Berbagai Modul Sistem Mutu dan Penerapannya Dalam Dunia Pendidikan
Abstract QlIOliry Assurance (QA) is a process of a standardized requirement of management qualiry ~YJnsistentIY and continuosfy so as to makt the stakeholders have their own sa(iifaction. There are modules of QA . such as Deming model, ISO 9000-2000 model, and Malcolm Baldridge model The three models ofQA have tbe similar ol?Jeaivcs, that is continuouslY to maintain and improve the qllOliry of educational institutions. Kew Words: Qualiry Assurance, management qualiry, educatinal institutions.
Pendahuluan
S
tandar mutu sebagaimana dikemukakan di atas, adalah sangat erat hubungannya dengan "Content dan Delivery"jasa pendidikan sehingga akan berdampak pada 'Value Creation". Selanjutnya konsep quality akan berkembang mengikuti fllosofi '~/ippery Concept" dimana akan ditentukan manajemen mutu. Manajemen mutu ini sangat komplek dati mulai struktur organisasinya; tanggapan/komitmen; prosedur; proses; dan sumber daya yang berkualitas untuk implementasi dalam manajemennya. Adapun faktor-faktor yang umumnya terkandung di dalam proses penjaminan mutu lembaga pendidikan khususnya pendidikan tinggi, antara lain rumusan atau definisi, konsep, tujuan, strategi, butir-butir mutu, semuanya hams jelas dan transparan.
Bcrbagai Modwl Sittem Mum dan PnrerajJan'!}a (pudjo SlIT1Jedi AS)
91
Definisi Penjaminan Mutu Banyak: def'inisi mutu dikemukakan para ahli manajemen, bahkan kadang mendatangkan kontroversi. Beberapa pendapat tersebut antara lain: • Isbkawa yang mengajukan mutu dengan pendekatan analisis melalui diagram tulang ikan (Fishbone Diagram), orientasi mutu adalah memuaskan pelanggan (fampubolOI,l, 2001 : 55-65). • Juran menyatakan mutu adalah tepat llBtt* dipakai, dalam arti tepat ditentukan ol(!hEema~ ' .~~~);§J~h peniberi (Arcaro, 2005 : 6-8) . '-'...""~. .".,." '/'" .. .. "': ....,.... ,;, • Crosby dengan sangatsingkat mendeffuisikan mutu sebagai 'Qualiry zj free and zero defect" (Mutu tidak mahal dan tanpa cacat). Secara umum yang dimaksud dengan penjarnin mutu. adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen dan produsen serta pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Konsep Penjaminan Mutu Sebuah Lembaga Pendidikan dinyatakan bermutu atau berkualitas apabila: 1. Lembaga tcrsebut mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif). 2. Lembaga Pendidikan tersebut mampu memepuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif) berupa: a) Kebutuhan kemasyarakatan (societal needs) b) Kebutuhan dunia kerja (industrial nedds) c) Kebutuhan profe'ssional (professional needs) Berbagai Model Penjaminan Mutu
Model Deming Deming mengajukan konsep sirkulasi yang dikenal dengan lingkaran PDCA (plan-Do-Check-Act) atau PDSA (plan-Do-StudyAct), Lingkaran tersebut juga dikenal dengan lingkaran Deming, dengan siklus sebagai berikut:
92
Educatio Indonesiae, Vofumel6, Nomor " Juni 2008
Act (A)
Check(C)
Plan (P)
Do (D)
Aplikasi empat mata rantai ini dilakukan secara berurutan dan sistematis, output dari tiap langkah akan menjadi masukan langkah berikutnya. Deming mengajukan 14 prinsip untuk meningkatkan mutu organisasi, yaitu: 1. Tumbuhkan terus tekad yang kuat untuk meraih mutu. 2. Adopsi filosofi mutu kinerja yang baru. , 3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. 4. Hentikan hubungan kerja yang hanya berdasar harga. 5. Selamanya lakukan terus perbaikan-perbaikan. 6. Lembagakan pelatihan sambil kerja. 7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu. 8. Singkirkan sumber ketakutan 9. Hilangkan penghalang komunikasi antar bagian. to. Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan. 11. Hilangkan kuota dan target-target kuantitatif. 12. Hilangkan penghalang yang merampas kebanggaan orang dalam kerjanya. 13. Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara sungguh-sungguh. 14. Libatkan semua orang dalam mencapai transformasi. Keempat belas prinsip tersebut layak dikembangkan di Perguruan Tinggi, karena us aha pendidikan juga merupakan us aha
Berbagai Modul Sis/em Multi dan Pen~apan1!Ja (Pudjo S umedi AS)
93
jasa yang memberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitu mereka yang belajar dalam perguruan tinggi tersebut. Merekalah pelanggan primer (primary external customers). Sedangkan orang tua dan kantor/ temp at mahasiswa bekerja kita sebut secondary external customers. Pemenntah dan masyarakat pengguna pendidikan disebut tertiary exiernal customers. Sebenarnya dosen dan tena&'ll administrasi perguruan tinggi yang terlibat dalam proses pelayanan bila dilihat dan hubungan manajemen juga tennasuk pelanggan.
Model ISO 9000-2000 ISO 9000 yang merupakan standar mengenal sistem manajemen mutu pertama kill dikemukakan tahun 1987 oleh Organization for Standardization (ISO) yang berkantor pusat di J enewa, Swiss. ISO 9000 tidak mengatur mutu produk, melainkan merupakan standar sistcm manajemen yang mengelola proses pencapaian mutu tersebut. Jadi ISO 9000 berbeda dengan standar mutu lainnya yang mengatur mutu produkG ya. Secara tuntun model ISO 9000-2000 terdiri dan beberapa bagian yang memuat bidang sistem manajemen mutu.
Delapan prinsip sistem manajemen mutu yang dijadikan acuan kerangka kerja untuk meningkatkan kinerja adalah: 1. Fokus pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Keterlibatan personal
Educatio Indonesiae, Volume 16, Nomor 1, Juni 2008
94
4. 5. 6. 7. 8.
Pendekatan proses Pendekatan sistem terhadap manajemen Peningkatan berkesinambungan Pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan Hubungan personal yang paling menguntungkan.
Dalam konteks penerapan ISO dalam dunia pendidikan, Cuttance (1995) meriyarankan agar fokus penjaminan mutu dimunculkan atas jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan: • Bagaimalla tugas memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan dijalankan oleh sekolah dalam konteks yang mengarah pada prioritas tercapainya hasil belajar siswa? • Apa yang ingin dicapai oleh sekolah? • Seberapa relevan misi sekolah .dengan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan? • Apa yang perln dilakukan sekolah selama kurun waktu 3-4 tahun dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat secara lebih baik? Khusus Perguruan Tinggi disarankan menentukan lima prioritas mesin penggerak budaya mufu, yaitu: administrasi akademik dan non akademik terutama keuangan, infrastruktur, SDM, riset, dan proses belajar mengajar di kelas. Tentunya komitmen dari pimpinan merupakan kekuatan yang pokok dalam penerapan ISO di Perguruan Tinggi.
Model Malcolm Baldrige Sejak pertarr.a kali dikenalkan pada tahun 1987, Sistem Mutu Malcolm Baldrige National Quality Program telah memberi dampak yang sangat besar terhadap peningkatan mutu perusahaan yang menerapkannya. Saat ini sistem MB telah diadopsi dan menjadi acuan berbagai organisasi di Amerika, Eropa, dan berbagai negara lainnya. Saat awal pembentukan, sistem MB hanya ditujukan untuk kriteria bisnis saja, tetapi mulai tahun 1998 sistem ini juga ditujukan untuk penilaian kriteria Pendidikan dan Kesehatan. Dengan demikian sistem MB pun terbuka pula untuk diaplikasikan oleh
Berbagai Modlll Sistem Mutll doll Penerapan'!Ja (plIdjo Slimedi AS)
95
organisasi dalam berbagai kriteria, yaitu perusahaan manufaktur, jasa, perusahaan kecil, pendidikan dan kesehatan. Di masa yang akan datang, sistem ini akan juga dikembangkan untuk organisasi non profit, seperti pemerintahan, asosiasi profesi dan organisasi sosial bahkan untuk organisasi militer. Hal ini tidaklah berlebihan, mengingat tingkat persaingan global yang semakin menuntut suatu organisasi berorientasi pada keunggulan performansi (Peiformance Excellen~, yaitu ukuran kinerja organisasi dalam hal; peningkatan nilai untuk customer, peningkatan efektifitas dan .' kapabilitas organisasi secara kescluruhan serta peningkatan pembelajaran personal dan orgapisasi. Beberapa kelebihan sistem mutu MB yaitu: 1. Kerangka kriteria yang fleksibel. Setiap organisasi diberi kebebasan untuk mengembangkan pendekatan dan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasinya, selama dapat menunjukkan hasil yang diperoleh dengan digunakannya pendekatan tersebut. 2. Kriteria yang inklusif. Semen tara pendekatan lain berfokus hanya pada satu aspek penilaian seperti kepemimpinan, perencanaan strategis atau manajemen proses, kriteria MB menunjukkan suatu integrasi kerangka manajemen yang menggambarkan mulai dari definisi organisasi, operasional dan hasil yang dicapai. 3. Kriteria berfokus pada persyaratan umum, bukan pada prosedur, tool atau teknik semata. Dengan demikian pendekatan/sistem mutu lain (seperti ISO, Six Sigma, Balance Score Card, bahkan Badan Akreditasi) dapat diiIltegrasikan sebagai bagian dari sistem manajemen mutu dalam pemenuhan kriteria yang diminta. 4. Kriteria yang adaptif. Kriteria dapat digunakan untuk menilai perusahaan besar ataupun kecil, bahkan untuk su~tu bagian dari organisasi, misalnya jurusan atau programstudi dari suatu institusi pendidikan. 5. Kebaruan kriteria. Setiap tahun, kriteria MB dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan serta kebutuhan organisasi dan stakeholder.
96
Educatio Indonesiae, Volllme 16, Nomo,.1, Jllni 2008
Orpnlutlonal profiles . Reiatiotnhip••ridCb;o~
tii*_. .
Ii
Informiltion and Ao.atysk
_._ -- - ---_.--------
Secara umum kerangka sistem mutu Malcolm Baldrige untuk kriteria. pendidikan digambarkan seperti berikut ini: Konsep keunggulan performasi untuk kriteria pendidikan diwujudkan dalam Tujuh Kategori dan Organization Profile. Setiap kategori terdiri dari beberapa sub kriteria atau disebut dengan item, dan setiap item terdiri dari area atau persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi yang harus dipenuhi dalam bentuk pertanyaanpertanyaan. Setiap item selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai persyaratan dengan bentuk pertanyaan. Enam kategori pertama berorientasi pada Pendekatan (Approach) dan Pelaksanaan (Depbrlmen~ dari area yang dipersyaratkan, biasanya diawali dengan pertauyaan Bagaimana (How) atau Apa (Wha0. Misalnya, bagaimana " organisasi mengetahui kepuasan pelanggannya, metode/ strategi apa yang digunakan? Bagaimana pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan tersebut, apakah metode/ strategi yang disusun dijalankan dengan benar dan kontinyu? Kategori ketujuh merupakan item hasil atau data yang menunjukkan performasi organisasi setiap saat dan kedudukannya dibanding dengan pesaing. Organization Profile menunjukkan gambaran pintas praHl organisasi, produk utama, pelanggan dan kaitannya aspek lingkungan, hubungan, dan tantangan yang dihadapi.
Model Standard Singapore Quality Award
Berbagai Madill Sis/em Mllfll dan Penerapanf!Ja (p1II!ia SlImedi AS)
97
Standar mutu yang dikembangkan oleh Singapore bertumpu pada nilai-nilai inti (Core Values) yang mana nilai-nilai inti ini akan menjadi criteria framework yang merefleksikan kinerja kunci dari organisasi. Nilai-nilai inti yang dimaksud adalah sebagai berikut: • Visionary Leadership · • Customer-Driven Quality • Innovation Focus • Organizational and Personal Learning • Valuing People and Partners • Agility • Knowledge-Driven System • Societal Responsibility • Result Orientation • Systems Perspective Nilai-nilai utama tersebut menjadi suatu kerangka kerja yang terpadu (integrated into a comprehensive framework), terdiri dati 7 kategori yang membangun SQA model, lihat gambar berikut:
i·-·················· ···· · ·····~-······ ,NNOVATlo.·.N ._.... _ ........____ _ ··..-··---·-l ··l l............._ . ......__•._ ____ --_......._... .. p
R
o
c E
5,
II;i
IT10 -+1
I
M
u
~ ~ ~~ ...
- - - -LEA --RN-I-N.-G· - · --
Driver
System
··----.1--,1 Results
Singapore Business Excellence Model
Edllcatio Intknesiae, Volume 16, Nomor 1, Juni 2008
98 uatkrrhip:
Which examines the organization's leadushij systems, purpose, vtSWn and values, and its responsibility to the comimlnity and the environment
p{anning:
Which fomses nn the organization's planning process, how key reqmrement 1m i1itegrated into the organization's plans and how these plans 1m deployed, as weD as how performance is tracked
ltiformation:
Which fomscs on the management oj informatiun and the 1m ofcomparative and benchmarking information to support decision making at all levels of the organization.
People:
Which fomses on how the organization taps the fuD potential of the workforce to , created a high performance organiZation, emphasi'{jng on the workforce t,raining needs and career development, health and satisfaction, and performance and recognition, as aligned with the organization'soijectives.,
Process:
Which fomses on the'kry processes the organization uses to pursue its oijectives and goals, including the innovation processes, production and delivery pro.-esses, a1!d .rupplier andpartnering management processes.
"
Customers:'
Which focp.ses on ho~ the ofgclIIization dete~tn~s mstomer and market requirements,' biliids relationship with m'stomer, and determines their satisfaction.
&sults:
Which ex amines the organization's performance and improvement in areas of impO/tance to the organization, as weD as the organization's performance levels relative to those of competitors and/ or benchmarks.
99
Berbagai Modlll Si,lm! Mlilu dan Penerapannya (PlidjO Slimedi AS) Journey to Business Excellence ' ,--~ ' ,
l Singapore 1
Quality
i
Award
1
/"'-" Sing'p",e
"-
Quatity Award
"-
--~- r-~-l Singapore Quality Cia..
",,-
L
0."
,!
-'-'-------'--,- -,-----,--,~----~ Foundation Programme'ii
"'-,,-
? ' , <:::::...- ..... :. . ..._..--_.....- ...... _.. -~....... -.......... - ..._ ..... __....._._ .._.._._.. _ .... _._.-...-............- .... -.... --.-..- ...---:~
Ketujuh kategori tersebut dijelaskan secara ringkas dal~m tabel berikut:
Singapore Quality Class Program SQC menambah kelengkapan otganisasi dengan rancangan agar mendapatkan bisnis yang unggul. Rancangan SQC dipadu rancangan bisnis nasional yang unggUl berdasarkan The US Malcolm Ba/dnge National Qualif)' Award, The European Qualif)' Award, The Japan Qualif)' Award, dan The Australia Qualif)' Award. 1ni semua
akan mendorong perguruan tinggi swasta memperkuat' sistem manajemen dan kemampuan dalam rangka meningkatkan prestasi , dan daya saing. ' Kriteria SQC sendiri mencakup organisasi kepe~pinan, manajemen masyarakat, dan proses bisrus. Un~k itu, PEO harus melengkapi sejumlah persyaratan, misalnya kepastian kursus yang dilaksanakan, terdaftar dan terakreditasi pada lembaga yang tepat, dan pdayanannya pun bagus. Untuk mendapatkan award, suatu ,-otganisasi setidaknya melakukan perjalanan ''jo1!mey'' mengembangkan mutu organisasinya melalui tahapan; melaksanakan program-program, mendasar sehingga mendapatkan skor penllaian 400, lalu kemudian menjalankan kriteria yang tercakup dalam SQC sehingga mendapatkan skor 700, dan akhirnya mendapatkan skor excellence Singapore Quality Award dengan meraih angka 1000: Singapore Quality Class.
100
Educatio Indonesiae, Volume 16, Nomor l,funi 2008
Penerapan SQA dalam Pendidikan Dapat kita lihat dalam penerapannya di lingkup akreditasi perguruan tinggi swasta yang ada di Singapore. Akreditasi ini diberlakukan dengan menerapkan Singapore Quality Class, guna menjamin rnutu dari pendidikall tersebut. Tujuannya adalah agar calon mahasiswa lokal maupun internasionaJ mendapat jaminan apabila masuk perguruan tinggi swasta. Guna mendapatkan SQCPEO, perguruan-perguruan tinggi swasta dinilai berdasarkan sejumlah kriteria, seperti kepemimpinan or~nisasi, manajemen personalia, dan proses bisnis. PEO juga berkewajiban memenuhi berbagai ketentuan, misalnya pendidikan yang digelar perguruanperguruan tinggi swasta harus terintegrasi dan terakreditasi oleh lembaga yang berwenang. PEO juga dituntut memberikan pelayanan yang memadai bagi para siswanya. Terhadap PEO-PEO yang memenuhi syarat untuk SQC, pemerintah . Singapura mernberikan sejumlah keistimewaan. Misalnya Green Lane, guna menyiapkan aplikasi kelulusan siswa, termasuk mengurangi waktu persiapan dan surat pernyataan bebas jaminan deposito bagi siswa internasional. Kesimpulan Tujuan Penjaminan Mutu adalah memelihara dan meningkatkan mutu lembaga Pendidikan secara berkelanjutan, yang dijalankan oleh suafu l~mbaga : atau perguruan tinggi secara internal untuk mewujudkanvisi dan misinya serta untuktnemenuhi kebutuhan stakeholders meialui penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi atau Catur Dharma bila dalarn perguruan tinggi (memiliki dharma yang khusus). Pemahaman dan pengertian mutu seperti model-model di atas, pada dasarnya sarna walaupu~ dikernbangkan dalam berbagai sis tern mutu seperti dalam ISO 9000-2000, Malcolm Baldrige National Quality Award, Standard Singapore Quality Award (SQA) dan Deming Price. Oleh karena itu, maka untuk pengernbangan dan pelaksanaan penjaminan mutu di dunia pendidikan di Indonesia periu dilakukan penyesuaian secara struktural sistem pendidikan nasional. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2010 mendatang,
Berbagai Motbil Sis/em Mil/II do" PentrajJan'!]a (PlidjO SRllltJi AS)
101
akan terwujud sistem pendidikan yang sehat dan secara aktif dikoordinasikan dan ditunjukkan oleh ciri-ciri kuaJitas, akses, dan
. /i ~_~\ . ~ . • ....' . " . ' ..
.
.. '
"
~
PROSES
euday<1,Niia~
..
! ,../\ \.
~.-~ . \. (~".tl · \ I>,. '... Qu~ality .. ., \.,.' ..
E!osKetja
'. . . . '
I
f I
\e'"".
.
~ " . J '~np!). -- '
\
\Q'.' ., . ~l \
.. !
. -.' _. ... .
I
\.\ sti:~:~ . .' '., .' .'. "-
. .
. \.' I
•.
.
.
..1. .ISI
. ~--\!
.
1.
.. '
.~
.
.
'
keadilan, serta otonomi. Pandangan ini perlu disatnpaikan, mengingat pada saat ini perlu penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan tinggi adalah melalui proses akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional atau lembaga lain baik dalam ~aupun Iuar negen, serta wajib melakukan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED). Pengernbangan Sis tern Manajemen Mutti (rnelalui pendekatan gambar) Pada prinsipnya pola pengembangan sistem manajemen mutu yang dikemukakan pada:- jawaban nomor 1 di atas adalah sarna, narnun pendekatan yang dilukiskan dengan gambar ini adalah Iebih bersandar kepada 3 faktor yaitu: a. Sumber Daya Sumber daya dimaksud adalah semua sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber claya finansial, oleh karena itu sumber claya ini merupakan penggerak utama dalarn menjalankan roda penjaminan mutu, namun finansial dan fasilitas lainnya diharapkan mendulrung sumber daya manusia dalam meningkatkan manajemen mutu. b. Proses Proses yang dimaksud adalah mekanisme kerja dati
102
Educatio Intkinesiae, Volume 16, Nomor 1, Juni 2008
pelaksanaan penjaminan mutu secara berkelanjutan dan menyeluruh dalam semua aspek kegiatan, oleh karena itu maka proses menjadi penentu dalam keberhasilan pclaksanaan penjaminan mutu suatu pendidikan. c. lsi lsi adalah standar mutu yang 'akan dilaksanakan, dimana standar ini sang'dt tergantung kepada ukuran, stmktur, sumber daya, visi, dan misi, sejarah dan kepemimpinan. lsi dan quality saling terkait dan pengaruh mempengaruhi demikian pula sumber daya isi saling pengaruh mempengaruhi. Dari ketiga faktor/unsur tersebut di atas (sumber daya, proses dan isi), kesemuanya menuju kepada tingkat kualitas (quality) yang ditargetkan dalam tujuan pelaksanaan penjaminan mutu. Hal ini mengingat tingkat kualitas yang direncanakan, sangat tergantung dari apa yang diharapkan. Selanjutnya pelaksanaan penjaminan mutu ini, pada dasarnya adalah selain untuk meningkatkan mutu dari tujuan pendidikan itu sendiri juga dalam rangka untuk menumbuhkan budaya dan nilai serta etos kerja. Sedangkan untuk terlaksananya pelaksanaan penjaminan mutu ini, dilaksanakan oleh sebuah organisasi dalam kerangka manajemen pendidikan. Sebagaimana dijelaskan pula di atas, bahwa pelaksana penjaminan mutu 1m harus terus dikembangkan secara berkelanjutan (continuous improvemen~ melalui benchmarking. Dalam pelaksanaannya sebagaimana dilukiskan dalam gambar tersebut, adalah bagaimana mengembangkan dan menyiapkan sumber daya yang memadai, serta ba.gaimana menyusun mekanisme kerja sebagai suatu proses yang menjamin akan keterlaksanaan penjaminan mutu itu sendiri dan standar mutu yang seperti apa sebagai isi yang akan dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi sebuah lembaga pendidikan. Jann E. Freed et. al. (1997) dalam tulisannya tentang A Culture for Academic Excellence: Implementing the Quality Principles in Higher Education dalam ERIC Digest memaparkan tentang upaya membangun budaya keunggulan akademik pada pendidikan tinggi, dengan menggunakan prinsip-prinsip Total Quality Management, yang mencakup: (1) vision, mission, and outcomes driven; (2) [Ystems depedent,· (3)
Bcrbogoi Modul Sistem Mutu dan Peneraponf!Jo (pudjo S umedi AS)
103
leadership: creating a quali!J culture; (4) systematic individual development; (5) decisions based on fact; (6) delegation of decision makin~' (7) collaboration; (8) planning for change; dan (9) leadership; supporting a quality culture. Dikemukakan pula bahwa "when the quality principles are implemented historicallY, a culture for academic excellence is created Dati pemikH:an Jan E. Frees et. al. di atas, kita dapat menarik benang merah bahwa untLlk dapat membangun budaya keunggl.llan akademik atau budaya mutu pendidikan betapa pentingnya kita untuk dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip Total Quali!J Management, dan m~njadikannya sebagai nil:li dan keyakinan bersama dari setiap anggota sekolah. Value (nilai) merupakan suatu ukuran normative yang memp.engaruhi manusia untuk melaksanakan tindakan yang dihayatinya. Menurut Vijay Sathe dalam Taliziduhu (1997) nilai rnerupakan "basic assumption about what ideals are desirable or worth striving for". Pada bagian lain dikemukakan pula bahwa nilai mempunyai fungsi; (1) nilai sebagai standar; (2) nilai sebagai dasar penyelesaian konflik dan pembuatan keputusan; (3) nilai sebagai motivasi; (4) nilai sebagai dasar penyesuaian diri; dan (5) nilai sebagai dasar perwujudan diri. Hal senada dikemukakan oleh Rokeach yang dikutip oleh Danandjaya dalam Taliziduhu Ndraha (1997) bahwa: "a value .rystem is learned organization rules to help one choose between alternatives, solve conflict, and decision ': Dalam budaya organisasi ditandai adanya sharing atau berbagi nilai dan keyakinan yang sama dengan seluruh anggota org~.nisasi. Misalnya berbagi nilai dan keyakinan yang sama melalui pakaian seragarn. Narnun menerima dan rnernakai seragam saja tidaklah cukup. Pemakaian seragam haruslah membawa rasa bangga, menjadi alat kontrol dan rnembentuk citra organisasi. Dengan demikian, nilai pakaian seragam tertanarn menjadi basic. Budaya, nilai, dan etos kerja inilah yang menjadi booster (pemicu) bekerjanya seluruh elernen organisasi ke arah pencapaian rnutu dalam rangka membangun dan mengernbangkan suatu organisasi. Budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Budaya organisasi itu sendiri rnerupakan sistem nilai yang mengandung citacita organisasi sebagai sistem internal dan sis tern eksternal sosial. Hal itu tercermin dari visi, misi dan tujuan organisasi. Dengan kata
104
EducatilJ Indonesiae, Volume 16, Nomor 1, juni 2008
lain, seharusnya setiap organisasi termasuk para anggotanya memiliki impian atau cita-cita. Setiap anggota memiliki identitas budaya tertentu dalam organisasinya. Dalam perusahaan dikenal sebagai budaya korporat di manadi dalamnya terdapat budaya kerja. Penggunaan seluruh sumner daya organisasi, seperti teknologi dan surnber daya manusia yang tangguh; mampu beradaptasi pada lingkungan global termasuk berpe:;ran di dalam peningkatan kesejahteraan lingkungan menjadi faktor yang sangat penting dalam upaya mengefektifkan proses-proses yang bekerja di organisasi yang mengarah kepada pencapaian MUTU. Di antara seluruh sumber daya organisasi, SDM menempati posisi sangat penting katena mereka adalah pemeran utama dan bukan yang lain. Karena itu, dalam bekerja maka setiap ka.,·-yawan hendaknya memiliki cita-cita berupa kehendak mengenai sesuatu yang ingin dituju dan dicapai. Daftar Kepustakaan
Baldrige National Quality Program, "Education Criteria for Performance Excellent 2003", www.quality.inst.gov. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas, Pedoman Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, 2004. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (fQM), Andi Offset; Yogyakarta. ISO, Quality Management Sy~tcm ISO 9000-2000, 2001, (online) http://www.iso.ch Singapore Quality Award by Dr; Woon Kin Chung Quek Aik Teng; internet http://www.unece.org/indust/sine/sqqw.pdf