BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Disini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif sebagai sarana untuk mencari atau menggali informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti. Penelitian sosial dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan. Setidaknya terdapat tiga tujuan yang paling umum dan paling berguna dalam penelitian yaitu eksploratif, deskriptif, dan eksplanatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menjelaskan situasi atau peristiwa suatu kejadian dengan mengamati suatu objek penelitian dan kemudian menjelaskan apa yang diamatinya. Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah interview (wawancara), quesionere (pertanyaanpertanyaan/kuesioner), schedules (daftar pertanyaan), dan observasi (pengamatan,
38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
participant observer technique), penyelidikan sejarah hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content analysis). Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. 3.2.
Metode Penelitian Peneliti bermaksud mengambil desain studi kasus dengan pendekatan
kualitatif dalam mencari informasi guna mencapai tujuan dari penelitian. Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu . Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para peneliti berusaha menernukan semua variabel yang penting. Orientasi teoritik dan pemilihan pokok studi kasus dalam penelitian kualitatif bukanlah perkara yang mudah, tetapi tanpa memperdulikan kedua hal tersebut akan
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
cukup menyulitkan bagi peneliti yang akan turun ke lapangan. Dengan memahami orientasi teoritik dan jenis studi yang akan dipilih maka setidak-tidaknya seorang peneliti telah akan mempersiapkan diri sebelum benan-benar terjun dalam kancah penelitian. Di dalam penyusunan desain penelitian kedua hal tersebut hendaknya sudah dapat ditentukan, meskipun masih bersifat sementara. Oleh karena itulah untuk dapat mengatasi kesulitan dalam menentukan orientasi teoritik pemilihan pokok studi, terutarna dalam studi kasus, Guba dan Lincoln (1985) memberikan saran-saran sebagai berikut: Pertama, bagi peneliti pemula hendaknya banyak membaca sebanyak mungkin laporan-laporan kasus yang ada sehingga mereka dapat mempelajari bagaimana para peneliti menyusunnya. Kedua, mereka hendaknya bergabung dengan para penulis kasus yang baik untuk memahami bagaimana mereka bekerja. Ketiga, mereka harus berlatih menulis laporan kasus, dan terakhir, mereka harus meminta kritik-kritik yang positif dan para ahli. 3.3.
Subjek Penelitian Dengan melihat sistem produksi sistem digital pada program mata najwa
peneliti menentukan beberapa subjek penelitian guna mencari keabsahan data dan informasi untuk mengetahui secara langsung bagaimana program tersebut berjalan. Penentuan narasumber dilakukan dengan menulis orang-orang yang dianggap paling tepat berdasarkan penilaian tertentu mewakili tingkat signifikasi dari narasumber penelitian ini, yaitu:
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
a. Host program Mata Najwa adalah wakil pemimpin redaksi Metro TV, yang nantinya membawakan program tersebut dihadapan pemirsa. Host berperan penting menciptakan talkshow yang menarik dengan cara mencari konten yang bagus dan update, serta mampu menghadirkan debat atau argumentasi yang ketat. b. Produser program Mata Najwa adalah orang yang bertanggung jawab terhadap proses pra produksi, produksi (baik live maupun tapping), dan pasca produksi. c. Production Assistant program Mata Najwa adalah orang yang menjadi asisten produksi, dan bertugas membantu pekerjaan dari produser. Misalkan membuat memo penugasan, booking kamera, capture hasil tapping, dan lain sebagainya. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Apabila subjek penelitiannya terbatas dan masih dalam jangkauan sumber daya, maka dapat dilakukan studi populasi, yaitu mempelajari seluruh objek secara langsung. Sebaliknya, apabila subjek penelitian sangat banyak dan berada diluar jangkauan sumber daya peneliti, atau batasan populasinya tidak mudah untuk didefinisikan, maka dapat dilakukan study sempel. Secara spesifik, Lincoln dan Guba serta Bogdan dan Biklen dalam menerangkan bahwa kegunaan informan bagi penelitian kita adalah sebagai berikut: 1. Membantu agar secepatnya dapat membenamkan diri dalam konteks setempat, terutama bagi peneliti yang belum mengalami latihan etnografi. 2. Agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terkumpul sebagai sampling internal karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran
41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
atau membandingkan suatu kejadian yang ditentukan dari subyek lainnya dapat dilakukan. 3.4.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, kualitas riset sangat tergantung pada kualitas dan
kelengkapan data yang dihasilkan. Pertanyaan yang selalu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Penelitian kualitatif bertumpu pada triangulation data yang dihasilkan dari tiga metode: interview, participant observation, dan telaah catatan organisasi (document records). 3.4.1. Data Primer (Primary Data) Dalam mencari data dan informasi terhadap subjek penelitian peneliti menggunakan teknik wawancara kepada narasumber yang berkaitan dengan penelitian yang akan di teliti. selain itu juga peneliti melakukan monitoring kepada program acara tersebut guna melihat secara langsung bagaimana proses terjadi produksi pada program mata najwa. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel (responden). 3.4.2. Data Sekunder Dalam menunjang pencarian data dan informasi peneliti menambahkan perolehan data melalui data sekunder yakni dengan mencari tambahan data dari studi kepustakaan, studi buku. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Konsep
3.5.
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menjabarkan konsep yang terkait dengan judul, yaitu: a. Peranan. Peranan berasal dari kata peran, dimana peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 845). Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilksanakan. Terkait penulisan skripsi ini maka peranan difokuskan pada sistem produksi digital yang digunakan tim Mata Najwa, dalam memproduksi program tersebut agar tampilannya baik dan ditonton oleh pemirsa di rumah.
43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Sistem produksi digital adalah penerapan teknologi dari sistem analog menjadi digital, sehingga memberikan manfaat besar dalam produksi sebuah program di televisi. Misalkan pada program Mata Najwa dimana produksi digital dapat terlihat pada pemakaian kamera yang sudah menggunakan memori card (tidak lagi memakai kaset), teleprompter (tidak menggunakan cue card atau menghafal), pemanfaatan media sosial di internet, dan lain sebagainya. c. Program Mata Najwa menurut Fachruddin (2015: 154) merupakan bagian dari talkshow entertainment, yang dipandu oleh seorang pembawa acara/ moderator/ host dan memiliki ketenaran dengan beberapa narasumber sesuai konsep produser atau kreatif. Mata Najwa adalah program talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab. Disiarkan perdana sejak 25 November 2009, Mata Najwa konsisten menghadirkan topik-topik menarik dengan narasumber kelas satu. Sejumlah tamu istimewa telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, diantaranya mantan Presiden RI, BJ Habibie (episode: Separuh Jiwaku Pergi), mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (episode: Pemimpin Bernyali), Menteri BUMN Dahlan Iskan (episode: Komandan Koboi), dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (episode: Laga Ibukota). d. Metro TV adalah stasiun televisi swasta berita yang berkedudukan di Indonesia. PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama "Metro TV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, pertama kali Metro TV mengudara dalam bentuk siaran ujicoba di 7 kota. Pada awalnya, hanya bersiaran 12 jam sehari, namun sejak tanggal 1 April 2001, Metro TV mulai 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengudara selama 24 jam. Hanya mengandalkan 280 orang stasiun ini beroperasi pada awalnya. Tapi seiring perkembangan dan kebutuhan, Metro TV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi. 3.6.
Fokus Penelitian Dalam melakukan penelitian peneliti lebih fokus kepada sistem produksi TV
digital pada program mata najwa, yakni dengan lebih menerangkan dan menjelaskan bagaimana proses produksi itu berlangsung. 3.7
Teknik Analisis Data Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian
yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi. 3.7.1. Analisis Kualitatif: Pertimbangan-pertimbangan Umum Tujuan dari analisis data, dengan mengabaikan jenis data yang dimiliki dan mengabaikan tradisi yang sudah dipakai pada koleksinya, apakah untuk menentukanbeberapa pesanan dalam jumlah besar informasi sehingga data dapat disintesis, ditafsirkan, dan dikomunikasikan. Walaupun tujuan utama dari kedua data kualitatif dan kuantitatif adalah untuk mengorganisir, menyediakan struktur, dan memperoleh arti dari data riset. Satu perbedaan penting adalah, di dalam studi-studi
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kualitatif, pengumpulan data dan analisis data pada umumnya terjadi secara serempak, pencarian konsep-konsep dan tema-tema penting mulai dari pengumpulan data dimulai. Tugas analisis data adalah selalu hebat, tetapi itu yang terutama sekali menantang untuk peneliti kualitatif, tiga pertimbangan utama, yaitu: 1.
Tidak ada aturan-aturan sistematis untuk meneliti dan penyajian data kualitatif. Ketiadaan prosedur analitik sistematis, menjadi sulit bagi peneliti untuk menyajikan kesimpulan.
2.
Aspek analisis kualitatif yang kedua yang menantang adalah jumlah besar pekerjaan. Analis kualitatif harus mengorganisir dan bisa dipertimbangkan dari halaman dan bahan-bahan naratif. Halaman itu harus dibaca ulang dan kemudian diorganisir, mengintegrasikan, dan menafsirkan.
3. Tantangan akhir adalah pengurangan data untuk tujuan-tujuan pelaporan. Hasilhasil utama dari riset kuantitatif dapat diringkas. Jika satu data kualitatif dikompres terlalu banyak, inti dari integritas bahan-bahan naratif sepanjang tahap analisa menjadi hilang. Sebagai konsekuensi, adalah kadang sukar untuk melakukan satu presentasi hasil riset kualitatif dalam suatu format yang kompatibel dengan pembatasan ruang dalam jurnal professional. 3.7.2. Model-Model Analisa Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran,
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sistematis, dan distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif, hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah sebagai berikut: a. “Model Quasi-Statistical”. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif, mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook. Hasil pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi Statistik. Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kuantitatif tradisional sampai melakukan analisa isi. b. “Model Analisa Template”. Di model ini, peneliti mengkembangkan analisa cetakan untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan
data,
template
mengalami
revisi
tetap
sebanyak
data
dikumpulkan. Model jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience. c. “Model Analisa Editing” . Peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter 47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dikembangkan satu rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology memakai prosedur pola analisa editing. d. “Model Immersion/Crystallisasi”. Model ini melibatkan pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif. Terjemahan yang interpretive dan subjektif dicontohkan dalam laporan kasus pribadi dari semi anekdot dan jumlah sedikit ditemui di dalam literatur riset dibanding tiga model yang lain. 3.7.3. Proses Analisa Analisa dari data kualitatif secara khas adalah satu proses yang interaktip dan aktif. Peneliti-peneliti kualitatif sering membaca data naratif mereka berulang-ulang dalam mencari arti dan pemahaman-pemahaman lebih dalam. Morse dan Field (1995) mencatat bahwa analisis kualitatif adalah proses tentang pencocokan data bersamasama, bagaimana membuat yang samar menjadi nyata, menghubungkan akibat dengan sebab. Yang merupakan suatu proses verifikasi dan dugaan, koreksi dan modifikasi, usul dan pertahanan. Beberapa kaum intelektual memainkan peran dalam analisis kualitatif. Morse dan Field (1995) mengenali empat proses-proses:
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Memahami Awal proses analitik, peneliti-peneliti kualitatif berusaha untuk bisa mempertimbangkan data dan belajar mencari ” apa yang terjadi.” Bila pemahaman dicapai, peneliti bisa menyiapkan cara deskripsi peristiwa, dan data baru tidak ditambahkan dalam uraian. Dengan kata lain, pemahaman diselesaikan bila kejenuhan telah dicapai. 2. Sintesis Sintesis meliputi penyaringan data dan menyatukannya. `Pada langkah ini, peneliti mendapatkan pengertian dari apa yang “khas” mengenai suatu peristiwa dan apa variasi dan cakupannya. Pada akhir proses sintesis, peneliti dapat mulai membuat pernyataan umum tentang peristiwa mengenai peserta studi. 3. Teoritis Meliputi sistem pemilihan data. Selama proses teori, peneliti mengembangkan penjelasan alternatif dari peristiwa dan kemudian menjaga penjelasan ini sampai menentukan apakah “cocok” dengan data. Proses teoritis dilanjutkan untuk dikembangkan sampai yang terbaik dan penjelasan paling hemat diperoleh. 4. Recontextualisasi Proses dari recontextualisasi meliputi pengembangan teori lebih lanjut dan aplikabilitas untuk kelompok lain yang diselidiki. Di dalam pemeriksaan terakhir pengembangan teori, adalah teori harus generalisasi dan sesuai konteks. 3.8
Triangulasi Data Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu
wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Empat macam model triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut : e. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara f. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. g. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. h. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. i. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/