BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat Permasalahan sampah Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah Organik dan Sampah Anorganik. Bicara soal sampah, masyarakat Indonesia umumnya tidak peduli sampah yang dihasilkan rumah tangganya jenis organik atau anorganik. Jangan dulu kita bicara tentang pemisahan sampah organik dan anorganik yang seharusnya dimulai di tingkat rumah tangga, membuang sampah saja kita masih sembarangan. Tidak mengherankan jutaan meter kubik sampah rumah tangga bercampur baur menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di berbagai kota. Data Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Bogor menunjukkan bahwa pada tahun 2016 Kota Bogor dihadapkan pada peningkatan volume sampah sebanyak 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 volume sampah kota Bogor sebanyak 1.901 m3/hari meningkat menjadi 1.940 m3/hari di tahun 2015. Sebanyak 73% volume sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Galuga dan sisanya diharapkan terserap melalui pengembangan kegiatan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reduce Reuse Recycle) dan Bank Sampah. Bank Sampah Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah‐pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Pengelolaan Bank sampah dilakukan layaknya menerapkan sistem perbankkan pada umumnya. Perbedaan yang mendasar adalah barang yang ditabung bukanlah uang melainkan sampah yang masih memiliki nilai manfaat. Sampah yang dapat disetorkan antara lain : kertas, botol plastik, gelas plastik, kardus, plastik kemasan, plastik kresek, koran, plastic sachetan, ember, kaleng, besi, alumunium, dll. Sistem perbankkan tersebut dikelola oleh petugas sukarelawan. Seperti halnya di bank konvensional, setiap nasabah mendapat nomer rekening dan buku tabungan. Catatan di dalam
buku tabungan meliputi identitas pemilik, tanggal setor, jenis sampah yang disetor beserta jumlahnya. Waktu penyetoran bisa disesuaikan melalui kesepakatan bersama. Sampah‐sampah yang telah disetor para nasabah dikumpulkan di oleh bank di gudang. Setelah dirasa cukup, petugas bank kemudian bisa melakukan transaksi dengan pengepul sampah agar membelinya. Hasil penjualan sampah tersebut kemudian dibagi antara pihak bank dan nasabah dengan sistem prosentase. Besaran prosentase bisa disesuaikan kemudian. Waktu pembagian hasil penjualan sampah bisa disesuaikan dengan kebutuhan atau disepakati bersama antara pihak bank dengan nasabahnya. Untuk memudahkan pemilahan sampah, pihak bank sampah misalnya bisa menaruh tiga kantong di rumah‐rumah penduduk. Masing‐masing untuk sampah kertas atau kardus, plastik dan gabus, serta untuk botol dan kaleng, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Masyarakat dapat sewaktu‐waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan pokok seperti gula, sabun, minyak dan beras. Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah dan asuransi Kesehatan menggunakan Tabungan sampah. Bank sampah memberikan manfaat untuk masyarakat yaitu menambah penghasilan masyarakat, berupa imbalan uang tabungan dalam rekening bank sampah yang mereka miliki ketika mereka menukarkan sampahnya. Disisi lain bank sampah juga dapat mengurangi tumpukan sampah yang tidak dapat dilayani oleh angkutan sampah yang ditampung di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang dikelola oleh pemerintah. Bank Sampah Rangga Mekar Bank Sampah Rangga Mekar berdiri karena adanya keprihatinan masyarakat terhadap lingkungan sekitar yang semakin lama semakin dipenuhi dengan sampah baik organik maupun anorganik. Sampah yang semakin banyak tentu akan menimbulkan banyak masalah, sehingga memerlukan pengolahan seperti membuat sampah menjadi bahan yang berguna. Bank sampah Rangga Mekar dibentuk atas dasar kerjasama berbagai lembaga swadaya masayarakat (Nusatani, Paguyuban Bogor, Ormas Oi Hing Puri Bima Sakti) bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Dan PKK Kelurahan Rangga Mekar. Bank sampah Rangga Mekar diresmikan oleh Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto pada tanggal 22 Februari 2016. Bank sampah Rangga Mekar berdiri di lahan fasilitas sosial dan fasilitas umum Taman Interaksi Warga & Arboretum Rangga Mekar RW 10/ RT 01, yang memanfaatkan lahan milik pemerintah kota Bogor seluas 9.318 m2. Selain Bank sampah dibangun juga Rumah Kreatif 3R Nusantara
sebagai tempat pembelajaran dan kerajinan daur ulang sampah dengan menggunakan fasilitas bekas rumah contoh milik Bogor Nirwana Residence yang sudah kosong dan tidak termanfaatkan. Peresmian Bank Sampah Rangga Mekar oleh Walikota Bogor Bank sampah Rangga Mekar merupakan implementasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat (community based solid waste management). Secara harfiah pengelolaan sampah berbasis masyarakat diartikan sebagai sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun, dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Prinsip‐prinsip pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah: 1.
Partisipasi masyarakat
2.
Kemandirian
3.
Efisiensi
4.
Perlindungan lingkungan
5.
Keterpaduan sampah rumah tangga, sampah an organik , didaur ulang/ digunakan kembali
Dalam mengumpulkan sampah Bank Sampah Rangga Mekar mengandalkan dua cara yaitu penyetoran langsung oleh masyarakat ke bank sampah dan petugas bank sampah mencari sampah ke pusat sampah di masyarakat secara door to door dengan menggunakan kendaraan operasional mobil box atau motor beroda tiga. Sampah yang terkumpul kemudian dipilah menjadi sampah organik dan sampah an organik. Setelah nasabah mengisi absensi, kemudian petugas mencatat jenis sampah yang dibawa. Sampah kemudian ditimbang sesuai dengan jenis sampahnya. Data berat sampah dan nominal rupiah yang diterima kemudian dicatat di buku besar kemudian nasabah pulang membawa bukut tabungan yang sudah berisi nominal rupiah hasil penimbangan sampah.
Kegiatan pengumpulan, penimbangan dan pencatatan sampah Bank sampah Rangga Mekar melayani 13 RW yang terdiri dari pemukiman teratur (perumahan elite) dan pemukiman tidak teratur (perkampungan). Setiap bulannya Bank Sampah Rangga Mekar menerima sampah sebanyak 600 kg sampai dengan 1 Ton yang setara dengan nilai uang sekitar Rp 800 ribu – Rp 1 Juta. Sampah yang disetorkan warga dihargai mulai dari Rp 150 – Rp 600 ribu tergantung dari jenis sampahnya. Sampah‐sampah tersebut kemudian dikirim ke pengepul besar, namun beberapa sampah anorganik dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan seperti pot bunga, goody bag, miniatur hiasan rumah tangga, atau produk‐ produk sekunder yang lainnya, sedangkan sampah organik diolah menjadi pupuk kompos. Dalam Perkembangannya, banyak pihak yang melirik dan tertarik dengan kiprah Bank sampah Rangga Mekar. Telah banyak kalangan yang berkunjung ke Bank sampah Rangga Mekar seperti perwakilan pemerintah kota Semarang, Malang dan Pemeritah Timor Leste, tak terkecuali kalangan akademisi dan diangkat dalam berbagai media masa cetak dan elektronik. Bantuan dari pemerintah pun datang dengan sendirinya, baru‐baru ini Bank sampah Rangga Mekar telah mendapatkan bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum berupa alat untuk mengelola sampah organik serta digester biogas. Alat tersebut berguna untuk memisahkan sampah untuk memudahkan pembuatan produk turunan dari sampah organik. Sedangkan digester biogas berguna untuk menghasilkan biogas dari hasil pengolahan sampah organik.
Mekanisme Bank Sampah (dok: rumahpelangi.org)
Kerajinan tangan yang terbuat dari sampah (dok : efekgila.com) Dengan adanya Bank sampah Rangga Mekar, diharapkan dapat mengurangi volume sampah di tempat pembuangan sampah yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Dalam jangka panjang keberadaan Bank Sampah Rangga Mekar dapat berperan aktif dalam membantu program Pemerintah Kota Bogor dalam mewujudkan Bogor menjadi Kota yang BISA (Bersih, Indah, Sejuk dan Asri). Berkat Sampah Menuju Jepang Totalitas dan kreativitas yang ditunjukkan bank sampah Rangga Mekar telah mendapatkan apresiasi dan dukungan dari berbagai pihak. Apresiasi pemerintah kota Bogor terlihat dari kesediaan Walikota Bogor yang turun langsung meresmikan pengoperasian Bank Sampah Rangga Mekar. Dan yang lebih menggembirakan, badan kerjasama internasional Jepang, Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) juga menunjukkan perhatian dan apresiasinya. Pada
tanggal 28 Mei 2016, perwakilan bank sampah Rangga Mekar diundang ke Jepang untuk melakukan studi banding pengelolaan sampah di negeri sakura selama 10 hari. Dalam kunjungan di Jepang, perwakilan Bank Sampah Rangga Mekar mengnjungi beberapa tempat seperti Sekolah Dasar Shinichi di Kota Hiroshima, perusahaan pengeloaan sampah Egawa Econos dan Kuil Miyajima. Di Sekolah Dasar Shinichi mereka belajar bagaimana murid‐ murid SD sudah diperkenalkan dengan sampah dan tehnik pengelolaannya. Pelajaran pengeloaan sampah telah menjadi kurikulum wajid di sekolah dasar tersebut. Dalam kunjungan ke perusahaan pengelola sampah Egawa Econos diperoleh pelajaran bagaimana memilah sampah sejak dini dan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik. Kunjungan tersebut Bertepatan dengan hari peduli sampah sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2016, perwakilan bank sampah Rangga Mekar turut berpatisipasi dalam kegiatan pungut sampah di kota Hiroshima.
Kegiatan Pungut Sampah di Kota Hiroshima “Banyak pelajaran yang didapat dari kunjungan ke Jepang diantaranya kita belajar bagaimana masyarakat Jepang memilah sampah sejak masih berada di rumah dan bagaimana rapinya sistem pengeloaan sampah di kota Hiroshima. Semoga hasil kunjungan ke Jepang tersebut dapat diimplementasikan di Indonesia, khususnya memberikan dampak yang nyata terhadap masyarakat di Rangga Mekar sehingga sampah tidak lagi menjadi masalah namun menjadi berkah bagi masyarakat sekitar” beber Sandi Adam, ketua umum Bank Sampah Rangga Mekar. Patut diakui bahwa dengan adanya Bank Sampah Rangga Mekar memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar, selain manfaat ekonomis juga manfaat ekologis. Masyarakat sekitar menuai berkah dari sampah.