ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN BAGLOG JAMUR KUPING DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Siska Wahyu Wijayanti, Sapja Anantanyu, Erlyna Wida Riptanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami No 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax. (0271) 637457 Email :
[email protected] Telp : 085647484555 Abstract : The research aims to analyze the productivity of women labor and the influence of socio-economic factors on women labor productivity in ear mushroom business production at Polokarto, Sukoharjo. The basic method of research is an explanatory method. Research site in Polokarto Sub District Sukoharjo Regency, because Polokarto Sub District Sukoharjo Regency is the center of the cultivation and manufacture of mushroom baglog in the ex of Surakarta residency. The data used are primary and secondary. Data analysis were used: (1) analysis of women labor productivity measurement and (2) multiple linear regression analysis. The results showed that the number of women labor is measured with 3 parameters have moderate productivity with a percentage of 50 %. So women labor productivity in ear mushroom business production in Polokarto, Sukoharjo classified as moderate. The models is Y = -5,665 + 0,050 X2 - 0,308 X3 + 7,278 X4 + 5,597 X5 - 0,025 X6 + 0,506 X7 + 0,404 X9 - 0,148 X10 - 1,422 X12. Analysis results obtained figure of determination R2 of 0,561 or 56,1 %. Socio-economic factors are jointly significant effect on women labor productivity. However, on an individual basis only wages/salaries, skills and motivation factors that have real impact on the productivity of women labor. As for the classic assumption test was not found multikonearity and heteroscedasticity . Keywords
: Baglog, Productivity, Multiple linear regression analysis
Abstrak : Penelitian bertujuan untuk menganalisis produktivitas tenaga kerja wanita dan pengaruh faktor-faktor sosial ekonomi terhadap produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar penelitian adalah metode explanatory. Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, karena Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo merupakan sentra usaha budidaya dan pembuatan baglog jamur kuping di wilayah eks Karesidenan Surakarta. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan adalah (1) analisis pengukuran produktivitas tenaga kerja wanita dan (2) analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja wanita yang memiliki produktivitas sedang dengan prosentase sebesar 50%. Maka produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tergolong sedang. Model yang diperoleh adalah Y = -5,665 + 0,050 X2 - 0,308 X3 + 7,278 X4 + 5,597 X5 - 0,025 X6 + 0,506 X7 + 0,404 X9 - 0,148 X10 - 1,422 X12. Hasil analisis determinasi diperoleh angka R2 sebesar 0,561 atau 56,1%. Faktor-faktor sosial ekonomi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Akan tetapi, secara individual hanya faktor upah/gaji, kemampuan dan motivasi yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Sedangkan untuk pengujian asumsi klasik tidak ditemukan multikonearitas maupun heteroskedastisitas. Kata kunci : Baglog, Produktivitas, Analisis Regresi Linier Berganda
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara tropis dengan wilayah cukup luas, dengan variasi agroklimat yang tinggi, merupakan daerah yang potensial bagi pengembangan hortikultura baik untuk tanaman dataran rendah maupun dataran tinggi. Variasi agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia, karena musim buah, sayur dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun. Peluang pasar dalam negeri bagi komoditas hortikultura diharapkan akan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, serta timbulnya kesadaran akan gizi di kalangan masyarakat. Salah satu komoditas hortikultura yang dibudidayakan di Indonesia adalah jamur. Ada bermacam-macam jenis jamur. Jamur tiram, jamur kuping, dan jamur merang merupakan jamur yang memiliki pasar yang luas dan potensial karena perdagangan jamur dapat dilakukan hingga antar negara. Jamur kuping (Auricularia auricula) memiliki kandungan nutrisi, lemak, dan vitamin yang terdapat pada jamur kuping sering dimanfaatkan konsumen sebagai salah satu bahan pangan yang nikmat dan juga bagus untuk kesehatan. Bahkan untuk pemasarannya, para petani bisa menawarkan jamur kuping segar ataupun jamur kuping kering. Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, sumber daya manusialah yang paling penting. Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan terutama bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang, adalah peningkatan produktivitas kerja secara optimal. Dengan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari para karyawan maka hal tersebut akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut (Gomes, 2002). Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat ditandai dengan tumbuhnya industri-industri baru yang menimbulkan peluang bagi angkatan kerja pria maupun wanita. Sebagian besar lapangan kerja di perusahaan pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak membutuhkan ketrampilan yang khusus lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita. Tuntutan ekonomi yang mendesak, dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang pertanian yang tidak memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin, dan adanya kesempatan untuk bekerja di bidang industri telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja wanita (Kalsum, 2004). Menyertakan wanita di pedesaan dalam proses pembangunan bukan berarti hanya sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang adil belaka. Tindakan berupa mengajak, mendorong wanita di pedesaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut sertanya wanita pada umumnya dalam pembangunan berarti pula memanfaatkan suatu sumber manusiawi dengan potensi yang tinggi. Ada beberapa masalah yang dihadapi wanita di pedesaan, antara
lain : waktu yang dicurahkan untuk pekerjaan rumah tangga oleh wanita di pedesaan adalah insentif dan banyak, dalam pekerjaan yang menghasilkan pendapatan waktu yang dicurahkan oleh wanita lebih banyak dengan hasil yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pria dari golongan sosial ekonomi yang sama (Sajogyo, 1985). Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang sangat menarik, sebab mengukur hasil-hasil tenaga kerja manusia dengan segala kasuskasus di negara-negara berkembang atau pada semua organisasi selama periode antara perubahan-perubahan besar pada formasi modal. Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per-jam kerja orang diterima secara luas (Sinungan, 2003).
METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode explanatory atau eksplanatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Lokasi usaha jamur kuping yang telah dipilih antara lain UD Jamur Kuping Super, Mutiara Serbuk, Griya Jamur, Alas Jamur, dan usaha Jamur Kuping dan Tiram. Pada penelitian ini yang merupakan populasi adalah seluruh pekerja wanita pada usaha jamur kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Penentuan jumlah responden menggunakan metode sensus.
Tabel 1. Jumlah Responden Tenaga Kerja Wanita pada Usaha Jamur Kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Nama Usaha Jamur Kuping
Jumlah Tenaga Kerja Wanita
Jumlah Responden
1. UD. Jamur Kuping Super
25
25
2. Lembah Spora
10
10
3. Mutira Serbuk
3
3
4. Griya Jamur
6
6
5. Alas Jamur
5
5
6. Jamur Kuping dan Tiram
3
3
52
52
Sumber : Data Primer, 2013
mengelompokkan ke dalam kriteria rendah, sedang atau tinggi. Data diperoleh dari penjumlahan skoring efisiensi, efektivitas dan kinerja kemudian dikelompokkan dengan sistem kuartil. Penghitungan kuartil dapat dilakukan dengan microsoft excel. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : Minimal : 13 Q3 : 23 Q1 : 18 Maksimal : 28 Q2 : 21,5
Metode analisis yang digunakan antara lain sebagai berikut : Analisis Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Untuk menghitung produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo diukur dengan 3 parameter, yaitu : efisiensi, efektivitas dan kinerja. Penentuan produktivitas dapat dianalisis dengan
rendah
13
sedang
18
tinggi
23
28
Analisis Hubungan VariabelVariabel yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Untuk menganalisis pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti digunakan bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5 + 66X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + β11X11 + β12X12 Pengujian Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Pengujian Model Uji R2 Uji F Uji t HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Tenaga Kerja Wanita pada Usaha Pembuatan Baglog Jamur Kuping
Tabel 2. Profil Tenaga Kerja Wanita pada Usaha Pembuatan Baglog Jamur Kuping Karakteristik 1. Jumlah tenaga kerja wanita (orang) 2. Umur 15 - 64 tahun ≥ 65 tahun 3. Pendidikan Tidak sekolah Tidak tamat sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA 4. Jumlah tanggungan keluarga ≤ 4 orang > 5 orang 5. Pendapatan rumah tangga Rp 0 - Rp 400.000 Rp 500.000 - Rp 900.000 Rp 1.000.000 - Rp 1.400.000 ≥ Rp 1.500.000 6. Masa kerja 0 - 4 tahun ≥ 5 tahun
Jumlah
Prosentase (%)
52
100
52 0
100 0
2 8 28 14 0
3,8 15,4 53,8 26,9 0
39 13
75 25
4 21 22 5
7,7 40,4 42,3 9,6
40 12
76,9 23,1
Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa tenaga kerja wanita yang dijadikan responden berjumlah 52 orang. Karakteristik umur terdiri dari umur produktif (15-64 tahun) dan umur non produktif (< 15 tahun dan ≥ 65 tahun). Umur mempengaruhi seseorang dalam merespon sesuatu yang baru,
selain itu umur juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Seluruh tenaga kerja wanita yang bekerja pada usaha pembuatan baglog jamur kuping tergolong dalam umur produktif. Golongan umur produktif pada umumnya memiliki semangat yang
tinggi dan cenderung lebih terbuka akan kemajuan. Sebagian besar responden menempuh pendidikan hingga tamat SD yaitu sebanyak 28 responden, sebanyak 14 responden lulusan SMP, sebanyak 8 responden tidak lulus SD, dan sisanya yaitu 2 responden tidak bersekolah. Tingkat pendidikan responden sangat mempengaruhi kemampuan responden dalam bekerja dan menerima inovasi yang diberikan. Sebagian besar responden yaitu 39 responden memliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak kurang dari atau sama dengan 4 orang dan sisanya memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari 5 orang. Pendapatan rumah tangga merupakan keseluruhan pendapatan dalam rumah tangga responden yang berasal dari suami, anak atau orang tuanya. Sebanyak 22 reponden memiliki pendapatan rumah tangga antara Rp 1.000.000,00 sampai Rp 1.400.000,00, sebanyak 21 responden memiliki pendapatan rumah tangga antara Rp
500.000,00 sampai Rp 900.000,00, sebanyak 5 responden memiliki pendapatan rumah tangga lebih dari Rp 1.500.00,00 dan sisanya memiliki pendapatan rumah tangga sebesar Rp 0,00 sampai Rp 400.000,00. Karakteristik masa kerja merupakan lamanya seorang tenaga kerja wanita bekerja. Terdapat 12 reponden yang telah bekerja lebih dari 5 tahun dan sebagian besar responden yaitu sebanyak 40 reponden bekerja selama 0-4 tahun. Semakin lama seseorang bekerja di suatu tempat maka semakin tinggi kemampuan mereka dalam bekerja. Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Produktivitas tenaga kerja wanita merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja wanita. Produktivitas tenaga kerja wanita juga akan mempengaruhi produktivitas dari perusahaan itu sendiri.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Produktivitas Parameter 1. Efisiensi Tinggi (skor 3) Sedang (skor 2) Rendah (skor 1) Jumlah 2. Efektivitas Tinggi (skor 9-12) Sedang (skor 5-8) Rendah (skor 1-4) Jumlah 3. Kinerja Tinggi (skor 9-15) Sedang (skor 6-10) Rendah (skor 1-5) Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Jumlah Tenaga Kerja Wanita
Prosentase (%)
10 3 2 15
28,8
12 13 1 26
50
8 2 1 11
21,2
Produktivitas tenaga kerja wanita diukur dengan 3 parameter yaitu efisiensi, efektivitas dan kinerja. Skor produktivitas tenaga kerja wanita diperoleh dari hasil penjumlahan skor efisiensi, efektivitas dan kinerja. Kemudian dikelompokkan dalam kriteria produktivitas rendah, sedang Tabel
4.
Distribusi
Responden
dan tinggi. Maka produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo ratarata tergolong sedang yaitu dengan prosentase 50%.
Berdasarkan
Kriteria 1. Jumlah baglog yang dihasilkan
2. Bekerja dengan cepat
3. Mematuhi norma dan peraturan yang berlaku
4. Menghasilkan kemasan, berat dan kerapian baglog sesuai standar
5. Kemampuan meminimalkan kerusakan baglog
6. Kemampuan menyelesaikan target sesuai standar waktu
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 4, telah dijelaskan mengenai kriteria dari produktivitas, bahwa produktivitas yang tinggi memiliki unsur atau jumlah skor yang beragam dari ketiga parameternya. Kriteria produktivitas yang diteliti meliputi jumlah baglog yang dihasilkan, bekerja dengan cepat, mematuhi norma dan peraturan, menghasilkan kemasan baglog, meminimalkan kerusakan, dan kemampuan dalam menyelesaikan target sesuai dengan standar waktu.
Parameter-Parameter
Produktivitas
Produktivitas
Jumlah Tenaga Kerja Wanita 2
Prosentase (%) 3,8
Sedang (200-300 baglog)
40
76,9
Tinggi (>300 baglog)
10
19,2
Rendah (<200 baglog)
Tidak pernah
1
1,9
Kadang-kadang
33
63,5
Selalu
18
34,6
Tidak pernah
0
0,0
Kadang-kadang
12
23,1
Selalu
40
76,9
Tidak pernah
0
0,0
Kadang-kadang
36
69,2
Selalu
16
30,8
Tidak pernah
5
9,6
Kadang-kadang
39
75,0
Selalu
8
15,4
Tidak pernah
3
5,8
Kadang-kadang
28
53,8
Selalu
21
40,4
Analisis Hubungan VariabelVariabel yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Alat bantu untuk melakukan analisis data digunakan Software SPSS 16. Dari hasil analisis regresi linier berganda dengan memasukkan 12 variabel, ditemukan penyakit multikolinearitas. Maka ada beberapa variabel bebas yang dihilangkan supaya tidak terjadi multikolinearitas kembali, antara lain dengan menghilangkan variabel masa kerja (X1), keadaan
lingkungan (X8) dan penerapan teknologi (X11). Setelah dilakukan analisis data, maka diperoleh hasil analisis regresi linier berganda berikut ini. Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Variabel
Koefisien Regresi -5,665 0,050 -0,308 7,278 5,597 -0,025 0,506 0,404 -0,148 -1,422
(Constant) Usia (X2) Jumlah tanggungan keluarga (X3) Pendapatan rumah tangga (X4) Upah/gaji (X5) Tingkat pendidikan (X6) Kemampuan (X7) Motivasi (X9) Perjanjian kerja (X10) Cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui (X12)
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Dari hasil analisis regresi linier Y = -5,665 + 0,050 X2 - 0,308 X3 + berganda pada Tabel 4 diperoleh model 7,278 X4 + 5,597 X5 - 0,025 X6 + 0,506 hubungan antara faktor-faktor yang X7 + 0,404 X9 - 0,148 X10 - 1,422 X12 berpengaruh (sebagai variabel bebas) Uji R2 terhadap produktivitas tenaga kerja wanita adalah sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Model R 1
.749a
R Square
Adjusted Square
.561
.467
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Nilai uji koefisien determinasi berguna untuk melihat ketepatan model penelitian. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil analisis regresi linier berganda (pada lampiran). Berdasarkan output diperoleh angka R Square sebesar 0,561 atau 56,1%. Hal ini menunjukkan bahwa varian variabel produktivitas tenaga kerja wanita sebesar 56,1% dijelaskan oleh varian variabel usia, jumlah tanggungan
R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 2.469
2.265
keluarga, pendapatan rumah tangga, upah/gaji, tingkat pendidikan, kemampuan, motivasi, perjanjian kerja, dan cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Sedangkan sisanya sebesar 43,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Uji F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama tidak bebas.
terhadap
variabel
Tabel 7. Hasil Analisis Varians Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Model Regression Residual Total
Jumlah Kuadrat 326,709 255,964 582,673
df 9 42 51
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi model sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05) sehingga secara bersamasama variabel bebas (usia, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan rumah tangga, upah/gaji, tingkat pendidikan, kemampuan, motivasi, perjanjian kerja, dan cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (produktivitas tenaga kerja wanita). Pengujian Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Berdasarkan hasil perhitungan nilai matrik Pearson Corelation diperoleh bahwa nilai paling tinggi diantara keseluruhan korelasi variabel-variabel independen adalah 0,571. Angka tersebut tidak lebih besar dari 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terdapat multikolinearitas. Selain itu dapat pula diamati dari perolehan nilai VIF (Value Inflation Factor) dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan
Kuadrat Tengah 36,301 6,094
Fhitung
Sig.
5,956
0,000a
Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Dari hasil output Tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dengan nilai tertinggi 1,856 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 dengan nilai terendah 0,539. Maka untuk kesembilan variabel dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola sebaran titik-titik pada diagram scatterplot. Berdasarkan hasil analisis data pada diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik tersebar dengan pola yang tidak jelas dalam dua kuadran dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel tidak bebas. T hitung diketahui berdasarkan output tabel coefficients dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05.
Tabel 8. Analisis Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Variabel Usia (X2) Jumlah tanggungan keluarga (X3) Pendapatan rumah tangga (X4) Upah/gaji (X5) Tingkat pendidikan (X6) Kemampuan (X7) Motivasi (X9) Perjanjian kerja (X10) Cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui (X12)
Sig 0,413 0,448 0,316 0,003 0,906 0,023 0,003 0,125 0,236
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Secara individu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja wanita adalah upah/gaji (X5), kemampuan (X7) dan motivasi (X9). Faktor lainnya secara individu tidak berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur kuping. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Usia. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor usia sebesar 0,413, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,05 (0,413>0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat diartikan usia secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Jumlah tanggungan keluarga. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor jumlah tanggungan keluarga sebesar 0,448, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,05 (0,448>0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga jumlah tanggungan keluarga secara
individu tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Pendapatan rumah tangga. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor pendapatan rumah tangga sebesar 0,316, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,05 (0,316>0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga pendapatan rumah tangga secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Upah/gaji. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor upah/gaji sebesar 0,003, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih rendah dari nilai α = 0,05 (0,003<0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga upah/gaji secara individu berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Upah atau gaji sangatlah berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Memperoleh gaji adalah tujuan utama wanita bekerja, sehingga
mereka akan terpacu untuk bekerja lebih giat dan meningkatkan produktivitasnya. Mendapatkan upah/gaji adalah tujuan utama seorang wanita bekerja. Tenaga kerja wanita akan berusaha meningkatkan produktivitas mereka untuk memperoleh upah yang tinggi. Tingkat pendidikan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor tingkat pendidikan sebesar 0,906, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,05 (0,906>0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga tingkat pendidikan secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Kemampuan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor kemampuan sebesar 0,023, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih rendah dari nilai α = 0,05 (0,023<0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga kemampuan secara individu berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Pengaruh kemampuan dalam membuat baglog jamur kuping terhadap produktivitas tenaga kerja wanita memiliki pengaruh yang cukup besar, seorang tenaga kerja wanita yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam membuat baglog jamur kuping maka dapat meningkatkan produktivitasnya secara konsisten. Kemampuan yang dimaksud disini adalah kemampuan dalam membuat baglog jamur kuping. Seorang tenaga kerja wanita yang memiliki kemampuan yang baik dalam membuat baglog jamur
kuping, maka mereka juga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya, sehingga berdampak pula pada peningkatan produktivitas perusahaan. Motivasi. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor motivasi sebesar 0,003, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih rendah dari nilai α = 0,05 (0,003<0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sehingga motivasi secara individu berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Pengaruh motivasi cukup besar terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Banyaknya kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi menjadikan motivasi yang kuat bagi wanita untuk bekerja lebih giat. Tingginya nilai skor yang didapatkan dari responden disebabkan karena indikator yang ditujukan kepada pekerja wanita mempunyai pengaruh yang tinggi atau mendorong pekerja wanita untuk memproduksi baglog lebih banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Simon (1999) mengemukakan bahwa motivasi adalah seperangkat dorongan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang paling tidak sebagian turut menghasilkan tindakan produktif tertentu. Terdapat dua jenis motivasi kerja yaitu dilihat dari aspek peningkatan produktivitas perusahaan dan aspek kebutuhan tenaga kerja wanita. Sebagian besar tenaga kerja wanita setuju/sangat setuju bahwa mereka memiliki hubungan yang tidak kaku dengan atasan dan atasan selalu memberikan
perhatian kepada setiap pegawainya. Selain itu tenaga kerja wanita sudah merasa aman bekerja di perusahaan tersebut. Tenaga kerja wanita juga setuju apabila masalah keluarga yang mereka hadapi tidak berpengaruh pada pekerjaannya, mereka bekerja atas kemauan sendiri, selalu menjaga kesehatan dan kebutuhan keluarga yang banyak akan semakin mendorong mereka untuk bekerja lebih giat lagi. Perjanjian kerja. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor perjanjian kerja sebesar 0,125, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,05 (0,125>0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga perjanjian kerja secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi faktor cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui sebesar 0,236, yang artinya nilai probabilitas signifikansi ini lebih tinggi dari nilai α = 0,05 (0,236>0,05) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Sehingga cuti haid, hamil, melahirkan dan menyusui secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : Produktivitas tenaga kerja wanita diukur dengan menjumlahkan 3
parameter yaitu efisiensi, efektivitas dan kinerja. Telah diperoleh jumlah tenaga kerja wanita memiliki produktivitas sedang dengan prosentase sebesar 50%, tergolong produktivitas sedang. Model yang diperoleh dari perhitungan statistik adalah Y = -5,665 + 0,050 X2 0,308 X3 + 7,278 X4 + 5,597 X5 - 0,025 X6 + 0,506 X7 + 0,404 X9 - 0,148 X10 1,422 X12. Hasil analisis determinasi diperoleh angka R2 sebesar 0,561 atau 56,1%. Seluruh faktor-faktor sosial ekonomi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Akan tetapi, secara individual hanya faktor upah/gaji, kemampuan dan motivasi yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja wanita. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, direkomendasikan beberapa saran untuk pengembangan usaha dan peningkatan produktivitas tenaga kerja wanita di lokasi penelitian : Meskipun produktivitas tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan baglog jamur kuping di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo tergolong sedang, namun hendaknya dapat ditingkatkan lagi dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerjanya, memberikan fasilitas yang lebih baik serta memberikan jaminan sosial sehingga tenaga kerja akan merasa nyaman, aman dan betah bekerja di tempat usaha tersebut. Model faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja wanita dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi usaha pembuatan baglog jamur kuping untuk menetapkan suatu kebijakan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja wanita di lokasi penelitian.
Saran yang berkaitan dengan 3 variabel yang signifikan antara lain : Upah/gaji. Sebaiknya setiap tempat usaha dapat memberikan bonus kepada tenaga kerja wanita yang mampu menyelesaikan baglog melebihi target di tempat usaha. Atau memberikan tambahan upah kepada tenaga kerja wanita yang sudah lama bekerja di tempat usaha tersebut. Kemampuan. Untuk dapat meningkatkan kemampuan tenaga kerja wanita dalam membuat baglog, hendaknya pemilik usaha dapat memberikan pelatihan atau pendidikan non formal kepada tenaga kerja wanita mengenai baglog jamur kuping, supaya kemampuan mereka dapat lebih ditingkatkan. Motivasi. Hendaknya pemilik usaha memberikan penghargaan bagi tenaga kerja yang sudah lama bekerja di perusahaan agar motivasi dan produktivitas diharapkan meningkat. Di samping itu, tempat usaha tetap mempertahankan penciptaan suasana kerja yang harmonis dan nyaman dengan cara menjalin komunikasi yang baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja. DAFTAR PUSTAKA
Gomes, FC. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta. Kalsum. 2004. Tenaga Kerja Wanita dan Perlindungan. http://library.usu.ac.id/download/f km/fkm-kalsum.pdf. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Peran Wanita dalam Perkembangan
Masyarakat Jakarta.
Desa.
Rajawali.
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produktivitas Tenaga Kerja Perempuan Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.