BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PONED OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJAR 2 KOTA BANJAR Hartati1) Hidayanti2) Program Studi Fakultas Ilmu kesehatan Siliwangi Universitas Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail:
[email protected] ABSTRAK Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Salah satu upaya dalam menurunkan AKI adalah dengan pemanfaatan PONED, namun sampai saat ini pemanfaatan PONED masih kurang. Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas di Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status ekonomi, tingkat pendidikan, akses lokasi dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut mungkin dapat mempengaruhi terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam melahirkan. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel-variabelnya diamati pada suatu saat dan hanya menunjukan pada waktu pemeriksaan. Variabel bebas yaitu : tingkat pendidikan, status ekonomi dan dukungan keluarga dan variabel terikat adalah pemanfaatan PONED, sampel sebanyak 52 orang dari populasi sebanyak 109 orang. Analisa data menggunakan uji chi square dengan menggunakan program SPSS For Windows Versi 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED, sedangkan status ekonomi dan dukungan keluarga tidak ada hubungan dengan pemanfaatan PONED. Disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED adalah tingkat pendidikan, sedangkan status ekonomi dan dukungan keluarga tidak ada hubungan. Hendaknya pihak puskesmas lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih PONED daripada fasilitas kesehatan yang lain, selain itu sumber daya manusia yang ada di puskesmas lebih ditingkatkan. Kata kunci : Pemanfaatan PONED
ABSTRACT SOME FACTORS RELATED TO THE USE BEONC BY MOTHER IN THE DELIVERY OF HEALTH CITY BANJAR 2 BANJAR One of the indicators for measuring health status is Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). World Health Organization (WHO) estimates that worldwide more than 585,000 women die each year during pregnancy or childbirth. One effort in reducing the MMR is to use PONED, but to date the use PONED still lacking. The purpose of this study was to determine some factors related to the utilization of maternal PONED by the health center in the Work Area 2 Banjar Banjar. This research method is quantitative research with cross sectional approach is research the variables observed at a time and only show at the time of examination. The independent variables are: education level, economic status and family support and the dependent variable is the utilization PONED, a sample of 52 people from a population of 109 people. Data analysis using chi square test. The results showed that the level of education of respondents in the Work Area Health Center 2 Banjar Banjar mostly in the category of low educational level as many as 25 people (48.1%). Economic status of existing mostly in the category of poor families as many as 31 people (59.6%), family support in the use of PONED mostly in the category of supporting as many as 31 people (59.6%). There is a relationship between the level of education with the use of PONED with ap value of 0.028, while the economic status and family support had no connection with the utilization of each PONED with ap value of 0.093 and 0.318. It was concluded that factors related to the utilization PONED is the level of education, while the economic status and family support there is no relationship. The clinic should further improve the quality of service to the community, so that people prefer PONED than other health facilities, in addition to the existing human resources in health centers improved. Keywords
: Utilization PONED
LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Di kawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru lahir pada tahun 2010 diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010 yaitu 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, sementara itu target MDGs untuk AKB sebesar 23 per 1000 KH dan AKI sebesar 202 per 100.000 KH (Kemenkes RI, 2010). Jawa Barat masih menjadi salah satu daerah dengan angka kematian ibu yang paling tinggi. Tahun 2010, angka kematian ibu di Jawa Barat sebesar 2.280 sedangkan pada tahun 2011 angka kematian ibu mencapai 837 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jabar, 2012). Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penurunan AKI, seperti program Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat serta setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran (Depkes RI, 2005). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih merupakan salah satu cara paling efektif dalam upaya
menurunkan kematian ibu, oleh karena itu sasaran dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Bappenas, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Mujahidah dkk (2013) menunjukkan bahwa perilaku konsumen terkait keluarga tidak ada hubungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, sedangkan motivasi, persepsi, dan sikap ada hubungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas oleh pasien menunjukkan seberapa baik kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas sekaligus menunjukkan tingkat kepercayaan pasien terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Data yang diperoleh di Kota Banjar pada tahun 2013 diperoleh bahwa angka kematian ibu sebanyak 3 orang dan angka kematian bayi sebanyak 53 orang, sedangkan kematian balita sebanyak 13 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar jumlah persalinan spontan pada tahun 2013 sebanyak 109 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 21 orang (19,3%) menggunakan fasilitas kesehatan PKM/Poned, sedangkan sisanya sebanyak 88 orang (80,7%) menggunakan fasilitas lain seperti rumah sakit, RB atau BPS. Angka persalinan yang menggunakan fasilitas puskesmas ini lebih rendah dibandingkan dengan Puskesmas Purwaharja 2, jumlah persalinan yang menggunakan fasilitas puskesmas cukup tinggi yaitu sebanyak 46 orang (24,2%) dari jumlah persalinan sebanyak 190 orang. Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan puskesmas di Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status ekonomi, tingkat pendidikan, akses lokasi dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut
mungkin
dapat
mempengaruhi
terhadap
pemanfaatan
fasilitas
kesehatan dalam melahirkan. Pemanfaatan PONED dipengaruhi oleh pendidikan masyarakat setempat, rata-rata pendidikan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar adalah tamatan SD dan SMP, sehingga dalam pengambilan keputusan cenderung tergesa-gesa. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik, dan psikologis. Individu berbeda tingkat pendidikannya mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan. Pengetahuan atau pendidikan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Faktor determinan kematian ibu secara tidak langsung yang dikemukakan Mc Carthy dan Maine (1992) diantaranya adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, keberdayaan wanita yang memungkinkan wanita lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya Status ekonomi berpengaruh terhadap pemanfaatan PONED, ibu melahirkan dengan status ekonomi menengah ke atas cenderung memilih dr
OBGYN dibandingkan dengan fasilitas yang ada di PONED. Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk mendapatkan atau menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED oleh ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar” METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah jenis deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang variabel-variabelnya diamati pada suatu saat dan hanya menunjukan pada waktu pemeriksaan HASIL PENELITIAN Penelitian
tentang
beberapa
faktor
yang
berhubungan
dengan
pemanfaatan PONED telah dilaksanakan pada 52 orang responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED tersebut adalah : tingkat pendidikan, status ekonomi dan dukungan keluarga. Hasil penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat. 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan variabelvariabel dalam penelitian, dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, status ekonomi, dukungan keluarga dan pemanfaatan PONED. Berikut hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini : a. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini :
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Tingkat Pendidikan Frekuensi SD 25 SMP 7 SMA 15 PT 5 Jumlah 52 Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Presentase 48,1 13,5 28,8 9,6 100
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah tamat SD yaitu sebanyak 25 orang
(48,1%),
sedangkan
sebagian kecil
tingkat
pendidikan
responden adalah PT yaitu sebanyak 5 orang (9,6%). Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Berdasarkan Kategori di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Tingkat Pendidikan Frekuensi Rendah 25 Menengah 22 Tinggi 5 Jumlah 52 Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Presentase 48,1 42,3 9,6 100
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 25 responden (48,1%), sedangkan sebanyak 5 responden (9,6%) ada pada kategori tingkat pendidikan tinggi. b. Status Ekonomi Hasil penelitian mengenai status ekonomi responden dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini :
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Status Ekonomi Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Status Ekonomi Frekuensi Non Gakin 21 Gakin 31 Jumlah 52 Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Presentase 40,4 59,6 100
Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa status ekonomi responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori gakin yaitu sebanyak 31 responden (59,6%), sedangkan sebanyak 21 responden (40,4%) ada pada kategori non gakin. c. Dukungan Keluarga Hasil jawaban responden mengenai dukungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.13 di bawah ini : Tabel 4.13 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar No Dukungan Keluarga N % 1 Apakah keluarga mendukung ibu untuk melahirkan di PONED Ya (1) 41 78,8 Tidak (0) 11 21,2 Jumlah 52 100 2 Jika ya, apakah keluarga selalu mendampingi ibu dalam memeriksakan kehamilannya ke PONED Ya (1) 39 75,0 Tidak (0) 13 25,0 Jumlah 52 100 3 Apakah keluarga memberi dana untuk ibu periksa kehamilan ke tenaga kesehatan ? Ya (1) 52 100 Tidak (0) 0 0 Jumlah 52 100 4 Apakah keluarga memberi dana untuk ibu membeli kebutuhan saat melahirkan ? Ya (1) 52 100 Tidak (0) 0 0 Jumlah 50 100
5
6
7
8
Apakah selama kehamilan keluarga memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu ? Ya (1) Tidak (0) Jumlah Apakah selama kehamilan keluarga memberikan perhatian yang lebih dibandingkan sebelum hamil ? Ya (1) Tidak (0) Jumlah Apakah keluarga, selalu menemani ibu pada saat mau melahirkan ? Ya (1) Tidak (0) Jumlah Apakah keluarga, menyiapkan alat transportasi ? Ya (1) Tidak (0) Jumlah
52 0 52
100 0 100
52 0 52
100 0 100
52 0 52
100 0 100
30 22 52
57,7 42,3 100
Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa sebanyak 41 orang (78,8%) menyatakan mendukung ibu untuk melahirkan di PONED, sedangkan sebanyak 11 orang (21,2%) tidak mendukung ibu untuk melahirkan di PONED. Berdasarkan
jawaban
responden
tersebut,
maka
distribusi
frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini : Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Dukungan Keluarga Frekuensi Tidak mendukung 21 Mendukung 31 Jumlah 52 Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Presentase 40,4 59,6 100
Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa dukungan keluarga responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori mendukung yaitu sebanyak 31 responden (59,6%), sedangkan sebanyak 21 responden (40,4%) ada pada kategori tidak mendukung.
d. Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai pemanfaatan PONED responden dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini : Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan PONED Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar Pemanfaatan PONED Frekuensi Tidak memanfaatkan 40 Memanfaatkan 12 Jumlah 52 Sumber : Hasil Penelitian, 2014
Presentase 76,9 23,1 100
Berdasarkan Tabel 4.15 menunjukkan bahwa pemanfaatan PONED oleh responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori tidak memanfaatkan yaitu sebanyak 40 responden (76,9%), sedangkan sebanyak 12 responden (23,1%) ada pada kategori memanfaatkan. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui atau menganalisis antara variabel bebas dengan variabel terikat, dalam penelitian ini adalah menganalisis
hubungan
tingkat
pendidikan,
status
ekonomi,
dan
dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED. Berikut hasil penelitian akan diuraikan dibawah ini : a. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED dapat dilihat pada Tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pemanfaatan PONED Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar
Tingkat Pendidikan Rendah Menengah Tinggi Jumlah
Pemanfaatan PONED Tidak Memanfaatkan memanfaatkan f % f % 23 92,0 2 8,0 13 59,1 9 40,9 4 80,0 1 20,0 40 76,9 12 23,1
Total
p value
f 25 22 5 52
% 100 100 100 100
0,028
Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa dari 25 orang responden yang berpendidikan rendah sebanyak 23 orang responden (92,0%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 2 orang responden (8,0%) memanfaatkan PONED. Dari 22 orang responden dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 13 orang (59,1%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 9 orang responden (40,9%) memanfaatkan PONED, sedangkan dari 5 orang responden dengan pendidikan tinggi sebanyak 4 orang responden (80,0%) tidak memanfaatkan dan hanya 1 orang responden (20,0%) memanfaatkan PONED. Hasil uji statistik dengan menggunakan pearson Chi Square diperoleh bahwa nilai p sebesar 0,028, jika dibandingkan dengan nilai α (0,05%), maka nilai p lebih kecil daripada nilai α (0,028 < 0,05), maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. b. Hubungan Status Ekonomi dengan Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai hubungan status ekonomi dengan pemanfaatan PONED dapat dilihat pada Tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Hubungan Status Ekonomi dengan Pemanfaatan PONED Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar
Status Ekonomi Non Gakin Gakin Jumlah
Pemanfaatan PONED Tidak Memanfaatkan memanfaatkan f % F % 19 90,5 2 9,5 21 67,7 10 32,3 40 76,9 12 23,1
Total f 21 31 52
% 100 100 100
p value
0,093
Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 21 orang responden dengan status ekonomi non gakin sebanyak 19 orang responden (90,5%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 2 orang responden (9,5%) memanfaatkan PONED. Sedangkan dari 31 orang responden dengan status ekonomi gakin sebanyak 21 orang
(67,7%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 10 orang responden (32,3%) memanfaatkan PONED. Hasil uji statistik dengan menggunakan Pearson Chi Square diperoleh bahwa nilai p sebesar 0,093, jika dibandingkan dengan nilai α (0,05%), maka nilai p lebih besar daripada nilai α (0,093 > 0,05), maka H0 diterima yang berarti ada tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. c. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan PONED Hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED dapat dilihat pada Tabel 4.18 sebagai berikut : Tabel 4.18 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan PONED Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar
Dukungan Keluarga Tidak mendukung Mendukung Jumlah
Pemanfaatan PONED Tidak Memanfaatkan memanfaatkan f % f % 18 85,7 3 14,3 22 71,0 9 29,0 40 76,9 12 23,1
Total f 21 31 52
% 100 100 100
p value
0,318
Berdasarkan Tabel 4.18 menunjukkan bahwa dari 21 orang responden dengan kategori tidak mendukung sebanyak 18 orang responden (85,7%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 3 orang responden (14,3%) memanfaatkan PONED. Sedangkan dari 31 orang responden dengan kategori mendukung sebanyak 22 orang (71,0%) tidak memanfaatkan PONED dan sebanyak 9 orang responden (29,0%) memanfaatkan PONED. Hasil uji statistik dengan menggunakan Pearson Chi Square diperoleh bahwa nilai p sebesar 0,318, jika dibandingkan dengan nilai α (0,05%), maka nilai p lebih besar daripada nilai α (0,318 > 0,05), maka H0 diterima yang berarti ada tidak hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar.
PEMBAHASAN A. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemanfaatan PONED Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan memberikan kontribusi yang cukup kuat dalam pemanfaatan PONED, semakin tinggi tingkat pendidikan responden semakin baik responden dalam memanfaatkan PONED. Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik, dan psikologis. Individu berbeda tingkat pendidikannya mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka, dan akhirnya mempunyai
perbedaan
pola
penggunaan
pelayanan
kesehatan
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau pendidikan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Faktor determinan kematian ibu secara tidak langsung yang dikemukakan Mc Carthy dan Maine (1992) diantaranya adalah status wanita dalam keluarga dan masyarakat antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, keberdayaan wanita yang memungkinkan wanita lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya (Syafrudin, 2007). Sukmadinata
(2003)
menyatakan
pendidikan
diperlukan
untuk
mendapatkan informasi misalnya hal - hal yang menunjang kesehatan, sehingga
dapat
meningkatkan
kualitas
hidup.
Pendidikan
dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Menurut Heru (2005) makin tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Saimi dan Kusnanto (2006) menyebutkan 70% ibu yang memanfaatkan persalinan gratis adalah berpendidikan tamat pendidikan formal dari tingkat SMA sampai
Sarjana. Sejalan dengan penelitiannya Nurcahyani (2000) bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan pengobatan. B. Hubungan Status Ekonomi dengan Pemanfaatan PONED Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan status ekonomi dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena status ekonomi keluarga tidak berdampak terhadap pemanfaatan PONED. Keluarga dengan status ekonomi gakin tidak selamanya memanfaatkan PONED, begitu juga keluarga dengan status non gakin pun tidak selamanya memanfaatkan PONED. Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk mendapatkan atau menggunakan pelayanan kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar (Notoatmodjo, 2007). Perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor eksternal yakni sosial ekonomi sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007). Kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan atau pelayanan kesehatan sangat sulit untuk diramalkan. Seandainya biaya pemeliharaan kesehatan kecil bila dibanding dengan pendapatan mungkin tidak akan jadi masalah, tetapi pada kenyataannya biaya yang diperlukan untuk pengobatan biasanya besar dan tidak pasti (Mills, 2001). C. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan PONED Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. Walaupun dukungan keluarga berperan penting dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, tetapi tidak semua keluarga mendukung untuk memanfaatkan PONED, ini terjadi karena pemanfaatan suatu fasilitas kesehatan tergantung dari permasalahan kesehatan yang
dialaminya, jika seseorang mengalami sakit yang akut tentu keluarga tersebut memanfaatkan fasilitas kesehatan yang lebih modern dalam hal ini adalah rumah sakit, begitu juga yang terjadi pada ibu hamil, jika mengalami kegawatdaruratan atau komplikasi selama kehamilan tentu keluarga akan membawa ke rumah sakit atau rumah bersalin yang mampu menangani masalah tersebut. Dukungan adalah dorongan atau memberi semangat kepada seseorang (KBBI, 2005). Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksankan kegiatan (Sarwono, 2003). Suami adalah pria yang menjadi pasangan resmi seorang wanita (KBBI, 2005). Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya (Madhi, 2009). Dukungan suami adalah suami mempunyai tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang akan di putuskan termasuk merencanakan (Chaniago, 2002). Suami mempunyai peran memberi dukungan dan ketenangan bagi ibu yang sedang hamil terutama dalam mempersiapkan rencana persalinan,agar semua yang dibutuhkan dapat tersiapkan dengan baik. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya. Lingkungan juga dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. agar timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memproleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pendidikan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 25 orang (48,1%). 2. Status ekonomi responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori gakin yaitu sebanyak 31 orang (59,6%). 3. Dukungan keluarga dalam pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori mendukung yaitu sebanyak 31 orang (59,6%). 4. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. 5. Tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. 6. tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan PONED di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Hendaknya
pihak
puskesmas
lebih
meningkatkan
kualitas
pelayanan kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih memilih PONED daripada fasilitas kesehatan yang lain, selain itu sumber daya manusia yang ada di puskesmas lebih ditingkatkan. 2. Bagi Masyarakat Hendaknya masyarakat, khususnya yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar 2 Kota Banjar lebih memanfaatkan PONED, karena di PONED tidak dipungut biaya dalam melaksanakan pengobatan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya
bagi
peneliti
selanjutnya
untuk
menggali
lebih
mendalam mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PONED baik dilihat dari faktor intrinsik maupun ekstrinsik dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Abrahamson, 1997. Metode Penelitian. Jakarta. Alphabeta. Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta. Rineka Cipta. ___________, 2005. Metodologi Penelitian untuk Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. ___________, 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Rineka Cipta. Sugiyono, 2003. Metodologi Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.