BANKING: COMPUTER BASED INFORMATION SYSTEM TO MANAGE THE PORTFOLIO TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOSEN: Dr. Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc
DISUSUN OLEH : [KELOMPOK 4 – E50] ATTAR ASMAWAN P056133052.50E DONNY KRISTIYANTO P056133092.50E DUDY BUDIANA P056133102.50E M. RIZAL ANDRIYANTO P056133212.50E NOVRI RULYASRI P056133232.50E
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESEMBER 2014 Sistem Informasi Manajemen, Kelompok 4, MB IPB E50, 2014 | 0
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................. 1 DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... 2 DAFTAR TABEL ......................................................................................... 3 I.
PENDAHULUAN .................................................................................. 4 I.1.
LATAR BELAKANG .................................................................. 4
I.2.
TUJUAN PENULISAN ................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6 II.1. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ........ 6 II.2. PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ..... 7 II.3. PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.................... 8 II.4. KOMPONEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ................ 10 II.5. PENTINGNYA KUALITAS KREDIT BAGI BISNIS PERBANKAN .............................................................................. .12 III. PEMBAHASAN..................................................................................... 13 III.1. SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN ................................ 13 III.2. BEDAH DEBITUR UNTUK MENGELOLA KUALITAS KREDIT BANK ............................................................................ 14 III.3. SISTEM INFORMASI BEDAH DEBITUR ................................. 15 IV. PENUTUP .............................................................................................. 17 IV.1. KESIMPULAN ............................................................................. 17 IV.2. SARAN ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
1
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1. Siklus Pengembangan Sistem Informasi .......................... 8 Gambar II.2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi .................................. 9 Gambar II.3. Komponen Sistem Informasi ............................................ 10 Gambar III.1. Sistem Informasi Bedah Debitur ...................................... 15
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
2
DAFTAR TABEL Tabel III.1. Komponen Sistem Informasi ................................................................ 16
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
3
BAB I PENDAHULUAN I.1.
LATAR BELAKANG Dalam dunia bisnis, sistem informasi sangat penting peranannya dalam
meningkatkan pencapaian bisnis. Pemanfaatan pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada dari mulai sumber daya manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Persaingan bisnis di setiap aspek membuat perusahaan sangat memiliki ketergantungan terhadap sistem informasi dalam menunjang aktivitas bisnisnya. Persaingan juga terjadi di bisnis perbankan yang semakin ketat sehingga menuntut setiap bank untuk lebih efektif, efisien dan berinovasi dalam setiap aktivitas bisnisnya. Tuntutan pertumbuhan maupun profitabilitas menjadi goals utama perbankan sehingga bisa menjadi market leader sesuai dengan fokus bisnis yang digelutinya. Salah satu penentu dalam menjaga profitabilitas bank adalah menjaga kualitas kredit. Pertumbuhan portfolio kredit yang baik harus didukung pula dengan menjaga kualitas kreditnya. Semakin bagus kualitas kreditnya, dimana semakin besar portfolio debitur dengan kualitas yang lancar, maka akan semakin sedikit biaya yang harus dicadangkan oleh bank dalam bentuk pencadangan aktiva produktif. Begitu pula dengan semakin besarnya portfolio debitur yang menunggak dengan lama waktu menunggak semakin lama, maka akan semakin besar pula biaya pencadangannya yang akan menggerus profitabilitas bank. Pentingnya menjaga kualitas kredit tentu membuat setiap bank berupaya melakukan deteksi dini kondisi debitur update. Kondisi debitur update sangat dibutuhkan dalam menentukan langkah-langkah penanganannya. Apabila diketahui terdapat debitur yang kondisi aktual di lapangan dideteksi terdapat kendala sehingga perlu dibantu dengan penyelamatan maupun penyelesaian kredit, maka petugas bank di cabang dapat segera mendiskusikannya dengan debitur untuk mencari jalan keluar terbaik apabila ada kendala baik dengan usaha debitur maupun kendala lainnya. Pada umumnya, kondisi debitur terupdate saat ini di sebagian besar bank hanya diketahui secara langsung oleh cabang ataupun petugas bank yang langsung bersentuhan / berkomunikasi dengan debitur. Dengan perbedaan kualitas people di cabang, tentu hal ini akan menjadi resiko sekaligus tantangan bagi bank dalam mengelola kualitas kredit. Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
4
Inisiatif untuk melakukan standarisasi informasi kondisi debitur, fakta yang terjadi di lapangan, melakukan proyeksi dan sekaligus mengidentifikasi resiko kualitas kredit dilakukan oleh salah satu bank di Indonesia dengan membuat tools / system Bedah Debitur. Sistem bedah debitur adalah sistem informasi yang disiapkan untuk mengetahui kondisi debitur update setiap bulan berdasarkan kondisi fakta di lapangan. Petugas cabang dan supervisinya harus memberikan informasi terkini kondisi debitur, kondisi usaha, proses penanganan, proyeksi hasil sekaligus dengan proyeksi kualitas kredit yang dimilikinya untuk diinput ke sistem yang akan menjadi dasar monitoring seluruh petugas dari mulai cabang sampai kantor pusat. Dengan sistem bedah debitur, maka pihak terkait akan memiliki informasi yang cukup berupa data sistem dan data fakta terupdate yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan baik strategis maupun taktikal. Sistem merupakan alat control baik bagi cabang maupun level diatasnya sekaligus alat monitoring yang effektif dan menjadi leading indicator bagi pencapaian kualitas kredit yang baik dan pada akhirnya akan menjaga pencapaian profitabilitas perusahaan. Sistem informasi yang baik tentu didukung dibuat dengan mempertimbangkan komponen yang lengkap dari sistem informasi.
I.2.
TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dilakukannya penulisan paper ini adalah selain sebagai salah satu
tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, juga dilakukan untuk : 1.
Mengkaji keterkaitan antara sistem informasi dengan contoh proses bisnis di bidang perbankan.
2.
Mengkaji dan memahami peranan sistem informasi dalam meningkatkan bisnis perbankan khususnya dalam managing portfolio kredit.
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain yang berfungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara umum, Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam bentuk tertentu yang berguna bagi penerimanya, yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau diolah untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bisa dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang terdapat di dalamnya (O’Brien, 2005). Sementara itu, Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki definisi sebagai bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif. Adapun tujuan umum Sistem Informasi Manajemen, yaitu : Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
6
Menyediakan informasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa membantu percepatan tanpa meninggalkan keakuratan, sehingga bisa meningkatkan nilai jual perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar.
Keempat tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya.
Informasi
akuntansi
manajemen
dapat
membantu
mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
II.2. PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Pada dasarnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20 telah digunakan kartu punch. Selanjutnya pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna, khususnya di lingkungan perusahaan masih kurang memberikan perhatian yang memadai untuk kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE). Dalam pertengahan tahun 1960-an, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika iut mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengatasi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep sistem informasi manajemen ini dengan sangat cepat diterima oleh praktisi bisnis di seluruh dunia. Untuk menjawab segala tantangan bisnis dan dalam mengahadapi globalisasi, sistem informasi menjadi solusi yang tepat bagi para eksekutif dan para mengambil keputusan dalam membantu proses pengembangan dan memajukan perusahaan. Dalam hal pengembangan bisnis, seseorang dapat mendesain dan menganalisis suatu permasalahan suatu aplikasi sistem informasi berdasarkan kebutuhan yang ada. Mengembangkan solusi sistem informasi untuk mengatasi masalah bisnis dapat
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
7
diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses bertahap atau beberapa siklus seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini (O’Brien, 2011) :
Gambar II.1. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Tahapan utama dalam siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari : 1. Perencanaan Sistem (Systems Planning) 2. Analisis Sistem (System Analysis) 3. Perancangan Sistem (Systems Design) 4. Seleksi Sistem (System Selection) 5. Perancangan Sistem (Systems Design) 6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation and Maintenance)
II.3. PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Sistem informasi adalah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan dan melalui suatu siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri dari input, process, dan output (IPO). Siklus IPO menggambarkan bagaimana sistem memperoleh input dari luar dan kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu output. Output yang dihasilkan akan dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian utama dari sistem informasi: 1. Data yang mendukung informasi 2. Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi 3. Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan menggunakan sistem informasi
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
8
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis, yaitu : 1. Mendukung proses bisnis dan operasional. 2. Mendukung pengambilan keputusan. 3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.
Gambar II.2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi kebutuhan pemakai berdasarkan level manajemen. Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 level manajemen, yaitu : 1. Manajemen Tingkat Atas (Manajemen Strategis), merupakan manajemen pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan strategis. Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat kompleks dan jarang sekali menggunakan prosedur yang telah ditentukan. 2. Manajemen Tingkat Menengah (Manajemen Taktis), merupakan keputusankeputusan yang mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis suatu organisasi. 3. Manajemen Tingkat Bawah (Manajemen Operasional), merupakan manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Fokus utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakantindakan koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. 4. Pegawai Non-Manajemen, merupakan semua pegawai yang tidak termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
9
horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
II.4. KOMPONEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Semua sistem informasi memiliki tiga unsur atau kegiatan utama, yaitu (Ismail, 2004) : Menerima data sebagai masukan (input). Memproses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain. Memperoleh informasi sebagai keluaran (output).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Menurut O’brien (2007) Sistem Informasi Manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi seperti pada gambar berikut :
Gambar II.3. Komponen Sistem Informasi
Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. Komponen Input
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
10
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar. Komponen Model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Komponen Output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. Komponen Teknologi Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Komponen Hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. Komponen Software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. Komponen Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System). Komponen Kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
11
temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang merusak sistem dapat
dicegah
dapat
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-
kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Komponen Jaringan Untuk menghubungkan komputer-komputer perangkat keras dalam sebuah kesatuan diperlukan media untuk menghubungi antara hardware dan software sistem informasi yang digunakan di suatu perusahaan. Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware komponen jaringan berupa kartu penghubung jaringan (Network Interface Card), media penghubung jaringan, HUB (konsentrator), repeater, bridge, dan router. Komponen software jaringan berupa sistem operasi jaringan, network adapter drive, dan protokol jaringan.
II.5. PENTINGNYA KUALITAS KREDIT BAGI BISNIS PERBANKAN Kualitas kredit sangat menentukan bagi profitabilitas perbankan. Menurut PBI No. 14/15/PBI/2012, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk:
cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari;
pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang;
pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.
Penyisihan Penghapusan Aset yang untuk selanjutnya disebut PPA adalah cadangan yang harus dihitung sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas asset. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang untuk selanjutnya disebut CKPN, adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat aset keuangan setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal. Kualitas Kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut:
prospek usaha;
kinerja (performance) debitur; dan
kemampuan membayar.
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
12
BAB III PEMBAHASAN III.1 SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN Sistem Informasi Bagi Perusahaan khususnya pada perbankan akan memudahkan atau mengefisienkan sistem pemrosesan bank tersebut. Seperti bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi. Manfaat sistem informasi. SI dapat menolong perusahaan untuk: 1. Meningkatkan Efisiensi Operasional Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership. Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka. 2. Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis Penggunaan ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain. 3. Membangun Sumber-Sumber Informasi Strategis. Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users. Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
13
(strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen. Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end usersmanajerial dengan tantangan manajerial yang besar.
III.2. BEDAH DEBITUR UNTUK MENGELOLA KUALITAS KREDIT BANK Salah satu komponen dalam pencapaian profitabilitas Bank adalah sejauh mana Bank bisa menjaga kualitas kredit yang tergambar dari parameter Cost of Credit (CoC). Cost of Credit digambarkan adalah biaya yang harus dicadangkan oleh Bank terkait kualitas kredit yang ada di Bank tersebut. Cost of credit secara umum dihitung sebagai berikut : CoC = Incremental PPAP + WO - Recovery Keterangan : CoC
= Cost of credit
Incremental PPAP
= Penambahan/pengurangn pencadangan aktiva produktif
WO
= Write off / Hapus Buku
Recovery
= Pembayaran atas debitur yang sudah dihapus bukukan
Tingkat pembayaran kewajiban debitur sangat menentukan kualitas kredit perbankan. Semakin besar portfolio kredit yang dalam posisi lancar (tidak ada tunggakan), semakin kecil tingkat write off dan semakin besar recovery maka akan menurunkan CoC bank tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas bank. Pembayaran debitur tentu sangat ditentukan dari kondisi usaha dan kondisi debitur. Untuk memastikan pembayaran debitur kedepannya akan selalu lancar tentu sangat penting bagi bank untuk mengetahui kondisi terkini / update dari kondisi debiturnya, mulai dari keberadaan debitur, kondisi usaha, sumber pembayaran saat ini, profil resiko, karakter, kendala usaha, rencana pembayaran bulan ini, proyeksi usaha ke depan dan sebagainya.
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
14
Seluruh informasi update tentang debitur sangat berguna bagi seluruh level di bank dalam hal :
Mengetahui kondisi terkini dari debitur, usaha dan informasi lainnya tentang debitur
Mengidentifikasi cara pelayanan dan penanganan yang cepat dan tepat terhadap debitur
Dapat memonitor dan mengidentifikasi permasalahan beradasarkan informasi yang ada sehingga jika ada yang membutuhkan concern ataupun penanganan yang special dapat segera ditindaklanjuti dengan segera.
Manejemen dapat memberikan arahan strategis dalam penanganan portfolio
Kebutuhan perusahaan untuk mengelola kualitas kredit yang baik menuntut perusahaan untuk memiliki sistem informasi yang update tentang kondisi debitur dan hal-hal lainnya yang dibutuhkan oleh seluruh level di perusahaan.
III.3. SISTEM INFORMASI BEDAH DEBITUR Kebutuhan akan sistem informasi tentang debitur tersebut menyebabkan perlunya identifikasi sistem informasi mengenai debitur yang terintegrasi untuk seluruh level. Komponen-komponen sistem informasi dapat berupa user, hardware, software, data, dan informasi. Berikut adalah salah satu contoh tampilan dari sistem bedah debitur :
Gambar III.1. Sistem Informasi Bedah Debitur
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
15
Tabel III.1. Komponen Sistem Informasi Debitur
Sistem Informasi Manajemen, Kelompok 4, MB IPB E50, 2014 | 16
BAB IV PENUTUP IV.1. KESIMPULAN Sistem informasi manajemen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia bisnis dewasa ini. Saat ini, setiap perusahaan wajib memiliki sistem informasi dalam menghadapi persaingan bisnisnya terhadap perusahaan yang sejenis maupun tidak sejenis. Dengan adanya sistem informasi ini, tidak hanya membuat proses menjadi otomatis, tetapi juga menciptakan tingkat akurasi yang tinggi, kecepatan dalam pelayanan, dan membuat kegiatan operasional bisnis suatu perusahaan menjadi lebih efektif, efisien terstruktur dan mempunyai fleksibilitas. Sistem informasi bedah debitur merupakan salah satu sistem informasi yang sangat penting bagi perbankan dalam melakukan pengelolaan kualitas kredit. Semakin update dan detil informasi tentang debitur yang dimiliki oleh perbankan maka semakin berguna bagi perbankan dalam melakukan : 1. Mengetahui kondisi terkini dari debitur, usaha dan informasi lainnya tentang debitur 2. Mengidentifikasi cara pelayanan dan penanganan yang cepat dan tepat terhadap debitur 3. Dapat memonitor dan mengidentifikasi permasalahan beradasarkan informasi yang ada sehingga jika ada yang membutuhkan concern ataupun penanganan yang special dapat segera ditindaklanjuti dengan segera. 4. Manejemen dapat memberikan arahan strategis dalam penanganan portfolio Dalam pembuatan sistem informasi bedah debitur, harus dapat mengcover beberapa hal sebagai berikut : 1. Aktivitas Sistem Informasi, meliputi : Input, Pemrosesan, Output, Penyimpanan, Kendali 2. Sumberdaya, meliputi : Hardware dan jaringan (Mesin dan media), Software (Program dan Prosedur), Sumber Daya Manusia (Spesialis dan pengguna), Sumber Daya Data, Produk Informasi
IV.1. SARAN 1. Perlu review dari waktu ke waktu khususnya dari sisi software dan hardware agar lebih up to date Sistem Informasi Manajemen, Kelompok 4, MB IPB E50, 2014 | 17
2. Perlu memastikan seluruh user menggunakan dan utilisasi sistem ini dapat sesuai harapan. 3. Perlu memaksimalkan tindaklanjut penggunaan informasi yang didapatkan dari sistem bedah debitur khususnya menjalankan keputusan-keputusan yang stretegis bagi bank
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
18
DAFTAR PUSTAKA Cortada, J. W. 1995. Total Quality Management: Terapan dalam Manajemen Sistem Informasi. McGraw-Hill Book Co. Yogyakarta. Davis, B. Gorgon. 2005. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. PT. Gramedia. Jakarta. Indrajit. R. E. 2000. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Elex Media Koputindo. Jakarta. Ismail, M. 2004. Konsep Sistem Informasi Manajemen. http://www.library.usu.ac.id [Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013, 22:48 WIB]. Lucas, H.C., Jr. 1999. Information Technology and the Productivity Paradox: Assessing the Value of Investing in IT. Oxford University Press. New York. O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Terjemahan: Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F. dan Deny A. K. (penerjemah). Salemba Empat. Jakarta. O’Brien, J. A. and Marakas, G. M. 2011. Management Information System Tenth Edition. Mc.Graw-Hill Companies. New York. Pangestu, D. W. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen. http://www.ilmukomputer.com [Diakses pada tanggal 8 November 2013]. PBI No. 14/15/PBI/2012. Penilaian Kualitas Bank Umum. The Hudson Group. 2013. http://hudsonltd.com/productsandservices/ [Diakses pada tanggal 8 November 2013].
Sistem Informasi Management MB IPB E50-2014
19