Dosen: Christian Ramos K
AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)
1
Materialitas
11 -2
• FASB definisi materialitas besarnya nilai penghapusan atau salah saji informasi akuntansi yang dalam hubungannya dengan sejumlah situasi yang melingkupinya, membuat hal itu memiliki kemungkinan besar bahwa pertimbangan yang dibuat oleh seorang yang mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau kesalahan penyajian tersebut
• Tanggung jawab auditor menentukan apakah laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian yang material
Langkah –langkah Penerapan Materialitas
Pada bagian perencanaan
Sepanjang kontrak kerja
Menerapkan pertimbangan materialitas awal Mengalokasikan pertimbangan materialitas awal Mengestimasikan salah saji total disetiap bagian pengauditan
Mengestimasikan salah saji gabungan Mendekati akhir pengauditan
Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan materialitas dalam penilaian awal atau penilaian yang direvisi
11 -3
11 -4
Menetapkan Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas (preliminary judgment about materiality) Nilai kesalahan penyajian gabungan dalam laporan keuangan yang menurut auditor material (ditetapkan pada awal penugasan audit)
Berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan Materialitas lebih merupakan konsep yang relatif bukannya absolut Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat materialitas Faktor kualitatif pun mempengaruhi tingkat materialitas
11 -5
•
Pertimbangan salah saji material :
Apakah berdampak individual atau gabungan auditor harus mempertimbangkan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kualitatif maupun kuantitatif
Mengalokasikan Pertimbangan Awal Tingkat Materialitas ke setiap bagian (Salah Saji yang Masih Dapat Ditoleransi)
11 -6
– Dilakukan selama masa perencanaan – Wajib dilakukan bukti audit terkumpul berdasarkan segmen bukan berdasarkan laporan keuangan secara keseluruhan – Mayoritas praktisi mengalokasikan tingkat materialitas ke akun neraca daripada mengalokasikannya ke akun laporan laba rugi – Tingkat materialitas ke saldo akun salah saji yang masih dapat ditoleransi – Tiga kesulitan dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun neraca (segmen) : 1.Auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu mengandung lenih banyak salah saji daripada akun lainnya 2.Baik salah saji lebih (overstatement) maupun salah saji kurang (understatement) harus tetap dipertimbangkan 3.Biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian ini
Mengestimasi Nilai Salah Saji serta Membandingkannya dengan Nilai Pertimbangan Awal
11 -7
Salah saji dalam suatu akun dapat berbentuk satu dari dua jenis ini Salah saji yang diketahui
Salah saji dimana auditor dapat menentukan jumlah salah saji dalam akun tersebut
Salah saji yang mungkin
Pertama, salah saji yang muncul karena adanya perbedaan penilaian manajemen dan auditor mengenai estimasi saldo akun Kedua, proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel
11 -8
Salah saji yang mungkin
Pertama, Misalnya perbedaan estimasi saldo akun penyisihan piutang tak tertagih. Kedua, anggaplah auditor menemukan enam salah saji yang dilakukan klien dalam 200 sampel ketika sedang menguji biaya persediaan. auditor menggunakan salah saji tersebut untuk memperkirakan total salah saji yang mungkin dalam akun persediaan (langkah 3) Menggabungkan estimasi salah saji (langkah 4), kemudian gabungan salah saji yang mungkin dibandingkan dengan materialitasnya (langkah 5)
11 -9
Risiko Audit Risiko
bahwa auditor gagal memodifikasi opininya atas laporan keuangan yang mengandung salahsaji material Risiko berbanding terbailik dengan tingkat keyakian. – Risiko 5% 10%
Tingkat Keyakinan 95% 90%
11 -10
JENIS RISIKO AUDIT Risiko Pengendalian/RP (Control Risk/CR) Risiko Bawaan/RB (Inherent Risk/IR)
Risiko Deteksi/RD (Detection Risk/DR)
Risiko Audit yang dapat diterima (Acceptable Risk/AAR)
Risiko Pengendalian/RP (Control Risk/CR)
11 -11
Risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern klien. Merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalin intern untuk mencapai tujuan klien yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan klien Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern
11 -12
Ukuran yang digunakan oleh auditor untuk menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah saji material yang melebihi nilai salah saji yang dapat ditoleransi atas segment tertentu akan terdeteksi oleh pengendalian intern klien
• Risiko pengendalian menunjukkan : – Penilaian tentang apakah pengendalian intern yang dimiliki klien efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji – Kehendak auditor membuat penilaian berada dibawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang dibuatnya
Semakin efektif pengendalian intern semakin rendah faktor risiko pengendalian
11 -13
Hubungan antara risiko pengendalian dan risiko deteksi saling berlawanan, tetapi berbanding lurus dengan bukti audit
Risiko Bawaan/RB (Inherent Risk/IR)
11 -14
Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material (asumsi : tidak terdapat pengendalian yang terkait)
Faktor yang mempengaruhi risiko bawaan : • • •
Besarnya saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain Faktor Ekstern (perkembangan teknologi) Faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi yang mempengaruhi risiko bawaan
11 -15
• Risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR) Harus ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan Ukuran yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya kemungkinan sejumlah salah saji yang material (kekeliruan dan kecurangan) dalam suatu segment sebelum ia mempertimbangkan keefektifan pengendalian intern yang ada • Asumsi : tidak ada pengendalian intern (karena pengendalian intern untuk mempertimbangkan resiko pengendalian), rentan adanya kesalahan sajian dalam laporan keuangan tingkat resiko inheren tinggi
11 -16 • Kemungkinan terdapat kerugian/kesalahan (sebelum reliabilitas internal controls dipertimbangkan) menjalankan bisnis adalah berisiko (apalagi bisnis secara internasional) • Perusahaan dalam industri yg sedang menurun IR • Industri dengan volume besar dalam transaksi kas IR
• Risiko bawaan berlawan dengan risiko deteksi, tetapi berbanding lurus dengan bukti audit
Risiko Deteksi/RD (Detection Risk/DR)
11 -17
Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material dalam suatu asersi Merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor Timbul karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100% Berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor Mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima Semakin besar risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
PLANNED DETECTION RISK (Risiko Deteksi yang Direncanakan)
11 -18
– Resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi (efektivitas prosedur audit)
Ukuran resiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi, andaikan salah saji semacam itu ada • Tergantung pada ketiga faktor lainnya yang terdapat dalam model rIsiko deteksi terencana hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga faktor • Risiko deteksi berbanding terbalik dengan bukti audit
Risiko Audit yang dapat diterima (Acceptable Risk/AAR)
Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan audit telah diterbitkan
• Risiko deteksi yang dapat diterima (DR) tergantung : Tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo atau golongan transaksi Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko deteksi yang dapat diterima akan meningkat
• Tingkat risiko akseptibilitas audit rendah auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material • Risiko = 0% (yakin sekali) audit assurance /overal assurancet = satu dikurangi risiko akseptibilitas audit dan Risiko = 100% benar-benar tidak yakin • Hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dengan risiko deteksi terencana searah • Hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dan bukti audit yang direncanakan berlawanan
Menilai Risiko Akseptibilitas Audit /RESIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Lebih baik dilakukan selama fase perencanaan audit
• Pengaruh risiko perjanjian pada risiko audit yang dapat diterima – Risiko Perjanjian (engagement risk) Risiko yang akan diderita oleh auditor atau firma audit akibat hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang dibuat bagi klien tersebut telah dibuat dengan benar.
• Faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima – Derajat kebergantungan para pengguna eksternal pada laporan keuangan • Ukuran usaha klien • Distribusi kepemilikan • Sifat dan nilai kewajiban
– Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah penerbitan laporan audit • • • • •
Posisi likuiditas Laba (rugi) pada tahun sebelumnya Metode pembiayaan pertumbuhan Sifat operasi klien Kompetensi manajemen
– Evaluasi auditor atas integritas manajemen
• Membuat keputusan resiko audit yang dapat diterima – Jika nilai tingkat risiko audit yang dapat diterima rendah klien berisiko membutuhkan lebih banyak bukti audit yang ekstensif, penugasan personil yang lebih berpengalaman dan/atau suatu review yang lebih ekstensif pada kertas kerja audit
Menilai Risiko Bawaan (Inheren) • Faktor yang mempengaruhi risiko inheren – – – – – –
Sifat bisnis klien Temuan audit yang diperoleh dari audit sebelumnya Penugasan awal vs. penugasan ulangan Pihak terkait Berbagai transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mengkoreksi pencatatan berbagai saldo dan transaksi akun – Penyusun populasi
• Memperoleh informasi untuk menilai risiko inheren – Informasi industri dan bisnis klien – Kunjungan kepada pabrik dan kantor klien – Identifikasi atas para pihak terkait
HUBUNGAN RISIKO BAWAAN, RISIKO DETEKSI YANG DIRENCANAKAN dan BUKTI AUDIT YANG DIRENCANAKAN risiko inheren berlawanan dengan risiko deteksi terencana, tapi mempunyai hubungan yang searah dengan bukti audit • Semakin meningkatnya bukti audit yang diperlukan untuk tingkat resiko inheren yang tinggi diperlukan staff audit yang berpengalaman
Hubungan antara Risiko dengan Bukti Audit dan Faktor yang Mempengaruhi Risiko Dua cara auditor mengubah audit untuk merespon risiko : - Perjanjian itu mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman - Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya
• Risiko audit untuk segmen (setiap bagian) – Risiko pengendalian, risiko inheren ditentukan bagi setiap siklus, akun dan tujuan audit – Risiko pengendalian akan berbeda bagi akun yang berbeda, tergantung tingkat efektivitas pengendalian yang ada – Faktor yang mempengaruhi risiko inheren (tingkat kerentanan terhadap penyalahgunaan dan tingkat rutinitas transaksi) berbeda dari satu akun ke akun lainnya – Risiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan auditor selama fase perencanaan dan ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama – Tingkat risiko pengendalian dan tingkat resiko inheren sangat bervariasi antar siklus, akun atau tujuan audit
Hubungan antara Risiko dengan Bukti Audit dan Faktor yang Mempengaruhi Risiko • Mengaitkan nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi dan risiko kepada tujuan audit yang terkait dengan saldo • Batasan pengukuran – Rendah, Sedang dan tinggi – Cukup sulit mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan bagi suatu tingkat risiko deteksi terencana
• Hubungan antara risiko, materialitas dan bukti audit – Risiko suatu pengukuran atas ketidakpastian – Materialitas suatu pengukuran atas ukuran/besaran – Konsep materialitas dan resiko dalam auditing keduanya mengukur tungkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran tertentu
Hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi Resiko dengan bukti yang direncanakan
11 -26
Risiko Audit yang dapat diterima D
D
Faktor – faktor yang mempengaruhi resiko
Risiko bawaan
II
Risiko Deteksi Yang direncanakan I
I
Bukti Audit Yang Direncanakan
I
Risiko Pengendalian D = Direct relationship; I = Inverse relationship D = Hubungan langsung; I = Hubungan terbalik
I
D
THE END
Materi Selanjutnya:
Pemahaman Pengendalian Intern
27