PENGARUH PENGGUNAAI{ SLWGE SEBAGAI PENGGAI\ITI DEDAK PAI}A MEDIA TAI\AM TERIIADAP PRODUKSI JAMUR KUPING HITAM (A u ric u la r ia p o lytr ic h a)
Oleh: Agus Dwi Sanjoyo, Aris Mumpuni, dan Purnomowati Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan sludge sebagai bahan pengganti dedak dengan komposisi perbandingan dedak dan sludge yang paling tepat untuk meningkatkan produksijamur kuping hitam (Auriculario polytricho). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah dedak dan sludge yang dicampurkan pada media tanam dengan berbagai komposisi yaitu DM1 (dedak ZOYo dan sludge O% dari formula), DM2 (dedak 15% dan sludge 5o/o dari formula), DM3 {dedak LA% dan sludge 10% dari formula}, DM4 {dedak 5% dan sludge t5% dari formula), dan DM5 (dedak 0% dan sludge 2AYo dari formula). Parameter yang diamati terdiri atas parameter utama yaitu bobot basah produksi jamur kuping sedangkan parameter pendukungnya adalah kecepatan pertumbuhan miselium, bobot kering produksijamur kuping, nilai Rasio Efisisensi Hayati (REH), nisbah CIN media tanam, pH awal media tanam, kondisi harian suhu dan kelembaban lingkungan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam tuji F) denean tingkat kesalahan 5% dan t% dan hasilnya dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa studge sebagai bahan pengganti dedak mampu meningkatkan produksi jamur kuping hitam dengan perbandingan komposisi penggunaan dedak 0% dan sludge 2O% dari formula (perlakuan DM5) dengan produksi rata-rata jamur kuping hitam yaitu t34,48 g/baglog sedangkan hasil konversi bobot basah - bobot kering yang terbaik yaitu pada penggunaan dedak 1A% dan sludge tWo dari formula {perlakuan DM3). Kata Kunci :Auricularlo polytridta,dedak,limbah biogas kotoran 5g1pl(sludge)
PEI\IDAITULUAI\
Kualitas media tanam meruPakan salah satu syarat yang sangat penting bagi keberhasilan budidaya jamur. Media tanam jamur kuping biasanya menggunakan serbuk gergaji sebagai substrat dari berbagai jenis kayu seperti kalu sengono randu, karet, jati, mahoni dan jenis pohon lainnya Kayu sengon digunakan sebagai media produksi karena proses pelapukannya cepat sehingga masa tumbuh junw cepat, tidak memerlukan perendaman dan pengeringan yang l"ma (suhardiman" 1998). Serbuk gergaji kayu
sengon mempunyai kandungan selulosa 48,83yt, hemiselulosa 16,34Vo, dan lignin l7,20Yo (Martawijaya et al., 1981). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
serbuk gergaji kayu seogon digunakan sebagai media tanam jamur kuping pada
baglag yang menggunakan kantong plastik bio.unsoed.ac.id polipropilen ukuran 25 x 15 x 0,05 cm
mampu menghasilkan 142,
2
g/baglog (Purwanto, 201 1), sedangkan serbuk gergaji kayu karet menghasilkan 124,4 g/baglog (Inggraini, 2011) dan serbuk gergaji kayu mahoni menghasilkan 38,9 g/baglog (Mulyaningsih, 2011). Menurut Sumarmi el
al.,(20}9) menyatakan serbuk kayu sengon sebagai media tanam jamw kuping paling
baik hasilny4 dilihat dari gmis
tengah jamurnya paling panjang, berat segar dan berat keringnya paling banyak. Serbuk kayu durian dapat menghasilkan tubuh buah paling banyak, dengan syarat dikomposkan selama 30 hari. Serbuk kayu jati tidak cocok
digunakan sebagai media tumbuh jamur kuping, karena pertumbuhan miselium menjadi lambat, hasil berat segar, berat kering j amur juga kecil.
Media tanam harus
mengandung
nutrien yang diperlukan jamrn kuping untuk pertumbuhannya diantaranya sumber karbon dan nitrogen. Sumber karbon dari media tanam tersedia pada serbuk gergaji sedangkan untuk sumber nitrogur tersedia pada dedak. Dedak digunakan sebagai bahan tambahandalam campuran media tanam selain serbuk gergaji sebagai bahan utama dalammeningkatkan hasil produksi jamur. Dedak merupakan hasil sampingdari
proses waktu penggilingan gabah,lebih tepatnya adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi.Houston dan Kohler ( I 970)menyebutkankomposisiyang terdapat dalam dedak antara lain abu(10,4Yo), protein (13,3W, karbohidrat (39,0Yo), serat kasar afi (11,8%),lemak (15,8%o),kadar (9,7%o).Penambahan dedak berfungsi untuk meningkatkan nutrien media tanam sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Dedak sebagai sumber N dan thiamin (Vitarnin Bl) berfirngsi dalam pembentukan dan pengernbangan tubuh buah jamur. Luh (1991) menambahkan bahwa kandungan protein, mineral dan vitamin Bkomplek pada dedak dapat meftmgsang perfumbuhan jamur agar lebih baik. Silveroer a/.,(198l)menerangkan bahwa adanya penambahan nitrogen menyebabkan pertumbuhan miselium menjadi tebal dan kompak.Dedak tidak
dimanfaatkan untuk pakan ikan dan hewan lainnya karena kandungan dedak yang bermanfaat untuk ikan dan hewan, hal ini menyebabkan ketersediaan dedak semakin menipis. Media tanam jamur kuping tidak harus sepenuhnya menggunakan dedak sebagai sumber nitrogen, ada bahan lain yang mempunyai kandungan sebagai sumber nitrogen. Salah satu bahan altematifnya adalah limbah biogas kotoran sapi yang juga sering disebut sebagai sludge. Ketersediaan bahan baku sludge sangat melimpah dan masih jarang yang memanfaatkannya, sludge mempunyai kandungan nitrogen cukup tinggi trntuk mefttngsang pertumbuhan miselium jamur, dengan ketersediaan dedak yang tidak sepenuhnya ada maka sludge dapat menjadi alternatif untuk menggantikan dedak dalam media tanam jalnur, selain itu dilihat dari nilai ekonominya sludge lebih terjangkau bagi paru pengusaha jamur sehingga
keuntungan pengusaha
jamur
daPat
meningkat. Penambahan sludge ke dalam media tanam jarnur kuping hitam diharapkan dapat merxuplai kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan untuk perkembangan jamur
kuping hitam, sehingga
pertumbuhan
miselium dan produksi tubuh buah jamur kuping hitam akan semakin optimal. Sludge merupakan sisa dari proses
fermentasi anaerob kotoran sapi setelah
dihasilkannya biogas (Junus,
1987).
Kandungan sludgebedzsarkan 100% bahan kering menurut Tistiana (2011) adalah abu (34,08yo), protein kasar (10,12a/o), serat kasar (37,36Yo), lemak kasar (1,93%). Sebelum menjadi sludge, kotoran sapimengandung beberapa unsur hara, untuk sapi perah mengandung un$r N (22,0 kg/ton), P (2,6 kg/ton), K (l3,7yo kg/ton) sedangkan sapi potong mengandung unsur N (26,2 kglton), P (4,5 kg/ton), K (l3,Ys kg/ton). Pemanfaatan sludge sekarang ini hanya sebatas sebagai pupuk organik untuk
bio.unsoed.ac.id
sepenuhnya mudah didapat karena ketersediaan dedak tergantung pada musim dan panen padi, ketika musim dalam keadaan buruk maka akan berdampak pada gagalnya panen sehingga produksi dedak menurun dan
sulit diperoleh. Selain itr-r, dedak juga
tanaman, menurut RahaYu
et al.,(2009)sludge merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik dan sludgetelah dicobakan pada tanaman
jagung, bawang merah, Padi, tomat
dan dan penelitian Purnomo Berdasarkan kedelai.
METODE PENTELITIAN
Noertjahyani (2008), takaran
sludge berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat sehingga hasil produksi tomat lebih tinggr dibandingkan tanpa pemberian sludgeTanaman kedelai yang diberi pupuk dari sludgemer$erikan hasil tinggi tanaman yang meningkat, penampilan polong hampir sepanjang batang tanaman sehingga hasil produksi kedelai meningkat (Gibson, 2010).
Rancangan Percobaan
Menurut Suarki et al., (Z\Alldalam Wahyuni dan Musanif (2008), sludge yang berasal dari reaktor biogas sangat baik untuk
ini
dilaksanakan Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penanaman jarnur kuping hitam pada media campuran dedak dan s ludgedengan komposisi sebagai berikut : DM1
Jamur kuping hitam yang ditanam pada media tamam dsngm Pemberian
DM2
Jamur kuping hitam yang ditanart
dedak?Do/o: sludpe 0% dari formula
dijadikan pupuk karena mengandung berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan seperti fospor (P), Maggesium
DM3
(Mg), Kalsium (Ca), Kalium (K), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Kandungan sludge
DM4
yffig
dedak lfflo : sludee lg%datiformula
dihasilkan Berdasarkan uraian di atas maka timbul permasalahan yang perlu dikaji yaitu: apakah penggunaan sludge seb4gai bahan
Jamur kuping hitam yang ditanam pada media tanam dengan Pemberian dedak 5% : s ludge I Sa/o dati forrnula
haarpir strma dengan
dedak memungkinkan digunakan sebagai campuran media tanam jamur, maka diperlukan kajian mengenai budidaya jamur kuping dengan menggunakan nutrien atausumber nitrogen alternatif seperti sludge untuk mengurangi biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas janrur kuping hitam yang
pada media tanam dengan Pemberian dedak 15% : sludse 5% dari formula Jamur kuping hitam yang ditanam pada media tanam dengan Pemberian
DM5
Jamur kuping hitam yang ditanam
pada media tanam
dengan
pemberiandedak Oo/o '. sludge 2ff/o dari formula
Terhadap masing-masing perlakuan dilalcukan 5 (ima) kali ulangan sehingga diperoleh
ju"tlah seluruhnya ada 25 unit
percobaan.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam pengganti dedak dapat meningkatkan percobaan ini adalah variable bebas dan produksi jamur kuping hitam; dan pada variable tergantung. Variabel bebas berupa komposisi dedak &an sludge berapakah yang komposisi p€tlggunaan sludge dan dedak dapat meningkatkan produksi jamur kuping hitam. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah ur$uk mengetahui:
l.
2.
Penggunaan sludge sebagai bahan pengganti dedak terhadap peningkatan produksi jamur kuping hitam. Komposisi perbandingan dedak dengan
dalam media tanam. Variabel tergantungnya berupa produksi jamur kuping hitam. Parameter yang diamati terdiri atas parameter utama yaitu bobot basah produksi jamur kuping hitam sedangkan parameter pendukungnya adalahkarakteristik morfologi jamur kuping hitam, kecepatan pertumbuhan miselium, bobot kering produksi jamur kuping hitam, nilai Rasio Efisisensi Hayati (REH), nisbah CA.I media tanam, pH awal
bio.unsoed.ac.id untuk tepat
sludge yang paling
meningkatkan produksi jamur kuping hitam.
media tanam, kondisi harian suhu kelembapan ruangan kumbung.
dan
Pembuatan media tanam Media tanam jamur kuping dibuat dengan komposisi dasar menurut Anonim (2002) dalamMvtyanrngsih (201l) adatah sebagai berikut : 78% Serbuk gergaji kayu Dedak 20% 1% Kapur (CaCO:) Gypsum 0,5 Yo TSP 0,5 yo
Air
Secukupnya hingga tercapai kadar air 707o
Pernbuatan medium tanam dilalnrkan dengan cara mencampur batran-bahan berdasarkan kombinasi diatas. Sludge dipersiapkan dengan cara mengeringkan limbah biogas kotoran sapi dengan dijemur dibawah sinar matahari. Studge yang sudah kering dicampurkan ke dalam medium tanam sesuai perlakuan dengan mengatur proporsi terhadap berat dedak yang digrmakan dan
mencampurnya dengan bahan-bahan lain seperti, kapur (CaCO3), gypsum, TSP dan air. Berdasarkan perlakuan yang akan diuji, maka komposisi media tanam adalah berikut: KommsisiBahm
Yefla
kum
Seftuk Gergaji
Dedak
(o/^\
Sludge
va
(w
20
0
CaC03 (Y")
Gwsum
TSP
(v")
(Y')
0.5 0.5 0.s
0.5
DMI
78
DM2 DM3 DM4 DM5
78
15
c
I I
78
l0
l0
I
78 78
5
15
0
20
0.5 0.5 .5
Setelah semua bahan media dicampur homogen kemudian media dikemas menjadi baglog. Dilanjutkan dengan sterilisasi, jamur kuping hitam, inokulasi pengambilan data berupa pengukuran pertumbuhan miselia" pengukuran bobot pan€nan, penentuan REH, pengukuran konversi bobot basah-kering dan analisis
bibit
data^
HASIL
DAFT
PEMBAHASAFI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2 kali
pemanenan selama masa dari pengamatan, produksi rata-rata jamur kuping hitam (A. polynicha) pada media tanam beragam.Produksi rat*+ala tertinggr jarnur kuping hitam adalah sebesar 134,5 g/baglog yang dlp€roleh dari perlakuan DM5 yaitu media tanam dengan pemberian dedak UYo dan sludge 2A% sedangkan produksi terendah yaitu sebesar 103,5 g/baglog yang diperoleh dari perlakuan DM1 yaitu media tanam dengan pemberian dedak 20% dart sludge 0%. Histogram produksi jarnur kuping hitam dengan media yang berbeda disaj ikan pada Gqqqb4r
!.!
G rl0 c
f
1ro
!t
loo
t
E H
Ero
II
;160
!-JO o
tlo 0
,.:;: Histogram produksi rata-rata jamur kuping hitam (,4.
polytricha) pada media tanam dengan pemberian dedak dan sladge
Hasil analisis ragan menunjukkan bahwa perbedaan media tanam memberikan pengaruh nyata terhadap produksi jamur kuping hitam. &mbcr J6lah Vsiusi Koldnt Gdlrt
3825A2 20
Data yang diperoleh
dianalisis dengan analisis ragam (uji F) dengan tingkat kesalahan 5o/o dan lYo dan hasilnya dilanjr:tkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
KT
Flttug
FTabd
0,05
0,0t
1912736
Hal ini karena media tanam yang digunakan
untuk produksi jam,r kuping
hitam mengandung jumlah karbon dan nitrogen yang berbeda. Pengaruh antar perlakuan terhadap produksi rat*rata jarnur kuping hitam pada media tanam dapat diketahui dengan dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) yang hasilnya disajikan pada tabel berikut:
bio.unsoed.ac.id
Analisis Data
DB
Perlakuan
pertumbuhan miselium menjadi tebal dan kompak. Lebih lanjut Miles (1993) @/baslog) menyatakan bahwa konsentrasi nitrogen DMI 103,48 a yang tinggi akan mempercepat pertumbuhan 114,70 a miselium karena nitrogen yang tinggi mamprl menyokong pertumbuhan miselium. 115,02 a Pertumbuhan miselium yang tebal dan 116,28 ab kompak memberikan pengaruh pada berat jamur kuping hitam menjadi meningkat. DM5 134.48 b Menurut Moore dan Landecker (1996) Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata kecepatan perturnbuhan miselium padaBNT 5% dipengaruhi oleh faktor lingkungan, Hasil Uji BNT menunjukkan pada kandungan nutrien serta nisbah C dan N. perlakuan DMl, DM2 dan DM3 berbeda Nisbah CA.l digunakan sebagai salah satu nyata dengan perlakuan DM4 dan DM5 parameter keberhasilan dalam budidaya sedangkan untuk perlakuan DM4 berbeda jarnur kuping. Bilgrami dan Verna (1978) nyata dengan perlakuan DM5.Perlakuan dalam Arumpana (1998) menyatakan bahwa DM5 yaitu jamw kuping hitam yang di komposisi senyawa C dan N dalam substat tanam pada media tanam dengan mempengaruhi peoyerapan nutrien oleh pemberiandedak 0% dan sludge 20a/a dari miselium. Menurut Tjokrokusumo et al., formula menghasilkan produksi ruta-rata (2004), sebagian besar senyawa karbon tertinggi dan berbeda nyata dengan digunakan sebagai sumber energi dan proses perlakuan lain, hal ini dikarenakan media pettumbuhan, sedangkan nitrogen sebagai tanam pada perlakuan DM5 terdapat proses pertumbuhan melalui sintesis protein, komposisi sludge paling tinggi dibanding purin, pirimidin. perlakuan lain yaitu sebesar 20% dari Berdasarkan uji kandungan karbon formula sludge memiliki kandungan nutrien dan nitrogen, kandungan nitrogen tertinggi yang lebih sederhana dibanding dedak dimiliki oleh media tanam dengan pemberian karena sludge sebelumnya telah mengalami dedak 0o/o dan sludge 20% dar. formula proses fermentasi. Fardiaz (1992) (perlakuan DM5) yaitu sebesar 0,7Yo akan mendefinisikan fermentasi sebagai proses tetapi kadar karbon yang dimiliki hanya pemecahan karbohidrat dan asam amino ll,5o/o. Media dengan pemberian dedak2A% secara anaerob yaitu tanpa memerlukan dan sludge 0% dari formula (perlakuan oksigen. Secma biokimiawi fermentasi DM1) memiliki kandungan nitrogen paling merupakan proses pemecahan senyawa yang rendah yaitu sebesar 0,59Yo namlm memiliki kompleks menjadi senyawa yang lebih kadar karbon tertinggi yaitu 28%. Data sederhana tanpa menggunakan banfuan kandungan karbon, nihogen dan rasio karbon oksigen. Senyawa sederhana pada sludge nitrogen dapat dilihat pada tabel berikut ini. memudahkan penyerapan nutrien oleh C orgoik (%) N Tot6l (7o) RxioCN miselium menjadi optimal sehingga DMI 2A 0,18 155,55 perfumbuhan dan perkembangan jamur DM2 u,5 434 72,O5 kuping hitam dapat meningkat. DM3 at3 45'97 Perlakuan DM5 juga didukung l6 o,'l 16,31 dengan nitrogen yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis rasio CAI Perhrmbuhan miselium yang cepat dapat dilihat bahwa perlakuan DM5 dan baik disebabkan karena pemenuhan memiliki kandungan nitrogen paling tinggi dalam media dibanding prlakuan lain yaitu sebesar 0,7yo. nutrien (unsur hara) tercukupi. Berdasarkan pengamatan hasil Silverio et al., (1981) menerangkan bahwa adanya penambahan nitrogen menyebabkan terhadap kecepatan pertumbuhan miselium Rata-rata produksi
DM2 DM3 DM4
adanya
bio.unsoed.ac.id
di
jamur
kuping hitam, media dengan
DM4 mempunyai pertumbuhan miselium yang lebih cepat daripada
perlakuan
@stheria" 2008). Chang et al., (1982) menambahkan REH dihitung berdasarkan bobot total jamrn yang dihasilkan dibagi
perlakuan yang lain yaitu 1,19836 cm/trari. bobot kering media produksi. Hasil Hal ini dimungkinkan karena kandungan penelitian ini menunjukkan bahwa isolate,4' nutrien media tanam pada perlakuan DM4 patytrichayang diuji memiliki REH berkisar 79,5, hal ini sesuai dengan paling sesuai untuk pertumbuhan miselium antara 60 jamur kuping hitam. Menurut Kartika et pernyataan Suriawiria (2000) bahwa REH kuping pada baglog sertuk gergaji ol.,{199 5} kecepatan perfumbuhan miselium jamur kuping hitam sangat dipengaruhi oleh adalah 30 - 65. Selain substrat pertumbuhan daPat kepadatan media tanam yang dipakai, nutrien banyak falctor Penentu Yang yaitu yang terkandung di dalam media tanam dan mempengaruhi nilai REH tersebut tekstur media. Media tanam yang terlalu keadaan lingkungan, bibit, ada tidaknya padat akan rnenyebabkan miselium hanya serangan hama dan penyakit. Semakin tinggi budidaya mendapatkan oksigen yang tertangkap dan nilai REH maka semakin baik ini sebagai apabila terlalu longgar maka miselium akan jarnur tersebut karena nilai REH j membutuhkan energi yang banyak untuk parameter keberhasilan budidaya amur. oleh ditunjukkan Nilai REH tertinggi menutupi seluruh permukaan media tanalrl-(1989) perlakuan DM5 (penggunaan media tanam Chang 2Ao/o menarnbahkan bahwa kecepatan perhrm- dengan pemberian dedak 0% dffi sludge dapat buhan miselium dipengaruhi oleh senyawa dari formula) yaitu sebesar 79,5yo, sumber sebagai sludge organik dalam medium tanam seperti lignin, disimpulkan bahwa selulosa dan hemiselulosa' Kandungan nitrogen pengganti dedak pada media tanam yang tinggi dengan mampu meningkatkan produksi jamur
-
ju**
dan Miles
selulosa dan lignin nutrisi yang cukup, baik untuk mendukung pertumbuhan miselium jarnur (Gujral et al-, 1939). Selulosa adalah polisakarida yang akan dipecah menjadi monosakarid4 yaitu glukosa. Selulosa ini dikelilingi oleh lignin, yang menghambat proses sakarifikasi
(pemecahan Polisakarida
menjadi monosakarida) (Nila, 2003). Martina et al., Q002) menambahkan degradasi selulosa secara enzimatik dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, waktu dan faktor kimia seperti adanya monosakarida sistem HzOz-Fe yaf,g brperan dalan penguraian sistem kristalin selulosa. Pedalcsr K€epde F rtutrituhsfi
Mi*lium (cmlhsi)
Bohot Bcbot Segar
Jaru
{c)
Kering
REII
Bobot
Koa**i
(Yt
Ksing
Bash-Bobd
Mdia
Jatr
IG.i"C
Bobot
g.)
G)
G)
105.68 167,88
61,6
2A,*
DM2
155,91
73,5
20,2
DM3
15268
14,4
25,52
22,1
150,34 168,09
',16,8
24,1
20,'l
19,5
2s,13
rx4t
0,9385
DM4
I,19836
DM5
1,128E6
20,3
kuping hitam, tetapi hal
dengan konversi bobot basah-bobot kering. Perlakuan yang mempunyai produksi ratarata jamur kuping hitam paling tinggi yaitu perlakuan DM5 mengalami penyusutan bobot yang cukup besar setelah dikeringkan, hal tersebut terjadi kemungkinan karena kandungan air jamur kuping hitart yang terlalu tinggi disebabkan kandungan nitrogen pada media tanam yang tingg- Hal ini sesuai dengan pemyataan Sasmitamiharja (1990) bahwa jarnur memperoleh nitrogen dari subtrat, nitrogen akan digunakan untuk untuk membenflrk ProtoPlasma
pembentukan
114"48
Rasio Efisiensi HaYati (REH) merupakan nilai Yang menuajukkan
kemampuan satu satuan substrat untuk menghasilkan satuan b€rat tubuh buah jamur
dan kitin Yang menrPakan
komponen dari dinding sel. Agustim (2004) 04 protoplasma menambahkan bahwa 40-50 tersusun dari senyawa yang mengandrmg senyawa N. Harjadi (2002) menerangkan protoplasma adalah suatu zat yang sangal kompleks, terdiri dari 85 -9A% air (menurut berat segarnya) dan sisanya terdid dai'zztzat organik. Perlakuan DM3 (penggunaan media tanam dengan pemberiandedak 10% dan sludge 10% dari formula) merupakan perlakuan yang mempunyai hasil konversi
bio.unsoed.ac.id
116"28
ini tidak diikuti
bobot basah-bobot kering paling tinggi yaitu sebesar 22,lyu Hal ini terjadi karena tubuh buah jamur kuping hitam pada perlakuan yang dikeringkan mengalami penyusutan bobot paling kecil karena nitrogen pada media tanam tidak tinggi. Konversi bobot basah-bobot terlalu kering bertujuan untuk mengetahui kandungan atr pada tubuh buah jamur. Tubuh buah jamur yang kandungan airnya sedikit ini dikarenakan penyerapan nutrisi pada media tanam yang maksimal dan kandungan senyawa C danN yang seimbang. Hasil pengamatan karakteristik morfologi jarnur kuping hitam adalah jarnur kuping mempunyai bentuk seperti mangkok atau meayerupai kuping, dengan diameter berkisar antara 10,4 10,9 cm, diameter pileus berkisar 8,5 10,7 cm dan tebalnya rata+ata 1,42*:0,2 mm. Jejak spora jarnut kupirrg hitam berwarna putih dan terletak padabagian dalam pileus. Menurut Gunawan (2000), jarnrrr Luping hitam memiliki bentuk seperti mangkok ataupun kuping yang berdiameter 2 cm - 15 cm dan tangkai tidak ada atau mengalami rudimenter. Marlina er al., (2001) menambahkan bahwa lebar tubuh buah jamur kuping sekitar 3 cm - 8 cm dan tebalnya sekitar 0,1 cm 0,2 cm. Hasanah
DM3
-
-
-
(2010) menyatakan tudung di bagran depanjamur kuping terdapat spora, jejak
spora putih, spora berada di permukaan dan biasanya pada permukaan bagian bawah.
dedak l0% dan sludge 10% daxi formula (perlakuan DM3). Saran Sludge telah diketahui dapat meningkatkan produksi bobot basah jamur kuping hitam. Komposisi penggunaan dedak UYo dan sludge 2A% dan formula dapat diaplikasikan dalam usaha budidaya jamur kuping hitam, namrm perlu adanya penelitan lebih lanjut terkait dengan penggunaan sludge untuk meningkatkan bobot kering jarnur kuping hitam.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta. Rineka Cipta. Arumpan4 R.D.P. 1998. Pemilihan Substrat
Terbaik yang Berasal dari Serbuk Gerg4iian Kayu, Kerias, Tongkol Jagung dan Kutit Jagung untuk pertumbuhan Pleorotus ostreatus (Jacq. Ex. Fr) Kumrner. (Skripsi) Jurusan Biologi, Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Chang, S.T and P.G. Miles. 1989. Edible Mushroom and Their Cultivation. Florida:CRC Press, Inc. Chang S.T and T.H. Quimio. 1982. Tropical
Mushroom: Biological Nature and Cultivation Methods. The Chinese
University Press. Hongkong. Darnetty. 2046. Pengantar Mikologi. Padang: Ardalas Universitas Press. Djarijah, dan A.S. Djarijah.
M. N.,
KESIMPULAI{ DAN SARAN
Jarnur Kuping
Kesimpulan
200l.Budidaya
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan sludge sebagai batran
Kanisius. Yogyakatta
pengganti dedak mampu meningkatkan produksi bobot basah jamur kuping hitam. 2. Perbandingan komposisi penggunaan dedak 0% dan sludge 2Ao/o dari formula (perlakuan DM5) memberikan hasil yang terbaik untuk bobot segar jamur kuping hitam yutu 134,48 g/balgog sedangkan hasil konversi bobot basah - bobot kering
Djuarialr,
D dan E.
Sumiati.
2008.
Penampilan Fenotipik Tujuh Spesies Jarnur Kuping (Auricularia spp.) di Dataran Tinggi Lembang. Jurnal H or t i kuk ur a.(3) :25 5 -26A . Estheria, F. 2008. Pengaruh Limbah Padat
bio.unsoed.ac.id Sludge Terhadap Produksi dan
yang terbaik yaitu pada
penggunaan
Kandungan Protein Jamtn Tixam (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Jurusan
Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPB. Bogor.
FAO. 1982. Growing Jew's Ear Mushrooms. Food and Agriculture Organization of The United Nations Bangkok. S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gibson, G. T. 2010. Pemanfaatan Limbah Biogas sebagai Subsitusi Pupuk pada Kabupaten Tanaman Kedelai Bolaang Mongodow. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Sulawesi
Fardiaz,
di
Utara Gujral, G., S. Jain, and P. Vazudevan. 1989. Studies on mineral uptake af lpomea aquitica treated with saline water and translocation of these minerals to the fuid body of Pleurotus sajor-caju. Mushroom Sci, l2Q):1-6 Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya. Harjadi, S.S. 2A02. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia. 2010. Laporan Taksonomi Hasanah, Cendawan. Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Syekh Nwjati. Cirebon. Houston, D.F and G.O. Kohler. W7A. Nutrional Properties of Rice. National Academy of Science, Washington D.C. Inggraini, M. 2011. Pengaruh Penggunaan Serbuk Gergaji Kayu Karet dan Limbah Tanaman Kacang Tanah Sebagai Medium Tanam Terhadap
U.
Luh, B. S. 1991. Rice Production and Utilition 4med. The AVI Publishing, Wes@ort, Connecticut.
Madan, M., P. Vasudevan, ild S. Sarma. 1987. Cultivation of Pleurotus sajorsaju on Different Wastes. J. Biological Wastes,
(2\:2al-250.
Martawijaya A., S. Karta., I.K. Kadir, dan
S.A. Prawira. 1981. Atlas
Jilid I. Bogor: Pengembangan Penelitian &
Indonesia Kehutanan.
Martina, A., N. Yuli, dan M. Sustina.2AA2. Optimasi Beberapa Falctor Fisik Terhadap Laju Degradasi Selulosa
Kayu Albasia 163.
Miles, P.G. 1993. Biological Background for
Mushroom Breeding. Gordon
(2): ll3
and
breach Sceince Publishers, Amsterdam.
Moore, E. and Landecker. 1996. Fundamentals of the Fungi. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Muchroji dan A.Y, Cahyana. 2004. Jamrn Tiram. Penebar Swadaya. Jakarta. .2A07. Budidaya
Jamur Kuping. Penebar Jakarta.
Swadaya.
D.A. 2011.
Pengaruh Campuran Serbuk Gergaji Kayu Mahoni dan Limbah Tanaman Kacang Tanah Sebagai Medium Tanam
Terhadap Prsduksi Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricha). Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Nila, F.W. 2008. Kemampuan Bakteri
Acetobacter Xylinum
Mengubah
bio.unsoed.ac.id Selulosa Sebagai Bahan Kertas. -
120. Kartika L., Y.M.P.D. Pudyastuti dan A.W. Gunawan. 1995. Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon dan Tongkol Jagung sebagai Media unfuk Budidaya Jamur Tiram Putih. Jurnal Hoyati. (2): 23-27. Indonesia,3
(Paraseriensthes
folcataria) dan karboksimetilselulosa (CMC) secanr Enzimatik oleh Jamur. Jurnal Natur Indonesia 4 (2) : 156-
Produksi Jamur Kuping Hitam Mulyaningsih,
(Auricularia polytricfta). Stcripsi {tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Junus, M. 198V. Teknik Membuat dan Memanfaatkan Unit Gas Bio. GamaPress, Yogyakarta Karim, A. P. 2001. Karakteristik Pertumbuhan dan Produksi Jamur Kuping Merah (Auricularia yudae) pada Baglog Alang-alang. Jurnal Natur
Kayu Badan
TesisTIP
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Parjimo dan A. Andoko. 2A07. Budidaya Jamur Kuping, Tiram dan Merang. Agro Media Pustaka. Jakafia.
Poerwowidodo. 1992. Metode Selisik Tanah. Usaha Nasional. Jakarta. Purnomo, D.O dan Noertjahyani. 2008. Respons Komponen Hasil dan Hasil Tanaman Tomat Akibat AplikasiTakan Limbah Biogas Hasil Fermentasi dan Konsentrasi Pupuk Daun. Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti. Malang. Purwanto, Y.A.J. z0n. Pengaruh Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon dan Limbah Tanaman Kacang Tanalt Sebagai Medium Tanam Terhadap Produksi Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytricfta). Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Rahayu, S., P. Dyah, dan Pujianto. 2009. Pemanfaatan Kotoran Temak Sapi sebagai Sumber Energi Alternatif, Inotekl3 (2) : (150-160). Ratnaningtyas, N.I., N. Ekowati, dan A. Mumpuni. 1999. Isolssi Selelrsi dan Pembuatan Bibit Jamur Kuping Serta Uji Kualitasnya Pada Media Serbuk Gergaji Kayu: tahun II: taporan Hasil Penelitian. Purwokerto: Fakultas
Biologi Universitas Soedirman.
Sasmitamiharja,
D.
Sutedjo, M. M. 1989. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.
Tistiana H. 2011. Hasil
Analisis Laboratorium. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Petenrakan Universitas Brawij aya. Malang. Tjokrokusumo, D., H. I. Hendritomo dan N. Pengaruh Widyastuti. Penambahan Dedak dan Molase pada Substrat Pertumbuhan Jamur Tiram Cokelat (Pleurotus cystidiosus). Jurnal Biotilm. 3 (2) :8-12 Musanif. 2008. dan Wahyuni, Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Pupuk Organik Padat dari keluaran Digester Biogas.Subdit Pengelolaan Lingkungan. Jakarta.
2004.
S
Jenderal
1990. Dasm-
dasar
Fisiologi Tumbuhan Bandung:
FakultasMatematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam. Bandung: ITB. Silverio, C.M., L.C. Vieta" F.L. Guilatco, dan N.B. Hernandez. 1981. Mushroom
culture on emiched composed sawdust. J Technsl. 6 $):23-40. 1998. Budidaya Jamur Suhardiman, Kanisius. Yogyakarta. Shitake. Sumarmi,S.J.Santoso, danD"A. Sitaresmi. 2AA9. Pengaruh Macam Media Tanam dan Lama Pengomposan Terhadap HasilJamur Kuping (Auricularia polytricho). INNOFAfuM Jurnal Inovasi Pertanian,S (l): (110 -118). Suriawiria. 2000. Sukses Beragrobisnis
P.
bio.unsoed.ac.id :
Jamur Kayu Shiitake, Kuping, Timm. Jakarta: Penebar Swadaya.
dan
J.