10
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim tanam kedelai organik, jagung manis, ubi jalar dan diberakan selama beberapa bulan sebelum digunakan untuk percobaan ini. Percobaan dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Maret 2012. Analisis tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih padi varietas Ciherang (deskripsi varietas disajikan pada Lampiran 1), pupuk kandang ayam, abu sekam, jerami, hijauan Tithonia diversifolia dan dekomposer (Lampiran 2). Alat-alat yang digunakan adalah timbangan digital, bagan warna daun (BWD), kantong kertas, alat budidaya, dan alat tulis.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT)-Faktorial dengan perlakuan 2 faktor yaitu kombinasi pemupukan dengan penggunaan dekomposer. Faktor pertama adalah jenis pupuk yaitu: A : 15 ton pupuk kandang ayam per ha dengan penambahan 5 ton Tithonia diversifolia per ha B : 10 ton pupuk kandang ayam per ha dengan penambahan 5 ton Tithonia diversifolia per ha C : 10 ton pupuk kandang ayam per ha dengan penambahan 5 ton jerami per ha Faktor kedua adalah penggunaan dekomposer yaitu: 1
:
Tanpa aplikasi dekomposer
2
:
Dengan aplikasi dekomposer
11 Kombinasi perlakuan ada 6 dengan 4 kali ulangan, sehingga terdapat 24 unit percobaan dengan ukuran petakan 3 m x 3 m. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm x 30 cm dengan 3 bibit padi per lubang. Setiap unit percobaan diambil 10 tanaman contoh. Model linear: Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + δk + εijk Yijk
: Respon tanaman terhadap jenis pupuk ke-i, penggunaan dekomposer ke-j dan ulangan ke-k
µ
: Rataan umum
αi
: Pengaruh perlakuan jenis pupuk ke-i (i: 1,2,3)
βj
: Pengaruh penggunaan dekomposer ke-j (j: 1,2)
(αβ)ij
: Pengaruh interaksi jenis pupuk ke-i dengan penggunaan dekomposer ke-j
δk
: Pengaruh ulangan ke-k (k: 1,2,3,4)
εijk
: Pengaruh galat percobaan terhadap jenis pupuk ke-i, penggunaan dekomposer ke-j, dan ulangan ke k Data dianalisis dengan sidik ragam, dan apabila perlakuan berpengaruh
nyata, dilakukan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf kesalahan 5%. Sebagai perbandingan dilakukan juga penanaman padi dengan perlakuan jerami dengan dosis 15 ton ha-1 dengan pemberian dekomposer, tanpa pemberian dekomposer, dan dengan pupuk kandang 0.4 ton ha-1 yang dicairkan sebagai dekomposer. Perlakuan pembanding bertujuan untuk mengurangi dosis pupuk kandang yang digunakan dengan menambahkan dosis jerami. Ukuran petakan tambahan ini adalah 5 m x 5 m untuk setiap perlakuan pembanding. Khusus untuk membandingkan perlakuan dengan ketiga pembanding, dilakukan uji t-student.
12
Pelaksanaan Analisis Tanah Awal Analisis tanah awal dilakukan terhadap C-organik, pH, N total, P tersedia, dan K tersedia yang contohnya diambil secara komposit. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma empat minggu sebelum tanam bersamaan dengan aplikasi pupuk sesuai perlakuan. Setelah dua minggu dari aplikasi pupuk dilakukan aplikasi dekomposer sesuai perlakuan. Sistem yang digunakan yaitu sistem olah tanah sempurna, tanah dibajak, digaru dan dilumpurkan sampai siap tanam. Persiapan dan Aplikasi Pupuk Organik Aplikasi Tithonia diversifolia, jerami dan pupuk kandang dilakukan empat minggu sebelum tanam. Aplikasi pupuk organik dilakukan secara bertahap, yaitu aplikasi pertama pada 5 minggu sebelum pindah tanam dan aplikasi kedua pada saat tanaman berumur 6 MST. Aplikasi kedua dilakukan dengan menambahkan pupuk kandang dilakukan pada semua petak percobaan dengan dosis 5 ton ha-1 dengan cara ditebar. Penambahan pupuk kandang tersebut dilakukan saat terlihat gejala defisiensi hara pada saat tanaman berumur 6 MST. Bagian tanaman Tithonia diversifolia yang dipilih adalah bagian pucuk tanaman sepanjang ± 30 cm dengan ciri-ciri batang yang masih berwarna hijau. Jerami dan Tithonia diversifolia yang sudah terkumpul dicacah hingga berukuran 5-10 cm kemudian ditabur di petakan bersama dengan pupuk kandang sesuai perlakuan masing-masing. Aplikasi Dekomposer Aplikasi dekomposer dilakukan dua minggu setelah aplikasi pupuk organik. Dekomposer dengan dosis 0.05% per bahan baku dilarutkan dalam 5 liter air kemudian disiramkan secara merata pada lahan yang telah diberi aplikasi pupuk organik.
13 Penanaman Tiga minggu sebelum penanaman dilakukan penyemaian benih padi dengan cara memasukkan benih ke dalam karung goni dan merendam selama semalam dengan air agar benih dapat berkecambah dengan serentak. Penyemaian benih dilakukan pada bedengan semai. Bibit yang sudah siap tanam (21 HST) dipindahkan ke masing-masing petakan. Bibit ditanam sebanyak 3 tanaman per lubang dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Penyulaman Penyulaman
dilakukan
untuk
mengganti
bibit
yang
mati
atau
pertumbuhannya kurang baik di lahan sawah. Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah tanam (MST) dengan umur bibit yang sama. Pemeliharaan Selama masa pertumbuhan tanaman, pengaturan air menjadi perhatian utama dan penyiangan dilakukan sesuai keperluan. Irigasi menggunakan air sungai yang terlebih dahulu melalui petak kecil berisi eceng gondok (Gambar 2). Penyemprotan pestisida nabati dan agen hayati dilakukan secara terbatas disesuaikan dengan serangan OPT yang muncul.
Gambar 1. Air yang dialirkan melalui petakan kecil berisi eceng gondok.
14 Pengamatan Kondisi tanah dan karakter agronomi tanaman yang diamati tercantum dalam tabel berikut. Tabel 1. Komponen-komponen pengamatan No Peubah 1 Analisis Tanah awal (Corganik, pH, N total, P tersedia, dan K tersedia) 2 Analisis Pupuk Kandang
3
Kondisi umum tanaman
Satuan Waktu % Sebelum aplikasi pupuk % Sebelum aplikasi pupuk Setiap minggu
A. Fase Vegetatif 4 Tinggi tanaman
5
Jumlah anakan per rumpun
6
Warna Daun
7
Panjang akar
8
Pengamatan bobot kering biomassa akar dan tajuk Analisis kadar hara dalam tanaman
9
cm
cm
Setiap minggu (3-8 MST) Setiap minggu (3-8 MST) Setiap minggu (3-8 MST) 8 MST
Cara Analisis satu sampel tanah secara komposit menganalisis hara makro dan mikro pupuk kandang di laboratorium Mengamati kondisi tanaman, lingkungan, dan serangan hama dan penyakit
Mengukur tinggi pada 10 tanaman contoh dari pangkal sampai pucuk daun. Menghitung jumlah anakan dalam satu rumpun Membandingkan warna daun dengan BWD Mengukur panjang akar dari ujung hingga batas batas tajuk Menimbang
g
8 MST
%
8 MST
Menganalisis tanaman saat vegetatif maksimum
14 MST
Menghitung jumlah anakan yang menghasilkan malai pada tiap rumpun Mengukur malai dari ujung hingga ke pangkal malai Menghitung jumlah malai dalam satu rumpun Menimbang bobot gabah dari masing-masing tanaman contoh Dihitung dari persentase gabah sebanyak 100 g yang diambil dari setiap tanaman contoh
B. 10
Pengamatan Komponen Hasil Jumlah anakan produktif
11
Panjang malai
12
Jumlah malai
13
Bobot basah dan bobot kering gabah per tanaman
g
14 MST
14
Persentase gabah isi dan gabah hampa
%
14 MST
cm
14 MST 14 MST
15 Lanjutan... (Tabel 2) No Karakter agronomi 15 Bobot 1000 butir 16
Bobot basah dan kering gabah petakan bersih
17
Produktivitas (GKG)
Satuan Waktu g 14 MST g
14 MST
ton ha-1
14 MST
Cara Dihitung dari jumlah 1000 butir gabah isi Dihitung dari hasil tanaman tengah dengan luasan 7.29m-2 Hasil konversi bobot kering gabah per petak bersih (g 7.29m-2) ke dalam luasan hektar ( ton ha-1)