B. PEMBAHASAN Pada praktikum pada hari selasa tanggal 16 september 2014 pukul 07.30 adalah praktikum tentang jaringan epitel. Tujuannya adalah untuk mengetahui letak dan ciri jaringan yang terdapat pada organ (preparat). Preparat yang berjumlah tujuh antara lain preparat usus halus, kulit manusia, vesica urinaria (kantung kemih), ginjal, rongga hidung, esophagus, serta jaringan epitel silindris. Alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya binokuler. Pertama adalah preparat ginjal. Pada preparat ini merupakan epitel kubus selapis. Bagian yang terlihat adalah jaringan epitel, membran basal dan lumen. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991: 402) Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Tubulus koligens yang lebih kecil dibatasi oleh epitel kubus dan bergaris tengah 40 Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi. Sri Pujianto (2008 : 48) sesuai dengan namanya, Epitel jenis ini tersusun oleh selapis sel-sel epitel berbentuk kubus dengan inti sel berbentuk bulat yang terletak di tengah sel. Fungsi jaringan ini adalah absorbsi dan sekresi sehingga umumnya terdapat pada kelenjar dan saluransalurannya, misalnya kelenjar ludah dan kelenjae tiroid. Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih sebelum dikeluarkan. Kedua adalah preparat kulit manusia. Pada preparat ini terdapat sel epitel yaitu pipih berlapis menanduk atau berkeratin. Bagian yang terlihat adalah jaringan epitelnya yang berbentuk pipih dan berlapis-lapis, lalu terdapat tanduk atau keratin yang berwarna kuning dan membran basalnya. Fungsi jaringan epitel ini adalah terutama untuk proteksi atau perlindungan jaringan yang berada dibawahnya karena letaknya dibagian terluar tubuh yakni di kulit. Lalu berfungsi juga untuk mencegah kulit agar tidak kering dengan cara mencegah penguapan. Selain di permukaan kulit jaringan epitel pipih berlapis banyak letaknya di esophagus namun tidak menanduk atau sedikit keratin dan di rongga mulut. Sangat mirip dengan epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Hanya di sini sel-sel yang superfisial mengalami transformasi menjadi lapisan keratin yang kuat dan tidak hidup yang melekat erat dengan sel-sel hidup di bawahnya. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira (1991: 71) epitel berlapis gepeng yang mengalami keratinisasi terutama ditemukan di dalam kulit. Sel-selnya membentuk banyak lapisan sel-sel epitel bertanduk dinamakan keratinosit .Sel epitel yang letaknya paling dekat dengan membran basal akan terlihat lebih besar dibanding yang letaknya lebih jauh, karena suplai energi dan nutrisi di daerah ini lebih banyak . Ketiga adalah preparat esophagus. Pada preparat ini merupakan jaringan epitel pipih berlapis banyak. Bagian yang terlihat diantaranya lumen, epitel, membran basal dan jaringan ikat. Fungsi epitel ini adalah
untu perlindungan atau proteksi dan melindungi jaringan yang da dibawahnya dan menahan gesekan. Epitel pada esophagus tidak betanduk namun hanya memilki sedikit keratin. Selain di esophagus, jaringan ini terletak juga pada kornea , saluran anus dan vagina. Ke-empat yaitu preparat epitel silindris selapis. Jaringan epitelnya merupakan epitel silindris selapis. Bagian yang terlihat adalah jaringan epitel, membran basal. Menurut hasil pengamatan pada lapisan permukaan dalam rongga libelus ditemukan epitel selapis silindris. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991:71) menurut bentuk sel kolumner selapis distribusi nya melapisi usus dan kandung empedu. Dimana mempunyai fungsi sebagai proteksi, lubrikasi absorbsi dan sekresi. Selain ini diperkuat lagi oleh Sri Pujianto (2008 : 48) Jaringan ini tersusun atas sel-sel silindris dengan inti sel berbentuk bulat telur yang terletak dibagian basal sel. Epitel ini berfungsi dalam proses absorpsi, contohnya yang terdapat pada saluran pencernaan (lambung dan usus). Menurut Anonim1 (2011 : 2) epitel selapis silindris lebih tampak jelas dengan bentuk lonjong dan intinya terletak agak ke bagian membrane basal dibawahnya. Serta konfigurasi selnya tersusun rapat beraturan. Epitel selapis silindris terdiri dari selapis sel dengan bentuk silinder yang berdiri pada membrane basal dengan tampak sel berbentuk tinggi, intinya lonjong dan terletak agak basal dengan sumbu tegak lurus terhadap membrane basal. Ada beberapa lapisan sel yang berbentuk polyhedral diikiuti sel-sel besar dipermukaan cabang. Fungsi dari jaringan ini untuk proteksi,sekresi dan absorbsi.
Kelima adalah preparat rongga hidung. Pada preparat ini merupakan jaringan epitel silindris berlapis semu bersilia. Bagian yang terliha adalah silia, epitel silindris berlapis semu, membran basal dan jaringan ikat. Permukaan bebas sel ditutupi tonjolan-tonjolan yang disebut silia. Fungsi jaringan epitel ini adalah untuk menyaring dan proteksi dari kotoran yang masuk lewat udara yang kita hirup untuk menghindari agar zat yang berbahaya tidak masuk ke paru-paru dan berfungsi untuk sekresi. Lalu mengapa dikatan berlapis silindris semu , karena epitel uini merupakan epitel silindris selapis, namun letak inti yang tidak beraturan membuat jaringan ini terlihat seperti berlapis-lapis. Hal ini diperkuat oleh Jun Queira C (1991 : 72) Epitel berlapis semu disebut disebut demikian karena, meskipun inti-intti selnya terlihat terletak dalam berbagai ketinggian, semua sel melekat pada lamina basalis, tetapi berada di antaranya tidak mencapai permukaan. Contoh paling jelas dari jaringan ini adalah epitel kolumnar berlapis semu dan bersilia yang terdapat di dalam saluran pernapasan. Diperkuat oleh Pearce (1999: 11) bahwa sel cangkir atau sel goblet adalah sel yang mengeluarkan mukus atau lendir dan terletak di dinding kelenjar beserta salurannya, yang dilapisi sel silinder, baik sel yang polos ataupun sel yang berambut. Dalam jumlah besar menutupi lambung, kolon, dan trakea. Jaringan epitel ini juga terdapat pada mukosa bawah faring, saluran napas, dan saluran reproduksi laki-laki. Ke-enam adalah preparat vesica urinaria (kantung kemih). Pada preparat ini merupakan jaringan epitel transisional. Bagian yang terlihat adalah jaringan epitelny, jaringan basal, jaringan ikat dan jaringan otot polos padat. Mengapa disebut transisional, karena bentuk jaringan epitel ini dapat berubah sesuai dengan keadaan makadari itu disebut transisional. Apabila kantung kemih terisi penuh oleh urin maka jaringan
epitelnya akan berubah menjadi pipih, namun ketika kantung kemih berisi sedikit urin maka bentuknya akan beribah menjadi kubus. Jaringan epitel ini sangat khas pada ureter, vesika urinaria dan uretra. Jaringan ini verasal dari endotelium karena terletak pada bagian dalam. Berfungsi untuk kemungkinan dalam perubahan suatu bentuk. Ketujuh adalah preparat usus halus. Pada pengamatan ini hasil yang didapat adalah berupa bagian-bagian jaringan epitel yang berbentuk silindris selapis dan bersilia, membran basal, lumen dan jaringan ikat. Merupakan jaringan sekresi pertama pada tubuh yang terdiri atas selapis sel prisma tinggindiatas membran basal dan inti berada di dekatnya. Epitel ini juga dapat ditemukan pada vas deferens, prostat dan sistem genital. Lalu mengapa pada epitel ini bersilia, karena memudahkan dan memperluas bidang penyerapan sarisari makanan . Itulah ketujuh preparat organ yang diamati, beserta fungsi dan strukturnya. Struktur umum dari keseluruhan jaringan epitel diatas adalah susunan sel jaringannya rapat, tidak ada ruang antar sel, menempel pada membran basal dan memilki modifikasi bentuk.
Ciri-ciri jaringan epitel adalah ada tiga yakni susunan selnya sangat rapat, menempel pada membran basal dan letaknya paling luar atau melapisi suatu permukaan. Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel berisi dan bersudut banyak (oligonal) yang berhimpit padat, dengan sedikit atau tanpa substansi interselular di antaranya. Epitel dapat berupa membran dan dapat pula berupa kelenjar. Membran dibentuk oleh lembaran sel-sel dan meliputi suatu permukaan luar atau membatasi suatu permukaan dalam. Kelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh kedalam jaringan ikat dibawahnya, badan biasanya bagian yang berhubungan dengan permukaan tetap terpelihara. Kelenjar demikian disebut kelenjar eksokrin, yang sekret atau hasilnya dicurahkan kepermukaan pada beberapa kasus hubungan dengan permukaan itu hilang dan kelenjar itu mencurahkan hasilnya ke suatu sistem pembuluh; inilah yang disebut kelenjar endokrin. Mengenai bentuk, pada dasarnya sel epitel adalah gepeng, kuboid, dan silindris, dengan bentuk peralihan (transisional). Sel gepeng itu sangat pipih, tingginya kurang dari lebarnya. Dari samping terlihat melebar di tempat inti. Sel kuboid berbentuk kubus, tinggi dan lebarnya kurang lebih sama dan sel silindris tingginya melebihi lebarnya. Semua inti berderet sejajar dengan sumbu utama sel denagn bentuk yang sesuai dengan sel nya. Jadi inti itu bulat dan biasanya ditengah pada sel kuboid, pipih pada sel gepeng, dan lonjong pada sel silindris ( Leeson,C.Roland.1996 : 65). Sel-sel disusun membentuk membrane dalam satu atau lebih lapisan. Epitel selapis tersusun oleh sel-sel dalam satu lapisan; semua sel terletak diatas membrane basal dan mencapai permukaan. Epitel berlapis basal yang terletak diatas membrane basal. Epitel bertingkat disusun oleh sel-sel yang semuanya berhubungan dengan membrane basal tetapi tidak semua sel mecapai prmukaan. Pada dasarnya epitel ini dibentuk oleh sel dengan berbagai bentuk dalam satu lapisan, biasanya dengan inti-inti yang terletak pada berbagai tingkat, sehingga memberikan gambaran palsu adanya bebeapa lapisan ( Leeson,C.Roland.1996 : 65).
Klasifikasi jaringan epitel Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan: a.
Fungsi,
Ø Pelapis (covering epithelia) Ø Kelenjar (glandular epithelia) Ø Khusus b.
Jumlah lapisan sel,
Ø Sederhana (simple ept.) Ø berlapis (stratified ept) Ø berlapis semu (pseudostratified ept.) c.
Bentuk sel pada permukaan jaringan
Ø pipih (squamous ) Ø kuboid (cuboidal ) Ø batang (columnar ) Ø peralihan (transitional ) Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga macam, yaitu: Epitel pipih, berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat yang terletak di tengah. Epitel batang (silindris), berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat yang terletak di dasar sel. Epitel kubus, berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar yang terletak di tengah. Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 1.
Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat. Lokasi :Epitel pipih selapis terdapat pada jaringan epitelium pembuluh limfe (getah bening), pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru- paru, ginjal, dan selaput perut. Fungsi : Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi. 2.
Epitel Pipih Berlapis Banyak
Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak tersusun sangat rapat. Lokasi: Jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Fungsi : Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung. 3.
Epitel Silindris Selapis
Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk silindris. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium kelenjar pencernaan, jonjot usus, kantung empedu, lambung (ventrikulus), dan usus (intestinum). Fungsi : Jaringan epithelium ini berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus dan sekresi. 4.
Epitel Silindris Berlapis Banyak
Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada jaringan epitelium laring, faring, trakea, dan kelenjar ludah. Fungsi : Jaringan epitel silindris berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung. 5.
Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium permukaan ovarium, lensa mata, nefron ginjal, dan kelenjar tiroid. Fungsi :Jaringan epitel kubus selapis berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung. 6.
Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada epitelium folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar minyak, dan kelenjar keringat pada kulit. Fungsi : Jaringan epitel kubus berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi dari gesekan dan pengelupasan. 7.
Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuk jaringan epitel transisi dapat berubah dan permukaan lapisannya dapat menggembung. Lokasi : Jaringan epitel transisi terdapat pada epitelium ureter, uretra, saluran pernapasan, dan kantung kemih. 8.
Epitel Kelenjar
Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. Senyawa yang disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula sekresi. Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitukelenjar endokrindan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrinmerupakan kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin
langsung memasuki system peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebuthormon. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrinmerupakan kelenjar yang sekresinya melalui saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi membantu metebolisme dan komunikasi. Contoh kelenjar eksokrin yang membantu metabolisme adalah kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan pancreas. Contoh kelenjar eksokrin yang berperan dalam komunikasi adalah feromon (Anonim, 2014). KLASIFIKASI KELENJAR I. KELENJAR EKSOKRIN Kelenjar ini mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya dan selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Secara morfologik kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan jumlah sel yang menyusunnya, maka dapat digolongkan ke dalam : a. Kelenjar uniseluler Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala. b. Kelenjar multiseluler Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi : · Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung. · Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat. Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : 1. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret 2. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria. Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius dalam tubuh dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu : 1) Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland) a. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar) b. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera) c. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
2) Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland) Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri). 3) Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland) Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang . 4) Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland) Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis. Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi kelenjar monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat) dan kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya glandula sebacea). Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi : kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya (misalnya testis dan ovarium) dan kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Kelenjar nonsitogen ini dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu : 1) Kelenjar mukosa Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai pembentuk lendir. 2) Kelenjar serosa Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin. Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas dan parotis. Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak ditengah. Pada bagian basal sel terdapat glanular endoplaspic reticulum sehingga pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya tampak gambaran yang bergaris-garis. 3) Kelenjar campuran
Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa. Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk gambaran bulan sabit yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis. Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu : 1) Kelenjar merokrin Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel yang ikut disekresikan (glandula subdorifera). 2) Kelenjar apokrin Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar (glandula axillaris dan glandula circumanale). 3) Kelenjar holokrin Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi sehingga sekretnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati (glandula sebacea) . MODIFIKASI PADA JARINGAN EPITEL 1. Mikrovili Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Tonjolantonjolan tersebut dinamakan secara berbeda-beda, misalnya yang terdapat pada tubulus contortus proximalis, plexus choroideus, dan placenta sebagai brush border karena bentuknya seperti bulu sikat. Tonjolan yang terdapat pada epitel usus karena tampak bergaris-garis dinamakan striated border. Pada permukaan sebuah sel mungkin ditemukan sebanyak 2000 mikrovili. Fungsi dari mikrovili adalah untuk memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat suatu enzim yang dapat memecahkan bahan makanan agar dapat diabsorbsi. 2. Stereocilia Stereocilia merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan sperma. 3. Kinocilia Kinocilia atau yang biasa disebut dengan cilia, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan
bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur halus yang berbeda dengan stereocilia. Sebuah cilium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan corpusculum basale. Ukuran panjang kinocilia berkisar antara 5-10 µm dengan diameter 0,2 µm. cilia dapat ditemukan pada epitel tractus respiratorius, oviduct, dan uterus. 4. Crusta Bangunan ini merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya. 5. Cuticula Struktur ini merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Struktur khusus ini dapat ditemukan sebagai capsula lentis.
POLARITAS SEL-SEL EPITEL Polaritas sel epitel adalah keadaan yang berbeda antara bagian puncak dan dasar epitel. Salah satu contohnya adalah sel silindris pada epitel usus yang berfungsi untuk absorbsi makanan. Di bagian puncak sel terdapat tetes-tetes lemak, kompleks golgi dan lebih banyak mengandung mitokondria dengan mikrovili pada permukaaan bebasnya, sedangkan pada tubulus contortus ginjal, mitokonria lebih banyak dibagian dasar sel.
C. KESIMPULAN Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Letak jaringan epitel pada suatu organ dan fungsinya akan selalu memiliki hubungan 2. Semua jaringan epitel bertumpu pada membran basal 3. Sel-sel penyusun jaringan epitel sangat rapat, tidak dilalui pembuluh darah 4. Bentuknya bermacam-macam, ada yang pipih, kubus, silindris dan transisional. Ada yang hanya selapis dan berlapis banyak ada juga yang berlapis semu 5. Fungsi jaringan epitel adalah untuk proteksi, sekresi, ekskresi dan absorpsi 6. Spesialisasi jaringan epitel membentuk mirofili, serosilia. Mikrofili terdapat pada epitel silindris selapis di usus.
D. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Histologi Lambung. Diunduh dari http://doctorology.net/?p=210). Artikel.diakses 17 september 2014 pukul 19.30 WIB
Anonim. 2012. Laporan Histologi. Diunduh dari http://febrymbotolala0892.blogspot.com/2012/05/laporanhistologi.html . Diakses pada 17 september 2014 pukul 19.40 WIB Anonim. 2010. Gambar Jaringan Epitel. Diunduh http://blogcalondokter.wordpress.com/2010/12/09/gambar-jaringan-epitel.Artikel. Diakses pada 17 september 2014 pukul 19.55 WIB Anonim . 2014. Kuliah jaringan. Diunduh dari http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail23173-kuliah-jaringan%20epitel.html diakses pada 17 september 2014 pukul 20.00 WIB Junqueira,Luis. C dan Carneiro, Jose.1991.HISTOLOGI DASAR.Adji Dharma.-Ed.3-Jakarta Leeson,C.Roland.1996.Buku Ajar Histologi.Buku Kedokteran EGC.-ed.5.-Jakarta Pearce C, Evelyn.1999.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Gramedia.Jakarta. Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Tiga Serangkai. Solo Bandarlampung, 23 September 2014 Mengetahui Praktikan
Asisten
Amanah
Ayu Novika
1313024009
1213024007