85,0
c.! Nasional
: 79,5
Dalam dua tahun terakhir yaitu tahun 2012 dan 2013 penguatan cadangan pangan sebesar 24 ton dapat terealisasi 100%. Sedangkan pada tahun 2014 penguatan cadangan pangan sebesar 26,7 ton atau terealisasi sebesar 111,25%. Untuk indikator penguatan
cadangan
pangan,
kinerja
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan Kota Bandung pada umumnya baik dengan dapat
tercapainya
target
kinerja
yang
telah
direncanakan.
Sedangkan untuk indikator Score Pola Pangan Harapan (PPH) baru ada dalam indikator kinerja tahun 2014, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Capaian Score PPH sampai dengan triwulan IV sebesar 91,20% atau 103,87% dari target. ! ! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
67%
TABEL 3.3. CAPAIAN SKOR PPH KETERSEDIAAN PANGAN SASARAN (TARGET 2014) DAN AKTUAL 2014
Target#2014## No#
Kelompok#pangan#
1!
PadiHpadian!
2!
UmbiHumbian!
3!
Pangan!Hewani!
4!
(berdasarkan# NBM#2011)#
Aktual#2014#
23,9!
25,0!
2,5!
0,7!
20,8!
23,5!
Minyak!dan!Lemak!
5,0!
5,0!
5!
Buah/Biji!Berminyak!
0,5!
0,0!
6!
KacangHkacangan!
10,0!
6,1!
7!
Gula!
1,8!
0,9!
8!
Sayur!dan!Buah!
23,3!
30,0!
9!
LainHlain!
0,0!
0,0!
Total#
87,8#
91,2#
Sumber!:!Penyusunan!NBM,!(MWA!Training!Centre!dan!Dispertapa,2014).! !
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pangan yang tersedia di Kota Bandung sudah cukup beragam dengan skor PPH sebesar 91,2. Pangan yang sudah mencapai skor PPH maksimum adalah padi-padian (25,0), minyak dan lemak (5,0), serta sayur dan buah (30,0). Pangan yang belum mencapai skor PPH maksimum adalah umbi-umbian (0,7 dari 2,5), pangan hewani (23,5 dari 20,8), buah/biji berminyak (0,0 dari 0,5), kacangkacangan (6,1 dari 10), dan gula (0,9 dari 1,8). Bila dibandingkan dengan tahun 2011, Skor PPH ketersediaan pangan Kota Bandung tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang hanya 84,4 sedangkan untuk tahun 2012 dan 2013
kita
tidak
melakukan
penghitungan skor PPH. Berdasarkan perencanaan
pencapaian
skor
PPH
tahun 2014 yang disusun pada NBM 2011, skor PPH yang diharapkan LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
68%
dicapai pada tahun 2014 adalah sebesar 87,7. Target tersebut telah tercapai lebih tinggi yaitu sebesar 91,2. Dengan demikian, Kota Bandung sudah mampu memenuhi target yang direncanakan, dapat dikatakan bahwa pangan yang tersedia di Kota Bandung cukup beragam. ! TABEL 3.4. PERBANDINGAN SKOR PPH KETERSEDIAAN PANGAN AKTUAL 2011 DAN AKTUAL 2014!
No#
Kelompok#pangan#
NBM#2011#
Aktual#2014#
1!
PadiHpadian!
25,0!
25,0!
2!
UmbiHumbian!
2,5!
0,7!
3!
Pangan!Hewani!
19,2!
23,5!
4!
Minyak!dan!Lemak!
5,0!
5,0!
5!
Buah/Biji!Berminyak!
0,2!
0,0!
6!
KacangHkacangan!
10,0!
6,1!
7!
Gula!
2,5!
0,9!
8!
Sayur!dan!Buah!
20,0!
30,0!
9!
LainHlain!
0,0!
0,0!
84,4#
91,2#
Total#
Sumber!:!Penyusunan!NBM,!(MWA!Training!Centre!dan!Dispertapa,2014).!
Situasi ketersediaan pangan Kota Bandung Tahun 2011 dan 2014 dapat dilihat pada gambar 1. !
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
69%
Situasi#Ketersediaan#Pangan#Kota#Bandung#Tahun# 2011#dan#2014 2647 3000 1990
2500 2000
2011
1500
2014
1000
84.8
500
91.2
0 AKE
Skor!PPH
!
Gambar.!1.Situasi!Ketersediaan!Pangan!Kota!Bandung!pada!tahun!2011!dan!2014! ! Situasi ketersediaan pangan di Kota Bandung telah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) jenis pelayanan dasar ketersediaan dan cadangan pangan dengan indikator ketersediaan energi dan protein. Dari skor PPH 91,2 dapat juga dilihat ketersediaan energi pada tahun 2014 sebesar 1.990 kkal/kapita/hari (90,4%), dan protein 60,6 gram/kapita/hari (106,3%) TABEL!3.5.! KETERSEDIAAN!PANGAN!KOTA!BANDUNG!TAHUN!2014! No.#
Kelompok#Pangan#
1! 2! 3! 4! 5! 6! 7! 8! 9!
PadiHpadian! UmbiHumbian! Pangan!Hewani! Minyak!dan!Lemak! Buah/Biji!Berminyak! KacangHkacangan! Gula! Sayur!dan!Buah! LainHlain! Total#
Keterangan!! !
%#AKE*# 54,2! 1,3! 11,8! 11,3! 0,1! 3,0! 1,8! 7,0! 0,0! 90,4#
Protein# (g/kap/hari)# 30,0! 0,3! 21,1! 0,0! 0,0! 6,5! 0,0! 2,6! 0,0! 60,6#
%AKP*# 52,7! 0,6! 36,9! 0,1! 0,0! 11,4! 0,0! 4,5! 0,0! 106,3#
Skor# PPH# 25,0# 0,7# 23,5# 5,0# 0,0# 6,1# 0,9# 30,0# 0,0# 91,2#
:!*!Angka!Ketersediaan!Energi!(AKE)!=!2.200!kkal/kap/hari! *!Angka!Kecukupan!Protein!(AKP)!=!57!g/kkap/hari!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Gram/# Energi# (kkal)# kap/hari# 336,2! 1.192! 27,8! 29! 228,0! 259! 27,7! 249! 1,1! 2! 17,3! 67! 11,0! 40! 364,3! 153! 0,0! 0! ## 1.990#
70%
Ketersediaan energi di Kota Bandung pada tahun 2014 sebesar 1.990 kkal/kap/hari. Sebanyak 54,2% ketersediaan energi berasal dari kelompok pangan padi-padian. Kontribusi umbi-umbian terhadap ketersediaan energi sebesar 1,3%, kontribusi pangan hewani sebesar 11,8%, kontribusi minyak dan lemak sebesar 11,3%. Buah/biji berminyak hanya memberikan kontribusi sebesar 0,1% terhadap ketersediaan energi. Kontribusi energi dari kacang-kacangan sebanyak 3%. Sebanyak 1,8% energi tersedia pada gula dan sebanyak 7% energi tersedia pada sayur dan buah. Jika satuan energi (kkal) dikonversi ke satuan berat pangan maka ketersediaan padi-padian adalah sebesar 336,2 g/kap/hari dan umbiumbian sebesar 27,8 g/kap/hari. Ketersediaan pangan hewani sebesar 228 g/kap/hari. Minyak dan lemak tersedia dalam jumlah 27,7 g/kap/hari. Ketersediaan buah/biji berminyak sebesar 1,1 g/kap/hari. Ketersediaan kacang-kacangan sebesar 17,3 g/kap/hari. Gula yang tersedia sebanyak 11 g/kap/hari. Ketersediaan sayur dan buah sangat tinggi yaitu 364,3 g/kap/hari. Untuk indikator penguatan cadangan pangan, pada tahun 2014 sudah mencapai 26,7 ton dari target 24 ton atau terealisasi sebesar 111,25%. Penguatan cadangan pangan ini diperoleh dari produksi panen dari lahan sawah abadi yang berlokasi di Kelurahan Cisurupan Kecamatan Cibiru. Lahan sawah abadi ini mempunyai luas 17 Ha yang digarap oleh 3 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Mulya Abadi 13 Ha dan Kelompok Tani Jaya Makmur bersama Kelompok Tani Subur Makmur mengelola 4 Ha.
Lahan yang digarap oleh Kelompok Tani Mulya Abadi menghasilkan
17,9 ton beras yang diperoleh dari 34, 4 ton GKP (Gabah Kering Panen) atau 27,5 ton GKG (Gabah Kering Giling), sedangkan lahan yang digarap oleh Kelompok Tani Jaya Makmur bersama Kelompok
Tani
menghasilkan
8,8
Subur ton
Makmur
beras
yang
diperoleh dari 17,1 ton GKP (Gabah LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
71%
Kering Panen) atau 13,6 ton GKG (Gabah Kering Giling). Faktor-faktor
yang
masih
menghambat
pencapaian
sasaran
adalah
kelengkapan data yang dibutuhkan masih kurang memadai. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan pangan secara mandiri dan berkelanjutan, maka program/kegiatan seperti urban farming, intensifikasi lahan, menanam tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi harus lebih ditingkatkan, selain itu juga memperhatikan mengenai pangan
yang
Beragam,
Bergizi,
Seimbang
dan
Aman
(B2SA)
dan
terpenuhinya cadangan pangan di Kota Bandung.
2)! Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan. Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
1! Produktivitas!tanaman!padi! 2! Produksi!tanaman!hias! 3! Populasi!ternak!:!
Satuan#
kw/ha!
%#
Target#
Reali# sasi#
61,00!
62,95! 103,2! 63,09!
Target#
Reali# sasi#
%#
65,03! 103.07!
Pot/tahun! 155.500! 185.000! 119,35! 186.500! 186.920! 100.23!
!
! 431!
!
a.! sapi!
ekor!
!
!b.!domba!
ekor!
5! Produksi!ikan!:!
Tahun#2014#
! 2.500!
a.! ikan!konsumsi!
Ton!
!
b.! ikanhias!
ekor!
!
!
1.307! 303,2! 1.417!
!
!
1.554! 109.67!
23.507! 26.901! 114,4! 29.365! 29.955! 102.01!
!
!
!
!
!
!
!
!
2.575! 103,0! 2.600! 2.764,09! 106.31!
721.100! 734.838! 101,9! 821.700! 907.670! 110.46!
!
Sasaran meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan ini mempunyai 4 komponen indikator kinerja, yaitu : LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
72%
1.! Produktivitas tanaman padi; 2.! Produksi tanaman hias; 3.! Populasi Ternak : a. Sapi
b. Domba
4.! Produksi ikan : a. Ikan Konsumsi b. Ikan Hias Produktivitas tanaman pangan adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan tanaman pangan yang sedang diusahakan dengan sistem pengelolaan tertentu, termasuk didalamnya proses produksi. Walaupun Kota Bandung bukan merupakan daerah sentra produksi pertanian akan tetapi masih berpotensi untuk menghasilkan produk pertanian seperti padi dan palawija. Dari data di lapangan diketahui bahwa sentra produksi padi di Kota Bandung adalah Kecamatan Ujung Berung, Rancasari, Cibiru, Cinambo, Gedebage, Buah Batu, dan Arcamanik. Hasil usaha peternakan sangat dibutuhkan oleh warga Kota Bandung, namun usaha ini bukan merupakan kegiatan perekonomian yang utama karena keterbatasan lahan, masalah sanitasi dan lingkungan padat penduduk, maka kegiatan agribisnis peternakan di Kota Bandung hanya menjadi daerah tujuan pemasaran hasil-hasil peternakan. Sektor perikanan, khususnya perikanan air tawar dilakukan dalam skala kecil karena keterbatasan lahan dan lingkungan padat penduduk. Sebagai alternatif pilihan usaha masyarakat dibidang perikanan yaitu usaha budidaya ikan hias karena selain tidak memerlukan lahan yang luas, potensi pemasaran ikan hias baik pasar lokal maupun ekspor cukup besar. Kedua indikator produksi ikan tersebut penting
untuk
Bandung
mewujudkan
Juara
yaitu
substansi
terwujudnya
kampung lele dan kampung ikan hias. Selama tahun 2014, produktivitas tanaman padi sudah mencapai 65,03 kw/ha dari target 63,09 kw/ha atau 103.07%. Capaian produksi tanaman hias adalah 186.920 pot/tahun dari target 186.500 pot/tahun LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
73%
atau 100,23%, populasi ternak sapi mencapai 1.554 ekor dari target 1.417 ekor atau 109,67%. Sementara capaian populasi ternak domba adalah 29.955 ekor dari target 29.365 ekor atau 102,01%, produksi ikan konsumsi mencapai 2.764,09 ton dari target 2.600 ton atau 106,31%. Sementara capaian Produksi Ikan Hias adalah 110,46% atau terealisasi sebanyak 907.670 ekor dari target 821.700 ekor. Dibandingkan
dengan
tahun-tahun
sebelumya,
produktivitas
tanaman padi selalu mengalami peningkatan, dimana tahun 2011 mencapai 61,07 kw/ha dan tahun 2013 produktivitas mencapai 62,95 kw/ha. Begitupun tanaman hias, di tahun 2011 produksi mencapai 145.000 pot/tahun, dan tahun 2013 mencapai 185.000 pot/tahun, dan di tahun 2014 ini juga sudah melebihi target 186.500 pot/tahun. Pada tahun 2013, untuk indikator populasi ternak sapi dapat terealisasi sebesar 303,25% atau dari target sebanyak 431 ekor terealisasi sebanyak 1.307 ekor. Sampai dengan triwulan IV tahun 2014 populasi ternak sapi sudah terealisasi melebihi target yaitu 1.554 ekor dari target 1.417 ekor atau sebesar 109,67%. Untuk indikator populasi ternak domba pada tahun 2013 tercapai 114,43% atau dari target 23.507 ekor dapat terealisasi sebanyak 26.901 ekor. Capaian populasi ternak domba sampai dengan triwulan IV sebesar 102,01% atau dari target 29.365 ekor teralisasi sebanyak 29.955 ekor. Pada tahun 2013, untuk indikator produksi ikan konsumsi dapat terealisasi sebesar 103% atau dari target sebanyak 2.500 ton dapat terealisasi
sebanyak
2.575
ton.
Pada
tahun 2014 produksi ikan konsumsi juga terealisasi melebihi target, yaitu terealisasi 2.764,09 ton dari target 2.600 ton atau sebesar
106,31%.
Untuk
indikator
produksi ikan hias pada tahun 2013 tercapai 101,91% atau dari target 721.100 ekor dapat terealisasi sebanyak 734.838 ekor. Capaian produksi ikan hias pada tahun 2014 sebesar 110,46% atau LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
74%
dari target 821.700 ekor teralisasi sebanyak 907.670 ekor. Jadi untuk sasaran strategis ini kinerja nyatanya lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk capaian indikator produksi tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 3.6. di bawah ini : ! TABEL 3.6. PRODUKSI TANAMAN HIAS
NO.!
NAMA!TANAMAN! HIAS!
(1)!
(2)!
1!
Anggrek!
2!
Anthurium!Bunga!
3!
Anyelir!
4!
Gerbera!(Herbras)!
5! 6!
Gladiol! Heliconia!(PisangH pisangan)!
7!
Krisan!
8!
Mawar!
9!
Sedap!Malam!
10!
Dracaena!
11!
Melati!
12!
Palem!
13! 14!
Aglaonema! Adenium!(Kamboja! Jepang)!
15!
Euphorbia!
16!
Phylodendron!
17!
Pakis!
18!
Monstera!
19!
Ixora!(Soka)!
20!
Cordyline!
21! 22!
Diffenbachia! Sansevieria!(PedangH pedangan)!
23!
Anthurium!Daun!
24!
Caladium! Jumlah!
Luas! Tanaman! Akhir! Triwulan! Yang!Lalu! 2 (M )!
2
Luas!Panen!(M )!
Habis/! Dibongkar!
Belum! Habis!
Luas! Rusak/! Tidak! Berhasil/! Puso! 2 (M )!
Luas! Penana man! Baru/! Tambah! Tanam! 2 (M )!
Luas! Tanaman! Akhir! Triwulan! 2 Laporan!(M )!
Produksi! Dipanen! Habis/! Dibongkar!
Belum! Habis!
(8)!=!(3)H(4)H (9)! (10)! (11)! (6)+(7)! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 41.790!! 7.100!! H!! 350!! H!! 20.370!! 35.040!! 42.016!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 5.680!! 920!! 2.810!! H!! 50!! 4.810!! 6.504!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 810!! 1.010!! 1.452!! 1.620!! 660!! H!! 50!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 460!! 30!! 230!! H!! H!! 430!! 66!! H!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 10.860!! 2.250!! H!! 3.100!! H!! 4.160!! 11.710!! 3.696!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 876!! 1.446!! 381!! 1.694!! 298!! H!! 50!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 1.955!! 250!! H!! 4.000!! H!! 730!! 5.705!! 473!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 1.310!! 90!! H!! 30!! H!! 2.920!! 1.250!! 198!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!! !pot!! 14.260!! 17.470!! 8.866!! 19.580!! 5.110!! H!! 3.000!! 6.260!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 4.420!! 17.600!! 19.793!! 20.080!! 2.480!! H!! H!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! H!! H!! H!! H!! H!! H!! H!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 1.320!! 80!! H!! H!! H!! 700!! 1.240!! 176!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 6.670!! 12.455!! 16.786!! 13.710!! 1.640!! H!! 385!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 3.010!! 380!! H!! H!! H!! 1.630!! 2.630!! 605!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 15.085!! 1.785!! H!! H!! H!! 7.610!! 13.300!! 22.997!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 16.845!! 12.635!! 4.675!! 14.820!! 2.285!! H!! 100!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 409!! 33!! H!! 100!! H!! 183!! 476!! 51!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 864!! 68!! H!! H!! H!! 318!! 796!! 106!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 560!! 990!! 143!! 1.095!! 105!! H!! H!! H!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 12.300!! 9.490!! 3.300!! 11.040!! 1.550!! H!! H!! H!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 10.630!! 1.745!! 12.085!! H!! H!! 8.885!! 3.795!! H!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 18.468!! 2.230!! H!! H!! H!! 18.958!! 16.238!! 19.793!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 4.345!! 1.075!! 1.730!! H!! H!! 3.270!! 17.778!! H!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !pot!! 1.890!! 1.010!! H!! H!! H!! 260!! 880!! 13.272!! (3)!
(4)!
(5)!
(6)!
(7)!
201.715!
33.174!
131.435!
H!
11.215!
179.756!
186.920!
pot!
6.260!
Sumber!:!Kajian!Outlet!Bunga!Potong,!(LPPM!UNPAD!dan!Dispertapa,2014).! LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Satuan!
75%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ada sekitar 24 jenis tanaman hias yang ada di Kota Bandung dan yang menjadi komoditas unggulan adalah jenis Anggrek, Anthurium, dan Gladiol.
Dari capaian produksi
186.920 pot tanaman hias, 5 (lima) jenis tanaman hias penyumbang produksi terbesar adalah dari jenis Anggrek, Euphorbia, Dracaena, Sanserviera dan Athurium Daun. Tanaman hias ini tersebar di beberapa kecamatan,seperti Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kecamatan Rancasari,
Kecamatan Cidadap, Kecamatan Kiara Condong, KecamatanArcamanik, Kecamatan Cibiru, Kecamatan Buahbatu , dan Kecamatan Panyileukan. Potensi ekonomi dari bunga potong dan tanaman hias Indonesia untuk bisa berkembang di pasar lokal maupun global masih terbuka lebar, hanya saja beberapa kendalanya adalah di level petani masih terpaku pada sistem tata kelola usaha budidaya yang tradisional dan masih sedikit yang menggunakan teknologi canggih karena biaya investasinya yang besar. Dalam lingkup pasar lokal, permintaan akan bunga potong dan tanaman hias ini mengalami pasang surut, dimana untuk pasokan (produksi) bunga potong trend nya berfluktuasi,
namun
perkembangan
yang positif masih dominan di antara gerbera, herbras, krisan, mawar, sedap malam dan anggrek. Sedangkan bunga potong
lainnya
seperti
anthurium,
gladiol,
dan
anyelir
cenderung
pertumbuhannya negatif (Gambar 2 dan 3).
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
76%
100% 90% 80% 70% 60%
2012
50%
2011
40%
2010
30% 20%
2009
10%
2008
0%
Sumber : BPS (2013) diolah
Gambar 2. Trend Permintaan Bunga Potong di Indonesia tahun 2008 - 2012
Sedap!Malam! Mawar Krisan Heliconia Gladiol Gerbera!(Herbras) Anyelir Anthurium! Anggrek H0.8
H0.6
H0.4
H0.2
0
0.2
0.4
trend!perkembangan!pasar!bunga!potong Sumber : BPS (2013) diolah
Gambar 3. Trend Perkembangan Pasar Bunga Potong 2008-2012
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
77%
Untuk perkembangan tanaman hias perkembangan yang sangat signifikan adalah tanaman adenium dan euphorbia. Hanya ada dua komoditas yang perkembangannya negatif yaitu tanaman dracaena dan anthurium daun (Gambar 4 dan 5)
2012 2011 2010 Caladium!
Anthurium!Daun!
Dieffenbahia!
Cordylene!
Soka!(Ixora)!
Monstera!
Pakis!
Phylodendron!
Euphorbia!
Adenium
Aglaonema!
Sansevieria!
Palem
Melati
Dracaena
KOMODITAS
2009 KOMODITAS
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
2008
Sumber : BPS (2013) diolah
Gambar 4. Trend Permintaan Tanaman Hias di Indonesia
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
78%
Caladium! Anthurium!Daun! Dieffenbahia! Cordylene! Soka!(Ixora)! Monstera! Pakis! Phylodendron! Euphorbia! Adenium Aglaonema! Sansevieria! Palem Melati Dracaena KOMODITAS H0.2000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000 1.4000 trend!perkembangan!pasar Sumber : BPS (2013) diolah
Gambar 5. Trend Perkembangan Pasar Tanaman Hias Indonesia Tahun 2008 – 2012
Berdasarkan
gambaran
trend
perkembangan
pasar
tersebut,
mayoritas tanaman hias dan bunga potong masih memiliki prospek yang baik dalam pasar lokal Indonesia. Informasi
yang
diperoleh
dari
pelaku
usaha,
perkembangan
permintaan bunga potong maupun tanaman hias dapat dipengaruhi banyak faktor seperti : lokasi (tempat berusaha), kemudahan akses pasar, umur konsumsi komoditas, pola kemitraan usaha yang kondusif di antara petani, pedagang perantara dan pelaku usaha bunga potong dan tanaman hias. Secara spesifik perkembangan bisnis bunga potong dan tanaman hias di kota Bandung dapat di lihat pada tabel 3.7.
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
79%
Ada 11 komoditas florikultur baik dalam bentuk bunga potong maupun tanaman hias, yang aktif dikomersialkan di kota Bandung berdasarkan data statistik dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, yaitu terdiri dari anggrek, anthurium, anyelir, garbera, gladiol, heliconia, krisan, mawar, sedap malam, melati dan palem. Dengan menggunakan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta data estimasi dari berbagai sumber data terkait bunga potong dan tanaman hias di kota Bandung, pada periode antara tahun 2006 hingga 2014 dapat dideskripsikan bahwa secara umum luas panen tanaman bunga potong dan tanaman hias menunjukkan trend bertambah setiap tahun, kecuali untuk tanaman mawar cenderung mengalami penurunan. Tabel 3.7. DATA PERKEMBANGAN LUAS PANEN BUNGA POTONG DAN TANAMAN HIAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006 S/D 2014 TRENDS (%)
2014*
2013*
2012*
2011*
2010*
2009
2008
JENIS PENGGU NAAN
2006
NO
2007
LUAS PANEN (m2)
179
180
184
188
186
187
187
187
187
4.3
2
Anggrek Anthuriu m
115
125
127
129
128
129
128
128
128
11.4
3
Anyelir
104
59
110
206
158
182
170
176
173
119.1
4
Garbera
40
35
55
86
71
78
74
76
75
91.5
5
Gladiol
96
110
115
120
118
119
118
118
118
22.2
6
Heliconia
120
125
135
146
141
143
142
143
142
18.0
7
Krisan
45
54
137
348
243
295
269
282
275
314.8
8
75
85
58
40
49
45
47
46
46
-33.3
9
Mawar Sedap Malam
1750
2350
7165
21845
14505
18175
16340
17258
16799
431.0
10
Melati
129
132
135
138
137
137
137
137
137
6.1
11
Palem
137
146
160
175
168
171
169
170
170
22.9
JUMLAH
2790
3401
8381
23421
1
15901
19661
17781
18721
18251
Sumber data tahun 2006 sd. 2009 : Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 2010, sedangkan data tahun 2010 sd. 2014 merupakan data estimasi dari berbagai sumber primer dan sekunder. Data untuk perolehan 1 pelaku usaha
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
80%
Apabila dilihat dari trend produksi tanaman bunga potong dan tanaman hias berdasarkan permintaan pasar, hanya tanaman mawar dan gerbera yang cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian secara umum perdagangan tanaman bunga potong dan tanaman hias memiliki prospek ekonomi yang baik dari tahun ke tahun.
Tabel 3.8. TREND PRODUKSI BERDASARKAN PERMINTAAN PASAR BUNGA POTONG DAN TANAMAN HIAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2008 – 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JENIS PENGGUNAAN Anggrek Anthurium Anyelir Garbera Gladiol Heliconia Krisan Mawar Sedap Malam Melati Palem (pohon)
TRENDS (%) 2.10 1.55 145.17 (7.91) 2.60 29.44 72.81 (11.64) 61.63 45.24 9.97
Sumber data tahun 2006 sd. 2009 : Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 2010, sedangkan data tahun 2010 sd. 2014 merupakan data estimasi dari berbagai sumber primer dan sekunder. Data untuk 1 pelaku usaha
160.00! 140.00! 120.00! 100.00! 80.00! 60.00! 40.00! 20.00! H (20.00)
Gambar 6. Trend Produksi Berdasarkan Permintaan Pasar Bunga Potong dan Tanaman Hias di Kota Bandung
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
81%
Hasil pengamatan di lapangan, responden pelaku usaha bunga potong dan tanaman hias mengemukakan bahwa bila dibandingkan perolehan nilai ekonomi antara bunga potong dengan bunga dalam bentuk tanaman bias dalam pot, menurut responden lebih menguntungkan bila dijual dalam bentuk bunga hias dalam pot, artinya tanaman tersebut berbunga masih dalam keadaan utuh pada tanaman bunga tanpa harus dipotong tangkainya. Untuk kinerja populasi ternak dan produksi ikan dapat dilihat pada Tabel 3.9. di bawah ini : Tabel 3.9. POPULASI TERNAK TAHUN 2014 ! !KELAHIRAN!! NO!!
!KEMATIAN!!
!JENIS!TERNAK!! !%!!
!EKOR!!
!%!!
! EKOR!!
!!
!!
!!
!!
!!!!!!!!!!! 1!! !!!!!!!!!!! 2!! !!!!!!!!!!! 3!! !!!!!!!!!!! 4!! !!!!!!!!!!! 5!! !!!!!!!!!!! 6!! !!!!!!!!!!! 7!! !!!!!!!!!!! 8!! !!!!!!!!!!! 9!! !!!!!!!!!! 10!! !!!!!!!!!! 11!!
! SAPI!POTONG!!
!!!!!!!! 26,35!! !!!!!!!! 30,68!! !!!!!!!! 13,65!! !!!!!!!!!! 5,14!! !!!!!!!! 32,08!! !!!!!!!! 40,42!! !!!!!!! 109,09!! !!!!!!!! 93,96!! !!!!!!! 292,46!! !!!!!!! 642,39!! !!!!!!! 169,35!!
!!!!!!!!! 374!! !!!!!!!!! 200!! !!!!!!!!!!! 13!! !!!!!!!!!!!!! 8!! !!!!!!!!! 161!! !!!!! 11.091!!
!!!!!! 3,03!! !!!!!! 3,04!! !!!!!! 3,00!! !!!!!! 3,72!! !!!!!! 5,16!! !!!!!! 3,86!! !!!! !!!!!!!!!!!;!!!! 10,00!! !!! !!!!!! 110.728!! 6,00!! !!!!!!! !!!!!! 6.227!! 4,00!! !!! !!!!!! 691.964!! 2,00!! !!!!! !!!!!! 5,00!! 53.323!!
!!!!!!!! 43!! !!!!!!!! 20!! !!!!!!!!! 3!! !!!!!!!!! 6!! !!!!!!!! 26!! !!! 1.059!!
!!
!!
!!
!!
!SAPI!PERAH!! !KERBAU!! !KUDA!! !KAMBING!! !DOMBA!! !BABI!! !AYAM!BURAS!! !AYAM!RAS! PETELUR!! !AYAM!RAS! PEDAGING!! !ITIK!!
!!
!!
!PEMOTONGAN!+! UNREG!!
!!
!%!!
!! !!
!EKOR!!
!! ! 30.213!!
! PEMASUKAN!! ! %!!
!EKOR!!
!!
!!
! PENGELUARAN!! !%!!
!EKOR!!
!! !!! !! 41.851!!
!! ! !!!!11.832!!
!!
!!!!!!!!!!;!!!!
!!
!!!!!!!595!!
!!
!!!!!!!!736!!
!!
!!!!!!!!!!;!!!!
!!
!!!!!!!373!!
!!
!!!!!!!!378!!
!!
!!!!!!!!!!38!!
!!
!!!!!!!!!53!!
!!
!!!!!!!!!!10!!
!!
!!!!!!1.217!!
!!
!!!!11.434!!
!!
!!!!!!!!!!;!!!!
!!!!20.880!!
!!
!!
!!!!98.292!!
!!
!!!!!!!!;!!!!
!!!!!!!!;!!!!
!!!!12.605!!
!!
!!! 7.071!! !!!!!!!! 85!! !!! 2.154!! !!! 1.574!!
!! 131,51!! !!! 66,66!! !! 600,00!! !!! 78,00!!
!!
!!
!!154.974!!
!!
!!!!!1.419!!
!!
!!646.303!!
!!
!!!!24.560!!
!!
!!
!!
!HASIL! PERHITUNGAN!!
!POPULASI!LAPORAN!!
!JTN!!
!BTN!!
!TOTAL!!
!(EKOR)!!
!!
!!
!POPULASI!!!
!!! 21.991!! ! 102.211!! !!! 12.605!! !!! 70.316!! !!!!! 1.884!! ! 551.797!! !!! 35.814!! !!
!!
!!!!15.831!!
!!
!!!!!!6.280!!
!!
!!588.103!!
!!
!!!!60.210!!
!!
!!
!!
!!
! !!!!!1.554!!
!!! 1.422!! !!!!!! !!!!!!!!690!! 165!! !!!!!!! !!!!!!!!102!! 62!! !!!!!! !!!!!!!!156!! 156!! !!!!!! !!!!!!!!532!! 532!! !!! !!!29.955!! 9.853!! !!!!!!!! !!!!!!!!!!;!!!! ;!!!! !!! !!121.014!! 1.115!! !!!!!!!! !!!!!2.456!! ;!!!! !!!!!!!! !!114.918!! ;!!!! !!!!!!!! !!!34.280!! ;!!!! !!
!!
!!
!!
! !!!!!!132!!
!!! 20.102!!
!!!!!! 1.554!! !!!!!!!!! 690!! !!!!!!!!! 102!! !!!!!!!!! 156!! !!!!!!!!! 532!! !!!! 29.955!!
!!!!!!!!!;!!!!
!!!!!!!!!!!;!!!!
! 119.899!!
! 114.918!! !!! 34.280!!
!!! 121.014!! !!!!!! 2.456!! !!! 114.918!! !!!! 34.280!!
!!
!!
!!!!!!!525!! !!!!!!!!!40!! !!!!!!!!!;!!!! !!!!!!!!!;!!!!
!!!!2.456!!
Sumber!:!Diolah!sendiri!(Dispertapa,!2014).! !
Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa di Kota Bandung ada 11 jenis
ternak dengan dinamika populasinya, termasuk ternak sapi dan domba. Sapi yang dihitung populasinya untuk indikator kinerja populasi ternak disini adalah jenis sapi potong. Sedangkan untuk Produksi Ikan Konsumdi dapat dilihat pada Tabel 3.10. di bawah ini :
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
82%
TABEL 3.10. PRODUKSI IKAN KONSUMSI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 !
Produksi!Kolam! (Ton)!
Jenis!Ikan! !! Mas! Nila! Mujair! Lele! Sepat!Siam! Tambakan! Ikan!Lainnya! !!
!!
!!
Produksi!Sawah!(Ton)! !!
Jumlah!Total! !!
168,91! 400,56! 3,67! 740,94! 1,86! 21,06! ;!
439,04! 158,98! 2,86! 820,62! ;! ;! 5,59!
607,95! 559,54! 6,53! 1.561,56! 1,86! 21,06! 5,59!
!
!
!
1.427,09!
2.764,09!
1.337,00! Sumber!:!Diolah!sendiri!(Dispertapa,!2014).!
Untuk produksi ikan konsumsi diperoleh dari beberapa jenis ikan seperti ikan mas, nila, mujair, lele, sepat siam, tambakan dan ikan lainnya yang dikembangkan di kolam maupun di sawah, dengan penyumbang produksi terbesar adalah Ikan Lele, diikuti oleh Ikan Mas, Nila, tambakan, Mujair, ikan lainnya dan Ikan Sepat Siam. Adapun untuk Produksi Ikan Hias dapat dilihat pada Tabel 3.11. di bawah ini : Tabel 3.11. PRODUKSI IKAN HIAS DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 ! ! No.! ! 1! 2! 3! 4! 5! 6! 7! 8!
Jenis!Ikan! !! Barbir! Cupang! Frontosa! Gapi! Leuleupi! Udang!Hias! Louhan! ManVis!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Produksi!(ekor)! !! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!28,30!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!27,61!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!5,62!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!62,98!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!11,75!! !!!!!!!!!!!!!!!!!129,57!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!13,86!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!8,14!!
83%
9! 10! 11! 12! 13!
Mas!Koki! Molly! Plati! Rainbow! Sapu!Hias!
!!!!!!!!!!!!!!!!!528,43!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!16,57!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!59,63!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!2,07!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!13,13!!
! !Jumlah! Sumber!:!Diolah!sendiri!(Dispertapa,!2014).!
907,67!
! Sedangkan jenis ikan hias ada 13 jenis, yaitu Barbir, Cupang, Frontosa, Gapi, Leuleupi, Udang Hias, Louhan, Manvis, Mas Koki, Molly, Plati, Rainbow, dan Sapu Hias, dengan penyumbang produksi terbesar adalah ikan Mas Koki dan Udang Hias. Indikator Produksi Ikan termasuk dalam Program Pengembangan Budidaya Perikanan pada Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan dan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan. Outcome program tersebut yaitu meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias. Output program tersebut adalah meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias serta tersedianya induk ikan hias, induk ikan konsumsi dan benih ikan. Adapun faktor pendukung pencapaian sasaran ini adalah adanya peningkatan pengetahuan petani melalui kegiatan SLPTT dari Program Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, dan peningkatan pengetahuan petugas dinas dan masyarakat melalui berbagai pelatihan, peningkatan Peternakan
pengetahuan dan
pelaku
Perikanan,
usaha
melalui
kegiatan
adanya Pelatihan
dan
peningkatan pengetahuan petugas dinas dan
masyarakat
melalui
berbagai
pelatihan peternakan dan perikanan. Faktor-faktor
yang
masih
menghambat pencapaian sasaran adalah masih sedikitnya jumlah SDM (Tenaga Penyuluh
Lapangan)
yang
belum
seimbang dengan banyaknya kecamatan yang ada di Kota Bandung. Jumlah LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
84%
penyuluh yang ada hanya 13 orang (3 PPL, 10 THL) untuk membina 151 kelurahan di 30 kecamatan. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai target RPJMD antara lain adalah adanya penambahan jumlah SDM, khususnya tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan.
3.! Analisis Pencapaian Sasaran 3 Terkendalinya kasus penyakit zoonosa Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
1! Jumlah!kasus!penyakit!zoonosa!di!Kota!Bandung!
Satuan#
kasus!
Reali# Target# sasi# 10!
1!
Tahun#2014# %#
10!
Reali# Target# sasi# 8!
%#
1! 187,50!
Catatan!:!Perhitungan!indikator!ini!semakin!persentasenya!mendekati!0!itu!menunjukn!capaian!yang! baik.!
Sasaran terkendalinya kasus penyakit zoonosa ini mempunyai satu komponen indikator yang sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan dan perluasan akses layanan, yaitu berupa jumlah kasus penyakit zoonosa. Penyakit zoonosa merupakan penyakit atau infeksi pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosa misalnya, Antraks, Rabies, Brucellosis, Avian Influenza, dan lain-lain. Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa dari daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi. Selama tahun 2014 hanya terjadi 1 kasus zoonosa (Avian Influenza) pada bulan Januari 2014 di Kelurahan Cisurupan Kecamatan Cibiru. Ditemukan kematian unggas 179 ekor di 2 RT, 19 KK dan 12 ekor unggas depopulasi. Target indikator sasaran kinerja adalah maksimal kejadian 8 kasus sedangkan realisasinya 1 kasus. Perhitungan ini berbeda dengan indikator yang lain, semakin sedikit terjadinya kasus zoonosa maka kinerjanya semakin baik. Oleh karena perhitungannya berbeda dengan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
85%
indikator yang lain, maka perhitungan untuk indikator ini dipisahkan dengan perhitungan yang lain. Dalam empat tahun terakhir dari tahun 2011 sampai tahun 2014 jumlah kasus penyakit zoonosa stagnan pada posisi 1 kasus. Dengan demikian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung berhasil mempertahankan pencegahan penyakit zoonosa tidak sampai berkembang. Kinerja tahun 2014 ini sama dengan tahun tahun sebelumnya. Di Kabupaten/kota lain di Indonesia, rabies termasuk penyakit zoonosa yang telah tersebar di 24 provinsi dengan jumlah kasus gigitan hewan penular rabies dan kasus kematian cukup tinggi karena belum ditemukan cara atau pengobatan untuk penderita rabies (hewan dan manusia). Di Kaltim, masalah zoonosis yang paling menonjol adalah masih terjadinya kasus rabies yang berdampak pada kematian baik pada hewan maupun manusia. Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit zoonosa yang disebabkan Lyssa Virus (virus rabies). Tingkat endemisitas di beberapa kabupaten dan kota di Kaltim masih cukup tinggi. Kondisi ini dibuktikan dengan masih adanya kasus kematian yang disebabkan oleh gigitan hewan yang positif mengandung virus rabies. Kabupatendan kota yang selalu menyumbang kasus rabies pada manusia diantaranya Kutai Barat, Kutai Timur dan Kutai Kertanegara. Bahkan pada tahun 2013 di Bulungan secara epidemiologi telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus rabies bagi binatang. Khusus rabies di Kaltim muncul pertama kali pada tahun 1974 di Samarinda namun upaya yang telah dilakukan belum membuahkan hasil yang optimal. Hal ini diindikasikan masih munculnya kasus penyakit rabies di Kaltim sampai saat ini.Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir kasus penyakit
rabies
terdapat
di
Kutai
Timur,
Kutai
Barat
dan
Kutai
Kertanegara pada 2011. Balikpapan dan Bontang, Samarinda serta Kutai Kertanegara (2012).Sementara Kutai Barat dan Samarinda pada 2013 serta tahun 2014 terjadi kasus positif di Bontang, Kutai Kertanegara, Paser, Kutai Barat dan Samarinda.Apabila melihat peta situasi penyakit rabies di LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
86%
Kaltim maka terdapat kabupaten dan kota yang rawan terhadap penyakit rabies. Khususnya Kutai Kertanegara dan Kutai Barat termasuk Kabupaten Mahakam Ulu. Indikator jumlah kasus penyakit zoonosa termasuk dalam Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak. Outcome kegiatan yaitu menurunnya
kasus
zoonosis.
Dan
Outputnya
adalah
terlaksananya
vaksinasi AI bagi unggas, vaksinasi rabies, pemeriksaan specimen ke lab rujukan; Terlaksananya sosialisasi penyakit menular zoonosa, pemeriksaan kesehatan hewan, pengawasan obat hewan, lalu lintas hewan, dan pemeriksaan hewan qurban. Adapun
faktor
pendukung
pencapaian
sasaran
ini
adalah
tersedianya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, diantaranya kendaraan roda 4 untuk operasional di lapangan, pakaian kerja lapangan, obat-obatan serta vaksin. Faktor-faktor yang masih menghambat pencapaian sasaran adalah masih
kurangnya
sumberdaya
manusia
yang
kompeten
untuk
melaksanakan kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja antara lain adalah lebih mengintensifkan pemeriksaan lalulintas ternak yang
masuk
ke
Kota
Bandung,
melaksanakan secara rutin vaksinasi, desinfeksi, depopulasi bila ada kasus kejadian, dan surveillance di wilayah Kota Bandung, meningkatkan pelayanan kesehatan hewan di Klinik Hewan. Perlu juga ditingkatkannya sosialisasi tentang pemeliharaan
kesehatan
dan
pencegahan penyakit menular ternak pada masyarakat, agar di tahun yang akan datang tidak terjadi kasus penyakit ternak/zoonosa. LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
87%
4.! Analisis Pencapaian Sasaran 4 Menurunnya produk pangan segar yang tercemar Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
1! Jumlah!pangan!segar!yang!tercemar!
Satuan#
kasus!
Target# 60!
Reali# sasi#
Tahun#2014# %#
Target#
34! 56,66! 50!
Reali# sasi#
%#
0! 200,00!
Catatan!:!Perhitungan!indikator!ini!semakin!persentasenya!mendekati!0!itu!menunjukan!capaian! yang!baik.!
Salah satu tugas pokok dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan adalah mengawasi dan memeriksa komoditi pangan segar yang terdiri dari komoditi peternakan (daging, susu, telur), perikanan dan komoditi tanaman pangan dan hortikultura ( sayuran, buah-buahan, beras dan palawija). Untuk itu sangat diperlukan adanya beberapa cara/metode untuk pengawasan dan pemeriksaannya, agar dihasilkan pangan segar yang aman dan layak untuk di konsumsi.Pangan segar yang aman dan layak untuk dikonsumsi adalah pangan yang bebas dari bebagai cemaran, baik itu cemaran secara fisik, zat kimia berbahaya, cemaran mikroba dan cemaran residu antibiotic, residu hormone, residu pestisida dan juga logam berbahaya (logam berat). Untuk Mengetahui adanya cemaran pada produk pangan segar maka perlu dilakukan pemeriksaan, baik secara Organoleftik (untuk pemeriksaan fisik Ph, suhu, dan adanya pembusukan/kualitas produk), pemeriksaan
cepat
dengan
menggunakan screening tes antara lain untuk
pemeriksaan
zat
pengawet
(formalin borak dll), pemutih (khlorin, hydrogen
peroksida/H2O2)
pemeriksaan memeriksa antibiotic,
laboratorium cemaran residu
dan untuk
mikroba,residu
hormone,
residu
pestisida dan logam berat.Keamanan pangan menjadi isu penting dalam LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
88%
perdagangan bebas. Jaminan keamanan pangan merupakan syarat dalam memenangkan bebas.Indikator
persaingan ini
di
penting
pasar karena
indikator ini mendukung Penyelenggaraan SPM Ketahanan Pangan. Selama
tahun
2014
tidak
ditemukan adanya pangan segar yang tercemar dari target 50 kasus,ternyata kejadian kasusnya 0 (nol). Perhitungan ini berbeda dengan indikator yang lain,
semakin sedikit terjadinya kasus
pencemaran pangan segar maka kinerjanya semakin baik. Oleh karena perhitungannya berbeda dengan indikator yang lain, seperti halnya indikator kasus penyakit zoonosa, maka perhitungan untuk indikator ini juga dipisahkan dengan perhitungan yang lain. Pada tahun 2013 terjadi beberapa kasus tercemar yaitu 34 kasus (7 kasus beras berklorin, 3 kasus Ikan/Ikan Teri berformalin, pencemaran arsenik diatas ambang batas 9 kasus,15 kasus formalin pada komoditi pertanian (jeruk,kacang hijau, apel dan pear)), sedangkan tahun 2014 tidak ditemukan adanya kasus cemaran, berarti kinerja tahun 2014 bisa dikatakan lebih baik dari tahun sebelumnya. Kalau
kita
membandingkan
adanya
kasus
cemaran
bahan
pengawet formalin pada komoditi pangan segar dengan kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat pada bulan Maret 2014 adalah sebagai berikut :
No! 1 2
Kota Bandung Kab. Ciamis
3
Kota Banjar
4 5 6
Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab.Cianjur
Jumlah Jenis Komoditi Negatif Formalin Positif Formalin Sampel 20 Buah-buahan dan ikan 20 0 6 Anggur (2), Apel (2) 2 2 Anggur, Jeruk, Apel 4 Royal Gala, Peda 0 4 Buntung 3 Anggur, Daging Ayam 1 2 1 Ikan Tongkol 0 1 4 Apel, Anggur, 0 4
LKIP%DISPERTAPA%2014%
89%
!
Kab/Kota
7
Kab.Indramayu
4
8
Kab.Kuningan
1
Kab.Bogor
3
10 Kab.Garut
4
11 Kab,Majalengka 12 Kota Cirebon
2 2
!!
Kangkung, Pindang Tongkol Apel Merah, Jeruk Ponkam, Pear, Anggur Merah Ikan Asin Bayam, Kangkung, Apel Apel, Anggur, Pear, Bayam Pear, Jeruk Apel Import
0
4
0
1
2
1
0
4
0 1
2 1
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat, 2014.
Dari hasil study banding ke daerah lain mengenai pengawasan mutu komoditi hasil pertanian diperoleh kesimpulan diantaranya : bahwa masih perlu ditingkatkan pengawasan dan pemeriksaan mutu komoditi hasil pertanian khususnya Bahan Asal Hewan/ Hasil Bahan Asal Hewan (BAH/HBAH); merencanakan kegiatan Sosialiasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada pengusaha skala kecil sektor peternakan dan perikanan; dan penyempurnaan penyusunan Laporan Realisasi Pemasukan/Pengeluaran BAH/HBAH per bulan dan tahunan. Faktor yang masih menjadi hambatan antara lain : 1.! Kota Bandung bukan sebagai daerah produksi sehingga pangan segar yang dijual dan dikonsumsi masyarakatnya sebagian besar (95 %) berasal dari luar wilayah Kota Bandung. Sehingga masih ditemukan produk pangan segar yang masuk ke kota bandung sudah tercemari. 2.! Alat transportasi, penyimpanan, pada umumnya tempat penjualan yang semestinya diperlukan untuk menyimpan produk pangan segar pada umumnya tidak dimiliki oleh para pedagang terutama yang berada di pasar tradisional . 3.! Pelaku usaha dan konsumen masih kurang memahami tata cara penanganan
dan
penyimpanan
produk
pangan
segar
serta
pengetahuan tentang bahayanya penggunaan bahan-bahan pengawet yang tidak semestinya (penyalahgunaan bahan kimia berbahaya). LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
90%
4.! Terbatasnya SDM pengawas mutu terutama petugas laboratorium yang memiliki pendidikan khusus (analis kimia). 5.! Luasnya cakupan pemeriksaan dan banyaknya lokasi yang harus di awasi dan diperiksa. Saran/Solusi untuk capaian berikutnya antara lain adalah : 1.! Mengadakan sosialisasi yang seluas-luasnya kepada pelaku usaha dan konsumen mengenai pentingnya pengawasan produk pangan segar yang HAUS (Halal, Aman, Utuh dan Sehat) dan bahayanya penggunaan bahan-bahan pengawet yang tidak semestinya, serta pentingnya memilih bahan pangan segar yang aman dan layak dikonsumsi 2.! Meningkatkan pelatihan
pengetahuan
ataupun
magang
para di
petugas
pemeriksa,melalui
laboratorium
sehingga
dapat
menambah pengetahuan tentang isu-isu yang baru 3.! Menambah wawasan para petugas melalui study banding ke daerah yang
bisa
menghasilkan
pengetahuan
tambahan
dan
dapat
diaplikasikan di Kota Bandung. 4.! Menambah
anggaran
untuk
pemeriksaan
pangan
segar
ke
laboratorium yang terakreditasi dan kebutuhan untuk pemeriksaan di lapangan ataupun di labratorium dinas. 5.! Menambah
SDM
untuk
pemeriksa
khusus
pangan
segar
di
laboraturium dinas dengan latar belakang pendidikan analis kimia. 5.!Analisis Pencapaian Sasaran 5 Bertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
1! Jumlah!pelaku!usaha!di!bidang!pertanian!dan! perikanan!:!
! a.!Budidaya!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Satuan#
!
pelaku! usaha!
Target#
Reali# sasi#
!
!
Tahun#2014# %#
!
Target#
Reali# sasi#
!
!
%#
!
575! 610! 106,08! 690! 695! 100.72!
91%
b.!Olahan!
pelaku! usaha!
95! 101,03! 195! 240! 123.08!
92!
!
Selama tahun 2014, jumlah pelaku usaha budidaya bidang pertanian dan perikanan sudah mencapai 695 pelaku usaha dari target 690 pelaku usaha atau 100,72%.
Pada tahun 2013 jumlah pelaku usaha
budidaya sebanyak 610, berarti pada tahun 2014 telah bertambah sebanyak 85 pelaku usaha.
Penambahan jumlah pelaku usaha ini
diantaranya terdiri dari pelaku usaha budidaya padi, tanaman palawija, peternak sapi, peternak domba maupun budidaya ikan hias dan ikan konsumsi. Adapun pelaku usaha olahan bidang pertanian dan perikanan sudah mencapai
240 orang dari target 195 orang atau 123,08%.
Pada
tahun 2013 jumlah pelaku usaha olahan sebanyak 95, berarti pada tahun 2014 telah bertambah sebanyak 145 pelaku usaha. Penambahan jumlah pelaku usaha ini diantaranya terdiri dari pelaku usaha olahan keripik singkong, olahan pindang presto dan ikan bandeng, olahan nugget, baso, sosis sapi dan ayam, olahan kerupuk kentang, olahan rangginang, olahan abon ikan lele,dan olahan duri ikan. Para pelaku usaha ini ada yang tergabung
dalam
perorangan.
Lokasi
diantaranya Kecamatan Bojongloa
satu
kelompok
pelaku
usaha
Kecamatan Mandalajati,
Kidul,
Kecamatan
Kecamatan
Buahbatu,
ada
tersebar
di
juga
kelompok
beberapa
usaha
kecamatan
Andir,
Kecamatan
Kecamatan
Berung,
usaha
Ujung
Antapani, Kecamatan
Arcamanik, dan Kecamatan Regol. Sasaran bertambahnya pelaku usaha
di
bidang
pertanian
dan
perikanan dengan indikator jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan merupakan sasaran strategis baru yang ada di tahun 2014, yang merupakan salah satu janji politik LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
92%
Walikota. Sehingga belum ada capaian kinerja untuk sasaran strategis ini di tahun sebelumnya. Setiap daerah (kabupaten/kota) mempunyai
kelebihan/kekurangan
dalam pencapaian kinerjanya. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja, akan diadakan study banding dengan
daerah
yang
telah
berhasil
dalam pencapaian kinerja khususnya pada kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian. Study banding ini dilakukan dalam rangka konsultasi, koordinasi dan pertukaran informasi. Indikator jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan masuk
dalam
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
(Pertanian/Perkebunan) Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian. Outcome kegiatan ini yaitu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas pertanian dan pelaku usaha olahan hasil pertanian, bertambahnya sarana usaha olahan hasil pertanian yang dapat meningkatkan skala usaha di bidang pengolahan hasil pertanian.Output kegiatan
yaitu
terselenggaranya
pelatihan
olahan
hasil
pertanian,
tersalurkannya bantuan sarana pasca panen dan olahan hasil pertanian.
!
6.!Analisis Pencapaian Sasaran 6 Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan. Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
1! Jumlah!pelaku!usaha!yang!menggunakan!sarana! teknologi!pertanian!dan!perikanan!:!
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Satuan#
!
Reali# Target# sasi#
!
!
Tahun#2014# %#
!
Reali# Target# sasi# !
!
%#
!
93%
! a.!Budidaya!
pelaku! 575! 580! 100,86! 600! 603! 100.5! usaha!
b.!Olahan!
pelaku! 76! usaha!
80! 105,26! 100! 120! 120!
!
Sasaran strategis meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan ini mempunyai komponen
indikator
kinerja,
yaitu
jumlah
pelaku
usaha
yang
menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikananyang meliputi pelaku usaha budidaya dan pelaku usaha olahan. Tingginya persaingan usaha memacu para pelaku usaha untuk melakukan inovasi terhadap hasil usahanya.
Salah satunya dengan
penerapan teknologi.Dalam usaha
bidang pertanian, penggunaan sarana
teknologi
untuk
pertanian
dibutuhkan
meningkatkan
produksi
dan
mempermudah para pelaku usaha dalam memproduksi barangnya. Jumlah pelaku usaha olahan hasil petanian diharapkan akan terus tumbuh dengan diadakannya program-program pelatihan dan bantuan sarana prasarana alat olahan pertanian dan budidaya pertanian. Selama
tahun
2014,
jumlah
pelaku
usaha
budidaya
yang
menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan sudah mencapai 603 pelaku usaha dari target 600 pelaku usaha atau terealisasi 100,50%. Pada tahun 2013 jumlah pelaku usaha budidaya yang menggunakan sarana
teknologi
pertanian
dan
perikanan sebanyak 580, berarti pada tahun 2014 telah bertambah sebanyak 23 pelaku usaha. pelaku
usaha
Penambahan jumlah yang
menggunakan
teknologi diantaranya terdiri dari pelaku usaha
budidaya
tanaman
hias
dan
sayuran dengan menggunakan teknologi hidroponik, kultur jaringan; juga pelaku usaha
budidaya ternak sapi
dengan inseminasi buatan. LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
94%
Adapun pelaku usaha olahan yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan sudah mencapai 120 orang dari target 100 orang atau sebesar 120%. Pada tahun 2013 jumlah pelaku usaha olahan yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan sebanyak 80, berarti pada tahun 2014 telah bertambah sebanyak 40 pelaku usaha. Penambahan jumlah pelaku usaha yang menggunakan teknologi ini diantaranya pelaku usaha olahan pindang presto menggunakan panci presto, olahan bakso menggunakan mesin pencetak bakso, dan olahan abon menggunakan mesin pengering abon (spinner). Para pelaku usaha ini ada yang tergabung dalam satu kelompok usaha ada juga kelompok usaha perorangan.
Lokasi
diantaranya
Kecamatan
Bojongloa
Kidul,
pelaku
usaha
Andir,
Kecamatan
tersebar
Kecamatan
Ujung
Berung,
di
beberapa
kecamatan
Mandalajati,
Kecamatan
Kecamatan
Antapani,
Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Arcamanik, dan Kecamatan Regol. Sasaran
meningkatnya
keterampilan
pelaku
usaha
yang
menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan dengan indikator jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan merupakan sasaran strategis baru yang ada di tahun 2014, yang merupakan salah satu janji politik Walikota. Sehingga belum ada capaian kinerja untuk sasaran strategis ini di tahun sebelumnya. Indikator jumlah pelaku usaha yang menggunakan teknologi pertanian dan perikanan masuk dalam Program Peningkatan Ketahanan Pangan
(Pertanian/Perkebunan)
Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian. Outcome kegiatan
ini
pengetahuan
yaitu
meningkatnya
dan
keterampilan
petugas pertanian dan pelaku usaha olahan hasil pertanian, bertambahnya sarana usaha olahan hasil pertanian yang dapat meningkatkan skala usaha di
bidang
pengolahan
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
hasil
pertanian.Output
kegiatan
yaitu 95%
terselenggaranya pelatihan olahan hasil pertanian, tersalurkannya bantuan sarana pasca panen dan olahan hasil pertanian.
7.! Analisis Pencapaian Sasaran 7 Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja. Tahun#2013# No#
Indikator#Kinerja#
Satuan#
1! Indeks!Kepuasan!Masyarakat!(IKM)!
indeks!
2! Prosentase!keluhan/pengaduan!layanan!yang! ditindaklanjuti! 3! Nilai!Evaluasi!AKIP!
%!
kategori!
4! Prosentase!Temuan!BPK!/!Inspektorat!yang! ditindaklanjuti!
%!
Reali# Target# sasi# n/a!
n/a!
Tahun#2014# %#
H!
Reali# Target# sasi# 75!
100! 100! 100! 100!
CC!
%#
79! 105.33! 100!
100!
B! >100! 63! 74,57!118,37!
100! 100! 100! 100!
100!
100!
!
Sasaran terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilitas kinerja sebenarnya bukan merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, tetapi indikator ini penting juga untuk dilakukan pengukuran sehingga masuk kedalam perjanjian kinerja Dispertapa, adapun hasilnya adalah sebagai berikut : 1.! Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang sesuai dengan SK Menteri Pendayagunaan
Aparatur
(MenPAN)
16
No.
Tentang
Survey
Tahun
Negara 2014
Kepuasan
Masyarakat. 2.! Prosentase
Keluhan/Pengaduan
layanan yang ditindaklanjuti 3.! Nilai Evaluasi AKIP 4.! Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
96%
Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan
dari
aparatur
penyelenggara
pelayanan
publik
dengan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pelayanan kepada masyarakat oleh aparatur pemerintah perlu terus ditingkatkan sehingga mencapai kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui kinerja pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat perlu dilakukan penilaian atas pendapat masyarakat terhadap pelayanan melalui penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat. Sesuai dengan azas akuntabilitas, maka perlu reorientasi penyelenggaraan pelayanan publik. Artinya, penyelenggara pelayanan publik harus berorientasi pada pelanggan/masyarakat. Karena itu
survey
berkala
untuk
mendengar
aspirasi
dan
keluhan
pelanggan/masyarakat terhadap pelayanan publik perlu terus dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan yang dilakukan. Pengukuran kepuasan pelanggan/masyarakat terhadap layanan yang diberikan di satu sisi
dapat
sekaligus
mendorong dapat
peningkatan
meningkatkan
akuntabilitas
kepercayaan
pelayanan
masyarakat
publik, terhadap
Pemerintah. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dalam pelaksanaan ISO 9001 : 2008 masih harus meningkatkan kepuasan pelanggan
sehingga
perlu
dilakukan
pengukuran
mengenai
tingkat
kepuasan pelanggan/masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Setelah dilakukan survey ke pelanggan yang merupakan pelanggan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, didapatkan responden sebanyak 30 responden dan yang mengembalikan kuesioner sebanyak 25 responden, kuesioner yang masuk dari pelanggan setelah dianalisis didapatkan hasil penilaian sebesar 79,00 % untuk jawaban poin “Puas”
artinya
adalah
“Personal
dapat
dipertahankan,
sistem
kerja
berpeluang ditingkatkan”.
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
97%
JAWABAN=KUISIONER No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 SP P P P P SP P C P P P P P P P P C P P P P C P P P
2 P SP SP P SP P P P C P P SP P C P P P P P P P SP P P P
3 P P P P P P P P P P SP C P SP P P P P P P P P P P P
STP TP C P SP
0 0 3 20 2
0 0 2 17 6
0 0 1 22 2
4 P P P P P SP SP P P P P SP P SP P P SP P P SP SP P P P P
5 P P SP P P SP P P P P P P P P P P P P P SP P P SP P SP
7 SP P P P P P P P P P SP P C TP P P SP P SP SP P P P
8 P P P P P P C SP C P P P SP P P P P P P P P P P SP SP
====================================REKAPITULASI=JAWABAN 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 2 18 20 19 18 19 7 5 5 5 4
STP
:%Sangat%Tidak%Puas
C
:%Cukup%Puas
TP
:%Tidak%Puas
P
:%Puas
Prosentase
6 P P SP P P P P C P SP P SP P P P P P P SP SP P P P P P
SP
keluhan/pengaduan
9 SP P P P P P P P P P P P P SP P P P P P P P P P P P
10 SP P P P P C P P P P P P P P P P P TP P P P P P P P
11 P P P P P P P SP C SP P P C P P P P P P P TP P P P P
12 SP P P P TP P P P C P P TP P P TP P P P P TP P P P P P
0 0 0 23 2
0 1 1 22 1
0 1 2 20 2
0 4 1 19 1
total 0 7 14 237 42
persen 0,00 2,33 4,67 79,00 14,00
:%Sangat%Puas
layanan
yang
ditindaklanjuti,
untuk sampai saat ini belum ada keluhan atau pengaduan mengenai pelayanan yang diberikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Adapun yang menjadikan pengaduan dari masyarakat ke Dinas adalah mengenai Raskin yaitu kualitas Raskin yang kurang baik walaupun itu merupakan kewenangan BULOG dalam penyediaan Raskin yang berkualitas baik tetapi DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung ikut bertanggung jawab dan memonitor ke BULOG supaya apa LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
98%
yang diharapkan oleh masyarakat untuk menerima Raskin yang berkualitas baik dapat terlaksana.Pada tahun 2014 ada 4 keluhan mengenai kualitas raskin yang kurang baik yaitu di Kelurahan Maleber Kecamatan Lengkong, Kelurahan Cikutra dan Kelurahan Negalasari Kecamatan Cibeunying Kaler dan Kelurahan Burangrang Kecamatan Lengkong, semua keluhan tersebut sudah ditindaklanjuti sampai tuntas. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung sudah membuat kesepakatan dengan BULOG bahwa bila ditemukan kembali kualitas Raskin yang jelek di tingkat kelurahan sebelum dibagikan ke penerima Raskin maka BULOG siap akan mengganti beras Raskin yang jelek tersebut dengan yang baru. Akuntabilitas perwujudan
Kinerja
kewajiban
Instansi
suatu
Pemerintah
instansi
(AKIP)
pemerintah
adalah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Penjabaran target kinerja yang ditetapkan dalam rencana strategis kedalam rencana tahunan
yang
dituangkan
dalam
rencana
kerja
dievaluasi
melalui
penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) SKPD yang dilakukan setiap tahun. Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN hanya dapat terwujud apabila aparatur negara termasuk aparatur pemerintah di dalamnya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, professional, transparan, akuntabel, taat pada aturan hukum, responsive dan proaktif, serta selalu mengutamakan
kepentingan
bangsa
dan negara. Untuk dievaluasi
LKIP
pada
tahun
tahun 2014,
2013 nilai
evaluasi AKIP sudah melebihi target yang ditetapkan, yaitu memperoleh Nilai
Kategori
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
B
dari
target
nilai 99%
kategori CC, hal ini berarti telah terealisasi >100%.
Nilai Evaluasi AKIP
tahun 2013 dibandingkan dengan nilai evaluasi AKIP tahun 2012 mengalami peningkatan walaupun masih dalam kategori sama, dimana LAKIP tahun 2012 memperoleh nilai 72,50 dan LAKIP tahun 2013 memperoleh nilai 74,57 dan sama-sama masuk dalam Kategori B. Nilai ini telah melampaui target yang hanya kategori CC. Jadi untuk sasaran strategis ini kinerja nyatanya lebih baik dari tahun sebelumnya. Mengenai temuan pengelolaan anggaran dari BPK/Inspektorat, selama
tahun
2014
semua
temuan
pengelolaan
anggaran
dari
BPK/inspektorat sudah ditindaklanjuti, jadi teralisasi sesuai target yaitu 100%.Pada Tahun 2014 hanya ada 1 (satu) temuan BPK yaitu mengenai kendaraan dinas yang belum dikembalikan oleh pegawai yang sudah pensiun, yaitu ada 4 mobil dan 6 motor. Tindaklanjut dari temuan tersebut sudah dilakukan penarikan kendaraan secara bertahap dan pensiunan pegawai yang belum mengembalikan kendaraan dinas sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengembalikan kendaraan tersebut. Adapun faktor pendukung pencapaian sasaran ini adalah adanya komitmen semua pihak terkait dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga capaian kinerja dapat tercapai sesuai target dan komitmen semua pihak untuk menindaklanjuti temuan. Faktor-faktor yang masih menghambat pencapaian sasaran adalah masih kurangnya pengetahuan aparatur tentang pelayanan publik, masih belum memadainya sarana dan prasarana
pelayanan
kelengkapan
publik,
data
yang
dibutuhkan kurang memadai, dan
masih
pengetahuan
kurangnya SDM
terhadap
pengelolaan anggaran. Hal-hal
yang
masih
terus harus diperbaiki untuk mencapai target kinerja antara LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
100%
lain adalah meningkatkan pengetahuan aparatur tentang pelayanan publik, meningkatkan sarana pelayanan publik yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, penambahan jumlah SDM, meningkatkan pengetahuan SDM tentang bagaimana cara menyusun AKIP yang baik agar nilai evaluasi AKIP menjadi lebih baik sesuai dengan target. meningkatkan pengetahuan SDM dengan mewajibkan PNS mengikuti diklat tentang pengelolaan anggaran. ! ! !
Bila kita bandingkan pencapaian realisasi kinerja tahun ini dengan beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3.12.sebagai berikut :
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
101%
Tabel 3.12.
PENGUKURAN KINERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2009-2013 N O
SASARAN INDIKATO STRATEGIS R KINERJA
(1)
(2)
1. Terselenggaranya kegiatan promosi produk unggulan Kota Bandung
Peningkatan volume pemasaran produk hasil tanaman pangan Peningkatan volume pemasaran produk hasil peternakan Peningkatan volume pemasaran produk hasil perikanan
2.
Meningkatny a hasil produksi pertanian tanaman
Realisasi Kinerja Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
1.955 kg
2.066 kg
2.184 kg
2.308 kg
2.439 kg
2.056 kg
2.184 kg
2.402 kg
105,2
105,7
109,9
%
%
%
16.458 17.363 18.318 19.325 20.388 17.280 18.318 20,145 kg kg kg kg kg kg kg kg
2,538 kg 2.683 kg
21.257
61 kw/ha
61 kw/ha
61,05 kw/ha
61,07 kw/ha
Produktivitas tanaman palawija
60,7 kw/ha
60,9 kw/ha
61,15 kw/ha
70,94 kw/ha
60,7 60,7 kw/ha kw/ha
60,7 kw/ha
60,7 kw/ha
22.428 kg
104,1 105,1 %
%
110 %
109,9 % 110 %
109,9 % 110 %
kg
135.48 143.341 110.03 116.41 123.16 130.31 137.86 113.74 128.06 kg 0 4 kg 3 kg 0 kg 2 kg 6 kg 0 kg 8 kg kg
Produktivitas 61 61 61 tanaman padi 61 Kw/Ha Kw/Ha Kw/Ha kw/ha
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Target Kinerja SKPD Tahun ke-
62,83
157.655 103,4 kg
62,95 kw/ha
%
100 %
110%
109,9 %
100,08 100,11 %
71,00
72,20
100,33 100,74
kw/ha-
kw/ha
%
%
%
117 %
109,16
114,4
%
%
100,3 %
116,9 %
103,2 % 118,9 %
102%
N O
SASARAN INDIKATO STRATEGIS R KINERJA
(1)
(2)
pangan
Produktivitas tanaman hortikultura Produktivitas tanaman hias
3.
4.
Terkendaliny a penyakit hewan/terna k di Kota Bandung
Jumlah kasus penyakit zoonosa Tidak akan melebihi 10 kasus
Meningkatny Populasi a jumlah ternak sapi ternak
Populasi ternak domba
5.
Meningkatny Produksi ikan konsumsi a produksi ikan Produksi ikan hias
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Target Kinerja SKPD Tahun ke-
Realisasi Kinerja Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
94,18 kw/ha
98,88 kw/ha
103,82 109,01 114,46 96,2 kw/ha kw/ha kw/ha kw/ha
106,7 kw/ha
114,46
116,40
107,9
107,9
kw/ha
kw/ha
%
%
112,07 kw/ha
102 %
185.000 131.00 137.00 143.00 149.00 155.00 131.10 139.00 145.00 184.500 pot/tahu 100 % 101,5 0 0 0 0 0 0 0 0 pot/thn % n pot/thn pot/thn pot/thn pot/thn pot/thn pot/thn pot/thn pot/thn
-
-
-
371 ekor
386 ekor
401 ekor
10 kasus
416 ekor
10 kasus
431 ekor
-
-
-
1 kasus
395 ekor
407 ekor
422 ekor
447 ekor
20.419 20.519 20.619 22.726 23.507 21.102 21.102 23.493 ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor ekor
2.095 ton
2.200 ton
2.310 ton
2.425 ton
2.500 ton
2.217,5 ton
2.310 ton
2.518 ton
321.70 421.70 521.70 621.70 721.10 406.55 463.50 531.22 0 ekor 0 ekor 0 ekor 0 ekor 0 ekor 1 ekor 0 ekor 9 ekor
1 kasus
1.307 ekor
26.635
26.901
ekor
ekor
2.520to n 633.882 ekor
2.575 ton
-
123,82
%
%
-
-
105,4
105,2
%
%
%
103,3
102,8
%
%
%
734.838 126,4 ekor
101,4
106,5
105,8
%
105%
104,9 %
114%
100,7 %
109,9
101,8
%
%
101,7 %
119,3 5%
10 %
107,4%
117,2%
10 %
303,2 %
114,4 %
103 % 103,9%
101,96 101,9 %
%
103%
N O
SASARAN INDIKATO STRATEGIS R KINERJA
Rasio Capaian pada Tahun ke-
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Jumlah regulasi ketahanan pangan
-
-
-
2
2
-
-
-
3
4
-
-
-
150
200
Penguatan Cadangan Pangan
-
-
-
24%
24%
-
-
-
24%
24%
-
-
-
100%
100%
(2)
LKIP%DISPERTAPA%2014%
!
Realisasi Kinerja Tahun ke-
1
(1) 6. Tercukupinya kebutuhan pangan (beras) bagi rumah tangga miskin
Target Kinerja SKPD Tahun ke-
104%
3.4.! ANALISIS PERBANDINGAN ANTAR CAPAIAN SASARAN Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung memiliki 7 sasaran strategis yang diuraikan menjadi 21 Indikator sasaran. Capaian indikator sasaran,yang tercapai sesuai target ada 2indikator sasaran dan tercapai yang melebihi target ada 15 indikator sasaran. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7 sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014, tingkat pencapaian kinerja Berhasil atau rata-rata tercapai diatas 100 % (Sangat baik). Uraiannya adalah sebagai berikut : 1.! Sasaran Strategis terjaganya ketersediaan pangan, diukur melalui 5 indikator
Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata
capaian 103,49%) Indikator Kinerjanya berupa; 1). Score Pola Pangan Harapan (PPH) dari target 87,8 dapat terealisasi 91,20 atau terealisasi mencapai (103,87 %).2). Penguatan cadangan pangan dari target 24 ton dapat terealisasi sebanyak 26,7 ton atau terealisasi mencapai (111,25 %),
3). Tingkat Konsumsi Pangan; a. Beras :
dari
target 96,4
kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 96,10 kg/kapita/tahun atau terealisasi
mencapai
(100,31%).
Tingkat
konsumsi
beras
ini
perhitungannya berbeda dengan perhitungan yang lain dimana semakin rendah tingkat konsumsinya maka semakin baik, karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan beras adalah menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil dari target itu menunjukan
kinerja yang baik karena targetnya adalah mengurangi
konsumsi beras setiap tahunnya.; b. tingkat konsumsi Daging : dari target
15,84
kg/kapita/tahun
dapat
terealisasi
sebesar
kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,69%); dan konsumsi Ikan : dari
15,95
c. tingkat
target 33,50 kg/kapita/tahun dapat terealisasi
sebesar 33,95 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (101,34%); 2.!Sasaran
Strategismeningkatnya
produksi
dan
produktivitas
pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator
hasil
Kinerja dengan
capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian 116,46%), Indikator Kinerjanya berupa : 1). Produktivitas tanaman padi dari target 63,09 LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
105%
kwintal/Ha dapat terealisasi sebanyak 65,03 kw/ha atau terealisasi mencapai (103,07 %), sedangkan pada tahun sebelumnya
terealisasi
62,95 kwintal/Ha 2). Produksi tanaman hias dari target 186.500 pot/tahun
dapat
terealisasi
sebanyak
186.920
pot/tahun
atau
terealisasi mencapai (100,23 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 185.000 pot/tahun 3). Populasi ternak : a. Sapi : dari target 1.417 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.554 ekor atau terealisasi mencapai (109,67 %) sedangkan pada tahun sebelumnya 1.307 ekor, b. Domba : dari target
terealisasi
29.365 ekor dapat terealisasi
sebanyak 29.955 ekor atau terealisasi mencapai (102,01 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 26.901 ekor; 4). Produksi Ikan : a. Ikan Konsumsi : dari target 2.600 ton dapat terealisasi sebanyak 2.764,09 ton mencapai (106,31 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 2.575 ton b. Ikan Hias dari target 821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670 ekor atau terealisasi mencapai (110,46 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 721.700 ekor. 3.!Sasaran Strategis terkendalinya kasus penyakit zoonosa diukur melalui 1 indikator
Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (capaian
187,50 %) indikator kinerjanya berupa jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung, dari target maksimal kejadian 8 kasus ternyata kejadian 1 kasus tahun sebelumnya juga terjadi 1 kasus, hal ini menunjukan kinerja baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya. 4.!Sasaran Strategis menurunnya produk pangan segar yang tercemar diukur melalui 1 indikator
Kinerja dengan capaian kategori Sangat
Baik ( capaian 200,00 %) indikator kinerjanya berupa jumlah pangan segar yang tercemar, dari target kejadian kasus maksimal 50 kasus realisasinya 0 kasus ini menunjukkan kinerja yang baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya. 5.!Sasaran Strategisbertambahnya pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan diukur melalui 2 indikator
Kinerja dengan capaian kategori
Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 111,9%) indikator kinerjanya berupaJumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan
:
a. Budidaya : dari target 690 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
106%
695 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,72%); dan b. Olahan : dari target 195 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 240 orang pelaku usaha atau sebesar (123,08%). 6.!Sasaran
Strategismeningkatnya
keterampilan
pelaku
usaha
yang
menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan diukur melalui 2 indikator
Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata
capaian diatas 110,25%) indikator kinerjanya berupaJumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 600 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 603 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,50%); dan b. Olahan : dari target 100 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 120 orang pelaku usaha atau sebesar (120%). 7.!Sasaran Strategis terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik dan akuntabilita kinerja diukur melalui 4 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 105,92%) indikator kinerjanya berupa : 1). Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari
target
75
dapat
terealisasi
79
atau
mencapai
105,33
%;
2). Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %; 3). Nilai evaluasi AKIP dari target angka 63 (kategori CC) dapat terealisasi 74,57 (B) atau terealisasi mencapai 118,36 % ; 4). Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %. Realisasi capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya pada tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1.! URUSAN WAJIB 1.! URUSAN KETAHANAN PANGAN Urusan Ketahanan Pangan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.656.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.627.964.367,00 (98.31%).
Adapun
capaian
kinerja
serta
permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut:
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
107%
1.! CAPAIAN KINERJA Indikator Penguatan Cadangan Pangan Daerah dari target pada tahun 2014 sebesar 24 ton, dapat terealisasi sebesar 26,7ton atau tercapai sebesar 111,25 %. Indikator Pencapaian Pola Pangan Harapan dari target sebesar 87,8 dapat terealisasi pada tahun 2014 sebesar 91,20 atau dapat terealisasi sebesar 103,87 %. Indikator Pencapaian Tingkat Konsumsi Pangan; a. Beras : dari target
96,4
kg/kapita/tahun
dapat
terealisasi
sebesar
96,10
kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,31%). Tingkat konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan perhitungan yang lain dimana semakin rendah tingkat konsumsinya maka semakin baik, karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan beras adalah menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil dari target itu menunjukan kinerja yang baik karena targetnya adalah mengurangi konsumsi beras setiap tahunnya.; b. tingkat konsumsi Daging : dari
target 15,84
kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 15,95 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,69%); dan
c. tingkat konsumsi Ikan
: dari target 33,50 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 33,95 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (101,34%); 2.! PERMASALAHAN DAN SOLUSI 1.! Permasalahan a)! Belum optimalnya implementasi percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan
lokal
(P2KP)
yang
diharapkan
dapat
mengurangi konsumsi beras. b)! Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan selain ditangani oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga merupakan Kewenangan SKPD terkait lainnya. c)! Belum optimalnya sosialisasi keamanan pangan.
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
108%
2.! Solusi a)! Mengoptimalkan implementasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), melalui sosialisasi, bimbingan, dan pelatihan
kawasan
rumah
pangan
lestari
(KRPL)
atau
Pemanfaatan lahan pekarangan. b)! Pencapaian SPM dilaksanakan melalui koordinasi dengan SKPD terkait. c)! Meningkatkan frekuensi sosialisasi keamanan pangan. 2.! URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1.! URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Urusan Kelautan dan Perikanan pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 1.050.000.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.035.965.390,00 (98,66%). Adapun capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut: 1.! CAPAIAN KINERJA 1)! Indikator
Peningkatan
Produksi
Ikan
Konsumsi, dari target
sebanyak 2.600 ton dapat terealisasi sebanyak 2.764,09 ton. Produksi ikan konsumsi pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 6,31 %. 2)! Indikator Peningkatan Produksi Ikan Hias, dari target sebanyak 821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670 ekor. Produksi ikan hias pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 10,46 %. Dalam upaya meningkatkan pemasaran produk hasil perikanan yang terjamin kualitasnya, Pemerintah Kota Bandung telah membangun Pasar Ikan Higienis (PIH) di Pasar Induk Gedebage, sehingga tersedia hasil perikanan yang lebih terjamin kualitasnya, aman di konsumsi serta dapat meningkatkan konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota Bandung, dari 31,76 kg/kapita/tahun pada tahun 2013 menjadi 33,50 kg/kapita/tahun ada tahun 2014 atau mengalami kenaikan sebesar 5,48 %.
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
109%
2.! PERMASALAHAN DAN SOLUSI 1.! Permasalahan a)! Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sebagai akibat alih fungsi lahan di Kota Bandung. b)! Masih
rendahnya
pengetahuan
dan
sikap
pelaku
usaha
dan
masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk perikanan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan. 2.! Solusi a)! Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan melalui pemilihan komoditas yang mempunyai produktivitas tinggi, nilai ekonomis tinggi dan bisa dikembangkan di lahan yang sempit (ikan hias dan ikan lele). b)! (1) Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu ikan dan hasil olahannya yang beredar di Kota Bandung, (2) meningkatkan pembinaan kepada pedagang ikan yang ada di Kota Bandung, (3) meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perikanan tempat asal ikan, agar ikan yang masuk ke Kota Bandung tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, dan (4) Sosialisasi keberadaan Pasar Ikan Higienis (PIH) yang terletak di Pasar Induk Gedebage. 2.! URUSAN PERTANIAN Penyelenggaraan pembangunan urusan pertanian diarahkan untuk meningkatkan aktifitas penyediaan komoditas hasil-hasil pertanian yang berkualitas serta pengembangan usaha pertanian dengan pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta usaha pengolahan produk pertanian. Urusan Pertanian pada tahun anggaran 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 18.391.087.000,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 16.987.773.740,00 (92,37 %). Adapun capaian kinerja serta permasalahan dan solusinya dapat diuraikan sebagai berikut : LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
110%
1.! CAPAIAN KINERJA 1)! Indikator Produktivitas Komoditas Pertanian: a)! Padi,dari target sebanyak 63,09 kw/ha dapat terealisasi sebanyak 65,03 kw/ha. Capaian produktivitas padi tahun 2014 sebesar 103,07 %. b)! Tanaman Hias, dari target sebanyak 186.500 pot/tahun dapat terealisasi sebanyak 186.920 pot/tahun. Capaian produktivitas tanaman hias tahun 2014 sebesar 100,23 %. 2)! Indikator Populasi Ternak: a)! Populasi Sapi, dari target sebanyak 1.417 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.554 ekor. Capaian populasi sapi tahun 2014 sebesar 109,67 %. b)! Populasi
Domba, dari target sebanyak 29.365 ekor dapat
terealisasi sebanyak 29.955 ekor. Capaian populasi domba tahun 2014 sebesar 102,01 %. 3)! Indikator Jumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 690 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 695 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,72%); dan b. Olahan : dari target 195 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 240 orang pelaku usaha atau sebesar (123,08%). 4)! Indikator
Jumlah
pelaku
usaha
yang
menggunakan
sarana
teknologi pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 600 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 603 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,50%); dan b. Olahan : dari target 100 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 120 orang pelaku usaha atau sebesar (120%). 5)! Indikator Jumlah Kasus Penyakit Zoonosa, pada tahun 2014terjadi 1 kasus kejadian penyakit zoonosa (flu burung/rabies),
target
kejadian penyakit zoonosa adalah maksimal kejadian 8 kasus, dengan terjadinya 1 kasus menunjukan kinerja baik karena semakin sedikit terjadinya kasus itu menunjukan pencapaian target semakin baik. 6)! indikator jumlah pangan segar yang tercemar, dari target kejadian kasus maksimal 50 kasus realisasinya 0 kasus ini menunjukkan
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
111%
kinerja yang baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya. 2.! PERMASALAHAN DAN SOLUSI 1.! Permasalahan a)! Semakin sempitnya lahan pertanian sebagai akibat alih fungsi lahan. b)! Kota Bandung merupakan pusat pemasaran ternak terbesar di Jawa Barat, sehingga resiko masuknya penyakit zoonosa (penyakit yang menular dari ternak ke manusia) dari daerah asal ternak ke Kota Bandung relatif tinggi. c)! Masih rendahnya pengetahuan dan sikap pelaku usaha dibidang pertanian serta masyarakat tentang bahayanya penggunaan bahan kimia berbahaya dan produk pertanian yang tidak memenuhi persyaratan keamanan mutu pangan. 2.! Solusi a)! Kebijakan yang diambil dalam rangka mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian adalah mengembangkan model pertanian perkotaan melalui pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta dapat dikembangkan pada lahan sempit, sehingga diharapkan keterbatasan lahan bukan menjadi kendala untuk usaha dibidang pertanian. Untuk meningkatkan nilai tambah, usaha pertanian lainnya yang dikembangkan adalah pengolahan hasil pertanian. b)! Lebih mengintensifkan pemeriksaan lalulintas ternak yang masuk ke Kota Bandung. c)! Meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan pengawasan mutu hasil pertanian yang beredar, meningkatkan sosialisasi dan pelatihan tentang
penggunaanzat
kimia
berbahaya,
serta
meningkatkan
pembinaan kepada pelaku usaha hasil pertanian.
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
112%
3.5. AKUNTABILITAS KEUANGAN Berdasarkan analisis terhadap rincian kinerja yang dihubungkan dengan pembiayaan terhadap pencapaian target sasaran kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kota Bandung Tahun 2014
ditampilkan pada Tabel 3.13. dibawah ini:
Tabel 3.13. PEMBIAYAAN DALAM PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2014 No#
Sasaran#
1!
!
Terjaganya! ketersediaan! pangan.! !
!
!
! ! !
! ! ! Meningkatny a!produksi! dan! produktivitas! hasil! pertanian!dan! perikanan.!
2! ! ! ! ! !
!
!
!
!
!
3!
4!
Terkendaliya! kasus! penyakit! zoonosa!
Menurunnya! produk! pangan!segar! yang! tercemar!
Indikator#Kinerja# 1.!Score!Pola!Pangan! Harapan!(PPH)!
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Program#
1.!!Program!! Ketahanan!! Pangan! 2.!Penguatan!Cadangan! ! Pangan!Daerah! 3.!Tingkat! konsumsi! ! pangan!:! a.!Beras! ! b.!Daging! ! c.!!Ikan! ! 4.!Produktivitas! 2.! Program! Peningkatan! tanaman!padi! Ketahanan! 5.!Produksi!tanaman! Pangan! hias! (Pertanian/ 6.!Populasi!ternak! PerkebuaQ d.! !Sapi! nan)! e.! Domba! 3.! Program! 7.!Populasi!ikan! Peningktan! Produksi! c.! Ikan!Konsumsi! Hasil! Peternakan! 4.! Program! Pengemban d.! hias! gan! Budidaya! Perikanan! 9.!Jumlah!Kasus! 5.! Program! penyakit!zoonosa!di! Pencegahan! Kota!Bandung! dan! Penanggula ngan! Penyakit! Ternak! 10.! Jumlah!pangan! 6.! Program! segar!yang! Peningkatan! tercemar! Ketahanan! Pangan! (Pertanian/ PerkebuQ nan)!
Anggaran#
Realisasi#
Keterangan#
1.656.000.000!
1.627.964.367!
98,31!
!
!
!
!
!
!
! ! ! ! ! ! 12.846.466.000! 11.516.767.540! ! ! ! ! ! ! ! 990.751.750! 1.000.000.000! ! ! ! ! ! ! ! ! ! 1.050.000.000! 1.035.965.390! !
! ! ! 89.65!
! 99,08! !
!
!
98,66!
! 1.535.000.000!
! 1.515.446.790!
98,73!
!
810.000.000!
804.237.338!
99,00!
113%
5!
! 6!
! 7!
!
! !
BertambahQ 11.!Jumlah!pelaku!usaha! nya!pelaku! di!bidang!pertanian! usaha!di! dan!perikanan!:! bidang! a.!!Budidaya! pertanian!dan! perikanan!
MeningkatQ nya! keterampilan! pelaku!usaha! yang! menggunakan! sarana! teknologi! pertanian!dan! perikanan! Terwujudnya! peningkatan! kualitas! pelayanan! publik!dan! akuntabilitas! kinerja! ! !
c.! Olahan! 12.!Jumlah!pelaku!usaha! yang!menggunakan! sarana!teknologi! pertanian!dan! perikanan!:! c.! Budidaya!
d.! !Olahan! 13.!Indeks!Kepuasan! masyarakat!(IKM)! ! 14.!Prosentase! keluhan/pengaduan! layanan!yang! ditindaklanjuti! 15.!Nilai!Evaluasi!AKIP! 16.!Prosentase!Temuan! BPK/Inspektorat! yang!ditindaklanjuti!
7.! Program! Peningkatan! Ketahanan! Pangan! (Pertanian/ PerkebuQ nan)!
! 8.! Program! Peningkatan! Pengemban gan!Sistem! Pelaporan! Capaian! Kinerja!dan! Keuangan! ! !
! 500.000.000! !
490.135.850!
98,03!
! 200.000.000!
! 197.877.400!
!
!
!
!
! !
! !
! !
98,94!
Realisasi penyerapan anggaran untuk pencapaian target sasaran kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun Anggaran 2014rata-rata mencapai diatas 89%. Prosentase penyerapan terkecil
terdapat
pada
(Pertanian/Perkebuanan)
Program pada
Peningkatan
kegiatan
Ketahanan
Pengembangan
Pangan
diversifikasi
tanaman, hal ini disebabkan adanya efisiensi anggaran, tetapi target sasaran kinerja tetap tercapai dengan baik. 3.6.! ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN ANGGARAN Pada tahun anggaran 2014 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mendapatkan total anggaran sebesar Rp. 37.900.484.500,00 sedangkan realisasinya sebesar Rp. 35.184.264.247,00 atau terealisasi sebesar 92,83 %. Walaupun penyerapan dibawah 100% tetapi target indikator sasaran dapat tercapai sesuai target bahkan banyak yang melebihi target. LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
114%
Sisa anggaran yang tidak terserap ini merupakan hasil efisiensi dari penggunaan anggaran terutama dari sisa hasil lelang. Selain itu penggunaan
anggaran
dipergunakan
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
perencanaan yang sudah ditentukan dari awal, bila sasaran target sudah tercapai tidak perlu lagi dipergunakan anggaran yang tersisa. Bila ada sasaran target yang belum tercapai,pada perubahan APBD dilakukan pengalihan
anggaran dari sisa anggaran yang belum terserap
kepada sasaran target yang belum tercapai. Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan
Pangan
Kota
Bandung
mendapatkan alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun, tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran 2010-2014 beserta serapannya sebagai berikut :
Tabel 3.14. ALOKASI ANGGARAN DISPERTAPA 2010 -2014 No
Jumlah Anggaran (Rp) 16.194.723.037,-
Realisasi (Rp)
Persentase (%)
1
Tahun Anggaran 2010
15.926.760.870,-
98,35
2
2011
18.476.064.029,-
18.090.889.039,-
97,92
3
2012
19.107.189.550,58,-
18.803.714.277,00-
98,41
4
2013
21.407.292.085,58,-
20.291.958.481,00-
94,79
5
2014
37.900.484.500,00,-
35.184.264.247,00
92,83
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
115%
40! 35! 30! 25!
Jumlah!Anggaran!(Milyar! Rupiah)
20!
Realisasi!(Milyar!Rupiah)
15! 10! 5! Q 2010
2011
2012
2013
2014
Gambar.!1.!!Anggaran Belanja Dispertapa dari tahun 2010 s.d. 2014!
Peningkatan alokasi anggaran berbanding lurus dengan serapan anggarannya,
penyerapan
anggaran
rata-rata
diatas
90
%
dalam
penyerapannya. Adapun permasalahan yang ada seringkali disebabkan karena beberapa kegiatan dilaksanakan pada APBD perubahan di Bulan Oktober sehingga ada keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan dan penyerapan anggarannnya. Kecermatan dalam menyusun Rencana Kegiatan
dan
Anggaran
(RKA)
yang
menjadi
pedoman
pelaksanaan
program/kegiatan baik dari sisi anggaran maupun dari indikator kinerja turut menentukan serapan dan alokasi anggaran yang dibutuhkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya adalah : –!
Melakukan
koordinasi
dan
konsultasi
secara
rutin
ke
Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah –!
Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya.
–!
Pelaksanaan kegiatan berdasarkan time schedule yang disepakati pada awal pelaksanaan kegiatan.
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
116%
3.7.! PEMANFAATAN Perubahan anggaran dapatterjadiantaralainkarena: 1.! Perubahan sumber pendanaan Penghematan dari pelaksanaan program. !! Penghematan
dari
pelaksanaan
program
dihasilkan
dari
pencapaian Output yang sama dengan biaya yang lebih rendah. Penghematan
tersebut
digunakan
pada
anggaran
periode
berikutnya; !! Pemanfaatan anggaran Penggunaanperubahanpenerimaan/ketersediaananggaran disesuaikan dengan target kinerja. !! Peningkatan penerimaan anggaran. Peningkatan penerimaananggaranyanglebihbesardapatdigunakanuntukmenam bah ketercapaian sasaran lebih cepat; 2.!Pemanfaatan Dana !! Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan kebijakan. !! Pemanfaatan untuk kegiatan baru (new initiative). !! Perubahan perencanaan juga dapat digunakan untuk mendanai kegiatan barusepanjangpaguanggaranmencukupi.Jikasalahsatukegiatantel ahselesaipelaksanaanyapadatahunsebelumnya,makadimungkinka nmengusulkankegiatanbaru.Pemanfaataninitidakselaludiperuntuk kanbagikegiatanbaru, Tetapidapatberupapenguatanpendanaanterhadapkegiatanyangtela hadasebelumnyadanterusberlanjut.
3.8.! PRESTASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2014
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
117%
Beberapa penghargaan yang diraih oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2014dapat dilihat pada tabel 3.15. sebagai berikut :
Tabel. 3.15. PRESTASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014
No
NAMA KEJUARAAN / KEGIATAN
1
Raskin Award
2
Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
TINGKAT KEJUARAA N/KEGIAT AN Tingkat Nasional
PRESTASI SKPD TAHUN 2014 Juara Umum Kategori kota terbaik dalam pengelolaan Raskin
Penganugrahan Raskin Award 2014 diserahkan oleh Menkokesra H.R. Agung Laksono
Tingkat Nasional
Penghargaan Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 kategori Produk Olahan Peternakan
Penghargaan diberikan kepada kelompok Mamazy Penghargaan dari Kementerian Pertanian tgl 10 Oktober 2014
KETERANGAN
118%
Berdaya Saing Unggul
3
APTEK 2014 dan Agro and Food Ekspo 2014 di Jakarta Convention Centre (JCC)
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Tingkat Nasional
Stand Terbaik ke IV Tingkat Kab/Kota se Indonesia
Penghargaan diserahkan ole Dirjen P2HP Kementan
119%
4
Penyaluran Raskin terbaik Tingkat Jawa Barat
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Penghargaan sebagai Kota Pelaksana Penyaluran Raskin terbaik Tingkat Jawa Barat
120%
5
Kontes Ternak
Tingkat F.!Juara I, II , III Provinsi Kontes Ternak Jawa Barat Domba Garut Kategori Petet Jantan G.!Juara II Kontes Ternak Domba Garut Kategori Raja Pedaging
Kota Bandung keluar sebagai Juara Umum
6
Raskin Award
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Penganugrahan Raskin Award 2014 diserahkan oleh Gubernur, tanggal 17 Oktober 2014
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Juara 1 pengelola Raskin Terbaik
121%
7
Lomba Inovasi Produk Olahan Hasil Peternakan
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara 1 Inovasi Pengolahan
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur kepada kelompok Mamazy
122%
8
Lomba UMKM Olahan Hasil Perikanan
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara ke 3
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur kepada Kelompok Usaha Aula Sari (Olahan Rumput Laut)
123%
9
Lomba Kendaraan Hias antar SKPD
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Juara ke 1
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung di Balai Kota Pemerintah Kota Bandung
124%
10
SKPD Penerima penghargaan zona hijau kepatuhan dari Ombusdman
Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Penghargaan zona hijau kepatuhan dari Ombusdman
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung di Balai Kota Pemerintah Kota Bandung
11
Gerakan Pungut Sampah (GPS)
Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Sertifikat Penghargaan kampanye Gerakan Pungut Sampah (GPS) tingkat Dinas Pemerintah Kota Bandung
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
125%
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
126%
BAB IV PENUTUP 4.1.! TINJAUAN UMUM 1)! Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pertanian dan
Ketahanan
Pangan
Kota
Bandung
Tahun
2014
merupakan
pertanggungjawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance). Secara umum pelaksanaan kegiatan di Dinas Pertanian
dan
Ketahanan
Pangan
Kota
Bandung
merupakan
penjabaran dari Sasaran dan Program Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018, baik Pencapaian Kinerja Sasaran, telah terlaksana cukup baik dan lancar. 2)! LKIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014
ini
dapat
menggambarkan
kinerja
Dinas
Pertanian
dan
Ketahanan Pangan Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dalam pencapaian kinerja tersebut. 3)! Penyusunan LKIP masih menemui kendala terutama yang berkaitan dengan pengukuran indikator outcome sehingga capaian kinerja dapat sedikit bias karena sulit untuk memperoleh data dan mengukur
indikator
diatas.Namun
diharapkan
LKIP
dapat
memberikan gambaran tentang keberhasilan dan hambatan dalam pelaksanaan Perencanaan Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung sehingga Visi : “Terwujudnya Pertanian dan Ketahanan Pangan yang Tangguh dan Unggul “ dapat terwujud. 4)! Pada tahun 2014, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7 sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2014, tingkat pencapaian kinerja Berhasilatau rata-rata tercapai diatas 100 %
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
127%
4.2.! SARAN TINDAK LANJUT Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan upaya-upaya mengatasi permasalahan yang dilaksanakan, untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada tahun - tahun berikutnya diharapkan : 1)! Agar visi dan misi serta program - program yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung akan lebih meningkatkan ketelitian dalam perencanaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan merupakan kesatuan yang terintegrasi, bersinergi dan berkesinambungan. 2)! Agar Kinerja personil pengelola kegiatan dapat ditingkatkan maka disarankan bimbingan teknis baik dibidang keuangan maupun administrasi kegiatan dari Pemerintah Kota Bandung secara rutin. 3)! Agar Indikator kinerja dapat ditetapkan secara tepat maka dukungan data yang akurat akan sangat menunjang. Untuk itu diperlukan personil yang cukup baik kualitas maupun kwantitasnya. Keperluan personil yang sesuai dengan tugas dan fungsinya tersebut agar didukung
oleh
penempatan
pegawai
yang
sesuai
dengan
kemampuannya. 4)! Agar pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan rencana dan target yang diharapkan maka pembinaan dan pengawasan dari Pemerintah Kota perlu ditingkatkan, selain itu diperlukan koordinasi yang lebih baik dengan instansi terkait.
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
128%
FOTO-FOTO KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014
Penyerahan bantuan beras sebanyak 1,5 ton bagi masyarakat yang terkena musibah kebakaran di RW 03 Kelurahan Burangrang Kecamatan Lengkong pada hari Sabtu tanggal 11 Oktober 2014
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
129%
Pameran Bursa bunga dan tanaman hias di Metro Indah Mall yang dilaksanakan oleh Dispertapa pada tanggal 15 s.d. 21 Oktober 2014
Pengawasan dan Pemeriksaan, Daging Ayam, Daging Sapi, Telur, Ikan basah, Beras, Buah-buahan dan Sayuran di Yogya Kopo Mas
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
130%
Pelatihan Pengawasan Mutu Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan Narasumber dari Unpas Bandung di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tanggal 23 April 2014
Pelatihan Hidroponik bagi Warga Kota Bandung di Aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dengan Fasilitator dari Tim Rumah Hidroponik Bu Bertha, pada tanggal 24 April 2014.
Pelatihan Olahan Hasil Pertanian di Kelurahan Cimencrang, Kecamatan Gedebage pada tanggal 24 April 2014
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
131%
Pengerjaan Bantuan Vertical Garden di RW.02 Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, pada tanggal 23 April 2014
Vaksinasi Flu Burung pada Unggas Air di Keluahan Ancol, Kecamatan Regol dan Vaksinasi AI di Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Regol, pada tanggal 23 April 2014
LKIP%DISPERTAPA%%2014%
!
132%