BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung Hasil Penelitian pada bab ini penulis membahas hasil penelitian tentang
pengaruh Pelatihan terhadap kinerja karyawan karyawan pada ERHA CLINIC Bandung. Adapun yang menjadi gambaran umum responden meliputi jenis kelamin, lama bekerja dan pendidikan terakhir.
4.1.1
Gambaran Umum Responden Untuk mengetahui besarnya korelasi antara Pelatihan dan Motivasi
Karyawan terhadap kinerja karyawan karyawan pada ERHA CLINIC Bandung, maka dilakukan penelitian dengan menyebarkan angket atau kuesioner sebanyak 50 eksemplar sesuai dengan jumlah karyawan di ERHA CLINIC Bandung. Jumlah kuesioner yang terkumpul kembali sebanyak 42 eksemplar. Setelah dilakukan verifikasi, dari 42 kuesioner yang terkumpul ternyata semua item pertanyaan-pertanyaan diisi dengan lengkap. Dengan demikian kuesioner yang berjumlah 42 eksemplar tersebut seluruhnya dapat diolah. Berikut ini adalah tabel-tabel yang disusun untuk memberikan gambaran umum mengenai gambaran responden. Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah Karyawan
Persentase (%)
Laki-laki
18
43
Perempuan
24
57
Jumlah
42
100
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden
48
perempuan dengan persentase 57%. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah berjenis kelamin perempuan, pada ERHA CLINIC Bandung. Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Umur Responden Umur
Jumlah Karyawan
Persentase
21-30 Tahun
25
60
31-40 Tahun
15
36
41-50 Tahun
2
4
> 50 Tahun
0
0
Jumlah
42
100
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa karyawan yang berusia 21-30 tahun sebanyak 25 orang dengan persentase 560%, karyawan yang berusia 31-40 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 36%, karyawan yang berusia 41-50 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 4%, dan tidak ditemukannya karyawan yang berumur lebih dari 50 tahun. Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa karyawan di ERHA CLINIC Bandung memiliki rata-rata usia 21-30 tahun. Pada tingkat ini biasanya karyawan berada pada tingkat produktif, dimana karyawan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja.
Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah Karyawan
Persentase (%)
Lulusan SMA
14
33,33
Lulusan Diploma
22
52,4
Lulusan S1
6
14,28
Jumlah
42
100
Sumber: Data primer yang telah diolah
49
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, dapat diketahui bahwa karyawan ERHA CLINIC Bandung tingkat pendidikan dimulai dari Lulusan SMA sebanyak 14 orang dengan persentase 33,33%,karyawan yang Lulusan Diploma sebanyak 22 orang dengan persentase 52,4% sedangkan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 6 orang dengan persentase 14,28%. Dari keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan ERHA CLINIC Bandung memiliki tingkat pendidikan yang beragam mulai dari SMA, Diploma dan Sarjana.
Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Status Status
Jumlah Karyawan
Persentase
Karyawan tetap
5
11,9%
Honorer
37
88,1%
Jumlah
42
100
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan tetap adalah 5 orang dengan persentase sebesar 11,9%, sedangkan karyawan honorer adalah 37 orang dengan persentase 88,1%. . Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan lama bekerja Status
Jumlah Karyawan
Persentase
< 1 tahun
11
26,20
1 -2 tahun
21
50
2 – 3 tahun
6
14,28
> 3 tahun
4
9.52
Jumlah
42
100
Sumber: Data primer yang telah diolah
50
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan yang lamanya bekerja kurang dari 1 tahun adalah 11 orang dengan persentase sebesar 26,20%, yang bekerja antara 1-2
tahun adalah 21 orang dengan
persentase sebesar 50%, yang bekerja antara 2-3 tahun adalah 6 orang dengan persentase sebesar 14,28% dan karyawan yang bekerja lebih dari 3 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 9,52%.
Tabel 4.6 Data pelatihan yang pernah diikuti Status
Jumlah Karyawan
Persentase
1 kali
13
31
2 kali
21
50
3 kali
5
11,9
> 3 kali
3
7,14
Jumlah
42
100
Sumber: Data primer yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan yang pernah mengikuti pelatihan 1 kali sebanyak 13 orang,yang mengikuti pelatihan 2 kali sebanyak 21 orang,mengikuti pelatihan 3 kali sebanyak 5 orang dan yang mengikuti pelatihan lebih dari 3 kali sebanyak 3 orang..
4.1.2
Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Oleh karena itu, penulis menguji tingkat validitas kuesioner yang disebarkan kepada para responden dengan menggunakan program SPSS. Nilai validitas masing-masing butir pernyataan dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan. Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 42. Maka berdasarkan data perhitungan SPSS koefisien korelasi (r) diketahui bahwa seluruh korelasi item variabel X
51
(Pelatihan) lebih besar dari r tabel atau 0,304 maka instrumen dinyatakan valid. Begitu pula untuk variabel Y (Kinerja Karyawan), jika korelasi item variabel Y lebih besar dari r tabel atau 0,304 maka instrumen dinyatakan valid. Berikut ini merupakan hasil uji validitas dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 42 orang dan item kuesioner dengan jumlah pernyataan untuk pelatihan 16 pernyataan, dan untuk kinerja 16 pernyataan dengan output SPSS dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Validitas Pelatihan Pernyataan
R hitung
R tabel
Keterangan
VAR00001
0.421
0.304
Valid
VAR00002
0.629
0.304
Valid
VAR00003
0.768
0.304
Valid
VAR00004
0.660
0.304
Valid
VAR00005
0.468
0.304
Valid
VAR00006
0.556
0.304
Valid
VAR00007
0.735
0.304
Valid
VAR00008
0.689
0.304
Valid
VAR00009
0.792
0.304
Valid
VAR00010
0.468
0.304
Valid
VAR00011
0.745
0.304
Valid
VAR00012
0.633
0.304
Valid
VAR00013
0.629
0.304
Valid
VAR00014
0.768
0.304
Valid
VAR00015
0.660
0.304
Valid
VAR00016
0.573
0.304
Valid
52
Tabel 4.8 Uji Validitas Kinerja karyawan Pernyataan
R hitung
R tabel
Keterangan
VAR00001
0.527
0.304
Valid
VAR00002
0.628
0.304
Valid
VAR00003
0.573
0.304
Valid
VAR00004
0.630
0.304
Valid
VAR00005
0.476
0.304
Valid
VAR00006
0.473
0.304
Valid
VAR00007
0.496
0.304
Valid
VAR00008
0.511
0.304
Valid
VAR00009
0.553
0.304
Valid
VAR00010
0.547
0.304
Valid
VAR00011
0.453
0.304
Valid
VAR00012
0.505
0.304
Valid
VAR00013
0.485
0.304
Valid
VAR00014
0.441
0.304
Valid
VAR00015
0.437
0.304
Valid
VAR00016
0.461
0.304
Valid
Pada nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan bernilai lebih dari 0,304, dengan demikian dapat dikatakan semua item pernyataan valid.Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya bersamaan muncul. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS :
53
Tabel 4.9 Kriteria Uji reliabilitas variabel Pelatihan Reliability Statistics
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .915
N of Items .924
16
Tabel 4.10 Kriteria Uji reliabilitas variabel Kinerja Karyawan Reliability Statistics Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .848
N of Items .852
16
Pada nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 yaitu 0,915 dan 0,848 dengan demikian dapat dikatakan semua item pernyataan reliabel. Melalui pertanyaan yang diberikan penulis dalam kuesioner yang disebarkan untuk keperluan penelitian ini dapat diketahui tanggapan responden terhadap pelatihan dan kinerja karawan pada ERHA CLINIC Bandung.
54
Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka kriteria penilaian dari jawaban responden dibuat sebagai berikut: Sangat Setuju (SS)
diberi bobot nilai 5
Setuju(S)
diberi bobot nilai 4
Cukup Setuju(CS)
diberi bobot nilai 3
Kurang Setuju (KS)
diberi bobot nilai 2
Tidak Setuju (TS)
diberi bobot nilai 1
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus sebagai berikut : Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2000:79) adalah sebagai berikut : rentang p= banyak kelas interval
P
= Panjang Kelas Interval
Rentang
= Data tertinggi – Data terendah
Banyak Kelas Interval
=5
Berdasarkan rumus tersebut, maka panjang kelas interval adalah : P=
(5 − 1) = 0,8 5
55
Maka Rentang skala dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Interval Kelas Pelatihan
No
Interval Kelas
1
1,00 – 1,79
2
1,80 – 2,59
Tidak baik
Rendah
3
2,60 – 3,39
Cukup
Cukup
4
3,40 – 4,19
Baik
Tinggi
5
4,20 – 5,00
Sangat baik
Sangat tinggi
karyawan Sangat tidak baik
Kinerja
Sangat rendah
56
4.2
Penilaian Tentang Data-Data yang Diperoleh dari Responden
4.2.1 Variabel Pelatihan Tanggapan responden mengenai variabel pelatihan akan disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.12 Analisis Pelatihan di ERHA CLINIC Bandung No. 1
Pertanyaan
Rata-
SS
S
KS
TS
STS
Jml
8
17
14
3
0
156
3.71
Baik
6
29
5
2
0
166
3.93
Baik
5
31
5
1
0
166
3.96
Baik
7
27
6
2
0
165
3.93
Baik
8
22
7
3
2
157
3.74
Baik
10
22
7
1
2
163
3.88
Baik
10
25
6
1
0
170
4.05
Baik
rata
Keterangan
Saya perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar dapat menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
2
Perusahaan mampu meningkatkan partisipasi karyawan dalam volume pekerjaan untuk mengejar target.
3
Saya mampu menerapkan tujuan pelatihan untuk membangitkan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah yang muncul
4
Saya mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam memelihara/merawat mesin-mesin.
5
Saya mampu meningkakan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menekan pemborosan pemakaian bahan baku.
6
Saya mampu menyerap pengarahan pimpinan yang menjadi tugas dan fungsinya sebagai seorang karyawan yang baik.
7
Saya mampu meningkatkan kemampuan untuk melihat masalah yang muncul di sekitar.
57
8
Saya mampu mengembangkan bakat atau prakarsa yang ingin mengetahui dan menyelidiki pada
6
31
5
0
0
169
4.02
Baik
8
30
4
0
0
172
4.10
Baik
11
18
10
1
2
161
3.83
Baik
10
25
5
2
0
169
4.02
Baik
5
32
5
0
0
168
4
Baik
6
29
5
2
0
165
3.93
pekerjaan yang di tangani selama ini . 9
Saya mampu membantu pimpinan dalam mencapai target perusahaan.
10
Memperbaiki moral kerja karyawan
11
Program pelatihan meningkatkan kemampuan komunikasi karyawan.
12
Saya mampu meningkatkan perhatian terhadap aspek tugas dan tanggung jawab yang diemban yang relevan dengan tugas dan funsi karyawan.
13
Karyawan menerima baik dan senang bila ada masukan, kritikan ataupun teguran baik dari rekan
Baik
kerja terutama dari atasan. 14
Program pelatihan yang diberikan kepada karyawan dapat mengurangi 5
pengawasan yang tidak perlu, dan
31
5
1
0
166
3.95
Baik
27
6
2
0
165
3.93
Baik
24
9
0
0
168
4
Baik
Jumlah
62,98
∑ Rata-rata X
3.93
karyawan berkerja lebih mandiri 15
Saya mampu memupuk tingka laku yang positif terhadap pimpinan dan instansi/lembaga dan bervariasi di
7
lingkungan kerja dengan baik. 16
Permasalahan yang muncul dalam pekerjaan diselesaikan karyawan
9
secara mandiri. Baik
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
58
Dari tabel 4.14 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel X (Pelatihan), yaitu sebesar 3,93 yang artinya baik karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan oleh ERHA CLINIC Bandung dianggap baik. Adapun nilai rata-rata tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 4,10 yang terdapat pada pernyataan ” Saya mampu membantu pimpinan dalam mencapai target perusahaan.”, sedangkan nilai rata-rata terendah yang diperoleh adalah sebesar 3,71 yang terdapat pada pernyataan ” Saya perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar dapat menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.” Di lihat dari variable pelatihan, perusahaan perlu lebih mengevaluasi program pelatihan yang dilakukan agar perusahaan mendapatkan karyawan yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik. Dapat dilihat berdasarkan hasil variabel pelatihan yang menyatakan bahwa masih ada item yang nilainya berada di bawah rata-rata yaitu “bahwa pelatihan diberikan
sesuai
dengan
kebutuhan
karyawan,
pelatihan
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta moral karyawan.”
59
4.2.2
Variabel Kinerja Tanggapan responden mengenai variabel kinerja akan disajikan dalam
tabel berikut : Tabel 4.13 Analisis Kinerja di ERHA CLINIC Bandung No. 1
Pertanyaan
Rata-
SS
S
KS
TS
STS
Jml
10
15
9
6
2
151
3.60
Tinggi
12
16
6
6
2
156
3.71
Tinggi
9
13
13
6
1
149
3.55
Tinggi
11
16
7
5
3
153
3.64
Tinggi
13
11
14
2
2
157
3.74
Tinggi
13
16
9
3
1
153
3.88
Tinggi
3
2
24
3
0
141
3.36
Cukup
2
18
17
5
0
143
3.40
Tinggi
5
10
26
0
1
144
3.43
Tinggi
4
16
18
4
0
146
3.48
Tinggi
rata
Keterangan
Saya mampu menyelesaikan beban kerja sesuai dengan standard perusahaan
2
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
3
Saya mampu menjalankan tanggung jawab
4
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai standar perusahaan
5
Saya mampu melaksanakan pekerjaan sehingga tercapai efesien dan efektivitas.
6
Saya mampu menyelesaikan masalah yang muncul secara mandiri
7
Perusahaan mampu meningkatkan kemampuan karyawan dalam menggunakan berbagai alat
8
Perusahaan dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam berkerja sama dan membangun kinerja tim yang baik.
9
Perusahaan mampu meningkatkan pengetahuan karyawan akan pekerjaan dan tanggung jawab karyawan akan setiap beban tugasnya
10
Saya mampu berkerja untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan memperbesar tanggung jawab.
60
11
Saya mampu untuk menyimpulkan tugas-tugas sehingga tujuan
12
16
10
1
3
159
3.78
Tinggi
5
14
15
6
2
140
3.33
Cukup
2
14
19
3
4
133
3.17
Cukup
7
13
3
5
14
120
2.86
Cukup
9
13
5
7
8
134
3.19
Cukup
7
12
8
5
10
127
3.02
Cukup
Jumlah
55.14
∑ Rata-rata X
3.45
organisasi/perusahaan dapat tercapai. 12
Saya mampu menerapkan pelatihan dalam menyelesaikan pekerjaan
13
Saya mampu meningkatkan komunikasi dengan rekan kerja maupun orang lain di luar perusahaan
14
Saya mampu melebihi standar kinerja setelah mengikuti program pelatihan.
15
Kepercayaan tinggi dan wewenang yang diberikan pimpinan kepada karyawan meningkatkan kinerja karyawan
16
Saya mampu memperbaiki diri dan mengembangkan potensi diri setelah mendapatkan pelatihan dan menerima reward yang adil dan layak dari perusahaan. Tinggi
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
Dari tabel 4.16 di atas, diperoleh nilai rata-rata keseluruhan variabel pelatihan karyawan, yaitu sebesar 3,45 yang artinya tinggi karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Adapun nilai rata-rata tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 3.88 yang terdapat pada pernyataan ” Saya mampu menyelesaikan masalah yang muncul secara mandiri”, sedangkan nilai rata-rata terendah yang diperoleh adalah sebesar 2,86 yang terdapat pada pernyataan ” Saya mampu melebihi standar kinerja setelah mengikuti program pelatihan..” Di lihat dari variable kinerja karyawan, perusahaan seharusnya tidak membuat standar kerja yang tinggi agar karyawan mudah untuk mencapainya, sehingga kinerja karyawan tidak menurun. Dapat dilihat berdasarkan hasil variabel kinerja karyawan yang menyatakan bahwa masih ada item yang nilainya berada di bawah rata-rata yaitu 61
“keterampilan, pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam menggunakan peralatan/mesin-mesin di kantor/perusahaan, kesadaran dalam hal kehadiran untuk menyelesaikan pekerjaan, pelatihan yang di ikuti karyawan meningkatkan kemampuan dalam berhubungan secara lisan dengan rekan kerja, atasan, dan orang lain luar perusahaan, karyawan memeliki kemampuan teknis yang baik dan praktisan sehingga pekerjaan karyawan bisa mendekati atau bahkan melebihi standar kerja, kepercayaan tinggi dan wewenang yang diberikan pimpinan kepada karyawan meningkatkan kinerja karyawan, dan karyawan mampu memperbaiki diri dan mengembangkan potensi diri setelah mendapatkan pelatihan dan menerima reward yang adil dan layak dari perusahaan.”
4.3
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja pada ERHA Clinic Bandung
4.3.1
Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja pada
ERHA Clinic Bandung, perlu dilakukan uji korelasi (hubungan). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur derajat keeratan hubungan antara variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y). Berikut hasil Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman digunakan dengan program SPSS.
Tabel 4.14 Perhitungan Korelasi Rank Spearman Variabel X dan Variabel Y
Correlations x_total Spearman's rho
x_total
Correlation Coefficient
y_total
1.000
Sig. (1-tailed) N y_total
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
**
.540
.
.000
42
42
**
1.000
.000
.
42
42
.540
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
62
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Rank Spearman, maka diperoleh nilai rs sebesar 0,540. Untuk arah hubungan menunjukan arah hubungan positif atau searah artinya jika pelatihan sesuai dengan harapan karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat juga, dan begitu pula sebaliknya. Tabel 4.15 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Koefisien Korelasi
4.3.2
Koefisien Korelasi
Tafsirannya
0,00 - 0.199
+ dan -
Hubungan sangat lemah
0,20 – 0,399
+ dan -
Hubungan yang lemah
0,40 – 0,599
+ dan -
Hubungan yang cukup kuat
0,60 – 0,799
+ dan -
Hubungan yang kuat
0,80 – 1,000
+ dan -
Hubungan yang sangat kuat
Koefisien Determinasi Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan
pada ERHA Clinic Bandung dalam bentuk persentase, maka digunakan perhitungan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: Kd = rs2 x 100% = 0,5402 x 100% = 26,3%
63
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Adjusted R Model
R
R Square a
1
.281
Square
.540
Std. Error of the Estimate .263
9.061
a. Predictors: (Constant), x_total b. Dependent Variable: y_total
Besarnya pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan ERHA Clinic Bandung adalah sebesar 26,3% dan sisanya 73,7% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi tersebut maka untuk mengetahui bagaimana hubungan kedua variabel tersebut, digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel 4.18 sebagai berikut:
4.3.3
Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan uji
hipotesis sebagai berikut : -
Ho
: r s ≤ 0,
yaitu pelatihan tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan karyawan.
-
Ha
: r s > 0,
yaitu pelatihan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Membandingkan t Jika t hitung > t
hitung
tabel
dengan t
tabel
dengan kriteria sebagai berikut:
maka Ho akan ditolak dan Ha diterima
Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho akan diterima dan Ha ditolak. Dimana derajat kebebasan ( df ) adalah : df = n – (k-l) = 42 – 2 = 40
64
Dimana tingkat kekeliruan ( α ) yang digunakan sebesar 5 % Untuk menetapkan nilai t t hitung = rs
t tabel
dipergunakan rumus sebagai berikut :
(n − 2) 1 − rs 2
t hitung = 0,540 Dan
hitung
(42 − 2) 1 − 0,5402
t hitung = 4,057 = t (α ; df ) = (0,05 ; 40) = 1,685 Dari perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa t
hitung
= 4,057 lebih besar
dari t tabel = 1,685 Ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka pelatihan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada ERHA CLINIC Bandung. Untuk lebih jelasnya, pengujian hipotesis akan disajikan dalam gambar berikut ini:
Daerah Penolakan Ha Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan Ha Daerah Penolakan Ho
0
1,685
4,.057
Gambar 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho dalam Pengujian Hipotesis
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut, t tabel = 1,685 dan t
hitung
= 4,057 berada
di daerah penolakan H o . Hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan pada Bab I yaitu ”Bila pelatihan dilakukan dengan tepat, maka kinerja karyawan akan meningkat”, dapat diterima. 65
4.4
Rekapitulasi Hasil Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan menjawab identifikasi
beberapa masalah yang menjadi subjek penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Tanggapan karyawan terhadap pelaksanaan pelatihan di ERHA CLINIC Bandung adalah baik, hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dimana pelatihan karyawan memiliki nilai rata-rata sebesar 3,93 yang berada pada interval 3,71-4,10 artinya pelaksanaan pelatihan yang diharapkan karyawan di ERHA CLINIC Bandung. 2. Tingkat kinerja pada karyawan di ERHA CLINIC Bandung adalah tinggi, hal ini dapat dibuktikan pula berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, dimana dapat diketahui nilai rata-rata sebesar 3,45 yang berada pada interval 2,86-3,88 artinya motivasi kerja pada promosi jabatan di ERHA CLINIC Bandung adalah tinggi. 3. Pelatihan terhadap kinerja karyawan di ERHA CLINIC Bandung memiliki pengaruh yang kuat. Dengan menggunakan program SPSS dan hitungan manual analisis korelasi dapat dilihat dari nilai R sebesar 0,281 atau 28,1% dengan tingkat interpretasi koefisien korelasi. Sedangkan Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan, dilakukan dengan uji koefesien korelasi product moment (pearson) yang menyatakan. ” Variabel pelatihan memiliki tingkat signifikansi 0,000 (≥α = 0,05), yang berarti variabel pelatihan berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja.” Berdasarkan analisis uji regresi dapat dilihat nilai adjusted R square sebesar 0,540 menunjukan bahwa dalam model regresi pelatihan mampu menjelaskan 54 % varians karyawan, Sedangkan sisanya yaitu sebesar 46 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.
66