22
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Percobaan
Penelitian
ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-
Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat 1.340 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kubis bunga varietas lokal, siput setengah cangkang, tanah, air, pupuk kandang, pupuk NPK, Urea, ZA, TSP, KCl dan insektisida. Alat yang dipergunakan adalah cangkul, gembor, meteran, papan nama, alat tulis dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor I : Umur tanaman U1 = 2 minggu setelah tanam (mst) U2 = 4 minggu setelah tanam (mst) U3 = 6 minggu setelah tanam (mst)
Faktor II : Jumlah siput S0 = Tanpa siput
23
S1 = 3 ekor siput / plot S2 = 6 ekor siput / plot S3 = 9 ekor siput / plot Sehingga kombinasi perlakuan yang diperoleh adalah U1S0 U2S0 U3S0 U1S1 U2S1 U3S1 U1S2 U2S2 U3S2 U1S3 U2S3 U3S3 Masing–masing perlakuan diulang sebanyak empat kali, yang diperoleh dari : (t-1) (r-1) > 15 (12-1) (r-1) > 15 11r – 11 > 15 r > 26/11 r = 2,4 r=3 Jumlah plot = 36 Luas plot = 2 x 4 m Jarak tanam = 45 x 65 cm Populasi tanaman per plot = 30 Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier, sebagai berikut : Yijk = µ + αi +βj + Σij Dimana : Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai tengah umum
24 αi = Pengaruh perlakuan ke-i βj = pengaruh kelompok ke-j Σij = galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j (Bangun, 1990).
Pelaksanaan Penelitian
Penyemaian benih Tanah untuk media semai dibersihkan, diolah, diratakan dan dibuat bedengan dengan ketinggian 10 cm dengan ukuran 3 x 1 m. Ditaburkan pupuk NPK ke seluruh bedengan, kemudian ditutup dengan tanah. Selanjutnya benih ditaburkan secara merata ke seluruh bedengan, lalu ditaburi tipis-tipis dengan tanah dan disiram.
Pengolahan Tanah
Pembersihan Sebelum tanah diolah, lahan hendaknya dibersihkan terlebih dahulu dari gulma-gulma yang ada. Dikumpulkan disuatu tempat untuk dibakar atau dijadikan kompos. Pengolahan tanah Pengolahan tanah dilakukan untuk menggemburkan tanah agar siap untuk ditanami kubis bunga serta dapat pula menjadi tindakan pencegahan penularan penyakit yang termasuk patogen tular tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah hingga gembur dan rata.
25
Pembagian plot Pembagian plot dilakukan dengan membagi plot yang berukuran 2 x 4 m, dan lebar parit antar plot yaitu 40 cm.
Penanaman
Bibit varietas lokal yang ditanam adalah bibit yang telah berumur 25-30 hari setelah benih ditanam atau yang telah memiliki 3–4 helai daun. Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat, pertumbuhannya baik dan segar, daun–daun yang tidak rusak, tumbuhnya kuat dan tegak, serta tidak terserang hama dan penyakit. Bibit ditanam dengan jarak tanam 45 x 65 cm, dengan populasi 30 tanaman setiap plotnya.
Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari bila ada tanaman yang mati atau rusak sebelum siput setengah cangkang diinokulasikan. Tanaman disiangi dari gulma setiap minggunya dan sebelum dilakukan pemupukan.
Inokulasi Siput Setengah Cangkang
Siput setengah cangkang yang akan diinokulasikan adalah siput setengah cangkang pada stadia paling merusak dengan ukuran ± 3-5 cm yang diambil dari pertanaman kubis. Siput setengah cangkang yang telah dikumpulkan, dipilih yang sehat dan diinokulasikan ke tanaman pada 2 minggu setelah tanam (mst) pada waktu pagi hari, selanjutnya pada 4 dan 6 (mst).
26
Pemupukan Pemupukan tanaman dilakukan dua kali yakni sebelum tanam dan pada umur ± 4 minggu setelah tanam dengan kebutuhan untuk seluruh tanaman adalah : Pupuk kandang = 1, 2 Ton/ 400 m² Urea = 4 kg/ 400 m² ZA = 10 kg/ 400 m² TSP = 10 kg / 400 m² KCl = 8 kg / 200 m² Dosis pupukn yang diberikan sesuai dengan rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu-Sayuran Dataran Tinggi (PHT-SDT) untuk tiap tanaman adalah 4 gram Urea + 9 gram ZA, 9 gram TSP dan 7 gram KCl. Pemupukan sebelum tanam diberikaan pupuk kandang (1 kg), setengah dosis pupuk N (Urea 2 gram + 4,5 gram ZA), TSP (9 gram) dan KCl (7 gram) dengan cara diletakkan di dalam lubang tanam. Sisa pupuk N (Urea 2 gram + 4,5 gram ZA) diberikan pada saat tanaman berumur ± 4 minggu dengan cara menaburkannya dalam lubang setengah lingkaran yang dibuat di sekitar pangkal batang kemudian ditutup tanah tipis-tipis (Sastrosiswojo, 1993).
Pengamatan
Pengamatan dan pengambilan data di lapangan dilakukan seminggu sekali setelah inokulasi siput, yang dilakukan setelah aplikasi pertama. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan sebanyak 8 kali.
27
Peubah Amatan
Persentase kerusakan tanaman
Pengamatan kerusakan tanaman dilakukan seminggu setelah inokulasi siput setengah cangkang di lapangan dan diamati dengan interval pengamatan 7 hari selama 8 kali pengamatan. Untuk serangan Organisme Penganggu Tanaman yang menimbulkan kerusakaan pada suatu tanaman, maka perhitungan persentase tingkat kerusakan tanaman kubis bunga sebagai berikut : ∑nxv P=
X 100 % ZxN
P = kerusakan tanaman (%) n = jumlah tanaman yang memiliki nilai v yang sama Z = nilai kategori serangan tertinggi (v = 9) N = jumlah tanaman yang diamati Nilai (skor) kerusakan (v) berdasarkan luas daun seluruh tanaman terserang, yaitu : 0 = tidak ada kerusakan sama sekali 1 = luas kerusakan > 0 - ≤ 20 % 3 = luas kerusakan > 20 - ≤ 40 % 5 = luas kerusakan > 40 - ≤ 60 % 7 = luas kerusakan > 60 - ≤ 80 % 9 = luas kerusakan > 80 - ≤ 100 % (Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu, 1993)
28
Persentase tanaman yang terserang
Persentase tanaman kubis bunga yang terserang diperoleh dengan cara menghitung berapa banyak tanaman kubis bunga yang terserang atau rusak akibat siput setengah cangkang, dengan interval pengamatan 7 hari selama 8 kali pengamatan, dihitung dengan rumus : a P=
X 100 % N
P = Persentase tanaman terserang ( % ) N=a+b a = Jumlah tanaman yang terserang/plot b = Jumlah tanaman yang diamati/plot (Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu, 1993)
Hasil produksi
Hasil produksi diperoleh dengan cara menimbang bobot atau hasil panen setiap plot. Pengamatan dilakukan pada saat panen. Kemudian dihitung kehilangan hasil produksi dengan rumus : Kehilangan hasil produksi = Bobot tanaman yang terserang X 100 % Bobot hasil panen / plot
Jumlah populasi siput setengah cangkang Jumlah populasi siput setengah cangkang diperoleh dengan cara mengamati perkembangan siput setengah cangkang. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah kelompok telur atau siput pra dewasa yang baru menetas di lapangan.