BAZNAS Annual Report 2012
1
Daftar Isi Table of Content
03 Pengantar
Introduction
04 Ketua Umum Baznas: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Baznas Chairman : Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
06 Direktur Pelaksana Baznas: Teten Kustiawan, SE, Ak Baznas Executive Director: Teten Kustiawan, SE,Ak 09 Visi & Misi 10 11 13
Vision & Mission Visi & Misi Baznas Baznas Vision & Mission Kebijakan Mutu Baznas Baznas Quality Policy
Pengembangan Komunitas ZakaT Zakat Community Development 14 Membangun Komunitas Membangun Kemandirian Community Develop, Autonomy Develop 20 Srimartani, Piyungan, Bantul Srimartani, Piyungan, Bantul 26 Srunggo, Selo Pamiro Imogiri, Bantul Srunggo, Selo Pamiro Imogiri, Bantul 28 Bedugul, Bali Bedugul, Bali
31 Penghimpunan Accumulation 32 Simba; Menuju Integrasi Pengelolaan Zakat yang Transparan & Akuntabel Simba; Menuju Integrasi Pengelolaan Zakat yang Transparan & Akuntabel 34 Laporan Zakat Nasional Penghimpunan ZIS 2012 Laporan Zakat Nasional Penghimpunan ZIS 2012 43 Tantangan dan Strategi Challenges and Strategies 44 Memimpin Integrasi Zakat Nasional Memimpin Integrasi Zakat Nasional 49 Manajemen Baznas Baznas Management 50 Struktur Organisasi Badan Pengurus dan Pelaksanaan Harian Organizational Structure and Implementation Daily Board 53 Laporan Keuangan Audited 2012 2012 Audited FInance Report 61 Galeri Foto Photo Gallery
2
69
Penutup
Closing
BAZNAS Annual Report 2012
Pengantar Introduction
BAZNAS Annual Report 2012
3
BAZ dan LAZ harus bekerja sama. Ini yang menjadi cita-cita kami. Seperti firman Allah Swt “…dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS Al-Maidah:2)
Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. Ketua Umum BAZNAS The Chairman of BAZNAS
4
BAZNAS Annual Report 2012
Kehadiran BAZNAS Bermanfaat untuk Umat dan Bangsa BAZNAS presence Beneficial for People and the Nation
Syukur alhamdulilah, BAZNAS sudah mencapai usia 12 tahun lebih. Dengan berbagai kekurangannya, BAZNAS telah mencapai berbagai hasil atau prestasi, terutama dalam kapasitasnya sebagai koordinator untuk integrasi pengelolaan zakat nasional, yaitu melakukan koordinasi dan sinergi dengan semua Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Praise God, BAZNAS has reached the age of 12 years. With a variety of shortcomings, BAZNAS have achieved various results or achievements, especially in its capacity as coordinator for the integration of the national zakat management, namely to do coordination and synergy with all Amil Zakat Board (BAZ) and the Amil Zakat Institute (LAZ).
Dalam kapasitasnya sebagai amil, BAZNAS berusaha membuat model program yang bisa diikuti oleh yang lain. Ada lima program utama BAZNAS. Pertama, Indonesia Peduli. Ini mengcover berbagai masalah yang terkait dengan musibah atau bencana, yang tak hanya bersifat emergency (darurat), tapi juga recovery (pemulihan).
In its capacity as amil, BAZNAS try to create a model which can be followed by others. There are five main programs of BAZNAS. The first program is Indonesia Peduli. It covers a range of issues related to disasters, which not only is an emergency program, but also recovery program.
Kedua, Indonesia Cerdas. BAZNAS hadir untuk memberikan kemudahan kepada kaum dhuafa yang secara materi kurang mampu, tapi secara intelektual kuat untuk maju. Programnya seperti Satu Keluarga
The second program is Indonesia Cerdas. BAZNAS present to provide convenience to the poor who are materially poor, but intellectually strong to go forward, for examples, the One Family One Degree (SKSS) and Dinar Scholarship.
BAZNAS Annual Report 2012
5
Satu Sarjana (SKSS) dan Beasiswa Dinar. Ketiga, Indonesia Sehat. BAZNAS telah mendirikan Rumah Sehat. Sekarang ada di Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, dan Makassar. Rencananya, tahun ini bisa didirikan 6 Rumah Sehat lagi. Rumah Sehat ini didesain untuk memberikan kemudahan bagi kaum dhuafa yang mengalami kesulitan untuk berobat. Keempat, Indonesia Takwa. Bersama dengan lembaga lain, BAZNAS punya program Kaderisasi 1.000 Ulama. Yaitu, menyekolahkan ulama atau dai ke jenjang pendidikan S1, S2, dan S3. Sekarang, yang sudah bergelar S2 ada 200 orang, S3-nya 40 0rang. Kelima, Indonesia Makmur. BAZNAS menge mbangkan Zakat Community Development (ZCD). Pada 2012 BAZNAS telah membina masyarakat di berbagai kota. Terhadap itu semua, BAZNAS siap mempertanggungjawabkannya baik dari segi manajemen syariah maupun manajemen keuangan. BAZNAS menjadi lembaga terbuka. Alhamdulilah banyak prestasi yang diraih BAZNAS, seperti memperoleh sertifikat ISO empat kali berturut-turut dan mendapat penilaian sebagai lembaga non-struktural yang terbaik laporan keuangannya dari Kementerian Keuangan. Annual Report BAZNAS 2012 ini bagian dari ikhtiar mencatat dan melaporkan programprogram yang dilakukan BAZNAS dalam kurun waktu satu tahun. Pada kesempatan ini, BAZNAS ingin menyampaikan laporan pemanfaatan zakat difokuskan pada program Zakat Community Development dengan tema Membangun Komunitas, Membangun Kemandirian. Semoga dengan karunia dan pertolongan
6
BAZNAS Annual Report 2012
The third program is Indonesia Sehat. BAZNAS has established Rumah Sehat at Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, and Makassar. BAZNAS plan to establish 6 Rumah Sehat more this year. Rumah Sehat is designed to provide convenience for the poor who find it difficult to seek health treatment. The fourth is Indonesia Takwa. Together with other agencies, BAZNAS has a program to regenerate 1000 Ulama, namely send ulama or preachers to undergraduate, postgraduate, and doctoral levels. It has been 200 people for postgraduate level and 40 people for doctoral level. The last is Indonesia Makmur. BAZNAS develop Zakat Community Development (ZCD). In 2012, BAZNAS have been training communities in various cities. For these reasons, BAZNAS are ready to be responsible in terms of both sharia and financial management. BAZNAS become an open institution. Thank God, BAZNAS have got many achievements, such as obtaining ISO certificate for four times and getting the assessment as the non-structural board which have the best financial report from the Ministry of Finance. BAZNAS Annual Report 2012 is part of the effort to record and report programs that have been done by BAZNAS within a period of one year. In this occasion, BAZNAS want to submit a report focused on the utilization of Zakat in Zakat Community Development program under the theme “Building Communities, Building Independence”. May the grace and help of Allah SWT., as well as the support from and cooperation with various parties, such as governments, ministries, state enterprises, the ulama, and other stakeholders, BAZNAS and the flow of zakat in national scale can be better and give greater contribution to the welfare
Allah Swt. serta dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, kementerian, BUMN, para alim ulama, dan stakeholder lainnya, BAZNAS dan perzakatan nasional ke depan semakin baik, semakin besar kontribusinya bagi kesejahteraan umat dan bangsa. Sehingga zakat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dan, masyarakat juga merasakan kehadiran BAZNAS dan lembaga-lembaga zakat lainnya.
of the people and the nation. Thus, society can get the advantages from zakat and also feel the presence BAZNAS and other zakat institutions. Wallahu a’lam bisshawab.
Wallahu a’lam bisshawab
BAZNAS Annual Report 2012
7
“Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah besar yang harus diatasi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui program Zakat Community Development (ZCD)”
Teten Kustiawan, SE, Ak Direktur Pelaksana BAZNAS BAZNAS Managing Director
8
BAZNAS Annual Report 2012
Zakat Community Development
Membangun Kemandirian Masyarakat Community Autonomy Develop Peran zakat adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan. Zakat Community Development (ZCD) merupakan salah satu bentuk yang paling efektif di dalam pemberdayaan masyarakat. Karena begitu banyak dan luasnya mustahik yang ada di Indonesia maka mau tidak mau perlu sinergi dan integrasi di antara Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dengan demikian langkah-langkah BAZNAS akan semakin efektif dan efisien. Pada tahun 2012 lalu, BAZNAS sudah mempunyai pengalaman dalam program pemberdayaan masyarakat melalui program Zakat Community Development (ZCD). Program tersebut tersebar mulai dari Bogor, Purwakarta, Bantul, Sleman, hingga Bedugul dan kota lainnya. Program ZCD ini sudah layak didesiminasikan di berbagai kota lainnya. Program ini menjadi perhatian utama BAZNAS karena masalah kemiskinan itu banyak dimensinya, bukan hanya menyangkut materi, tapi juga sikap hidup. Bila zakat diberikan dalam bentuk konsumtif, maka perkembangannya akan statis, bahkan ada kecenderungan orang miskin itu bertambah. Karena itu, program ini merupakan upaya mengurangi kemiskinan secara siginifikan dengan pendekatan yang komprehensif dari berbagai segi mulai pendidikan, ekonomi, kesehatan, sampai agama. Sedangkan untuk tahun 2013 ini BAZNAS selain melanjutkan program ZCD yang telah
The role of zakat is to improve the welfare of society in tackling poverty. Zakat Community Development (ZCD) is one of the most effective programs on the community empowerment. Due to the big and wide number of mustahik (zakat recipient) in Indonesia, it will inevitably need synergy and integration between the Amil Zakat Board (BAZ) and the Amil Zakat Institute (LAZ). Thus, the steps taken by BAZNAS will be more effective and efficient. In 2012, BAZNAS already have experience in community empowerment programs through Zakat Community Development (ZCD). The program spread from Bogor, Purwakarta, Bantul, Sleman, Bedugul and other cities. The ZCD program is feasible to be disseminated in other cities. This program became the major concern of BAZNAS because of many dimensions of the poverty problem, not only the material, but also the attitude of life. If zakat is given in the form of consumptive, then progress will be static, even there is a tendency to increase the growth of the poor. Therefore, this program aims to significantly reduce poverty with a comprehensive approach in the various terms ranging from education, economics, health, up to religion. For the year of 2013, besides continuing this ZCD programs that have been successful and running, BAZNAS will also conduct other ZCD programs at 100 areas. It starts from the cooperation between BAZNAS and BAZDA. 100 area program is applied by giving 1 city or district with 1 program. Zakat can actually
BAZNAS Annual Report 2012
9
berhasil dan sedang berjalan, BAZNAS juga akan melakukan program ZCD yang lain di 100 titik. Dimulai dengan kerja sama BAZNAS dan BAZDA. Program 100 titik tersebut berupa 1 kota kabupaten 1 program. Zakat benar-benar bisa menjadi bagian dari dana umat dalam berkontribusi membangun bangsa ini. Adanya Annual Report 2012 ini, pertama, sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kesiapan BAZNAS dalam hal pengelolaan dana umat baik berupa zakat maupun infak dan sedekah. Kedua, merupakan akuntabilitas BAZNAS dalam pemberdayaan umat, karena tujuan utama dari zakat baik secara syariah maupun secara undang-undang adalah untuk pemberdayaan umat. Pada kesempatan ini, BAZNAS ingin menyampaikan laporan pemanfaatan zakat untuk pemberdayaan masyarakat melalui program Zakat Community Development (ZCD). Akhirnya kami berharap, program pemberdayaan masyarakat melalui Zakat Community Development (ZCD) baik yang dijalankan BAZ maupun LAZ mampu saling melengkapi dalam upaya pengembangan perzakatan nasional yang lebih baik serta mempunyai peran yang signifikan dalam menanggulangi masalah kemiskinan. Hanya dengan pertolongan Allah Swt dan dukungan semua pihak, BAZNAS akan semakin besar perannya bagi kemaslahatan dalam membangun kemandirian umat. Wallahu a’lam bisshawab.
10
BAZNAS Annual Report 2012
contribute to the people’s fund in order to build this nation. The existence of this 2012 Annual Report, firstly, can be the form of responsibility and readiness of BAZNAS in terms of people’s fund management in the form of zakat, infaq and donation, and secondly, can be BAZNAS accountability in empowering the people, because the primary purpose of zakat, both sharia and legislation, is to empower the people. In this occasion, BAZNAS want to submit zakat utilization reports for community empowerment through Zakat Community Development (ZCD). Finally, we hope the community empowerment through Zakat Community Development ( ZCD ) that run by both BAZ and LAZ is able to complete the effort in developing of the flow of national zakat better and have a significant role in tackling the poverty problem. Only with the help of Allah and the support of all parties, BAZNAS will have the greater role to benefit and develop people independence. Wallahu a’lam bisshawab.
BAZNAS Annual Report 2012
11
“
Menjadi Badan Zakat Nasional yang Amanah,
“
Transparan dan Profesional
12
BAZNAS Annual Report 2012
Visi & Misi Vision & Mission
BAZNAS Annual Report 2012
13
14
Visi
Misi
Menjadi Badan Zakat Nasional yang Amanah, Transparan dan Profesional
1. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat. 2. Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional sesuai dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern. 3. Menumbuh kembangkan pengelola/ amil zakat yang amanah, transparan, profesional, dan terintegrasi. 4. Mewujudkan pusat data zakat nasional. 5. Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait.
BAZNAS Annual Report 2012
Kebijakan Mutu BAZNAS sebagai badan pengelola zakat tingkat nasional pada tahun 2001 telah menetapkan Kebijakan Mutu sebagai berikut:
1. Pembinaan, pengembangan dan penyadaran kewajiban berzakat demi meningkatkan kesejahteraan serta kualitas kehidupan masyarakat. 2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi muzaki dan mustahik BAZNAS. 3. Membuat program pemberdayaan yang terencana dan berkesinambungan dalam meningkatkan taraf hidup mustahik menjadi muzaki. 4. Menyajikan data penerimaan dan pendayagunaan zakat yang akurat karena di dukung oleh amil yang bekerja secara profesional. 5. Manajemen yang fokus terhadap pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai amil yang bekerja yang menjalankan amanah. 6. Selalu mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh amil BAZNAS.
Keberhasilan dan kesuksesan hal-hal di atas menjadi tanggung jawab pimpinan dan seluruh amil BAZNAS.
BAZNAS Annual Report 2012
15
“
Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya, dijelaskan bahwa Rasulullah Saw telah memberikan kepadanya zakat. Lalu, beliau menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.
“
16
BAZNAS Annual Report 2012
Zakat Community Development
BAZNAS Annual Report 2012
17
“Zakat Community Development merupakan program pengembangan komunitas yang mengintegrasikan aspek sosial (pendidikan, kesehatan, agama, lingkungan dan aspek dan aspek ekonomi secara komprehensif yang pendanaan utamanya bersumber dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS), sehingga terwujud masyarakat sejahtera dan mandiri.”
18
BAZNAS Annual Report 2012
Membangun Komunitas, Membangun Kemandirian Building Communities , Building Independence
Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah besar yang harus diatasi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan program pemberdayaan (empowering) komunitas atau yang lebih dikenal dengan nama Community Development /CD (pembangunan komunitas). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1956 (Bhattacharyya, dalam Ndraha, 1987) mendefinisikan, CD adalah suatu proses, baik ikhtiar masyarakat bersangkutan yang diambil berdasarkan prakarsa sendiri, maupun kegiatan pemerintah, dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan berbagai komunitas, dan mengintegrasikan berbagai komunitas itu ke dalam kehidupan bangsa dan memampukan mereka untuk memberikan kontribusi sepenuhnya demi kemajuan bangsa dan negara. Proses tersebut meliputi dua elemen dasar. Pertama, partisipasi masyarakat itu sendiri dalam rangka usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup mereka sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan dan prakarsa sendiri. Kedua, bantuan dan pelayanan teknis dari pemerintah atau pihak luar lainnya yang bermaksud membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan membantu orang lain serta membuat semua itu lebih efektif. Proses tersebut
Poverty and unemployment are major issues that must be addressed. One of the ways to cope is to undertake a community empowerment program or better known as the Community Development (CD). United Nations (UN) in 1956 (Bhattacharyya, in Ndraha, 1987) defines CD as a process, efforts taken by the relevant people based on their own initiative or the government, in order to improve the economic, social, and cultural conditions in various communities, and to integrate the communities into the life of the nation and to enable them to fully contribute for the betterment of the nation and the state. The process includes two basic elements. Firstly, the participation of the people themselves in order to improve their quality of life as much as possible based on their own strength and initiative. Secondly, technical assistance and services are given by the government or other parties outside who intend to arouse the initiative, determination to help themselves, and the willingness to help others, and make it all more effective. The process is manifested in varied programs designed to expedite reparation into a variety of special projects. Such programs usually involve the public interest of the local community, because they have the same interests. As for other matters that are personal or group interests,
BAZNAS Annual Report 2012
19
dinyatakan di dalam berbagai program yang dirancang untuk melancarkan perbaikan terhadap berbagai proyek khusus.
it will be handled by a functional group to do things that excluded the public interest of the community.
Program tersebut biasanya menyangkut kepentingan umum komunitas setempat, karena mereka mempunyai kepentingan yang sama. Adapun urusan lain yang bersifat khusus atau kepentingan kelompok, ditangani oleh kelompok fungsional yang melakukan hal-hal yang tidak merupakan kepentingan umum komunitas.
Meanwhile, the United States Department of Agriculture (2005) defines CD as the process of building interaction networks in order to increase the capacity of a community and supporting the sustainable development and the development of quality of people’s life.
Sedangkan United States Departement of Agriculture (2005) mendefinisikan, CD adalah proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari sebuah komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat. Dari definisi itu tampak jelas bahwa dalam CD ada proses atau tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum suatu program dilaksanakan. Dan program itu harus datang dari masyarakat itu sendiri (bottom up), bukan suatu yang dipaksakan datang dari atas (top down). Dengan demikian untuk memperbaiki kualitas hidupnya, masyarakat akan terlibat langsung mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, bahkan pemeliharaan, sehingga program itu akan berkesinambungan. Akhirnya, mereka menjadi mandiri dengan kondisi kehidupan yang lebih baik. Cara CD dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran ini sejalan dengan misi zakat. Yaitu, ingin mengubah kondisi para mustahik dari tidak berdaya/lemah menjadi lebih berdaya sejahtera dan mandiri. Atau dengan kata lain, menjadi muzaki. Selain itu, cara CD ini lebih efektif dan efisien karena dilaksanakan melalui komunitas. Dalam hal pemberdayaan mustahik dikaitkan dengan zakat, Rasulullah
20
BAZNAS Annual Report 2012
From that definition, it seems clear that in the CD, there are processes or stages that must be passed before the program is implemented. The program must come from the community itself (bottom-up), not an imposed from above (top down). Thus, to improve the quality of life, people will be directly involved from planning to implementation, and even maintenance, so it will be a continuous program. Eventually, they will be more independent with better living conditions. The way of CD in tackling poverty and unemployment is in line with the mission of zakat, namely want to change the conditions of mustahik from helpless and weak to be more prosperous and independent. In other words, they will be the muzaki. In addition, this way will be more effective and efficient as implemented through the community. In terms of the mustahik empowerment related to zakat, the Holy Prophet also gave some examples, namely the provision of compensation (consumptive) and capital for empowerment (productive). In a hadits narrated by Imam Muslim from Salim ibn Abdillah ibn Umar from his father, it is explained that the Holy Prophet had given him zakat and then, he told him to develop or donate it again. Based on the consideration above, BAZNAS develop Zakat Community Development (ZCD) program as a form of mustahik empowerment, especially the needy and
BAZNAS Annual Report 2012
21
Saw. juga telah memberi contoh. Yaitu dengan pemberian santunan (konsumtif) dan modal untuk berdaya (produktif). Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya, dijelaskan bahwa Rasulullah Saw. telah memberikan kepadanya zakat. Lalu, beliau menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi.
poor. Community development program based on zakat or ZCD is defined as a community development program integrating social aspects (education, health, religion, environment and other social aspects) and economic aspects in a comprehensive manner which the source of main fundings are from zakat, infaq, and shodaqoh (ZIS), in order to create a prosperous and independent society.
Atas pertimbangan di atas, maka BAZNAS mengembangkan Program Zakat Community Development (ZCD) sebagai salah satu bentuk pemberdayaan mustahik, khususnya orang-orang fakir dan miskin. Program pengembangan komunitas berbasis zakat atau ZCD ini didefinisikan sebagai program pengembangan komunitas dengan mengintegrasikan aspek sosial (pendidikan, kesehatan, agama, lingkungan dan aspek sosial lainnya) dan aspek ekonomi secara komprehensif yang pendanaan utamanya bersumber dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS), sehingga terwujud masyarakat sejahtera dan mandiri.
As CDs, ZCD has the principle in applying long-term period for independency target; has multiple effects on community life aspects and interrelated; involves individuals and communities as subjects, not as objects, ranging from planning to execution of the program by engaging assistance and sources of zakat as a stimulant.
Seperti halnya CD, ZCD ini memiliki prinsip bahwa program ini berlaku jangka panjang dengan target kemandirian; memiliki efek multiganda terhadap aspek kehidupan masyarakat dan saling terkait; melibatkan individu dan masyarakat sebagai subyek, bukan sebagai obyek, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program dengan melibatkan pendamping; dan sumber dana ZIS sebagai stimulan. BAZNAS telah melaksanakan ZCD yang sifatnya regular. Ada 11 ZCD regular yang masih berjalan hingga sekarang dengan total penerima manfaat sebanyak 29.942 orang. Kesebelas ZCD itu, antara lain ZCD di Srimartani, Piyungan, Bantul, Yogyakarta; ZCD di Srunggo, Yogyakarta; Rumah Pintar Piyungan, Bantul; ZCD di Bedugul, Bali; ZCD
22
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS have conducted ZCD regularly. There are 11 regular ZCD which is still running today with a total of 29.942 persons as beneficiaries. The Eleven ZCDs are ZCD in Srimartani, Piyungan, Bantul, Yogyakarta; ZCD in Srunggo, Yogyakarta; Rumah Pintar Piyungan, Bantul; ZCD in Bedugul, Bali; ZCD Tangkil Village A and B, Bogor; ZCD in Cibitung, Bekasi; The empowerment of Waste Stalls in South Tangerang, Banten; Darussaadah Boarding School - BAZNAS, Bogor; The Nurani Dunia foundation-BAZNAS, Purwakarta, and Orphans Foundation-BAZNAS, Depok .
100 Villages of Community Development Zakat Law number 23 of 2011 concerning the management of Zakat suggests BAZNAS to be the coordinator for the National Zakat Integration. To implement the readiness in order to carry out this mandate, from 2013, BAZNAS will implement empowerment national programs (Pronas), namely Zakat Community Development (ZCD) in 100 villages across the country.
di Desa Tangkil A dan Tangkil B, Bogor; ZCD di Cibitung, Bekasi; Pemberdayaan Lapak Sampah di Tangerang Selatan, Banten; Pesantren Darussaadah-BAZNAS, Bogor; Yayasan Nurani Dunia-BAZNAS, Purwakarta; dan Yayasan Yatim-BAZNAS, Depok.
100 Desa Zakat Community Development Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat mengamanahkan bahwa BAZNAS menjadi Koordinator untuk Integrasi Pengelolaan Zakat Nasional. Sebagai realisasi dari kesiapan mengemban amanah ini, maka mulai 2013 BAZNAS melaksanakan program nasional (Pronas) yang bersifat pemberdayaan. Yaitu, Zakat Community Development (ZCD) di 100 desa di seluruh nusantara. Desa menjadi prioritas karena mayoritas penduduk miskin Indonesia yang pada 2012 mencapai 28,59 juta jiwa, berada di wilayah pedesaan, yaitu 14,7% dibandingkan dengan wilayah perkotaan, yaitu 8,60%. ZCD ini bukan suatu yang baru karena sudah dilakukan di beberapa kabupaten/ kota, seperti Yogyakarta, Bogor, dan Bali. Yang berbeda mungkin dari segi persiapan dan perencanaannya. Menurut Ketua Umum BAZNAS Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, ZCD 100 Desa ini lebih menajamkan supaya ada perencanaan yang baik, ada data yang jelas, dan ada yang melakukan pendampingan. Program ZCD dipilih menjadi Pronas karena program ini komprehensif dan integratif. Artinya, bisa meliputi berbagai program, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial. Jadi, ZCD ini mencakup enam dari tujuh program unggulan BAZNAS. Yaitu, Rumah Makmur, Rumah Cerdas Anak Bangsa, Rumah Sehat, Kaderisasi 1.000 Ulama, Konter Layanan Mustahik, dan Tanggap Darurat Bencana. Ketujuh
The village became the priority because the majority of poor people in Indonesia who in 2012 reached 28.59 million people, are in rural areas which is 14.7 %, compared to urban areas, which is 8.60%. ZCD is not new because it has been done in some districts or cities, such as Yogyakarta, Bogor, and Bali, which may differ in terms of preparation and planning. According to the Chairman BAZNAS, Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, ZCD 100 villages can be more focus so that there will be good planning, clear data, and comprehensive mentoring. ZCD is chosen to be a national program because the program is more comprehensive and integrative. It means that it includes a variety of programs, such as education, health, and social. Thus, ZCD includes six out of the seven BAZNAS important program, namely Rumah Makmur, Rumah Cerdas Anak Bangsa, Rumah Sehat, Kaderisasi 1000 ulama, Mustahik Service Counter, Disaster and Emergency Response. These seven programs are included in BAZNAS five major program: Indonesia Makmur, Indonesia Cerdas, Indonesia ehatS, Indonesian Takwa, and Indonesia Peduli. Therefore, ZCD is defined as a comprehensive community development programs by integrating economic and social aspects (religion, health, and environment) that it funding comes from zakat, infaq and shodaqoh (ZIS) in order to create a prosperous and independent society. From this definition, it is clear that ZCD program wants to create prosperous and independent society viewed from four aspects, namely education, economy, religion and health. Religious side is included because the source of ZCD funds come from ZIS or built from the religion (Islamic law). This is what distinguishes common Community
BAZNAS Annual Report 2012
23
Program itu harus datang dari masyarakat itu sendiri (bottom up), bukan suatu yang dipaksakan datang dari atas (top down).
program ini ada dalam lima program besar BAZNAS: Indonesia Makmur, Indonesia Cerdas, Indonesia Sehat, Indonesia Takwa, dan Indonesia Peduli. Karena itu, ZCD didefinisikan sebagai program pengembangan komunitas secara komprehensif dengan mengintegrasikan aspek ekonomi dan sosial (agama, kesehatan, dan lingkungan) yang pendanaannya bersumber dari dana zakat, infak dan sedekah (ZIS), sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera dan mandiri. Dari definisi ini jelas bahwa masyarakat yang ingin dilahirkan dari program ZCD ini adalah masyarakat yang sejahtera dan mandiri dilihat dari empat aspek, yaitu pendidikan, ekonomi, keagamaan dan kesehatan. Sisi keagamaan dimasukkan karena sumber dana ZCD berasal dari ZIS atau yang dibangun dari agama (syariah Islam). Inilah yang membedakan pemberdayaan
24
BAZNAS Annual Report 2012
Development (CD) to the BAZNAS ZCD. Thus, in this ZCD, besides health, education, and economic side, religious side can be an indicator of the success of the ZCD program as well. For example, how many people who perform ZIS, how many people activities in religious activities, and how many people who are able to read and write the Koran must be increasing. To achieve such a society purposed by ZCD, it must go through the processes or stages. There are at least seven stages that must be passed, namely preparation, assessment, planning, action plan formulation, implementation, monitoring and evaluation, and program termination. ZCD in 100 villages have been launched on a national working meeting (Rakernas) which was attended by BAZNAS representatives from 34 provinces, on 16-17 January 2013 in Bogor, together with the12th BAZNAS anniversary. At the National working meeting,
atau Community Development (CD) yang sifatnya umum dengan ZCD BAZNAS. Maka, dalam ZCD ini selain faktor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, sisi keagamaan juga menjadi indikator keberhasilan program ZCD. Misalnya, berapa penambahan jumlah orang yang menunaikan ZIS, berapa peningkatan aktivitas masyarakat dalam kegiatan keagamaan, dan berapa peningkatan jumlah anggota masyarakat yang mampu baca dan tulis Al-Quran.
the guidelines about the implementation of the ZCD, including the stages, were delivered. Due to the stages, not every village proposed by BAZNAS through filling of basedline surveys in the district or city, is approved to be guided village. When it cannot meet the requirements, filled basedline survey will be returned to the district or city. Thus, in the year of 2013, ZCD could not be in the 100 villages. Based on the data entry, it is predicted that in 2013 there will be more than 30 villages that can run ZCD.
Untuk mencapai masyarakat seperti yang dicita-citakan ZCD itu harus melalui proses atau tahapan-tahapan. Paling tidak ada tujuh tahapan yang harus dilalui, yaitu persiapan, pengkajian, perencanaan, formulasi rencana aksi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta terminasi program. ZCD di 100 desa ini telah di-launching pada rapat kerja nasional (Rakernas) yang dihadiri perwakilan BAZNAS dari 34 provinsi, 16-17 Januari 2013 di Bogor, bersamaan dengan milad BAZNAS yang ke -12. Pada Rakernas itu disampaikan tentang pedoman pelaksanaan ZCD, termasuk di dalamnya tahapan-tahapan itu.
This is done because ZCD is a bottom up program, which was derived from the information in the villages with certain criteria, should consist of Muslim community and the number of poor people should be above 50 %; not the top-down program , which is forced to hit the target.
Karena ada tahapan-tahapan itu, tidak setiap desa yang diajukan BAZNAS kabupaten/kota melalui pengisian basedline survey disetujui menjadi desa binaan. Bila tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka basedline survey yang telah diisi dikembalikan lagi ke kabupaten/kota. Dengan demikian, bisa jadi pada tahun 2013 ini ZCD tidak di 100 desa. Berdasarkan, data yang masuk, diprediksi, pada 2013 ada lebih 30 desa yang bisa menjalankan (kick off) ZCD. Hal ini dilakukan karena ZCD ini adalah program bottom up, yang lahir dari informasi desa, dengan kriteria, komunitasnya harus muslim dan
With a bottom-up approach, it is expected that the villagers can feel owning ZCD program, so they want to participate by implementing, monitoring and maintaining ZCD programs. Thus, the programs do not just run out or end up, like a physical development project, but it runs continuously. For the success of this program, BAZNAS form ZCD Management and Supervision Team (TP3) based on the MoU (Memomarandum of Understanding) between BAZNAS in the central, province and district or city level, which is signed by the Chairman of BAZNAS, and Co-operation Agreement (PKS) between the Chairman of BAZNAS in province and district or city level. The manager in TP3 consists of the Chief Manager (ex officio of the Head of the Administrative and Distribution Division of BAZNAS), Information Data Center (provinceleveled BAZNAS), and the Administrator or the assessor (district or city-leveled BAZNAS). Meanwhile, the Trustees consist of Chairman of Trustees (ex officio of BAZNAS Managing
BAZNAS Annual Report 2012
25
jumlah orang miskinnya harus di atas 50%, bukan program top down, yang dipaksakan untuk mencapai target. Dengan pendekatan bottom up diharapkan, masyarakat desa merasa memiliki program ZCD, sehingga mereka mau berpartisipasi melaksanakan, mengawasi dan memelihara program ZCD. Jadi, program itu tidak habis atau berakhir begitu saja, seperti sebuah proyek pembangunan fisik, tapi terus berkelanjutan. Untuk keberhasilan program ini, maka dibentuklah Tim Pengelola dan Pengawas Program (TP3) ZCD berdasarkan MoU antara BAZNAS dan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota yang ditandatangani Ketua Umum BAZNAS dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ketua Pengawas dengan Ketua BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pengelola dalam TP3 itu terdiri dari Ketua Pengelola (ex officio Kepala Divisi Pendayagunaan dan Pendistribusian BAZNAS), Pusat Data Informasi (BAZNAS Provinsi), dan Administrator atau Assessor (BAZNAS Kabupaten/Kota). Sedangkan Pengawas terdiri dari Ketua Pengawas (ex officio Direktur Pelaksana BAZNAS), dan Ketua BAZNAS Provinsi dan Ketua BAZNAS Kabupaten/Kota. Assessor atau pengkaji yang ada di daerah bertugas melakukan pengkajian untuk setiap desa sebelum suatu program diimplementasikan. Kalau analisanya salah, maka implementasinya juga tidak tepat. Di sinilah perlunya seorang assessor yang andal. Bila ada kesulitan dalam mencari assessor andal, program ZCD bisa disinergikan dengan lembaga perguruan tinggi (PT), misalnya Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM)-nya. Dalam melakukan kajian akan ditemukan
26
BAZNAS Annual Report 2012
Director), and Chairman of BAZNAS in province and district or city level. Assessors in the district or city level are in charge in conducting the assessment for each village before a program is implemented. If the analysis is incorrect, the implementation will be improper. This is where the need for a reliable assessor exists. If there is difficulty in finding a reliable assessor, ZCD program can be synergized with higher education institutions (University), for example, the Public Service board (LPPM). In conducting the study, there will be found many obstacles, namely, the difficulty in reaching the ranked vilange to be ZCD village, for example, it takes 6 hours to go there. Finally, the selected villages are poor villages within reachable area, for example, it takes only 2 hours to go there. Another obstacle is the basis village differences, for example agriculture, industry, and beach. Given those constraints, it is predicted that the fastest program termination occurs after three years. That is the ZCD managers, especially TP3, have to work hard and smart. Therefore, BAZNAS has been built synergies since in the beginning. For example, BAZNAS asked for help from LPPM Gadjah Mada University (UGM) to conduct monitoring and evaluation. To be able to make people continue the ended ZCD programs, there will be the program assistants under the assessors which exclude from the structure of TP3. They are taken from the local cadres who know the local issues. To recruit them, BAZNAS cooperate with various organizations or agencies, such as health centers (for health assistance) or the Indonesian Council of Ulama (for religious assistance). Those who take part in the ZCD, such as administrator, assessor, and assistance,
banyak kendala, antara lain, sulitnya suatu desa miskin yang sudah di-ranking menjadi desa ZCD untuk dijangkau, misalnya dibutuhkan waktu 6 jam. Akhirnya, yang dipilih adalah desa miskin yang mudah dijangkau, misalnya, yang dibutuhkan waktu hanya 2 jam. Kendala lain, basis desa itu berbeda-beda. Ada pertanian, industri, ada pula pantai. Dengan adanya berbagai kendala itu, maka diperkirakan terminasi program paling cepat terjadi setelah tiga tahun. Artinya, para pengelola ZCD, terutama TP3 harus bekerja keras dan cerdas. Karena itu, sejak awal BAZNAS telah membangun sinergi. Misalnya, meminta bantuan LPPM Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan monitoring dan evaluasi program. Agar masyarakat desa binaan mampu meneruskan program ZCD yang sudah berakhir, maka di bawah assessor ada tenaga pendamping program yang tidak masuk dalam struktur TP3. Mereka diambil dari kader setempat yang tahu masalah setempat. Untuk merekrutnya bekerja sama dengan berbagai organisasi atau dinas, seperti Puskesmas (untuk pendamping kesehatan) atau Majelis Ulama Indonesia (untuk pendamping keagamaan). Mereka yang berkiprah di ZCD, seperti administrator, assessor, dan pendamping, harus bekerja secara full time. Sebab, program ZCD ini tidak bisa dikerjakan secara sambilan. Selain itu, mereka pun harus bekerja sesuai dengan kriteria dan etika bekerja yang dibuat saat perekrutan. Misalnya, seorang administrator, adalah dia yang suka di kantor. Sedangkan assessor dan pendamping adalah mereka yang suka di lapangan. Program ZCD ini sebenarnya program yang juga ingin dikembangkan banyak kementerian. Maka, mereka mudah
had to work full time. Therefore, the ZCD program can not be done part-timely. In addition, they also have to work based on the criteria and professional ethic made after recruiting process. For example, an administrator is the one that likes to work at the office, while the assessor and their assistance are the once who like to work in the field. A lot of ministries want to develop such programs like ZCD programs. Thus, they are easy to get along or to cooperate with this BAZNAS ZCD. For example, the Ministry of Social Affairs (Kemensos) that has the District Welfare, the Ministry of Agriculture (Kementan) which has community development programs in villages, the Ministry of Religious Affairs (Kemenag) and Ministry of People Welfare (Kesra). There are also various universities, such as the Bogor Institute of Agriculture (IPB) who respond to the implementation of ZCD program, for example, by providing agricultural experts in order to provide
BAZNAS Annual Report 2012
27
28
BAZNAS Annual Report 2012
diajak atau mau bekerja sama dengan ZCD BAZNAS ini. Misalnya, Kementerian Sosial (Kemensos) yang punya Kabupaten Sejahtera dan Kementerian Pertanian (Kementan) yang punya program pemberdayaan masyarakat di desadesa, Kementerian Agama, (Kemenag) dan Kesejaheraan Rakyat (Kesra). Begitu pula berbagai perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka merespon pelaksanaan program ZCD ini, misalnya, dengan menyediakan tenaga ahli pertanian untuk keperluan pelatihan-pelatihan pertanian yang diselenggarakan dalam program ZCD. Bahkan, keterlibatan dinas atau lembaga di daerah juga ada. Misalnya, dengan dinas setempat atau MUI di daerah. Dalam hal kerja sama ini BAZNAS tidak menerima dana, tetapi mendapat dukungan berupa infrastruktur, misalnya, 4.000 unit traktor dari Kementan. Sedangkan biaya operasionalnya datang dari Kemenag. Dalam hal pendanaan, BAZNAS telah memberikan dana stimulus sebesar Rp5 miliar untuk 100 desa atau Rp50 juta per desa. Dengan adanya dana stimulus ini diharapkan, BAZNAS daerah terdorong untuk menghimpun dana ZIS seoptimal mungkin sehingga bisa menambah jumlah pendanaan ZCD di wilayahnya. Perusahaan-perusahaan pun bisa bekerja sama dengan cara mengalokasikan dana, misalnya, dana CSR-nya pada program ZCD.
agriculture training programs held in the ZCD. In fact, the involvement of governmental agencies or institutions in the field is also available, for example, with the local governmental agencies and Indonesian Council of ulama (MUI). In terms of this cooperation, BAZNAS do not receive funding, but received support in the form of infrastructure, for example, 4.000 units of tractor from the Ministry of Agriculture. Meanwhile, the operating costs come from Ministry of Religious Affairs. In terms of funding, BAZNAS has provided up to 5 billion rupiahs for 100 villages or, in other words, 50 million rupiahs per village. With this funding, it is expected to encourage district or city-leveled BAZNAS to collect zakat as optimal as possible so that it can increase the amount of ZCD funding in its region. The companies can work together to allocate funds, for example, its CSR (Company Social Responsibility) funds on ZCD programs. BAZNAS open the widest chance to cooperate with various parties for the success of the ZCD program. If ZCD program is claimed to be part of their program, it does not become a problem for BAZNAS. The most important things is the same goal that they have which is to create prosperous and independent society.
BAZNAS membuka seluas-luasnya kerja sama dengan berbagai pihak demi kesuksesan program ZCD. Kalaupun program ZCD ini diklaim menjadi bagian program mereka, bagi BAZNAS hal itu tak menjadi masalah. Yang penting, tujuannya sama, yaitu sama-sama ingin menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri.
BAZNAS Annual Report 2012
29
“SRI atau System of Rice Intensification (SRI) adalah salah satu metode penanaman padi yang mampu memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibanding cara tradisional, dengan cara menghemat penggunaan bibit, air, pupuk dan asupan kimiawi lainnya.”
30
BAZNAS Annual Report 2012
Srimartani: Mandiri Pangan dan Energi Srimartani: Food and energy independent BAZNAS memiliki berbagai macam program unggulan, antara lain, Zakat Community Development (ZCD). ZCD ini dilaksanakan di sejumlah desa miskin di seluruh nusantara dengan sasaran intinya adalah memberdayakan masyarakat dhuafa (mustahik) melalui kegiatan di berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, dan pendidikan, sehingga mereka menjadi muzaki. Salah satu desa yang menjadi model ZCD BAZNAS adalah Desa Srimartani, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Sebagian besar atau sekitar 62% warga Desa Srimartani tergolong pra sejahtera dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Jadi, mereka masih perlu mendapat dukungan untuk ditingkatkan taraf hidup ekonominya. ZCD di Desa Srimartani ini bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) untuk melakukan pemberdayaan masyarakat Desa Srimatani, Piyungan, dalam Pengembangan Wilayah Agropolitan, Mendukung Program Ketahanan Pangan. Dalam kerja sama itu dilakukan berbagai macam program, antara lain, Penguatan Budaya dan Kepedulian Masyarakat dalam Konservasi Tanah dan Air, yang salah satu kegiatannya adalah menerapkan SRI atau System of Rice Intensification. SRI adalah salah satu metode penanaman padi yang mampu memberikan hasil panen yang lebih tinggi dibanding cara tradisional, dengan cara menghemat penggunaan bibit, air, pupuk dan asupan
BAZNAS has a wide range of excellent programs , among others , Zakat Community Development ( ZCD ) . ZCD is implemented in a number of poor villages across the archipelago with its core objectives is to empower poor communities ( mustahik ) through activities in various fields , such as economics , social , and education , so that they become muzakis. One village that became a model ZCD BAZNAS is Srimartani , Piyungan , Bantul , Yogyakarta . The majority of residents , or approximately 62 % of pre Srimartani relatively prosperous and are dependent on the agricultural sector . So , they still need support for improved economic standard of living . ZCD Srimartani in collaboration with the Faculty of Agricultural Technology , Gadjah Mada University ( UGM FTP ) to empower villagers Srimatani , Piyungan , in Agropolitan Regional Development , Food Security Support Programme . In cooperation was carried out various programs , among others , Strengthening Cultural and Community Care in Soil and Water Conservation , which is one of the activities is to apply SRI or System of Rice Intensification . SRI is one method of rice cultivation , which could give higher yields than the traditional way , by saving the use of seeds , water , fertilizers and other chemical intake . According to the Secretary of the Farmers Group Association ( union) Srimartani , Joel, SRI was that the Javanese say , S ( sedoyo ) , R ( Rodo ) , I ( economical ) . With the SRI paddy production can be
BAZNAS Annual Report 2012
31
kimiawi lainnya. Menurut Sekretaris Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Srimartani, Jumadi, SRI itu kalau orang jawa bilang, S (sedoyo), R (rodo), I (irit). Dengan adanya SRI ini produksi pertanian padi dapat meningkat dan masyarakat sadar akan pentingnya menghemat air terutama dalam pertanian. Dulu, sebelum SRI diterapkan di Desa Srimartani, produksi padinya hanya sekitar 5-6 ton per hektar. Tapi, setelah SRI diterapkan sejak 2011, hasilnya bisa mencapai 8-9 ton per hektar. Bagi petani Desa Srimartani, budidaya hemat air ini awalnya merupakan hal baru. Maka, metode ini tak begitu saja diterima masyarakat. Mereka masih ragu dengan hasilnya. Sebab, bibitnya masih muda (maksimal 12 hari) dan yang ditanam pada satu lubang cuma satu bibit. Maka, FTP dan Rumah Pintar (Rumpin) Piyungan-BAZNAS, melakukan percontohan penanaman padi cara SRI di dua lokasi yang berbeda, yaitu di Dusun Mutihan dan Daraman. Setelah itu, Rumpin Piyungan melakukan lomba budidaya SRI, akhir 2012 dengan hadiah utama seekor kambing. “Pelaksanaan lomba ini hanya untuk merangsang petani agar mau mengimplementasikan padi SRI,”kata Dekan FTP UGM Dr.Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng. Lomba ini diikuti 15 orang petani. Pemenang yang berhak membawa seekor kambing adalah Muktohar, petani dusun Kwasen, dengan produksi tertinggi mencapai 9, 04 ton per hektar, mengalahkan peserta lainnya yang hasil panennya hanya sekitar 7 ton per hektar. SRI ini benar-benar mampu meningkatkan produksi padi lahan Muktohar yang luasnya hanya 700 m2. Kalau dulu sebelum ada SRI, hasil panennya hanya 12-13 karung. Sekarang, setelah ada SRI, hasilnya bisa mencapai 16 karung. Karena itu, ia berjanji akan terus menggunakan
32
BAZNAS Annual Report 2012
increased and the public aware of the importance of saving water , especially in agriculture . In the past , before the SRI applied in Srimartani , rice production is only about 5-6 tons per hectare . But , after SRI applied since 2011, the results can reach 8-9 tons per hectare . For farmers Srimartani , water -saving cultivation was initially a novelty . Thus , this method is not just accepted by society . They are still unsure of the outcome . Therefore , young seedlings ( maximum 12 days ) and were planted in one hole only one seed . Then , FTP and Smart House ( Rumpin ) Piyungan - BAZNAS , perform pilot SRI method of rice cultivation in two different locations , namely in Hamlet Mutihan and Daraman . After that , Rumpin Piyungan do SRI cultivation race , ending 2012 with a grand prize of a goat . “ Implementation of this race just to stimulate farmers to implement SRI paddy , “ said Dean FTP UGM Dr.Ir. Lili Sutiarso , M.Eng . The competition was followed by 15 farmers . Winners are entitled to bring a goat is Muktohar , farmers Kwasen hamlet , with a peak output 9 , 04 tons per acre , beating other participants who harvest is only about 7 tons per hectare . SRI is actually able to increase the production of paddy land Muktohar which covers only 700 m2 . If before there SRI , the harvest is only 12-13 sacks . Now , after the SRI , the results can reach 16 sacks . Because of this , he promised to continue to use SRI in rice farming . Muktohar success is encouraging other farmers to participate in the second race SRI . Farmers who enroll increased to 45 people . But , once selected again , especially about the amount of seed planted , which passes so participants only 25 farmers . Therefore , there are some candidates who plant
SRI dalam usaha tani padinya. Keberhasilan Muktohar ini mendorong petani lain untuk ikut pada lomba SRI yang kedua. Petani yang mendaftar meningkat jadi 45 orang. Tapi, setelah diseleksi lagi, terutama soal jumlah bibit yang ditanam, yang lolos jadi peserta hanya 25 petani. Sebab, ada beberapa calon peserta yang menanam lebih dari satu bibit dalam satu lubang dan ini tidak sesuai dengan ketentuan Lomba kedua ini tidak lagi diurus oleh Rumpin Piyungan, tapi oleh kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan. Dan, Jumadi diserahi tugas menjadi koordinator lomba. Ini salah satu upaya membangun komunitas agar menjadi komunitas yang mandiri. Dari jumlah peserta lomba, terlihat bahwa jalan penerapan SRI masih lambat, tapi ada kepastian, bahwa masyarakat mandiri akan lahir. Sebab, peran serta
more than one seed in a hole and is not in accordance with the provisions of The second race is no longer maintained Rumpin Piyungan , but by a group of farmers who are members of Gapoktan . And , Jumadi was assigned to be the coordinator of the race. This is an effort to build communities to become self-reliant communities . Of the number of participants in the race , it appears that the road is still slow adoption of SRI , but no certainty , that the independent community will be born . Therefore, the role of the community continue to be presented in each activity . Without having to be forced - forced .
Women Farmers Group Community built in the ZCD farmer groups not only men, but also women farmer groups ( KTW ) . They are guided and nurtured to perform various activities , among others
BAZNAS Annual Report 2012
33
Sejak program ini masuk, kami belum pernah membeli gas untuk masak. Dengan program ini, kebersihan lingkungan juga terjaga dan tidak bau lagi. masyarakat terus dihadirkan dalam setiap kegiatan. Tanpa harus dipaksa-paksa.
Kelompok Tani Wanita Komunitas yang dibangun dalam ZCD ini tidak hanya kelompok tani lakilaki, tetapi juga kelompok tani wanita (KTW). Mereka dibimbing dan dibina untuk melakukan berbagai kegiatan, antara lain, bertani sayuran, seperti cabe, terong dan tomat di pekarangan atau di polybag. Selain untuk kebutuhan sendiri, sayuran itu juga dijual untuk menambah penghasilan keluarga. Caranya, sayuran itu dititipkan ke warung-warung. KTW yang beranggotakan 29 orang ini tiap bulannya, pada setiap tanggal 15, mengadakan pertemuan untuk membicarakan kegiatan-kegiatan lain yang perlu dilakukan demi kemajuan kelompok. Salah satunya adalah pembuatan kripik pisang. Kripik pisang ini juga dititipkan ke warung-warung. Kegiatan KTW lainnya adalah simpan pinjam, arisan, dan pelatihan usaha tani. Dengan adanya kegiatan itu ibu-ibu jadi banyak kesibukan. Menurut Ketua KTW Dusun Munggur, Siti Ngadzariyah, banyak kesibukan itu menyenangkan karena bisa menambah penghasilan dan wawasan.
Kelompok Peternak Sapi Terpadu Dalam ZCD ini juga dilakukan Program Optimalisasi Pemanfaatan Limbah
34
BAZNAS Annual Report 2012
, farmed vegetables , such as peppers , eggplant and tomatoes in the yard or in polybags . In addition to its own needs , it also sold vegetables to supplement the family income . The trick , it was entrusted to the vegetable stalls . KTW consisting of 29 individuals each month , on the 15th , held a meeting to discuss other activities that need to be done for the betterment of the group . One is the manufacture of banana chips . Banana chips is also deposited into the stalls . KTW other activities are savings and loans , gathering , and farming training . Given the activities of the mothers so much busyness . According to the Chairman of Hamlet Munggur KTW , Siti Ngadzariyah , a lot of fun because of the busyness that can increase revenue and insight .
Integrated Cattle Breeders Group In this ZCD also performed Optimization Program and the Livestock Waste Utilization of Agricultural Products in Energy Conservation Effort . One of the activities is the provision of assistance to the cow barn is equipped with biogas and composting plant to seven cattle ranchers who joined the Integrated Cattle Breeders Group ( KPST ) Bulusari Hamlet , Srimartani .
Ternak dan Hasil Pertanian dalam Usaha Konservasi Energi. Salah satu kegiatannya adalah pemberian bantuan sapi dengan kandangnya yang dilengkapi dengan instalasi biogas dan rumah kompos kepada tujuh peternak sapi yang bergabung dalam Kelompok Peternak Sapi Terpadu (KPST) di Dusun Bulusari, Srimartani. Setelah ada program ini, kebersihan lingkungan terjaga dan tidak bau lagi. Sebab, sapi dipelihara dalam satu kandang. Setelah ada kandangnya, kotoran sapi tidak menumpuk lagi, tapi terus dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas buat keperluan memasak dan penerangan. Menurut Ketua KPST Faturakhman, biogas ini baru bisa dimanfaatkan untuk rumah yang dekat dengan instalasi biogas itu. Sehingga baru tiga rumah tangga yang bisa menikmati biogas itu baik untuk penerangan maupun untuk memasak. Penerangan kandang juga berasal dari biogas itu. Selain biogas, kotoran sapi juga bisa menghasilkan pupuk kandang. Kelompok ini menjual pupuk kandang itu ke petani, biasanya dari luar dusun Bulusari. Kelompok ini pernah menjual sekitar 3 ton pupuk kandang. Dan, uang hasil penjualan ini dipakai untuk pemeliharaan kandang. Kandang yang dibangun secara gotong royong itu memang perlu dirawat. Dana perawatannya, selain dari pupuk kandang, juga dari bagi hasil pemeliharaan ternak sapi bantuan, yaitu 60: 40. Artinya, bila sapi itu dijual dan keuntungannya Rp1 juta, maka Rp600 ribu untuk pemelihara (kelompok), dan Rp400 ribu untuk pemilik ternak (yang menitipkan). Sekarang sudah ada yang menitipkan sapinya di kandang KPST. Dengan cara itu diharapkan sapi bantuan itu akan terus bertambah banyak dan memberi manfaat kepada masyarakat, khususnya para peternak sapi. Awalnya, sapi bantuan ini , berjumlah tujuh ekor. Setelah dijual pada Hari Raya Qurban
After the program , the cleanliness of the environment maintained and not smell anymore . Therefore , cows kept in one cage . After the cage , cow manure does not accumulate anymore , but continue to be used to produce biogas for cooking and lighting purposes . According to the Chairman of KPST Faturakhman , the biogas can be used for the new house close to the biogas plant . So that only three households could enjoy it either biogas for lighting and cooking . Illumination enclosure also comes from the biogas . In addition to biogas , the manure can also produce manure . This group sells the manure to farmers , usually from outside the hamlet Bulusari . These groups have been sold about 3 tons of manure . And , the money from the sale is used for the maintenance of the cage . Enclosure constructed of mutual aid that does need to be treated . Maintenance funds , other than manure , also from the results of cattle raising assistance , ie 60 : 40 . That is, if the cow was sold and the profits of Rp 1 million , then Rp600 thousand to maintainer ( group ) , and 400 thousand for livestock owners ( who left ) . Now there are cows in the stable entrust KPST . That way it will help the cow is expected to continue to grow and provide many benefits to the community , especially cattle farmers . Initially , this assistance cow , totaling seven tails . Once sold on the Feast of Sacrifice ( 2012) , the group has the advantage 1 cows. Cow to 7 tails . Now everything is changed cows . And already there are childless .
Water User Groups Bulusari Hamlet , rarely get clean water shortages . So , they do not complain about clean water . In contrast to Hamlet Umbulsari more rock than soil . They often complain about the difficulty of clean water .
BAZNAS Annual Report 2012
35
(2012), kelompok punya keuntungan 1 ekor sapi. Sapinya menjadi 7 ekor. Sekarang semuanya diganti sapi betina. Dan sudah ada yang beranak.
Kelompok Pengguna Air Bersih Warga Dusun Bulusari, jarang mendapatkan kesulitan air bersih. Maka, mereka tak mengeluhkan soal air bersih. Berbeda dengan warga Dusun Umbulsari yang lebih banyak batu daripada tanahnya. Mereka sering mengeluh tentang sulitnya air bersih. Maka, dalam ZCD ini BAZNAS dan FTP juga melakukan Program Pengadaan Air Bersih di Dusun Umbulsari melalui Kelompok Pengguna Air Bersih. Bagi warga yang memerlukan air bersih, bisa datang ke tempat penampungan air untuk mengambil air atau sekadar membersihkan tangan dan kaki. Wartini, seorang warga Dusun Umbulsari mengaku senang senang dengan adanya penampungan air ini. Ibu dua anak itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya, biasanya membeli air lewat tangki sebulannya Rp90 ribu. Setelah fasilitas penampungan air bersih ini ada, dia hanya membayar per meter kubik Rp5.000 lewat kelompok. Jadi, kehadiran penampung air bersih ini bermanfaat sekali untuk masyarakat, khususnya bagi Wartini yang suaminya bekerja sebagai buruh di toko besi itu.
Kehadiran penampung air bersih ini bermanfaat sekali untuk masyarakat
36
BAZNAS Annual Report 2012
Thus , in this ZCD BAZNAS and FTP also perform Water Supply Program in Hamlet Umbulsari through Water User Groups . For residents who need clean water , could come into the cistern to collect water or just cleaning the hands and feet . Wartini , a resident of Hamlet Umbulsari admitted pleasantly pleased with this water reservoirs . Mother of two children , to meet the water needs of the family , usually a month to buy water through the tank Rp90 thousand . After the clean water storage facilities there , he just pay Rp 5,000 per cubic meter through the group . Thus , the presence of this water reservoir once to the community , especially for Wartini whose husband works as a laborer at the hardware store .
Kerja Sama BAZNAS dan Jurusan Teknik Pertanian FTP UGM Srimartani, Pengembangan Wilayah Agropolitan untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Dr. Ir. Lilik Sutiarso, M.Eng. Dekan FTP UGM Kerja sama antara BAZNAS dan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) yang berlokasi di Desa Srimartani dibagi menjadi 4 program utama, yaitu: 1. Pengembangan teknologi pascapanen dan pengolahan hasil produk pertanian lokal. Program ini berupaya untuk memunculkan produk makanan berbahan baku hasil pertanian lokal (ketela, sukun, dan pisang) dan dilakukan dengan membina kelompok tani wanita. 2. Penguatan budaya dan kepedulian masyarakat dalam konservasi tanah dan air, dilakukan beberapa kegiatan. Diantaranya, memperkenalkan budidaya padi hemat air atau dalam istilah lain disebut System of Rice Intensification (SRI). Kegiatan lain yang terkait program ini adalah pengadaan air bersih bagi masyarakat, karena Desa Srimartani memiliki wilayah yang separuhnya
BAZNAS Cooperation with Agricultural Engineering Department, UGM Srimartani, Agropolitan Regional Development to Support Food Safety and Security Program Dr. Ir. Lili Sutiarso, M.Eng. The Dean of FTP UGM The cooperation between BAZNAS and the Department of Agriculture Engineering of Agricultural Technology Faculty of Gadjah Mada University ( UGM FTP ) located in Srimartani is divided into 4 main programs, namely : 1. Developing post-harvest technology and processing local agricultural products. This program seeks to develop food products made from local crops (cassava, breadfruit, and bananas) performed by fostering women farmer groups. 2. Strengthening cultural and community care in the soil and water conservation. It is done through several activities, namely introducing water-saving rice cultivation or in other terms called the System of Rice Intensification (SRI). Another activitiy related
BAZNAS Annual Report 2012
37
adalah daerah berbukit. BAZNAS dan Jurusan Teknik Pertanian FTP UGM membantu mengatasi hal tersebut dengan membangun bak air bersama warga yang bertempat di lokasi mudah diakses oleh warga. 3. Optimalisasi pemanfaatan limbah ternak dan hasil pertanian dalam usaha konservasi energi. Kegiatannya, membangun kandang ternak yang dilengkapi dengan instalasi biogas sebagai bahan bakar untuk memasak, serta pupuk kompos dari pengolahan limbah ternak. 4. Peningkatan produktivitas usaha dan ternak melalui pengembangan usaha tani terpadu (Integrated Farming System). Terdapat beberapa kegiatan, di antaranya adalah pengadaan, manajemen pengelolaan serta operasional alat mesin pertanian (alsinta). Masyarakat diberikan pelatihan bagaimana cara mengoperasikan alat-alat mesin pertanian, bagaimana merawat dan memperbaiki alsinta apabila terdapat kerusakan. Kegiatan lain adalah yang terkait dengan sistem pertanian terpadu yang lebih difokuskan pada budidaya padi dan ikan atau biasa disebut mina padi. Keuntungan mina padi, antara lain, terjadi peningkatan produksi padi 5-10% karena kotoran dan sisa pakan (pupuk), perbaikan struktur tanah dan aerasi, dan pengawasan gulma dan hama. Masyarakat Desa Srimartani sangat menerima program Zakat Community Development ini. Hal tersebut dibuktikan dengan antusiasme masyarakat mensukseskan program untuk mengembangkan wilayah agropolitan dalam mendukung program ketahanan pangan. Masyarakat berharap program ini tetap berlanjut hingga tercapai tujuan menjadi desa mandiri pangan dan energi.
38
BAZNAS Annual Report 2012
to this program is the provision of clean water for the community, because Srimartani is an area where a half of its area is hilly area. BAZNAS and Department of Agriculture Engineering of Agricultural Technology Faculty of Gadjah Mada University (UGM FTP) help overcome this problem by building a water bath together with the society in an accessible location. 3. Optimizing the utilization of animal wastes and agricultural products in energy conservation efforts. It involves building a cattle equipped by installation of biogas as a fuel for cooking and composting from livestock waste treatment. 4. Increasing the productivity of business and livestock through the development integrated farming (Integrated Farming System). It involves several activities, namely the provision, utilization and operational management of agricultural machinery (alsinta). Communities are given training on how to operate farm machinery tools, how to maintain and repair the damage. Another activity is related to the integrated farming system that is more focused on the cultivation of rice and fish or commonly called as mina padi. The advantages mina padi are the increasing of rice production for about 5-10 % due to impurities and residual feed (fertilizer), improving soil structure and aeration, and weed and pest control. Srimartani community highly accepts this Zakat Community Development program. This is proven by enthusiasm of the community to make this program successful by expanding the Agropolitan program in order to support of food safety and security programs. People expect this program will be continued so that the goal of becoming independent village in terms of food and energy can be achieved.
Sumur merupakan sumber air utama di desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan buruh.
Aliran Dana Zakat, Mengalirkan Air Bersih di Srunggo Zakat Fund Flow, Flowing Water in Srunggo Gempa yang terjadi pada 2006 lalu memporakporandakan Yogyakarta. Tak terkecuali Dusun Srunggo 1 dan 2, Desa Selopamioro, Imogori, Bantul. Sumber air yang ada di dusun ini pun ikut terkena dampaknya. Masyarakat secara swadaya bergotong royong memperbaiki sumur air yang terdampak gempa. Sumur merupakan sumber air utama di desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan buruh tersebut. Melihat hal ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggulirkan program Zakat Community Development (ZCD) di desa ini berupa pembuatan sumur sebagai sumber air buat masyarakat. Program diterapkan dalam dua tahap sejak tahun 2007 lalu. Di desa yang juga terdapat Gua Cermai ini dibangun dua sumber mata air. Pembangunannya menggunakan dua teknologi yang berbeda. Pertama, menggunakan sistem hipump
Almost all of the area at Yogyakarta has been devastated by the earthquake which happened at the last 2006. Ones of which are the hamlet of Srunggo 1 and 2, Selopamioro , Imogori , Bantul. The existing water resources in this area are also got damaged. Consequently, the people there worked together to fix independently those water resources. Wells are the main water sources in that area in which most of people living there work as farmers and the laborers. Seeing this condition, the National Zakat Agency (BAZNAS) rolled a program called Zakat Community Development (ZCD) in this area whose purpose is to build wells as a water sources for people. This program has been implemented in two phases since 2007. At the village at which the Cermai cave is located, two water sources are constructed. Both of them use two different techniques in the construction. The first technique is what
BAZNAS Annual Report 2012
39
(hidrolik pump). Teknik ini memanfaatkan gaya gravitasi. Ini dterapkan karena adanya perbedaan ketinggian tanah. Kedua, menggunakan listrik karena ketinggian tanah yang lebih landai. Dalam pelaksanaanya, BAZNAS bekerja sama dengan LPPM Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Water Life Community. Tim ini membuat dua penampungan air besar yang berfungsi sebagai induk tandon air. Dari dua induk tandon tersebut, air kemudian dialirkan ke penampungan air yang lebih kecil yang tersebar di seluruh dusun sejumlah 16 tandon air kecil. Manfaat pembuatan sumur dan tandon penampung air sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Selopamioro. Sebelum adanya program ini, masyarakat yang biasanya setiap malam mengantre di Gua Cermai untuk mencari air bersih, kini tidak lagi. Manfaat yang lain adalah masyarakat bisa lebih produktif karena penggunaan waktunya menjadi lebih efektif. Tidak dihabiskan untuk mengantre air. Masyarakat yang ingin menggunakan air untuk kebutuhan sehari-hari pun lebih mudah. Tidak lagi berebut dan saling sabotase dengan masyarakat lain yang ingin mengairi sawah atau kebunnya. Dampaknya, selain pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik karena tanaman pertanian dan hewan ternak tercukupi kebutuhan airnya, kerukunan dan semangat gotong royong juga meningkat. Hal ini terjadi karena setiap pelaksanaan program selalu melibatkan masyarakat secara bersama-sama. Selain program pengadaan air bersih, BAZNAS juga melakukan beberapa program pendukung lainnya seperti : • Pendirian Rumah Pintar
40
BAZNAS Annual Report 2012
we call as using hipump system (hydraulic pump). This technique utilizes the force of gravity and is implemented because of different position of the land whether it is higher or lower. The second technique is by using electricity. This kind of technique is implemented because of higher position of the land. In the implementation, BAZNAS was in collaboration with the LPPM of Gadjah Mada University (UGM) and the Water Life Community. This team made two huge water reservoirs that serve as the water reservoir holder. From the two holders, the water then is flown into 16 smaller water reservoirs scattered throughout the area. The people living at Selopamioro already get benefits from this wells and water reservoirs construction. Prior to the existence of this
• Pengembangan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) • Pendirian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) • Pelatihan Pertanian dan Peternakan • Pemeliharaan Fasilitas Program • Penyaluran Hewan Kurban dan Bantuan Beras Bantuan yang diberikan BAZNAS melalui program Zakat Community Development (ZCD) ini selalu melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan dan pengembangannya. Sehingga proses ini membangun jiwa kemandirian masyarakat Srunggo 1. Mulai dari perangkat desa sampai seluruh warga baik
program, people there had to queue every night to find clean water at Cermai Cave. But then, this miserable sight doesn’t happen anymore after the program has been held. Another benefit they get is that people can be more productive due to more effective use of time. They didn’t have to spend their time to queue looking for clean water. It’s even easier for them to get the water. They no longer scramble and sabotage each other with other people who want to irrigate their rice fields or gardens. The further impact is that the economic growth of the people is getting better because the water needs on their agricultural crops and livestock are fulfilled. Their tendency of harmony and mutual assistance in living is also improved. This happens because it always involves all of the people in every program execution. Besides running the program of water reservoirs construction, BAZNAS also performs some other support programs such as: • Building a Rumah Pintar; • Developing Quranic Education by involving what we know as Taman Pendidkan Al-Quran (TPA); • Building some institutions in establishing Early Childhood Education (ECD); • Holding some Agriculture and Animal Husbandry trainings; • Putting maintenance at the program facilities; • Distributing animals for Qurban and livestock. The assistance provided by BAZNAS through this Zakat Community Development (ZCD) program always involves all of the people in the maintenance and development. Both men and women in this community are actively involved in every event. Therefore, every program held is able to build their spirit
BAZNAS Annual Report 2012
41
laki-laki maupun perempuan semuanya berperan aktif dalam setiap kegiatan. Sedangkan melalui Rumah Pintar BAZNAS, anak-anak di desa tersebut mendapatkan pendidikan alternatif, berupa pendidikan lebih dini dari sebelumnya. Program ini menumbuhkan harapan warga akan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Tidak ada kendala atau tantangan yang berarti selama pelaksanaan program, karena adanya kekompakan baik dari warga, BAZNAS, maupun pihak lain yang terlibat, seperti LPPM UGM, dan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN).. Kepala Dukuh Srunggo 1 Abdul Kamid, 45 tahun, berharap, Dusun Srunggo 1 masih menjadi desa binaan BAZNAS sehingga pengembangan potensi desa dapat terealisasikan dengan lebih baik.”Kerja sama yang kompak selama ini dari semua elemen masyarakat dalam membangun jiwa kemandirian dan terbangunnya kepercayaan dalam menjaga amanah dapat diteruskan,” ujarnya.
42
BAZNAS Annual Report 2012
of independence. For instance, through the BAZNAS’ Rumah Pintar, the children living at Selopamioro can get alternative education, i.e. early education than ever before. It is expected from this program that it will finally create smarter generations for the better future. There are no significant obstacles or challenges during the implementation of the program. This is because of the good cooperation among the villagers, BAZNAS, and other parties involved, such as LPPM, and college students who are conducting their Kuliah Kerja Nyata. The 45-years-old-chief of Srunggo 1, Kamid Abdul, expects that Srunggo 1 will still be guided and assisted by BAZNAS so the village’s potential development can be realized better. “I hope the good cooperation among all elements of this society in building the spirit of independence and the trust establishment in maintaining mandate during the program can be passed on,” he said.
BAZNAS Annual Report 2012
43
Candi Kuning Bedugul:
Desa Sayur mayur Candi Kuning Bedugul: The Veggies Village
Lahan kosong, bila dibiarkan lama akan dipenuhi semak dan belukar. Kondisi ini kurang memberikan manfaat bagi pemilik lahan, petani dan masyarakat sekitarnya, bahkan seringkali mengganggu lingkungan. Sebaliknya kalau lahan kosong itu diolah untuk dijadikan lahan pertanian, misalnya sayur mayur, lahan itu sungguh akan besar manfaatnya, baik bagi petani maupun warga sekitarnya. Lahan kosong yang dibiarkan lama sehingga jadi mubazir seperti itu, antara lain, ada di Banjar (Kampung) Candi Kuning 2, Desa Candi Kuning Bedugul, Baturiti, Tabanan, Bali. Karena itu, BAZNAS dan Lembaga Pengabian pada Masyarakat
44
BAZNAS Annual Report 2012
A vacant land; if it is not utilized well for a long time, it will consequently be fully occupied by shrubs and bushes. Such condition will provide less benefit for the landowners, farmers and surroundings. And even it will damage the quality of its environment. On the other hand, if the land is cultivated for agriculture, planting vegetables for example, the land would be indeed beneficial, both for the farmer and surrounding community. Such kind of land lies at, among others, Banjar Candi Kuning 2, Candi Kuning Bedugul Village, Baturiti, Tabanan, Bali. Therefore, BAZNAS and the LPPM of Udayana University Bali were in collaboration to encourage and
(LPPM) Universitas Udayana Bali mendorong dan membantu para petani dhuafa, warga kampung Muslim di Bali itu untuk mengolah lahan kosong menjadi lahan sayur-sayuran lewat program Zakat Community Development (ZCD) di bidang Pemberdayaan Petani Sayur-mayur. Proyek pemberdayaan ini memiliki empat tujuan. Pertama, membantu pengadaan lahan untuk dijadikan lahan sayurmayur. Kedua, membantu pengadaan bibit sayur-mayur. Ketiga, membantu pengadaan sistem pengairan yang baik. Keempat, membantu memberikan binaan untuk penanganan pascapanen. Program ini dilaksanakan di lahan kosong seluas 52 are untuk 12 orang petani dhuafa. Mereka tergolong dhuafa karena tak memliki lahan. Selain itu, mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk menyewa lahan dan membeli sarana produksi pertanian, seperti bibit, pupuk dan pestisida. Agar program ini bisa dilaksanakan dengan baik, maka para petani penerima manfaat dilibatkan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, termasuk di dalamnya kegiatan pemeliharaan atau monitoring dan evaluasi dengan bantuan dari seorang pendamping program, Burhanudin, SP. Memang para petani itu terlibat langsung pada setiap kegiatan pemberdayaan ini yang dimulai dari penandatanganan sewa lahan seluas 52 are, penyiapan lahan, pertemuan petani penerima manfaat, pengadaan alat dan bahan pertanian, pembibitan, penyemaian, pengolahan (penggemburan, penyemprotan gulma, pembuatan bedengan dan lubang tanam), serta penanaman sayur- mayur. Jenis sayur-mayur yang ditanam adalah brokoli, bawang prey, tomat, selada, wortel, dan pakcoy.
help the poor farmers and that Moslem community in cultivating the land through Zakat Community Development (ZCD) program especially through the sub-division of Agriculture Empowerment. This empowerment project actually has four main objectives. First, it helps to provide the land for cultivation. Second, it helps in the vegetable seedlings. Third, it helps in providing good irrigation system. And lastly, it helps to hold a maintenance program for post-harvest handling. This program is implemented for 12 poor farmers in an area of 52 acres. They belong to the poor because they do not possess any land there. In addition, they also do not have the capability to rent land and buy agricultural inputs, such as seeds, fertilizers and pesticides. In order that this program could be well implemented, then the farmers are involved starting from planning to implementation, including the maintenance or monitoring and evaluation with the help of a program assistant, Burhanuddin, SP. Indeed, the farmers were directly involved in any activity in this empowerment, starting from the signing of the lease of 52 acres land, preparing the land for cultivation, holding meetings among the farmers, procuring agricultural tools and materials, breeding, seeding, processing (scarifying, spraying weed, making beds and holes planting), and planting vegetables. Here, various types of vegetables are planted including broccoli, prey onions, tomatoes, lettuce, carrots, and pakcoy. Because this program is designed to fulfill their own needs, they also want to monitor or maintain these activities by making a plan or schedule of monthly maintenance activities, for example, replanting, fertilizing, weeding,
BAZNAS Annual Report 2012
45
Karena program ini merupakan kebutuhan mereka sendiri, mereka juga mau memantau atau memelihara kegiatan ini dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan pemeliharaan setiap bulan, misalnya, penyulaman, pemupukan , penyiangan, dan penyemprotan hama penyakit. Dengan program ini, lahan yang tadinya penuh semak dan rumput, kini ditumbuhi tanaman sayur-sayuran, seperti brokoli, tomat, dan selada. Bahkan, tanaman sayuran pakcoy sudah dipanen. Dengan bantuan ZCD BAZNAS dan LPPM Udayana, Desa Candi Kuning yang berada di perbukitan itu, selain akan menjadi Desa Sayuran yang menyejahterakan warganya, juga mungkin akan jadi tempat wisata sayuran, melengkapi wisata lainnya yang ada di Bedugul, seperti Masjid Bedugul, Danau Baratan, dan Kebun Raya Eka Karya.
spraying pesticide. Running this program, the land that used to be full of shrubs and grasses is now overgrown vegetables, such as broccoli, tomatoes, and lettuce. Even, pakcoy had already been harvested. With the help of BAZNAS’ ZCD and Udayana’s LPPM, Candi Kuning which is located in the hills would be a prosperous village resident. Furthermore, it might also become a tourist attraction completing other existing tourist resorts in Bedugul, such as Bedugul Mosque, Baratan Lake, and Eka Karya Botanical Garden.
Program ini dilaksanakan di lahan kosong seluas 52 are untuk 12 orang petani dhuafa.
46
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
47
“
Dengan Simba akan menghasilkan laporan zakat nasional standar yang transparan, akuntabel dan mudah diakses melalui web masing-masing BAZNAS (pusat, provinsi, kota/ kabupaten) dan LAZ.
“
48
BAZNAS Annual Report 2012
Penghimpunan Accumulation
BAZNAS Annual Report 2012
49
SiMBA: Integrasi Pengelolaan Zakat yang Transparan dan Akuntabel SiMBA: The Accountable and Transparent Zakat Management Integration
Dalam hal integrasi pengelolaan zakat, oleh Undang-Undang No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat, BAZNAS diberi amanah sebagai koordinatornya.
50
BAZNAS Annual Report 2012
In terms of the integration of zakat management, by the Law No.23/2011 on the Zakat Management, BAZNAS is mandated as the coordinator.
Karena adanya amanah itu, maka BAZNAS membuat sebuah sistem manajemen informasi yang dapat membantu operasional BAZNAS (pusat, provinsi, kabupaten/kota) dan lembaga amil zakat (LAZ) dalam sistem manajemen informasi yang bisa menghasilkan laporan yang berjenjang dari kabupaten/ kota ke provinsi, dari provinsi ke pusat, dan dari pusat ke Presiden/DPR.
Because of the mandate, BAZNAS then creates an information management system that can help BAZNAS’ operational (central, provincial, district/ city) and amil zakat institutions (LAZ) related to the information management system that can generate reports cascading from the district/ city to the province, from the province to the central, and from the central to the President/ Parliament.
Sistem Manajemen informasi BAZNAS (SiMBA) ini diawali dengan membangun master plan IT (November 2011-Januari 2012). Di situ terlihat rancangan sistem yang dibangun baik dari teknologinya, ruang lingkupnya maupun outputnya. Setelah itu, dibuatlah standard operating procedure (SOP)-nya.
BAZNAS’ information management system (SiMBA) began with creating a master plan IT (November 2011- January 2012). From this starting point, it can be seen a good system design that is built from the technology, its scope, and its output. After that, BAZNAS invented its standard operating procedure (SOP).
Awal Oktober 2012, BAZNAS menyelenggarakan pelatihan perdana tentang SiMBA untuk BAZNAS Provinsi di Jakarta. Ketika itu, hadir perwakilan
At the beginning of October 2012, BAZNAS conducted the premier training on SiMBA for the province-leveled BAZNAS at Jakarta. At that time, it comes some representatives
BAZNAS Annual Report 2012
51
30 BAZNAS Provinsi dan 10 BAZNAS Kabupaten. Lalu, diujicobakan dan dilatihkan di provinsi dengan peserta dari BAZNAS Kabupaten/Kota. Yaitu, di Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, dan Kalimantan (November 2012 - Desember 2012). Lalu, diimplementasikan dan sudah bisa menghasilkan laporan-laporan dari daerah (mulai 1 Januari 2013).
including 30 province-leveled BAZNAS and 10 district-leveled BAZNAS. Then, the result is tested and trained to some district-leveled BAZNAS. It has been held in some provinces, such as West Sumatra, West Java, Banten, and Borneo (November 2012- December 2012). Then, is has already been implemented and can generate reports from the districts (starting from January 1, 2013).
Dalam SiMBA ada dua sistem. Yaitu, Sistem Informasi Operasional (SIO) dan Sistem Informasi Pelaporan (SIP). Masing-masing BAZNAS dan LAZ menggunakan SIO untuk operasi sehari-hari dengan pendekatan kas masuk dan kas keluar. Dalam kas masuk, antara lain, dapat di-input data based muzaki, transaksi penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS). Sedangkan dalam kas keluar, bisa di-input data based mustahik dan penyaluran ZIS.
There are two systems in SiMBA, namely Operational Information Systems (SIO) and Reporting Information System (SIP). Each BAZNAS and LAZ uses SIO for daily operations with the approach of cash in and cash out flow. In cash in, among others, the database of muzakis and transactions of zakat, infaq and shodaqoh (ZIS) fund raising can be input. On the contrary, in the cashout, the database of mustahiks and the ZIS distribution can be input.
Data-data itu, termasuk yang sifatnya keuangan dan transaksi keuangan akan di-input dan akan menghasilkan laporanlaporan, seperti profil muzaki, jumlah penghimpunan dana ZIS, profil asnaf, dan jenis program penyaluran. Ada juga laporan keuangan standar yang mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109. Bisa diterbitkan juga kartu nomor pokok wajib zakat (NPWZ) dan bukti setor zakat. Jadi, dengan SiMBA, muzaki dilayani sebaik mungkin mulai dari registrasi sampai ke pembayaran dan pelaporan.
The data, including the data which are financial and financial transactions in nature, will be input. Then, it will generate reports regarding to the muzakis’ profiles, the amount of ZIS ‘fund raising, the asnaf’s profile, and the type of program distribution. There is also a standard financial statement that refers to the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) 109. It could be issued also the compulsory zakat identification number card (NPWZ) and the proofs of zakat payment. Therefore, through SiMBA, muzakis are best served from registration process to payment and reporting process.
Dengan data based yang di-input, oleh BAZNAS kabupaten/kota, maka BAZNAS provinsi akan bisa membaca laporan dari seluruh kabuten/kota yang ada dalam wilayahnya. Begitu juga BAZNAS. Dia bisa tahu tentang laporan BAZNAS provinsi dan kabupaten/kota. Inilah sistem informasi pelaporan (SIP) dan ini sudah terintegrasi. Berbeda dengan SIO yang berada di masing-masing BAZNAS atau tidak terintegrasi.
52
BAZNAS Annual Report 2012
With the database input by district-leveled BAZNAS, the province-leveled BAZNAS will then be able to read the entire report from the districts or cities within its territory. On top all of these, the central BASNAZ could know the reports from district-leveled and province-leveled BAZNAS. This is what we called as reporting information system (SIP) and it is already integrated. This is in contrast
Dengan demikian akan lahir laporan zakat nasional standar yang transparan, akuntabel dan mudah diakses melalui web masing-masing BAZNAS (pusat, provinsi, kota/kabupaten) dan LAZ. Dari adanya laporan nasional yang terintegrasi ini akan diperoleh berbagai manfaat, Antara lain, pertama, bisa diambil kebijakan atau keputusan, baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/ kota. Misalnya, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi di daerah A karena jumlah muzakinya masih rendah. Kedua, bisa dijadikan alat monitoring atau evaluasi. Misalnya, sejauhmana kemampuan pengelola zakat di daerah dalam mendayagunakan dana zakat. Ketiga, bisa dijadikan alat akuntabilitas buat masyarakat (muzaki). Memang cara paling murah untuk mengetahui akuntabilitas suatu lembaga adalah lewat internet.
to the SIO which lies in each BAZNAS or not integrated. Thus, it will be created nationally-standard zakat reports that are transparent, and accountable. Then, they can be accessed through each BAZNAS’ (central, provincial, city/ district) and LAZ’ web. From these integrated national reports, it will be obtained a variety of benefits. Those re; first, some policies or decisions can be taken, at the central, province and district/ city. For example, we need to introduce and educate people in certain area because of the low number of muzaki. Second, they can be used as tools of monitoring or evaluating. For example, it could know the extent of the local zakat manager’s ability in utilizing zakat funds. Third, they could be used as accountability tools for the community (muzakis). Indeed, the most inexpensive way to determine the accountability of an institution is through the internet.
BAZNAS Annual Report 2012
53
Laporan Zakat Nasional
Penghimpunan ZIS Tahun 2012 Report of the National Zakat Accumulating ZIS at 2012
54
Data penghimpunan BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ Nasional berikut ini merupakan hasil agregat kasar dari total institusi pengelola zakat di Indonesia. Perhitungan penghimpunan berikut ini merupakan total dari rata-rata data penghimpunan yang dilaporkan kepada BAZNAS.
This following data accumulation from BAZNAS, province-leveled BAZNAS, districtleveled BAZNAS, and the national LAZ is the result of the coarse aggregate from the total number of zakat institutions in Indonesia. The following calculation of the accumulation is the average total accumulation of data reported to BAZNAS.
Laporan Pengelolaan Zakat 2012 yang diterima BAZNAS meliputi 23 laporan dari 33 BAZNAS Provinsi, 156 laporan dari 502 BAZNAS Kabupaten/Kota, dan 16 laporan dari 18 LAZ Nasional. Dari laporan tersebut diperoleh data penghimpunan rata-rata BAZNAS Provinsi sebesar Rp 7.674.327.920, BAZNAS Kabupaten/Kota sebesar 2.611.146.755, dan rata-rata LAZ Nasional sebesar Rp
The 2012 zakat reports received by BAZNAS include 23 reports of 33 province-leveled BAZNAS, 156 reports of 502 district-leveled BAZNAS, and 16 reports of 18 national LAZ. From the reports, it can be obtained that the average amount of province-leveled BAZNAS is Rp 7,674,327,920; 2,611,146,755 for the district-leveled BAZNAS, and Rp 40,512,088,336 for national LAZ. Meanwhile, central BAZNAS contributes Rp
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
55
40.512.088.336. Sementara, BAZNAS Pusat memberikan kontribusi penghimpunan nasional sebesar Rp 50.212.435.875. Dari data rata-rata tersebut, dapat diperoleh data total penghimpunan pada tahun 2012 sebagai berikut. Penghimpunan total BAZNAS Provinsi mencapai Rp 253.252.821.346 atau 11,45% dari total penghimpunan. Penghimpunan BAZNAS Kabupaten/ Kota mencapai Rp 1.179.716.104.080 atau 53,32% dari total penghimpunan. Penghimpunan LAZ Nasional mencapai Rp 729.217.590.043 atau 32,96% dari total penghimpunan. Dari keseluruhan data tersebut, diperoleh informasi bahwa total penghimpunan institusi pengelola zakat di Indonesia pada tahun 2012 mencapai Rp 2.212.398.951.344. Total angka penghimpunan rata-rata ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan data yang dirilis pada tahun 2011 sebesar 21,86% dari penghimpunan di tahun sebelumnya yang mencapai 1,7 triliun rupiah. Meskipun BAZNAS sudah merilis Sistem Manajemen Informasi BAZNAS (SiMBA) sejak Oktober 2012, sebuah program aplikasi berbasis internet yang ditujukan untuk mengintegrasikan data pengelolaan zakat secara nasional, namun penghimpunan data dalam Laporan 2012 ini masih dilakukan secara manual. Hal ini mengingat tahapan implementasi SIMBA masih pada fase pelatihan dan uji coba, di samping juga keterbatasan kapasitas BAZNAS daerah, baik dari sisi SDM maupun sarana.
56
BAZNAS Annual Report 2012
50,212,435,875 in accumulation. From that average data, the total accumulation of data can be obtained in 2012 as follows. The accumulation of province-leveled BAZNAS has reached Rp 253,252,821,346 or 11.45 % of the total accumulation. The district-leveled BAZNAS’ accumulation has reached Rp 1,179,716,104,080 or 53.32 % of the total accumulation. National LAZ owned 32.96 % of the total accumulation with Rp 729,217,590,043. From the overall data, it informs that the total accumulation of zakat management institutions in Indonesia in 2012 has reached Rp 2,212,398,951,344. This total average accumulation rate is increasing compared to the data issued in 2011 amounted to 21.86 % of the accumulation in the previous year which reaches 1.7 trillion rupiahs. Although BAZNAS has already released BAZNAS Information Management System (SiMBA) since October 2012, an internet -based application program that is intended to integrate the data management of the national zakat, the data collection in these 2012 reports are still done manually. This is considering that SiMBA’s implementation phase is still in training and testing stages. This is also realizing the less capability of the local BAZNAS, both in terms of human resources and facilities.
BAZNAS Annual Report 2012
57
58
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
59
Laporan Zakat BAZNAS Kabupaten/Kota
60
BAZNAS Kab/Kota
BAZNAS Kab/Kota
Penghimpunan
No.
1
Kab. Deli Serdang
342.953.618
40
Kab. Bangka Tengah
880.152.552
2
Kab. Asahan
1.784.702.013
41
Kab. Bangka Barat
84.689.000
3
Kota Pematang Siantar
2.186.794.969
42
Kota Pangkal Pinang
933.064.741
4
Kota Sibolga
410.177.000
43
Kota Batam
2.522.787.235
5
Kota Padangsidimpuan
21.088.132.513
44
Kab. Bogor
4.896.189.264
6
Kab. Pesisir Selatan
2.271.511.692
45
Kab. Sukabumi
17.957.562.447
7
Kab. Solok
1.751.046.500
2.438.152.559
No.
46
Kab. Cianjur
1.349.461.651
Penghimpunan
8
Kab. Sijunjung
47
Kab. Bandung
9
Kab. Tanah Datar
7.864.246.862
48
Kab. Garut
10
Kab. Padang Pariaman
4.958.555.013
49
Kab. Tasikmalaya
11
Kab. Agam
7.650.019.636
50
Kab. Ciamis
16.239.222.443
12
Kab. Lima Puluh Kota
1.232.715.158
51
Kab. Kuningan
12.539.630.753
13
Kab. Pasaman
3.384.006.151
52
Kab. Cirebon
4.747.054.262
14
Kab. Kep. Mentawai
15.231.466
53
Kab. Majalengka
1.159.265.683
15
Kab. Dharmasraya
3.376.832.097
54
Kab. Sumedang
16.198.537.638
16
Kab. Solok Selatan
735.675.005
55
Kab. Indramayu
17
Kab. Pasaman Barat
2.740.750.007
56
Kab. Subang
18
Kota Solok
438.923.157
57
Kab. Purwakarta
19
Kota Sawahlunto
2.719.402.416
58
Kab. Karawang
9.459.886.542
20
Kota Padang Panjang
3.598.607.150
59
Kab. Bekasi
2.899.667.203
21
Kota Bukittinggi
1.500.866.702
60
Kab. Bandung Barat
7.802.269.066
22
Kota Payakumbuh
3.865.331.531
61
Kota Bogor
23
Kota Pariaman
3.111.401.661
62
Kota Sukabumi
24
Kab. Kampar
2.720.973.750
63
Kota Bandung
18.233.450.874
25
Kab. Kerinci
4.091.128.292
64
Kota Cirebon
1.996.607.392
26
Kab. Batanghari
515.533.800
65
Kota Bekasi
6.120.082.321
27
Kota Jambi
1.005.680.317
66
Kota Depok
5.850.651.750
28
Kota Sungai Penuh
192.197.000
67
Kota Cimahi
3.051.139.738
29
Kab. Muara Enim
486.305.587
68
Kota Tasikmalaya
4.399.228.735
30
Kota Lubuk Linggau
285.502.030
69
Kota Banjar
3.208.305.921
31
Kota Prabumulih
1.334.085.414
70
Kab. Cilacap
370.400.250
112.470.000
32
Kab. Bengkulu Selatan
33
Kab. Rejang Lebong
34
7.983.957.407 11.642.972.299 14.640.013.169
9.917.992.323 24.802.904.865 1.940.491.189
1.445.767.618 884.181.016
71
Kab. Kebumen
1.476.420.447
1.038.936.147
72
Kab. Magelang
742.226.257
Kab. Kaur
195.420.301
73
Kab. Karanganyar
3.149.058.501
35
Kab. Seluma
29.848.200
74
Kab. Sragen
3.463.081.057
36
Kab. Muko Muko
130.000.000
75
Kab. Rembang
808.393.920
37
Kab. Kepahiang
153.969.982
76
Kab. Pati
235.370.000
38
Kota Bengkulu
424.697.733
77
Kab. Jepara
3.474.571.225
39
Kab. Belitung
547.076.427
78
Kab. Pekalongan
1.852.334.466
BAZNAS Annual Report 2012
No.
BAZNAS Kab/Kota
79 Kota Tegal 80 Kota Yogyakarta 81 Kab. Ponorogo
Penghimpunan 304.434.601 3.065.128.979
No.
BAZNAS Kab/Kota
118 Kab. Ngada 119 Kab. Manggarai
Penghimpunan 172.735.000 338.923.500
312.644.750
120 Kab. Sumba Timur
84.669.000
82 Kab. Tulungagung
1.983.313.338
121 Kab. Sumba Barat
72.945.372
83 Kab. Blitar
140.000.000
122 Kab. Lembata
84 Kab. Kediri
179.977.400
85 Kab. Lumajang
123 Kab. Rote Ndao
401.789.000 302.354.500
124 Kab. Manggarai Barat
373.718.000
86 Kab. Bondowoso
10.000.000
125 Kab. Nagekeo
140.594.000
87 Kab. Probolinggo
10.000.000
126 Kab. Sumba Tengah
41.820.250 99.318.000
2.009.955.536
88 Kab. Pasuruan
1.194.412.859
127 Kab. Sumba Barat Daya
89 Kab. Sidoarjo
413.000.000
128 Kota Kupang
90 Kab. Mojokerto
981.735.223
129 Kab. Tanah Laut
91 Kab. Jombang
16.000.000
130 Kab. Kota Baru
734.397.772 24.531.000
92 Kab. Nganjuk
1.088.830.117
131 Kab. Banjar
93 Kab. Bojonegoro
59.000.000
132 Kab. Barito Kuala
698.737.038 6.140.309.500
477.239.750
94 Kab. Tuban
350.000.000
133 Kab. Tapin
95 Kab. Lamongan
320.000.000
134 Kab. Hulu Sungai Selatan
182.107.932
96 Kab. Gresik
776.852.360
135 Kab. Hulu Sungai Tengah
38.393.404
97 Kab. Bangkalan
4.616.829.340
126.118.990
136 Kab. Hulu Sungai Utara
422.687.900
98 Kab. Pamekasan
586.000.000
137 Kab. Hulu Sungai Utara
431.332.900
99 Kota Malang
672.699.345
138 Kab. Tabalong
120.613.000
139 Kab. Tanah Bumbu
62.830.000
2.227.750.000
140 Kab. Balangan
569.476.261
121.139.150
141 Kab. Balangan
2.318.431.000
100 Kota Probolinggo 101 Kota Surabaya 102 Kab. Pandeglang
10.000.000
103 Kab. Lebak
7.447.818.668
142 Kota Banjarmasin
104 Kab. Tangerang
2.544.481.615
143 Kab. Kutai Kertanegara
105 Kab. Serang
5.042.094.293
144 Kab. Berau
14.721.000 2.391.449.770 4.715.207.145
106 Kota Tangerang
774.993.990
145 Kab. Kutai Timur
4.766.199.556
107 Kota Cilegon
808.045.780
146 Kota Balikpapan
4.260.824.119
108 Kota Serang
1.653.185.348
147 Kota Tarakan
2.800.108.476
109 Kota Tangerang Selatan
2.043.015.755
148 Kota Bontang
1.113.762.503
110 Kab. Kupang
230.773.450
149 Kab. Maros
111 Kab. Timor Tengah Selatan
140.380.000
150 Kota Bau Bau
112 Kab. Timor Tengah Utara
480.584.232
151 Kab. Gorontalo
850.000.000
113 Kab. Belu
366.712.650
152 Kab. Boalemo
700.000.000
114 Kab. Alor
388.192.025
153 Kab. Bone Bolango
59.000.000
154 Kab. Pohuwato
123.000.000 55.000.000
115 Kab. Flores Timur
92.276.432
116 Kab. Sikka
307.359.700
155 Kab. Gorontalo Utara
117 Kab. Ende
226.108.000
156 Kota Gorontalo
1.507.306.228 221.613.961
1.300.000.000
BAZNAS Annual Report 2012
61
62
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
63
“
BAZNAS terus melakukan perbaikan, sehingga layak dan mampu memimpin integrasi pengelolaan zakat nasional bukan karena legitimasi Undang-Undang, tapi karena kompetensinya.
“ 64
BAZNAS Annual Report 2012
Tantangan dan Strategi Challenge and Strategy
BAZNAS Annual Report 2012
65
66
BAZNAS Annual Report 2012
Tantangan dan Strategi
Memimpin Integrasi Zakat Nasional Challenges and Strategies Leading National Zakat Integration Lahirnya Undang-Undang No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat membawa tantangan tersendiri bagi BAZNAS. Sebab, UU itu mengamanahkan bahwa BAZNAS menjadi koordinator atau pemimpin dalam integrasi pengelolaan zakat nasional.
The enactment of Law No.23/2011 on Zakat Management brings its own challenges for BAZNAS. This is because the law instructs that BAZNAS will be the coordinator or a leader in the integration of the national zakat management.
Pengertian integrasi itu bukan sentralisasi, baik secara penghimpunan maupun penyaluran dana zakat. BAZNAS dan LAZ tetap berperan sebagai organisasi yang mengelola penuh, baik penghimpunan maupun penyalurannya.
It is important to notice that integration is not centralization, both on raising and distributing zakat funds. BAZNAS and LAZ still serve as the organizations that manage zakat accumulation and distribution.
Jadi, sebenarnya sinerginya dalam hal pelaporan zakat. Sebab, BAZNAS punya kewajiban melaporkan pengelolaan zakat ke Presiden, bukan hanya yang dikelola oleh BAZNAS, tapi juga yang dikelola oleh seluruh pengelola zakat. Meski begitu, untuk bisa mencapai tujuan pengelolaan zakat, tentu konteksnya bukan hanya pelaporan, tapi sinergi. Misalnya, dari aspek perencanaan, setiap tahun atau lima tahun ke depan ingin seperti apa sosok pengelolaan zakat itu. Pada saat eksekusinya, LAZ dan BAZNAS bisa berbagi peran. Agar tidak terjadi duplikasi dalam penyaluran zakat, BAZNAS dan LAZ punya data based yang sama. Dengan data ini, si A berperan di daerah ini, misalnya, dan si B berperan di daerah yang lain. Ini bisa dan itu sangat penting dilakukan. Agar tujuan pengelolaan zakat tercapai, sinergi seperti itu sangat mungkin dilakukan. Sebab, hal itu sebuah kebutuhan atau sebuah syarat. Artinya, tujuan itu tidak mungkin tercapai tanpa sinergi.
Thus, the real synergy lies in terms of reporting zakat. This is due to the condition that BAZNAS has an obligation to report the zakat management to the President. The data that will be reported is not only from BAZNAS’ management, but also from the management of all zakat institution. Even so, in order to achieve the objectives of zakat management, the context includes not only reporting, but also synergy. It can be seen from an example of which in the planning aspects, which zakat management it wants to figure in the future. At execution, LAZ and BAZNAS could share their roles. To avoid any duplication in zakat distribution, BAZNAS and LAZ share the same database. With this data, the A takes a role in a certain area, for instance, and the B plays a role in another area. It is very important to do so. In order to achieve the purpose of zakat management, such kind of synergy is feasible. Therefore, it is a kind necessity or a requirement. This means that the goal is unattainable without synergies.
BAZNAS Annual Report 2012
67
68
Strategi
Strategy
Sebagai koordinator pengelolaan zakat nasional, ada hal yang tak bisa ditawar lagi dalam pengelolaan zakat nasional. Yaitu, pelaporan yang standar secara nasional. Maka, BAZNAS membangun sistem aplikasi, yaitu sistem manajemen informasi (SiMBA). Ini bermanfaat untuk operasional BAZNAS dan LAZ, sekaligus menjadi sumber pelaporan data-data BAZNAS. Sistem aplikasi ini sudah dikembangkan dan dilatihkan. Juga diujicobakan pada 2012. Mulai Januari 2013, SiMBA ini sudah diimplementasikan.
As the coordinator of the national zakat management, there are things that cannot be negotiable in the process of management. That is national standard of reporting. Therefore, BAZNAS has built an application system, i.e. information management system (SiMBA). This application is useful for BAZNAS and LAZ’ operational. In addition, it can be used as well as a source of BAZNAS’ data reporting. The application system has been developed and trialed. It’s also tested in 2012. And finally, SiMBA has been implemented starting from January 2013.
Penerapan sistem aplikasi ini baru dilakukan untuk BAZNAS daerah. Tapi akan dicoba juga untuk disinergikan dengan LAZ yang berbasis organisasi masyarakat (ormas). Begitu pula dengan pengelola zakat di perusahaan-perusahaan, seperti LAZ Pertamina dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
The implementation of this new application system is still for local BAZNAS. We will try also to synergize with LAZ which is community based organizations (CBOs). Similarly, we will apply it to zakat managers at companies such as LAZ of Pertamina and Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Langkah berikutnya, BAZNAS sudah menyusun rintisan sistem pengelolaan zakat nasional. Ini dikembangkan terus dengan melibatkan stakeholder lain agar menjadi kesepakatan bersama. Konsep awalnya dimulai dulu dari BAZNAS. BAZNAS juga sudah membuat proyeksi lima
The next step, BAZNAS has already built national zakat management system. This system is continuously developed with the involvement of other stakeholders in order that it will be reached a kind of mutual agreement. This concept is originally started first by BAZNAS. BAZNAS also
BAZNAS Annual Report 2012
tahun ke depan tentang pengelolaan zakat nasional. Dan ini sudah disosialisasikan ke Komisi VIII DPR waktu RDP 12 Juni 2012. Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap BAZNAS, maka BAZNAS terus membangun dirinya menjadi lembaga yang amanah dan profesional. Sejak awal dibangun, visi BAZNAS adalah Badan Amil Zakat yang Amanah,Transparan, dan Profesional. Dan ini sudah dibuktikan. Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM), BAZNAS terus melakukan perbaikan mulai dari rekruitmen hingga pengembangannya. Ini terbukti, yang masuk ke BAZNAS bila dilihat dari latar belakang pendidikannya, mereka berasal dari perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Beberapa di antaranya ada yang bergelar doktor. Perbaikan dalam pengembangan SDM, antara lain, BAZNAS punya kajian rutin. Sepekan bisa tiga kali. Dilakukan juga pelatihan-pelatihan sesuai dengan bidang yang ada. Penilaian juga dilakukan. Bisa dikatakan, SDM BAZNAS menjadi referensi untuk berbicara masalah zakat secara nasional. Ini sesuai dengan posisi BAZNAS sebagai koordinator untuk
made projections about the next five years national zakat management. And this has been communicated to the House of Representatives Commission VIII RDP period June 12, 2012. To foster the trust of the public to BAZNAS, then BAZNAS continues to build itself into a trustworthy and professional institutions. Since it was founded, the BAZNAS’ main vision is to be zakat board which is trustful, transparent, and professional. And more or less, this vision has been proven. Related to Human Resources (HR), BAZNAS continues to make improvements in terms of its recruitment and development. It proved. Some parties belong to BAZNAS have good educational background. They are commonly graduates from some major universities, namely University of Indonesia (UI), Bogor Agricultural University (IPB), and Gadjah Mada University (UGM). Some of them have already held their doctoral degree. One form of improvements in human resource development is that BAZNAS always hold regular reviews. The reviews are usually done three times a week. They also conduct some training in accordance with the existing field. Furthermore, assessment toward the program is also done. On top of
BAZNAS Annual Report 2012
69
integrasi pengelolaan zakat nasional. Dalam hal program, BAZNAS membuat program-program sendiri secara kreatif, tapi tetap harus sesuai dengan syar’i. Pertama, agar pengelolaan zakat itu efektif, maka pengelolaan zakat secara nasional harus diarahkan pada adanya sistem kesatuan data based. Kedua, strategi program yang dibuat adalah yang sifatnya santunan dan pemberdayaan. Zakat tidak boleh melupakan mustadafin, yang harus disantuni. Dengan berbagai langkah tersebut, BAZNAS meraih berbagai prestasi. Bila dilihat dari aspek good governance, laporan keuangan BAZNAS dinilai Wajar Tanpa Pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik. Pada 2008, BAZNAS mendapat ISO 9001:2000.Lalu pada 2009 meningkat menjadi ISO 9001:2008. Pada 2008/2009 BAZNAS dinilai oleh Kementerian Keuangan sebagai lembaga non-struktural yang terbaik laporan keuangannya. Bahkan, pada 2011, BAZNAS dinyatakan oleh Institut Manajemen Zakat (IMZ) sebagai lembaga yang paling transparan. Dari aspek penghimpunan zakat, trennya terus meningkat. Peningkatannya bisa mencapai 22% seperti yang terjadi pada 2011/2012. Dari aspek pendayagunaannya, sudah merata ke daerah-daerah dalam berbagai sektor. Sejak ada Undang-Undang No. 23/2011, peran BAZNAS sebagai koordinator memang semakin kuat diharapkan dan diakui, khususnya oleh BAZNAS Daerah. Secara internasional, pada 2012 BAZNAS memperoleh penghargaan cukup besar dari dunia. Yaitu, BAZNAS dinyatakan sebagai anggota Muktamar Zakat Internasional. Pada muktamar yang dilakukan di Yordania itu, BAZNAS menjadi salah satu pembicaranya.
70
BAZNAS Annual Report 2012
all, human resources of BAZNAS can be good speakers when talking about national zakat. This is in line with the BAZNAS’ position as the coordinator for the national zakat management integration. In terms of programs, BAZNAS tend to make some programs creatively by themselves, but the programs still must comply with syar’i (Islamic law). First, to make the zakat management effective, the national zakat management should be directed to the existence of a database entity system. Second, the created program strategies are that are compensation and empowerment in nature. The existence of mustadafin cannot be neglected then. With these measures, BAZNAS have achieved various accomplishments. If it is viewed from the good governance aspect, BAZNAS’ financial statements rated genuine without deceit by the public accounting firm. In 2008, BAZNAS is certified on ISO 9001: 2000. Then, in 2009 the rate increased to ISO 9001:2008. In 2008/2009 BAZNAS is assessed by the financial ministry as the best non – structural institution with its financial statements. Even, in 2011, the Institute of Zakat Management (IMZ) declared BAZNAS as the most transparent institution. From the zakat round-up aspect, the trend continues to rise up. The increasing level could reach 22 % as it did in 2011/2012. From its empowerment aspect, it has been spread equally to the target areas in various sectors. Since the enactment of the Law No. 23/ 2011, BAZNAS’ role as the coordinator is getting stronger and named especially by the local BAZNAS. In international level, the existence of BAZNAS is named. BAZNAS has got big appreciation from the world. That is, BAZNAS is declared as a member of the International Zakat Conference. At the congress which was
BAZNAS juga menjadi satu-satuna wakil pengelola zakat internasional untuk berbicara tentang standar lembaga keuangan pada forum International Development Bank (IDB). Dikatakan satu-satunya karena pembicara lain pada forum itu kebanyakan dari bank sentral. Yang BAZNAS paparkan pada forum itu menjadi rekomendasi atau diakui. Meski berprestasi, BAZNAS akan terus melakukan perbaikan. Dengan cara itu, akhirnya BAZNAS akan mampu memimpin integrasi pengelolaan zakat nasional bukan karena legitimasi undang-undang, tapi karena kompetensinya. Artinya, orang mengakui kepemimpinan BAZNAS karena sebuah karya atau kinerja yang bagus.
conducted in Jordan, BAZNAS became one of the speakers. BAZNAS also became the only one international zakat managers to talk about the standard of financial institutions in International Development Bank (IDB) forum. It is said to be the only one because the other speakers at the forum mostly came from central banks. What BAZNAS exposed on the forum is recommended. Despite its achievement, BAZNAS will continue to make improvements. In such a way, BAZNAS will eventually be able to lead the integration of the national zakat management. However, its label is not gained because of the legitimacy of the law, it is because of its competence. That is, the people will believe in BAZNAS’ leadership for its good work or performance.
BAZNAS Annual Report 2012
71
“
SDM BAZNAS menjadi referensi untuk bicara masalah zakat secara nasional. Ini sesuai dengan posisi BAZNAS sebagai koordinator untuk integrasi pengelolaan zakat nasional.
“
72
BAZNAS Annual Report 2012
Manajemen BAZNAS
BAZNAS Annual Report 2012
73
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGURUS BAZNAS Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
Ketua Umum
Bakhtiar Rakhman, SE
Divisi Pengumpulan
Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim, MBA
Ketua Bidang Program
Drs. H. Mohammad Siddik, MA
Divisi Pengumpulan
dr. H. Naharus Surur. M. Kes.
Ketua Bidang Jaringan
Drs. H. Abd Rahman Anwar
Divisi Pendistribusian
drh. Emmy Hamidiyah, M. Si
Sekretaris Umum
Abdullah Hasyim, MA, MBA
Divisi Pendistribusian
M. Fuad Nasar. M.Sc
Wakil Sekretaris
Drs. Syahrullah Iskandar, MA
Divisi Pendistribusian
Hj. Isye S. Latief
Bendahara Umum
Taufiq Hidayat, M. Ec
Divisi Pendayagunaan
Teten Kustiawan, SE, Ak
Wakil Bendahara
L.I.A Muzaffar Daud
Divisi Pendayagunaan
Dr. Siti Chalimah Fajriyah, SE., Akt., MM
Divisi Pengumpulan
Drs. Mas’ud Halimi, MA
Divisi Pendayagunaan
BADAN PELAKSANA HARIAN BAZNAS
74
M. Nasir Tajang, S.Ag., M.Si
M. Basit A. Karim, Lc
Faisal Qosim, Lc., M.Si
Teten Kustiawan, SE., Ak.
Kadiv Penghimpunan
Kadiv TI dan Umum
Kadiv Pendistribusian & Pendayagunaan
Direktur Pelaksana
BAZNAS Annual Report 2012
Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc
Divisi Pengembangan
Drs. H. Amidhan
Anggota Dewan Pertimbangan
Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf
Divisi Pengembangan
Drs. H. Achmad Subianto, MBA
Ketua Komisi Pengawas
Dra. Hj. Elvi Hudriyah, MA
Divisi Pengembangan
Drs. H. Tulus
Sekretaris Komisi Pengawas
H. Muchtar Zarkasyi, SH
Ketua Dewan Pertimbangan
Drs. H. Mundzir Suparta, MA
Anggota Komisi Pengawas
Prof. Dr. H. Nasrun Haroen, MA
Sekretaris Dewan Pertimbangan
Drs. H. Basri Barmanda, M.BA
Anggota Komisi Pengawas
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Anggota Dewan Pertimbangan
Prof. Dr. H. Artani Hasbi
Anggota Komisi Pengawas
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, MA
Anggota Dewan Pertimbangan
Drs. KH. Masrur Ainin Najih
Anggota Komisi Pengawas
Drs. H. Mubarok M.Si
Anggota Dewan Pertimbangan
H. Iskandar Zulkarnain, SE
Anggota Komisi Pengawas
Dra. Inna Karunia, M.Kes
Dyah R. Andayani, Ak
Hermin R. Rachim, SE
Kadiv SDM
Kadiv Keuangan dan
Kadiv Corsec dan Kadiv KZN
Kadiv SAI dan QMR
BAZNAS Annual Report 2012
75
“ BAZNAS dinyatakan oleh Institut Manajemen Zakat (IMZ) sebagai lembaga yang paling transparan.
“
76
BAZNAS Annual Report 2012
Laporan Keuangan Audited 2012
BAZNAS Annual Report 2012
77
78
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
79
80
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
81
82
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
83
84
BAZNAS Annual Report 2012
Galeri Gallery
BAZNAS Annual Report 2012
85
86
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
87
1
2
3
4
88
BAZNAS Annual Report 2012
5
6
1. Penyerahan bantuan ternak pada kelompok peternak 2. Pengadaan air bersih untuk warga Desa Srimartani 3. Pengolahan lahan sebelum ditanami padi SRI 4. Run for Hope di Jakarta yang diikuti ratusan pelari 5. Khitanan massal kerjasama BAZNAS dan KPK 6. Pengadaan tandon air di di Dusun Sronggo 7. Buka puasa bersama 13.000 anak yatim
7
BAZNAS Annual Report 2012
89
1
2
90
BAZNAS Annual Report 2012
4
5
6
7
BAZNAS Annual Report 2012
91
4
92
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
93
1
2
94
BAZNAS Annual Report 2012
3
4
BAZNAS Annual Report 2012
95
96
BAZNAS Annual Report 2012
BAZNAS Annual Report 2012
97
“
Program Zakat Community Development (ZCD) di 100 desa miskin yang berada di 100 kabupaten/kota berbeda di seluruh tanah air diluncurkan sebagai upaya untuk mentransformasi mustahik menjadi muzakki melalui pendekatan yang bersifat komprehensif, integratif, dan berkelanjutan.
“
98
BAZNAS Annual Report 2012
Penutup
BAZNAS Annual Report 2012
99
Penutup
Zakat dan Misi Pemberdayaan Masyarakat Zakat and Community Empowerment Mission Dr. Irfan Syauqi Beik Staf Ahli BAZNAS BAZNAS’ Expert Staff
Kondisi krisis global yang masih tidak menentu saat ini menyisakan sejumlah permasalahan penting, antara lain terkait dengan kemampuan perekonomian dunia dalam menyediakan lapangan kerja, menyerap pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan. Dalam Global Employment Trends 2012 yang diterbitkan oleh ILO (International Labor Organization), disebutkan bahwa rasio lapangan kerja terhadap jumlah penduduk secara global mengalami penurunan dari 61,2 persen pada tahun 2010 menjadi 60,2 persen pada tahun 2011. Ini adalah penurunan terbesar sejak tahun 1991. ILO memprediksi bahwa kondisi 2012 relatif tidak terlalu berubah secara signifikan. Keadaan ini membuat jumlah penduduk dunia yang bekerja pada sektor-sektor yang rentan dan rawan terhadap kemiskinan mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 lalu, tercatat tidak kurang dari 1,52 miliar penduduk yang hidup dalam kondisi vulnerable employment, naik 136 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 2000. Sebagian besar hidup di negara-negara anggota OKI. Sementara jumlah penduduk miskin yang hidup dengan pendapatan per kapita
100
BAZNAS Annual Report 2012
The uncertain condition of the global crisis at this time leaves a number of important issues. Those are, for instance, related to the ability of the world economy in providing employment, absorb unemployment and reduce poverty. In the Global Employment Trends 2012, published by the ILO (International Labor Organization), it is noted that the global ratio of employment has decreased from 61.2 percent in 2010 to 60.2 percent in 2011. It was the biggest decline since 1991. The ILO predicted that in 2012 the relative condition would not change significantly. This situation increases the number of people who work in vulnerable sectors. In 2011, there were no less than 1.52 billion people living in vulnerable conditions of employment. It increases 136 million compared to 2000. Most live in the OIC member countries. While the number of poor people living with income per capita below U.S. $ 2 / day reached 900 million people. To solve the problem, it needs no less than 400 million jobs, with the young people as the main target. The number of unemployed youth rose from 11.7 percent in 2007 to 12.7 percent in 2011. However, the ILO get pessimistic about completing
di bawah 2 dolar AS/hari mencapai angka 900 juta jiwa. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, dibutuhkan tidak kurang dari 400 juta pekerjaan, dengan target utama adalah kelompok muda. Jumlah pemuda menganggur naik dari 11,7 persen pada tahun 2007 menjadi 12,7 persen tahun 2011 lalu. Namun, ILO pesimis jumlah pekerjaan ini dapat dipenuhi dalam waktu dekat mengingat efek dari krisis keuangan yang belum sepenuhnya dapat dipulihkan. Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia, dimana jumlah penduduk miskin mencapai angka 11,66 persen dari total penduduk pada tahun 2012 lalu (28,59 juta jiwa), dengan standar garis kemiskinan sebesar Rp 259.520/bulan/ kapita. Mayoritas penduduk miskin berada di wilayah pedesaan (14,70 persen) dibandingkan dengan wilayah perkotaan (8,60 persen). Karena itu, untuk mengatasi persoalan kemiskinan di tanah air, maka pengentasan kemiskinan
the number of job required considering the effects of the financial crisis that has not been fully restored. The same conditions also occurred in Indonesia, where the number of poor people reached 11.66 percent of the total population in last 2012 (28.59 million), with the standard poverty line of Rp 259.520/ month / capita. Mostly, the poor people live in rural areas (14.70 percent). The rest live in urban areas (8.60 percent). Therefore, to overcome this poverty problem, the rural -based poverty alleviation should be the priority. With unconditional global recovery of economic situation, of course, the domestic potential optimization becomes a necessity.
The Three Aspects With such a situation above, then one thing that needs to be prioritized is to develop zakat-based community empowerment program or Zakat Community Development (ZCD), which is expected to reduce the level
BAZNAS Annual Report 2012
101
berbasis wilayah pedesaan harus menjadi prioritas. Dengan situasi recovery perekonomian global yang masih belum menentu, tentu saja optimalisasi potensi domestik menjadi sebuah kebutuhan.
Tiga Aspek Dengan situasi seperti di atas, maka salah satu hal yang perlu diprioritaskan adalah mengembangkan program pemberdayaan komunitas berbasis zakat atau Zakat Community Development (ZCD), yang diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Terkait dengan hal ini, maka pada pertengahan Januari 2013 lalu, dalam miladnya yang ke-12, BAZNAS bersama BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota telah meluncurkan program Zakat Community Development (ZCD) di 100 desa miskin yang berada di 100 kabupaten/ kota berbeda di seluruh tanah air. Program ini diluncurkan sebagai upaya untuk mentransformasi mustahik menjadi muzaki melalui pendekatan yang bersifat komprehensif, integratif, dan berkelanjutan. Ini merupakan bentuk pengejawantahan dari misi ajaran Islam. Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat memiliki tingkat religiusitas yang tinggi, memiliki akses terhadap pendidikan, dan berdaya secara sosial ekonomi. Dalam kaitan dengan pemberdayaan ini, maka ada tiga aspek yang perlu mendapat perhatian. Pertama, dari sisi proses. Program pemberdayaan merupakan program yang bersifat ‘social-oriented process’. Artinya, pendekatan yang dilakukan haruslah melibatkan unsur-unsur masyarakat dan institusi sosial yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang menjadi sasaran program. Karena itu, pendekatannya harus bersifat partisipatif dan bottom-up (tumbuh dari bawah).
102
BAZNAS Annual Report 2012
of unemployment and poverty. Related to this notion, then in middle January 2013, in its 12th anniversary, BAZNAS together with province-leveled BAZNAS and district-leveled BAZNAS have launched the Zakat Community Development (ZCD) in 100 rural areas of 100 different districts/ cities throughout the country. The program was launched as an attempt to transform mustahiks to be muzakis through an approach that is comprehensive, integrative, and sustainable. It is a form of a manifestation of Islamic thought. Through this program, the community is expected to have a high level of religiosity, have good access toward education, have power in their economic and social. In relation to this empowerment, then there are three aspects that need more attention. First aspect is related to the process. Empowerment program is a program that is ‘social - oriented process’ in nature. That is, the approach taken should involve all elements of society and social institutions that grow and develop themselves in the target area. Therefore, the approach should be participatory and bottom-up (grow from the bottom). The involvement is expected to have a positive impact on the achievement of objectives. However, we need to realize that the existence of this zakat is as the community’s stimulus funds to optimize its own potential. It is expected that the people themselves are able to develop and optimize their potential. That’s why the role of appropriate and effective assistance is urgently needed. Second, it is seen from the point of view of beneficiary coverage. The community empowerment programs should involve as many mustahiks. The success of a zakat institution cannot only be measured solely by the amount of funds that have been collected,
Pelibatan seperti ini diharapkan dapat membawa dampak positif pada pencapaian tujuan program. Namun, perlu disadari bahwa keberadaan zakat ini adalah sebagai dana stimulus kepada masyarakat dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Harapannya, masyarakat sendiri yang mampu mengembangkan dan mengoptimalkan potensi dirinya. Di sinilah perlunya peran pendampingan yang tepat dan efektif.
but also by the number of mustahiks that can be alleviated from poverty line. Therefore, it is not surprising that ashnaf mentioned in Surah 9: 60 is plural. And the third aspect can be seen from the side of good amil governance or amil managerial, in which it became an instrument that will ensure the transparency and accountability of the program. Wallahu a’lam.
Kedua, dari sisi beneficiaries coverage atau penerima manfaat. Program pemberdayaan komunitas ini harus melibatkan sebanyakbanyaknya mustahik. Keberhasilan suatu lembaga zakat tidak hanya diukur sematamata oleh jumlah dana yang berhasil dihimpun, namun juga oleh seberapa banyak jumlah mustahik penerima zakat yang bisa dientaskan dari garis kemiskinan. Karena itu, tidaklah mengherankan jika ashnaf yang disebut dalam QS 9 : 60 bersifat jamak. Dan yang ketiga, adalah dari sisi good amil governance atau tata kelola amil, dimana ia menjadi instrumen yang akan menjamin transparansi dan akuntabilitas program. Wallahu a’lam.
BAZNAS Annual Report 2012
103
104
BAZNAS Annual Report 2012