III. 3.1
BAHAN DAN METODE
Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di
Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2
Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini ialah
sebagai berikut: 3.2.1
Wadah Wadah yang digunakan untuk pemijahan induk adalah bak semen dengan
ukuran 8x5x1 m, dan wadah untuk pemeliharaan larva uji selama pemberian AI adalah akuarium dengan ukuran 60x50x40 cm sebanyak 13 buah (2 untuk kontrol negatif, 2 untuk kontrol positif, dan masing-masing 3 akuarium untuk 3 perlakuan AI). Wadah untuk pemeliharaan ikan sampai ikan berumur 2 bulan ialah kolam dengan ukuran 30x17x1,25 m. Selain itu digunakan juga hapa dengan ukuran 85x85x100 cm sebanyak 13 buah untuk pembesaran ikan sampai mencapai ukuran yang tepat untuk bisa dilihat jenis kelaminnya secara visual. 3.2.2
Alat Alat-alat yang digunakan selama penelitian ini adalah akuarium, sprayer,
instalasi aerasi, serokan, selang sifon, sudip, sendok, nampan, botol pakan, gelas ukur, timbangan digital, ember, DO meter, pH meter, termometer, magnetic stirrer, spektrofotometer, dan kamera digital. 3.2.3
Ikan uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah hasil pemijahan alami
yang dipelihara mulai dari larva sampai ikan berumur 2 bulan. Ikan uji yang digunakan sebanyak 60 ekor untuk tiap perlakuan. Sedangkan induk yang dipijahkan sebanyak 60 ekor dengan perbandingan jantan berbanding betina adalah 1:3 dimana ikan betina sebanyak 45 ekor dan jantan sebanyak 15 ekor. 3.2.4
Methylene blue Untuk mencegah
larva nila
merah terkena jamur, pada
media
pemeliharaan ditambahkan methylene blue dengan dosis 2-5 mg/l dan diaerasi kuat selama 24 jam sebelum larva dimasukkan ke dalam media tersebut. Selain itu methylene blue juga digunakan untuk membantu dan memudahkan melihat
jenis kelamin ikan nila merah uji. Dosis yang digunakan untuk keperluan ini adalah sebanyak 0,1 g/ml. Methylene blue yang digunakan berupa serbuk berwarna biru yang disimpan di dalam botol kaca di dalam lemari pendingin. 3.2.5
Aromatase inhibitor Aromatase inhibitor yang digunakan untuk perlakuan pakan buatan
terhadap ikan uji adalah jenis imidazole yang merupakan AI jenis non steroid. Bentuk fisiknya ialah berupa serpihan bubuk berwarna putih halus. AI disimpan di dalam botol yang dimasukkan ke dalam lemari pendingin untuk menghindari kerusakan akibat terkena sinar matahari. Jumlah AI yang dibutuhkan sesuai dengan rancangan perlakuan yang ada di metode penelitian ini. 3.2.6
Pakan buatan Pakan yang digunakan dalam perlakuan penelitian ini adalah pakan
buatan berupa tepung dengan kadar protein 35%, yang diberiakan selama 2 minggu pemeliharaan di akuarium. Untuk pemeliharaan di hapa, ikan diberikan pakan pelet dengan kadar protein 30% dan ukurannya disesuaikan dengan bukaan mulut ikan sampai akhir penelitian. Pada periode 5 hari pemberian pakan AI, pakan buatan yang digunakan ialah pakan yang sesuai dengan rancangan perlakuan. Kandungan nutrisi pakan yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 7. 3.2.7
Alkohol Untuk melarutkan aromatase inhibitor yang berupa padatan dibutuhkan
cairan yang dapat segera kering bila disemprotkan ke pakan. Selain itu jumlah cairan tersebut harus cukup banyak untuk melarutkan bubuk AI. Untuk itu dibutuhkan alkohol 70 % sebanyak 300 ml untuk tiap kg pakan. 3.3
Metode penelitian Adapun metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ialah
sebagai berikut: 3.3.1 Pengadaan larva Larva ikan uji berasal dari hasil pemijahan secara alami induk ikan nila merah dengan perbandingan jantan dan betina 1:3 sebanyak 60 ekor. Induk nila merah yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu untuk memilih induk jantan dan betina sesuai jumlah yang diinginkan. Setelah itu induk dipindahkan dari keramba ke bak semen pemijahan induk. Induk kemudian dipelihara selama 15
hari sampai memijah, kemudian pada hari ke-15 induk nila merah dijaring dan diperiksa mulut ikan betina untuk mendapatkan larva yang masih memiliki kuning telur. Larva yang diperoleh segera dihitung dan dimasukkan ke dalam akuarium. Akuarium tersebut berisi media pemeliharaan yang telah ditambahkan methylene blue dengan dosis sebesar 2 mg/l. Kepadatan larva dalam akuarium berukuran 60x50x40 cm adalah sebanyak 60 ekor per akuarium dengan volume air 90 liter. 3.3.2 Rancangan perlakuan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari tiga perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan pemberian dosis aromatase inhibitor melalui pakan buatan selama 5 hari, sehari setelah kuning telurnya habis. Perlakuan yang diberikan terhadap larva ikan nila merah adalah sebagai berikut: 1)
Perlakuan dengan dosis aromatase inhibitor sebanyak 0 mg/kg pakan sebagai kontrol negatif (KT)
2)
Perlakuan dengan dosis aromatase inhibitor sebanyak 1.500 mg/kg pakan (AI1)
3)
Perlakuan dengan dosis aromatase inhibitor sebanyak 1.750 mg/kg pakan (AI2)
4)
Perlakuan dengan dosis aromatase inhibitor sebanyak 2.000 mg/kg pakan (AI3)
5)
Perlakuan dengan dosis 17-metiltestosteron sebanyak 50 mg/kg pakan sebagai kontrol positf (MT)
3.3.3 Prosedur perlakuan Larva ikan uji yang digunakan sebanyak 60 ekor tiap akuarium. Pada saat larva dikeluarkan dari mulut induk betina, larva masih memiliki kuning telur sehingga larva dibiarkan tanpa diberi pakan di dalam akuarium sampai kuning telurnya hampir habis. Setelah kuning telurnya hampir habis, larva uji diberi pakan berupa naupli artemia yang ditetaskan sebanyak 20 g siste dalam 10 liter air garam 28 ppt. Larva uji kemudian diberi pakan buatan berupa pelet tepung, sesuai dengan rancangan perlakuan, selama 5 hari dimulai pada saat larva berumur 9 hari dimana kuning telurnya habis (Tasdiq, 2005). Pemeliharaan ikan nila merah uji dilakukan di akuarium selama 2 minggu dan diberi makan sebanyak 1 g/akuarium dengan frekuensi 3 kali sehari. Setelah periode 2 minggu di akuarium, ikan dianggap sudah cukup kuat untuk dipindahkan ke hapa, kemudian ikan dipindahkan ke hapa dan dipelihara selama
6 minggu. Pemberian pakan dilakukan rutin setiap hari dengan frekuensi 3 kali sehari sampai ikan mencapai umur 2 bulan, kecuali pada hari dimana ikan uji disampling. Ikan uji dipuasakan selama 24 jam pada hari sampling tersebut. Pemberian pakan dilakukan sesuai feeding rate selama pemeliharaan di hapa, dimana nilai feeding rate ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Selama pemeliharaan, kualitas air dipertahankan pada kondisi optimal dan dilakukan pengecekan kualitas air yaitu DO, pH, NH 3, NO2- dan suhu. Di hapa ikan dipelihara dan diberi pakan buatan seperti biasa sampai 2 bulan sampai ikan dapat dibedakan jenis kelaminnya. 3.3.4 Pembuatan pakan perlakuan Senyawa aromatase inhibitor dengan dosis 1.500, 1.750, dan 2.000 mg/kg pakan masing-masing dilarutkan ke dalam alkohol 70% sebanyak 300 ml. Magnetic stirrer digunakan untuk melarutkan AI dalam cairan alkohol selama beberapa menit sampai kedua bahan benar-benar homogen. Setelah AI sudah benar-benar larut dalam alkohol, AI dimasukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke pakan yang akan digunakan untuk ikan uji, lalu diaduk hingga rata dan diangin-anginkan hingga kering. 3.3.5 Pengamatan Parameter yang diamati adalah pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, rasio kelamin, serta parameter kualitas air. 3.3.5.1 Pertumbuhan Pertumbuhan ikan nila merah diukur dengan cara melakukan sampling setiap 14 hari sekali. Parameter yang diukur pada saat sampling ialah bobot dan panjang tubuh ikan uji. Pada awalnya ikan ditimbang secara total, kemudian diambil sebanyak 30 ekor tiap perlakuan untuk diukur bobot dan panjang tubuhnya. 3.3.5.2 Tingkat kelangsungan hidup Tingkat kelangsungan hidup ikan dari masing-masing perlakuan diperoleh dengan cara menghitung jumlah ikan yang hidup pada akhir percobaan. Jumlah ikan yang hidup pada akhir percobaan diperoleh dengan menghitung total ikan yang tersisa di dalam hapa setelah periode pemeliharaan ikan uji selama 2 bulan berakhir.
3.3.5.3 Rasio kelamin Pengamatan ini dilakukan dengan mengamati ciri kelamin sekunder ikan nila uji secara visual di akhir pemeliharaan. Setelah masa pemeliharaan 2 bulan, ikan dipanen dan dilihat jenis kelaminnya dengan menggunakan bantuan methylene blue dan dihitung jumlah jantan dan betinanya. Pemeliharaan ikan uji selama 2 bulan cukup untuk melihat jenis kelamin ikan uji namun diperlukan methylene blue untuk membantu memudahkan dalam pengamatan jenis kelamin ikan pada saat panen. Methylene blue diambil lebih kurang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan air sebanyak 5 ml (0,1 g/ml). Larutan methylene blue pekat tersebut kemudian dioleskan di sepanjang daerah urogenital ikan nila uji yang dicek jenis kelaminnya. Jika setelah dioles kelihatan garis mendatar memanjang dari ujung kiri sampai ujung kanan urogenital (ikan dipegang dengan posisi kepala di atas dan ekor di bawah, posisi ventral ikan menghadap pengamat) dan bentuk papilanya membulat (seperti pada Gambar 2), maka ikan tersebut berjenis kelamin betina. Sedangkan jika setelah dioles tidak terlihat garis mendatar yang memanjang dan bentuk alat papilanya memanjang, maka ikan tersebut berjenis kelamin jantan. 3.3.5.4 Kualitas air Parameter kualitas air yang diukur adalah DO, pH, NH 3, NO2-, dan suhu, yang dilakukan di awal dan akhir pemberian AI selama 5 hari di akuarium, serta pada saat pemeliharaan ikan uji pada hapa di kolam pemeliharaan sebanyak satu kali. 3.3.6
Parameter yang diuji Data hasil pengamatan disajikan secara deskripsi dalam bentuk tabel dan
grafik, serta dianalisis secara statistik untuk mendapatkan beda antar perlakuan. Beberapa parameter yang diuji secara statistik adalah sebagai berikut dibawah ini, sedangkan parameter pengamatan lainnya dijelaskan secara deskriptif. 1) Rasio kelamin
IJ (%)
Ij x100% Is
IB(%)
Ib x100% Is
Keterangan: IJ = Persentase ikan jantan (%) IB = Persentase ikan betina (%) Ij = Jumlah ikan jantan (ekor) Ib = Jumlah ikan betina (ekor) Is = Jumlah ikan yang diamati (ekor)
2) Tingkat kelangsungan hidup (Effendie, 1997)
SR(%)
Nt x100% No
Keterangan: Nt = Jumlah ikan pada waktu t (ekor) No= Jumlah larva baru menetas (ekor) 3) Specific Growth Rate (Busacker et al., 1990)
SGR(%) t
Wt 1x100% Wo
Keterangan: Wt = Bobot rata-rata pada saat t (gr) Wo= Bobot rata-rata pada saat tebar awal (gr) t = Lama waktu pemeliharaan
3.3.7
Analisis data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
dengan 5 perlakuan. Pada tiga perlakuan AI dilakukan 3 kali ulangan pada masing-masing perlakuan, sedangkan untuk perlakuan kontrol (positif dan negatif) dilakukan sebanyak 2 kali ulangan masing-masing perlakuan. Data rasio kelamin ikan jantan, tingkat kelangsungan hidup, dan specific growth rate ikan uji dianalisa menggunakan SPSS versi 16. Jika hasilnya berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji Duncan. Sedangkan data lainnya dianalisa secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.