Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog Novita Sari e-mail :
[email protected]
A. PENDAHULUAN Belajar matematika merupakan hal yang menyulitkan bagi sebagian siswa. Pernyataan ini tidak muncul secara tiba-tiba karena berdasarkan pengalaman siswa sendiri terhadap mata pelajaran matematika. Mereka menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang berhitung yang mengharuskan merepa pandai berpikir abstrak, teliti, dan cermat. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa juga kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Pembelajaran seperti ini kurang bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dimulai dengan konteks yang dekat dengan kehidupan siswa. Oleh karena itu, pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memulai pembelajaran dari situasi real sebagai karakteristik pertama dari lima karakteristik yang dimiliknya sangat tepat untuk diterapkan. Tidak hanya perhitungan tetapi juga pengukuran menjadi salah satu materi yang penting dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar. Salah satu pengukuran yang diajarkan adalah pengukuran sudut. Banyak hal yang mempengaruhi kelancaran dalam pembelajaran pengukuran sudut seperti tersedianya alat pengukur mistar dan busur. Walaupun pengukuran sudut telah diajarkan di kelas IV, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam pengukuran sudut. Pada design research kali ini, tim peneliti (Novita Sari dan Bustang) menggunakan jam analog sebagai salah satu media pengukuran sudut. Desain tersebut akan diimplementasikan di kelas VB SD Negeri 98 Palembang.
56
Tujuan dari penelitian ini ada untuk mengetahui pengaruh desain pembelajaran terhadap kemampuan siswa mengukur besar sudut. B. DESIGN RESEARCH 1. Preliminary Design Pada tahap ini dilakukan analisis materi pengukuran sudut berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk menentukan dugaan pemikiran siswa pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI. Dugaan (hipotesis) pemikiran siswa bisa berupa ekspresi kata-kata secara lisan maupun tulisan. Lingkaran termasuk ke dalam SK ke-2 menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah dan KD 2.3 melakukan pengukuran sudut. Pada tahap ini peneliti tidak melakukan diskusi bersama guru dikarenakan terbatasnya waktu. Setelah melakukan analisis tersebut, peneliti mendesain pembelajaran dengan menggunakan jam analog. Siswa diajak mengingat kembali mengenai jenis-jenis sudut yang terbentuk dari tangan mereka sebagai apersepsi. Kegiatan pengukuran dimulai dengan menaksir besar sudut, mengukur besar sudut menggunakan satuan tidak baku, dan mengukur besar sudut menggunakan satuan baku pada jam analog. Guru tidak terlibat dalam proses pendesainan pembelajaran karena terbatasnya waktu untuk berdiskusi sehingga tim peneliti sepakat untuk mendesain jam analog, satuan tidak baku (besarnya 30°), Lembar Aktivitas Siswa (LAS), dan soal latihan (gambar 1 dan 2).
57
Gambar 1. (a) Jam analog (kiri) dan satuan tidak baku (kanan); (b) soal latihan
Gambar 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)
Peneliti bersama rekan, Bustang, menduga hasil jawaban siswa pada setiap aktivitas dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan siswa. Berikut aktivitas pembelajaran dan dugaan hasil jawaban siswa. Aktivitas 1: Menaksir besar sudut pada jam analog. Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat menaksir besar sudut yang terbentuk dari jarum jam pada jam analog.
58
Deskripsi aktivitas: Setiap kelompok mendapatkan satu jam analog dan LAS yang berisi pertanyaan-pertanyaan pengukuran sudut. Siswa menaksir besar sudut yang terbentuk dari jarum jam pada pukul 04.00 dan 12.30. Aktivitas 2: Mengukur besar sudut berdasarkan satuan tidak baku pada jam analog. Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat mengukur besar sudut menggunakan satuan tidak baku. Kegiatan akan lebih sulit pada saat mengukur besar sudut pada pukul 12.30 dengan besar sudut 5 sudut satuan. Disini akan terlihat bagaimana ide siswa untuk menemukan
sudut satuan tersebut. Siswa bisa saja memberi
tanda pada sudut satuan kemudian melipatnya untuk mengetahui bahwa besarnya sudut satuan. Siswa bisa saja langsung menarik kesimpulan besarnya
sudut
satuan karena setiap satuan tidak baku mewakili besar sudut dari angka yang berdampingan. Aktivitas 3: Mengukur besar sudut menggunakan busur pada jam analog. Aktivitas ini bertujuan agar siswa dapat menggunakan busur dalam pengukuran dengan benar . Selain untuk mengukur besar sudut, siswa diajak untuk menarik kesimpulan bahwa setiap satu jam sama dengan 30°. 2. Teaching Experiment Pada tahap ini akan dideskripsikan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas VB SD Negeri 98 Palembang selama 2 x 30 menit. Peneliti berdiskusi bersama guru, Ibu Maryani, S.Pd., mengenai skenario pembelajaran beberapa menit sebelum memasuki kelas. Pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk duduk secara berkelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan mengingatkan kembali mengenai sudut yang telah dipelajari di kelas IV. Guru meminta siswa menyebutkan benda-benda diruang kelas yang memiliki sudut. Sebagai konteks awal dan juga untuk mengingatkan siswa kembali mengenai jenis-jenis sudut yang telah mereka pelajari sebelumnya, guru
59
meminta siswa membentuk sudut dari siku mereka kemudian menyebutkan jenisnya (gambar 3). Selanjutnya pembelajaran dilakukan sesuai dengan aktivitas yang telah disebutkan pada bagian preliminary design.
Gambar 3. Siswa mebentuk jenis-jenis sudut dari tangan
Ketika guru meminta siswa melakukan aktivitas 1 yaitu menaksir besar sudut dari jarum jam yang telah ditunjukkan pada soal nomor 1, siswa tidak dapat langsung menjawabnya. Beberapa kelompok mencoba untuk mengukur menggunakan busur padahal perintah soal sudah sangat jelas. Menyadari hal tersebut, guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memunculkan bahwa satu putaran penuh sama dengan 360° dan sudut siku-siku sama dengan 90°. Guru menanyakan kepada siswa, satu putaran penuh sama dengan berapa derajat. Ada yang menjawab 24, 90, 60, dan 180 secara beramai-ramai. Kemudian guru menanyakan lagi, sudut siku-siku itu berapa derajat. Ada seorang siswa menjawab 90°. Kemudian guru bertanya lagi, jadi sudut 90 ini (sambil menunjuk jam 03.00 yang telah digambar sebelumnya pada papan tulis) jika ditambah lagi separuhnya sama dengan berapa. Siswa secara serempak menjawab 180. Guru menggambarkan jam 06.00 di sebelah jam 03.00, kemudian guru menanyakan besar sudut yang terbentuk dari jam 06.00 tersebut. Siswa serempak menjawab 180. Dengan cara yang sama, guru menanyakan berapa keseluruhan sudut satu putaran penuh. Ada siswa yang menjawab 270° dan ada juga yang menjawab 360°. Siswa yang menjawab
270° mungkin mereka langsung menambahkan sudut 180° yang
terbentuk oleh jam 06.00 dengan 90° tanpa menghiraukan gambar jam 06.00 yang dibuat oleh guru. Setelah guru merasa siswa sudah ingat kembali besar sudutsudut, siswa dipersilahkan bekerja kembali dalam kelompoknya. Berikut beberapa hasil jawaban siswa pada soal nomor 1.
60
Gambar 4. Variasi jawaban siswa pada soal nomor 1
Dari seluruh kelompok, hanya satu kelompok yang menjawab dengan tepat yaitu 120° dan 165°. Siswa ini sudah bisa dikatakan telah mengetahui bahwa setiap 1 jam jarum pendek menjalani sejauh 30°. Kemungkinan mereka mendapatkan nilai 30° dari hasil 360° dibagi oleh 12 bagian atau 180° dibagi oleh 6 bagian atau 90° dibagi oleh 3 bagian. Sedangkan siswa yang menjawab kurang tepat yaitu 110° karena mereka hanya menaksir tanpa melakukan perhitungan, misalnya hanya menaksir angka yang lebih besar dan tidak terlalu jauh dari 90°. Siswa yang menjawab 180° mungkin menganggap sudut yang terbentuk dari jarum jam pada pukul 01.30 sama dengan sudut pelurus. Pada saat mengukur besar sudut menggunakan sudut satuan, siswa tidak mengalami kesulitan untuk pukul 04.00 karena besar sudutnya sama dengan 4 sudut satuan. Siswa sedikit mengalami kesulitan untuk mengukur besar sudut pada pukul 01.30 karena 30 menit mengakibatkan ada bagian yang bersisa ketika diukur menggunakan sudut satuan yang sebenarnya memiliki besar sudut 30°. Beberapa kelompok sudah bisa menggunakan logika mereka untuk membuat sudut satuan menjadi setengah bagiannya (gambar 5a) dan ada yang mencobaq dengan meletakkan sudut satuan penuh kemudian terlihat bahwa ada lebihnya setengah satuan (gambar 5b).
61
(a) (b) Gambar 5. Siswa menyusun satuan baku pada jam analog
Dari beberapa hasil jawaban siswa, kelompok 2 (gambar 6a) menjawab benar yaitu 5 satuan, gambar hasil pekerjaan mereka hanya ada empat satuan tidak baku yang tidak sama besar. Hal ini hampir sama seperti pada kelompok 6 (gambar 6c) dalam hal gambar sudut satuan yang tidak sama besar. Walaupun satuan tidak baku yang digambarkan tidak selesai oleh kelompok 4 (gambar 6b), mereka menjawab besar sudut dengan benar. Jawaban dari kelompok 6 benar dan juga gambar hasil dari aktivitas mengukur menggunakan sudut satuan tidak baku juga sangat bagus.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 6. Hasil jawaban siswa pada soal nomor 2
62
Pada aktivitas 3, terlihat bahwa masih ada siswa yang belum bisa mengukur menggunakan busur. Ada satu kelompok yang mengukur tidak mulai dari 0° bahkan menggunakan dua busur padahal besar sudut yang akan diukur tidak melebihi 180°. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan seluruh aktivitas, guru memanggil salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil jawaban mereka (gambar 7). Dan diakhir pembelajaran guru memperjelas bahwa dalam setiap 1 jam jarum pendek menjalani sejauh 30°.
Gambar 7. Beberapa perwakilan kelompok presentasi hasil jawaban mereka.
3. Retrospective Analysis Setelah pembelajaran selesai dilakukan, analisis peneliti bahwa masih ada siswa yang belum bisa menggunakan busur untuk mengukur ternyata benar. Setelah peneliti menganalisis apa yang telah dilakukan, peneliti merasa bahwa seharusnya dilakukan penekanan cara mengukur sudut menggunakan busur pada saat diskusi. Guru menghabiskan waktu yang cukup lama pada saat apersepsi dan beberapa dari apersepsi tersebut tidak berkaitan erat dengan materi yang akan dipelajari. Hal tersebut menyebabkan setiap siswa tidak sempat mengerjakan latihan individu di akhir pembelajaran. Padahal latihan individu berperan untuk mengetahui apakah siswa bisa mengukur menggunakan busur. Berikut iceberg dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh tim peneliti dan guru.
63
Mengukur mengguna kan busur derajat
Mengukur satuan tidak baku
Menaksir besar sudut
Gambar 2. Iceberg setelah kegiatan pembelajaran berlangsung
C. PENUTUP Desain pembelajaran pada materi pengukuran sudut menggunakan jam analog dan sudut satuan tidak baku baik untuk mengasah kemampuan anak untuk lebih kritis. Proses pembelajaran juga sudah cukup baik meskipun masih ada kendala berupa kurangnya waktu sehingga tidak sempat memberikan tugas individu bagi siswa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi antara peneliti dan guru sehingga masih ada beberapa kekurangan dalam menjalani aktivitas seperti yang telah didesain oleh peneltiti.
64