Pendahuluan System of R ice Intensification (SRI) merupakan sistem budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien berbasis pada pengelolaan tanaman, biologi tanah, tata air dan pemupukan secara terpadu untuk meningkatkan pertumbuhan sistem perakaran, jumlah anakan, keragaman hayati (biodeservity) dan kekuatan biologis tanah dalam mendukung peningkatan produktivitas padi. Konsep dasar pemikiran SRI adalah pada dasarnya padi bukan merupakan tanaman air tetapi hanya membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan tanaman padi paling baik adalah dalam kondisi tanah lembab (aerob) selama fase vegetatif (moist dur ing vegetative phase), sebaliknya perkembangan perakaran tanaman padi akan terhambat dalam kondisi tergenang selama fase tersebut, hal ini berarti dengan menerapkan pola SRI akan menghemat air paling tidak sekitar 50% . Prinsip peningkatan produksi padi berbasis organik berpola SRI adalah pengelolaan tanaman, tata air (sistem irigasi), pemupukan berbasis organik dan kekuatan biologis tanah (soil biological power), untuk (1) meningkatkan per tumbuhan dan sistem perakaran tanaman; dan (2) meningkatkan jumlah anakan, jumlah malai berisi dan produktivitas tanaman padi secara berkelanjutan. Metode ini per tama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar antara tahun 1983-1984 oleh biarawan Yesuit asal Perancis bernama FR. Henri de Laulani, S.J. Oleh penemunya, metodologi ini selanjutnya dalam
bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI. Sampai dengan tahun 2006, SRI telah berkembang di 36 negara, yaitu: Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, India, Nepal, Srilangka, Gambia, Madagaskar, Mozambique, Sierra Leone, Ghana, Benin, Barbados, Brasil, Cuba, Guyana, Peru, Amerika Ser ikat, Afganistan, Iran, Irak, Pakistan, Bur kina Faso, Ethiopia, Guinea, Mali, Zambia, Colombia, Republik Dominika dan Haiti. Uji coba pola SRI per tama di Indonesia dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Per tanian di Sukamandi, Jawa Barat pada musim kemarau 1999 dengan hasil 6.2 ton/ha dan musim hujan 1999/2000 dengan hasil rata-rata 8,2 ton.
Prinsip– Prinsip–prinsip Budidaya Budidaya Padi Pola SRI 1. Tanaman bibit muda berumur 7 - 12 hari setelah semai (hss) siap ditanam 2. Tanam bibit satu lubang satu dengan jarak tanam 25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih jarang. 3. Pindah tanam harus segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal. 4. Pemberian air maks 2 cm ( macak- macak ) dan periode ter tentu diker ingkan sampai pecah (Irigasi berselang / terputus) 5. Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 – 3 kali dengan interval 10 har i. 6. Menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau).
Kelebihan SRI 1. Tanaman hemat air (pemberian air max 2 cm paling baik macak-macak sekitar 5mm) dan ada periode pengeringan sampai tanah pecah-pecah (irigasi terputus) 2. Hemat biaya (butuh benih 5 kg/ha, tidak butuh biaya pencabutan bibit, tidak butuh biaya pindah bibit, tenaga tanam berkurang, dll) 3. Hemat waktu (ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, panen lebih awal)
PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan Tanah
Tanah dibajak sedalam 25 – 30 cm sambil membenamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan.
Tanah digemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna.
Dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan Pupuk Organik (Pupuk Kandang, bokhasi)
Yang harus diperhatikan dalam pengolahan tanah :
Parit sekeliling petak.
Parit ditengah petak.
Pembuatan parit.
Penataan lahan dan pembuatan saluran pada petakan (jarak 3 m dalam dan lebar saluran 30 cm)
Pemilahan Benih Benih Bernas Dengan Larutan Larutan Garam
Pemilahan Benih Bernas dengan larutan Garam Untuk mendapatkan benih yang ber mutu baik / bernas, maka perlu benih tersebut dihasilkan sendiri maupun benih berlabel, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Masukkan air ke dalam ember, kemudian masukkan garam lalu dianggap cukup bila telur itik / telur ayam bisa mengapung.
2.
Masukkan benih padi ke dalam ember yang berisi larutan garam, ambil benih yang tenggelam dan dicuci bersih.
3.
Benih yang ber mutu ( temnggelam) tersebut direndam dalam air bersih selam 24 – 48 jam.
4.
Setelah direndam, selanjutnya diangin-anginkan (ditiriskan).
PERSEMAIAN KERING DAN BASAH
Persemaian Kering Persemaian untuk Budidaya SRI tidak harus mempergunakan persemaian disawah, tetapi dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu / besek. Hal ini dimaksudkan untuk memper mudah : pemindahan, pencabutan dan penanaman. Proses per semaian adalah sebagai berikut : 1. Benih yang dipergunakan dalam budidaya SRI tergantung pada kebiasaan / kesukaan petani (bermutu baik / bernas). 2. Masukkan media tumbuh campuran tanah subur, pupuk kandang dan arang sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai kedalaman sekitar 7 cm, kemudian disiram air sehingga tanah menjadi lembab. 3. Tabur benih sekitar 300 – 350 benih/baki kemudian tutup dengan jerami atau kompos, siram dengan air hingga lembab. Benih siap tanam pada 7 – 12 har i setelah semai .
Persemaian Basah Pada persemaian basah perlakuannya adalah sama dengan per semaian kering, yang membedakan cara pengairannya dan tempat / media dilahan sawah.
PENANAMAN
Penanaman Dalam penanaman model SRI yaitu dengan : 1.
Pengaturan tanam dengan menggunakan caplak / pembuatan garis.
2.
Penanaman metode SRI dilakukan dalam kondisi air yang menggenang ( macak- macak).
3.
Bibit tanaman padi ditanam pada umur 7 – 15 hari (15 hari maksimal), dengan jumlah satu bibit per lubang tanaman.
4.
Jarak tanam bisa menggunakan 25x25 cm, 30x30 cm, 35x35 cm dan atau lebih jarang lagi sehingga pertumbuhan ser ta perkembangan akar dan anakan menjadi produktif.
5.
Apabila bibit sudah siap tanam segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus. Bibit ditanam dangkal 1 – 1,5 cm dengan perakaran seper ti huruf L (horizontal).
6.
Setelah penanaman lakukan penggenangan hingga 1 – 2 cm selama 1 jam, kemudian keringkan.
PEMUPUKAN
Pemupukan Takaran pupuk an organik (kimia) mengikuti anjuran Dinas Per tanian / PPL atau kebiasaan setempat. Dibawah ini contoh pemupukan yang dilakukan pada demplot SRI : 1.
Pemupukan dasar 2 – 10 ton kompos jerami / pupuk kandang / bokhasi
2.
Pemupukan I pada umur 7 – 15 HST dengan dosis Urea 125 kg/ha, SP.36 100 kg/ha
3.
Pemupukan II pada umur 25 – 30 HST dengan dosis Urea 125 kg/ha
4.
Pemupukan III pada umur 25 – 30 HST dengan dosis ZA 100 kg/ha (jika tanaman belum bagus) Metode SRI sangat dianjurkan dianjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau daun), penggunaan pupuk organik organ ik selain memperbaiki struktur tanah juga bisa mengikat air/ menghemat air.
PENYIANGAN
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggembur tanah ser ta untuk meningkatkan aerasi zona perakaran. Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah, semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat meningkatkan produksi
Penggemburan tanah berarti menjaga kestabilan rumah tangga tanah, agar tersedia oksigen selain menghindari per saingan energi dan nutrisi.
KEBUTUHAN AIR
Pemberian Air Pemberian air dengan cara terputus-putus (inter mitten) dengan ketinggian air dipetakan sawah maksimum 3 cm, paling baik macak- macak (0,5 cm). Dan pada periode ter tentu petak sawah harus dikeringkan sampai pecah-pecah. Air harus diber ikan cukup pada saat pengolahan tanah untuk memudahkan pembajakan. Pada saat tanam kondisi air macak- macak jangan terlalu tergenang. Pada masa pertumbuhan usahakan tanah dalam kondisi lembab. Pada saat penyiangan sebaiknya tanah digenangi air 1 – 3 cm. Pada fase pembuahan tanah juga sebaiknya digenangi air 1 – 3 cm. Pada fase pemasakan tanah sudah harus dikeringkan.
P ENGENDALIAN OPT
Pengendalian OPT 1.
Pengendalian OPT dilakukan dengan metode Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT), dengan cara mempergunakan varietas benih yang sehat dan resisten terhadap hama dan penyakit, menanam secara serentak ser ta mempergunakan pestisida dilakukan dalam kondisi ter tentu sesuai kebutuhan secara bijak dan selektif.
2.
Hama belalang, walang sangit, keong dibuatkan alat penangkap. Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok, pengembangan ser ta pelestarian musuh alami sebagai predator.
3.
Penggunaan pestisida hanya dilakukan sebagai langkah terakir, bila ternyata serangan hama dan penyakit belum dapat diatasi
MEWARIS KAN ALAM YANG UTUH DAN LESTARI KEPADA ANAK CUCU S EB UAH HARAPAN B UDI DAYA PADI METODE SRI
PANEN
Panen Panen dilakukan setelah tanaman tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata atau masaknya gabah. Indikasinya : bila digigit tidak berair. Dari pengalaman selama ini panen berlangsung lebih awal dibandingkan dengan sistem biasa / konvensional (dihitung dari mulai persemaian).