USAID PRIORITAS Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa
SMP Negeri 4 Pinrang
EDISI 02/JANUARI-MARET 2013
WARTA PRIORITAS
Rawat Mutu Pembelajaran, Gelar Program Guru Favorit dan Berprestasi 1
Media Diseminasi Praktik Inovasi di Bidang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan
Gubernur Syahrul Yasin Limpo
2
3
4
Resmikan Program USAID PRIORITAS Di Sulawesi Selatan
(1) dan (2) Pembelajaran Aktif siswa; (3) Penyerahan hadiah kepada tokoh siswa berkarya (4) Guru favorit menerima hadiah penghargaan
B
kegiatan yang sudah berlangsung sejak tahun 2011 itu memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kinerja guru berdasarkan penilaian siswa dan kepala sekolah selaku supervisor, yang dibantu wakasek dan guru BK. Guru favorit dipilih siswa sementara guru berprestasi terpilih berdasarkan penilaian kinerja guru oleh tim supervisor. Guru IPA, Hasbiah, S.Pd, meraih predikat guru favorit tahun 2012. Ia dipilih lebih kurang 750 siswa berdasarkan performa pembelajarannya. Siswa memberikan penilaian melalui angket yang dibagikan sekolah. Instrumen itu mengumpulkan suara siswa seputar area pembelajaran bermakna dengan item-item: metode bervariasi dan menyenangkan, kontekstual, sumber belajar dan materi variatif, media relevan, penilaian dan jurnal reflektif. Pengumuman peraih guru favorit dilaksanakan setiap tanggal …. saat memperingati Hari Guru nasional. Berbeda program Guru Favorit yang diumumkan setiap tahun, Guru Berprestrasi digelar per WARTA PRIORITAS s e m e s t e r. Penanggung Jawab Jamaruddin (Provincial Coordinator) Abd. Hadi Editor Hamsah (Communication Specialist) Tim Redaksi Nensilianti (TTI Development Specialist), l a n j u t erbagai praktik inovatif yang dilaksanakan SMP Negeri 4 Pinrang untuk menjaga kualitas pembelajarannya. Pada tahun-tahun sebelumnya, guru-guru bidang studi dan kepala sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang menghasilkan karya terbaik di setiap akhir kegiatan pembelajaran aktif yang diterapkan semua guru. Siswa yang membuat hasil karya pembelajaran terbaik diberikan pengharagaan setiap hari Senin, saat upacara bendera, dalam tajuk Tokoh Siswa Minggu Ini. Untuk menjadi tokoh siswa berkarya, mereka jadi fokus dalam pembelajaran dan menghasilkan karya terbaik. Saat ini, masih dalam kerangka peningkatan kualitas pembelajaran, sekolah yang berkomitmen menerapkan pembelajaran berbasis siswa aktif itu melaksanakan program pemilihan Guru Favorit dan Guru Berprestasi. Menurut Drs. H. Abd. Hadi, kepala sekolah, kedua program itu pada perinsipnya bertujuan untuk merefleksi dan memelihara kualitas pembelajaran. Namun, secara khusus
Saiful Jihad, (TTO Secondary), Amir Mallarangeng (TTO Primary), Fadiah Machmud (WHS), M. Ridwan Tikollah (GMS), La Malihu (M/E Specialist), Abdul Rahman Patta (IT Specialist)
ALAMAT Jl. Salemba Raya/Rutan Raya No. 75-77, Gunung Sari Baru, Makassar - Sulawesi Selatan Telp. 0411-885595, 886898, E-mail:
[email protected]
menjelaskan, pelaksanaannya merujuk pada Permen PAN RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang peningkatan mutu kinerja guru. Namun, timnya secara sederhana mengukur tiga indikator, yakni: kinerja pembelajaran, kedisiplinan, dan komitmen pengembangan sekolah. Hasil penilaian kinerja guru, tentang penerapan segenap kompetensi guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran, menjadi dasar penempatan tingkatan kelas tempat mengajar. “Jika guru menunjukkan kompetensi belum maksimal dan kurang inisiatif belajar, maka kita beri kesempatan menguatkan kompetensinya dan mengajar di tingkat kelas yang lebih sesuai.”katanya. Peraih predikat guru berprestasi semester I (ganjil) tahun 2012-2013 ada tiga, yakni:A. Sapri Awal, S.Pd, guru olah raga; Hasbiah, S.Pd, guru IPA, dan H.M. Jalil, S.PdI, guru Agama. “Penghargaan yang diberikan sekolah kepada guru berprestasi tersebut sangat tidak sebanding dengan cara dan kerja keras mereka menghormati profesinya.”ujar sang Kasek yang selalu menyapa nak (anak) kepada siswa, guru dan lawan bicara yang dianggapnya lebih muda.
1
(1) Fose bersama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Ester Manurung (Perwakilan USAID Indonesia), Stuart Weston (Direktur USAID Prioritas), Bupati dan Rektor LPTK Mitra; (2), (3); dan (4) Penandatanganan KAK antara USAID Indonesia dan Gubernur, USAID Prioritas dan Bupati/Walikota serta Rektor UNM dan UIN Alauddin
“Kepada bupati saya titipkan program USAID ini untuk mendukung pembangunan pendidikan kita di Sulsel. Kita semua sangat mendukung program ini.” Syahrul Yasin Limpo (SYL), Gubernur Sulawesi Selatan. Pesan itu disampaikan langsung khusus kepada 12 bupati dan walikota dari daerah mitra saat meresmikan proyek peningkatan
2
kualitas pendidkan dasar bantuan pemerintah Amerika, USAID PRIORITAS di Sulawesi Selatan, 28 November 2012 di Hotel Mercure M a k a s s a r. P e m e r i n t a h kabupaten/kota yang hadir di antaranya Bupati Pinrang, A. Aslam Patonangi; Bupati Maros,Hatta Rahman; Bupati Pangkep, Syamsuddin Hamid; Bupati Jeneponto, Rajamilo; Bupati Wajo, Andi Unru, dan Wakil
3
Informasi lebih lanjut silakan klik: www.prioritaspendidikan.org
Bupati Bantaeng,Andi Asli Mustajab. Gubernur yang menjadikan pendidikan dan kesehatan sebagai strong point pembangunan Sulsel itu menyatakan apresiasinya terhadap program USAID PRIORITAS sebagai lanjutan dari DBE-USAID yang telah selesai di penghujung 2012. Ia sangat menyambut baik program-program tersebut. Menurutnya, Sulsel sangat membutuhkan metodologi
4 USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia's Teachers, Administrators, and Students
02
UTAMA
pendidikan yang baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang ditawarkan USAID ini. Karenanya, ia meminta guru menerapkan metode pembelajaran modern dan bagi kepala sekolah melakanakan manajemen yang lebih terbuka sehingga kemajuan sekolah dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Usai menyampaikan sambutannya, SYL menandatangani nota perjanjian kerja sama antara Pemprov Sulsel dan USAID Indonesia, yang diwakili Ester Manurung. Dan berturut-turut menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara USAID PRIORITAS oleh Direktur Proyek, Stuart Weston, dan sejumlah bupati yang hadir serta penandatanganan kerja sama dengan Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Islam Negeri Alauddin, masing-masing oleh rektornya Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd, dan Prof. Dr. H.Qadir Gassing, HT, M.S. Acara peresmian proyek dihadiri lebih kurang 130 tamu undangan dan 50 orang partisipan pendukung dari unsur sekolah yang melaksanakan pameran karya siswa hasil pembelajaran aktif serta penampil live music dan seni tari. Sejumlah tamu undangan dan pejabat penting lainnya hadir dalam acara itu antara lain Perwakilan KemenDiknas dan Kemenag Indonesia, Poppy Dewi Puspitawati dan Roziah Halisah, Lynn Hill, Advisor Teacher Training EDC, KaDiknas Provinsi, H. Abdullah Djabbar, KaKemenag, Gazali Suyuti, Kepala LPMP Sulsel, Prof.Dr. Andi Qasas Rahman, Kepalakepala Litbang LPTK mitra, sejumlah perwakilan lembaga donor dan NGO yang berprogram di sektor pendidikan seperti UNICEF, JICA Comdev, CIDA SIPs dan USAIDIUWASH, USAID-EMAS, dan USAID KINERJA serta media cetak local cetak dan elktronik. Semarak peresmian program sangat didukung oleh partisipasi aktif sekolah: SMP YP-PGRI Makassar, SMP Muhammadiyah 1 Makassar, dan MI YASPI Sambung Jawa, yang melaksanakan pameran karya siswa hasil pembelajaran inovatif yang dialami bersama dengan program DBE-USAID sebelumnya. Guru dan siwa yang menjaga stand pameran memberikan penjelasan kepada tetamu pengunjung termasuk gubernur SYL dan bupati tentang sistematika pembelajaran aktif-bermakna sebelum acara peresmian dimulai. Bahkan siswa MI YASPI memikat banyak pengunjung saat memeragakan proses fotosintesis tumbuhan dengan memanfaatkan APM (alat peraga murah) yang dikreasi sendiri. Sementara siswa-siswa SMP Negeri 33 Makassar berhasil membuat suasana seremoni peresmian lebih hidup dan meriah dengan sajian musik tradisional gendang, disusul tari Paddupa yang menjemput tamu undangan, dan tari Empat Etnis yang tak lama berselang setelah pemukulan gong tanda peresmian oleh gubernur SYL dengan didampingi oleh Stuart Weston dan Abdullah Djabbar, kepala Diknas Provinsi.
EDISI 02, 2013
UTAMA
EDISI 02, 2013
Pertemuan Perencanaan Daerah
Agenda Diseminasi Segera Diejawantahkan
Gubernur Syahrul Yasin Limpo didampingi KaDiknas Provinsi, H. Abdullah Djabbar mengunjungi pameran karya siswa hasil pembelajaran aktif
Bupati Pirnang, A. Aslam Patonangi:
Yang Paling Penting Ada Replikasi di Sekolah Non Mitra
Mengawali implementasi program khususnya di kabupaten yang telah bermitra dengan program DBE, USAID PRIORITAS melaksanakan rapat awal pelaksanaan program (start up meeting). Subtansi yang dibahas meliputi: (1) keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan dasar, sebelumnya dikerjasamakan lewat USAID-DBE, dan sekarang dilaksanakan bersama dengan program USAID PRIORITAS, dan (2) strategi diseminasi praktik yang baik dengan dukungan pendampingan terbatas oleh program. (3) sasaran program prioritas yang lebih holistik dan terpadu dalam paket peningkatan kualitas pembelajaran, manajemen di sekolah dan daerah, serta kualitas koordinasi di semua level stakeholder pendidikan. Oleh karena itu, tujuan yang diharapkan adalah segenap 1
M
embagi pengalamannya setelah bersama program DBE, bupati Pinrang A. Aslam Patonangi, menguraikan sejumlah capaian dan dampak positif program di tingkat sekolah. Diantaranya sekolah mampu merobah paradigma pembelajaran dari pendekatan teacher centered (guru aktif) ke student centered (siswa aktif). A. Aslam sangat optimis untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya. Ia mengatakan “Yang paling penting ada replikasi di sekolah non mitra dan mengikuti hasil dan dampaknya.” Di tahun 2012, dengan dana APBD dan dana BOS pemerintah kabupaten Pinrang telah melakukan replikasi pelatihan pembelajaran inovatif secara mandiri, yang menjangkau 420 guru di 52 SMP dan MTs. Dalam konferensi pers, dirinya menegaskan, dengan program USAID PRIORITAS ini guru harus belajar meninggalkan metode pembelajaran konvensional dan menggantinya dengan metode yang lebih inovatif.“Siswa tidak boleh hanya sekedar datang ke sekolah, lalu cara berpikirnya tidak kritis dan tidak menjadi kreatif. Oleh karena itu, sangat rugi guru dan kepala sekolah jika tidak memanfaatkan program ini.”ungkapnya.
2
3
4
Sesuai urutan (1),(2),(3),dan (4) foto kegiatan pertemuan perencanaan di Kab. Luwu, Kab. Soppeng, Kab. Pinrang, dan Kota Palopo
stakeholder kabupaten/kota memahami baik implementasi program dengan rencana diseminasi yang konkret atas dasar kebutuhan serta anggaran yang disediakan daerah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di sembilan kabupaten/kota sejak 30 Januari dan akan selesai pada akhir Maret. Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan yakni Luwu, Palopo, (30 dan 31 Januari), Soppeng dan Pinrang (6 dan 7 Maret) dan akan menyusul Jeneponto, Makassar, Pangkep, Sidrap dan Enrekang. Hadir dalalam kegiatan tersebut meliputi pemangku kepentingan utama: bupati/wakil bupati, Sekda, Kepala Bappeda, DPRD Komisi Pendidikan, KaDiknas, KaKemenag, Dewan Pendidikan, Kabid SMP, Kasi Mapenda, Kepala Sekolah mitra, Korwas, dan Pelatih Daerah.
Agenda Diseminasi yang Dihasilkan Ke g i a t a n y a n g m e n g g a g a s pelakasanaan diseminasi praktik yang baik itu berhasil merumuskan agenda yang akan ditindaklanjuti dalam semester awal tahun ini. Pertemuan di Kabupaten Soppeng yang dihadiri 25 orang dari unsur stakeholder kunci tersebut, dilaksanakan di ruang pertemuan Bupati, dibuka dan ditutup oleh Staf Ahli Sosbud Bupati, Drs. H. Kasniadi, M.Pd dan Kepala Bappeda, Drs. A. Tenri Sessu, M.Si, menyepakati agenda diseminasi: (1) Kantor Dikmudora menyediakan anggaran Rp. Rp 210.156.300 untuk tingkat SD/MI yakni pelatihan RKS/RKAS, Komite, MBS dan Presentase Hasil RKS; (2) Dewan Pendidikan menyediakan dana Rp. 100.000.000 untuk pelatihan peningkatan kualitas guru, khususnya guru yang sudah berstatus sertifikasi namun masih perlu peningkatan kompetensi. Pelaksanaannya akan dikerjasamakan dengan Dikmudora dan program USAID PRIORITAS; (3) Kantor Kemenag akan menyediakan dana DIPA untuk replikasi pelatihan guru.
Agenda diseminasi tersebut disampaikan secara rinci oleh Sekretaris Dikmudora, Dra. Hj. Fatmah, S.Pd, Ketua Dewan Pendidikan, H.M Jafar Usman, dan Drs. H. Husaemah Rauf, M.Ag. Di Kabupaten Pinrang, rekomendasi per temuan perencanaan itu berlangsung di ruang pertemuan Sekda, dihadiri 30 orang dari unsur stakeholder sama plus sejumlah kepala UPTD, m e re ko m e n d a s i k a n a g e n d a diseminasi yang akan dilaksanakan Kantor Diknas, Kabid Kurikulum, Drs. H. Muslimin Habe dan Kabid Pendidikan Dasar, Drs. H. Alimin dengan dana Rp. 145.000.000. Menurut H. Alimin, kegiatan diseminiasi tersebut akan segera dilaksanakan seusai TOT Fasda. Drs. Untung Pawettoi, M.Si,Asisten 1 yang membuka acara mengingatkan kepada audiens, khususnya pada KaDiknas dan KaKemenag yang hadir, bahwa program ini telah diwanti-wanti Bupati untuk didukung sepenuhnya dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena investasi peningkatan sumber daya manusia.
03
04
UTAMA
EDISI 02, 2013
Pertemuan Awal dengan LPTK
USAID PRIORITAS, UNM dan UIN Alauddin Kuatkan Kesepahaman Kerja Sama untuk Peningkatan Kualitas Guru Niat dan tekad yang kuat untuk meningkatkan kualitas mahasiswa calon guru diutarakan jelas pihak LPTK (Lembaga P…Tenaga Kependidikan) mitra program, UNM dan UIN Alauddin Makassar dalam pertemuan awal di Gedung LaMacca, 21 Februari. Dihadapan 30 orang peserta dari dosen dan guru besar dari kedua institusi pencetak guru itu, Rektor UNM, Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd menyatakan harapannya agar USAID PRIORITAS betulbetul dapat bersinergi dengan segenap komponen di UNM yang mempersiapkan mahasiswa menjadi guru berkualitas dan profesional. Pe r t e mu a n t e r s e b u t s e j a t i ny a bertujuan untuk menguatkan kesepahaman akan konten program yang akan dikerjasamakan selama lima tahun ke depan dengan pihak LPTK, termasuk unit lembaga PGSD, PGMI Fakultas/jurusan mapel, unit PPL meliputi: (1) melatih dosen tentang Praktik Pembelajaran yang Baik (fokus pada pembelajaran aktif) untuk diri dan mahasiswanya; (2) melibatkan dosen dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kota dan sekolah; (3) melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas bersama guru; (4) melatih sekolah lab dan sekolah mitra LPTK; (5) memfasilitasi mahasiswa dengan sekolah mitra program PRIORITAS untuk tempat praktik PPL, pengamatan kelas, praktik yang baik dengan dukungang guru berpengalaman; (6) membantu LPTK melaksanakan kajian/revisi kurikulum pendidikan guru pra-dan dalam jabatan; dan (7) mendukung peran LPTK sebagai service provider pendidikan bagi guru melalui penyediaan bahan pelatihan dan program-program tersertifikasi. Di level penguatan koordinasi antar LPTK, USAID PRIORITAS memfasilitasi terwujudnya kolaborasi dalam bentuk Konsorsium LPTK penghasil guru di tingkat provinsi. Demikian disajikan Jamaruddin, Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan dan dijelaskan Lynne Hill, Teacher and Learning Advisor EDC.
MTS NEGERI BINAMU
JAWARA NASIONAL KARENA REFORMASI PEMBELAJARAN 1
(1) Penyerahan KAK oleh Lynne Hill ke Rektor UNM dan Rektor UIN Alauddin yang diwakili Dekan Fakultas Tarbiyah; (2) Rektor UNM membuka acara; (3) Peserta dalam sesi tanya jawab
1
UTAMA
EDISI 02, 2013
2
3
2
(1) Usai terima penghargaan: KS MTsNegeri Binamu, Nuraedah (keempat dari kiri) berfoto bersama dengan Menteri Agama RI, Surya Dharma Ali (2) dan (3) Pembelajaran aktif dan kontekstual di MTsBinamu, Jeneponto
Kebutuhan Mahasiswa dan Guru Rektor UIN Alauddin, Prof. Dr. H.A.Kadir Gassing, HT, M.S: Guru kita inspiring?..Iya, betul. Guru kita cara mengajarnya sudah expired. Usai menyimak penjelasan rinci Lynne Hill tentang item-item yang akan dikerjasamakan, Prof. Dr. Aspah Rahman menawarkan 25 jenis model pembelajaran efektif yang telah diteliti UNM untuk diakomodasi USAID PRIORITAS guna menjadi exercise mahasiswa dan guru selama pelatihan dan kemudian diterapkan dalam kelas. Hal tersebut didukung Drs. Abdullah Pandang, M.Pd, Ketua P3G, yang menyarankan agar program dapat berkontribusi terhadap model pembelajaran untuk PPG. Rektor UIN Alauddin, Prof. Dr. H.A.Kadir Gassing, HT, M.S., memberikan apresiasi yang kuat t e r h a d a p p ro g r a m d e n g a n mengawali paparannya soal guru yang berkualitas. “Guru yang berkualitas dan paling tinggi tingkatannya adalah guru yang inspring, yang mengispirasi siswa. lalu di level mana tingkat kualitas guru kita?”tanya dia ke peserta.
“Expired” jawab salah seorang peserta. Pak Rektor itu pun langsung menjawab “Expired. Iya, betul. Guru kita cara mengajarnya sudah expired.” Karena itu dia sangat mendukung program ini karena sudah menjadi kebutuhan mahasiswa dan guru untuk meningkatkan kompetensinya. Demikian pula disampaikan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin, Dr. H. Salehuddin Yasin, M.Ag. bahwa guru Agama dan PAI (Pendidikan Agama Islam) di sekolah membutuhkan pelatihan pembelajaran inovatif. Kebutuhan akan model pelatihan pembelajaran terkini bagi guru di PPG UIN juga diungkapkan Dr. Ilyas Ismail, M.Pdl, M.Si. Menurutnya, selama ini UIN belum ada model pelatihan yang diadopsi untuk mahasiswa dan guru-guru kita di madrasah. Karena itu, pelatihan pembelajaran inovatif sangat dibutuhkan di sekolah-sekolah di bawah naungan Kemenag.
K
ami berjuang menghapus stereotipe sekolah kuno, pinggiran dan tertinggal. MTs Binamu dipandang sekadar sekolah pelarian. Hanya menerima siswa yang tidak diterima belajar di SMP. Itu tidak benar dan kami tentang. Lalu kami bekerja keras mengikis citra yang salah itu. Papar Nuraedah, S.Pd, M.PD kepala sekolah, juga Pelatih Daerah pembelajaran aktif program DBE-USAID (sekarang program USAID PRIORITAS). Berpacu meningkatkan mutu sekolahnya, Nuraedah tak menyia-nyiakan pengalamannya sebagai pelatih pembelajaran aktif, terlebih lagi sebagai kepala sekolah dirinya sangat berperan aktif memfasilitasi guru dan stafnya melakukan reformasi pembelajaran. Iyap, reformasi pembelajaran! Kenapa reformasi pembelajaran? Apa inti pembaharuannya? Pelatih pembelajaran aktif Matematika USAID PRIORITAS itu yakin betul kalau indikator sekolah maju adalah pembelajaran yang berkualitas. Dan ini reformasi yang dilakukan: (1) meningkatan kualitas guru melalui replikasi mandiri pelatihan pembelajaran aktif program DBE; (2) terbitkan SK kepala sekolah sebagai dasar penerapan pembelajaran aktif untuk semua mapel; (3) tim pengembang dan penguatan MGMP sekolah melalui peer teacher program, di mana ex-fasilitator pembelajaran aktif DBE menjadi mentor sesama guru; (4) fasilitasi guru terlibat aktif dalam kegiatan MGMP Diknas; (5) bekerja sama dengan pengawas bidang studi Diknas untuk memberikan supervisi pembelajaran bagi guru-gurunya; (6) merawat pembelajaran aktif berbasis tanggungjawab wali kelas, evaluasi dan seleksi wali kelas; (7) penyediaan dana yang mencukupi untuk semua kebutuhan ATK dan pembelajaran. Reformasi pembelajaran dikelola sebagai lokomotif inovasi sekolah secara menyeluruh. Karena menurut Nuraedah reformasi pembelajaran harus secara utuh didukung semua
komponen sekolah. Ia bersama timnya merunut area pokok yang menjadi konsentrasi peningkatan kualitas yakni: (1) kegiatan belajar dan mengajar. Capaiannnya: angka kelulusan 91-100%, angka melanjutkan sekolah 91-100%. (2) manajemen sekolah, meliputi: program pengembangan sekolah dengan indikator dan evaluasinya; pelibatan masyarakat/orang tua siswa; realisasi fisik dan keuangan RAPM; adiministrasi KS, guru, dan staf; pengelolaan kelas yang mendukung pembelajaran aktif dan kontekstual; (3) tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi antara lain: supervisi metodologi dan perangkat pembelajaran dan peningkatan jumlah guru berkualitas; (4) peningkatan kualitas sarana prasarana termasuk ICT dalam pembelajaran; (5) peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan. Capaiannya: minat orang tua menyekolahkan anaknya meningkat 75% dalam kurung 3 tahun terkahir, dan sustainabilitas capaian hasil kemitraan dengan USAID DBE; (6) kegiatan keagamaan, (7) dukungan peningkatan kualitas perestasi siswa akademik dan extrakurikuler. Kerja keras KS dan guru MTs Binamu meningkatkan kualitas sekolah membuahkan hasil yang membanggakan. Dalam lomba MTs terbaik dan inovatif tahun 2012 provinsi Sulawesi Selatan, MTs Negeri Binamu meraih Juara I. Pada tahun yang sama sekolah eks mitra DBE-USAID itu kembali meraih Juara I Madrasah Berprestasi tingkat nasional dan mendapatkan penghargaan dari Surya Darma Ali, menteri Agama RI. Prestasi siswa dalam berbagi kompetisi tak kalah hebat.Tahun 2012 juara I Tilawah Alquran Provinsi Sulsel, Juara IV IPA dalam Olimpiade sains dan Matematika tingkat provinsi, Juara II Pramuka tingkat provinsi. “Namun, saya yakin semua kemajuan dan raihan prestasi tersebut, karena akibat dari sebuah perubahan, yakni reformasi pembelajaran.”tandas Nuraedah.
05
06
PRAKTIK YANG BAIK
EDISI 02, 2013
PRAKTIK YANG BAIK
EDISI 02, 2013
Hore… Saya Tahu Kenapa Benda Terapung! Fikriyyah, murid kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang III Makassar, s a n g a t t e r a m p i l m e m b aw a k a n presentasi.Tampak ia berbakat menjadi pembicara di depan umum. Di tangannya ada LKS yang sudah berisi jawaban hasil diskusi di kelompoknya. Tapi tidak dibacanya. Dengan gerak tubuh yang rileks, Ia lebih banyak menjelaskan sambil melakukan kontak mata dengan audiens (teman-temnnya di kelompok lain). Ia mewakili 4 orang temannya di kelompok I menjelaskan hasil percobaannya tentang benda terapung dan teggelam. Siang itu Fikriyyah dan temantemannya belajar IPA dengan materi Gaya Apung, sub materi Gaya yang Ada di Bumi. Sesuai LKS yang dibuat Handayani Rasli, S.Pd, guru kelas IV, mereka bekerja dalam 5 kelompok melakukan percobaan mengidentifikasi keadaan benda ketika dimasukkan ke dalam air, terapung atau tenggelam. Setiap kelompok menggunakan media belajar murah dan sederhana: kelereng, paku seng, bola pimpong, potongan seterefoam, kerikil, dan potongan kayu kecil kering. Tugas setiap kelompok yakni: (1) mengamati keadaan setiap benda-benda uji tersebut bila dimasukkan ke dalam bejana air dari potongan botol bekas air mineral, (2) menuliskan hasil pengamatannya dalam tabel pengamatan, (3) mendeskripsikan pengamatannya setiap benda: apakah benda tenggelam selalu berukuran lebih besar atau berat. Pada sesi presentasi dan tanya jawab, semua perwakilan kelompok tampil memberikan penjelasan kenapa setiap 1
2
Ketua Komite Sang Pangabdi Sekolah
“Teman-teman saya jelaskan, benda berukuran besar atau berat tidak selamanya tenggelam, sama juga dengan benda yang berukuran kecil atau ringan tidak selamanya terapung.”
“Berpikirlah apa yang bisa diberikan kepada sekolah, bukan apa yang bisa diambil dari sekolah. Komite bukan untuk cari nafkah, tapi semata pengabdian.” La Unga Setti.
K
Fikriyyah, Murid kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang III Makassar benda-benda uji itu terapung atau tenggelam. Segenap murid kelas menjadi k i a n h i d u p s a a t H a n d ay a n i memersilakan mereka saling menyangga alasan. “Teman-teman saya jelaskan, benda berukuran besar atau berat tidak selamanya tenggelam, sama juga dengan benda yang berukuran kecil atau ringan tidak selamanya terapung.”papar Fikriyyah. “Kenapa bisa?” tanya salah seorang temannya. “Karena meskipun benda itu besar dan berat, tapi berongga, di dalamnya banyak udara, maka tidak tenggelam atau terapung. Dan seperti pendapat Archimedes, benda itu terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dibandingkan massa jenis air. Seperti kapal laut.”jelas Fikriyyah menirukan pendapat Archimedes. “Betul kan, teman-teman? Betul kan, Bu?”tanya dia. “Anak-anak, betul sekali penjelasan Fikriyyah.”kata bu guru Handayani. “Hore… saya tahu kenapa benda terapung!”sambut Fikriyyah semangat. H a n d ay a n i m e n g e m b a n g k a n Kompetensi Dasar : 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan 3
bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak benda. Dan menetapkan Indikator Pembelajaran: Mengidentifkasi keadaan benda ketika dimasukkan ke dalam air. Dirinya mengelola waktu secara cermat 2x35 menit untuk pembelajaran kontekstual dengan metode bervariasi yang membuat muridnya fokus dan aktif, yakni: eksperimen, bekerja dan diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab. Di awal ia memberi apersepsi dengan pertanyaan kontekstual, selama kegiatan inti ia memfasilitasi sambil menstimulasi, dan di akhir ia memberikan penguatan. “Setiap kali pembelajaran, peran saya sebagai fasilitator. Tugas saya membuat mereka mampu aktif mengeksplorasi kemampuannya yang multi kompetensi. Karena itu, saya selalu menggunakan metode yang variatif. Dan juga dengan metode yang variatif saya bisa atasi banyak kesulitan belajar murid, seperti malu berbicara, tidak mau bekerja sama, dan murid yang tidak bisa fokus belajar.”jelas Handayani. (1),(2), dan (3) Murid Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang III tengah melakukan percobaan yang difasiitasi guru Handayani Rasli
1
2
3
4
ata-katanya selalu bermakna, bahkan sesekali terlontar filosofis. Tutur dan langgam bicaranya menyiratkan dirinya seorang tokoh masyarakat yang rendah hati tapi kaya pengalaman. Penampilannya pun amat bersahaya. Namun, idealisme dan jejak baktinya untuk kemajuan masyarakat dan khususnya sekolah begitu mulia dan memberikan banyak ibrah (pembelajaran). Dia adalah La Unga Setti, Ketua Komite SMP Negeri 1 Tellulimpoe, Kab. Sidrap. La Unga Setti, Lantas bagaimana dirinya mengabdi pada sekolahnya? Ia Ketua Komite SMPN 1 menjadi inisiator dan fasilitator penggalangan dukungan yang Tellulimpoe dimulai di lingkungan keluarganya, orang tua siswa dan lewat berbagai jaringannya, yakni: 1. Dukungan untuk pengembangan sekolah: (1) Terlibat aktif merumuskan rencana pengembangan program sekolah, (2) Mengadvokasi kebutuhan sekolah melalui MUSRENBANG desa, kecamatan hingga kabupaten, (3) Memrakarsai pertemuan orang tua siswa, dewan guru, dan ikatan alumni, (4) Memediasi hubungan kepentingan masyarakat/orang tua siswa dengan pemerintah. 2. Dukungan untuk peningkatan kualitas pembelajaran: (1) Membantu sekolah mensosialisasikan kebutuhan pembelajaran aktif kepada orang tua siswa, (2) Membantu sekolah menambah jumlah tenaga pengajar, khususnya mendatangkan guru Agama Hindu dari Bali, (3) Aktif memberikan hadiah dan penghargaan kepada siswa yang berpresetasi. Selama lebih dari satu dekade ia berperan ketua komite, pihak sekolah tak dapat merinci buah dukungannya kecuali hasil fasilitasinya yang mewujud perolehan bantuan sukarela dari orang tua siswa dalam 4 tahun terakhir, yakni: (1) tahun 2009, 20.000.000 untuk pengadaan trails (besi pengaman) ruang kelas; dan membangun 2 ruang kelas baru hasil usulan MUSREMBANG tahun 2011; (2) tahun tahun 2010, sebanyak Rp. 16.000.500 untuk 3 unit LCD yang dipakai dalam pembelajaran, (2) tahun 2011: Rp. 15.000.000 untuk tanah timbunan halaman parkir sekolah; Rp. 20.000.000 untuk pengadaan dan pemasangan paving blok di lingkungan sekolah, (3) tahun 2012 Rp. 20.000.000 untuk pembuatan taman belajar di luar kelas. Sebagai tokoh dan orang tua masyarakat Tolotang, La Unga selalu berpesan arif kepada warganya “Tidak ada yang dapat menjamin masa depan anak-anak anda di masa depan kecuali pendidikan yang didapatkannya dari sekolah.”ujarnya. Selaku ketua komite dirinya selalu menjaga keserasian pandangan antara komite, orang tua, dan masyarakat dan pemerintah. Selalu saling menghargai, duduk di kursi masing-masing serta berperan di posisi masing-masing. (1) La Unga Setti memberikah hadiah kepada siswa berprestasi; (2)LCD sumbangan orang tua siswa; (3) Taman belajar luar kelas; (4) Pembangunan Ruang Kelas Baru hasil Musrenbang
07
08
GAGASAN PENDIDIKAN
EDISI 02, 2013
SMP YP-PGRI MAKASSAR
urai Nasrah. Karena konsisten merawat hasilhasil tersebut, SMP YP-PGRI kini menjadi tujuan studi visit untuk beroleh praktik-praktik yang baik
1 GEDUNG 3 SEKOLAH, TANTANGAN PEMANTIK INOVASI
K
arya-karya hasil pembe-lajaran siswa dipajang kembali sebelum kelas dimulai di pagi hari, lalu dipreteli lagi sesaat menjelang sekolah bubar di waktu siang. Demikian juga perabot kelas: bangku, meja, dll kembali ditata agar suasana mendukung pembelajaran aktif dan meyenangkan. Itu adalah rutinitas pra dan pasca pembelajaran guru dan siswa SMP YPPGRI Makassar. Itu sangat berat dan membosankan! Tapi bagi mereka itu menempakan karakter sabar dan disiplin. Memang tak terhindarkan karena gedung sekolah ini dipakai tiga sekolah. Di pagi hari milik SMP-YP PGRI, dan di siang hari ditempati SMP YP-PGRI III dan SMA YPPGRI I Makassar. “Itu adalah tantangan yang membuat kami exist. Karena ketiga sekolah itu memiliki situasi dan desain PBM yang berbeda, demikian pula karakter dan prilaku siswanya. Sementara kami konsisten menerapkan suasana kelas dan pembelajaran PAKEM.” ujar Dra. Nasrah, M.Pd, kasek SMP YPPGRI. Ada tantangan yang lebih berat? Rasanya tidak rela hati melihat kualitas pembelajaran mengalami kemunduran. Banyak hasil yang kami capai lewat program DBE-USAID, antara lain: replikasi pelatihan pembelajaran aktif, module BTL, untuk semua guru bidang studi. Hasilnya, mereka mampu melakukan telaah kurikulum, kaji Standar Kompetensi serta pemetaan Kompetensi Dasar sebelum merumuskan RPP yang kontekstual, mampu merumuskan LKS dengan pertanyaan kritis (tingkat tinggi), mampu melakukan penilaian yang baik, serta membuat Jurnal Refleksi. Itu semua pengalaman berharga dan mesti konsisten diterapkan. Konsistensi itulah menjadi tantangan terberat. Demikian
1
GAGASAN PENDIDIKAN
EDISI 02, 2013
serta pengelolaan pembelajaran. Dalam dua tahun terakhir, kepala sekolah dan guru-gurunya menerima kunjugan anggota forum MGMP, KKS-KKM dan pengawas dari Banten
(Jabar), Juni 2012; Bangkalan, November 2012; dan terakhir 5 Februari 2013, 13 orang dari KKS/KKM NU Ma'arif Sidoarjo, Jawa Timur.
2
1
3
2
(1), (2) dan (3): Siswa-siswa SMP YP-PGRI Makassar tengah mengikuti program membaca reguler, difasilitasi oleh ibu guru Novianti
Bermitra Dengan Perpustakaan Daerah untuk Tingkatkan Minat Baca Siswa 3
(1) Pembelajaran aktif siswa SMP YP-PGRI; (2) dan (3) Rombongan Kepala Sekolah dari Sidoarjo, JATIM tengah menyaksikan hasil karya siswa dan proses pembelajaran di kelas
Pengayaan buku-buku dan sumber belajar siswa tak kala menantangnya. Di perpustakaan kami masih terbatas jumlah buku dan ragam referensi populer. Karena itu kami mengembangkan program kemitraan dengan Perpustakaan Daerah dan Kota Makassar. Kerja sama ini kami mulai di pertengahan 2011 dan masih aktif hingga sekarang. Tujuannya untuk meningkatkan minat baca siswa. Kelemahan siswa yang paling mendasar saat ini adalah kurang membaca buku. Dan sekolah harus terlibat memotivasi siswa membaca. Jelas Nasrah, juga Fasilitator Nasional MBS program USAID PRIORITAS. Program ini dikelola dengan apik oleh tiga orang guru pendamping dan penanggung jawab: Novianti, Haisyah, dan Idham. Mereka merencanakan dan mengatur jadwal layanan membaca 526 siswa dengan berbasis rombel. 12 Rombel masing-masing punya 2 jam waktu membaca yang disesuaikan dengan jadwal
kedatangan mobil perpustakan keliling ke sekolah. Tugas utama guru pendamping: (1) menetapkan tema bacaan, bisa berbasis mapel atau isu terkini; (2) membimbing siswa menemukan buku dan judul relevan; (3) memetakan dan menemukan ide pokok; (4) membuat kesimpulan, serta (5) memfasilitasi diskusi hasil bacaan saat kembali ke kelas. Menurut Novianti, dampak program ini telah sangat memotivasi siswa cinta buku dan gemar membaca. Hasilnya juga membanggakan sekolah, antara lain: membuat siswa mampu membuat resensi buku dengan baik. Terbukti siswa-siswa SMP YP-PGRI telah mendominasi kejuaraan Gelar Minat Baca pemerintah Kota Makassar tahun 2012 dengan meraih Juara I, III, dan Harapan I lomba Membuat Resensi Buku. Dan pada tahun yang sama juga meraih Juara Harapan I Duta Baca Kota Makassar.
09
10
GAGASAN PENDIDIKAN
EDISI 02, 2013
SMP Negeri 1 Tellulimpoe
SMP Negeri 4 Dua Pitue
Pembelajaran Berbasis Kelas Laboratorium 1
2
3
4
5
(1), (2), (3), (4): Siswa-siswa SMPN 1 Tellulimpoe tengah mengikuti pembelajaran aktif dalam kelas lab; dan (5) Media belaja yang ditata rapih dalam ruang kelas
Saya menikmati berkreasi di dalam kelas ini. Ini seperti laboratorium kesenian. Peralatan kesenian dan karya-karya seni temanku yang memenuhi ruang kelas ini terasa menantang untuk terus berkarya, kata Ewa siswi kelas IX yang hobi mapel kesenian dan mencipta lagu. Ia dan teman-temanya seolah enggan berkemas meninggalkan ruang kelas kesenian itu meski batas waktu dua jam pelajaran sudah menjelang. Mereka masih t e r u s m e nye l e s a i k a n k a r y a - k a r y a kesukaannya. Ewa, peraih posisi ke-7 nasional lomba cipta lagu siswa SMP se-Indonesia tahun 2012, masih mencipta lagu sementara teman-temannya yang lain sibuk dengan bidang kesenian pilihannya masing-masing seperti seni lukis, seni musik, seni teater, dan kriya seni. “Anak-anak kalau sudah dikasi kebebasan berkarya memang seperti lupa waktu dan tak mau berhenti.”ujar Drs. Hasrullah, guru Kesenian SMPN 1 Tellulimpoe, Sidrap. Suasana bebas berkreasi mengerjakan tugas saat belajar tidak hanya dirasakan siswa di kelas kesenian itu, tapi di semua kelas siswa tampak rileks berkarya dan menikmati pelajarannya. Situasi kelas Nampak dinamis laiknya bengkel kerja. Setiap guru bertanggungjawab merancang ruang kelasnya sebagai laboratorium pembelajaran. Kenapa disebut laboratorium pembelajaran? Karena di dalamnya penuh karya-karya siswa, media belajar buatan siswa, portofolio karya siswa, peraga kontekstual kreasi guru dan siswa, hasil-hasil percobaan, serta refleksi hasil dan proses pembelajaran siswa. Menurut Hasrullah, semua yang ada di kelas bisa memberi contoh dan inspirasi bagi siswa untuk fokus belajar dan berkarya. Semua ruang kelas ditata menjadi media yang mendukung siswa mengeksplorasi kemampuannya melalui pembelajaran aktif dan kontekstual. Oleh karena itu, semua guru dituntut mendesain kegiatan pembelajaran yang membuat pikiran siswa berkembang. Pengalaman dari pelatihan pembelajaran aktif di DBE, membuat mereka
GAGASAN PENDIDIKAN
EDISI 02, 2013
terbiasa merancang Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pertanyaan tingkat tinggi (kritis). Mengembangkan media yang relevan dan kontekstual, baik yang ada di dalam maupun di lingkungan sekitar sekolah. “Kami selalu membuat LKS yang merangsang siswa berpikir kritis dan berorientasi hasil karya siswa. Nyata sekali dari karya-karya yang mereka hasilkan dapat dicermati muatan kognitif, aktualisasi sisi afektif dan psikomotoriknya.”papar Budiman, guru IPA juga mentor pembelajaran aktif di sekolahnya. Karya-karya siswa hasil dari setiap pembelajaran diseleksi lalu dipajang secara artistik agar menjadi sumber belajar baru pada saat mempelajari tema atau materi yang berkaitan. Sekolah eks mitra DBE itu memiliki 30 ruang kelas. Setiap kelas berfungsi sebagai ruang pembelajaran mapel tertentu. Oleh karena itu, siswa belajar secara berpindah (moving class). 21 rombongan belajar, terdiri dari: 7 rombel masing-masing kelas 1,2, dan 3. Mereka berpindah ruang kelas setiap usai pergantian jam pelajaran pada jam ke-3 dan ke-5. Pengelolaan setiap kelas dipertanggungjawabkan setiap guru mapel masing-masing, terdiri dari: IPA, 4 ruang kelas; IPS, 4 ruang kelas, Matematika, 4 ruang kelas; Bahasa Indonesia, 4 ruang kelas; Bahasa Inggris, 4 ruang kelas; Agama, 2 raung kelas; PKN, 2 ruang kelas; TIK, 2 ruang kelas; Seni Budaya, 2 ruang kelas; Mulok, 1 ruang kelas; dan Penjaskes, 1ruang kelas. Guru mapel sebagai manager kelas melibatkan siswa mendesain tata letak prabot kelas, memelihara keasrian, karakteristik, dan kekayaan kelasnya sebagai laboratorium pembelajaran. Guna merawat kondisi kelas tetap terjaga, management sekolah, yang dikepalai Drs. Muslimin, M.Pd, menginisiasi lomba penataan kelas pasca ujian semester. Dengan rancangan kelas seperti itu, guru-guru merasakan efektifitas pembelajaran, siswa tidak jenuh berada di kelas, serta guru semakin termotivasi untuk berkarya.
11
1
Lestarikan Active Learning dengan Moving Class Pendekatan pembelajaran Student Centered (siswa aktif) telah menjadi komitmen bersama kami. Karena itu, guna mendukung pelakskanaannya, kami sepakat menerapkan sistem kelas berpindah atau moving class. Kenapa harus kelas berpindah? Dalam pembelajaran aktif siswa butuh H. Ruttun lingkungan belajar yang nyaman, Pakongleang, termasuk pergantian ruang kelas yang Kepala Sekolah SMP Negeri 4 menciptakan rileksasi dan suasana lebih Dua Pitue, Pinrang segar. Dan yang lebih penting, m e m b u t u h k a n r a n c a n g a n ke l a s berkarakteristik mata pelajaran tertentu. Kata H. Ruttun Pakonglean, kepala sekolah SMP Negeri 4 Dua Pitue, Sidrap. Dirinya lanjut menjelaskan, ciri khas pembelajaran aktif antara lain: siswa difasilitasi berpikir kritis menyelesaikan masalah lalu menghasilkan karya di setiap akhir kegiatan belajar, bisa karya individu maupun kelompok. Karya-karya itu kemudian harus mendapat apresiasi dari guru ataupun sekolah agar mereka lebih termotivasi belajar. Lantas apa hubungannya dengan kelas berpindah? Dengan sistem moving class, guru dan siswa menata ruang kelas sebagai pusat belajar khusus untuk mata pelajaran tertentu. Karyakarya itu kami jadikan sebagai elemen utama kelas yang kami fungsikan sebagai sumber belajar baru dan inspirasi bagi siswa. Apalagi, secara berkala diperbaharui dengan karya-karya terbaru. Karya-karya siswa yang dipajang dapat berupa hasil kerja proyek belajar, hasil experimen dan penelitian sederhana, media belajar buatan siswa, puisi, gambar, artikel siswa, poster, gambar, dan lain-lain. Sekolah dengan 488 siswa ini secara bertahap menerapkan kelas berpindah. Awalnya, saat bermitra dengan DBE hanya untuk 5 mapel. Saat ini 17 rombongan belajar semuanya berpindah setiap usai pergantian jam pelajaran. Kini, semua 11 mapel plus 1 muatan lokal masingmasing memiliki ruang kelas tertentu untuk mendukung pembelajaran aktif. 21 ruang kelas dirancang berkarakteristik mapel terdiri dari Bahasa Indonesia, 3
2
3
ruang kelas; Matematika 3; IPS 4; IPA 2; Bahasa Inggris 2; PPKn 1; Pendais 1; Orkes 1; Seni Budaya 1; Bahasa Daerah 1, dan TIK 1ruang kelas. Penerapan kelas berpindah telah memberikan dampak yang positif bagi siswa. Hasnawati, guru IPS, menuturkan antara lain: (1) setiap hari, siswa selalu bergairah belajar karena merasakan proses belajar yang dinamis di kelas dalam suasana yang bervariasi. (2) motivasi belajar siswa terpacu karena melihat hasil-hasil karyanya diapresiasi dan dipajang, (3) siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap kelasnya karena dilibatkan menata perabot kelas, hasil karya, media dan sumber belajar yang dibutuhkan, (4) mobilitas siswa pada saat pergantian jam pelajaran mengurangi kejenuhan siswa berada dalam suasana monoton kelas. Di pihak guru, kata fasilitator pembelajaran aktif DBE itu, mudah dan efektif mengelola media dan sarana pembelajaran karena terpusat di ruang kelas tertentu. Pembelajaran aktif di sekolah yang berwawasan linkungan hijau lestari itu dilaksanakan oleh semua guru yang telah mengikuti pelatihan Better Teaching and Learning. Mereka sudah memiliki pengetahuan dan terampil mendesain perangkat pembelajaran inovatif, seperti: RPP yang lebih kontekstual, LKS yang mendorong siswa berpikir kritis, media yang relevan, penilaian yang baik, dan jurnal reflektif. Namun, menurut Ruttun untuk melanggengkannya perlu pengelolaan secara cermat dan terencana. Termasuk menciptakan suasana kelas yang relevan dengan mata pelajaran.
4
(1) Guru tengah memfasilitasi pembelajaran aktif; (2), (3): Pajangan karya siswa hasil pembelajaran aktif, dijadikan sebagai sumber belajar baru; (4) Pembelajaran aktif siswa