perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BENDA-BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE DALAM KARYA SENI LUKIS
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni Jurusan Seni Rupa Murni
Disusun Oleh: JONI SUSANTO NIM. C. 0606015
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SUR A K AR TA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BENDA BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE DALAM KARYA SENI LUKIS Disusun Oleh: JONI SUSANTO NIM. C. 0606015 Telah disetujui oleh pembimbing Tanggal: ........................... Pembimbing 1
…………………………………………………. Dr. Narsen Afatara, MS. NIP. 195007111979031004
Pembimbing 2,
……………………………………………………. Drs. R. Suatmadji, M.Sn. NIP 195203251980101001
Mengetahui, Ketua Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret,
Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn. NIP. 195103221985031001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BENDA BENDA DI SEKITAR SEBAGAI SUMBER IDE DALAM KARYA SENI LUKIS Disusun Oleh: JONI SUSANTO NIM. C. 0606015 Telah disetujui oleh Tim Penguji Jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Pada tanggal: .............................................................
Dewan Penguji, Jabatan
Ketua
N a m a
Drs. Agustinus Sumargo, M.Sn. NIP. 195103221985031001
Sekretaris Sigit Purnomo Adi, S.Sn.M sn. NIP .198203162005011003
Tandatangan
.……………………………
… …………………………
Penguji I Dr. Narsen Afatara, MS. NIP. 195007111979031004
.……………………………
Penguji II Drs. R. Suatmadji, M.Sn. NIP 195203251980101001
.……………………………
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret,
Drs. Riyadi Santosa, M.Ed. Ph.D NIP. 196003281986011001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada: v Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa. v Bapak dan ibuku tersayang. v Teman–teman agnkatan 2006 v Segenap keluarga besar seni rupa. v Almamater.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN Nama: Joni Susanto NIM. C. 0606015
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa konsep pengantar karya TA berjudul Benda-benda di Sekitar Sebagai Sumber Ide Dalam Karya Seni Lukis adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Halhal yang bukan karya saya, dalam konsep pengantar karya ini diberi citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan konsep pengantar karya TA dan gelar yang diperoleh dari konsep pengantar karya ini dicabut.
Surakarta, 29 Juni 2012 Yang membuat pernyataan,
Joni Susanto Nim. C. 0606015
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Jangan berjiwa miskin, terbukti kita masih sulit bersikap memiliki sesuatu (penulis)
Kembali bersabar di ujung batas kesabaran (penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya sehingga Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam diperuntukkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang memberikan suri tauladan kepada umat manusia. Tugas Akhir ini penulis buat guna memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Strata satu. Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Banyak perjuangan berharga yang telah penulis dapatkan selama mengerjakan tugas akhir ini yang dalam hal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Drs. Riyadi Santoso, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa. 2. Drs. Agustinus Sumargo, M.sn. Selaku Ketua jurusan Seni Rupa Murni. 3. Dr. Narsen Afatara. MS, selaku pembimbing I 4. Drs.R.Suatmadji, M.sn, selaku pembimbing II 5. Teman-teman Seni Rupa Murni UNS. 6. Keluarga besar Seni Rupa Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS. 7. Bapak, Ibu, dan Kakak Adik, atas doa dan dukungannya. 8. Diastanti Rahma yang membuatku intropeksi diri karenamu.
Surakarta, 27 juni 2012
penulis
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................... viii HALAMAN ABSTRAK.............................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang .............................................................................................. 1 B. Batasan Masalah ........................................................................................... 2 C. Rumusan masalah ........................................................................................ 2 D. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2 E. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 3 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pengalaman Terhadap lingkungan………………………………………. 4 B. Pengertian Lingkungan ................................................................................. 7 C. Hubungan Manusia dengan lingkungan ………………………………… 8 D. Seni dan Lingkungan ................................................................................... 9 E. Imajinasi ………………………………………………………………….11 F. Still Life …………………………………………………………………..12 G Seni dan Unsur Seni ………………………………………………………13
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III: KONSEP PENCIPTAAN A.
Implementasi Teori ................................................................................... 22
B.
Implementasi Visual ................................................................................. 29
C. Diskripsi Karya ……………………………………………………….. 52
BAB IV: PENUTUP Kesimpulan ................................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Joni Susanto. C0606015. 2012. Benda-benda di Sekitar Sebagai Sumber Ide Dalam Karya Seni Lukis. Tugas Akhir: Program Studi Seni Lukis Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini, yaitu (1) Bagaimana pemahaman tentang benda-benda di sekitar? (2) Bagaimana merumuskan gagasan penciptaan karya seni dengan subjekmatter benda-benda?(3) Bagaimana mewujudkan sumber ide benda-benda di sekitar dalam karya seni lukis? Tujuan Tugas Akhir ini adalah (1) Mendeskripsikan pemahaman tentang benda-benda di sekitar sebagai sumbe ide dalam karya seni lukis. (2) Menghadirkan benda-benda di sekitar sebagai subjectmatter dalam karya seni lukis.(3) Merumuskan konsep benda-benda di sekitar dalam karya seni lukis Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah diskripsi kualitatatif dengan pendekatan, Implementasi Teoritik dan Implementasi Visual. Implementasi Teori memaparkan sejumlah pengalaman, pengamatan dan perenungan terhadap benda-benda yang di temukan yang memberikan ide dalam berkarya. Yaitu benda-benda di skitar untuk menggambarkan potret peristiwaperistiwa di masyarakat. Implementasi visual menjelaskan konsepsi visual dari karya tersebut, aspek-aspek visual dalam karya ini bersifat simbolik dari persepsi penulis dimana menampilkan benda-benda disekitar kita yang menjadi simbol pengungkapan konsep karya, yang menggambarkan sebagian peristiwa yang terjadi di masyarakat.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Manusia kadang kurang memperhatikan, bahwa di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda buatan manusia dengan masing-masing fungsinya. Dari sekian banyaknya jenis benda tersebut, manusia sampai kesulitan bahkan lupa nama, bentuk, dan keberadaannya tanpa melihat wujudnya. Dari sekian banyak benda tersebut beberapa memiki sisi menarik dan artistik untuk diperhatikan dan dimaknai. Disamping itu benda-benda mati di sekitar bisa memperkaya subjectmatter dalam penciptaan karya seni. Dengan memberi sentuhan imajinasi terhadap
benda-benda yang memberikan
subjectmatter
yang
mengembangkan
diinginkan.
Karena
ide,
untuk
dengan
sesuatu dari kesederhanan menjadi
mencapai
imajinasi
kita
sebuah dapat
lebih bernilai dalam
pikiran,s ia dapat mengembangkan sesuatu dari ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda atau sekedar terlintas dalam benak. (Alfan Arrusuli, 2001: 32) Gagasan ini bagi penulis memiliki sisi menarik yaitu dapat dijadikan sebagai pemerkaya objek dan ide gagasan dalam penciptaan karya seni. Penulis menyadari ternyata dengan memperhatikan secara lebih lanjut tentang asal usul benda tersebut, kenapa benda-benda itu di buat oleh manusia?, bagaimana fungsinya? Dari bahan apa benda itu di buat? Bagaimana keterkaitan sifat benda commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
satu dengan benda yang lainya? yang kemudian dijadikan objek dalam penciptaan karya
seni
lukis.
Mengenai
pemvisualisasian
digambarkan
dengan
menggabungkan benda satu dan benda lainya yang masih mempunyai hubungan dalam fungsi. Dengan cara mendistorsi, mendeformasi dan merangkai wujud asli untuk mencapai subjectmatter yang diinginkan. Dari sumber ide ini penulis bermaksud menciptkan karya seni yang berangkat dari benda benda disekitar sebagai objek utama, untuk menggambarkan potret realita masyarakat saat ini. Dari bentuk-bentuk yang ditemukan tentunya akan menjadi keartistikan dan makna visual tersendiri dalam keragaman karya-karya seni lukis. B. BatasanMasalah Dari sumber ide ini akan penulis fokuskan, menjadi subjectmatter yaitu benda-benda di sekitar untuk mengekpresikan potret realita masyarakat dari berbagai bidang.
C.RumusanMasalah 1. Bagaimana pemahaman tentang benda-benda di sekitar.? 2. Bagaimana merumuskan gagasan penciptaan karya seni dengan subjectmatter benda benda di sekitar.? 3. Bagaiman mewujudkan sumber ide benda benda di sekitari dalam karya seni. lukis.?
D. TujuanPenulisan 1. Mendeskripsikan pemahaman tentang benda-benda ciptaan manusia sebagai sumber ide dalam karya seni lukis. commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Menghadirkan benda-benda ciptaan manusia sebagai subjectmatter dalam karya seni lukis. 3. Merumuskan konsep benda-benda ciptaan manusia dalam karya seni lukis.
E. ManfaatPenulisan 1. Sebagai suatu bentuk pengaktualisasian diri penulis di bidang kesenian terutama seni rupa. 2. Untuk memperkaya referensi objek seni lukis penulis. 3. Memperkaya dan memberi referensi bagi perkembangan seni rupa dunia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengalaman Terhadap Lingkungan
Lahirnya ide bisa berawal dari sebuah renungan terhadap pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seorang pelukis. Pengalaman, dalam pengertiannya dapat berarti pengalaman masa lalu, pengalaman dari bahan bacaan, serta pengalaman pendengaran, maupun penglihatan segala seuatu yang terjadi di sekitarnya (lingkunganya) Terlebih bagi manusia secara kejiwaan akan tergantung terhadap dorongan hidup yang mendasar, perasaan pikiran, kemauan dan fantasi. Dengan dorongan kejiwaan inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan lingkungan sekitarnya, dengan jalan memberi penilaian terhadap objek dan kejadian (Jujun S.Suriaasumantri, 1985:262). Problema kehidupan tersebut muncul karena interaksi manusia dan lingkungannya, seperti yang dikatakan Sastro Pratijo bahwa manusia yang hidup dalam lingkungan akan berpengaruh dan dipengaruhi lingkungannya. Gejalagejala yang ada di luar dirinya dan dalam lingkup
kemampuan jangkauan,
merangsang dirinya untuk memberikan tanggapan (Sastro Pratijo,1983:72). Pengertian lingkungan secara umum adalah semua benda dan seluruh kenyataan yang ada di sekitar kehidupan kita. Tegasnya, tidak hanya bendacommit to user
4
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
benda yang hidup tetapi juga yang mati, demikian pula yang kelihatan maupun tidak kelihatan. Secara lebih konkrit dan yang dapat dilihat oleh mata adalah binatang, tumbuhan, benda-benda, dan manusia yang berada di sekeliling kita dan hidup diantara kita. Untuk pengertian lingkungan dalam ilmu kemasyarakatan adalah alam dan sekitarnya, termasuk orang orang dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam
kehidupan dan
kebudayaan (Mudji Sutrisno,1993:81). Kierkegaard menyatakan bahwa hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis manusia mampu menangkap
dunia
sekitarnya
sebagai
dunia
yang
mengagumkan
dan
mengungkapkannya kembali dalam lukisan-lukisan yang indah-indah, tarian yang mempesonakan dan lain-lainya. Dengan kehidupan etis manusia meningkatkan kehidupan estetisnya itu ke dalam tingkat, tingkatan manusiawi dalam bentukbentuk keputusan yang bebas dan dipertanggungjawabkan . Dengan demikian hidup manusia mendapatkan kualifikasinya yang langgeng. Hidup manusia bukan sekedar menarik beban dari waktu ke waktu, seperti seekor kuda menarik keretanya, tetapi sadar diusahakan mengarah pada tujuan dan dengan demikian dipenuhi dengan arti teolologis (Soerjanto Poespowardojo.1987:6). Soerjanto Poespowardojo mengatakan : untuk lebih jelasnya memahami manusia sebaik mungkin, sewajarlah kita menempatkan manusia dalam konteks kebudayaan. Hal ini tampak jelas, oleh karena kebudayaan merupakan lingkup dimana manusia harus hidup. Dalam kebudayaanlah tercermin segala kenyataan yang bernilai dan berharga. Begitu erat hubungan manusia dan kebudayaanya, commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga manusia pada hakikatnnya disebut mahkluk budaya, demikian yang telah diucapkan Ki Hadjar Dewantoro. Dalam kebudayaan tercakup hal-hal bagaiman persepsi manusia terhadap dunia, lingkungan serta masyarakatnya, seperangkat nilai-nilai
yang menjadi
landasan pokok untuk menentukan sikap terhadap dunia luarnya dan bahkan untuk memotivasi setiap langkah yang hendak dan harus dilakukanya sehubungan dengan
itu pola hidup serta
tata cara kemasyarakatan. Dengan
demikian
kebudayaan menunjukan identitas serta integritas seseorang atau suatu bangsa. Dalam kebudayaanlah tertuang segala kekayaan serta mutu hidup suatu bangsa, dengan pengolahan benda-benda dunia menjadi manusiawi serta penciptaan sarana-sarana yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidupnya dengan baik. Menurut Geertz, kebudayaan merupakan pengetahuaan manusia yang diyakini akan kebenaranya oleh orang yang bersangkutan dan yang diselimuti dan menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi manusia dan menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang bersih dan kotor, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai -nilai moral, yang sumbernya adalah pandangan hidup dan etos atau sistem yang dipunyai oleh setiap manusia (Parsudi Suparlan,1981: 238). Manusia
bukan saja membutuhkan makan dan minum, sandang dan
papan, melainkan memerlukan juga kehangatan juga keakraban hubungan antar sesama manusia, tidak dibatasi pada benda-benda materiil, melainkan mencakup commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebenaran serta nilai-nilai rohani, yang berwujud baik dalam bentuk-bentuk religius, maupun dalam kekayaan ilmiah. Bentuk-bentuk hubungan tersebut melahirkan berbagai simbol dalam kehidupan manusia. Seorang pengantin mengenakan cincin pada jari teman hidupnya sebagai tanda kesetiaan. Pada hari ulang tahun ibu, anak-anak menampakan kasihnya dengan memberikan hadiah. Sekitar kelahiran anak bermacam-macam upacara dan tindakan simbolis menyatakan pentingnya peristiwa itu, dan harus menjamin kesehatan dan keselamatan anak itu. Dalam pengungkapan isi hati orang memakai lambang dan kata simbolis. Terutama seorang seniman dan sastrawan mempergunakan bentuk dan bahasa simbolis untuk menyingkapkan pengalaman peristiwa yang penting. Yang paling sentral dalam hidup manusia itu bukan pikiran atau perasaan saja, bukan pula bicaranya, melainkan tingkah laku atau tindakan. Tema yang dipancarkan oleh obyek sebagai fenomena visual tidak ada artinya bila hanya ada dalam ide seniman. Ia akan lebih berarti bila diwujudkan dalam bentuk yang nyata yaitu karya seni. Lewat karya seni itulah seorang seniman dengan bahasanya mencoba melakukan komunikasi simbolis dengan penghayat atau lingkunganya. Hal ini merupakan bukti bahwa adanya individu dengan seluruh jiwa raganya mengamati, mengerti dan menghayati sebuah kehidupan dan kemudian merealisasikan bentuk sebagai wadah untuk menuangkan seluruh kehidupan perasaan yang tidak terlepas dari emosi, pengalaman estetik maupun intelektualnya.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pengertian lingkungan
Apa yang kita rasakan saat kita duduk termenung ditengah-tengah keramaian, menyaksikan keramaian hiruk-pikuk masyarakat dalam rutinaitasnya menjalani hidup. Kalau kita mengingat saat-saat itu maka terutama suasana ramai dan tenteram yang meliputi hati kita pada saat itu., kita merasa terpesona dan terpukul. Kita merasa diri kita kecil dan kerdil di hadapan Tuhan, namun sekaligus juga merasakan keselarasan dan harmoni dengan lingkungan sekitar. Para ahli yang menganalisa pengalaman tentang keindahan yang timbul dari perjumpaan dengan alam memberikan deskripsi sebagai berikut : Lenyaplah perbedaaan antara subjek ( pribadi yang mengamati alam ) dan hal tersebut di atas hanya sebagian kecil dari pengalaman lingkungan. Karena lingkungan bukan hanya alam saja melainkan masih ada lingkungan sosial dan lingkungan religius. Secara lebih rinci lingkungan alam berupa benda yang hidup yaitu: tumbuhan dan binatang, dan benda yang mati. Sedangkan linkungan sosial adalah lingkungan dimana kita menjadi bagian dari masyarakat dan bermasyarakat. Kesemua hubungan itu pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhannya sebagai wujud manusia religi. Linkungan sosial
manusia selalu
berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhanya serta selalu berusaha membentuk dan memiliki kemampuan yang bermanfaat
dalam menghadapi situasi
dari berbagai perkembangan dan
perubahan yang di alami, maka timbulah problema atau masalah yang sangat komple. Timbulnya problema tersebut akan membentuk
manusia menjadi
manusia budaya, yang dapat mengolah benda-benda duniawi menjadi manusiawi serta penciptaan sarana-sarana untuk kelangsungan hidupnya.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hidup manusia belum lengkap bila tidak dikaitkan dengan religi. Manusia bukan robot yang bekerja dengan fisik atau jasmani saja, tetapi harus memilki arah dan tujuan sebagai manusia religius. Dengan kehidupan religius manusia menghayati pertemuanya dengan Tuhan dalam dialog yang sejati. Kepercayaan terhadap Tuhan merupakan suatu tindakan transedental. Dimana manusia menyadari dirinnya sebagai pribadi integral. Semakin dekat seseorang dengan Tuhan semakin dekat ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa kekawatiran (Soerjanto Poespowardojo,1978:6).
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan
Disamping penulis ada orang lain,ada benda benda benda - benda lain,ada makhluk-makhluk lain dan ada sang Pencipta. Pernyataan ini menunjukan suatu kenyataan yang tak dapat diragukan kebenaranya. Setiap manusia menyadari bahwa dalam batinya merasa ada kebutuhan untuk mencari hubungan pribadi dengan orang lain, sedemikian rupa sehingga ia merasa kurang lengkap, kalau ia tinggal sendirian saja. Setiap manusia adalah suatu individu. Sebagai individu ia merasa sepi sekaligus ia menjadi sadar akan keinginan untuk mengatasi kesepian itu. Kemungkinan ini dilihatnya dalam usaha untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, dengan berada pada mereka dan menjadi bagian dari mereka. Dengan tindakan tersebut manusia dapat mendobrak dari isolemennya, dan benar-benar berkomunikasi dengan sesamanya, dengan dunia infra human yang ada bersertanya. Hanya dengan demikian
manusia menjadi dirinya sendiri.
Keluarga menjadi inti hiduip bersama,sebab orang tua dan anak bekerja bersamasama, dan makan bersama, berkelahi bersama dan menghayati cinta bersama. Juga di suatu sekolah atau perusahaan masing-masing, orang berkembang mengalami arti
dan
dan nilai pribadinya, oleh karena komunikasi mereka dalam
tindakan yang tukar menukar. Ukuran komunikasi menjadi pula ukuran bagi perkemangan pribadi, mutu pengambilan sikap
dan pemberian sikap konkrit
terhadap orang lain menentukan pula mutu kepribadian masing-masing orang. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Manusia dengan daya capainya, terutama kehendaknya, tidak menyerah kepada alam yang mengelilinginya. Manusia bertindak pada alam,.dengan pengetauhanya, ia hendak mencapai sesuatu dalam dan karena alam, dia tahu bahwa dia tertarik. Ia berkehendak dan dikehendaki. Dalam tindakanya yang menghasilkan sesuatu, ia tahu apa sebabnya berbuat demikian, tahu jugalah ia apa yang telah dibuat itu berguna baginnya atau sungguh-sungguh menghasilkan guna seperti yang diharapkannya. Kalau diketahuinya bahwa alat yang dibuatnya untuk mencapai sesuatu itu tidak terlalu baik bagi tujuanya, maka diusahakan perbaikanya. Demikianlah seterusnya
manusia akan selalu berusaha
mencapai kesempurnaan. Dengan usaha itulah
untuk
manusia dan kebudayaan
berkembang. Manusia mempergunakan dan mengolah alam. Manusia memberi bentuk baru kepada objek yang telah ada dan tidak tergantung pada objek itu sematamata. Hasil tindakan yang demikian itu disebut bentuk objektif. Pada umumnya bentuk obyektif ini tahan lama, malah sering mengatasi waktu, dapat terhubungkannya manusia pada umumnya dengan demikian bentuk objektif itu mungkin berfungsi dalam dan untuk masyarakat, seperti misalnya alat-alat, hasil kesenian, ilmu, bahasa yang beraneka warna serta tulisanya. Adapun semua tindakan serta dengan hasilnya yang diadakan manusia untuk memberi arti kepada alam sekitar serta juga memberi bentuk baru kepada alam, itu disebut kebudayaan dengan dengan lebih singkat boleh juga dikatakan bahwa kebudayaan tidak lain dari usaha dan hasil manusia untuk mengatasi alam dengan pengetahuanya (Poedjawijatna,1983:134). commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Seni dan Lingkungan
Seni sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari hari baik secara sadar maupun tidak sadar atau secara langsung tak langsung. Berolah seni dan menerima seni
adalah pembawaan dari setiap manusia. Kecintaan akan seni
sudah menjadi naluri manusia ( My.Ning Sulastri,1992:1). Dengan demikian keberadaan tentang seni
tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia itu sendiri, karena pada dasarnya seni berasal dari interaksi manusia dengan lingkungan alamiahnnya. Seorang sejarahwan Prancis Hippolite Tain. Seperti yang dikutip oleh Suryo Suradjijo dalam bukunya filsafat seni, berpendapat bahwa
alam,
lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan seni. Ia menjelaskan juga bahwa karya seni itu juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Taine berpendapat bahwa hasil-hasil seni yang benar selalu dapat dikaitkan dengan faktor-faktor yang sangat mendukung
dan sekaligus menentukan, faktor
tersebut adalah
lingkungan, waktu, dan ras (Suryo Suradjijo,1998:62). Seringkali dikatakan bahwa seni adalah tiruan dari alam atau mimesis sebagaimana yang dikatakan oleh seorang filsuf Yunani Aristoteles, yang menyatakan
bahwa seni sebagai imitasi, disini artinya
bahwa seni adalah
merupakan
suatu kegiatan yang meniru terhadap realita alam. Aristoteles
berpendapat bahwa seni itu hanya mampu mengimitasi. Hal tersebut disebabkan karean mengimitasi merupakan, suatu instrik fundamental bagi manusia, ia juga commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berpendapat bahwa mengimitasi merupakan kodrat manusia sejak masih kanakkanak (Suryo Suradjijo,1998:46). Seorang ahli lainya Ernst Carsier berpendapat bahwa seni merupakan salah satu jalan menuju pandangan objektif atas benda-benda dan kehidupan manusia. Seni bukan hanya imitasi realitas semata, sekaligus sebagai penyingkapan realitas alam. Dalam seni lukis, banyak sekali cara pandang seniman terhadap realitas alam. Alam dalam hal ini di idealisir, dipilih yang baik-baik kemudian dilukisnya maka jadilah lukisan naturalistik. Adapula yang hanya melukiskan apadanya, jadilah sebuah lukisan realistik, selain itu ada pula yang memasukkan unsur fantasi, sehingga jadilah lukisan dengan corak yang bervariasi, dalam kaitanya dengan alam, setiap seniman punya cara yang berbeda-beda, baik yang subjektif, objektif ataupun yang idealis kesemuanya sama-sama menggambarkan tentang alam ( P. Mulyadi 1991: 42 ). Melalui
pengalaman-pengalaman
estetis,
seorang
seniman
dapat
mengangkat atau menyalin objek tertentu dan menunjukan keanekaragamannya dalam suatu wadah yang berbeda. Salah satu kelebihan terbesar dari seni adalah membuat kita mampu melihat benda biasa dalam sosok nyata dan dalam nuansa baru. Jadi disini jelaslah bahwa seni merupakan imitasi dari alam biarpun bukan lagi imitasi atau benda-benda atau objek fisik, tetapi juga imitasi dari sisi batiniah dan emosi seniman.
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari uraian di atas adalah bahwa alam kadang dijadikan sebagai sumber ide yang di ungkapkan dalam karya, ada pula yang menggunakanya sebagai motif dengan tidak mengutamakan pendapatnya atas alam, dan ada pula yang menggunakan sebagai bahan studi ( P. Mulyadi 1991 : 43 ) E. Imajinasi
Secara umum yang dimaksudkan dengan istilah imajinasi adalah “ daya untuk membentuk gambaran ( imaji ) atau konsep-konsep mental yang tidak secara langsung didapatkan dari sensasi ( pengindraan ). Perlu diulang kembali,bahwa imajinasi adalah
suatu daya, dan karenanya, imajinasi itu
berkaitan langsung dengan manusia yang memiliki daya itu, bukan mahluk hidup yang lain seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. ( H. Tedjoworo, 2001 : 21 ). Imaji dalam pemahaman di atas mengandaikan pula adanya imaji ( citra ) atau gambaran yang merupakan unsur sangat penting di dalamnya. Oleh karena itu, proses mengimajinasikan itu selalu merupakan proses membentuk gambaran tertentu, dan ini terjadi secara mental. Artinya gambaran tersebut tidak berada secara visual ( tampak oleh mata ) dan tekstural ( terasa serta teraba oleh tangan dan kulit ). Sebuah lukisan adalah hasil imajinasi seorang pelukis. Namun lukisan yang kita lihat dan ( mungkin ) kita raba itu tidak sama dengan imaji yang muncul tatkala sang pelukis berimajinasi. Lukisan itu adalah apa yang dihasilkan oleh proses imajinasi yang sudah tertuang dalam kombinasi goresan cat pada kanvas. Dengan begitu lebih jelaslah bahwa istilah imajinasi umumnya diterapkan pada suatu proses mental, bukan pada proses visual jasmaniah yang dilakukan commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seketika itu juga oleh manusia. Namun kelak akan tampak bahwa proses visuialjasamaniah tertentu dapat diimajinasikan, meskipun imajinasi tidak sama dengannya. ( H.Tedjoworo,2001: 22 ). Sebagai titik tolak
kita ambil pandangan
Kant tentang
imajinasi
reproduktif . Di dalam daya tersebut, manusia berusaha mereproduksi kembali gambaran atau imaji yang sudah ada atau sudah pernah dialami sebelumnya secara mental, Kondisi ini mengandaikan suatu pengetahuan yang diperoleh secara aposteriori ( dari yang kemudian ) Artinya, pengetahuan dipandang terbentuk dari pengalaman. Pengetahuan terbentuk sesudah seseorang mengalaminya sendiri. ( H.Tedjoworo,2001:50). Dalam buku Sartre yang berjudul
Imajination ( 1936 ) dan
The
Psychology of Imagination ( 1940 ) beliau memilki pandangan yang sangat humanis, yang layak diperhatikan pandangan tersebut dapat diringkas dalam empat pokok berikut: ( 1 ) Imaji ( gambaran ) lebih merupakan suatu tindakan kesadaran daripada suatu benda dalam kesadaran. Dengan kata lain, imaji adalah aktifitas produktif yang mengintensikan sebuah obyek dengan cara tertentu ( 2 ) Imaji itu bersifat kuasi-observasi . Artinya, kesadaran imajinatif memproyeksikan apa yang diimajinasikanya seolah-olah itu real, maka ia tidaklah mengendalikan suatu observasi yang tampak, tetapi suatu observasi yang tak real atau kuasiobservasi. ( 3 ) Imaji adalah suatu spontanitas. Imajinasi adalah sebentuk “asal yang aktif” yang secara spontan menciptakan maknanya sendiri dari dirinya sendiri. Dan akhirnya, ( 4 ) Imaji itu adalah ketiadaan ( nothingness ). Imajinasi dibedakan dari persepsi dan pemahaman karena ia mengasumsikan objeknya commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagai “ bukan apa apa” ( nothing ). Dikatakanya,”Dengan berkata bahwa aku memilki imaji akan Pierre, itu sama dengan mengatakan bukan saja “aku tidak melihat Pierre melainkan juga ‘aku tidak melihat apa-apa’.Demikian hidup, menarik dan kuatnya suatu imaji, ia membuat objeknya tidak berada”. Oleh karenanya pandangan sartre akan imajinasi dapat dikatakan sebagai, imajinasi yang menegasi” ( Jeans paul Sartre, 2000 : 132 ) F. Still Life
Still Life merupakan kata benda, dan memiliki arti yang khusus sehingga apabila diterjemahkan dalam bahasa indonesia, kemungkinan dapat menyimpang dari pengertian still life yang dimaksud sesuai dengan istilah aslinya. Di dalam The Meriam Webster Dictionary disebutkan bahwa still life digunakan untuk istilah pada gambar yang menggunakan objek tidak bergerak (The Meriem Webster Dictionary, 673.1974 ). Stiil Life sebelumnya diterapakan dalam seni lukis pada abad 15. Istilah ini berasal dari bahasa Belanda still leven, yang artinya tak bergerak ( stiil ) dan alam ( leven ). Seniman yang mempeloporinya antara lain J. Brughel ( 15681625) Rubbens ( 1577-1640 ) dan Rembrant ( 1606-1669 ). Menurut The Holt Intermediate
Dictinary Of Amarican English, stiil life memiliki pengertian
sebagai lukisan atau foto tentang benda-benda tak bergerak (The Holt Inmtermediate Dictionary Of American English, 1966.789 ). Jadi yang dimaksud dengan still life adalah alam benda yang tak bergerak atau dapat dapat dikatakan alam benda yang tidak berjiwa still life ini ternyata commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat menarik untuk diangkat menjadi salah satu tema lukisan, karena ternyata still life sebagai tema lukisan dapat menghadirkan keindahan tersendiri.
G. Seni dan Unsur Seni 1. Definisi Seni a. "Seni, dalam suatu makna luas adalah penggunaan budi pikiran untuk menghasilkan karya yang menyenangkan bagi roh manusia. Ini meliputi pengungkapan khayal yang jelas mengenai benda-benda (atau pikiran tentang benda-benda) seperti dalam pahatan, lukisan dan gambar" ( The Liang Gie, 2004: 13). b. "Seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, dan dengan ini menciptakan,kenyataan bahwa dalam suatu cara penglihatan yang melebihi akal dan menyajikan secara perlambang atau kiasan sebagai kebulatan alam kecil yang mencerminkan suatu kebulatan alam semesta" (The Liang Gie, 2004: 14). c. "Seni adalah segenap kegiatan budi pikiran seorang (seniman) yang secara mahir menciptakan suatu karya sebagai pengungkapan perasaan manusia. Hasil ciptaan dari kegiatan itu ialah suatu kebulatan organis dalam sesuatu bentuk tertentu dari unsur-unsur bersifat ekspresif yang termuat dalam suatu medium indrawi" ( The Liang Gie, 2004: 18). d. "Seni adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai keindahan yang diciptakan oleh manusia dengan segala ketulusan jiwanya bukan karena adanya dorongan kebutuhan ekonomi atau materialnya, melainkan karena ketertarikanya baik dari commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemewahan, kenikmatan dan kebutuhan rohaninya, yang diterapkan ke dalam bidang dua demensi maupun multi dimensi (Instalasi)" (http-6, instalasi 2008 Pukul 19.00 WIB ). e. Seni Lukis Pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkapan dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan warna dan garis, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang (Mikke Susanto, 1998: 71). Namun sebenarnya, bagi penulis dalam mentafsir fenomena ke dalam sebuah karya lebih ke dalam "pengalaman imajinasi" 2. Fungsi Seni a. Seni Sebagai Media Ekspresi Menurat Ki Hajar Dewantara, "Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaanya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang dapat menggerakkan perasaan indah orang lain yang melihatnya. Berbeda dengan definisi terdahulu, yang dikemukakan oleli Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa: "Seni adalah kegiatan rohani manusia yang mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam-alam rohani si penerimanya". Dalam definisi ini dengan tegas dinyatakan bahwa seni adalah kegiatan rohani bnkan semata-mata kegiatan jasmani (P. Mulyadi, 2000: 5). commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Seni Sebagai Media komukasi Seni dapat menghubungkan budi pikiran seorang dengan orang lain. Ketua Special Commitee on the Study of Art di Amerika Serikat menegaskan fungsi komunikatif dari seni demikian: Adalah bersangkutan di sini untuk mencatat bahwa komunikassi melalui berbagai bentuk artistik penglihatan, musikal, atau kesastraan, boleh jadi adalah komunikasi paling erat yang pernah terjadi antara budi pikiran dan pikiran ( The Liang Gie, 2004: 49-50). Bagi penulis seni merupakan sarana untuk menyalurkan emosi dan ekspresi, perasaan sang seniman. Selain itu, seni juga bisa untuk menyampaikan maksud yang akan disampaikan seniman kepada orang lain melalui karya seni. 3. Perubahan Unsur Bentuk Dalam Seni Lukis a. Destorsi dan Metamorfosa Bentuk Distorsi
adalah
perubahan
bentuk,
penyimpangan,
keadaan
yang
dibengkokkan. Pada keadaan tertentu dalam berkarya seni dibutuhkan karena merupakan salah satu cara mencoba menggali kemungkinan-kemungkinan lain pada suatu bentuk atau figur (Mikke Susanto, 2001:33) sedangkan menurut Suryo Suradjijo dalam buku pegangan kuliahnya mengatakan bahwa distorsi adalah perubahan bentuk yang bertujuan untuk lebih menonjolkan karakteristik visual objek, sehingga mendapatkan bentuk menjadi sempurna dari bentuk alam atau mungkin mendapatkan bentuk lain yang sesuai dengan konsep estetik senimanya (Suryodjijo, 1996: 77). Metamorfosa bentuk adalah perubahan bentuk dari figur manusia menjadi bentuk lain, antara lain binatang. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Deformasi Deformasi dipakai dalam istilah pengubahan bentuk yang tidak dapat diklarifikasikan sebagai distorsi. Tetapi dengan deformasi, bagaimanapun bentuk yang diciptakan seniman, imajinasi penghayat masih dapat menangkap seni alam di dalamnya (Suryo Suradjijo, 1994: 80). c. Simbol Simbol seni adalah satu dan utuh, karena itu ia tidak mcnyampaikan "makna" (meaning) untuk "dimengerti", melainkan "pesan" (message) untuk "diserapkan" terhadap "makna" orang hanya dapat mengerti, tetapi terhadap "pesan" dari seni orang dapat tersentuh secara lemah dan secara intensif, sehingga dalam hal ini terdapat elastisitas yang luas terhadap peresapan "pesan" seni itu (Sudiarja, 1982: 77). 4. Unsur-unsur Rupa a. Garis "Garis dimulai dari sebuah titik, merupakan "jejak" yang ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titik-titik yang berhimpit. Juga merupakan goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk seperti benang atau pita. Wujud garis terdiri dari garis aktual atau garis formal
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(garis sungguh, nyata, kongkrit, tergambar) dan garis ilusif atau sugestif (khayal, semu)" (Arfial Arsad Hakim, 2000: 35) b. Tekstur Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda atau bidang, yang memberi karakter atas suatu benda atau bidang permukaan tersebut, apakah halus, kasar dan sebagainya. Dari wujud suatu tekstur dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Tektstur nyata (actual texture) Adalah tekstur nyata/actual, bila diraba dapat dirasakan apakah halus dan apakah kasar seperti apa yang terlihat pada permukaan bidang tersebut. Misalnya permukaan kaca, tembok amplas dan lain-lain, dan tekstur tersebut dapat berupa tekstur alami atau buatan. 2.
Tekstur semu (simulated texture) Adalah seolah-olah bila kita membuat tekstur dengan alat dan teknik tertentu pada suatu bidang tapi hanya berbentuk gambar dua dimcnsi. Lain hasil yang kita dapatkan terlihat bahwa seolah-olah permukaan itu sangatlah kasar ataupun licin, padahal apabila kita raba yang kita rasakan hanya permukaan bidang tersebut, dan disini tekstur yang ada bersifat semu. Ia hadir dalam ciptaan imajinasi visual ( Arfial Arsad Hakim, 2000 : 87).
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Ruang Dalam dunia seni rupa ada dua macam ruang: 1. Ruang semu: artinya indera penglihatan bentuk dan ruang sesungguhnya sebagai gambaran pada tarfil dua matra seperti yang terlihat pada karya gambar atau pada pertunjukan layar putih. 2. Ruang nyata: bentuk atau ruang yang benar-benar dapat dibuktikan dengan rabaan tangan atau rabaan mata (Sugeng Toekio, 1987: 86-88). 5. Kompsisi Komposisi adalah suatu pengaturan atau penyusunan yang dilakukan oleh pencipta seni kedalam bentuk yang sedemikian rupa. Yang diatur dalam komposisi ialah garis, warna, hingga tekstur (Arfial Arsad Hakim, 2000: 3-4). Dalam komposisi ada prinsip organisasi yaitu: a. Unity (kesatuan) Adalah proses menyatunya berbagai unsur ( baik unsur yang visual maupun mengenai aspek fisik ), untuk mendapatkan suatu bentuk ciptaan secara utuh. Kesatuan ini akan membawa penghayat untuk dapat menikmati bentuk ciptaan secara keseluruhan. Karena jika hal ini tidak dicapai, maka karya akan menimbulkan kebosanan dan penghayat akan sulit menyerap maksud dari karya tersebut (Arfial Arsad Hakim 2000: 3-5).
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Keseimbangan (balance) Adalah suatu kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan, sehingga, memberi kesan stabil (seimbang). Di dalam praktek penciptaan, unsur-unsur dasar misalnya garis, bidang, warna, tekstur dan lain-lain, diumpamakan sebagai anakanak timbangan pada sebuah neraca(Hakim,2000:5). Ada dua keseimbangan: 1. Keseimbangan simetris; dimana bagian atau sisi yang satu merupakan cermin dari sisi yasng lain. 2. Keseimbangan tidak simetris; kesetimbangan ini lebih rumit, tetapi lebih menarik perhatian, dinamis, dan hidup. Disini kita harus dapat merasakan bobot visual (lokasi, ukuran, warna, tekstur), perhatian visual, pertentangan visual suatu bentuk ciptaan telah seimbang atau belum (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 10). c.
Harmoni (keselarasan) "Ritme, repetisi, dan dominan merupakan transisi, penghubung dari terciptanya suatu kesatuan hubungan dari unsur-unsur sehingga terwujudnya harmoni di dalam bidang gambar. Harmoni menyebabkan terciptanya kesatuan (unity) sedangkan ritme, repetisi dan dominan merupakann faktor esensial untuk mencapai harmoni" (Arfial Arsad Hakim,2000 : 17).
d.
Repetisi (pengulangan) "Repetisi merupakan metode untuk menarik perhatian pengahayat secara terusmenerus terhadap unit-unit visual pada suatu pola; dan merupakan cara yang
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mudah untuk mengikat keseluruhan unsur-unsur disain ke dalam suatu kesatuan (unity)" (Arfial Arsad Hakim,2000:18). e.
Dominan "Dominan adalah bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu bentuk ciptaan, akan menjadi titik perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat dominan dari unsur-unsur pendukung suatu desain akan mencapai harmoni, akhimya kesatuan hubungan" (Arfial Arsad Hakim,2000:18).
f.. Gradasi "Gradasi adalah suatu derajat, tangga, dimana suatu kekontrasan telah dijembatani oleh suatu rangkaian dari semacam atau kesamaan, peralihan atau langkah yang selaras" (Arfial Arsad Hakim,2000:19) g. Ritme "Di dalam seni rupa ritme berarti suatu susunan teratur yang ditimbulkan dari pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan atau memberi kesan keterhubungan yang kontinyu serta kesan gerak" ( Arfial Arsad Hakim,2000 : 17). Ada beberapa tipe ritme yaitu: 1. Repetitif (pengulangan) "Ritme ditimbulkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama atau hampir sama’’.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Alternatif (pergantian) "Ritme ditimbulkan dari pergantian (selang-seling) antara unsur-unsur yang bertentangan/kontras (misalnya hitam dengan putih, warna panas dengan wama dingin, shape berukuran besar dan kecil)" ( Arfial Arsad Hakim,2000 : 17). 3.
Progresif
"Ritme ditimbulkan dari pengulangan suatu elemen dengan perubahan pembesaran atau pengurangan ukuran" (Arfial Arsad Hakim,2000 : 17). 4. Flowing "Ritme ditimbulkan dari pengulangan teratur dari suaru perbedaan jarak ruang yang menerus, peralihan lembut dari suatu bentuk ke bentuk lainya yang selaras dalam gerak" (Arfial Arsad Hakim, 2000 : 18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA Seorang pelukis atau seniman dalam berkarya, di samping menghadirkan karya seni itu sendiri juga menampilkan berbagai hal yang ada pada karya seni tersebut. Karya seni itu sendiri merupakan wujud pembabaran dari ide penulis atau seniman yang bisa berawal dari sebuah renungan terhadap pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seorang pelukis, pengalaman dalam pengertiannya dapat berarti pengalaman pendengaran, penglihatan, bahkan perasaan terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Ide itu tidak jatuh dari langit, inilah yang dibayangkan Rouseau ketika bukunya tentang masyarakat yang diawali dengan kalimat terkenal: “Pada awal mula, manusia hidup bebas, tak terikat oleh apapun. Tapi apa yang sekarang kita saksikan? Dari segala sudut ia terbelunggu.” Itu disebabkan karena lambat laun dan karena terpaksa oleh kebutuhan hidup manusia. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya serta berusaha membentuk dan memiliki kemampuan serta berusaha membentuk dan memiliki kemampuan yang bermanfaat dalam menghadapi situasi berbagai perkembangan dan perubahan yang dialami manusia, maka tumbuhlah problema atau masalah yang kompleks yang menuntut kemajuan dan pemikiran yang berkembang pula. Kejadian sehari-hari, setiap waktu yang dihadapi selalu menggelitik perasaan. Dalam proses menciptakan karya merupakan proses pengalaman pribadi commit to user
26
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang lahir dari interaksi keseharian sebagai makhluk sosial. Di tengah masyarakat yang heterogen dan selalu bergerak dinamis. Kant dan banyak filsuf lainnya menandaskan bahwa pengalaman estetik itu bersifat “sepi ing pamrih”, manusia tidak mencari keuntungan, tidak terdorong oleh pertimbangan praktis. Seorang mahasiswa dari Fakultas Pertanian bila berhadapan dengan sebidang sawah, mungkin juga spontan mengarahkan perhatiannya kepada jenis padi yang ditanamkan. Sedangkan mahasiswa dari Fakultas Ekonomi akan berpikir tentang harga gabah dan sebagainya. Tetapi seorang mahasiswa yang peka terhadap lingkungan atau keindahan dan makna ataupun sebagainya (misalnya dari akademi seni rupa) tidak memikirkan hal-hal praktis itu. Ia hanya terpukau oleh keindahan alam, padi yang sedang menguning tersentuh oleh sinar matahari turun ke barat dan angin sejuk sehingga padi seolaholah bergelombang. Dalam hal ini pengalaman tentang keindahan yang begitu mengesankan, sehingga menggetarkan hati untuk mengabadikan dalam karya seni. Ketika mau makan berhadapan dengan semangkuk mie ayam di pinggir jalan, mie ayam yang dilihat mata dengan asapnya karena masih panas. Dipikirkan enak karena sudah dua bulan tidak makan mie ayam. Saat itu memang dalam pikiran terpecah, makan pun masih memikirkan halhal lain entah itu pekerjaan, ataupun fantasi yang timbul, menatap semangkuk mie ayam, sambil mengunyah mie asin pedas, malah terpikirkan tentang keindahan sebuah mie ayam mengenai warna dan bentuk mie tersebut. Sampai makan selesai commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sambil berjalan pulang masih terpikirkan keindahan mie ayam untuk dijadikan obyek dalam berkarya. Dari situ mulailah berpikir lanjut tentang keberadaan mie ayam yang biasanya dalam penyajiannya menggunakan mangkuk berwarna putih dengan gambar ayam. Mangkuk yang biasanya digunakan oleh para pedagang kaki lima di pinggir jalan, mengingatkan akan susah payahnya mereka menjajakan dagangannya yang kadang malah susah mencari tempat yang strategis. Karena aturan pemerintah yang kurang adil memikirkan mereka, seperti laranganlarangan yang kurang bijak, mementingkan kebersihan dan kenyamanan para kapital yang tak memperhatikan bagaimana berjalannya pemerataan yang terjadi sama sekali tidak seimbang. Rakyat kecil yang susah payah bekerja keras dengan tekun dalam kekurangannya harus kalah dengan mereka yang serakah bisa membeli lapangan kerja dengan kekayaannya, dan untuk memperkaya dirinya dan golongan. Kejanggalan-kejanggalan di atas dirasakan sangat menggelitik perhatian penulis dan mewujudkan dalam karya “Mie Ayam Numplak” yang letih karena lelah berjuang dengan kekurangan yang ada. Sejalan dengan situasi dan kondisi penulis yang juga tinggal di lingkungan pedesaan, dalam keseharian tak ada renggangnya penulis melihat para petani yang beraktifitas mengolah lahan, bahkan penulis juga seorang yang tak lepas dari bertani. Tiap ada pekerjaan di sawah yang bisa penulis kerjakan di sawah. Penulis yang mengalami antara menjadi petani yang hidup di desa dan menjadi mahasiswa yang hidup di kota dengan sarana-prasarana yang lengkap. Yang sangat sering merasakan kerja keras menyuluh lahan di bawah sinar terik matahari. Berbeda dengan saat penulis berada di meja kuliah ataupun di lingkungan kampus dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
gaya hidup muda mahasiswa. Sangat terasa perbedaan yang kontras dari sisi kenyamanan saat bekerja di bawah terik matahari terasa sangat meletihkan bahkan kadang menjadi suatu hal yang mengganjal di hati, tapi tetap harus dikerjakan. Dalam hati berkata,”rekoso tenan dadi petani”. Tapi di balik itu ketika penulis melihat kiri-kanan, orang tua terlihat bekerja dengan damai tenteram gembira bekerja mengolah lahan demi masa depan, dan juga untuk menyekolahkan anakanaknya. Tapi apa yang terjadi di balik itu semua itu penulis mengamati anak muda jaman sekarang. Mereka semua bersekolah mengejar ilmu sekolah agar pintar, sampai mereka pun lupa nenek moyangnya. Bagaimana masa depan pertanian dengan menghilangnya generasi muda dari profesi ini. Terwujud dalam karya “Thanks for Farmers”. Dalam mengekspresikan pengalaman pribadi tidak selalu pengalaman yang berat dan luar biasa. Tetapi kadang yang kelihatannya sepele dan sering dijumpai setiap orang di sekitar kita justru menarik dan menggelitik imajinasi. Saat penulis melihat bermacam-macam mainan anak-anak dengan berbagai warna cerah dan alami, berawal dari iseng memotret dengan kamera terlihat benda-benda tersebut sangat menarik untuk dijadikan sebagai obyek karya seni. Bisa dilihat pada karya yang berjudul “Still Life” dengan warna-warna dan bentuk yang sekedar enak untuk dilihat kasat mata. Dalam aktivitas sehari-hari di lingkungan kampus melihat para mahasiswa dan mahasiswi yang berpakaian rapi yang merupakan anjuran para pengajar, lengkap dengan busana yang tak pernah ketinggalan, dan kendaraan-kendaraan yang berjajar rapi di tempat parkir dan di jalan raya sebagai wujud fisik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
perkembangan jaman. Kaki-kaki yang bersepatu di atas kendaraan sudah jarang menginjak tanah. Sebagai pekerja keras di bumi agraria, generasi muda mulai meninggalkan etos kerja warisan nenek moyang, malah berbondong-bondong menggunakan roda-roda yang sengaja dipasang di kakinya dengan setir kapitalisme budaya barat yang terasa menyajikan kenyamanan di bagian luarnya, yang sebenarnya membajak ingin mengolah kekayaan tanah bangsa kita. Keadaan ini diwujudkan dalam karya “Tak Menginjak Tanah”. Karya ini masih sangat berhubungan dengan karya kedua “Thanks for Farmers”. Perkembangan jaman yang pesat, persaingan dalam hidup menjadi sangat ketat dalam berbagai bidang, seperti wanita yang memakai baju makin ketat seketat masyarakat menjaga martabat. Seperti dunia sudah mau kiamat, ditandai dengan moral-moral bejat yang terus menggeliat menuju jaman jahiliyah. Keadaan toleransi masyarakat yang mulai gawat dipenuhi dengan duri kawat melilit mereka yang ditindas oleh mereka yang kuat. Kekejaman seiring perkembangan jaman agaknya mulai berbalap. Memulai start dengan egonya memperalat yang lemah tanpa segan sampai muntahnya pun dibuang di tempat sampah. Keadaan ini menjadi sarapan yang memuakkan dan memalaskan untuk memulai aktifitas. Dunia sudah masuk dalam tempat sampah instalasi gawat darurat yang dirawat manusia-manusia kurang bermoral. Perkembangan ilmu dan teknologi menggiring masyarakat kepada kemudahan dalam beraktifitas, mendayagunakan sumber daya manusia yang semakin pintar. Teknologi menjamah ke semua kalangan metropolitan dan desa. Tower-tower mulai berdiri di mana dengan memancarkan sinyal kemudahan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
kepintarannya dengan cepat menginformasikan pengetahuan. Sebagai contoh teknologi di bidang internet yang sudah menjadi Tuhan kedua yang serba tahu di bawah Tuhan Yang Maha Tahu.Tapi buruknya dampak kemudahan tersebut adalah terlalu memanjakan masyarakat dalam kondisi bermalas-malasan dan ketergantungan. Yang menjadi korbannya adalah generasi muda jaman sekarang seperti menjadi kejanggalan di atas, identitas bangsa Indonesia yang sudah kehilangan jati diri. Dalam hidup bermasyarakat di negara yang berketuhanan, tentunya kita sangat menjaga keharmonisan antar sesama. Salah satunya dengan berbuat jujur memperlihatkan keaslian masing-masing. Menjadi sebuah kaca bagi kita untuk menyikapi diri dan dunia, apakah kita sudah menjadi orang yang hidup dalam keaslian. Sepertinya masyarakat pun saat berkaca hasilnya sangat berbeda dengan kenyataannya, adalah penuh kebohongan. Di kebanyakan mulut-mulut yang lebih banyak menutupi kepalsuan, yang terus berjejalan dengan terus berkaca diharapkan dapat menjadi titik untuk menyadari, dan kemudian menghindari. Di lingkungan kampus sekarang ini, mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya di depan laptop mereka masing-masing. Penggunaan laptop sepertinya tidak lagi pada fungsinya yang pas. Malah kadang menjadi sebuah trend teknologi seperti beberapa tahun yang lalu trend dalam teknologi yang diwujudkan dengan telepon genggam yang menjadi tolak ukur kelas pergaulan kaula muda. Bagaimana laptop menyajikan kenyamanan yang begitu pas bagi karakter anak muda jaman sekarang yang sudah umum dengan ciri-ciri kebanyakannnya, yaitu instan seperti makanan instan pada umumnya, praktis dan cepat disajikan, terasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
enak di lidah (luar), dan terasa cepat lapar di perut (dalam). Dari sisi keinstanan tersebut, yang menjadikan kejanggalan penggunaan teknologi sangat terlihat bagaimana para pengguna laptop ke mana-mana membawanya dan dalam 24 jam lebih banyak menggunakan waktunya untuk iseng bermalas-malasan, mungkin ngegame ataupun berjejaring sosial di dunia maya. Bahkan ada yang mengerjakan tugas tetap tak bisa lari dengan yang namanya Facebook, atau malah sebaliknya. Facebook-an sambil copy-paste tugas untuk formalitas pengumpulan tugas sebagai syarat nilai di atas kertas. Kita bisa merasakan bagaimana kegunaan sesuatu yang instan itu untuk jangka panjang. Sesuatu yang diraih dengan instan pastinya memiliki rasa yang instan pula, yaitu cepat dimulai dan cepat berakhir pula. Keinstanan-keinstanan yang terjadi saat ini sangatlah vulgar, menjadi sebuah branding masyarakat Indonesia. Generasi saat ini adalah generasi pembeli teknologi yang murah dan mudah,merupakan generasi instan. Kesuksesan yang diraih secara instan, mudah naik mudah pula turunnya, atau mudah muncul dan mudah pula tenggelamnya, dll. Kesuksesan diukur dari ketenaran. Salah satu contohnya adalah TV yang menjadi ukuran sang jawara, yang tak begitu bermanfaat bagi masyarakat, yang tak begitu memberikan pengaruh baik bagi masyarakat di negeri ini. Di tengah-tengah kemajuan jamamn, dewasa ini membuat penulis mencoba berkaca terhadap jaman. Penulis merasa menjadi bagian yang sangat kecil di tengah euforia jaman. Penulis masih dalam keadaan bingung yang menemani perjalanan pencarian jati diri, identitas negeri maupun identitas diri. Saat kebingungan menemani, terasa menjadi seorang yang sama sekali tak berguna. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hidup semakin tak jelas mencari mana benar, mana yang harus dipercaya. Di atas seribu alasan dan pembelaan sebuah pernyataan dalam kebingungan diri yang sangat menusuk jiwa dan menggelisahkan hati ini, tersisksa dalam penjara kedirian dan dalam pasungan kebodohan. Oh Tuhan, apakah diri ini busuk di depanmu sehingga Engkau kirimkan lalat-lalat hijau yang mengerumuni tubuh ini?
Sehingga
menyadarkan
diri
untuk
merangkak,
tumbuh
mengejar
ketertinggalan dengan tetap bersemangat di atas ketidakstabilan diri yang tetap sabar mensyukuri hujan semangat berkarya yang Engkau siramkan di tengahtengah kebingungan ini. PROSES VISUAL 1. Bentuk
Dalam karya seni rupa visual (rupa) menjadi bahasa untuk menyampaikan gagasan.
Bentuk yang digunakan dalam karya tugas akhir ini digambarkan
dengan
mengambil objek-objek benda-benda disekitar
memberikan ide pada penulis.
yang tak sengaja
Yang kemudian di olah dalam pikiran
dikembangkan menjadi konsep untuk berkarya. Dalam perwujudtan objek benda yang dipilih ada yang digambarkan sesuai dengan wujud aslinya, ada pula yang sedikit mengalami perubahan bentuk dan ditambahi dengan benda lainya agar merujuk pada konsep karya yang di inginkan. Perepetisian benda-benda dalam satu bidang penggambaran bermaksud agar dapat lebih menegaskan suatu gagasan.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bermacam-macam benda yang penulis gambarkan
dalam karya tugas
akhir ini, diantaranya “ mie ayam dan kelengkapannya yang sedikit dirubah dari bentuk aslinya, misal sendok garpu yang dibengkokkan agar membentuk seperti tangan manusia dan ditambahi bentuk lain yang masih berhubungan dengan objek itu, seperti supit, saus, tabung gas dan lain lain, guna memperjelas konsep. Dalam perwujudtn karya penulis menggambarkan dengan pemilihan warna yang sesuai dengan objek asli agar lebih mudah diindera oleh publik seni , untuk komposisi di buat secara tertutup dengan shafe biomorfik, sesuai dengan yang penulis sukai dengan penuh pertimbangan estetik.
Dalam satu bidang kanvas sedikit yang
penulis kosongkan, bermaksud untuk memberi keseimbangan dari persepsi penulis. Bila dikatakan kanvas itu adalah pemukiman padat manusia, ruang kosong adalah celah tanah yang belum ada rumahnya, pemukiman tersebut pasti akan lebih nyaman dan keindahanya pasti lebih dapat terasa jika dilihat dari pesawat terbang. Penggunaan tekstur dalam karya karya ini menggunakan tekstur semu yang sengaja di munculkan untuk memperjelas kondisi peristiwa, agar mudah di indera publik seni, seperti tekstur semu pada latar belakang karya yang berjudul “ serba tau” tekstur semu yang tak terlalu kasar dengan warna biru, hitam, putih kegelapan. Unsur garis dalam beberapa karya ini digunakan
untuk. Pertama
sebagai pembatas dan penegas perbedaan benda satu dengan benda lain yang berdekatan dalam satu bidang. Kedua sebagai pembentuk objek-perobjek ketiga garis digunakan dalam ornamen-ornamen yang ada, dalam setiap karyanya.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Media dan teknik Dalam ebuah karya seni tak terkecuali seni rupa, media memiliki peran dalam mengkomunikasikan ide dan gagasan. Melalu media bentuk dan unsurunsurnya di olah agar dapat dengan mudah di indera oleh publik. Perkembangan teknologi dan wacana menjadikan media alam seni rupa berkembang. Tidak terbatas hanya pada media konvensional seperti cat dan kanvas. tetapi dapat mengkombinasikan beberapa media sekaligus. Media yang digunakan dalam pembuatan karyai ini adalah cat akrilik dan kanvas dengan bermacam macan warna. Guna mewujudkan suatu pesan dan keindahan yang ingin disampaikan. Teknik yang digunakan dalam peembuatan karya, yaitu menngunakan teknik sapuan kuas. dengan tiga cara, pertama sapuan halus dengan kuas besar ataupun kecil untuk membentuk semacam gradasi yang bisa memperlihatkan volume objek, dan prespektif benda-benda pada bidang kanvas. Kedua sapuan kasar dengan kuas besar agar bisa menghasilkan sebuah tekstur semu dengan tujauan untuk menegaskan keadaan yang dimaksudkan dalam karya tersebut. Ketiga sapuan dengan menggunakan kuas detail ( kuas kecil ukuran 000, 01, 02 ) untuk membentuk ornamen penghias dan tulisan tulisan.Dalam penyapuan kuas ada yang dilakukan secara cepat untuk memunculkan efek garis yang terasa tegas.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Penyajian Setelah keseluruhan visual telah selesai, proses terakhir yang dilakukan adalah penyajian. Penyajian sendiri dapat dimaksudkan sebagai cara pengemasan karya adapun maksud-maksud tertententu dalam penyajianya. Dalam proyek ini penulis, sengaja membuat penyajian dengan menggunakan penyajian karya tanpa di pigura, yaitu dengan menggunakan pengganti teknik penyajian dengan pigura dengan spanram yang tebalnya 4 cm sampai 5 cm , dengan cara kanvas pada spanram dilipat sampai belakang dengan tujuan untuk memfokuskan pandangan lebih tertuju pada karya visual semata.
Pada
ketebalan spanram penulis
mewarnai dengan warna hitam agar terlihat rapi jika dilihat dari sudut agak menyamping. Untuk penataan karya di dalam galeri penulis menggunakan teknik lukisan di gantung dengan tali nilon menempel pada dinding penataan lukisan, dengan jarak antara satu karya dengan karya lain, kuraang lebih 1,5 m dengan tujuan untuk member sisi keindahan, keseluruhan pada ruang penataaan karya tugas akhir. Dengan menggunakan pencahayaan lampu warna putih kekuningan agar karya terlihat lebih berkilau, sehingga menarik bagi publik seni untuk lebih mengapreseasi karya penulis. Karena pada dasarnya display adalah penyelesaian akhir dalam mengkomukasian karya ke publik seni, jadi harus dilakukan dengan semakksimal dan serapi mungkin untuk menimbulkan masyarakat kepada para seniman rupa.
commit to user
respon baik dari
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Diskripsi karya Dalam penuliasan pengantar karya perlu sebuah uraian yang lebih jelas kepada pembaca, agar wacana dan pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh pembaca yang budiman. Maka dari itu penulis mendiskripsikan karya satu- persatu sebagai berikut :
Karya 1 Judul
: Mie ayam numplak
Ukuran
: 150 cm X 195 cm
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2 011 commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Garis hadir pada setiap bentuk pada karya ,garis hadirdi setiap bentuk bentuk yang di munculkan contohnya, garis pada garbu yang membentuk tangan dan kaki.
-
Bentuk pada karya ini adalah bentuk mie ayam dan kelengkapanya dan bendabenda yang berhubungan erat dengan pembuatan mie ayam yang di rangkai menjadi seperti bentuk manusia atau robot.
-
Bidang pada karya ini adalah terbuat dari kanvas dengan bentuk persegi panjang yang di isi gambar bentuk mie ayam dan kelengkapanya yang dirangkai membentuk manusia atau robot . di isikan pada bidang tidak penuh karena untuk memperhatikan keseimbangan ruang pada bidang.
-
Komposisi pada karya ini menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
-
Tekstur pada karya ini mennggunakan tekstur semu yaitu pada bentuk mie dalam mangkok dan papan tempat figur mie ayam berada, dengan coretan pendek- pendek warna hitam pada bidang yang berwarna merah putih yang di goreskan secara kasar membentuk tekstur semu.
-
Gradasi warna yang digunakan adalah gradasi warna secara halus dan kasar seperti pada gradasi hitam ke abu-abu lalu keputih pada mangkuk mie ayam gradasi hijau tua ke hijau muda hampir ke kuning pada tabung gas.
-
Warna pada karya ini menggunakan warna hijau, putih, kuning. Hitam, abuabu, oranye, merah muda, coklat muda, coklat tua, merah pada gambar jago, penggambaran kebanyakan menggunakan warna asli objek yang digambarkan.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Latar belakang karya, menggunakan warna abu-abu keputihan dan sedikit hitam untuk mempertajam objek utama.
-
Keterangan keseluruhan bentuk : Mie ayam pada bentuk aslinya, digambarkan dengan menggunakan empat
mangkuk mie ayam yang ditata secara terpisah sebagai organ inti manusia mie ayam,, mie ayam keempat-empatnya digambar secara terbalik dan tumpah karena kehilangan keseimbangan, saat terasa lelah berperang atau bekerja, ( lihat pada posisi berdiri manusia mie ayam sepetti sudah loyo kecapekan karena terluka, oleh serangan serangan yang menembak pada sekujur organ tubuhnya, sendok garbu yang dilenkungkan agar membentuk tangan dan kaki, sumpit-sumpit mie ayam sebagai selang atau pralon penyalur energi dari organ ke organ, figur manusia mie ayam yang sudah lemah seperti hampir putus asa sehingga semua senjatanya hampir tumpah, sebuah penggambaran realita kaum menengah kebawah, ( rakyat miskin )
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya II Judul karya
: Thanks for famer
Ukuran
: 150 CM X 200 CM
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2011
-
Garis pada karya ini hadir sebagai pembentuk luar objek atau pembatas objek.
-
Bentuk pada karya ini adalah diesel petani . uang koin, dan caping petani.
-
Bidang pada karya ini berbentuk persegi panjang di isi gambar tidak penuh.
-
Komposisi dengan menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Pada karya ini mennggunakan tekstur semu, yang terlihat jelas pada caping petani dan tekstur semu warna hijau yang membentuk seperti rumput.
-
Gradasi warna yang digunakan adalah gradasi warna halus dari warna abu-abu terang dan gelap ke warna hijau, oranye, hitam, bermaksud untuk membentuk efek volume pada benda yang digambarkan.
-
Warna pada karya ini menggunakan warna hijau, abu, kuning, hitam, kuning ke oranyean, putih, emas, merah, coklat muda dan tua. Sebagai pendukung keindahan karya seni.
-
Latar belakang karya menggunakan gradasi secara halus dari hijau ke kuning untuk mempertajam objek.
-
Keterangan keseluruhan karya. Diesel di gambarkan sesuai bentuk aslinya hanya saja disusun dengan
cara biomorfik perangkain diesel dimaksutkan sebagai kekuatan besar daripada petani, petani disimbulkan sebagai mesin penyedot air, caping yang di gambarkan secara ukuran besar adalah gambaran perlindungan untuk petani sebagai penyedia bahan baku utama dalam kelansungan hidup manusia, uang koin yang digambarkan pada sebagian latar belakang karya dimaksudkan salah satu hasil upah petani yang sedikit tak seimbang dengan kerja kerasnya di bawah sinar terik matahari. Sumur yang diganti dengan uang koin juga menggambarkan hasil petani yang tidak banyak secara pendapatan materi. Petani sebagai penyedot air sebagai inti perkembangan hidup.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya III Judul
: Tak menginjak tanah
Ukuran
: 150 CM X 195 CM
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2011
-
Garis pada karya hadir sebagai pembentuk objek.
-
Bentuk pada karya ini adalah sepatu yang di ubah bentuknya menjadi mobil.
-
Bidang pada karya ini persegi panjang dengan sedikit sebagian bidang dikosongkan.
-
Komposisi dengan menggunakan komposisi tertutup sengan shape biomorfik.
-
Menggunakan tekstur semu yang terlihat kotak- kotak pada sebagian sepatu. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Gradasi warna banyak di gunakan untuk membentuk volume pada tiap sepatu yang di ubah menjadi mobil.
-
Warna pada karya ini menggunakan warna hijau, kuning, unggu, biru, merah, hijau muda, abu, dan hitam, warna-warna mencolok untuk menampilkan gairah muda.
-
Latar belakang karya menggunakan warna hijau muda dan abu kehitaman warna jalan raya , dengan sedikit gambar jejak kaki guna menpertegas isi dari karya.
-
Keterangan keseluruhan isi karya : Beberapa sepatu dengan warna, biru, kuning, merah, ungu, yang di ubah
bentuknya menjadi seperti mobil, berbicara tentang kapitalisme yang semakin merajalela
seiring perkembangan jaman, semua menginjak jalan raya
menggunakan mobil untuk aktivitas. Pengubahann bentuk dilakukan dengan memberi roda pada tiap sepatu, dan merubah sebagian fisik sepatu menjadi fisik mobil.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya IV Judul karya
: Still life
Ukuran
: 150 CM X 200 CM
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2012
-
Garis di gunakan sebagai pembentuk objek
-
Bentuk pada karya ini adalah bentuk asli daripada objek yaitu, Balon anak yang kempes, dua bedak bayi, kaset, wadah kok, bando, stick playstaion, burung-burungan yang di susun acak. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bidang dalam karya ini persegi panjang sedikit pengosongan ruang.
-
Komposisi menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
-
Menggunakan tekstur semu.
-
Gradasi warna banyak digunakan untuk memperlihatkan volume objek. Di tiap benda bendanya.
-
Warna pada karya ini menggunakan banyak warna ditiap bendanya berbedabeda yang menghadirkan keindahan pada still life
-
Latar belakang pada karya ini adalah asli bentuk keranjang mengambil dari hasi kamera yang membentuk seperti anyaman.
-
Keterangan dari keseluruhan isi karya : Dalam karya ini hanya menggambarkan mainan anak yang disusun secara
acak di dalam keranjang, penulis sengaja karena dirasakan menghadirkan sisi keindahan tersendiri secara kasat mata, benda benda yang ada dalam gambar itu diantranya. Balon kempes, kaset, botol bedak bayi, wadah kok, wadah VCD, bando anak kecil, stick playstation dan lain lain,, tidak ada perubahan bentuk dakam karya ini.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya V Judul karya
: UGD ( Unit gawat darurat )
Ukuran
: 150 CM X 200 CM
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2012
-
Garis digunakian sebagai pembentuk objek.
-
Bentuk dari karya ini dalah sampah instalasi listrik yang digambarkan sesuai bentuk asli hanya ada penambahan figur bayi untuk mencapai gagasan yang ada. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bidang dalam karya ini persegi panjang dengan sedikit ruang yang dikosongkan.
-
Menggunakan tekstur semu pada sebagian objek
-
Gradasi warna digunakan untuk memperlihatkan wujud asli benda-benda yang digambarkan.
-
Warna pada karya ini menggunakan banyak warna, diantaranya, merah, biru, hitam, coklat ,kuning, hijau, dan masih banyak lagi, karena gambar ini memang menggambarkan bentuk sampah instalasi listrik jadi sangat kaya akan warna.
-
Latar belakang karya ini adalah warna meja, di mana sampah itu diletakan.
-
Kererangan dari keseluruhan isi karya : Pada karya ini barang-barang bekas instalasi di gunakan sebagai obyek
utama di gambarkan seuai dengan bentuk aslinya, ada penambahan bentuk 3 bayi yang diletakan di atas, di pokok kanan dan di tengah kiri, bayi di gambarkan seperti bayi yang di buang menggambarkan semacam kekejaman yang terjadi dewasa ini.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya VI Judul karya
: Teknologi serba tau
Ukuran
: 150 CM X 200 CM
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2012
-
Garis pada karya ini digunakan untuk membentuk objek
-
Bidang pada karya ini persegi panjang yang sebagian dikosongkan untuk keseimbangan.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bentuk pada karya ini adalah beberapa towers yang digambarkan seperti bentuk aslinya, ada yang di gambarkan secara tegak dan ada yang di gambarkan secara miring, dan ada tiga tiang listrik yang
runtuh,
menggambarkan suasana ke gaduhan, dan beberapa ornamen yang membebtuk reklame, dengan di gambarkan tangan yang menyembah towers, dan satu kepala manusia yang seperti sedang bersujud menyembah towers ( simbol perkembangan teknologi) -
Pewarnaan menggunakan warna hitam, merah, putih, abu-abu, kuning, dan beberapa warna yang tergradasi.
-
Tekstur menggunakan tekstur semu terutama dalam latar belakang karya.
-
Gradasi warna digunakan untuk mengesankan ruang dan volume.
-
Latar belakang karya digambarkan menyerupai langit mendung dominan dengan warna hitam ke abu-abuan dan hitam kebiru-biruan.
-
Keterangan keseluruhan isi karya : Beberapa tower yang digambarkan secara tegak dan miring adalah simbol
pesatnya perkembangan teknologi, tiang- tiang listrik yang berjatuhan mewakili suatu kegaduhan jaman, gambar reklame tangan dan kepala manusia yang berdoa dan menyembah tower menyimbolkan bagaiman manusia seperti memiliki tuhan ke dua yaitu teknologi, diperkuat dengan latar belakang warna gelap mengungkapkan tentang kegaduhan yang terjadi pada fenomena ini.
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya VII Judul
: Mulut ember
Ukuran
: 150 CM X 200 CM
Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2012
-
Garis pada karya ini hadir sebagai pembentuk objek.
-
Bentuk pada karya ini adalah beberapa ember yang di ubah bentuknya menjadi mulut manusia, dengan belatung-belatungnya menujukan kotornya mulut manusia dan dua gunting yang memotong lidah manusia.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bidang pada karya ini persegi panjang
dengan sedikit ruang yang di
kosongkan. -
Pewarnaan menggunakan warna merah, putih, biru, abu-abu, hitam. Dengan merah yang terlihat mendominasi .
-
Gradasi warna diperlihatkan dengan sapuan kasar warna merah ke hitam pada tiap mulut ember, Gradasi hitam ke putih abu-abu pada gigi, gradasi biru ke hitam pada latar belakang karya.
-
latar belakang karya menggunakan tekstur semu dengan warna gelap kehitaman dan gelap kebiruan.
-
Komposisi menggunkan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
-
Keterangan keseluruhan isi karya : Mulut-mulut ember yang berjejalan menggambarkan dengan warna merah
menggambarkan dengan beberapa belatung di tiap sela giginya menggambarkan banyaknya kebohongan yang terjadi, ada gambar lidah yang akan dipotong dengan gunting memberi
perasaan simbolik kejamnya hukuman terhadap
kebohongan, di harapkan dapat memberi terapi kesadaran pada masyarakat untuk mengurangi kebohongan
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya VIII Judul
: Les’t top
Ukuran : 150 CM X 200 CM Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2012
-
Garis di gunakan untuk membentuk objek secara tegas.
-
Bentuk pada karya ini laptop-laptop dengan jumlah sangat banyak dan berjejalan.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bidang menggunakan kanvas persegi panjang dengan sedikit pengosongan ruang.
-
Tekstur pada karya ini menggunakan tekstur semu pada latar belakang karya yang berwarna krem muda.
-
Komposisi pada karya ini menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
-
Gradasi warna untuk memberi nuansa gelap terang pencahayaan pada gambar layar laptop.
-
Latar belakang karya mengunakan warna krem muda dengan semburat garis coklat tua secara vertikal.
-
Keterangan dari keseluruhan karya : Pada karya ini banyak sekali laptop-laptop yang berjejalan sebagai simbol
manusia teknologi yang berjejalan antri masuk TV sebagai tolak ukur kesuksesan dalam hidup.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya IX Judul
: When i’m crazy
Ukuran : 150 CM X 200 CM Media Tahun
: Akrilik di atas kanvas : 2012
-
Garis pada karya ini digunakan sebagai pembentuk objek karya
-
Bidang pada karya ini menggunakan bidang persegi panjang dengan sedikit ruang yang dikosongkan.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Bentuk pada karya ini sebagai tiruan kertas yang di lipat lipat, dengan memanfaatkan lekuk-lekuknya sebagai ruang komposisi untuk di gambari, bentuk dipusatkan pada bentuk lalat- lalat yang mengerumuni potret diri.
-
Tesktur pada karya ini mennggunakan tekstur semu.
-
Komposisi menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
-
Latar belakang pada karya ini menggunakan warna hijau, dengan gradasi hitam ke hijau
-
Warna pada karya ini banyak warna mengesankan kebingungan.
-
Keterangan seluruh isi karya Karya ini menggambarkan potret diri dengan warna biru yang di ornameni hiasan kebingungan, lalat-lalat yang mengerumuni diri ini menyimbolkan tentang kebusukan diri ini atau kegilaan diri ini, saat merasa tak berguna dan saat merasa sangat bodoh.
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karya X Judul
: Enjoying when rain
Ukuran : 150 CM X 200 CM Media
: Akrilik di atas kanvas
Tahun
: 2012
-
Garis pada karya ini digambarkan sebagai pembentuk objek.
-
Bentuk, pada karya ini menggambarkan potret diri gambar mangkuk, gambar panci
penggodokan, dan bendera bendera yang menyimbolkan semangat
kibar berkarya.
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Komposisi pada karya ini menggunakan komposisi tertutup dengan shape biomorfik.
-
Teskstur pada karya ini menggunakan tekstur semu.
-
Gradasi warna secara kasar.
-
Latar belakang karya ini menggunakan warna hijau, dengan garis-garis semburat hitam.
-
Warna menggunakan warna hitam, merah, hijau.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Perjalanan yang menyertai dalam kehidupan penulis merupakan sumber dari lahirnya gagasan yang terbabar dalam karya lukisan-lukisannya. Dengan kepekaan dan dorongan rasa yang datang dari dalam hati pribadi , penulis mencoba menggali dan mengangkat benda-benda di sekitar lingkungannya, untuk kemudian menuangkannya dalam karya lukis. Disini penulis mengangkat benda-benda disekitar sebagai sumber ide untuk menggambarkan potret realita masyarakat. Hal ini dirasakan benda-benda disekitar kita merupakan sesuatu yang mudah memberikan ide kepada penulis dalam berkarya. Sebagai mahasiswa seni rupa berkarya (melukis) adalah salah satu media untuk mengungkapkan segala isi hati. Hal tersebut merupakan suatu proses yang terus berkelanjutan yang pada akhirnya menuju pada apa yang diharapkan, proses adalah suatu perjalanan waktu dimana waktulah yang akan menentukan hasil yang kita inginkan dalam hal inipun penulis merasa bahwa apa yang penulis kerjakan adalah jauh dari sempurna, karena hal ini merupakan proses awal untuk melangkah kedepan kedunia seni rupa yang sebenarnya.
commit to user
58
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Saran Beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengerjakan tugas akhir adalah: 1. Dalam pemilihan subjectmatter, hendaknya mempertimbangkan dua aspek dasar, yaitu minat terhadap subject yang dipilih dan potensi diri yang dimiliki untuk mengembangkan ide dan gagasan tersebut. 2. Mengembangkan pola pikir dan wawasan dengan cara membuka akses yang luas keberbagai media, sehingga data-data yang diperoleh dapat mendukung ide gagasan. 3. Melakukan serangkaian inovasi, dalam rangka memberikan alternatif pemikiran, sehingga dapat memperkaya wacana seni rupa 4. Mengutamakan kejujuran dalam proses berkarya sehingga karya yang tercipta merupakan representasi dari nilai-nilai idealisme diri.
commit to user