1
BAGIAN I Pengantar Kapita Selekta BPI: Aspek Historis Konsepsi Perkembangan BPI: Periode Rekontruksi Sosial dan Individual A. Pendahuluan Suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa manusia dalam kehidupan bermasyarakat selalu membutuhkan bantuan bimbingan dan penyuluhan dari orang lain. Contoh kecil; seorang murid sekolah mengalami kesulitan dalam menyerap ilmu pengetahuan. Di sekolah, tentu akan mengalami gangguan, baik dalam belajar maupun dalam lingkungannya yang cenderung merasa rendah diri. “Bimbingan penyuluhan Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan sesorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohani dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbulnya kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan yang maha esa sehingga timbul pada diri pribadi suatu cahaya harapan, kebahagian hidup saat sekarang dan masa depan.
. Perkembangan yang lebih lanjut tentang rumusan bimbingan dan konseling memper-
lihatkan gejala yang amat menarik. Belkin (1975) secara tegas menolak konsep, rumusan ataupun penjelasan yang mengecilkan atri istilah konseling. Ia bahkan mengusulkan, daripada meletakkan konseling sebagai bagian dari bimbingan, adalah lebih baik dan menguntungkan untuk membangun rumusan tentang konseling yang meliputi juga segala sesuatu yang selama ini disebutkan sebagai pelayanan bimbingan. Seluruh penegrtian bimbingan dilebur ke dalam pengertian konseling. Istilah bimbingan tidak dipakai lagi. Dalam kaitan ini tidak dapat dielakkan bahwa para konselor mau tidak mau terlibat dalam masalah pertumbuhan dan perkembangan individu, serta segenap permasalahannya, dengan keseluruhan totalitas perwujudannya, itu semua adalah pekerjaan konseling.
B. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Islam Suatu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa manusia dalam kehidupan bermasyarakat selalu membutuhkan bantuan bimbingan dan penyuluhan dari orang lain. Contoh kecil; seorang murid sekolah mengalami kesulitan dalam menyerap ilmu pengetahuan. Di sekolah, tentu akan mengalami gangguan, baik dalam belajar maupun dalam lingkungannya yang cenderung merasa rendah diri.
2
Sebelum dijelaskan pengertian bimbingan penyuluhan Islam secara keseluruhan, terlebih dahulu akan dijelaskan satu persatu bimbingan penyuluhan Islam secara umum. 1. Pengertian Bimbingan Untuk mendapatkan defenisi atau batasan tentang pengertian bimbingan penyuluhan yang dapat diterima secara umum sangatlah sulit untuk didefinisikan, karena para ahli mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi perbedaan itu hanyalah perbedaan tekanan atau perbedaan dari sudut mana ia melihatnya. Namun di bawah ini penulis mengemukakan pendapat para ahli tentang pengertian bimbingan, antara lain: Menurut pendapat Crow dan Crow: “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihannya sendiri, memikul beban sendiri.”1 Pendapat yang sejalan dengan pendapat di atas adalah D. Ketut Sukardi, yaitu: “Bimbingan ialah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu memperkembangkan potensi, (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki, mengenai dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka menentukan sendiri jalan hidupnya serta bertanggung jawab tanpa tergantung kepada orang lain”.2 Berbeda dengan pendapat Bernard dan Fumer bahwa “Bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna tidak sekedar mengikuti kegiatan yang berguna.”3 Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapankegiatanyang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.4 Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan/ pertolongan atau pelajaran yang diberikan kepada individu untuk memahami diri dan lingkungannya agar sanggup memecahkan masalahnya sendiri. Pemberian bantuan inilah merupakan hal prinsipil. Akan tetapi sekalipun bimbingan itu merupakan bantuan, namun tidak semua bantuan/ pertolongan merupakan bimbingan. Bimbingan bertujuan membantu seseorang agar bertambah kemampuan dan tanggung jawab atas dirinya serta memberi informasi atau mengarahkan kesatu tujuan. Orang-orang 1
Zainal Aqib 2012 Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah (Bandung : Yrama Widya) hal 29. D. Ketut Sukardi, Dasar Bimbingan Penyuluhan di Sekolah (Surabaya: Usaha Nasional), hal 65. 3 H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), 2
hal 94. 4
Symsu Yusuf danJuntikaNurihsan, LandasanBimbingandanKonseling, (Bnadung: PT. RemajaRosdakarya, 2012) hal 6
3
yang mendapat bantuan (asistance) dilayani bukanlah bentuk dilayani dipimpin, atau diberi informasi, melainkan dengan memberi bantuan untuk mengerti, memahami dan menghayati potensi-potensi (kemampuan, bakat dan minat) sendiri, motivasi sendiri menemukan serta menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya sendiri terhadap masyarakat serta mengadakan pemulihan terhadap segala bentuk tindakan yang diambilnya. Jadi Guidance adalah bimbingan dan pengobatan (sikap, tingkah laku) secara khusus memusatkan usaha-usahanya pada pemanfaatan secara maksimal dan potensi kemanusian dan pembangunan individu.
2. Pengertian Penyuluhan Untuk mendapat pengertian yang konkrit tentang penyuluhan maka dibawah ini dikemukakan pendapat para ahli sebagai berikut: Menurut Maclean, dan Sherzer dan Stone yang di kutip oleh H. Prayitno dan Erman Amti bahwa: “Konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tetap maka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja profesional, yaitu orang yang telah berlatih dan pengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi”.5 Mappiare mendefinisikan konseling sebagai: Dari defenisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan dengan wawancara yang dilakukan secara tatap muka (face to face) atau dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan klien yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Konseling atau penyuluhan dapat diartikan sebagi bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Setelah mengetahui pengertian bimbingan dan penyuluhan secara umum, maka dapat disatupadukan bahwa bimbingan dan penyuluhan adalah bantuan yang diberikan secara baik dan dilakukan secara berhadapan muka atau face to face kepada seseorang yang mengalami masalah-masalah rohani, baik secara individu maupun kelompok supaya ia mampu mengatasi sendiri persoalannya dalam mencari cahaya kebahagian hidupnya.
5
hal 100
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991),
4
Sejalan dengan itu H.M Arifin memberikan pengertian bimbingan penyuluhan Islam sebagai berikut: “Bimbingan penyuluhan Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan sesorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohani dalam lingkungan hidupnya agar supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbulnya kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan yang maha esa sehingga timbul pada diri pribadi suatu cahaya harapan, kebahagian hidup saat sekarang dan masa depan.”6 Melihat pengertian di atas, maka dapatlah dipahami bahwa bimbingan dan penyuluhan Islam adalah pemberian kecerahan hati kepada orang yang mengalami kesukran-kesukaran rohani dalam hidupnya sesuai dengan ajaran agama Islam, sehingga dapat mengatasi sendiri masalah yang mereka hadapi, demi memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Inti dari pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan Islam dalam pribadi si terbimbing sehubungan dengan pemecahan problema adalah kegiatan hidup yang dipilih melalui bimbingan sesuai dengan perkembangan sikap dan perasaan keagamaan dan situasi kehidupan psikologinya. Kenyataan menunjukan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Untuk itu maka bimbingan dan penyuluhan mempunyai pengertian sebagai suatu bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain dapat memecahkan masalahnya, memahami dirinya, mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah yang demikian itu, berarti yang bersangkutan dalam hidupnya akan berperilaku yang tidak keluar dari kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
C. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling Di negara-negara yang bimbingan dan konselingnya telah maju, terutama Amerika Serikat, perkembangan gerakan tentang bimbingan dan konseling yang memberikan makna berbeda terus berlangsung. Miller (1961) meringkas perkembangan bimbingan dan konseling ke dalam lima periode.7 1. Pada awal periode gerakan bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson, pengertian bimbingan baru mencakup bimbingan jabatan. Pada awal tahap ini, yang umumnya 6 7
H. M. Arifin, 2000 Bimbingan Penyuluhan Islam (Cet. III; Jakarta: Bina Aksara,), hal 12. Op Cit H. Prayitno dan Erman Amti, hal 109-112
5
disebut sebagai periode Parsonian,bimbingan di lihat sebagai usaha mengumpulkan berbagai keterangan tentang individu dan tentang jabatan, kedua jenis keterengan ini dikaitkan karena untuk menentukan bahwa akhirnya jabatan apa yang paling cocok untuk individu yang dimaksud. 2. Pada periode kedua, gerakan bimbingan lebih menekankan pada bimbingan pendidikan. Dalam tahapan ini bimbingan dirumuskan sebagai suatu totalitas pelayanan yang secara keseluruhan dapat diintegrasikan ke dalam upaya pendidikan. Pada tahap kedua ini, rumusan tentang konseling belum dimunculkan. 3. Pada periode ketiga, pelayanan untuk penyelesaian diri mendapat perhatian utama. Pada periode ini disadari bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya disangkutpautkan dengan usaha-usaha pendidikan saja, tidak pula hanya mencocokkan individu untuk jabatan-jabatan tertentu saja, melainkan juga bagi peningkatan kehidupan mental. Dalam kaitan itu, pada keseluruhan upaya bimbingan ditekankan adanya upaya untuk membantu penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri, lingkungan, dan masyarakat. Pada periode ini muncul juga istilah “konseling” yang disadari para ahli bahwa apa yang mereka lakukan “bukan hanya sekedar menyediakan bimbingan atau menberikan latihan, mereka membantu individu memecahkan masalah dalam kehidupan individu yang kadang amat pelik dan mendasar” (Belkin,1975). Rumusan konseling yang muncul pada periode ketiga itu secara nyata memperlihatkan bahwa konseling merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan di antara sejumlah pelayanan lainnya, seperti bimbingan jabatan dan bimbingan pendidikan. Perkembangan yang lebih lanjut pada periode ketiga itu bahkan lebih menonjolkan lagi peranan pentingnya konseling di antara keseluruhan bentuk-bentuk pelayanan bimbingan, sampaisampai konseling dianggap sebagai jantung hatinya bimbingan. 4. Periode keempat gerakan bimbingan menekankan pentingnya proses perkembangan individu. Periode ini pelayanan bimbingan dihubungkan dengan usaha individu untuk memenuhi tugas-tugas perkembangannya, membantu individu dalam mencapai kematangan dan kedewasaan menjadi tujuan utama. 5. Periode kelima, ditandai sebagai tampak adanya dua arah yang berbeda, yaitu kecenderungan yang ingin kembali ke periode pertama dan kecenderungan yang lebih menekankan pada rekontruksi sosial (dan personal) dalam rangka membantu pemecahan masalah yang dihadapi individu. pada dua tahap yang terakhir itu tampak tumpang tindihnya pengertian bimbingan dan konseling, yang satu dapat dibedakan dari yang lain, tapi tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
6
Perkembangan yang lebih lanjut tentang rumusan bimbingan dan konseling memperlihatkan gejala yang amat menarik. Belkin(1975) secara tegas menolak konsep, rumusan ataupun penjelasan yang mengecilkan atri istilah konseling. Ia bahkan mengusulkan, daripada meletakkan konseling sebagai bagian dari bimbingan, adalah lebih baik dan menguntungkan untuk membangun rumusan tentang konseling yang meliputi juga segala sesuatu yang selama ini disebutkan sebagai pelayanan bimbingan. Seluruh penegrtian bimbingan dilebur ke dalam pengertian konseling. Istilah bimbingan tidak dipakai lagi. Dalam kaitan ini tidak dapat dielakkan bahwa para konselor mau tidak mau terlibat dalam masalah pertumbuhan dan perkembangan individu, serta segenap permasalahannya, dengan keseluruhan totalitas perwujudannya, itu semua adalah pekerjaan konseling.8 Berdasarkan uraian diatas secara praktis, tidak ada gunanya membedakan tugas atau ruang lingkup kerja konseling di satu sisi dan bimbingan di sisi lain. Keduanya disatukan saja dan digunakan satu istilah, yaitu konseling. Keseluruhan kerja konselor termasuk segenap pendekatan, teknik langkah-langkah, peralatan dan berbagai bahan dan sarana lain yang digunakan untuk membantu klien, adalah pekerjaan konseling. Dengan digunakannya istilah konseling dengan arti yang lebih luas dan menyeluruh itu, sekarang pekerjaan konseling mencakup dimensi yang lebih luas dan menyeluruh itu, sekarang pekerjaan konseling mencakup dimensi yang lebih luas dan tugas tugas yang lebih kaya. Profesi konseling memiliki tujuan dan arah yang lebih jelas. Lebih jauh, kegiatan konseling tidak hanya terikat dan terbatas pada lingkungan sekolah saja, melainkan meluas sampai meliputi pekerjaan dengan sasaran keseluruhan kehidupan kemanusiaan di masyarakat luas. Dengan demikian, profesi konseling memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menghadapi hari esok.9 Untuk menggambarkan perkembangan gerakan bimbingan dan konseling dari waktu ke waktu perhatikan gambar berikut :
Bimbingan
bimbingan
No. 1 8 9
Ibid hal 110 Ibid hal 110-111
konseling bimbingan
No. 2
konseling
No. 3
konseling
No. 4
7
Perkembangan konsepsi bimbingan dan penyuluhan Keterangan: Gambar 1 = Pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan konsling ( periode pertama dan kedua ) Gambar 2 = Pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan konseling ( periode pertama dan kedua ) Gambar 3 = Pelayanan bimbingan yang belum mencakup pelayanan konseling ( periode pertama dan kedua ) Gambar 4 = Pelayanan konseling yang meliputi seluruh pelayanan yang dahulu disebut “bimbingan dan konseling” (perkembangan yang terakhir.)
Bagaimanakah di Indonesia? Apakah sudah perlu mengganti rangkaian istilah bimbingan dan konseling dengan konseling saja? Mengingat perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia belum cukup mantap (ingat istilah bimbingan dan konseling diakui secara legal dalam undang-undang sistem pendidikan nasional), beserta perangkat perundangan pelaksanaannya, maka istilah bimbingan dan konseling masih perlu dipertahankan, namun dari segi pelaksanaannya hendaknya menekankan porsi yang lebih besar pada konseling.
Referensi:
Arifin M., 2000. Bimbingan Penyuluhan Islam Cet. III; Jakarta: Bina Aksara. JuntikaNurihsan dan Symsu Yusuf , 2012 Landasan Bimbingan dan Konseling, Bnadung: PT. Remaja Rosdakarya. Prayitno dan Amti Erman, 1991. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Rineka Cita. Sukardi Ketut D,1995. Dasar Bimbingan Penyuluhan di Sekolah Surabaya: Usaha Nasional Zainal Aqib. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah Bandung : Yrama Widya
8
BAGIAN II Bimbingan Konseling Yang Terabaikan A. Persepsi Terhadap Bimbingan Konseling Bagaimana perasaan kamu kalau kamu dipanggil ke ruang Bimbingan Konseling (BK)? Pasti perasaan kita yang dipanggil ke ruang BK adalah Deg-degan terus berfikir bahwa kita punya kesalahan melanggar peraturan sekolah sehingga sampai di panggil ke ruang BK. Fakta di lapangan, keberadaan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah identik dengan masalah yang dihadapi siswa. Banyak siswa yang dianggap bermasalah diarahkan ke guru BK atau biasa disebut konselor untuk ditangani. Hal ini tidaklah salah, namun juga tak terlalu tepat. Ada kecenderungan guru BK ibarat polisi sekolah yang tugasnya menghukumi siswa bermasalah. Bahkan, siswa merasa tak nyaman berhubungan dengan guru BK, karena malu dan takut dianggap bermasalah oleh siswa-siswa lainnya. Seperti itukah wajah BK di sekolah? Kenyataan tak dimungkiri apabila siswa kerapkali menjumpai masalah dalam kehidupannya. Masalah itu bisa berupa masalah pribadi, sosial, karir, pendidikan, dan lain sebagainya. Pada titik ini, ada individu siswa yang bisa mengatasi masalahnya tanpa intervensi pihak lain. Di sisi lain, ada individu siswa yang membutuhkan intervensi pihak lain untuk menyelesaikan masalahnya. Selama ini, peran dan citra seorang guru BK di mata murid dan masyarakat cenderung negatif. Guru BK seolah-olah hanya sebagai satpam dan polisi sekolah, dimana guru BK identik dengan tugas memarahi dan menasihati anak bermasalah. seperti berdiri di depan pintu gerbang menunggu siswa yang terlambat, menghakimi siswa yang berkelahi, bahkan guru BK memegang POIN pelanggaran sekolah. Dengan anggapan seperti itu maka jarang sekali siswa-siswa yang mau menemui guru BK di kantor BK, karena mereka bisa takut dan teman yang lain akan beranggapan setiap siswa yang datang ke ruang BK adalah siswa yang memiliki masalah. Faktor lain adalah fungsi dan peran guru BK belum dipahami secara tepat baik oleh pejabat sekolah maupun guru BK itu sendiri. Di beberapa sekolah, ada beberapa guru BK yang sebenarnya tidak berlatar belakang pendidikan BK, mungkin guru tersebut memang mampu menangani siswa, yang biasanya dikaitkan hanya pada kenakalan siswa semata. Namun seorang guru BK perlu memahami prinsip-prinsip pelaksa-
9
naan BK, terutama prinsip yang berkenaan dengan masalah individu siswa. Ada pula seorang guru BK yang berfungsi ganda dengan memerankan beragam jabatan misalnya, disamping sebagai guru BK dia juga menjabat wali kelas dan atau guru piket harian. Akibatnya, dia terlibat dalam penegakan tata tertib sekolah, pemberian hukuman, dan atau tindakan razia yang merupakan tindakan yang dibenci oleh siswa. Fenomena lain yang terlihat adalah sekolah tidak menyediakan fasilitas ruang konseling yang memadai. Ruang konseling dianggap sama dengan ruang kerja guru BK sehingga terwujud apa adanya. Padahal ruang konseling itu punya desain interior secara khusus dan tata letak furnitur yang diatur sesuai dengan orientasi teori konseling dan terapi yang diterapkan seorang konselor terhadap kliennya. Ada 4 macam persepsi yang sering muncul terhadap tugas sebagai guru BK yaitu; 1.
BK disamakan dengan guru pada umumnya. Pendapat demikian antara lain ; a. Pendapat yang mengatakan bahwa BK sama dengan pendidikan lainnya.Mereka
berpendapat
bahwa
tidak
perlu
ada
BK
di
sekolah.Menurut mereka cukup dengan memperbaiki pendidikan dan fasilitasnya, maka BK tidak di perlukan lagi.Mereka lupa bahwa manusia punya hati, dan dengan itu sebagiannya pasti punya masalah yang perlu di carikan jalan pemecahannya. b. Pendapat yang mengatakan bahwa BK tidak punya kompetensi yang cukup untuk membantu menangani masalah siswa dan harus di lakukan oleh para ahli. 2.
BK sebagai Polisi sekolah Masih banyak guru bahkan sebagian Kepala Sekolah yang beranggapan bahwa BK berperan sebagai benteng disiplin, tata tertib, Mereka beranggapan bahwa semua masalah siswa adalah tanggungjawab BK, maka kalau ada pelanggaran harus di serahkan ke BK.Tidak jarang pula BK di serahi tugas untuk mengusut perkelahian bahkan pencurian.Hal ini bukan merupakan tugas BK, dan apabila ada BK yang berbuat mengikuti yang seperti ini berarti dia telah menjadi pelopor menyalahi profesi BK, sebab tugas seperti itu tak pernah ada poin nya dalam SK penugasan kita?Dan apabila kita bertugas sebagai polisi sekolah maka siswa akan takut kepada kita, lalu bagaimana mungkin siswa akan datang membicarakan masalahnya secara sukarela.
10
3.
BK “super” karena bisa jadi penyembuh. Tidak dapat di sangkal bahwa BK di samping berperan sebagai preventif, juga berperan sebagai teman siswa dalam mencari /keluar dari permasalahannya.Namun demikian hendaknya kita juga sadar bahwa kita bukan orang “super” yang mampu membawa siswa keluar dari semua permasalahannya.BK tidak melayani “orang sakit” atau “kurang normal”, BK hanya melayani orang normal yang mengalami masalah tertentu.BK hanya membantu mencarikan alternatif penyelesaian masalah, sedangkan yang menentukan berhasil atau tidaknya adalah siswa.
4.
Hasil kerja BK Instan Anggapan bahwa masalah yang ditangani oleh BK akan mendapatkan hasil yang nyata dalam sekejap alias sekali layanan adalah anggapan yang keliru. Objek yang dilayani adalah manusia yang punya hati,kemauan, kemampuan, bukannnya seonggok barang yang bisa diperlukan semaunya. Perlu waktu untuk merubah kebiasaan yang sudah melekat pada siswa dan itu bukan hal yang mudah.
B. Kualitas Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi konselor menjadi faktor penentu bagi pencapaian konseling yang efektif, di samping faktor pengetahuan tentang dinamika perilaku dan keterampilan terapeutik atau konseling. Karakteristik Pribadi Konselor. Menurut Cavanagh (1982) kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut. 1. Self-knowledge (Pemahaman diri) Self-knowledge ini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman diri sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan berikut. a. Konselor yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung akan memiliki persepsi yang akurat pula tentang orang lain atau klien (konselor akan lebih mampu mengenal diri orang lain secara tepat pula).\ b. Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil juga memahami orang lain.
11
c. Konselor yang memahami dirinya, maka dia akan mampu mengajar cara memahami diri itu kepada orang lain. d. Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan berkomunikasi secara jujur dengan klien pada saat proses konseling berlangsung.
Konselor yang memiliki tingkat self-knowledge yang baik akan menunjukkan sifat-sifat berikut. 1. Konselor menyadari dengan baik tentang kebutuhan dirinya. Sebagai konselor dia memiliki kebutuhan diri, seperti : (a) kebutuhan untuk sukses; (b) kebutuhan merasa penting, dihargai, superior, dan kuat. 2.
Konselor menyadari dengan baik tentang perasaan-perasaannya. Perasaanperasaan itu seperti : rasa marah, takut, bersalah, dan cinta. Ketidaksadaran konselor akan perasaannya dapat berakibat buruk terhadap proses konseling.
3. Konselor menyadari tentang apa yang membuat dirinya cemas dalam konseling, dan apa yang menyebabkan dirinya melakukan pertahanan diri dalam rangka mereduksi kecemasan tersebut. 4. Konselor memahami atau mengakui kelebihan (kekuatan) atau kelemahan (kekurangan) dirinya.
2. Competence (Kompeten) Yang dimaksud kompeten disini adalah bahwa konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral sebagai pribadi yang berguna. Kompetensi sangatlah penting bagi konselor, sebab klien yang dikonseling akan belajar dan mengembangkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia. Dalam hal ini, konselor berperan untuk mengajar kompetensi-kompetensi tersebut kepada klien. Satu hal penting yang membedakan hubungan persahabatan dengan hubungan konseling adalah kompetensi yang dimiliki konselor. Konselor yang efektif adalah yang memiliki (a) pengetahuan akademik, (b) kualitas pribadi, dan (c) keterampilan konseling.
12
Konselor yang memiliki kompetensi melahirkan rasa percaya pada diri klien untuk meminta bantuan konseling terhadap konselor tersebut. Di samping itu kompetensi ini juga sangat penting bagi efisiensi waktu pelaksanaan konseling.
3.
Good Psychological Health (Kesehatan Psikologis yang Baik) Konselor dituntut untuk memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari kliennya. Hal ini penting karena mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilan. Ketika konselor memahami bahwa kesehatan psikologis yang dikembangkan melalui konseling, maka dia membangun proses konseling tersebut secara lebih positif. Apabila konselor tidak mendasarkan konseling tersebut kepada pengembangan kesehatan psikologis, maka dia akan mengalami kebingungan dalam menetapkan arah konseling yang ditempuhnya.
4. Trustworthiness (Dapat Dipercaya) Kualitas Ini berarti bahwa konselor itu tidak menjadi ancaman atau penyebab kecemasan bagi klien. Kualitas konselor yang dapat dipercaya sangat penting dalam konseling, karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut. a. Esensi tujuan konseling adalah mendorong klien untuk mengemukakan masalah dirinya yang paling dalam. Dalam hal ini, klien harus merasa bahwa konselor itu dapat memahami dan mau menerima curahan hatinya (curhatnya) dengan tanpa penolakan. Jika klien tidak memiliki rasa percaya ini, maka rasa frustrasi lah yang menjadi hasil konseling. b. Klien dalam konseling perlu mempercayai karakter dan motivasi konselor. Artinya klien percaya bahwa konselor mempunyai motivasi untuk membantunya. c. Apabila klien mendapat penerimaan dan kepercayaan dari konselor, maka akan berkembang dalam dirinya sikap percaya terhadap dirinya sendiri. d. Konselor yang dipercaya cenderung memiliki kualitas sikap dan perilaku sebagai berikut. a) Memiliki pribadi yang konsisten b) Dapat dipercaya oleh orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya c) Tidak pernah membuat orang lain (klien) kecewa atau kesal d) Bertanggung jawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak inkar janji, dan mau membantu secara penuh.
13
5. Honesty (Jujur) Yang dimaksud jujur disini adalah bahwa konselor itu bersikap transparan (terbuka), autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur ini penting dalam konseling, karena alasan-alasan berikut. a. Sikap keterbukaan memungkinkan konselor dan klien untuk menjalin hubungan psikologis yang lebih dekat satu sama lainnya di dalam proses konseling. Konselor yang menutup atau menyembunyikan bagian-bagian dirinya terhadap klien dapat menghalangi terjadinya relasi yang lebih dekat. Kedekatan hubungan
psikologis
sangat
penting
dalam
konseling,
sebab
dapat
menimbulkan hubungan yang langsung dan terbuka antara konselor dengan klien. Apabila terjadi ketertutupan dalam konseling dapat menyebabkan merintangi perkembangan klien. b. Kejujuran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif kepada klien.
6. Strength (Kekuatan) Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien akan merasa aman. Klien memandang konselor sebagai orang yang (a) tabah dalam menghadapi masalah, (b) dapat mendorong klien untuk mengatasi masalahnya, dan (c) dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi.
7. Warmth (Bersikap Hangat) Yang dimaksud bersikap hangat itu adalah : ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang mengalami kehangatan dalam hidupnya, sehingga dia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah, memberikan perhatian, dan kasih sayang. Melalui konseling, klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan “sharing” dengan konselor. Apabila hal itu diperoleh, maka klien dapat mengalami perasaan yang nyaman.
14
8. Actives responsiveness Keterlibatan konselor dalam proses konseling bersifat dinamis, tidak pasif. Melalui respon yang aktif, konselor dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan klien. Disini, konselor mengajukan pertanyaan yang tepat, memberikan umpan
balik
yang
bermanfaat,
memberikan
informasi
yang
berguna,
mengemukakan gagasan-gagasan baru, berdiskusi dengan klien tentang cara mengambil keputusan yang tepat, dan membagi tanggung jawab dengan klien dalam proses konseling.
9. Patience (Sabar) Melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya.
10. Sensitivity (kepekaan) Kualitas ini berarti bahwa konselor menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersinggung, baik pada diri klien maupun dirinya sendiri. Klien yang datang untuk meminta bantuan konselor pada umumnya tidak menyadari masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Bahkan ada yang tidak menyadari bahwa dirinya bermasalah. Pada diri mereka hanya nampak gejala-gejalanya (pseudo masalah), sementara yang sebenarnya tertutup oleh perilaku pertahanan dirinya. Konselor yang sensitif akan mampu mengungkap atau menganalisis apa masalah sebenarnya yang dihadapi klien.
11. Holistic awareness (Kesadaran Holistik) Pendekatan holistik dalam konseling berarti bahwa konselor memahami klien secara utuh dan tidak mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor sebagai seorang ahli dalam segala hal, disini menunjukkan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi-dimensi itu meliputi : fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual.
15
Thohari Musnamar dkk. (1992) mengemukakan sifat kepriibadain yang baik (akhlaqul-karimah) konselor, yaitu: (a) siddiq, mencintai dan membenarkan kebenaran, (b) amanah, bisa dipercaya, (c) tabligh, mau menyampaikan apa yang layak disampaikan, (d) fatonah, cerdas atau berpengetahuan, (e) mukhlis, ikhlas dalam menjalankan tugas, (f) sabar, artinya ulet, tabah, tidak mudah putus asa, tudak mudah marah, dan mau mendengarkan keluh kesah klien dengan penuh perhatian, (g) tawadlu, rendah hati atau tidak sombong, (h) saleh, artinya mencintai, melakukan, membina, dan menyokong kebaikan, (I) adil, mampu mendudukkan persoalan secara proporsional, dan (j) mampu mengendalikan diri, menjaga kehormatan diri dan klien.
C. BK Dalam Siklus Kehidupan Salah satu contoh dalam hal ini adalah perusahaan, Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai strategi besar dalam mengatur orang-orang dalam bekerja sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan diantara orang-orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-orang bergabung melakukan upaya bersama, maka harus ada organisasi untuk memperoleh hasil yang produktif. Perusahaan di Indonesia berdasarkan kepemilikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Semua perusahaan melakukan proses produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa. Untuk melakukan proses, perusahaan atau industry membutuhkan yang namanya karyawan. Karyawan merupakan orang yang bekerja di perusahaan atau organisasi. Biasanya setiap organisai suka membayangkan bahwa para pegawainya merupakan peduan kelompok sebagai “satu keluarga besar yang bahagia.” Para pegawai merupakan satu keluarga sejauh mereka loyal kepada organisasi dan meyakini tujuannya. Sebaliknya, Para pegawai pada kebanyakan organisasi juga terpilah-pilah menjadi berbagai jenis subkelompok yang berbeda. Dalam menjalani kehidupan industry, tidak jarang para karyawan mengalami yang namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman, wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik, frustasi dan masih banyak kesenjangan yang lain yang terjadi.
16
BAGIAN III Prinsip-Prinsip Organisasi BPI: Pengembangan BPI A. Prinsip-Prinsip Organisasi Bimbingan dan Konseling Semua organisasi nasional termasuk bimbingan dan konseling memiliki prinsipprinsip organisasi yang tidak diabaikan.Prinsip-prinsip organisasi tersebut erat kaitannya dalam perancanaan. Proses dan evaluasi program. Suatu rencana atau (planning) yang realistik menunjang keberhasilan program, proses dan tujuan organsasi.Tanpa perencanaan membuat manajemen organisasi tidak karuan dan sulit mencapai hasil. Organisasi yang terencana biasanya mengarahkan kepada kondisi-kondisi yang tidak diinginkan seperti; fungsi-fungsi organisasi tidak profesional, fungsi-fungsi penting diabaikan, perencanaan fungsi-fungsi yang dibutuhkan untuk memperkuat program tidak terlaksana dan kordinator kacau.10 Dalam merencanakan organisasi prinsip-prinsip yang harus diingat adalah: 1. Organisasi harus berdasarkan tujuan yang sudah dipikirkan matang-matang. Adalah hal yang sukar untuk menilai efektifitas program tanpa pengetahuan yang kuat tentang tujuannya. 2. Fungsi-fungsi yang akan ditampilkan harus dipertimbangkan. Fungsi yang esensial dalam perencanaan merupakan elemen utama organisasi. Fungsifungsi ini adalah apa yang harus dihubungkan dan dikoordinasikan dalam organisasi. Mengorganisir suatu program didasarkan pada funsi-fungsi yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan 3. Mempertahankan simplisitaskan Simplicity adalah kemampuan perencanaan program yang tidak mengada-ada atau objektif.Sesuaikan perencanaan dengan tujuan serta kondisi situasi terakhir.Suatu organisasi yang baik hanya bergerak efisien dan efektif tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya.Seorang administrator yang efisien bekerja dengan ide-ide dan hubunganhubungan yang mudah tapi mendasar.Karena dia tahu bahwa simplisitas membawa kepada hasil-hasil yang baik. 4. Saluran-saluran kekuasaan (otoritas) dan tanggung jawab harus kokoh. Suatu organisasi yang baik harus mempunyai kejelasan otoritas dan tanggung jawab.seorang anggota harus paham betul apa tugas dan tanggung jawabnya. Jangan ada 10
Sofyan S. Willis. Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling.(Bandung: ALFABETA,2015), hal. 7
17
yang tumpang tindih seinggah saling mengandalkan dan terjadi kekacauan.Delegasi otoritas atau pembagian tugas direncanakan dalam suatu job description. 5. Pengawasan berjangka (berkala) Pengawasan dan evaluasi berhubungan dengan otoritas dan tanggung jawab petugaspetugas dalam organisasi.Seorang administrator mengawasi beberapa bawahannya secara vertikal.Selanjutnya bawahannya mempunyai pula bawahan lainnya. 6. Adanya elemen kemanusiaan dalam organisasi. Tujuan organisasi tidak akan berhasil tanpa motivasi dan kreativitas kerja manusiamanusia di dalamnya. Karena itu banyak pakar berpendapat bahwa harus ada keseimbangan antara tujuan organisasi dengan tujuan individu. Kalau tujuan organisasi saja yang diutamakan maka organisasi/perusahaan akan bersikap tidak manusiawi. Pada saat itu akan terjadi gejolak dalam organisasi, karena individu-individu tidak puas, dan organisasi cenderung hanya ingin mencari untung belaka.11 7. Pemimpin yang baik. Pimpinan yang baik merupakan elemen yan penting dalam organisasi. Karakteristik pimpinan antara lain rasa tanggung jawab, berwawasan dan punya wibawa serta komunikatif.12 Adapun prinsip-prinsip organisasi, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas. Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, sehingga tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. 2. Prinsip skala hierarki. Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan. 3. Prinsip kesatuan perintah. Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan. 4. Prinsip pendelegasian wewenang. Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.
11 12
Ibid. hal. 8 Ibid. hal. 9
18
5. Prinsip pertanggung jawaban. Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. 6. Prinsip pembagian pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan dapat berjalan optimal, dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan pada kemampuan dan keahlian dari tiaptiap pengurus. 7. Prinsip rentang pengendalian. Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seoran atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi. Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin komplek rentang pengendaliannya. 8. Prinsip fungsional. Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggung jawab seorang pegawai harus jelas. 9. Prinsip pemisahan. Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain. 10. Prinsip keseimbangan. Keseimbangan di sini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan tujuan organisasi. 11. Prinsip fleksibilitas. Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri dank arena adanya pengaruh di luar organisasi, sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya. 12. Prinsip kepemimpinan. Dalam organisasi, apa pun bentuknya diperlukan pemimpin atau dengan kata lain, organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.13 Delapan sifat pemimpin yang menjadi pertimbangan dalam sebuah organisasi yang akan mempengaruhi lahirnya sebuah kebijakan, yaitu sebagai berikut : 1. Kemampuan untuk memusatkan 2. pendekatan pada nilai yang sederhana 3. Selalu bergaul dengan orang 4. menghindari professional tiruan 5. Mengelola perubahan 6. Memilih orang
13
Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling.(Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010)
19
7. Hindari “mengerjakan semua sendiri” 8. Menghadapi kegagalan14
B. Pengembangan bimbingan konseling Untuk dapat mengelolah program bimbingan kinseling secara baik diperlukan pengembangan dan manajemen yang baik dan objektif.Dalam proses bimbingan terasa sekali perlunya aspek-aspek sebagai berikut agar tujuan program tercapai: 1. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu unsur yang penting dalam pengelolaan program bimbingan.Perencanaan termasuk di dalamnya semua persiapan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keputusan untuk mengelola-mengelola sumber daya yang digunakan. Di dalam perencanaan yang perlu diperhatikan adalah a. Pengembangan peta kegiatan yang menunjukkan bagaimana tujuan-tujuan program akan dicapai b. Suatu perencanaan haruslah realistik yang berlandasan aset fisik dan non fisik yang ada c. Keterlibatan secara aktif para pengelola dan saat dalam perencanaan, pengelolaan dan evaluasi 2. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan penting sekali dalam program bimbingan.Ada dua faktor yang penting dalam pengambilan keputusan yaitu suatu pemikiran yang berlandasan tujuan yang ingin dicapai dan perencanaan yang telah diambil. Bagaimana pengambilan keputusan terjadi? Ada dua jawabannya pertama keputusan harus didasarkan pada premis-premis logis dan objektif.Kedua, keputusankeputusan berdasarkan insigat atau pengetahuan saat ini. Dengan kata lain intuisi menimbulkan kesadaran terhadap kompleksitas yang ada dalam situasi yang diperlukan untuk membuat keputusn Decision making (pengambilan keputusan) merupakan pilihan sadar dari berbagi alternatif output suatu decision making melahirkan formulasi-formulasi kebijikankebijakan untuk pelaksanaan program BK.
14
Juntika Nurihsan, Achmad. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.(Bandung : PT. Refika Adita-
ma, 2005),
20
3. Koordinasi Koordinasi merupakan kemampuan untuk menyerahkan proram BK. Hal ini betujuan untuk mencapai tujuan program.Menyatukan program segala langkah dan usaha serta kekuatan yang ada termasuk koordinasi. 4. Pengaturan (directing) Directing merupakan kunci pertimbangan dalam mencapai efesiensi dalam proses bimbingan. Orang yang terlihat dalam directing haruslah profesional, berpengalaman dan penuh dedikasi. Pekerjaan directing adalah membuat kerangka tujuan yang akan dicapai, merencanakan mengembangan aset sumber daya manusia, mempertimbangkan etika dan pertimbangan-pertimbangan sumber-sumber potensi materi. 5. Pengembangan Sekali program direncanakan dan telah dilaksanakan, maka tugas yang amat penting adalah melihat dan menjaga kelanjutan program dalam setiap tahap perkembangan. 6. Evaluasi Langkah berikutnya dalam pengelolaan organisasi adalah evaluasi, yaitu melalui dan mengawasi apa-apa yang telah dikerjakan dalam pengelolaan program.15
15
Sofyan S. Willis. Kapita Selekta Bimningan dan Konseling.(Bandung: ALFABETA,2015), hal. 11
21
BAGIAN IV BPI untuk Pengembangan Masyarakat A. Orientasi Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan Konseling merupakan alih bahasa dari istilah Inggris guidance and counseling. Dulu istilah counseling diindonesiakan menjadi penyuluhan (nasihat). Akan tetapi, karena istilah penyuluhan banyak digunakan di bidang lain, semisal dalam penyuluhan pertanian dan penyuluhan keluarga berencana yang sama sekali berbeda isinya dengan yang
dimaksud counseling,
maka
agar
tidak
menimbulkan
salah
paham,
istilah counseling tersebut langsung diserap saja menjadi konseling. Seperti yang telah dimaklum, wilayah kajian Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) terdiri dari dua kajian utama yaitu bimbingan Islam (Irsyad) dan penyuluhan Islam (wa’zh). Bimbingan Islam (Irsyad) di dalamnya terdapat bimbingan konseling (irsyad wa tawjih) serta terapi Islam (irsyad wa isytisyfa). Orientasi yang dimaksudkan disini ialah “Pusat Perhatian” atau “Titik Berat Pandangan”. Misalnya, seseorang yang berorientasi ekonomi dalam ekonomi dalam peergaulan, maka ia akan menitik beratkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain, sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan sebagai lapangan tempat dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama. Layanan orientasi yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan masyarakat dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya masyarakat dilingkungan yang baru ini.16 Orientasi BK selama ini bersifat amat klinis artinya banyak melayani para klien yang bermasalah dan mengabaikan klien normal, potensial dan tidak bermasalah. Buruknya layanan bimbingan dan konseling (BK) bukan rahasia lagi. Beberapa kondisi berikut ini menunjang keadaan layanan tersebut: 1. Layanan BK mengutamakan klien yang bermasalah yang jumlahnya sangat sedikit dan mengabaikan klien yang tidak bermasalah yang jumlahnya terbesar serta berpotensi un16
Dewa Ketut Sukardi dkk, Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008) 56
22
tuk dikembangkan (catatan: masyarakat yang bermasalah juga berpotensi untuk dikembangkan). 2. Bagian BK laksana “kantor polisi” untuk mengawasi, menangkap, dan menghukum para klien yang menyimpang dari peraturan. Hal ini sangat menakutkan klien. 3. Masyarakat cenderung beranggapan bahwa BK seolah-olah seperti “keranjang sampah” untuk menampung semua masalah klien malas, bodoh, berkelahi, pacaran hamil dan sebagainya. Padahal, banyak masalah-masalah kecil yang seharusnya dapat diantisipasi oleh tenaga pendidik dan tidak perlu ke konselor atau guru bimbingan. 4. Konselor atau guru-guru pembimbing kurang mampu menjelaskan tentang BK kepada sejawat mereka terkesan pasif dan tidak memiliki program nyata bagi pengembangan program potensi para klien. Paling banyak hanya memiliki program penanganan kasus dan layanan informasi karir. 5. Konselor atau pembimbing kebanyakan kurang profesional sehingga tidak meyakinkan pihak lain, sehingga keluar dari jalur BK, seperti mengajar, administrasi dan sebagainya. 6. BK dianggap oleh sebagian besar sebagai tempat penampungan guru-guru yang kekurangan jam mengajar. Sehingga disana menumpuk tenaga BK yang tidak profesional. Sikap dan perilaku guru-guru non BK ini sering menjatuhkan nama baik di mata klien, pemerintah, orang tua dan masyarakat. 7. Masyarakat menganggap bahwa BK dapat dilakukan oleh siapa saja, karena hanya sekedar memberi nasehat, peringatan, dan bahkan ancaman bagi klien. Mengingat keadaan-keadaan yang dikemukakan diatas, maka diperlukan sekali orientasi baru mengenai BK yang bersifat pengembangan. Landasan-landasan filosofi dari orientasi baru ini adalah: 1. Pedagogis, artinya menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan klien dengan memperhatikan keadaan klien individual diantara klien. 2. Menghargai potensi, artinya setiap klien adalah manusia yang memiliki potensi untuk dikembangkan, demi tercapainya produktivitas-kreativitas-kemandirian untuk menunjang ilmu dan teknologi. 3. Humanistik religius, artinya pendekatan terhadap masyarakat haruslah manusiawi berlandaskan iman dan takwa; klien sebagai manusia dianggap sanggup mengembangkan diri dan potensi seoptimal mungkin.
23
4. Profesional, dilakukan secara profesional atas dasar filosofis dan kepribadian, teoritis yang berwawasan dan ketrampilan teknik konseling yang bervariasi.17
B. Peran Konselor di masyarakat Menurut Pasal 27 PP No. 29 Tahun 1990 “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada masyarakat dalam rangka upaya menentukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.Bimbingan untuk menentukan pribadi artinya masyarakat dapat mengenal, memahami serta menerima secara positif dan dinamis, potensi dan kelemahannya. Bimbingan untuk mengenal lingkungan adalah agar klien mengenal dan mengantisipasi semua positif tentang lingkungan yaitu alam lingkungan, sosial, budaya, agama. Bimbingan untuk merencanakan masa depan adalah agar klien dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya baik dibidang pendidikan, karir maupun keluarga dan kemasyarakatan. Mengingat luasnya tujuan bimbingan bagi para masyarakat, tidak dapat dibantah bahwa konselor memiliki peranan amat besar di bidang BK.18 Oleh karena itu untuk menjalankan tugasnya, maka menurut Dewa Ketut Sukardi seorang konselor harus memenuhi persyaratan tertentu, diantaranya persyaratan pendidikan formal, kepribadian, latihan atau pengalaman khusus. Selain itu, masih banyak anggapan bahwa peranan konselor masyarakat adalah sebagai polisi yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan.19 Konselor merupakan seorang ayah yang baik, penuh perhatian serta pengertian, dan siap sedia menolong dirinya, atau sebagai ibu yang ramah, mengundang, dan memberikan ketenangan kepadanya.20 Dan dibawah ini akan dijabarkan beberapa poin dari tugas konselor: 1. Bertanggung jawab tentang keseluruhan pelaksanaan layanan konseling di masyarakat. 2. Mengumpulkan, menyusun, mengolah, serta menafsirkan data, yang kemudian dapat dipergunakan oleh semua staf bimbingan dimasyarakat. 3. Memilih dan mempergunakan berbagai instrumen tes psikologis untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian, dan intelegensi untuk masing-masing individu masyarakat. 17
Sofyans, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling (Bandung: Alfabeta, 2015), 15 Sofyans, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling, 18 19 Prayitno, dkk, Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) 122 20 Kartini Kartono,Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya,(Jakarta:CV.Rajawali,1985),h.63 18
24
4. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun individu (wawancara konseling). 5. Membantu petugas bimbingan untuk mengumpulkan, menyusun, dan mempergunakan informasi tentang berbagai permasalahan pendidikan, pekerjaan, jabatan atau karier yang dibutuhkan dalam proses kehidupan. 6. Melayani orangtua peserta didik ingin mengadakan konsultasi tentang anak-anaknya.21 7. Produksi ilmu pengetahuan 8. Pengumpulan data melalui metodologi 9. Partisipasi kegiatan masyarakat 10. Kontrol hasil riset 11. Orientasi pada perubahan sosial22
C. Bimbingan Pengembangan Potensi Masyarakat Seorang konselor masyarakat hendaknya menggunakan teori gelas setengah kosong, setiap masyarakat sebagai individu sudah ditakdirkan mempunyai potensi masing-masing, namun terkadang tidak semua konselor menyadari hal itu, konselor cenderung melihat sisi kelemahan dari seseorang yang di lihat. Oleh karena itu seorang konselor yang profesional harus mengerti dengan kondisi tersebut, dengan menggunakan teori gelas setengah kosong, tidak hanya melihat dibagian kekosongan gelas itu saja tapi konselor juga melihat berapa banyak air yang berada didalam gelas tersebut.23 Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dimaksud potensi adalah kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun belum di pergunakan secara maksimal. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman lain, kata potensi mengandung arti kekuatan, kemampuan, daya, baik yang belum maupun yang sudah terwujud, tetapi belum optimal.24 Setiap lembaga Khususnya lembaga pendidikan seperti SMA/SMU berlomba untuk membina agar para siswa lulus dengan angka baik dan diterima di PTN setelah berjuang melalui UMPTN. Saat ini beberapa sekolah khususnya SMA mulai mencanangkan apa yang disebut sekolah unggul. Mula-mula SMA Taruna Nusantara di Magelang mencanangkan hal tersebut, dan sekarang mulai diikuti oleh beberapa daerah seperti me-
21
http://digilib.uinsby.ac.id/7002/3/bab%202.pdf Dr. Sumarto (Penjelasan dosen pengampu dikelas bpi 6b) 23 Dr. Sumarto. (penjelasan teori gelas setengah kosong dikelas bpi 6b) 24 KBBI (kamus Besar Bahasa Indonesia) tentang Potensi 22
25
dan, pekan baru dan Jakarta. Di Bandung mulai bergema apa yang disebut “kelas unggulan”. Pengertian sekolah unggulan dan kelas unggulan kira-kira adalah menjaring para siswa yang unggul dalam intelegensi sehingga memperoleh prestasi belajar tinggi.Tujuannya adalah untuk memasuki PTN atau Akademisi bermutu.Sayangnya siswa yang tidak unggul kurang mendapat perhatian. Agar semua siswa mendapat pelayanan program unggulan secara adil dan merata maka definisi siswa unggul harus diartikan bukan saja unggul akademik tetapi juga unggul dalam kreativitas. Dengan perkataan seleksi siswa unggulan ada dua cara. Pertama, untuk siswa yang unggul nilai akademik dan kedua untuk siswa kreatif berdasarkan minat dan bakat.Jika siswa unggulan dalam bidang akademik dikembangkan untuk memasuki PTN dan Akademik berkualitas, maka siswa kreatif adalah untuk memasuki pasar kerja.25
D. Layanan Bimbingan Klien bermasalah walaupun jumlahnya tidak lebih dari 5% tetap menjadi perhatian lembaga BK. Namun perlu diingat bahwa tidak semua masalah klien akan dapat dibantu Konselor/Guru pembimbing berhubung keterbatasan kemampuan profesional. Karena itu perlu dipilah-pilah mengenai kasus-kasus klien bermasalah dan kira-kira sebagai berikut. 1. Kasus ringan: seperti malas, merokok, bertengkar, minuman keras tahap awal. 2. Kasus sedang: seperti gangguan emosional, minuman keras tahap pertengahan, melakukan gangguan sosial dan asusila. 3. Kasus berat: seperti kecanduan alkohol dan narkoba, pelaku kriminalitas, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam. Adapun penanggung jawab BK terhadap kasus-kasus tersebut adalah 1. KR: Berkonsultasi pada ahli BK, dan mengadakan kunjungan rumah 2. KS: Berkonsultasi kepada ahli profesional, polisi, dan dapat pula mengadakan konferensi kasus. 3. KB: mengadakan alih tangan kepada dokter ahli, polisi, ahli hukum, sebelum adakan konferensi kasus. Berbagai Layanan Bimbingan dan Konseling, maka untuk mengembangkan potensi masyarakat dan membantu pemecahan masalah yang dihadapinya, perlu ada kegiatan layanan BK yang teroganisir, terprogram, dan terarah. Di samping itu dituntut keahlian
25
Sofyan, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling,20
26
dari konselor/ guru pembimbing dan tersedianya dana dan sarana yang memadai. Perhatian utama konselor masyarakat yang biasanya kepada klien yang bermasalah, kini dipusatkan kepada para klien yang “normal” yang tidak bermasalah, jumlahnya terbanyak dan potensi untuk dikembangkan. Untuk melayani klien terutama yang jumlahnya banyak, perlu memperbanyak konselor/ guru pembimbing profesional lulusan S1 BK. Hal ini akan menjadi citra BK selama ini banyak tercemar berhubung dilakukan bukan oleh konselor/ guru pembimbing yang tidak bekerja profesional. Kegiatan layanan terdiri dari: 1. Layanan Orientasi Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir konselor/ guru pembimbing dengan tujuan membantu mengarahkan klien. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam layanan orientasi adalah: a. Layanan informasi. b. Pengumpulan data klien. c. Melakukan bantuan penyesuaian. 2. Layanan Informasi Layanan informasi dillakukan sepanjang waktu jika diperlukan siswa demi kemajuan studi, Karena itu layanan yang satu ini harus diprogramkan dengan baik. 3. Layanan Bimbingan Penempatan dan Penyaluran Yang dimaksud layanan ini adalah layanan bimbingan yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya. 4. Layanan Bimbingan Belajar Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan yang baik 5. Layanan konseling Yaitu layanan konseling individual, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok.26
26
Sofyans, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling,20-21
27
BAGIAN V Kualitas Konselor A. Peran Konselor dalam Pembangunan Masyarakat 1. Peran Konselor Terhadap Masyarakat Umum Di Negara-negara lain seperti Amerika serikat, Bimbingan Konseling merambah jauh keluar sekolah. Dengan kata lain, tidak terbelenggu disekolah saja. Indonesia sebagai Negara yang berkembang cenderung memusatkan Bimbingan Konseling di sekolah. Potensi peserta didik dari TK hingga perguruan tinggi dan generasi muda diluar sekolah, merupakan populasi terbesar di Negara ini. Namun kenyataan yang ada banyak sekali lulusan yang menganggur, karena tidak memiliki keterampilan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Jika Bimbingan Konseling terutama bimbingan karir disekolah bekerja ilmiah dan sungguhsungguh setidaknya memiliki konsep “Bagaimana sumber daya manusia dengan lapangan kerja yang ada”. Di dunia perusahaan, ternyata relasi antara pengusaha dengan karyawan sering kurang harmonis dan selaras. Padahal perusahaan ingin produktifitas karyawan mencapai target yang baik, bahkan karyawan merasa kurang diperhatikan dan merasa tertekan. Di dunia kedokteran, kadang-kadang ada kecenderungan para dokter begitu tertutup terhadap pasien sehingga berujung kepengadilan sebab pasien diperlakukan tidak semestinya, didalam keluarga sering juga terjadi relasi orang tua dan anak yang tidak seimbang karena otoritas orang tua yang menonjol. Semua ini memerlukan “helping relationship” (relasi konseling) yang dapat dilatihkan melalui upaya Bimbingan Konseling. Dengan kata lain di masa yang akan datang, akan banyak lembaga-lembaga Bimbingan Konseling dibutuhkan di perusahaan-perusahaan, dunia ketokdetran, keluarga, luar sekolah dan lain sebagainya. Disinilah peran konselor dalam membangun masyarkat yang tidak hanya khusus kepada siswa tetapi dengan kepada masyarakat umum lainnya, karena potensi individu berkembang dan produktifitaspun meningkat, itulah upaya Bimbingan Konseling dalam siklus Kehidupan.27 2. Peran Konselor Keluarga Terhadap Siswa Biasanya konselor sekolah dan psikolog sering terbentur dalam mengenai kasus-kasus siswa yang bermasalah. Dengan demikian juga kadang-kadang orang tuanya sudah frustasi menghadapi perilaku menyimpang yang ada pada anaknya. Namun di Indonesia belum bisa berperan konselor keluarga karena faktor-faktor budaya yang sering jadi penghalang. Misal27
Sofyan S Willis, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling (Bandung: Alfabeta cv 2015) hlm. 5-6
28
nya keluarga malu menceritakan masalah-masalah anggota keluarganya karena masa lalu, seakan membuka rahasia sendiri. Mungkin pula kebanyakkan keluarga merasa persoalan anak dan remaja yang terjadi di keluarga dianggap hal biasa, dengan memberi hukuman atau meningkatkan pemberian materi atau uang maka persoalan anak remaja akan selesai. Karena itu konselor keluarga mungkin bisa bekerja sama dengan konselor sekolah mengenai masalah siswa atau konseli. Seorang konselor keluarga harus memahami struktur sistem dan pola-pola komunikasi sistem keluarga dan sekolah sehingga melihat perilaku siswa dalam dua sistem. Jadi tidak mungkin hanya memberikan layanan konseling secara pribadi, tanpa mendudukan persoalannya dalam konteks keluarga dan sekolah sebagai sistem yang tidak sama.28
B. Konsep Konselor Berkualitas 1. Pengertian Kualitas Pengertian kualitas menurut ahli: a. Pengertian kualitas menurut Juran adalah kesesuaian antara tujuan dan manfaatnya. b. Menurut Elliot pengertian kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan. c. Dalam SNI (Standar Nasional Indonesia) pengertian kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefenisikan terlebih dahulu. 2. Menjadi Manusia yang Berkualitas Untuk menjadi pribadi yang berkualitas apalagi disukai oleh orang lain, tentu membutuhkan proses. Berikut akan membagikan sepuluh hal untuk menjadi manusia yang berkualitas. a. Ketulusan Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibohongi ataupun dibodohi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebendaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari alasan atau bahkan memutarbalikan fakta. Tapi lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
28
Sofyan S Willis, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling (Bandung: Alfabeta cv 2015) hlm. 78
29
b. Kerendahan Hati Rendah hati tentu beda dengan rendah diri yang menjadi kelemahan, justru kerendahan hati mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati, bagaikan padi yang kian berisi kian merunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui keunggulan orang lain dan membuat yang diatasnya merasa baik dan yang dibawahnya tidak merasa minder.29
c. Kesetiaan Sekarang kesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Setia adalah orang yang selalu menepati janjinya, punya komitmen yang kuat, tidak suka berkhianat, dan rela berkorban.
d. Positive Thinking Orang yang bersikap “Positive Thinking” selalu berusaha melihat segala hal dari kacamata positif, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara tentang harapan, suka mencari solusi, dan lebih suka memuji daripada mengecam.
e. Keceriaan Tidak semua orang dikaruniai tempramen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Juga memiliki potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
f. Tanggung Jawab Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Berani mengakui jika melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan, dan tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan saat merasa kecewa dan sakit hati, tidak akan menyalahkan siapapun.30
29 30
Fenti Hikmawati, Bimbingan konseling (Jakarta: Rajawali pers,2010) hlm. 24 Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2000) hlm. 35
30
g. Percaya Diri Percaya diri memungkinkan orang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya juga menghargai orang lain. Juga mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru.
h. Kebesaran Jiwa Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk memaafkan orang lain yang bersalah kepadanya. Orang yang berjiwa besar tidak akan membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan.
i. Easy Going Orang yang “Easy Going” menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan dan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
j. Empati Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ia selalu mencari jalan keluar dari sebuah konflik yang terjadi dan selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
3. Kriteria Pribadi Konselor Konselor yang berkualitas sangat mendukung berhasilnya konseling. Ada beberapa karakteristik yang harus dipenuhi oleh seorang kenselor supaya dapat membantu terjadinya perubahan dalam diri klien yang dihadapinya. Menurut Cavanagh, Mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut: a. Pemahaman Diri (Self-knowledge) Self-knowledge ini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara pasti apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan hal itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. b. Kompeten Adalah bahwa konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual emosional, sosial dan moral sebagai pribadi yang berguna. Kompetensi sangatlah penting bagi konselor, sebab klien
31
yang dikonseling akan belajar dan mengembangkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang efektif dan bahagia. Dalam hal ini, konselor berperan untuk mengajar kompetensi-kompetensi tersebut kepada klien. c. Kesehatan Psikologi Konselor dituntut memiliki kesehatan psikologi yang lebih baik dari kliennya, hal ini penting karena kesehatan psikologi konselor akan mendasari pemahamannya terhadap prilaku dan penampilannya. Ketika konselor memahami bahwa kesehatan psikologinya baik, maka dia membangun proses konseling tersebut secara positif sedangkan jika konselor kesehatan psikologinya tidak baik, maka dia akan mengalami kebingungan dalam menetapkan arah konseling yang ditempuhnya. d. Dapat Dipercaya Adalah bahwa konselor tidak menjadi penyebab kecemasan bagi klien dan bukan satu ancaman bagi klien dalam konseling, akan tetapi sebagai pihak yang memberikan rasa aman. e. Jujur (Honesty) Adalah bahwa konselor harus bersikap terbuka, autentik (dipercaya) dan asli. f. Kekuatan (Strength) Kekuatan dan kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien akan merasa aman. g. Bersikap hangat Yang dimaksud bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian dan memberikan kasih sayang. Klien datang meminta bantuan konselor, pada umunya yang kurang mengalami kehangatan dalam hidupnya, sehingga dia kehilangan kemampuan utuk bersikap ramah, memberikan perhatian dan kasih sayang melalui konseling, klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan sharing dengan konselor. Apabila hal itu diperoleh, maka dapat mengalami perasaan yang nyaman. h. Pendengar yang Baik (Actives Responsiveness) Adalah bahwa dengan melalui respon yang aktif, konselor dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan klien. i. Sabar (Patience) Melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar cenderung menamplkan kualitas sikap dan prilaku yang tidak tergesa-gesa.
32
j. Kepekaan (Sensitivity) Adalah bahwa konselor menyadari tentang adanya dinamika psikologis yang tersembunyi atau sifat mudah tersinggung, baik pada diri klien maupun pada dirinya sendiri. Shertzer dan Stone, mengemukakan beberapa pendapat tentang kualitas konselor, yaitu sebagai berikut: a. Mempunyai minat untuk membantu orang lain. b. Sabar. c. Senstif terhadap reaksi dan sikap orang lain. d. Emosinya stabil. e. Dapat dipercaya. Menurut Prof. Sofyan S. Willis kualitas konselor adalah semua kriteria keunggulan, termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, keterampilan dan nilai-nilai yang dimilikinya yang akan memudahkannya dalam menjalankan proses konseling sehingga mencapai tujuan dengan berhasil efektif.
33
BAGIAN VI Reorientasi BPI untuk Pemberdayaan Masyarakat A. Reorientasi bimbingan dan konseling pemberdayaan masyarakat Makna tujuan bimbingan konseling terletak pada tercapainya kreatifitas, produktivitas dan kemandirian yang berlandasan iman dan takwa pada diri klien. Karena itu didlam proses bimbingan konseling selalu diutamakan pengembangan potensi klien seoptimal mungkin atas dasar penghargaan, menggembirakan, mendorong dan pemberian bantuan yang ihklas dari pembimbing, khususnya konselor. Tentu bukan bersikap sebaliknya yaitu, menekan, memojokkan, mempermalukan, dan kurang menghargai potensi klien dan selalu melihat kaca mata klinis setiap klien yang bermasalah. Pada hal klien bermasalah tentu akan menghormati dan senang dengan pendekatan yang manusiawi, etis, religious dan dengan cara yang manis, terhormat akrab, empati, penuh pengertian, realistic dan menarik dalam komunikasi. Sehingga klien akan senang berdiskusi tentang dirinya bersama konselor dan mengenal lebih jauh tentang potensinya. Mungkin para klien tidak merasa betah bergelut dengan masalah-masalah seperti stres, stress masalah keluarga, mungkin pula masalah pekerjaan, dan bahkan stress masalah dengan prestasi kerja yang kurang baik. Stress itu akan bertambah parah manakala banyak tuduhan dan kecurigaan ditujukan terhadap klien oleh orang yang seharusnya mereka hormati seperti rekan kerja, kepala pimpinana kerja.namun yang harus perlu diingat bahwa dalam konsep konselor para klien harus pula mampu mengantisipasi setiap problema yang dihadapi dengan sikap kemandirian dan kreatif atas bantuan konelor.31 Orientasi konselor tradisional masih dipertahankan yaitu kearah pemecahannya masalah klien secara klinis ynag melihat pada aspek kelemahan, kesalahan, kebetulan tanpa mengharapkan dialog dengan klien yang mengandung nuansa emosional yang mendalam. Yang selalu dilakukan adalah manajemen sebab-sebab terjadi masalah klien.dengan istilah didiagnossis (meniru dokter memeriksa pasien). Sebab permasalahan klien ditelusuri dengan wawancara dengan yang bersangkutan. Akan tetapi alangkah baiknya bila konselor melakukan dialog konseling mampu membuka selubung rahasia hati klien dengan cara sentuhan emosional yang menyenangkan klien. Klien dengan sukarela bahkan dengan linangan air mata bercerita tentang rahasia terpendam dalam batinnya, tentang derita dan konflik jiwa, kelemahan diri, cita-cita dan mung31
Sofyan S willis, kapita selekta bimbingan dan konseling (bandung: Alfabeta cv 2015)hlm 45
34
kin obsesi tentang karir yang akan diraihnya. Dengan dialog konseling yang dilakukan konselor. Maka kemungkinan besar konselor akan menjadi pelabuhan hati bagi setiap klien baik dalam keadaan suka maupun keadaan duka. Upaya pemberdayaan klien harus dimulai dengan orintasi konselor modern, upaya pengembangan potensi klien membantu pemberdayaan klien agar mampu mengatasi masalah ynag dihadapi serta tercipta klien yang kreatif dan mandiri.melakukan pendekatan terhadap klien adalah dengan cara empati, menghargai, bersahabat, penuh pengertian, tidak menilai (non judgmental)., ramah, sabar dan objektif, serta ditunjang dengan skil konseling dan wawasan dunia yang memadai.keparcayaan dir klien akan muncul, mempunyai daya tahan terhadap pengaruh luar biasa yang negative, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan memiliki nilai-nilai etis religious dan kestabilan emosional. Dialog konseling yang berpusat pada klien benar-benar terjadi dan konselor hanya membantu dengan skill dan sikapnya supaya klien terbuka, aktif dan mampu memecahkan masalahnya tentang karir dan studi lanjutan dan sebagainya. Suasana hubungan konseling tampaknya menyenangkan dan penuh sentuhan-sentuhan emosional, tidak menilai klien. Klien begitu percaya terhadap konselor sehingga mengungkapkan semua rahasia yangselamaini mengganjal dihati.
B.
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Menurut Jim Ilfe dan edi suharto menjelaskan bahwa pemberdayaan berasal dari Ba-
hasa Inggris “empowerment” yang secara harafiah bisa diartikan sebagai “pemberkuasaan” dalam arti pemberian atau peningkatan kekuasaan (power) kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung (disadvantaged). Pengertian di atas mengandung makna bahwa pemberdayaan adalah memberikan kewenangan, kekuasaan dan kebebasan untuk melakukan suatu perubahan pada masyarakat yang lemah dan tidak berdaya. Loraine Gutierrez menyebutkan bahwa “seseorang dikatakan berdaya secara personal apabila kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi”. Dari pengertian diatas bahwa pemberdayaan mengandung nilai-nilai ekonomi, dimana dengan adanya pemenuhan kebutuhan dasar maka keberdayaan dari seseorang akan terwujud. Menurut Prof.Dr.H.Noeng Muhadjir, menyebutkan bahwa “empowerment” mengandung niat dan isi bahwa yang kuat bukan melemahkan yang lemah melainkan membantu agar masing-masing dapat menjadi mandiri dan berkembang menuju keunggulan”.
35
Dari pengertian diatas mempunyai maksud bahwa dalam proses pemberdayaan adalah mamberikan bantuan, baik berupa barang, modal, ide, pemikiran dan lain-lainya kepada mereka yang tidak mampu, baik dalam segi ekonomi, pengetahuan, maupun sosial sehingga mereka dapat mandiri dan sejajar dengan yang lainya. 32 Sedangkan menurut Payne dan Isbandi Rukmionto mengemukakan bahwa suatu proses pemberdayaan (empowerment) pada intinya ditujukan guna: “to help clients gain power of decision and action over their own lives by reducing the effect of social or personal blocksto exercising existing power, by increasing capacity and self confdence to use power and by trans fering power from the environments.” (membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkunganya.) Dari pengertian diatas mengandung makna bahwa pemberdayaan dilakukan oleh orang lain dengan cara membantu untuk memperoleh kekuatan baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam menentukan tindakan yang berkaitan dengan diri sendiri. Selain itu juga mengandung makna bahwa pemberdayaan harus mengoptimalkan segala sumber yang ada dalam lingkungan mereka.33 Menurut Oakley dan Marsden, menyebutkan bahwa : proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. Berdasarkan pendapat diatas bahwa kecenderungan
pemberdayaan yang pertama
dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Kecenderungan primer mengandung makna bahwa kekuasaan, kekuatan maupun kemampuan yang ditransfer pada individu atau kelompok tidak akan mengurangi kemampuan, kekuasaan maupun kekuatan yang memberi, namun akan sama - sama memiliki kekuatan, kekuasaan maupun kemampuan. Sedangkan kecenderungan kedua disebut sebagai kecenderungan skunder yang menekankan pada pemberian stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya. 32 33
Sofyan S willis, kapita selekta bimbingan dan konseling (bandung: Alfabeta cv 2015) hlm. 39 Sofyan S willis, kapita selekta bimbingan dan konseling (bandung: Alfabeta cv 2015) hlm 43
36
C. Strategi Pemberdayaan Menurut Edi Suharto, menjelaskan bahwa strategi pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan mikro, pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupanya. 2. Pendekatan Mezzo, Pendekatan dilakukan terhadap kelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan dan sikap-sikap klienagar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 3. Pendekatan makro, pendekatan ini disebut juga strategi sistem besar (large system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Pendekatan ini memandang klien sebagai orang yang memiliki kopetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
Dari rumusan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan yang dilakukan untuk melakukan pemberdayaan adalah pendekatan mikro, pendekatan mezzo dan pendekatan makro. Dengan ketiga pendekatan tersebut diatas pemberdayaan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, terutama pada masyarakat yang powerless.34
D. Dimensi Pemberdayaan Pemberdayaan dapat diartikan baik sebagai tujuan maupun sebagai proses. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan adalah suatu keadaan yang ingin di capai, yakni klien yang memiliki kekuasaan atau keberdayaan yang mengarah pada kemandirian. Sedangkan pemberdayaan sebagai proses memuat beberapa dimensi sebagaimana yang dikemukakan oleh edi suharto, menyebutkan bahwa sebagai proses, maka pemberdayaan memuat 5 (lima) dimensi yaitu:
34
Fenti hikmawati, bimbingan konseling (Jakarta: rajawali pers,2010) hlm 78
37
1. Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal. Penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhanya. 2. Perlindungan (protecting), yaitu melindungi masyarakat terutama kelompokkelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan yang lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. 3. Penyokongan (supporting), yaitu memberikan dukungan dan bimbingan agar klien mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupanya. 4. Pemeliharaan (fostering), yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Dengan melihat kelima dimensi diatas maka pemberdayaan dapat dilaksanakan secara terus menerus sehingga memungkinkan terjadinya suatu keseimbangan dalam tata kehidupan, kelompok lemah tidak tertindas dan kelompok kuat pun tidak akan mendikte kelompok yang lemah.35
E. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Menurut Dubois dan Miley menyebutkan bahwa prinsip – prinsip yang harus dilakukan dalam pemberdayaan adalah : 1. Membangun relasi pertolongan yang, (a) merefleksikan respon empati (b) menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri (self determination); (c) menghargai keberbedaan dan keunikan individu; (d) menekankan kerja sama klien (client partnerships). 2. Membangun komunikasi yang ; (a) menghormati martabat dan harga diri klien; (b) mempertimbangkan keragaman individu; (c) berfokus pada klien ; (d) menjaga kerahasiaan klien. 3. Terlibat dalam pemecahan masalah yang ; (a) mmemperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah; (b) menghargai hak-hak klien; (c) merangkai tantangantantangan sebagai kesempatan belajar; (d) melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.
35
Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan Dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000).Hlm 89
38
4. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui; (a) ketaatan terhadap kode etik profesi; (b) keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset dan perumusan kebijakan; (c) penterjemahan kesulitan-kesulitan pribadi kedalam isu-isu publik; (d) penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidak setaraan kesempatan. Dari prisip-prinsip pemberdayaan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemberdayaan, pihak pelaksana harus menciptakan suasana yang dekat dan harmonis dengan klien. Dengan menciptakan suasana yang harmonis akan meningkatkan keberanian klien dalam mengungkapkan keinginan maupun ide-ide dan menentukan sikap terhadap permasalahan yang dialaminya.
39
BAGIAN VII BPI Keluarga dan Masyarakat A. Masalah-Masalah Masyarakat yang Berhubungan dengan Keluarga Keluarga dan masyarakat adalah dua sistem yang sangat signifikan dengan kehidupan remaja. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama yang mempengaruhi perkembangan dan sosialisasi anak-anak. Mereka belajar pola-pola perilaku sejak dini, berkomunikasi, menyatakan perasan/pikiran/pengalaman, nilai-nilai dan sikap-sikap dari keluarga inti (ayahibu) dan anggota keluarga besar (extended family) kemudian anak-anak memasuki sekolah sejak usia antara 4-5 tahun (TK-SD). Disini mereka bukan saja dikembangkan keterampilan kognitif, akan tetapi juga perilaku sosial dan emosional.36 Selanjutnya anak-anak itu di pengaruhi oleh hubungan (interaksi) kedua sistem tadi. Jika terjadi problem pada diri anak, maka seorang konselor keluarga harus melihatnya dari interaksi kedua sistem tersebut. Seorang konselor harus mampu mengenal (identifikasi) masalah-masalah khusus anak dan variable-variable yang mengikutinya. Dengan kata lain, masalah-masalah anak yang ditemukan konselor di masyarakat akan selalu ada kaitannya dengan variable-variabel diluar dirinya terutama yang ada di keluarga. Seperti kurangnya perhatian, broken home, status sosial dan lain-lain.37
B. Peran Konselor Keluarga terhadap Anak Biasanya konselor masyarakat dan psikolog sering terbentur dalam mengenai kasuskasus anak yang bermasalah. Demikian juga kadang-kadang orang tuanya sudah frustasi menghadapi perilaku menyimpang yang ada pada anaknya. Namun di Indonesia belum bisa berperan konselor keluarga karena faktor-faktor budaya yang sering jadi penghalang. Misalnya keluarga malu menceritakan masalah anggota keluargannya karena merasa malu, seakan membuka rahasia sendiri. Mungkin pula kebanyakan keluarga merasa persoalan anak dan remaja yang terjadi di keluarga dianggap hal biasa, dan dengan memberi hukuman atau meningkatkan pemberian materi/uang maka persoalan anak dan remaja akan selesai. Karena itu konselor keluarga mungkin bisa bekerja sama dengan konselor/pembimbing masyarakat dalam menangani masalah-masalah anak. Seorang konselor keluarga harus memahami struktur sistem dan pola-
36 37
Sofyan S. Willis, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 77 Abu Ahmadi dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal. 247-249
40
pola komunikasi sistem keluarga dan masyarakat sehingga melihat perilaku anak dalam kedua sistem. Jadi tidak mungkin hanya memberikan layanan konseling kepada anak secara pribadi, tanpa mendudukkan persoalannya dalam konteks keluarga dan masyarakat sebagai sistem yang tidak sama. Mengenai konseling keluarga dan masyarakat, Barbara F. okun melukiskan sebagai berikut: 1. Sejak lama masalah-masalah masyarakat tidak pernah dilayani oleh kenselor keluarga. Dalam hal ini konselor harus mampu mengenali dan melayani perilaku-perilaku anak yang bermasalah dalam konteks masyarakat dan keluarga, kemudian memberikan terapi yang efektif. Salah satu gejala yang sangat penting yang sering terdapat pada anak bermasalah adalah stress atau tekanan emosional yang berdampak negatif terhadap pergaulan sosialnya. Stres mungkin terjadi di kedua sistem yaitu keluarga dan masyarakat. 2. Keluarga dan masyarakat masing-masing adalah sebuah sistem. Kedua sistem tersebut merupakan struktur organisasi. Suatu sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling ketergantungan. Apabila kebutuhan bagian-bagian itu berlawanan dengan tujuan sistem, maka sistem akan mengatur dan mengontrol perilaku-perilaku bagian-bagian itu. Cara mengontrol adalah melalui pemeliharaan struktur dan prinsip sibernetik-komunikasi dan umpan balik. Setiap sistem menugaskan peran-peran tertentu kepada para anggotanya. Keluarga mempunyai anggota sistem yaitu: ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Sedangkan masyarakat mempunyai anggotanya: tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat dan sebagainya.38 Dan masyarakat menpunyai kelompok yang terorganisasi seperti, kelompok kewargaan, kelompok budaya, kelompok ekonomi, kelompok ketuhanan, kelompok kesejahteraan, kelompok kepemudaan dan kelompok ahli.39 3. Jenis-jenis masalah dalam konseling terbagi atas empat bagian besar, yaitu: a) Ketidakseimbangan sistem, b) gangguan-gangguan dalam perkembangan, c) gangguangangguan yang bersifat nondevelopmental , d) krisis eksternal.
a. Ketidakseimbangan sistem Anak-anak memikul beban berat jika terjadi ketidakseimbangan atau perbedaan sistem nilai keluarga dengan masyarakat. Hal ini banyak terjadi pada para anak-anak dari keluarga kurang di bidang ekonomi dan pendidikan. Di amerika yang sering mengalami adalah keluarga-keluarga dari kalangan minoritas dan kulit hitam. Dengan kata lain budaya kulit putih 38 39
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 92 Ibid, hal. 93
41
menimbulkan perbedaan perlakuan dan peraturan terhadap anak-anak minoritas dan kulit hitam. Keluarga miskin di asia hampir sama dalam mengalami tekanan masyarakat seperti anak yang dikucilkan oleh teman sebayanya. Anak-anak juga berjuang terus dalam menghadapi sikap-sikap dan harapan-harapan keluarga dan masyarakat. Dan kebanyakan anak-anak mengalami kesulitan dalam mengakomodasi tuntutan kedua sistem yang sering berkompetisi. Mungkin masyarakat berusaha agar anak-anak mereka belajar dengan baik, akan tetapi keluarga menuntut agar anak membantu orang tua bekerja sehingga tidak punya kesempatan belajar. Guru agama mengajarkan agar siswa beribadah, namun dirumah tidak ditemukan teladan beribadah bahkan tidak melakukan sama sekali.
b. Masalah-masalah perkembangan anak Mungkin masalah usia masuk sekolah menjadi perbedaan dan masalah antara keluarga dengan masyarakat. Perlakuan masyarakat terhadap anak berusia tertentu akan berbeda dengan keluarga. Anak usia 7 tahun telah diberi tugas seperti orang dewasa di dalam sebuah keluarga, karena masalah ekonomi, sedangkan
dimasyarakat mereka akan dilayani se-
bagaimana layaknya anak usia tersebut. Masalah-masalah yang berhubungan dengan nondevelopmental (di luar perkembangan anak) seperti perceraian, ketegangan anggota keluarga, orang tua pejudi dan pemabuk dan sebagainya. Krisis eksternal, misalnya ayah kehilangan pekerjaan, rumah terbakar, atau digusur, ibu dan ayah yang terlalu sibuk, dsb. Semua masalah tersebut berkaitan, dan menekannya selalu kepada anak, sehingga anak menjadi anak bermasalah yang sering menjadi objek dan tumpuan kesalahan oleh keluarga dan masyarakat. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut konselor keluarga harus berperan aktif. Yaitu dengan cara kerja sama antara konselor dengan masyarakat dan keluarga. Artinya konselor harus bisa terlibat ke dalam kedua sistem tersebut.
Peran konselor adalah: 1. Menangani agar keluarga menjadi efektif dan masyarakt dapat membuat anak mandiri, kreatif, dan produktif. Karena itu kasus-kasus terpenting adalah masalah komunikasi anak dengan keluarga, dan orang-orang yang terkait.
42
2. Konselor menjadi koordinator dan konsultan bagi keluarga dan masyarakat dalam kasus yang berhubungan dengan anak. Upayanya adalah: mengumpulkan data lengkap mengenai kasus anak.40
Dalam mengenai kasus anak yang bermasalah beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan: 1. Anak yang bermasalah 2. Hubungan anak dengan tokoh masyarakat. 3. Hubungan anak dengan teman-temanya juga orang lain. 4. Hubungan anak dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama 5. Hubungan anak-tokoh masyarakat-tokoh agama-orang tua
Intervention strategies (strategi konseling) yang mungkin dilakukan adalah: a. Kontak dengan anak secara langsung dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan seperti seni, olahraga, diskusi, permainan dan sebagainya. b. Pertemuan periodik dengan orang tua, anak yang bermasalah, dan orang yang terkait lainnya. c. Meningkatkan atau mengurangi keterlibatan orang tua terhadap urusan (bisnis) anak seperti kegiatan bermain dan hobi, hubungan dengan lawan jenis, hubungan dengan orang luar, dsb. d. Dorongan orang tua dan orang sekitar terhadap program-program khusus yang dibuat konselor e. Menciptakan program-program yang disenangi anak melalui kerjasama dengan anak, masyarakat dan keluarga.
40
Sofyan S. Willis, Op.cit, hal. 81
43
BAGIAN VIII Visi Intelektualitas dalam Dinamika Masyarakat A. Pendahuluan Latar belakang pembuatan makalah ini ialah untuk sedikit memberikan penjelasan tentang visi Intelektualitas dalam dinamika masyarakat dan manfaatnya.selain itu makalah ini juga merupakan tugas akhir untuk mata kuliah Kapita Selekta Bimbingan dan Penyuluhan Islam serti yang kita ketahui selama ini ialah banyak sekali orang di luar sana yang masih belum paham makna apa itu intelektua, dinamika masyarakat dan tri darma perguruan tinggi bahkan ada yang tidak yang paham tapi tidak diterapakn dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan semua itu tidak akan pernah terjadi kalau orang atau masyarakat yang berada di lingkungan tersebut memiliki kepedulian yang tinggi
B. Pendekatan intelektual Dalam membina dinamika masyarakat diperlukan wawasan intelektual yang matang. Wawasan dimaksud adalah mempunyai landasan ideologi serta ditunjang dengan kemampuan ilmiah. Kaum intelektual harus berpegang teguh pada nilai-nilai dan norma-norma bangsa sendiri dan bukan berangkat dari pandangan luar. Hal ini penting karena dunia ilmiah kadangkadang melupakan jati diri bangsa dan selalu melihat bangsa kita dibanding dengan ukuranukuran negara maju terutama barat, hal ini terjadi teruta semakin banyaknya saja kita yang bersekolah di luar negeri terutama negara barat. Bukan berarti kita anti barat, akan tetapi yang penting adalah bagaimana menerapkan ilmu-ilmu dari barat secara bijak dan sesuai dengan budaya bangsa kita. Dengan pendekatan intelektual berarti kita berupaya memahami kondisi bangsa kita yang masih memperhatinkan. Kemudian Bagaimana mengangkat derajat bangsa kita dalam hal termasuk ekonami. Walau ekonomi kita penting hendaknya jangan ada anggapan bahwa bangsa kita dalam bangsa yang lemah. Oleh sebab itu harus dibantu dunia luar. Sebenarnya cara ini merugikan harga diri dan kemendirian. Akan lebih jelek lagi jika ada usaha mempromosikan kemiskinan bangsa keluar, lalu berdalih bahwa tenaga kerja indonesia bangsa keluar, lalu berdalih bahwa tenaga kerja indonesia adalah murah, sehingga meringankan orang asing jika menanam obat. Pertama perubahan sosial yang menjadi kepedulian para palar terutama psikologi sosial dan sosiologi. Perubahn sosial terjadi karena adanya peningkatan kebudayaan terutama ilmu
44
pengetahuan dan teknologi (iptek). Di samping itu faktor globalisasi mempercepat perubahan sosial. Yang terpenting untuk di kaji adalah perilaku sosial terjadi di dalam perubahn sosial antara lain : 1. adanya kelompak yang enggan berubah dan tokoh mempertahankan budaya tradisi lama. Meraka akan mengalami frustasi ketika terjadi perubahan. 2. Kelompok masyarakat yang masih memegang tradisi lama namun mulai di lepas sedikit dan bersamaan dengan mulai pula menerima perubahan. Dalam diri kelompok ini terjadi konflik kejiwaan yang menerima perubahan. 3. Kelompok masyarakat yang menerima perubahan dan bahkan secara penuh serta menghilangkan sama sekali budaya atau tradisi yang lama. dari ketiga kelompok tersebut tiada satu pun yang pas dengan kondisi kita di indonesia yang bercirikan religius dan memegang jati diri sebagai bangsa, namun tetap mencapai perubahan dengan cara kita sendiri. Dengan kata lain perubahan mengekor pada orang luar akan tetapi dengan kemenderian. Di kalangan masyarakat kita termasuk mahasiswa dan sebagian yang ingin kita berubah drastis meniru amerika atau berat. Mereka ini meniru begitu saja cara hidup orang barat. Jika cara ini di ikuti maka jelas kita akan ditelan oleh barat sehingga kebangsaan akan tiada lagi, dan ekonomi kita akan diaturnya, tentu mengakibatkan bangsa kita menjadi miskin dan kembali dijajah orang asing secara ekonomi. Kedua perubahan sikap merupakan hal penting untuk dipahami. Karena jika tidak ada perubahan sikap setelah negiri ini maju di bidang ekonomi dan teknologi, maka akan sulit kemajuan tersebut menjadi mantap apa lagi untuk terus berkembang. Perubahan sikap suatu bangsa dipengaruhi oleh berbagai informasi dan pengalaman masa lalu. Perubahan sikap terjadi melalui proses tranformasi. Pada prinsipnya proses ini dinamakan proses belajar karena itu di dalam perubahan sikap harus ada upaya untuk proses transportasi. Namun pengalaman masa lalu dapat membentuk sikap negatif atau enggan berubah walaupun diberi beragam informasi. Karena dalam upaya perubahan sikap masyarakat tertentu harus diketahui pengalaman baik atau buruk yang pernah dialaminya. Sebagai ilustrasi bagaimanakah mengubah sikap tidak peduli terhadap rakyat kecil oleh para pengusaha. Untuk itu perlu diketahui pengalaman pengusaha tersebut tentang rakyat yang menderita dan melarat. Jika pengalamnnya positif atau tidak ada, maka akan mudah bagi kita memberikan informasi sebanyak mungkin agar terjadi proses transportasi untuk perubahan ke arah positif.
45
Ketiga kepimpinan adalah hal yang amat penting dalam berbagai bidang terutama politik. Di dalam dunia politik figur pemimpin amat diperluan. Sebab hal ini memudahkan untuk mengkonsolidasi anggota. Kepimpinan adalah kemampuan untuk memngetahuai orang lain agar dapat mencapai tujuan bersama, di negiri ini sangat diperlukan mengutarakan butiranbutiran penting, yaitu. Perubahan sosial disamping itu ada pula butiran-butiran dari ilmu politik yang berkaitan dengan dinamika masyarakat yaitu: kepemimpinan. Perang saudara. Sebagaia contoh. Yugoslapia khususnya mengenai negara Uni Soviet yang terpecah belah walaupun memiliki ajaran komunisme. Disini membuktikan bahwa tidak mempunyai keungulan mepersatukan negaranya. Bahkan kita ketahui sendiri bahwa komunisme pun terpecah belah berantakan dan saling bermusuhan RRC dengan Soviet masa lalu. Perpecahan juga terlihat dengan runtuhnya tembok jerman dan bersatunya jerman menjadi negara kesatuan. Bersyukurlah bahwa negara indonesia memiliki pancasila sebagai dasar negara. Di dalam sila-sila pancasila itu terdapat rumusan-rumusan yang penciptakan persatuan dan kebangsaan serta dilandasi ketuhanan. Disamping itu lambang negara kita merupakan wujud dari keberagamaan yang diayomi pancasila. Disana tercantum kalimat Bhinnika Tunggal Ika artinya walaupun berbeda-beda akan tetapi tetap bersatu. Membaca dan memahami dinamika suatu masyarakat harus dilandasi wawasan yang ilmiah serta sikap toleransi yang baik. Sebab sering kita terjebak pada penilainan subjektif yang memojokkan. Jika hal ini terjadi maka dinamika masyarakat tidak bisa terarah kepada prokduktivitas melainkan kontraproduksi. Jika dikaitkan dengan KAB maka tersirat di dalamnnya makna perintah Allah yang termasuk di dalam surat An-Nahl tadi, yaitu bahwa kemanusian yang adil dan beradap mengandung pengertian: a. Adil b. Berbuat baik, kebajiakan c. Suka memberi terutama kepada kaum kerabat d. Tidak berbuat keji dan munkar e. Tidak berbuat permusuhan Dari firman Allah tadi tersirat juga bahwa habluminannas amat penting. Karna itulah tridarma PT mencantumkan darma yangke-3 yakni “ pengabdian pada masyarakat” sebagai
46
suatu yang amat penting bahwa serjana adalah berasal dari masyarakat dan harus kembali kemasyarakat. Jika calon serjana tidak dilatih berorganisasi dan bermasyarakat, maka dia nantiknya akan menjadi serjana memble yang hanya tau ilmunya saja. C. Dinamika masyarakat Dinamika masyarakat berasal dari kata dinamika dan masyarakat. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara masyarakat satu dengan yang lain, sedangkan masyarakat adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan bersosialisasi serta mempunyai tujuan bersama. Maka Dinamika Masyarakat merupakan suatu kehidupan masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih individu dalam suatu wilayah yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara masyarakat yang satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Setiap masyarakat pula mempunyai budayanya yang tersendiri yang terbentuk daripada hubungan rapat sesama anggotanya semenjak masyarakat itu wujud. Sebagai contoh, masyarakat melayu kampung di kawasan luar bandar Malaysia telah wujud berpuluh abad lamanya, semenjak sebelum kedatangan kebudayaan asing (sama ada dari negara China, India, Tanah Arab atau Eropa). Berdasarkan asal usul katanya kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah (bentuk jamak). Bentuk tunggal : buddhi (budi atau akal). Jadi berdasarkan asal usul katanya kebudayaan diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dari bahasa Inggris culture berasal dari bhs Latin (colere) yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. “Jadi culture adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.” Selo Sumarjan & Sulaeman Sumardi memberikan pengertian kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa masyarakat. Karya (material culture) menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat dipergunakan oleh masyarakat. Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai-nilai social yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas. Di dalamnya termasuk misalnya agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial dan budaya di masyarakat sebagai proses-proses
47
yang sedang berjalan atau bergeser diperlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial (social dynamic). Konsep-konsep penting tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Internalisasi (internalization). Proses Belajar Kebudayaan Sendiri disebut Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam pengaruh yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya. 2. Sosialisasi (socialization). Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya yag menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari. 3. Enkulturasi (enculturation). Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahasa Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
48
4. Evolusi kebudayaan (cultural evolution). Proses evolusi Sosial. yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin kompleks. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam sebuah lingkungan atau suatu adat dimana aktivitas yang dilakukan terus berulang. Dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau diluar kehendak prilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi aktivitas tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi, karena terbiasa dengan penyimpanganpenyimpangan tersebut. Maka masyarakat terpaksa memberi konsesinya dan adat serta aturan diubah sesuai dengan keperluan baru dari individu-individu didalam masyarakat. Proses Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan. Dengan mengambil jangka waktu yang panjang maka akan terlihat perubahan-perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah (dirctional) dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. 5. Difusi (diffusion). Proses difusi yaiu penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses Difusi dapat dikatakan Penyebaran Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerakan penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adapatasi fisik dan sosial budaya. 6. Proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing (akulturasi & Asimilasi). Penyebaran Unsur-Unsur Kebudayaan. Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur penyebaran kebudayaan seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion). Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpa adanya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut. Proses ini dilakukan oleh warga suatu masyarakat, melalui proses akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation). Akulturasi yaitu Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan
49
diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Sedangkan Asimilasi. Merupakan Proses sosial yang timbul bila ada golongangolongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tersebut masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang campuran. 7. Proses pembaharuan (innovation) dengan penemuan baru (discovery dan invention) Pembaruan atau Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu. peristiwa Kebudayaan. a. Cultural Lag Cultural Lag adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena tidak bisanya masyarakat untuk memahami atau mengikuti suatu perubahan yang terjadi di dalam budaya. Ini dapat dicontohkan dengan bagaimana teknologi terus berkembang tetapi di lain pihak, masyarakat sendiri tidak melakukan sebuah perkembangan, dan banyak dari masyarakat yang masih belum bisa mengejar ketertinggalangan era modernitas karena kurangnya pengetahuan dan kurangnya kemampuan dalam segi ekonomi. Karena teknologi yang baru ini tidak bisa dengan begitu saja diperoleh secara gratis oleh masyarakat melainkan harus membayar harga yang begitu mahal dan tidak semua masyarakat dapat menggapainya. Maka dari itu terjadilah cultural lag.41 b. Cultural Shock Cultural Shock adalah peristiwa kebudayaan dimana masyarakat melakukan perpindahan dari Negara satu ke Negara yang lain. Tetapi terjadi perbedaan budaya yang jauh antar Negara 41
Basrowi M.S. Pengantar Sosiologi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005). Hlm 123
50
tadi dan membuat masyarakat bingung untuk beradaptasi. Keadaan ini lebih dipengaruhi dengan perbedaan bahasa dan cara berinteraksi sosial. Dapat dicontohkan dengan, orang Indonesia mendapat beasiswa di Perancis, sedangkan dia hanya bisa menggunakan Bahasa Inggris bukannya Bahasa Perancis. Tetapi di Perancis, mereka lebih suka menggunakan Bahasa Ibu mereka. Keadaan ini jelas akan membuat si orang Indonesia tadi mengalami Cultural Shock dimana dia akan kebingunan dengan bahasa yang tidak biasa dia dengar selama ini dan seperti yang kita semua tahu, Bahasa Perancis jika tidak terbiasa mendengarnya pasti akan susah untuk dipahami. c. Cultural Survival Cultural Survival adalah peristiwa kebudayaan yang terjadi karena masyarakat masih menggunakan budaya yang menurut orang lain sudah punah. Ini terjadi dimana masyarakat menggunakan budaya sisa dari jaman sebelumnya. Dapat dicontohkan sebagai berikut, seorang pria menggunakan mantel yang memiliki ekor dan dulunya itu digunakan untuk berkuda, tetapi masih saja budaya itu digunakan untuk membuat mantel dalam pernikahan. Inilah yang dimaksud dengan cultural survival. d. Cutural Conflict Cultural Conflict. Cultural Conflict adalah peristiwa budaya yang terjadi karena adanya perselisihan antara satu sama lain. Maksudnya adalah ada budaya yang berbeda dari masyarakat satu dengan yang lain tetapi tidak bisa saling berdampingan. Jadi, muncul konflik diantara mereka yang mana disebut dengan Cultural Conflict. Dapat dicontohkan dengan adanya pro dan kontra atas terjadinya perbudakan di Amerika. Hasil dari pro dan kontra tadi adalah perang saudara di amerika. D. Tri Dharma perguruan tinggi Proses pembelajaran harus diawali oleh visi dan misi. Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu visi dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Tri Dharma Perguruan Tingi merupaka salah satu tujuan pencapain yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut. Karena setiap perguruan tinggi haruslah melahirkan orang – orang yang memiliki semangat juang yang tinggi, diri yang selimuti pemikiran – pemikiran yang kritis, kreatif, mandiri, inovatif disebut. Dapat dinyatakan pula bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah salah satu tanggung jawab yang harus di topang penuh oleh seluruh mahasiswa. Maka itu dari itu mahasiswa harus tahu dan paham betul apa yang maksud dengan Tri Dharma Perguruan
51
Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 3 poin, yaitu:Tri Dharma Perguruan Tinggi bukan hanya menjadi tanggung jawab mahasiswa. Seluruh dosen (pendidik), serta orangorang yang terlibat dalam proses pembelajaran (civitas akademika) memiliki tanggung jawab yang sama. 1. Pendidikan dan Pengajaran. Pendidikan dan pengajaran adalah point pertama dan utama dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan danpengajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran. Undang-undang tentang pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari pengertian pendidikan diatas maka proses pembelajaran yang ada di perguruan tinggi memiliki peranan penting untuk mencipkan bibit – bibit unggul. Pendidikan dan pengajaran yang baik akan menghasilkan bibit unggul dari suatu perguruan tinggi yang akan mampu membawa bangsa ini kearah bangsa yang lebih maju . lulusan-lulusan yang berkualitas dari perguruan tinggi akan menjadi penerus bangsa yang membawa Indonesia kearah yang lebih maju.Sesuai dengan pembukaan undang-udang dasar 1945 yang berbunyi, mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi pokok dan sumber utama dalam mencapaitujuan dari perguruan tinggi. 2. Penelitian dan Pengembangan Peneitian dan pengembangan juga sangatlah penting bagi kemajuan perguruan tinggi,kesejahteraan masyarakat serta kemajuan bangsa dan negara. Dari penelitian dan pengembangan maka mahasiswa mampu mengembangkan ilmu dan teknologi . pada penelitian dan pengembangan mahasiswa harus lebih cerdas, kritis dan kreatif dalam mejalankan perannya sebagai agent of change. Mahasiswa harus mampu memanfaatkan penelitian dan pengembangan ini dalam suatu proses pembelajaran untuk memporoleh suatu perubahan-perubahan yang akan membawa Indonesia kearah yang lebih maju dan terdepan.
52
3. Pengabdian Kepada Masyarakat Menurut undang-undang tentang pendidikan tinggi, pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengabdian kepada masyarakan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan positif. Pada hal ini mahasiswa harus mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan mampu berkontribusi nyata. Seperti yang kita ketahui selama ini bahwasannya mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat, agent of change dan lainya. Maka dari itu mahasiwa haru mengetahui porsi dari tugas meraka masing – masing dalam mengabdi kepada masyarakat. Referensi: Ardiwinata, Jajat, Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI PRESS. 2017. Basrowi M.S. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Prof Dr. H. Sofyans. Willis Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling. PT. Alfabeta: Bandung 2015. Soejono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 1987.
53
BAGIAN IX Bimbingan Penyuluhan Masyarakat A. Pendahuluan Profesi bimbingan dan konseling merupakan profesi yang unik dan khas karena berbeda dengan profesi yang lain. Sebuah profesi dikatakan berbeda bila memiliki pengetahuan tertentu, program pelatihan yang diakui, organisasi sejawat yang profesional, dan adanya lisensi, kode etik, pengakuan legal, dan standar-standar kepakaran lainnya.Konseling memenuhi seluruh standar untuk profesi dan unik, namun sekaligus terkaitdengan kesehatan mental lainnya berdasarkan penekanan dan sejarahnya. Konseling menekankan pertumbuhan dimana konselor bekerja secara perorangan, kelompok, maupun klasikal. Bimbingan dan Konseling di Indonesia maupun di dunia tidak dengan begitu saja menjadi profesi yang lengkap. Bimbingan dan Konseling telah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun dari disiplin yang sangat beragam, termasuk pada antropologi, pendidikan, etika, sejarah, hukum, ilmu pengobatan medis, filsafat, psikologi dan sosiologi. Bimbingan dan Konseling dilaksanakan secara formal, non formal, ataupun informal. Pelaksana Bimbingan dan Konseling disebut sebagai konselor. Dalam bimbingan dan konseling di Indonesia dilaksanakan dalam bentuk bidang, layanan, kegiatan pendukung, dan format layanan yang tersusun dengan pola 17+. Konseling sebagai profesi penolong (helping profession) adalah konsep yang melandasi peran dan fungsi konselor di masyarakat dewasa ini. Profesi penolong adalah profesi yang anggota-anggotanya dilatih khusus dan memiliki lisensi atau sertivikat untuk sebuah layanan unik dan dibutuhkan masyarakat sebagai penyedia profesional satu-satunya untuk layanan unik dan dibutuhkan yang mereka tawarkan (Gibson and Michell, 2010:43). Dari opini tersebut, dapat diketahui bahwa bimbingan dan konseling adalah sebuah profesi penolong. Tetapi profesi penolong di Indonesia ini bukan hanya Bimbingan dan Konseling, tetapi juga kedokteran, guru, psikolog, pekerja sosial, hukum, jaksa, dan sebagainya. Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan. Saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti dalam pra nikah, pernikahan, keluarga, keagamaan, karir, perusahaan, lansia, bisnis dan masyarakat luas lainnya, yang kesemuanya itu membawa konsekuensi tersendiri bagi untuk kepentingan tersebut.
54
B. Bimbingan Penyuluhan Masyarakat Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan. Saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti dalam pra nikah, pernikahan, keluarga, keagamaan, lingkungan pekerjaan, lanjut usia, dan masyarakat luas lainnya, yang kesemuanya itu membawa konsekuensi tersendiri untuk kepentingan tersebut. Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang makin meluas.42 Dengan populasi yang beragam maka ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu, diperlukan konselor sebagai profesi penolong (helping profession). Konselor diharapkan dapat membantu problema-problema masyarakat saat yang makin meluas sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan potensi masyarakat mandiri. Dengan berkaca dari hal tersebut, maka diperlukan konselor dalam bidang bimbingan dan konseling pernikahan dan keluarga, keagamaan, lingkungan pekerjaan, serta pula untuk lanjut usia.43 C. Bimbingan dan Penyuluhan Pernikahan dan Keluarga Pernikahan dan keluarga merupakan rentetan alur dimana sebelum memasuki area keluarga, maka adanya pasangan laki-laki dan perempuan sebagai calon mempelai laki-laki atau perempuan melakukan tahap penyesuaian diri. Tahap ini disebut tahap pra nikah. Sebelum adanya keluarga diawali dengan pra nikah, kemudian masuk pada area pernikahan baru terbentuknya keluarga kecil yang terdiri dari suami dan istri. Dalam keluarga kecil akan lahirnya anak dalam keluarga melengkapi keluarga tersebut. Akan tetapi harapan dari pernikahan saat memasuki area keluarga tidak selalu seperti yang diharapkan. Harapan saat pernikahan dengan adanya problem saat berkeluarga dapat berdampak pada perceraian. Contohnya Indonesia yang memiliki angka perceraian dari pernikahan yang cukup mengejutkan. Menurut data pada tahun 2010 dari Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, yaitu dari 2 juta orang nikah setiap tahun se-Indonesia, maka ada 285.184 perkara yang berakhir dengan percerain per tahun se-Indonesia. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak 5 tahun terakhir. Adapun penyebab dari persoalan ini disebabkan banyak hal, mulai dari selingkuh, ketidak harmonisan, sampai karena persoalan 42 43
Bakari, Hamdani. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka. Yogyakarta Gibson, Robert L dan Marianne H Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
55
ekonomi. Dari hal tersebut, mengindikasikan bahwa pertengkaran dan perceraian semakin meningkat. Menurut Gibson and Mitchell (2011:178), menyatakan bahwa stress terbesar yang muncul selama proses perceraian dialami anak, dan penyesuaian semua pihak sesudahnya harus bisa terdokumentasikan dengan baik hingga mencangkup sejumlah problem seperti perasaan gagal yang sering menyertai perceraian, dan juga emosi-emosi negatif lain seperti marah, menyesal, atau depresi. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa hasil dari perceraian saat proses ataupun setelah terjadi perceraian adalah masalah-masalah yang dialami anak. Anak akan tinggal dengan salah satu orang tua kemudian menimbulkan tekanan bagi dirinya untuk menyesuiakan diri. Masalah semakin kronis jika anak pada tahap stress dan mengucilkan diri dari masyarakat dan lingkungannya. Dari keterangan tersebut diperlukannya bimbingan dan konseling di dalam pernikahan dan keluarga dengan konselor sebagai pelaksanya agar hal-hal tersebut dapat diatasi ataupun mencegah problem-problem yang muncul dalam lingkungan pernikahan maupun keluarga. Akan tetapi, bantuan konseling yang efektif bagi keluarga dan pasangan di masyarakat yang kompleks dan penuh tantangan sehingga dirasa sulit. Di Amerika, pusat bantuan pernikahan dan keluarga berdiri sejak tahun 1930-an. Dalam beberapa dekade belakangan terapi pernikahan dan keluarga muncul sebagai salah satu bidang
konseling.
Adapun Asosiation
of
Marriage
and
Family
Counselors
(IAMFC) merupakan bagian dari American Counseling Association untuk mewadahi konselor untuk membantu masyarakat yang memerlukan bantuan dalam pernikahan dan keluarga. Dari penjelasan tersebut akan ada 2 hal yang perlu dibahas yaitu bimbingan dan konseling di dalam pernikahan dan keluarga. Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974 mengenai perkawinan dijelaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal bedasarkan Ketuhanan diketahui bahwa dalam perkawinan adanya ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri. Kedua ikatan yang harus dilaksanakan adalah ikatan lahir maupun batin yang dituntut oleh keduanya. Bila tidak ada salah satu dari keduanya, maka akan menimbukan persoalan dalam kehidupan pasangan tersebut. Persoalan-persoalan yang timbul dapat mempengaruhi hasil penikahan tersebut sehingga dapat berujung pada perceraian.
56
Oleh karena perlu adanya profesi penolong yaitu profesi bimbingan dan konseling. Perlunya bimbingan dan konseling dalam pernikahan disebabkan adanya latar belakang yang ada. Menurut Walgito (2004:7-9), ada beberapa hal yang melatar belakangi mengapa diperlukan bimbingan dan konseling perkawinan, yaitu:44 a. Masalah Perbedaan Individual Masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa tiap individu akan memiliki perbedaan sifat dalam segi fisiologi maupun psikologik. Masing-masing individu memiliki perasaan yang berbeda dengan individu lain. Dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa masing-masing individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Ada masalah yang diselesaikan dengan cepat, lambat, ataupun tidak dapat diselesaikan. Masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, maka perlu bantuan orang lain yaitu konselor. b. Masalah Kebutuhan Individu Tiap manusia memiliki kebutuhan tertentu, kebutuhan merupakan pendorong timbulnya tingkah laku untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu yang individu harapkan. Terkait hal diatas dapat diketahui bahwa perkawinan merupaka usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang ada dalam individu tersebut. c. Masalah Perkembangan Individu Indivudu merupakan makhluk yang berkembang dari masa ke masa, dimana individu mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan. Dalam perkembangan ini adakalanya individu mengalami kesulitan-kesulitan dan dengan adanya hal itu diperlukanya konseling. d. Masalah Latar Belakang Sosio-Kultural Perkembangan individu menimbulkan banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, dan perubahan tersebut akan mempengaruhi individu sebagai anggota masyarakat. Sesuai perkembangan zaman dimana individu dihadapkan pada perubahan-perubahan sehingga keadaan itu menimbulkan berbagai macam tantangan dan tuntutan terhadap kebutuhan individu.
44
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
57
Dengan adanya bimbingan dan konseling, individu diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya. Terkait dengan sebelum pernikahan ataupun dalam pernikahan, individu dapat memahami posisi yang akan dicapai setelah pernikahan sehingga dapat menyesuiakan diri dengan problema-problema yang ada sehingga dapat mencegah problema-problema yang akan muncul. Menurut Pujosuwarno, menyatakan bahwa keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian atau tanpa anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Dari penjelasan ini dapat dibuat unsur-unsur didalamnya yaitu: Keluarga merupakan perserikatan hidup anta manusia yang paling dasar dan kecil, Perserikatan itu paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, Perserikatan itu berdasar atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi, Adakalanya keluarga hanya terdiri dari seorang laki-laki saja atau perempuan saja dengan atau tanpa anak-anak.45 Adapun dari keluarga akan memiliki fungsi-fungsi dalam keluarga. Keluarga akan tentram, damai dan sejahtera jika fungsi-fungsi di dalam keluarga berjalan dengan baik. Tetapi jika fungsi-fungsi di dalam keluarga tidak dapat dilaksanakan oleh anggota keluarga dengan baik, makan akan menimbulkan problema-problema di dalam keluarga. Berikut merupakan fungsi-fungsi keluarga menurut Pujaswarno yaitu:46 Fungsi pengaturan seksual, Fungsi reproduksi, Fungsi perlindungan dan pemeliharaan, Fungsi pendidikan, Fungsi sosialisasi, Fungsi afeksi dan rekreasi, Fungsi ekonomi dan Fungsi status social. Fungsi-fungsi didalam keluarga tersebut harus dijalankan oleh seluruh anggota keluarga agar tidak menimbulkan masalah didalam keluarga. Sesuai dengan Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 BAB IV pasal 30 menyebutkan bahwa “Suami-istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar susuna masyarakat”. Artinya bahwa didalam keluarga, suami dan istri memiliki suatu kewajiban yang luhur. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan oleh suami dan istri. Jika kewajiban tersebut tidak dilaksankan akan menimbulkan masalah yang dapat meluas dan bisa menimbulkan perceraian yang berdampak pada anak. Selain itu, pada pasal 31 juga adanya hak yang diperoleh dari sumai atau istri, yaitu: Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan 45 46
Kartadinata, S. 2007. Seri Landasan dan Teori bimbingan dan Konseling. Www.upi.edu. Maisaroh, Siti. 2011. Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Islam.
58
kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat, Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hokum, Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga. Dengan adanya aturan tentang perkawinan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, maka telah diatur hak dan kewajiban dari suami dan istri yang diharapkan menjadi keluarga bahagia. Keluarga yang bahagia akan meminimalkan masalah-masalah yang akan timbul. Jika dalam keluarga tidak ada kebahagiaan, maka akan menimbulkan persoalanpersoalan dari suami, istri, atau dari anak-anaknya dari tingkat ringan, sedang maupun berat yang serius dan mengganggu kehidupan manusia didalam keluarga maupun di luar keluarga. Jika problema tersebut tidak terselesaikan akan tertekan jiwanya. Jika tekanan jiwa secara terus menerus makan akan menimbulkan gangguan jiwa. Jika terus menerus terbiarkan maka akan menimbulkan sakit jika dan bukan lagi menjadi sasaran bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling diperlukan yang bertugas membantu seseorang dalam mencegah datangnya problem (usaha preventive/ pencegahan), mempertahankan agar seseorang tetap pada keadaan yang telah sedemikian baik (usahapreventive/ pencegahan) dan membantu seseorang dalam menemukan dan memecahkan problema (usaha currative/ pengobatan) (Pujosuwarno, 1994:70). Adapun problem-problem keluarga menurut Pujosuwarno (1994:72) akibat dari tidak berfungsinya keluarga yaitu Problem Seks, Problem Kesehatan, Problem Ekonomi, Problem Pendidikan, Problem Pekerjaan, Problem Hubungan Intern dan Antar Keluarga. Problema tersebut harus segera ditangani agar terselesaikan dan tidak menimbulkan dapat yang lebih luar yang berujung pada perceraian. Dengan hal tersebut, ada jenis-jenis konseling keluarga, yaitu: a. Diagnosis dan Konseling Keluarga oleh Ackerman Tekanan teori ini pada kejadian yang sederhana dan kausal. Keluarga-keluarga yang mengalami masalah memahami bahwa di dalam keluarga tersebut sedang ada kekacauan. Sehingga diagnosis dan putusan dari pemecahan masalah harus ditanggapi oleh seluruh anggota keluarga. b. Konseling Keluarga secara bersama-sama Pada teori ini, dituntut agar suami dan istri hadir pada wawancara konseling di pertemuan pertama sehingga akan diketahui kebutuhan-kebutuhan suami dan istri dalam rangka
59
menggali infromasi tentang masalah yang sedang dialami. Dalam konseling ini, seluruh anggota keluarga harus berperan serta menyelesaikan masalah dari suami, istri dan anak-anak. Konselor harus mampu mengerti dan menerima kondisi keluarga tersebut terutama pada anakanak. c.
Konseling Keluarga berdasarkan Triad Triad mengembangkan konseling keluarga berdasarkan hubungan antara 3 orang atau
lebih dalam keluarganya, yaitu: 1) Antara anak – ibu – anak 2) Antara anak – ayah – anak 3) Antara ayah – anak – ibu Karena adanya pertentangan dalam keluarga melibatkan 2 orang atau lebih, maka konselor harus bisa menadi penengah. d. Konseling Kelompok Keluarga oleh Bell Bell mementingkan konseling agar memfungsikan pentingnya hubungan dalam keluarga sebagai cara untuk memperkuat hubungan sebagai suatu kelompok. Peningkatan komunikasi keluarga sebagai cara yang paling baik untuk pemecahan masalah keluarga dengan beberapa ajaran sebagai berikut: 1) Sifat yang lebih fleksibel 2) Lebih terbuka 3) Langsung 4) Jelas dalam berkomunikasi 5) Disiplin
60
e. Konseling Tingkah Laku Keluarga oleh Liberman Konseling ini menekankan pada kesepakatan antara pribadi (konselor dan anggota keluarga) untuk mengubah problema tingkah laku yang lebih sesuai. Tetapi perlu keuletan dari konselor.47 f. Konseling Dampak Ganda oleh Gregor Konseling ini dengan melihat terlebih dahulu gangguan atau krisis yang dialami pada masa remajanya. Konseling ini melibatkan orang-orang yang ada hubungannya dengan keluarga (saudara, tetangga, teman, dll). Proses pertemuan ini dengan pertemuan antara konselor, klien, keluarganya dan orang-orang yang berkaitan kemudian diwawancara dan diskusi bersama. g. Campur Tangan Jaringan Sosial oleh Speck Speck menjelaskan bahwa keterlibatan seluruh anggota keluarga yang bermasalah yang kira-kira berjumlah 40 orang. Kemudian salah satu diantara mereka dipih sebagai pemimpin jaringan sosial yang memiliki kharisma, perasaan, peka terhadap kelompok, empati, dan perasaan terhadap suasana hati kelompok. Sehingga tercipta perasaan keatuan. Dapat simpulkan bahwa proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individu. Fokus dalam konseling keluarga adalah pada sistem keluarga yang melibatkan seluruh amggota keluarga atau yang berkaitan. Oleh karena itu, tidak peduli pada jumlah yang terlibat. Konselor keluarga cenderung mengkonsepkan pada problema bedasarkan prespektif sistem. Intervensi dalam konseling keluarga menekankan pada relasi dan komunikasi. Sehingga tercapai tujuan yang diinginkan yaitu perubahan struktur keluarga dan memodifikasi perilaku anggota keluarga sehingga menjadi pondasi kuat yang mandiri. Adapula permasalah yang timbul yaitu pola karier ganda (suami dan istri sama-sama bekerja), pola orang tua tunggal, pengasuhan anak kepada babysister dan penitipan anak, pergaulan bebas sering disertai kekerasan, dan penyalahgunaan obat alcohol dan geng. Dengan berbagai permasalahan yang timbul dalam pernikahan dan keluarga, diperlukan konselor dalam bidang bimbingan dan konseling dan dapat bersaing dengan psikolog, psikiater, pengacara, pendeta, dan pekerja sosial. Kegiatan konseling pernikahan dan keluarga dapat dilakukan dalam format tatap muka, lisan atau tertulis. Format tatapmuka dimaksudkan adan47
Nurmelly, Mely. 2011. Peran Agama Dalam Bimbingan dan Konseling. Widyaswara Muda bdk. Palembang.
61
ya pertemuan antara konselor dan klien. Format lisan yaitu dengan adanya pemberian layanan secara klasikal di kelurahan, RT, ataupun di sekolah dan perguruan tinggi sehingga tercapai sasaran. Secara tertulis yaitu dengan buku-buku karya konselor yang pasti berbeda dengan karya psikolog, pengacara, dan pekerja sosial yang berbeda pandangan.
D. Bimbingan dan Konseling Keagamaan Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Sehingga dapat diketahui bahwa agama adalah kepercayaan manusia dalam menjalani hidup sesuai dengan aturan yang harus dipatuhi dan larangan yang harus dijauhi. Agama menjadi pedoman hidup manusia yang kekal. Artinya sepanjang waktu saat dirinya hidup di dunia maupun di akhirat. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Di Indonesia ini memiliki beragam suka, ras, budaya, dan agama. Salah satu ragamnya adalah agama. Agama pasti dimiliki umat manusia sebagai kepercayaan untuk menjalani hidupnya. Akan tetapi di Indonesia ini, ada penduduk yang juga tidak memiliki kepercayaan. Semua itu adalah ragam hal yang dimiliki Indonesia. Ada 5 agama yang di sah kan oleh pemerintah Indonesia mengenai agama yang dianut. Agama yang disahkan adalah Islam, Katolik, Kristen, Budha dan Hindu. Adapula agama yang berkembang di Indonesia tetapi tidak sah yaitu konghucu dan sebagainya. Karena itu Indonesia disebut sebagai negara multicultur. Perbedaan agama di Indonesia juga berpengaruh pada perbedaan masalah yang dialami oleh tiap manusia. Perbedaan agama juga dapat menimbulkan masalah pula. Oleh karena itu perlu adanya konselor sebagai profesi untuk membantu individu/ masyarakat mengembangkan potensi dan memandirikanny. Dengan keanekaragaman agama membuat konseling juga memiliki ragam. Ragam konseling dalam keagamaan yaitu:
62
E. Konseling Islami Islam memandang bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi untuk mengabdi kepada-Nya. Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling Islami adalah untuk meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran manusia tentang eksistensinya sebagai makhluk dan khalifah Allah swt di muka bumi ini, sehingga setiap aktifitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya, yakni menyembah atau mengabdi kepada Allah swt. Secara kodrati, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk religius yang memiliki keeksistensiannya dan hidup secara bersama-sama. Oleh karena itu, dengan bimbingan dan konseling daimaksudkan agar manusia mampu memahami potensi-potensi insaniahnya, dimensi-dimensi kemanusiaanya, termasuk memahami berbagai persoalan hidup dan mencari alternati pemecahannya. Dengan pemahaman ajaran-ajaran Islam, secara preventif dapat mencegah manusia dari berbagai bentuk perbuatan negatif yang dapat merugikanya dirinya maupun orang lain. Di era globalisasi ini, ditemukan banyak individu yang terbuai dengan urusan dunia sehingga melahirkan sikap individualistik dan sifat-sifat negatif semacamnya. Sikap dan perilaku yang demikian telah menyimpang dari perkembangan fitrah manusia yang telah Allah berikan. Bahkan hal tersebut dapat menjauhkan hubungan manusia sebagai hamba kepada Tuhannya meskipun hubungan sesama manusia tetap berjalan dengan baik. Hal demikian dapat terjadi dikarenakan kekurang perhatian pendidikan dan bimbingan yang diberikan sebelumnya terhadap hal tersebut. Dari penjelasan diatas bahwa konseling Islami adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah dibumi dan berfungsi untuk menyembah kepada Allah swt., sehingga akhirnya tercipta kembali hubungan baik dengan Allah, manusia dan alam semesta. Tren bimbingan dan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami oleh manusia, ternyata menimbulkan suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan hanya menimbulkan perasaan hampa. Akhir-akhir ini sedang berkembang kecenderuangan manusia untuk menata kehidupan yang
63
berlandaskan pada nilai-nilai spiritual. Keadaan ini telah mendorong perkembangan bimbingan dan konseling yang berlandaskan nilai spiritual dan religi. Dalam agama, terutama agama Islam, menempatkan manusia pada kedudukan yang mulia. Manusia diberi jabatan oleh Allah sebagai khliafah di muka bumi dengan keistemewaan-keistemewaan yang telah dibawanya sejak lahir (fitrah). Dan fitrah tersebut tidak akan berkembang dengan tanpa adanya bimbingan dan pengajaran. Dengan perjalanan perkembangan fitrah manusia, akan menghadapi berbagai permasalaah. Dengan pendekatan agama, konselor akan dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Karena agama mengatur segala aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan rasa tentram, damai dalam batin manusia dalam menuju kebahagiaan yang hakiki. Pendekatan Islami dalam bimbingan dan konseling dapat diakaitkan dengan aspekaspek psikologis yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan dan lain-lain yang berkaitan dengan klien dan konselor. Bagi pribadi muslim yang berlandaskan tauhid, merupakan pribadi yang bekerja keras untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, yang mana baginya merupakan suatu ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, pribadi muslim berprinsip pada hal-hal sebagaimana yang disampaikan oleh Nelly Nurmelly dalam papernya peran agama dalam bimbingan konseling berikut ini: a. Selalu memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar yaitu hanya beriman kepada Allah swt. b. Memiliki prinsip kepercayaan, yakni beriman kepada malaikat. c. Memiliki prinsip kepemimpinan, yakni beriman kepada Nabi dan Rosul-Nya. d. Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yakni berprinsip pada Al-Quran. e. Memiliki prinsip masa depan, yakni beriman kepada hari akhir. f. Memiliki prinsip keteraturan, yakni beriman kepada ketentuan Allah.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi manusia, agama telah mengatur berbagai aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan rasa damai dan tentram bagi jiwa manusia dalam menuju kebahagiaan yang hakiki. Peranan agama Islam dalam menghadapi kesehatan mental manusia adalah sebagaimana berikut: a. Ajaran Islam beserta seluruh petunjuknya yang ada di dalamnya merupakan obat bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang terdapat dalam jiwa manusia.
64
b. Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kesulitan. c. Ajaran Islam memberikan rasa aman dan tentram yang menimbulkan keimanan kepada Allah dalam jiwa seorang mukmin. d. Bagi seorang mukmin, ketenangan jiwa, rasa aman dan ketentraman jiwa akan terealisasi dengan keimanannyakepada Allah yang akan membekali harapan akan pertolongan, lindungan dan penjagaan-Nya. Teori-teori konseling dalam Islam adalah landasan yang benar dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan AlQuran dan As-Sunnah. Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini adalah beberapa teknik konseling sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hamdani Bakari (2002), yakni: a. Teknik yang bersifat lahir Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di lihat, di dengar atau dirasakan oleh klien (anak didik) yaitu dengan menggunakan tangan atau lisan antara lain:
b. Teknik yang Bersifat Batin Teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan do'a dan harapan namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda "bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-lemahnya iman". Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu (anak didik) kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya
65
baik dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. F. Bimbingan dan Konseling di Lingkungan Pekerjaan Tenaga konselor dalam konseling pekerjaan di Amerika dimulai pada tahun 1960-an. Konselor pekerjaan menemban kewajiban konseling yang memenuhi standar minimum klasifikasi konselor pekerjaan. Konselor pekerjaan dipersyaratkan untuk memiliki kemampuan dalam memberikan tes kerja dan menginterpretasikan hasilnya didalam sistem kompensasi untuk mereka yang masih belum bekerja. Fokus dari konselor pekerjaan adalah penempatan yang benar klien bekerja. Konselor diharapkan dalam prosesnya melakukan konselingproblem pribadi dan membantu mereka mengembangkan sikap, keterampilan, dan kemampuan yang tepat yang akan membantu mereka lulus wawancara kerja. Dengan demikian para konselor terlibat dalam pengumpulan data dari klien dalam pemberian dan penginterpretasikan tes-tes standar. Konselor bernaung dalam wadah American Counseling Association dalam divisi Asosiasi Konseling Pekerjaan Nasional sebagai organisasi profesional. Adapun konselor pekerjaan harus memenuhi kualifikasi peran dan fungsi konselor pekerjaan. Sehingga dari semua itu akan memiliki Kompetensi Konseling Pekerjaan Nasional (Gibson dan Mitchel, 2011:172-174 dalam National Employment Counseling Association (2001) sebagai berikut: a. Keterampilan Konseling b. Keterampilan Asesmen Individu dan Kelompok c. Konseling Kelompok d. Pengembangan dan Penggunaan Informasi Terkai Pekerjaan e. Keterampilan Terkai komputer f. Pengembangan Rencana Pekerjaan, Pengimplementasian, dan Manajemen Kasus g. Keterampilan Penempatan h. Keterampilan Menjalin Hubungan dengan Komunitas i. Manajemen Muatan-Kerja dan Keterampilan Hubungan Intra-Lembaga j. Keterampilan Pengembangan Profesi k. Isu-isu Etnis dan Hukum
66
G. Bimbingan dan Konseling untuk Lanjut Usia Menurut Hurlock (1980: 380), menyatakan bahwa usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Artinya bahwa pada masa usia lanjut, seseorang sering melihat ke masa lalunya dan menikmati hidup di masa sekarang tanpa melihat hidup di masa depan. Seseorang cenderung pasrah untuk masa depan karena berpikir sudah mengalami penurunan dalam hal fisik dan menikmati hari demi hari. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 telah bertambah menjadi 241 juta jiwa lebih. Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun dengan usia di atas 60 tahun dan di bawah garis kemiskinan. Pada lanjut usia di usia 60 tahun ke atas terdapat beberapa masalah yang dialami. Masalah paling utama yang sering muncul adalah menurunnya fungsi tubuh. Penurunan fungsi tubuh meliputi penglihatan, daya ingat, seksual, dan kelenturan. Masalah yang berikutnya yaitu mengenai kesehatan seseorang. Kesehatan pada usia lanjut adalah hal yang vital karena mempengaruhi psikologis dari diri mereka sehingga menimbulkan masalah psikologis pula. Kemudian masalah yang timbul dari lingkungan adalah hal yang perlu diperhatikan. Ketakutan pada usia lanjuta adalah jika dikucilkan oleh lingkungan karena usia mereka yang sudah tidak produktif lagi. Pekerjaan adalah identitas terkuat untuk banyak orang saat usia masih produktif. Pekerjaan juga menjadi pondasi yang kuat untuk membuat visi dan misi dalam hidupnya. Ketika memasuki usia pensiun, maka bukan hanya jadi diri seperti hilang, tetapi arah hidup dan relasi sosial juga menguap (terasa hilang). Dari semua masalah tersebut ada masalah yang paling pokok yaitu kesepian. Saat usia muda sering disibukkan dengan rutinitas kerja kemudian pada masa lanjut usia mereka menganggap bahwa hidup terasa hambar karena kurang produktif. Sehingga kesepeian adalah problem utama yang dihadapi banyak lansia, dan dari situ rasa kesepian menguatkan perasaan
67
negatif lainnya seperti tidak berharga, tidak berdaya, frustasi, tidak bermakna, dan sebagainya. Dan problem krisis usia senja ini makin diperburuk jika mereka mengalami nasib kehilangan orang-orang dikasihi seperti istri/ suami yang meninggal, anak yang meninggal atau sibuk dengan hidup diluar kota, teman-teman, tetangga, dan kerabat yang lainnya (Gibson and Mitchell, 2011:181). Pada masa usia lanjut ini, mereka tidak ingin diabaikan. Mereka sering menuntut pada pemerintah, masyarakat atau konselor terhadap kebutuhannya. Tuntutan kebutuhan mereka seperti pelayanan bagi usia mereka yang sering terabaikan dengan layanan lain. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling adalah salah satu sosok tepat bagi usia lanjut. Layananlayanan bimbingan dan konseling dengan pendekatan-pendekatan yang tepat dapat membantu para lanjut usia untuk memperoleh tujuan hidup mereka yang membuat mereka mandiri. Karena sering terjadi masalah seperti stres, depresi, dan alkoholisme adalah simtom umum yang dihadapi oleh para konselor gerontologi, dan untuk menanganinya, mereka harus menggali akar problem dan menyembuhkan hatinya (Gibson and Mitchell, 2011:181). Pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia adalah proses penyuluhan sosial, bimbingan, konseling, bantuan, santunan dan perawatan yang dilakukan secara terarah, terencana dan berkelanjutan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia atas dasar pendekatan pekerjaan sosial. Bimbingan dan konseling dalam usia lanjut adalah pekerjaan sosial. Pekerjaan sosial ini bisa dilakukan di panti jompo ataupun penyuluhan di masyarakat seperti kelurahan atau tingkat RT dan RW. Salah satu bentuk pendekatan dalam bimbingan dan konseling pada usia lanjut usia yaitu pendekatan spiritual. Pendekatan ini cocok pada usia lanjut usia agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Tujuan dari itu agar mereka dapat memaknai hidup secara lebih baik dan tidak berpikiran negatif tentang diri mereka serta mencari ampunan atau ridho bagi Tuhan. Dalam bimbingan dan konseling lanjut usia memiliki sifat pelayanan. Sifat pelayanan bimbingan dan konseling baik secara preventif, kuratif dan rehabilitatif. a. Prefentif atau pencegahan, Pelayanan bimbingan dan konseling yang diarahkan untuk pencegahan timbulnya masalah baru dan meluasnya permasalahan lanjut usia, maka dilakukan melalui upaya pemberdayaan keluarga, kesatuan kelompok–kelompok didalam masyarakat dan lembaga atau organisasi yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan lanjut usia, seperti keluarga terdekat, kelompok pengajian, kelompok arisan karang werdha, dan panti.
68
b. Kuratif atau penyembuhan, Pelayanan sosial lanjut usia yang diarahkan untuk penyembuhan atas gangguan-gangguan yang dialami lanjut usia, baik secara fisik, psikis maupun sosial. c. Rehabilitatif atau pemulian kembali, Proses pemulihan kembali fungsi-fungsi sosial setelah individu mengalami berbagai gangguan dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya. Prinsip kesejahteraan bimbingan dan konseling juga mengacu pada prinsip kesejahteraan sosial lanjut usia didasarkan pada resolusi PBB NO. 46/1991 tentang principles for Older Person (Prinsip-prinsip bagi lanjut usia) yang pada dasarnya berisi himbauan tentang hak dan kewajiban lanjut usia yang meliputi kemandirian, partisipasi, pelayanan, pemenuhan diri dan martabat yaitu : a. Memberikan pelayanan yang menjujung tinggi harkat dan martabat lanjut usia. b. Melaksanakan, mewujutkan hak azasi lanjut usia. c. Memperoleh hak menentukan pilihan bagi dirinya sendiri. d. Pelayanan didasarkan pada kebutuhan yang sesungguhnya. e. Mengupayakan kehidupan lanjut usia lebih bermakna bagi diri, keluarga dan masyarakat. Menjamin terlaksananya pelayanan bagi lanjut usia yang disesuaikan dengan perkembangan pelayanan lanjut usia secara terus menerus serta meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak.48 Memasyarakatkan informasi tentang aksesbilitas bagi lanjut usia agar dapat memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana serta perlindungan sosial dan hukum Mengupayakan lanjut usia memperoleh kemudahan dalam penggunaan sarana dan prasarana dalam kehidupan keluarga,serta perlindungan sosial dan hukum. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk menggunakan sarana pendidikan , budaya spriritual dan rekreasi yang tersedia di masyarakat. Memberikan kesempatan bekerja kepada lanjut usia sesuai dengan minat dan kemampuan. Memberdayakan lembaga kesejahteraan sosial dalam masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan lanjut usia dilingkungannya. Kusus untuk panti, menciptakan suasana kehidupan yang bersifat kekeluargaan.
48
Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas Offset
69
H. Implikasi Bimbingan dan Konseling di Indonesia Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia memerlukan bimbingan. Termasuk dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan bermasyarakat. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan tidak hanya dalam dunia pendidikan, tapi juga di masyarakat. Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling, dapat membantu masyarakat untuk menemukan jalan keluar dalam masalahnya dan juga mengenali dan mengembangkan potensi dalam diri. Sehingga hal ini sangat berpengaruh dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.49 Sesuai dengan esensi Bimbingan dan Konseling dimana Esensi bimbingan dan konseling adalah memandirikan individu, kemandirian adalah tujuan bimbingan dan konseling. Perkembangan kemandirian terarah kepada penemuan makna diri dan dunia, dan pemaknaan itu akan beragam sesuai dengan persepsi manusia akan diri dan dunianya. Proses memaknai adalah proses selektif, ditentukan melalui proses memilih, dank arena itu bangun kehidupan dalam setiap manusia akan berbeda-beda (Kartadinata, 2007). Bimbinagan dan konseling di indenesia masih dititik beratkan di dalam pendidikan dan belum bisa menyebar luas di kalangan masyarakat umum, namun bimbingan dan konseling dalam masyarakat sudah mulai berkembang meskipun. Dimana di masyarakat sudah mulai berkembang konseling religious. Perkembangan masyarakat aka berjalan dengan baik bila diimbangi oleh perkembangan pribadi yang baik pula dan dengan adanya bimbingan konseling di masyarakat maka memungkinkan terbentuknya pribadi yang bisa berkembang dengan baik. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di amerika berbeda jauh dimana di setiap jenjang bidang layanan mendapat payung hokum yang kaut, tetapi di Indonesia hanya masih beberapa asosiasi yang memayungi bimbingan konseling dan yang menjadi induk payung hokum bimbingan dan konseling di Indonesia adalah ABKIN.
49
Bimo Walgito. 2004. Bimbingan dan Konseling Pernikahan. Yogyakarta: Andi
70
Referensi: Hamdani Bakari. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka. Yogyakarta. 2002. Robert L Gibson dan Marianne H Mitchell. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011. Elizabeth B Hurlock. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 1980. Siti Maisaroh. Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Islam. 2011. Mely Nurmelly. Peran Agama Dalam Bimbingan dan Konseling. Widyaswara Muda bdk. Palembang. 2011. Pujosuwarno, Sayekti. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta: Menara Mas Offset. 1994. Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling Pernikahan. Yogyakarta: Andi. 2004.
71
BAGIAN X Contoh Program Pelatihan dan Konsultasi dalam BPI Program pelatihan konselor masyarakat Batik Tradisional Patani selatan Thailand A. Latar belakang Batik Patani (selatan Thailand) sebagai warisan budaya. Momentum tersebut mestinya dimaknai oleh segenap negeri ini untuk meningkatkan harkat hidup para pengrajin dan buruh batik tradisional. Selain menjadi warisan budaya yang termashur batik juga harus bisa menjadi ekonomi kerakyatan. Dengan makin banyaknya pertumbuhan produk-produk batik yang ada, masyarakat berlomba-lomba meningkatkan produksinya dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Meskipun tak mudah dalam perusahaan dalam meningkatkan produksinya, maka harus di tetapkan hal-hal yang khusus untuk meningkatkan produk pemasaran. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat antar perusahaan, sebagai produsen harus pintar-pintar mengehatui apa yang di inginkan oleh konsumen, Dengan adanya peningkatan produksi Batik Jumputan merupakan kunci keberhasilan bagi perusahaan di dalam dunia usaha. Di era globalisasi ini kurang nya minat dan kecintaan terhadap batik-batik di indonesia khususnya di kalangan para remaja.padahal batik memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat di perhitungkan di negara-negara lain.untuk mengatasi hal ini,kami akan memproduksi hasil desain kain batik sesuai dengan trend terkini dan memodifikasinya dengan berbagai jenis kain lainnya,sehingga konsumen dapat menggunakan batik di acara formal maupun nonformal dengan trend terkini.dengan demikian ,konsumen batik dari kalangan orang tua atau remaja memiliki daya tarik untuk menggunakan batik dengan tampilan yang modis .dalam usaha ini produsen harus pintar-pintar mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen.meskipun tak mudah dalam perusahaan meningkatkan produksinya .untuk itu,kami sangat mengutamakan akan kualitas produk dalam kreasi serta pelayanan.
72
B. Dasar hukum QS Al Mujadalah:11
ِ ِيَآيُّ َها الَّ ِذيْ َن اََمنُ ْوآ اِذَا قِْيل لَ ُك ْم تَ َف َّس ُح ْوا ِِف الْ َم َجل س فَافْ َس ُح ْوا يَ ْف َس ِح اهللُ لَ ُك ْم َواِذَا قِْي َل انْ ُش ُزْوا َ ٍ فَانْ ُشزوا ي رفَ ِع اهلل الَّ ِذين اَمنُوا ِمْن ُكم و الَّ ِذين اُوتُوا الْعِْلم درج ت َو اهللُ ِِبَا تَ ْع َملُ ْو َن ََِْي ر َ ََ َ ْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َْ ْ ُ “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” C. Tujuan/ Manfaat 1. Menambah Pengetahuan dan wawasan yang ada di lingkungan sekitar. 2. Belajar untuk mandiri dan menciptakan usaha sendiri. 3. Meningkatkan Produksi Perusahaan Batik Pekalongan. 4. Memperkenalkan Produk Perusahaan kepada masyarakat. 5. Meningkatkan kualitas – kualitas barang yang diproduksi oleh Perusahaan agar menjadi barang yang memiliki daya tarik kepada masyarakat. Produk batik juga bermanfaat dan di perlukan konsumen selain sebagai sandangan batik juga merupakan sesuatu sebagai mode atau keindahan bagi setiap pemakainya, dan coraknya yang bermacam-macam akan menjadi konsumen lebih tertarik dan rasa ingin memilik.
D. Peserta Kaum Ibu-ibu di kampong Kubang Purong
E. Waktu & Tempat Waktu : Pada tanggal 19, 20, 21 Mei 2017 (Hari Jumat, Sabtu dan Minggu) Mulai jam 08:30 – 11:00 Tempat : Aula Prasautit School
F. Mekanisme acara ;
73
1. Tanggal 19 Mei 2017 -
Kunjung ke tempat kumpul batik yang suadah produk jadi baju, dompet, peci, songket dan lain-lain.
-
Di krongpinang Batik (Patani selatan Thailand)
2. Tanggal 20 Mei 2017 -
Member materi tentang batik
-
Belajar buat batik secara teori
3. Tanggal 21 Mei 2017 -
Praktik buat batik
G. Penutup Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan adalah: Batik bisa dijadikan sebagai salah satu penggerak ekonomi kerakyatan karena selain menyumbang devisa yang cukup besar bagi masyarakat, industri batik juga dapat menyerap banyak pekerja sehingga mengurangi pengangguran yang ada di Patani (selatan Thailand).
74
PROGRAM PELATIHAN PENYULUHAN HMF KEMENTRIAN SOSIAL
A. Latar Belakang Penyuluhan sosial adalah sebuah proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial, baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran, sehingga muncul pemahaman yang sama, pengetahuan dan kemauan guna partisipasi secara aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Ada sebuah permasalahan yang cukup rumit kenapa penyuluhan perlu dilakukan dikota jambi salah satu nya adalah Banyaknya pengangguran dikota jambi telah menjadi masalah besar bagi masyarakat karena banyaknya pengemis jalanan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Tingkat pengemis bisa melonjak tinggi apabila ada perayaan hari-hari besar, seolah itu adalah sebuah profesi yang menjanjikan mereka melakukannya dengan terus menerus. Pengemis menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1980 Tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Permasalahan pengemis, dan gepeng, sebenarnya hanyalah turunan dari permasalahan kemiskinan. Setiap tahun pengemis dikota jambi melonjak, hal ini juga menjadi beban besar bagi pemerintah seperti Gubernur kota jambi yang cukup bingung memberi jalan keluar terhadap permasalahan ini, mengingat meminta-minta dijalanan dengan mengharap belas kasihan orang lain bukanlah hal yang mulia, karena tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah, terlebih lagi tindakan demikian dapat membunuh potensi diri, karena pada hakikatnya Allah telah memberikan setiap manusia potensi diri bahkan meskipun orang itu tidak sempurna fisiknya, oleh karena itulah perlu adanya pelatihan tentang strategi mengatasi problematika tersebut. Disini dalam tema kali ini berdasarkan latar belakang tersebut kami melahirkan terobosan baru tentang sebuah kegiatan yang cukup spektakuler karena belum pernah diadakan dikota jambi yaitu dikenal dengan HMF atau disebut juga dengan Human Multi function artinya adalah manusia multi fungsi dalam kegiatan kali ini kami mengundang anakanak, orang dewasa dan lansia sekalipun sebagai orang luarbiasa yang kami percaya mempunyai talenta yang selama ini terpendam. Disinilah kami akan memfasilitasi anak-anak dan orang istimewa lainnya untuk menunjukkan aksinya dipentas Human multi function kegiatan ini akan menampilkan semua bakat dan talenta anak bangsa mulai dari bidang seni ada Drama cinta budaya, teater nenek
75
moyang, puisi bela negara, pantun adat, nyanyian lara, hikayat orang tuo,tulisan termanis, jejak muda-mudi, tari hilang lah derita, surat harapan. Bagian ini akan ditampilkan anakanak berbakat yang biasanya mengemis dijalan
pelatihan ini bertujuan untuk melihat
kemampuan mereka dibidang seni catatannya artis dari jambi masih sedikit sekali, semoga dengan adanya pelatihan ini akan melahirkan anak-anak yang mempunyai masa depan yang lebih cerah. Bidang pertanian dan perdagangan kami memberi pelatihan cara menanam tumbuhan strobery dengan baik, karena tumbuhan strobery sangat banyak manfaatnya sehingga ini akan menjadi usaha yang menjanjikan dikota jambi tumbuhan strobery masih banyak yang impor dari luar. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Kesejahteraan Sosial Nomor 11 Tahun 2009. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. 3. Intruksi Presiden Nomor I Tahun 2010 Tentang Program Pecepatan Penanggulangan Kemiskinan. 4. Instruksi Presiden Nomor I Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. 5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2014 tentang Penyuluhan Sosial. 6. Didalam al-quran Allah tealah menjelaskan bahwa telah diciptakan manusia itu dalam sebaik-baik bentuk dengan adanya akal dan pikiran yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.
C. Tujuan dan Masyarakat Adapun Tujuan kegiatan ini adalah: 1. Meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap mau bekerja bagi pengemis jalanan 2. Memperkecil angka kemiskinan karena semakin banyak yang mau bekerja dengan keahlian 3. Melahirkan anak-anak berbakat yang mempunyai talenta dan masa depan yang lebih cerah
76
D. Peserta Peserta Pelatihan berjumlah 50 orang dari beberapa pengemis jalanan yang mangkal dibeberapa titik dikota jambi.
E. Waktu dan tempat 1. Waktu pelaksanaan dilaksanakan selama 3 hari yang dimulai pada hari jumat 09 november 2015 2. Tempat pelaksanaan di Hotel ABADI SUITE
F. Mekanisme acara Materi Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Pengolahan Potensi diri antara lain: 1. Hari Pertama Materi 1 dan 2: a. Mari bekerja b. Mengenali potensi diri sejak masih kecil 2. Hari Kedua Materi 3 dan 4 a. Penampilan anak-anak berbakat b. Tantangan membuat kuliner terunik 3. Hari Ketiga Materi 5 a. Bekerja dengan keringat sendiri lebih baik daripada meminta-minta b. Tantangan melakukan perubahan
G. Hasil Yang Diharapkan Melahirkan generasi bangsa yang menjunjung tinggi semangat berkorban, menjadikan masyarakat jambi menghargai potensi diri yang dimiliki, menumbuhkan generasi baru yang mempunyai idealisme membangun negeri dengan tangan sendiri.
H. Penutup Terimakasih kepada semua fihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini, semoga kemiskinan bisa kita entaskan dengan potensi yang kita miliki, dan semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang melakukan perubahan baik bagi dirinya maupun lingkungan sekitar. Semoga acara pelatihan ini ada manfaatnya dan semoga human multi function dikota jambi semakin banyak. Demikian lah laporan program pelatihan ini dibuat untuk seterusnya menjadi acuan kita membuat kegiatan yang lebih besar dari ini.
77
PEMBERDAYAAN IBU-IBU RUMAH TANGGA MELALUI KETERAMPILAN MENJAHIT A. Latar Belakang Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, menjelaskan bahwa upaya meningkatan derajat hidup perempuan masih merupakan salah satu bidang prioritas strategis pembangunan nasional. Upaya ini ditetapkan dalam visi program pembangunan pemberdayaan perempuan, yaitu terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender dalam kehidupan berkeluarga,berbangsa dan bernegara. Pemberdayaan sebagai bentuk intervensi merupakan suatu upaya untuk memperkuat aset masyarakat berdasarkan lembaga dan mengubah peraturan institusional yang mengatur interaksi dan perilaku antar manusia. Meningkatkan akses seperti informasi atau kredit dapat mengembangkan keberdayaan suatu masyarakat. Salah satu tujuan dari konsep pembangunan nasional adalah terciptanya manusia yang bermartabat dan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya tujuan tersebut membuat manusia dapat mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang kehidupan. Misanya dalam bidang agama yang memberikan pemahaman kepada setiap individu adalah makhluk yang beragama dan berkeTuhanan. Oleh karena diwajibkan bagi mereka untuk masing-masing memiliki satu keyakinan/agama dan menjalankan segala yang diwajibkan dalam agama sebagai wujud dari pengaktualisasian diri secara spiritual. Dalam sosial, manusia merupakan makhluk yang saling berinteraksi dan bermasyarakat sehingga sangat dibutuhkan adanya hubungan secara timbal balik antara satu dengan yang lainnya untuk pengembangan aspek kehidupan dan penghidupannya. Masyarakat bisa diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup di suatu wilayah yang memiliki aturan atau norma yang mengatur hubungan satu sama lain. Pola hubungan antar individu dalam masyarakat tersebut pada dasarnya memiliki nilai-nilai yang diakui bersama dan diabadikan dalam norma dan aturan yang pada umumnya tidak diverbalkan. Dengan demikian, masing-masing individu diharuskan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut sehingga tercipta suatu hubungan sosial yang relatif stabil (Latif, 2007:33). Pola kehidupan individu sebagai makhluk sosial dapat membuat relasi yang intens dan akrab dengan orang-orang yang berpengalaman dan mata dalam bidang pereknomian. Sehingga memungkinkan untuk memperoleh akses untuk mendapat sumber mata pencaharian yang
78
layak. Tentu saja hal tersebut sangat didukung oleh adanya komunikasi secara partnership ataupun kekeluargaan. Kemudian dalam bidang ekonomi, manusia diharapkan dapat memperoleh atau menciptakan lapangan kerja yang produktif dan mampu memberikan jaminan bagi perekonomian setiap rumah tangga. Seorang kepala rumah tangga memikul tanggung jawab besar untuk mewujudkan hal tersebut agar dapat memberikan nafkah bagi keluarganya. Dalam suatu situasi dan kondisi, ibu-ibu rumah tangga seyogyanya dapat pula berperan secara aktif untuk mencari penghasilan tambahan agar tugas sebagai kepala rumah tangga menjadi ringan dengan tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai tokoh sentral dalam mengurus segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Salah satu langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah aktif mencari dan mengumpulkan berbagai informasi dari seseorang atau kelompok yang berkompeten dan berpengalaman mengenai pola pemberdayaan bagi-ibu-ibu rumah tangga. Tujuannya agar diketahui kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu dan menghasilkan tenaga yang terampil. Pemberdayaan merupakan suatu proses yang pada hakikatnya bertujuan untuk terwujudnya “perubahan”. Oleh karena itu, mulai dari titik mana kita melihatbahwaindividu tegerak ingin melakukan suatu sikap dan perilaku kemandirian, termotivasi, dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam rambu-rambu nilai/norma yang memberikannya rasa keadilan dan kedamaian dalam mencapai tujuan bersama untuk kesejahteraan Pola pemberdayaan bagi masyarakat khususnya bagi ibu-ibu Rumah Tangga merupakan mekanisme yang memberikan peluang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman melalui
berbagai
kegiatan
produktif
yang dapat
mendukung
perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Kemunculan paradigma pembinaan terhadap anggota masyarakat khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga dipicu oleh arus besar modernisasi yang menghendaki terciptanya peluang kerja secara demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, termasuk di bidang sosial dan ekonomi. Mau tak mau pola pembinaan harus dikelola secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat. Pemberdayaan ibu-ibu Rumah Tangga adalah suatu isu yang muncul dalam pendekatan pembangunan ketika masyarakat marginal memerlukan bantuan proses penguatan ekonomi dan sosial dalam konteks kesejahteraan hidup masyarakat. Istilah pemberdayaan saat ini telah demikian populer sebagai suatu pendekatan yang dilakukan
79
untuk memperkuat masyarakat khususnya pada ibu-ibu rumah tangga baik secara sosial dan ekonomi agar dapat merubah dan memperbaiki posisi mereka ketika berhadapan dengan kondisi perekonomian/kebutuhan rumah tangga yang sangat berpengaruh secara fisik dan psikis. Inti dari pemberdayaan adalah bagaimana ibu-ibu rumah tangga mempunyai posisi tawar sehingga menjadi pelaku proses pembangunan yang partisipatif dan aktif bukan hanya sebagai objek pembangunan. Salah satu bentuk pemberdayaan bagi ibu-ibu Rumah Tangga adalah dengan mengikuti kegiatan produktif, yang salah satunya adalah pelatihan menjahit pakaian. Keterampilan menjahit akhir-akhir ini menjadi pilihan kegiatan di rumah yang cukup produktif. Ibuibu rumah tangga dan remaja putri di Kecamatan Jaluko yang saat ini berjumlah 23 orang akan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan menjahit yang diselenggarakan oleh PKBM BPI Berjaya binaan Jurusan BPI Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu bentuk lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan nonformal bertujuan untuk melayani kebutuhan belajar masyarakat. Menjahit merupakan keterampilan dasar yang cukup potensial dijadikan sumber penghasilan. Apalagi di tengah meningkatnya kebutuhan hidup serta naiknya berbagai kebutuhan pokok, mendorong setiap keluarga mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada. Ibu-ibu rumah tangga memang menjadi sasaran utama program pemberdayaan ini agar dapat memberikan penghasilan tambahan untuk keluarga. Menurut Mustofa (2009:14) bahwa “pendidikan nonformal dalam proses penyelenggaraannya memiliki suatu sistem yang terlembagakan”. Lebih lanjut Mustofa (2009:80) mengatakan bahwa PKBM merupakan “sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat dalam proses pembangunan pendidikan nonformal”. Kegiatan pelatihan keterampilan merupakan salah satu dari beberapa program yang diselenggarakan oleh PKBM BPI Berjaya binaan Jurusan BPI Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi.. Ibu-ibu rumah yang mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan menjahit berusaha untuk meningkatkan keterampilan mereka dengan mengikuti kursus pada PKBM tersebut. Mereka cukup antuasias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dengan keterampilan itu mereka diharapkan mereka dapat membuka usaha secara mandiri jika telah selesai mengikuti kegiatan pelatihan menjahit (telah mandiri) dapat menerima pesanan jahitan baju untuk sekedar mengisi waktu luang ataupun menambah penghasilan keluarga.
80
Berdasarkan hal tersebut di atas, akan dilakukan pelatihan mengenai “Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Keterampilan Menjahit”.
B. Dasar Hukum Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Tentang Pekerja Sosial Masyarakat. Bab I Pasal 1ayat 4 berbunyi: “Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, penguatan sosial, dan perlindungan social.”
C. Tujuan dan Manfaat Tujuan Pemberdayaan Payne (Shooving,1997: 266) mengatakan sebagai berikut : “to help clients gain power of decision and action over their own lives by reducing the effect of sosial or personal blocks to exercising cacity and self-confidence to use power and by transferring power from the environment to clients.” Artinya bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk membantu masyarakat memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan yang terkait dengan diri mereka sendiri, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri pada masyarakat untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. Dari paparan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan, keterbelakangan, kesenjangan, dan ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang belum mencukupi/layak. Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Sedangkan keterbelakangan, misalnya produktivitas yang rendah, sumberdaya manusia yang lemah, kesempatan pengambilan keputusan yang terbatas. Kemudian ketidakberdayaan adalah melemahnya kapital sosial yang ada di masyarakat (gotong royong, kepedulian, musyawarah, dan kswadayaan) yang pada gilirannya dapat mendorong pergeseran perilaku masyarakat yang semakin jauh dari semangat kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian untuk mengatasi persoalannya secara bersama.
81
D. Waktu dan Tempat Waktu Pelatihan akan dilaksanakan selama 12 minggu bermula dari awal januari s/d akhir maret 2017 Tempat: Balai Pelatihan Kecamatan Jaluko
E. Kualifikasi Personel Yang Akan Di Ikutsertakan 1. Warga Belajar a. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan (Pengangguran). b. Masyarakat yang tidak memiliki keterampilan hidup untuk berwirausaha. c. Masyarakat yang kontra terhadap wirausaha. d. Masyarakat yang sedang menganggur karena menunggu panggilan kerja. 2. Panitia a. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang disekitarnya. b. Bekerja dengan ikhlas dan tidak berpatokan pada uang. c. Siap bekerja keras. 3. Fasilitator Seorang ahli yang memiliki suatu keterampilan yang bisa diberikan kepada masyarakat dan dimanfaatkan oleh masyarakat pula untuk berwirausaha.
F. Materi pelatihan a. Pembelajaran dilaksanakan 3 hari dalam 1 minggu yaitu pada hari jum’at, sabtu, minggu. b. Jam pembelajaran setiap kelas adalah dari pukul 14.00-17.00
NO
Hari
Waktu
Pelajaran
1
Jumat
14.00-17.00
materi
Keterangan Minggu I Pengenalan tentang
2
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
berbagai macam jahit menjahit, mengukur badan,
3
minggu
14.00-17.00
praktek
pengenalan jenis jenis kain dll
4
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu II Pelatihan membuat pola
5
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
dasar pakaian wanita de-
82
6
minggu
14.00-17.00
praktek
wasa (baju dan rok)
7
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu III
8
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Pelatihan membuat pola pecah model baju wanita
9
minggu
14.00-17.00
praktek
dewasa dan cara mengaplikasikannya pada kain
10
Jumat
14.00-17.00
materi
11
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Minggu IV Pelatihan menjahit pakaian wanita hingga jadi
12
minggu
14.00-17.00
praktek
13
Jumat
14.00-17.00
materi
14
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Minggu V Pelatihan membuat pola dasar pakaian Pria dewasa
15
minggu
14.00-17.00
praktek
(baju dan celana)
16
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu VI
17
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
18
minggu
14.00-17.00
praktek
19
Jumat
14.00-17.00
materi
20
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Pelatihan membuat pola pecah model pakaian Pria dewasa (baju dan celana) Minggu VII Pelatihan menjahit pakaian Pria dewasa (baju dan 21
minggu
14.00-17.00
praktek
celana)
22
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu VIII
23
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Pelatihan membuat pola pakaian anak anak sesuai model yang di inginkan 24
minggu
14.00-17.00
Praktek
(pria dan wanita)
25
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu XI
26
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Pelatihan menjahit pakaian
27
minggu
14.00-17.00
praktek
anak anak (pria dan wanita)
28
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu X
83
29
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Pelatihan membuat pola jas (wanita dan pria) dan
30
minggu
14.00-17.00
praktek
menjahit jas
31
Jumat
14.00-17.00
materi
Minggu XI
32
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
33
minggu
14.00-17.00
praktek
Pelatihan membuat pola jas (wanita dan pria) dan menjahit jas
34
Jumat
14.00-17.00
materi
Evaluasi hasil pelatihan
35
sabtu
14.00-17.00
Materi & praktek
Evaluasi hasil pelatihan
36
minggu
14.00-17.00
praktek
Penutupan dan penyerahan sertifikat berdasarkan hasil evaluasi
G. FASILITAS 1. peralatan menulis( buku coostim, pena, pensil, penggaris siku, penggaris lengkung, kertas karbon) 2. mesin jahit dan peralatannya khusus di tempat pelatihan 3. kain 10 meter per orang 4. sertifikat kelulusan 5. buku panduan menjahit
DOKUMENTASI KEGIATAN PELATIHAN MENJAHIT MELALUI KETERAMPILAN MENJAHIT IBU-IBU RUMAH TANGGA
84
Gambar 1: pelatihan mengukur
gambar 2: materi membuat pola
85
Gambar 3: menggunting kain berdasarkan pola
Gambar 4: pelatihan menjahit
86
Gambar 5: ibu ibu peserta pelatihan tahun lalu
Gambar 6: penyerahan sertifikat kepada peserta pelatihan yang lulus
87
PROGRAM PELATIHAN KONSELOR MASYARAKAT PENYULUHAN PETERNAKAN BEBEK (ITIK) A. Latar Belakang Masalah Bebek adalah hewan penurut, Bebek mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi. Pada umumnya tujuan pemeliharaan itik adalah untuk menghasilkan telur. Pemeliharaan itik dari masa ke masa, profilnya adalah peternakan itik rakyat atau itik kampung, yang skala pemeliharaannya kecil dan umumnya diumbar. Itik mempunyai karakteristik khas unggas petelur termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal darijenis : Indian Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam perkembangannya di Indonesia, Indian Runner banyak dipelihara di wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik Alabio,di daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali. Kemampuan bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun dan bila dipelihara semi insentif berkisar 90-100 butir saja. Prospek dari usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi insentif maupun kearah insentif. Usaha peternakan itik di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik. Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
B. Dasar Hukum
C. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari makalah tentang peternakan itik adalah: 1. Memberikan bayangan ataupun gambaran tentang cara berternak itik, 2. Manajemen pemeliharaan ternak itik yang meliputi: a. Pemeliharaan bibit
88
b. Perkandangan c. Pemberian pakan d. Pencegahan penyakit e. Pengelolaan Reproduksi 3. Usaha ternak itik sebagai peluang bisnis yang menjanjikan 4. Sebagai wadah pembelajaran ataupun pemahaman tentang meningkatkan kesejahteraan peternakan, khusnya bagi masyarakat yang Mengusahakan peternakan itik tersebut.
D. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Jumat, sabtu dan minggu / 14-16 Juni 2017 Waktu
: 08.00 Wib s/d selesai
Tempat
: Di Aula kantor camat kelurahan sungai bengkal, kec. Tebo ilir, kab. Tebo
E. Materi Hari pertama : Jumat, Jam 08.00 s/d selesai 1. Letak tempat ataupun sarana dalam beternak itik yang tepat Dalam beternak itik perlu memperhatikan letak tempat atau kondisi lingkungan disekitarnya serta sarana-sarana untuk beternak, karena hal tersebut sangat mendukung untuk berhasilnya dalam beternak itik. Adapun tempat dan sarana yang perlu diperhatikan untuk beternak itik adalah: a. Lokasi, Tidak bertentangan dengan letak dan ketinggian lokasi dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan topografi. b. Lahan-Lahan harus jelas, sesuai degan peruntukannya menurut peraturan perundangan yang berlaku c. Penyediaan Air dan Alat Penerang Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia sepanjang tahun, dan hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik) yang cukup sesuai kebutuhan. Contohnya:
89
2.Perkandangan yang sehat untuk itik Lokasi Kandang yang baik adalah: jauh dari keramaian, ada atau dekat dengan sumber air, tidak terlalu dekat dengan rumah, dan mudah dalam pengawasan. Persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah: a. Mudah dibersihkan, b. Sirkulasi uadara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari. Contohnya:
3. Beberapa tipe kandang yang efektif Dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya seperti: a. Kandang sistim terkurung atau postal 1. Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan dan dialasi atau bagian atas dilapisi sekam atau serbuk gergaji dicampur dengan serbuk kapur. 2. Seluruh ruangan kandang dinaungi atap. 3. Apabila sampai dewasa (produksi) kepadatannya dapat mencapai 4 ekor /m² b.Kandang sistim koloni Yakni perpaduan atau kombinasi antara terkurung dengan sistim dilepas, yang bercirikan :
90
1. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan ataupun disemen dan dialasi dengan litter (dapat berasal dari sekam, kulit padi atau bekas serutan kayu atau serbuk gergaji). 2. Atap kandang menggunakan sistim atap berlubang, Umbaran atau pekarangannya dibuatkan pagar setinggi ± 75 cm, yang dilengkapi dengan peralatan kandang (tempat makan dan minum). Dinding dari bambu atau kayu.
c. Kandang sistem batere 1. Satu kotak untuk satu ekor itik (dengan ukuran 45 x 35 x 60), bahan kotaknya dapat dibuat dari bambu atau kawat. 2. Lantai kandang sedikit miring (agar telur mudah menggelinding keluar). 3. Tempat makan dan minum diusahakan diluar kotak(dibagian depan) 4. Semua kotak atau kandang betere dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan anyaman bambu atau kawat. 5. Untuk anak itik digunakan indukan sebagaimana untuk anak ayam. 6.Luasan lantai kandang yang diperlukan untuk anak itik sebagai berikut : a. Umur 1 hari - 1 minggu, kepadatannya 20 ekor/m². b. Umur 1 - 2 minggu, kepadatannya 18 ekor/ m². c. Umur 2 - 3 minggu, kepadatannya 15 ekor/m². d. Umur 5 - 6 minggu, kepadatannya 10 ekor/ m². Konstruksi Bangunan Memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya udara dengan leluasa ke dalam kandang dan keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5 oC dengan kelembaban maksimum 90%) memiliki saluran pembuangan limbah , bahan yang ekonomis. Tabel 1.luas kandang yang diperlukan untuk anak itik petelur Umur
Luas kandang (m/ekor)
1 hari- 1 minggu
0,03
2-3 minggu
0,07
3-4 minggu
0,09
4-5 minggu
0,11
6-8 minggu
0,15
Contohnya:
91
4. Pemeliharaan anak itik Sebelum anak itik ditempatkan setelah menetas, yaitu pada lingkaran yang terbuat dari tripleks, harus dilakukan persiapan sebelumnya seperti penyemprotan kandang agar bersih dengan menggunakan Biotama 3 (2 – 3 tutup botol Biotama 3 dilarutkan dalam 1 liter air). Pengaturan lampu pemanas dalam lingkaran tripleks tersebut agar kesehatan anak itik terjamin. Untuk menghindari angin yang masuk, mengingat bulu anak itik masih halus dan tidak tahan udara dingin, usahakan dinding kandang ditutup dengan tirai plastik. Seelah 4 hari, tirai plastik dapat dibuka pada siang hari, dan pada malam hari ditutup kembali. Pada umur 4 minggu tirai plastik dapat dilepas semua sebab anak itik sudah memiliki bulu yang cukup tebal, namun kalau ada hujan lebat atau ada angin kencang, tirai plastik masih diperlukan. Induk buatan dengan alat pemanas lampu minyak atau lampu listrik sangat diperlukan sampai umur 3 minggu. Anak itik yang baru di beli dari Poulty Shop atau dari tempat yang cukup jauh, setelah dimasukkan dalam pelingkar tadi jangan tergesa-gesa diberi makan. Akan tetapi diberikan dahulu minuman segar, berupa susu atau air gula. Hal ini untuk menghindari “stress” karena perpindahan tempat. Setelah lebih kurang 1 jam, itik diberi makan sedikit demi sedikit tetapi sering agar makanan tidak terbuang dan diacak-acak. Setelah 1 minggu pertama, berilah air segar yang dicampur “antibiotika alami” yaitu Biotama 5 , kunyit dan asam jawa. 1 ruas kunyit ditambah 1 cm asam jawa potongan (haluskan) tambahkan 1 -2 tutup botol Biotama 5 dan air hingga 1000 ml. Masukkan dalam botol aqua besar, tutup rapat lalu kocok kocok. Minuman segar ini bisa disebut dengan ”jamu ternak”. Berikan minuman ini 1 minggu sekali. Hal ini untuk merangsang nafsu makan dan pertumbuhan yang seragam, juga untuk menghindari kepekaan terhdap gangguan penyakit selama pemeliharaan. Contohnya:
92
Hari kedua
: Sabtu, 08.00 s/d selesai
5. Seleksi bibit itik Untuk tujuan penghasil telur maka hendaknya dipilih itik-itik yang bercirikan : 1.Tubuh ramping (tidak gemuk) dan bentuk seperti botol, leher kecil, panjang dan bulat seperti rotan. 2. Kepala kecil, mata bersinar (terletak dibagian atas kepala). 3. Sayap menutup badan secara rapat, dengan ujung sayap tersusun rapi dipangkal ekor, bulu halus, rapi dan tidak kusut. 4. Kaki berdiri kokoh (induk yang produksi telurnya tinggi antara alin itik Tegal, Khaki Khampbell dan itik Bali). Contohnya:
6. Pemberian pakan Pada dasarnya pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan protein yang tinggi dan pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :
93
a. Pakan lengkap dari satu jenis saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet atau crumble yang sudah lengkap semua unsur nutrisinya (cara ini biasanya untuk suatu
peternakan besar).
b. Pakan lengkap dari beberapa jenis seperti campuran dedak padi, jagung, bungkil kedele dan sebagainya. (cara ini yang umum dipakai oleh peternak rakyat).Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai periode : 1. Anak itik rata-rata 58,3 gram/hari 2. Itik dara rata-rata 80 gram/hari 3. Dewasa (masa produktif) rata-rata 180 gram/hari c.Kebutuhan protein untuk berbagai periode : 1. Anak itik (0 - 6 minggu) 20 - 22% 2. Itik dara (6 - 13 minggu) 16 - 18% 3. Dewasa (> - 13 minggu) 15 - 16% d.Bahan-bahan makanan sumber protein antara lain : 1. Bungkil kedele (protein 42 - 50%) 2. Bungkil kelapa (protein 19 - 23%) 3. Bungkil kacang (protein 0 - 15%) 4. Tepung ikan (protein 42,3 - 68,8%) e.Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain : Bahan pakan yang akan diberikan hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan tidak berlebihan jumlahnya. 1. Selalu disediakan air minum dan ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan. 2. Kesehatan itik perlu diketahui, biasanya diawal terserang penyakit cenderung menurunkan gairah makan dan lambat laun konsumsi makannya berkurang. Contohnya:
94
Tabel 2.formula ransum itik (%) Bahan
Anak
itik(0-6 Dara(7-22 minggu)
minggu)
Petelur(>23 minggu)
Jagung giling
40
40
40
Bakatul
15
15
20
Bungkil kelapa
4,5
4,5
10
Bungkil kedelai
20
20
10
Tepung dan lamtoro
5
5
5
Tepung ikan
10
10
9,5
Rumput kering
3
2
-
Tepung kulit kerang
1
2
4
Tepung tulang
1
1
1
Garam
0,5
0,5
0,5
Jumlah
100
100
100
Hari ketiga
: Minggu, Jam 08.00 s/d selesai
7. Pencegahan penyakit Melakukan pencegahan penyakit adalah lebih baik dari pada mengobatinya dan perlu diingat bahwa setiap penyakit belum tentu menyebabkan kematian, tetapi mungkit hanya menurunkan produksinya saja. Beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang itik diantaranya. a. Salmonellosis (Pullorum + Berak kapur) Penyebabnya bakteri Salmonella pullorum, bila menyerang itik umur 3-15 hari berakibat kematian tinggi. Tanda penyakit yang nampak adalah adanya kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengahengah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi itik yang sakit. Pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik. b. Penyakit Cacing Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas. Tanda penyakit adalah nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Pencegahan harus dijaga
95
kebersihan kandang jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali. c. Penyakit Botulismus Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Itik yang digembalakan sering memakannya Tanda penyakit adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi atau sudah membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Pengobatan dapat dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam espon). d. Lumpuh. Penyebab: Kekurangan vitamin B Tanda-tanda: Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.
8. Produksi telor
Tabel 3. kemampuan produksi telur dan bobot telur beberapa jenis itik petelur unggul Jenis itik
Jumlah telur(butir/th)
Bobot telur(gram/butir)
Itik thaki campbell
300-330
60
Itik tegal
150-250
65-70
Itik majo sari
200-266
70
Itik alabio
130-250
65-70
Itik bali
153-250
59-65
Itik BPT AK
297
70
Itik BPT KAT
282
70
Itik BPT KA
274
70
9. Pasca panen Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan.
96
Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu: a. Pengawetan dengan air hangat Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari. b. Pengawetan telur dengan daun jambu biji Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang. c. Pengawetan telur dengan minyak kelapa Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah. d. Pengawetan telur dengan natrium silikat Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan. e. Pengawetan telur dengan garam dapur Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.
F. Penutup Kunci keberhasilan usaha produksi ternak itik terletak pada pelaksanaan program tata laksana pemeliharaan itik sampai umur 22 minggu. Kesalahan nutrisi pada masa pertumbuhan ini bisa menyebabkan itik terlambat mencapai kedewasaan kelamin sehingga itik tidak bisa berproduksi pada umur yang diharapkan. Dalam usaha ternak itik secara intensif, ada tiga evaluasi pokok yang memiliki andil keberhasilan yakni: a. Bibit itik; karakteristik ekonominya dalam menunjang keberhasilan usaha adalah 20%. b. Makanan itik; dalam menunjang keberhasilan usaha mempunyai andil sebesar 30%. c. Tata laksana pemeliharaan, termasuk kandang, cara pemeliharaan dan ketrampilan, memegang peranan yang sangat besar dipergunakan kesemua kalangan umum.
97
PROGRAM PELATIHAN KONSELOR MASYARAKAT (RELAWAN SOSIAL) PENYULUHAN PETANI KELAPA DALAM PEMANFAATAN KELAPA
A. Latar Belakang Masalah Pohon kelapa adalah sejenis pohon palem dengan satu batang lurus yang banyak memiliki kegunaan dan fungsi penting sejak zaman prasejarah. Ini adalah salah satu jenis pohon dimana hampir dalam tiap bagiannya memiliki manfaat, termasuk buah, kayu, akar, dan daunnya. Di banyak tempat, seperti di India Selatan, pohon kelapa banyak dibudidayakan baik di perumahan, maupun diperkebunan-perkebunan. Dan tak lupa juga di Desa Pasar Senin Kec. Teluk Nilau Kab. Tanjung Jabung Barat banyak sekali perkebunan kelapa, karena kelapa sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di Desa tersebut. Kelapa merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis yang sangat terkenal akan manfaatnya bagi manusia dan juga hewan. Air dari buah kelapa dapat bermanfaat sebagai salah satu media penyegaran, dan dapat mengganti cairan dalam tubuh yang telah hilang akibat beraktivitas seharian. Hampir semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan oleh keperluan tertentu, karena itu, kelapa merupakan salah satu jenis pohon yang multi fungsi. Hal ini tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Seiring berjalannya waktu, pohon kelapa dikenal sebagai pohon kehidupan, pohon ini dapat menghasilkan berbagai macam produk yang berasal dari berbagai bagian-bagiannya, seperti untuk membangun rumah, dekorasi, dan bahkan obat-obatan. Selama ini kita pasti sudah familiar dengan pohon yang menjadi icon lembaga pramuka indonesia ini, Pohon kelapa terkenal dengan banyak manfaat dan keutamaannya. Semua bagian pohon kelapa memang memiliki kebermanfaatan, mulai dari daunnya yang sering dijadikan janur sebagai pertanda bagi bahwa ada orang yang sedang menikah, buah penuh manfaat dan kesegaran, batangnya yang bisa dijadikan sebagai pondasi bangunan, akarnya yang mampu mengurangi abrasi pantai. B. Dasar Hukum 1. UUD 18/2004 tentang perkebunan 2. UUD 39/2014 tentang perkebunan 3. PERMENTAN 98/2013 tentang pedoman perizinan usaha perkebunan
98
4. PERMENTAN 29/2016 tentang perubahan atas peraturan menteri pertanian nomor 98/2013 tentang pedoman perizinan usaha perkebunan
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan a. Mengembangkan kemampuan petani sehingga dapat mengakses permodalan, dan pemasaran hasil, termasuk membuat rencana, memproduksi, mengelola, memasarkan serta melihat setiap peluang yang ada. b. Memanfaatkan sumber daya secara efisien melalui pengembangan sistem pertanian berkelanjutan dengan usaha pokok tanaman perkebunan. c. Menggali potensi masyarakat dalam memanfaatkan perkebunan kelapa untuk menciptakan masyarakat yang kreatif. 2. Manfaat Membantu masyarakat dalam pengelolaan potensinya dalam memanfaatkan perkebunan kelapanya.
D. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Senin, selasa, rabu / 13-14 Februari 2017 Waktu : 08:00 Wib s/d selesai Tempat : di Lapangan Masjid Al-Huda Indargiri Darat
E. Materi Hari Pertama 1. Manfaat Daun Kelapa Kelapa memiliki bagian daun yang merupakan daun tunggal dan menyirip. Berbagai macam kegunaan daun kelapa diantaranya adalah : a. Daun kelapa yang masih muda atau biasa disebut dengan janur, dapat dimanfaatkan untuk berbahai macam hal, seperti bahan anyaman untuk dekorasi sebuah upacara adat, sebagai pembungkus makanan, seperti ketupat, dan lemet.
99
b. Daun kelapa yang sudah tua, bisa digunakan sebagi bahan anyaman untuk pembuatan atap maupun dinding bangunan. c. Daun kelapa yang sudah kering dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan anyaman untuk pembuatan tikar, topi, tas, dan aneka jenis kerajinan tangan lainnya. Selain itu, daun kelapa yang sudah kering dapat juga digunakan sebagai bahan dasar pembuat kertas setelah diekstrak menjadi bubur. d. Batang daun atau biasa disebut lidi, juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alat kebersihan, seperti sapu taman.
Cara pembuatanya tentu nya sama hanya yang membedakan adalah lidi yang di gunakan. a. Ambil dahan kelapa terlebih dahulu yang tua b. Buang daun yang terdapat pada lidi hingga bersih c. Kumpulkan lidi yang sudah dibersihkan d. Kemudian satukan semua lidi dan ikat bagian bawah lidi
Dan mungkin yang belum kita ketahui, ternyata daun kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai alternative pakan ternak. Daun kelapa merupakan makanan favorite bagi para gajah.
100
2. Manfaat Akar Pohon Kelapa
Manfaat pohon kelapa dari akar sampai pucuk sudah tidak terelakkan lagi, akar kelapa sangat bermanfaat bagi lingkungan hidup. Kelapa memiliki akar yang menyerupai rambut, dan memiliki sistem akar berserat. Akar kelapa terdiri dari ribuan akar tipis yang tumbuh keluar permukaan tanah dan hanya beberapa dari akar tersebut yang menembus jauh ke dalam tanah. Pohon kelapa menghasilkan akar dari pangkal batang sepanjang hidupnya secara terus menerus dan jumlah akar yang dihasilkan tergantung pada usia pohon dan lingkungan. Ukuran diameter akar kelapa biasanya memiliki kurang dari 3 inci. Akar kelapa umumnya digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya: a. Minuman dan obat-obatan herbal. Akar pohon kelapa dapat dimanfaatkan sebagai pewarna, bahan dasar pembuatan sikat gigi, dan bahan dasar untuk alat pencuci mulut. Selain itu, dengan mengkonsumsi air rebusan akar kelapa yang telah disaring, dapat membantu mengobati berbagai macam gangguan pencernaan seperti diare, disentri, dan masalah pencernaan lainnya. Hal ini juga dapat mengobati gatal-gatal. b. Penangkal banjir. Karena mampu menyerap air dalam jumlah yang sangat banyak, akar kelapa juga dipercaya mampu mencegah terjadinya banjir. Hal inilah yang mungkin dijadikan sebagai alasan mengapa pohon kelapa banyak ditanam di pemukiman warga.
Bahan aneka kerajinan tangan. Sejak zaman dahulu, akar tumbuhan kelapa juga kerap dimanfaatkan sebagai salah satu bahan kerajinan tangan yang bernilai ekonomis, misalnya seperti pembuatan gelang, kalung dan lain-lain.
3. Manfaat Minyak dari Kelapa
101
Minyak kelapa ditengarai memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa kondisi yang mungkin bisa dibantu berkat penggunaan minyak kelapa. a. Diabetes Minyak kelapa mungkin bisa memperbaiki toleransi penderita diabetes terhadap glukosa dan memperbaiki resistensi insulin. Pemakaian minyak kelapa juga dianggap dapat mengurangi timbunan lemak. b. Kolesterol tinggi Beberapa penelitian menyatakan minyak kelapa dapat menaikkan kadar kolesterol baik di dalam tubuh. Namun, kadar di dalam tubuh tidak mengalami perubahan. Penelitian lain menyatakan konsumsi minyak kelapa tidak meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Sayangnya, penelitian mengenai efek minyak kelapa terhadap kolesterol dan penyakit jantung masih belum banyak. c. Menurunkan berat badan Karena kandungan kalorinya yang lebih rendah dibandingkan jenis minyak lainnya, pemakaian minyak kelapa mungkin baik bagi penderita obesitas. Kandungan lemak rantai yang sedang dalam minyak kelapa berkemungkinan bisa menurunkan berat badan. d. Kutu rambut Mengoleskan minyak kelapa pada rambut mungkin efektif untuk menjauhkan anak-anak dari kutu. Minyak kelapa diprediksi berperan sebagai pembunuh serangga alami sehingga membuat kepala anak-anak terbebas dari kutu. e. Melembabkan kulit Sejumlah penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa pemakaian minyak kelapa dua kali sehari pada orang dengan kulit kering akan membantu melembabkan kulit.
Walau semua manfaat di atas masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya, minyak kelapa ditengarai sebagai pilihan yang lebih baik dari pada minyak sayur yang biasa kita pakai. Cara pembuatannya:
102
a. Kumpulkan kelapa yang sudah tua yang sudah muncul tunasnya sedikit, supaya bisa menghasilkan minyak yang banyak. b. Kupas sabut kelapa c. Pecah dan buang airnya d. Ambil isinya e. Parut kelapa tersebut f. Kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan (campuran minyak dan air). g. Diamkan dalam satu malam h. Setelah itu dilakukan pemisahan air pada santan sehingga didapat santal kental. i. Santan dimasak, sambil diaduk-aduk hingga mendidih dan warna santan berubah menjadi kekuning-kuningan
Hari Kedua 4. Manfaat Sabut Kelapa
a. Pembuatan sapu ijuk Sapu ijuk sepertinya meruapakn salah satu jenis peralatan rumah tangga yang tidak dapat lepas dari kehidupan bersih-bersih dari ibu rumah tangga atapun asisten rumah tangga. Ya, sapu ijuk merupakan salah satu jenis sapu yang salah satunya dibuat dengan menggunakan limbah dari pengolahan kelapa, yaitu sabut kelapa. Manfaat sabut kelapa yang sudah kering biasanya akan diolah sedemikian rupa. Pada akhirnya nanti akan terbentuk menjadi serabut-serabut tipis, yang diikat dan dijadikan satu menjadi bentuk sapu ijuk, yang sering kita gunakan sehari-harinya.
103
b. Media pembakaran pengganti kertas Bagi yang sering membuat arang dari batok kelapa, pasti juga sering memanfaatkan sabut kelapa sebagai salah satu media untuk membakar batok kelapa tersebut. Anda juga dapat melihat kegiatan pemanfaatan sabut kelapa sebagai alat pembakaran ini pada restoran restoran padang sebagai pengganti kertas. Hal ini disebabkan oleh sifat alami dari sabut kelapa itu sendiri yang mudah terbakar dan dapat menghasilkan api yang baik. c. Pembuatan pupuk organik Siapa sangka, ternyata manfaat sabut kelapa pun dapat diolah dan juga dimanfaatkan menjadi salah satu jenis pupuk organik. Pupuk organik yang dibuat dengan menggunakan sabut kelapa ini mampu untuk menyimpang air 60% lebih banyak dibandingkan pupuk biasa. Hal ini tentu saja akan sangat bermanfaat bagi daerah yang memiliki curah hujan yang rendah atau daerah yang sedang mengalami kekeringan. Selain itu, sabut kelapa juga emiliki kandungan unsur hara dan juga mineral yang sangat baik untuk pertumbuhan dari tanaman, sehingga memang sangatlah cocok untuk dijadikan sebagai salah satu bahan pembuatan pupuk organik. d. Menetralisir air dan bau semen pada kolam ikan yang bar dibuat Bagi para pengusaha ikan, baik itu ikan hias maupun ikan ternak yang ditempatkan pada kolam-kolam semen, pastinya sabut kelapa sudah tidak asing lagi di telinga anda. Ya, sabut kelapa sering dimanfaatkan untuk menetralisir kandungan air yang ada pada kolam yang baru selesai dibuat, dan juga digunakan untuk menghilangkan bau semen dari kolam tersebut. Mengapa? Karena ikan yang langsung dimasukkan ke dalam kolam yang baru dibuat kemungkinan akan mati. Hal ini dikarenakan ikan tidak tahan dengan campuran air dan juga bau semen yang baru.
e. Pembuatan briket ramah lingkungan Ternyata, sabut kelapa juga memiliki manfaat yang sangat baik untuk pembuatan briket. Selama ini, yang kita kenal, briket hanyalah terbuat dari batubara, namun demikian, ternyata briket juga dapat diolah da dibuat dari limbah, salah satunya adalah sabut kelapa. Hal ini tentu saja merupakan suatu penemuan yang menarik, karena selain ramah lingkungan, biaya produksi dari pembuatan briket pun akan jauh lebih murah dibandingkan menggunakan batbara.
104
f. Pembuatan kerajinan tangan Indonesia merupakan salah satu Negara dengan berbagai macam suku bangsa. Dengan berbagai macam suku bangsa ini pulalah, Indonesia juga memiliki berbagai macam jenis kerajinan tangan yang unik dan juga menarik. Salah satu kerajinan tangan yang menarik adalah memanfaatkan sabut kelapa yang dibuat menjadi bentuk tas, dompet, dan juga bentuk – bentuk hiasan dan pajangan. g. Pembuatan coco net Coco net merupakan salah satu bentuk olahan dari manfaat sabut kelapa yang berbentuk seperti jaring-jaring. Coco net ini biasanya dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya longsor pada daerah yang memiliki undakan, sehingga dapat meminimalisir terjadinya bencana longsor pada suatu daerah. h. Sebagai bahan baki spring bed dan juga jok Bagi anda yang mungkin belum tahu, beberapa jenis jok dan juga spring bed alias tempat tidur dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang diolah dari sabut kelapa. Ya, sabut kelapa terlebiih dahulu diolah menjadi coco fiber yang berupa serat-serat sabut kelapa. Kemudian menjadi satu dengan bentuk lembaran, untuk kemudian disupplai ke pabrik jok mobil ataupun pabrik spring bed untuk kemudian dijual ke pasaran.
i. Pembuatan keset Manfaat lainnya dari sabut kelapa yang perlu anda adalah dimanfaatkan sebagai pembuatan keset. Keset ini memilikki bahan baku yang hampir sama dengan sapu ijuk dan juga coco fiber. Biasanya keset dari sabut kelapa diletakkan diluar rumah.
5. Manfaat Batang Kelapa
Batang pohon kelapa memiliki butiran yang berserat. Ada tiga warna dasar yang berkaitan dengan kepadatan kayunya, yaitu coklat gelap, cokelat medium,dan emas bercahaya. Batang kelapa umumnya memiliki tinggi mencapai 25 mtr dengan diameter berkisar 300
105
mm. Kandungan silika dalam batang memberikan efek elastisitas pohon. Batang kelapa memiliki banyak aplikasi, seperti : a. Sebagai bahan desain struktur dan interior. Pemanfaatan batang kelapa untuk desain interior terbagi sesuai dengan kualitas kepadatannya, yaitu : 1) Batang kelapa yang memiliki kepadatan keras, cocok untuk struktural umum seperti pilar, gulungan, arung jeram, furniture, jendela, kusen pintu, lantai, decking dan balok lantai. 2) Batang kelapa kepadatan menengah dapat digunakan untuk dinding, langit-langit, balok, dan kancing horisontal. 3) Batang kelapa dengan kepadatan rendah digunakan dalam aplikasi bantalan non-beban seperti panel kayu, lis internal dan langit-langit, serta peralatan rumah tangga. b. Sebagai bahan desain eksterior. Batang kelapa juga dapat digunakan untuk aplikasi eksterior bangunan , seperti pintu masuk atau gerbang, layar, dan pintu. c. Bahan dasar pembuatan kertas. Batang kelapa dapat juga diekstrak untuk pembuatan bubur kertas.
6. Manfaat Cangkang atau Tempurung Kelapa
Cangkang keras dari buah kelapa dapat di manfaatkan sebagai: a. Arang untuk memasak b. Bahan kerajinan seperti ukiran, sendok nasi, tempat perhiasan, kancing baju, cangkir teh, gayung, maupun yang lainnya c. Batok kelapa juga dapat diolah sebagai filter rokok Trik-Trik Yang Bisa Dilakukan Dalam Pembuatan Kerajinan Tangan Dari Batok Kelapa Agar Untuk Mempermudah Pengerjaan
106
a. Pilih batok kelapa yang sudah tua dan memiliki tekstur keras. -
Ciri-ciri dari batok kelapa yang sudah tua dan memiliki tekstur keras adalah, bagian potongannya memiliki warna kehitaman
b. Persiapkan alat-alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam pembuatan kerajinan tangan dari batok kelapa -
Alat-Alat : Pisau, Gergaji/ Be/si, Pecahan kaca, Amplas dan lainnya
- Bahan-Bahan : Lem kayu, Daun pisang kering, Cat pernis dan lainnya
Langkah-langkah dalam pembuatan kerajinan tangan dari batok kelapa: a. Bersihkan batok kelapa dari sisa-sisa serabut dengan menggunakan amplas kasar b. Bersihkan kembali batok kelapa dengan menggunakan amplas halus, supaya bagian permukaan batok kelapa terasa halus c. Bersihkan lagi batok kelapa untuk yang 3 kali dengan menggunakan daun kering, agar permukaan batok kelapa terlihat mengkilat d. Potong bagian batok kelapa menggunakan gergaji besi sesuai dengan pola dan ukuran yang sudah ditentukan
Macam-Macam Kerajinan Tangan dari Batok Kelapa yang Bisa Kamu Buat di Rumah
a. Tempat Perhiasan dari Batok Kelapa b. Kancing Baju dari Batok Kelapa c. Cangkir Teh dari Batok Kelapa
107
Hari Ketiga 7. Manfaat Bunga Kelapa
Bunga kelapa mulai mekar ketika kelapa berusia sekitar 4 sampai 6 tahun. Bunga-bunga tersebut memiliki warna kuning dan beraroma manis. Bagian bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea. Dimana terdapat bunga jantan yang terletak jauh dari pangkal dan betina yang terletak di pangkal karangan. Bagian bunga dari kelapa dapat dimanfaatkan sebagai : a. Hasil fermentasi dari getah bunga kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan alkohol dan cuka. b. Sebagai bahan obat-obatan tradisional c. Sebagai bahan kerajinan seperti topi, tas, maupun tali sandal.
8. Manfaat Nira Kelapa (untuk membuat gula Jawa)
Pohon baru bisa disadap bila telah menghasilkan 3 tandan bunga yang baru membuka dan tandan termuda sudah mencapai 20 cm panjangnya. Mahkota pohon perlu dibersihkan dari semua kotoran begitu pula alat-alat yang akan digunakan harus dalam keadaan bersih. Nira diperoleh dari tandan yang seludangnya belum mekar yang cocok biasanya apabila tandan bunga yang muncul terakhir berukuran 15-20cm maka pilihlah mayang yang ketiga dari terakhir. Cara untuk menyadap tangkai bunga kelapa ini: a. Tangkai bunganya dibersihkan dari kulitnya kemudian diikat dengan janur yang masih muda diamkan selama 2-3 hari, setelah 3 hari mayang tersebut dirundukkan perlahanlahan hingga membentuk sudut 60 derajat dengan garis vertical dan diikat agar tetap pada posisi. Kemudian mayangnya dipotong dengan pisau/arit deres yang tajam.
108
b. Tangkai bunga dengan kulitnya yang terpilih dililit menggunakan rafia, dengan cara ini mayang kelapa bisa langsung di bekuk/ diiikat tapi sedikit-sedikit agar batang mayang tidak patah, setelah 2 hari baru diiris. Dengan cara ini penyadapan akan lebih mudah katena mayang tetap muda dan mayang lebih lama waktu sadapnya. c. Mayang dipotong ujungnya 10 cm dengan pisau tajam. Kira-kira seminggu kemudian niranya sudah akan keluar. Satu pohon kelapa normalnya menghasilkan 3-10 liter nira. Agar niranya tidak asam, kotorannya mengendap dan gulanya nanti berwarna kuning muda kedalam wadahnya perlu diberi 1 sendok makan kapur sirih atau larutan nabisulfit secukupnya 1 sendok ke dalam 2 liter air atau sodium methabishulfit 1gr/liter. Warna gula dapat ditentukan dengan pekat/tidaknya larutan ini. d. Penyadapan dilakukan pagi sebelum pukul 08.00 dan sore setelah pukul 16.00 e. Sebelum bumbung/wadah dipasang kembali guna penderesan berikutnya, mayang dipotong sedikit dengan sekali sentuhan agar bisa melancarkan keluarnya nira f. Setiap mayang dapat diambil niranya selama 40 hari, pagi dan sore hari. Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasaman (pH)nya antara 6,0-7,0 sedangkan nirang yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan mutu gulanya akan jelek. g. Nira yang telah diperoleh disaring, selanjutnya dimasukkan kedalam wajan. h. Nira dimasak dengan panas yang konstan pakai bahan bakar kayu/seresah atau bahan bakar lainnya. i. Lama pemasakan tergantung dari banyaknya nira yang dimasak. 15 menit sebelum gulanya masak diberi 100 cc santan ataupun parutan kelapanya, atau minyak goring satu sendok makan. Gunanya untuk mempercepat proses pengentalan gula merah. j. Gula merah cair yang belum mengental diaduk cepat dengan arah memutar, jika telah mengental dan berwarna kemerahan dituang kedalam cetakan. 10 menit kemudian cairannya sudah padat. k. Keluarkan dari cetakannya setelah mengeras.
9. Manfaat Air Kelapa Hijau
109
a. Kelapa Hijau untuk menurunkan berat badan Banyak dari wanita saat ini takut akan berat badan yang berlebihan. Kebanyakan wanita akan menjaga berat dengan mati – matian. Kebanyakan dari mereka mengkonsumsi obatobatan untuk mendapatkan berat badan yang ideal secara instan. Tapi penggunaan obat penurun berat badan memiliki beberapa efek samping yang cukup berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan. Harga dari obat – obatan penurun berat badan itupun tidaklah murah. Untuk itu, dari pada harus mengeluarkan uang banyak demi mendapatkan berat badan yang ideal, lebih baik kita mengkonsumsi air kelapa hijau secara rutin. Salah satu manfaat air kelapa hijau adalah untuk menurunkan berat badan secara alami. Air kelapa hijau memiliki kandungan lemak, kadar gula, dan kalori yang sangat rendah. Menggunaan air kelapa hijau sebagai obat penurun berat badan tidak menimbulkan efek samping. Jadi, lebih baik mengkonsumsi air kelapa hijau dari pada harus membeli obat-obatan kimia untuk mendapatkan berat badan ideal b. Air kelapa hijau dapat menetralisir racun dalam tubuh Manfaat air kelapa hijau selanjutnya dalah untuk menetralisir racun dalam tubuh. Sudah sejak dahulu masyarakat mempercayai bahwa air kelapa hijau ampuh menbuang racun yang terdapat di dalam tubuh. Kandungan Tanin dan antidotum (anti racun) yang terdapat pada air kelapa hijau sangatlah tinggi. Air kelapa hijau juga mengandung enzim yang dapat mengurai sifat racun dalam tubuh. c. Menghilangkan dehidrasi Air kelapa hijau memiliki banyak kesamaan dengan cairan yang berada di dalam tubuh kita. Selain itu kandungan elektrolit dalam air kelapa hijau sangatlah tinggi. Air kelapa hijau yang memiliki kandungan elektrolit yang sangat tinggi dapat menggantikan cairan yang hilang di dalam tubuh kita ketika kita sedang beraktivitas. Kandungan lain yang terdapat dalam air kelapa hijau adalah potasium yang berguna untuk menjaga tekanan air dalam sel dan di dalam darah. Selain itu, air kelapa hijau sangat mudah diserap tubuh. Hal itulah yang menjadi alesan mengapa air kelapa hijau dapat menghilangkan dehidrasi dalam tubuh. d. Menambah energi di dalam tubuh Untuk Anda yang memiliki banyak kegiatan yang cukup berat, air kelapa hijau dapat digunakan sebagai minuman untuk menambah energi secara alami. Air kelapa hijau juga mempunyai efek normalisasi. Kandungan vitamin yang cukup banyak pada air kelapa hijau dapat menambah energi kita saat sedang beraktifitas. Air kelapa hijau dapat diminum dengan mencampurkannya dengan madu.
110
e. Menambah kandungan gizi di dalam tubuh Bagi Anda yang merasa kekurangan gizi, maka Anda dapat mengkonsumsi air kelapa hijau sebagai tambahan gizi untuk tubuh Anda. Banyaknya vitamin dan mineral yang mudah diserap dapat membantu mencukupi gizi bagi tubuh Anda. f. Menjaga kesehatan jantung Banyaknya vitamin dan kandungan yang berguna untuk tubuh yang terdapat dalam air kelapa hijau ternyata juga dapat digunakan untuk menjaga kesehatan jantung. g. Menjaga kesehatan ginjal Ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita. Dengan mengkonsumsi air kelapa hijau secara rutin, maka kita dapat menjaga kesehatan pada ginjal. h. Menjaga sistem pencernaan Bagi Anda yang mengalami kesulitan dalam sistem pencernaan seperti susah buang air besar, maka Anda dapat mencoba air kelapa hijau sebagai obatnya. Kandungan air kelapa hijau yang dapat mengurai racun dalam tubuh dapat juga mengurai sampah atau kotoran yang terdapat dalam tubuh dan dikeluarkan melalui buang air besar. i. Menjaga tekanan darah agar tetap stabil Air kelapa hijau yang mengandung magnesium dan kalium dapat membantu untuk menjada tekanan darah agar tetap stabil untuk para penderita darah tinggi secara alami. j. Mengobati penyakit migran Kandungan magnesium yang dimiliki air kelapa hijau dapat membantu pengobatan penyakit migran. k. Menjaga kadar kolesterol Untuk Anda yang mempunyai masalah pada kadar kolesterol yang tinggi, maka Anda dapat mengkonsumsi air kelapa hijau secara rutin. Kandungan lemak yang rendah pada air kelapa hijau di percaya dapat menjaga kadar kolesterol dalam tubuh kita. l. Mendukung sistem imun Kandungan asam laurat yang berupa anti virus dan anti bakteri yang terdapat di dalam air kelapa hijau dapat membantu tubuh dalam menjaga sistem imun serta membantu membunuh cacing – cacing berbahaya dalam tubuh. m. Meningkatkan vitalitas pada pria Kebanyakan pria saat ini mengkonsumsi rokok yang berlebihan. Kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan vitalitas pada pria menurun. Ternyata mengkonsumsi air kelapa hijau secara rutin juga dapat mengurangi kandungan nikotin dalam tubuh yang menganggu tingkat kesuburan pada pria.
111
n. Menyembuhkan alergi pada kulit Beberapa alergi kulit terjadi karena adanya virus, bakteri, atau pun jamur. Air kelapa hijau yang mempunyai sifat mengurai virus, bakteri, dan jamur dapat membantu menyembuhkan alergi pada kulit Anda. o. Mengatasi rambut rontok Belum banyak yang mengetahui bahwa air kelapa hijau berguna juga untuk mengatasi rambut rontok. Kandungan glukosa, asam amino, fruktosa, sakarosa, mineral, dan sukrosa dapat membantu mengatasi rambut rontok akibat ketombe. Penggunaan air kelapa sebagai obat mengatasi rambut rontok yaitu dengan cara campurkan garam kedalam air kelapa hijau lalu diamkan semalaman. Setelah semalaman didiamkan, maka usapkan pada kepala dari kulit kepala hingga ujung rambut dan pijat – pijat sebentar. Setelah itu bungkus dengan handuk dan diamkan semalaman dan bilas dengan hair hangat keesokan harinya p. Membuat kulit menjadi mulus Kecantikan kulit adalah hal yang sangat diidam – idamkan oleh setiap wanita. Senyawa yang terdapat dalam air kelapa bermanfaat untuk membentuk jaringan kolagen pada kulit. Cara penggunaannya : cukuplah mudah, hanya dengan cara meminum atau dengan cara mencuci wajah dengan air kelapa hijau secara rutin dapat membantu menghilangkan jerawat, menghilangkan noda hitam pada wajah, menghilangkan kerutan halus pada wajah, menjaga kelembaban pada kulit, dan mencagah penuaan dini pada kulit wajah. q. Sebagai obat untuk penyakit demam Banyaknya zat yang terdapat pada air kelapa juga dapat membantu menurunkan panas demam. Air kelapa hijau dapat digunakan sebagai obat pertolongan pertama, yaitu dengan cara campurkan segelas air kelapa hijau dengan satu sendok makan madu kedalam air hangat lalu diminumkan kepada penderita deman.
F. Penutup Potensi masyarakat sangat penting untuk dikembangkan, banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui bahwa banyak sekali manfaat dari kelapa tersebut. Jika potensi masyarakat bisa berkembang maka masyarakat bisa lebih maju dan menambah penghasilan dari kekreatifannya.
112
KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG PENGAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA A. Latar Belakang Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya. Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut. Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masingmasing anggota keluarga tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga. Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakanhentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang, memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada
113
tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
B. Dasar Hukum Undang-Undang tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga ini terkait erat dengan beberapa peraturan perundang-undangan lain yang sudah berlaku sebelumnya, antara lain: a. UU
1/1946
tentang
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana
serta
Perubahannya. b. UU 8/1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. c. UU 1/1974 tentang Perkawinan. d. UU 7/1984 tentang 28 Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women). e. UU 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia.
C. Manfaat Dan Tujuan a. Memberikan pemahaman kepada masyarakat yang awam tentang UU KDRT b. Agar para masyarakt memahami cara berumah tangga yang baik c. Memberikan pemahaman tanggung jawab apa saja yang akan di jalankan setelah menikah dan tidak melakukan KDRT d. Memberikan pemahaman kepad para masyarakt agar menciptakan keluarga yang harmonis.
Untuk mengetahui pengertian kekerasan dalam rumah tangga a. Untuk mengetahui gejala-gejalan kekerasan dalam rumah tangga b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga c. Untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan seorang suami tega melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga
114
d. Untuk mengetahui dampak bila melakukan kekerasan dalam rumah tangga?Untuk mengetahui apakah Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang KDRT sudah bisa melindungi korban akibat kekerasan dalam rumah tangga e. Untuk mengetahui apakah Undang-undang KDRT No. 23 tahun 2004 sudah bisa dijadikan bahan acuan dalam memutuskan perkara pengadilan dalam tindakan KDRT atau mengacu pada KUHP Bab XX tentang penganiayaan pasal 351-358 f. Untuk mengetahui solusi apa saja untuk mengatasi kekerasan dalam rumah tangga
D. Waktu dan tempat Penyelengaraan a. Nama Kegiatan Kegiatan ini dinamakan “Penyuluhan Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga b. Waktu Kegiatan ini di laksanakan pada hari Senin,Selasa,dan Rabu Tanggal 4 – 6 Desember 2017 c. Tempat Kegitan ini di laksanakan di Kantor Lurah Pasengrahan Kec .Sungai Batang Inhil Riau
E. Materi 1. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Kekerasan (Fisik) Terhadap Istri Dalam Rumah Tangga 2. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Ratna Batara Munti menjelaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga dapat terjadi dalam berbagai bentuk sebagaimana diringkaskan di bawah ini yaitu : a. Kekerasan fisik, langsung dalam bentuk pemukulan, pencakaran sampai pengrusakan vagina (kekerasan seksual) dan kekerasan fisik secara tidak langsung yang biasanya berupa memukul meja, membanting pintu, memecahkan piring, gelas, tempat bunga dan lain-lain, serta berlaku kasar.
115
b. Kekerasan psikologis, Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang. c. Kekerasan Seksual, Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu tidak memenuhi kebutuhan seksual istri. d. Kekerasan ekonomi, berupa tidak diberikannya nafkah selama perkawinan atau membatasi nafkah secara sewenang-wenang, membiarkan atau bahkan memaksa istri bekerja keras, juga tidak memberi nafkah setelah terjadi perceraian meskipun pengadilan memutuskan. e. Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Selain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut
Keutuhan dan kerukunan rumah tangga yang bahagia, aman, tenteram, dan damai merupakan dambaan setiap orang. Dengan demikian, setiap orang dalam lingkup rumah tangga dalam melaksanakan hak dan kewajiban harus didasari oleh agama. Hal itu perlu terus ditumbuhkembangkan dalam rangka membangun keutuhan rumah tangga. Untuk mewujudkan keutuhan dan kerukunan tersebut, sangat tergantung pada
116
setiap orang dalam lingkup rumah tangga, terutama kadar kwalitas perilaku dan pengendalian diri setiap orang dalam lingkup rumah tangga tersebut. Keutuhan dan kerukunan rumahtangga dapat terganggu jika kwalitas pengendalian diri tidak dapat dikontrol, yang pada akhirnya dapat terjadi kekerasan dalam rumah tangga sehingga timbul ketidakaman atau ketidakadilan terhadap orang yang berbeda dalam lingkup rumah tangga tersebut. Untuk mencegah, melindungi korban, dan menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, Negara dan masyarakat wajib melaksanakan pencegahan, perlindungan, dan penindakan pelaku sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga, adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk dikriminasi. “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi” (vide Pasal 28 huruf G ayat 1 UUD 1945). Perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa tindak kekerasan secara fisik, psikis, seksual, dan penelantaran rumah tangga pada kenyataannya terjadi sehingga dibutuhkan perangkat hukum yang memadai untuk menghapus Kekerasan dalam Rumah Tangga (disingkat KDRT). Pembaharuan hukum yang berpihak pada kelompok rentan atau tersubordinasi, khususnya perempuan, menjadi sangat diperlukan sehubungan dengan banyaknya kasus kekerasan, terutama KDRT. Beradasarkan UU PKDRT adapun bentuk perlindungan perlindungan terhadap korban KDRT adalah sebagai berikut ini : a. Perlindungan oleh pihak kepolisian berupa perlindungan sementara yang diberikan paling lama 7 hari dan dalam waktu 1 x 24 jam sejak memberikan perlindungan, kepolisian wajib meminta surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan. Perlindungan sementara oleh kepolisian ini dapat dilakukan bekerja sama tenaga kesehatan, social, relawan, dan pendamping rohani untuk melindungi korban. Pelayanan terhadap korban KDRT ini harus menggunakan ruangan pelayanan khusus di kepolisisan dengan system dan mekanisme kerja sama program pelayanan yang mudah di akes oleh korban. Terhadap pelaku KDRT berdasarkan tugas dan wewenang kepolisian dapat melakukan penyelidikan , penangkapan dan penahanan dengan bukti permulaan yang cukup disertai dengan surat perintah
117
penahanan ataupun tanpa surat penagkapan dan penahanan yang dapat diberikan setelah 1x 24 jam. b. Perlindungan oleh pihak avokat, diberikan dalam bentuk konsultasi hukum, melakukan mediasi ataupun negoisasi diantara para pihak korban dan pelaku KDRT, serta mendapingi korban pada tingkat penyidikan, penuntutan, pemeriksaan, dalam siding pengadilan melalui koordinasi dengan sesame penegak hokum, relawan pendamping dan pekerja social c. Perlindungan dengan penetapan pengadilan dikeluarkan dalam bentuk perintah perlindungan yang diberikan selama 1 tahun dan dapat diperpanjang. Pengadilan dapat melakukan penahanan dengan surat perintah penahanan terhadap pelaku KDRT selama 30 hari setelah pelaku tersebut melakukan pelangaran atas peryatan yang ditandatanganinya mengenai kesangupan untuk memenuhi perintah perlindungan dari pengadilan d. Pelayanan kesehatan penting sekali artinya terutama dalam upaya pemberian sanksi terhadap pelaku KDRT. Tenaga kesehatan sesuai profesinya wajib memberikan laporan tertulis hasil pemeriksaan medis dan membuat visume atas permintaan penyidik polisi atau membuat keterangan medis lainnya yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti. e. Pelayanan social yang diberikan dalam bentuk konseling untuk memguatkan dan member rasa aman trhadap korban, member informasi tentang hak hak korban untuk mendapatkan perlindungan. f. Pelayanan relawan pendamping diberikan kepada korban mengenai hak hak korban untuk mendapatkan seeorang atau relawan pendamping, memdampingi seseorang untuk memaparkan secara objektif KDRT yang dialaminya dalam proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan, medegarkan dan memberikan pengutan secara psikologis dan fisik kepada korban. g. Pelayanan oleh pembimbing rohani diberikan untuk memberikan penjelasan mengenai hak dan kewajiban, memberikan pengutan iman dan taqwa kepada korban.
118
KEGITAN PENYULUHAN PERNIKAHAN TINGKAT DESA SENAUNG I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila kita berbicara tentang pernikahan maka dapatlah kita memandangnya dari dua buah sisi. Dimana pernikahan merupakan sebuah perintah agama. Sedangkan di sisi lain adalah satu-satunya jalan penyaluran sexs yang disah kan oleh agama.dari sudut pandang ini, maka pada saat orang melakukan pernikahan pada saat yang bersamaan dia bukan saja memiliki keinginan untuk melakukan perintah agama, namun juga memiliki keinginan memenuhi kebutuhan biologis nya yang secara kodrat memang harus disalurkan. Sebagaimana kebutuhan lain nya dalam kehidupan ini, kebutuhan biologis sebenar nya juga harus dipenuhi. Agama islam juga telah menetapkan bahwa stu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia adalah hanya dengan pernikahn, pernikahan merupakan satu hal yang sangat menarik jika kita lebih mencermati kandungan makna tentang masalah pernikahan ini. Di dalam al-Qur’an telah dijelaskan bahwa pernikahan ternyata juga dapat membawa kedamaian dalam hidup seseorang (litaskunu ilaiha). Ini berarti pernikahan sesungguhnya bukan hanya sekedar sebagai sarana penyaluran kebutuhan sex namun lebih dari itu pernikahan juga menjanjikan perdamaian hidup bagi manusia dimana setiap manusia dapat membangun surge dunia di dalam nya. Smua hal itu akan terjadi apabila pernikahan tersebut benar-benar di jalani dengan cara yang sesuai dengan jalur yang sudah ditetapkan islam. Apabilah kita berbicara tentang pernikahan maka dapat di lihat dari dua sisi. Pertama pernikahan merupakan sebuah perintah agama, sedangkan di sisilain pernikahan adalah satu – satunya jalan penyaluran seks yang di sahkan oleh agama. Dari sudut pandang ini, maka pada saat yang bersamaan dia bukan saja memiliki keinginan untuk melakukan perintah agama, namun juga memiliki ke inginan memenuhi kebutuhan biologisnya yang secara kodrat memang harus di salaurkan. Agama islam telah menetapkan bahwa satu – satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia adalah hanya dengan pernikahan, pernikahan adalah satuhal yang sangat menarik jika kita lebih mencermati kandungan makna tentang masalah pernikahan ini. Di dalam Al Qur’an telah di jelaskan bahwa pernikan ternyata juga dapat membawa kedamaian dalam hidup seseorang ini berarti pernikahan sesunggunya bukan hanya sekedar sarana penyaluran kebutuhan seks namun lebih dari itu pernikahan juga
119
menjanjikan perdamain hidup bagi manusia dimana setiap manusia dapat membangun surge dunia di dalamnya semua hal itu akan terjadi apabilah pernikahan tersebut benar benar di jalani dengan cara yang sesui dengan jalur dan aturan yang sudah di tetapkan sariat islam . kegiatan ini perlu di lakukan karna dapat kita lihat prilaku para remaja sangat menghawatirkan karna prilaku sudah tidak sesui dengan norma agama dan UU yang telah di bjuat oleh Negara .
B. Dasar 1. Undang – Undang No 1 tahun 1974 Tentang Pernikahan 2. Al Qur’an surah arum ayat 21 penjelasan tentang pernikahan 3. Program kerja Pemerintah Desa Senaung a. Tujuan Tujuan yang dapat di proleh dari kegiatan ini adalah 1. Untuk mengetahui pengertian pernikahan menurut pandangan islam dan UU 2. Untuk mengetahui hukum pernikahan menurut pandanag islam 3. Untuk mengetahui tujuan dan hikma pernikahn menurut islam 4. Untuk mengetahui cara – cara pernikahan yang sah menurut pandanaga islam
b. Manfaat 1. Memberikan pemahaman kepada masyarakt yang awam tentang UU pernikahan 2. Agar para remaja memahami bagiman cara menika yang benar agama islam 3. Memberikan pemahaman tanggung jawab apa saja yang akan di jalankan setelah menikah menurut agama islam 4. Memberikan pemahaman kepad para remaja agar tidak melakukan seks bebas yang di larang oleh agama dan UU
II.
Penyelengaraan a. Nama Kegiatan Kegiatan ini dinamakan “penyuluhan pernikahan tingkat Desa Senaung kecamatan jambi luarkota b. Waktu Kegiatan ini di laksanakan pada hari Senin,Selasa,dan Rabu Tanggal 4 – 6 juni 2017
120
c. Tempat Kegitan ini di laksanakan di Kantor Balai Desa Senaung III.
Materi 3. Pengertian dan arti pernikahan menurut pandangan islam dan UU 4. Hukum pernikahan menurut pandangan islam a) Wajib b) Sunat c) Mubah d) Makruh e) Haram 5. Pernikahan yang dilarang agama islam a) Nikah dibawah umur b) Nikah dengan pezina c) Nikah Mut’ah d) Nikah syigar e) Nikah muhalil f) Nikah badal 6. Nikah dengan wanita dengan masa idah 7. Tujuan dan hukmah pernikahan menurut pandangan islam a) Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi b) Untuk membentengi akhlak yang luhur sasaran utam dari di sari’atkanya perkawinan dalam islam di antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbutan kotor dan keji yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang luhur 8. Cara-cara pernikahan yang sah menurut hukum dan pandanagan islam a) Khitbah ( peminangan ) b) Angkat nikah c) Walimah 9. Sebab-sebab haram nikah
IV.
Sistem pelayanan Administrasi A. Administrasi Pelayanan administrasi di tujukan untuk panitia pelaksanaan teknis penyuluhan pernikahan tingkat Desa Senaung kecamatan jambi luarkota administrasi meliputi
121
B. Tahap Pendaftaran 1. Tahap Pertama Peserta penyuluhan pernikahan tingkat Desa Senaung kecamatan jambi luarkota harus menyerahkan formulir yang telah di miliki oleh peserta dan di serahkan kepad Panitia Penyelenggara paling lambat tiga hari sebelum kegitan 2. Tahap Kedua Bagi peserta yang belum mengambil formulir boleh di ambi di Kantor Balai Desa Senaung. Dan di antar Paling lambat satu hari sebelum kegiatan V.
Penutup Demikianlah petunjuk teknis penyuluhan pernikahan tingkat Desa Senaung kecamatan jambi luarkota dibuat sebagi pedoman dalam menetukan kebijakan – kebijakan selanjutnya Kepentingan besar yang melatar belakangi penyelenggaraan kegiatan ini harus mendapat dukungan, baik moril maupun materil dari semua pihak dalam pelaksanaanya nanti.
122
PETUNJUK TEKNIS PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK 1. LatarBelakang Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami .Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano.Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompok kanmen jadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga menggelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfatalam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) kedalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhantumbuhan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Potensi pengembangan pertanian dengan pupuk organik di Sumbawa baratsangat bersar mengingat tresedianya limbah pertanian dan peternakan yang melimpah dan belum termaanfaatkan. Selain itu juga pemanfaatan limbah kotoran ternak secara ekonomis akan meberikan dampak positif pada kegiatan peternakan, karena limbah kotoran ternak yang selama ini hanya terbuang sia-sia dan menimbulkan pencemaran lingkungan serta kesehatan karena dibiarkan berserakan sembarangan akan memberikan penghasilan tambahan bagi peternak dari hasil penjulan limbah kotoran ternak tersebut kepada para pengumpul yang akan digunakan untuk bahan baku pembuatan pupuk organik.
2. Tujuan A. Tujuan Umum Pelatihan pembuatan pupuk organik bertujuan untuk memberikan tambahan keterampilan kepadapetani peternak untuk memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan sebagai pupuk organik yang dapat di gunakan sendiri maupun secara ekonomi sehingga dapat menunjang kebutuhan akan pupuk dan medukung kegiatan pertanian organik.
123
B. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan pupuk organik 2. Membiasakan petani untuk memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan dalam pemenuhan pupuk untuk kegiatan pertaniannya. 3. Menghasilkan produk pertanian organik
124
3. Sasaran Program Meningkatkannya pengetahuan petani peternak dalam memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan untuk pembuatan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan dilahan pertanian sehingga dapat menghasilkan produk pertanian organik.
4. Sasaran Kegiatan Program pelatihan pembuatan pupuk organik ini diharapkan dapat di diikuti dan diterapkan oleh petani peternak yang ada di Kumpeh
125
1. Metode Kegiatan Pelaksanan Pelaksaan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik adalah dengan pendekatan sekolah lapangan bagi petani yang berada di sekitar lokasi balai penyuluh pertanian di setiap kecamatan. Peserta akan diberikan gambaran tentang cara membuat pupu korganik, manfaat bagi tumbuhan dan dampak pengunaan pupuk organik.
126
2. Bahan dan Peralatan a.
Bahan –Bahan Pembuatan Pupuk Organik 1. Bahan pembuatan pupuk organik padat Limbah pertanian Limbah peternakan Limbah rumah tangga Limbah sayuran Mikro organis melokal (MOL) Deko mposer Stater
127
2. Bahan pembuatan pupuk organik cair Buah – buhan Maja Keong Urin sapi/ kuda/ kambing
128
3. Peralatan 1.
Peralatan pembuatan pupuk organik padat Terpal Sekop Ayakan Gembor Ember
129
2. Peralatan pembuatan pupuk organik cair Ember / tong Blender Slang Saringan
130
4. Cara membuat pupuk organik Siapkan bahan bahan berikut : 1. 1karung kotoran ayam 2. Setengah karung dedak 3. 30 kq hijauan(jerami, gedebok pisang, daun leguminosa 4. 100 gram gulah merah 5. 50 ml bioaktivator (EM4) 6. Air bersih secukupnya Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter senagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transaran (diameter kira-kira 0,5 cm) botol plastik bekas aqua ukuran 1 liter
131
Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor potong bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku, masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2bagian bahan organik, 1 bagian air, kemudian aduk-aduk hingga merata
Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudiam tambahkan larutan tersebutke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk, tutup tong dengan rapat, lalu masukkan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang, rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada cela udara Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah di beri air pastikan benar-benar rapat karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob, fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa ada udara dari luar masuk kedalam tong Tunggu hingga 7-10 hari untuk mengecek tingkat kematangan buka penutup tong cium bau adonan apabila wanginya seperti tape, adonan sudah matang pisahkan antara cair dan ampasnya dengan cara menyaringnya, gunakan saringan kain, ampas adonan bisa di gunakan sebagai pupuk organik padat, masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol pastik atau kaca, tutup rapat pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan
132
5. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik yang akan di lakukan di 4 Balai Penyuluh jalan jambi suakkandis km 45 desa pulaumentaro kecamatan kumpeh ilir kanupaten muaro jambi yang akan dilaksanakan selama 3 hari dengan rincian-Rincian pelak sanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
Hari Hari 1
Kegiatan
Penanggung Jawab
1. Pembukaan pelatihan pembuatan pupuk Panitia Pelaksana organik Pemaparan materi di dalam kelas tentang manfaat pupuk organik, cara pem- Nara sumber buatan dan efek pada tanaman
Hari 2
Praktik pembuatan pupuk organik padat dan Nara sumber Praktik pembuatan pupuk organik cair
Hari 3
Aplikasi penggunaan pupuk organik di la- Nara sumber han pertanian Penutup
Panitia
133
6. Pembiayaan Kegiatan ini dibiayai dengan dana APBD Kabupaten muaro jambi Satker Badan Pelak sana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, dengan anggaran biaya pelatihan.
Demikian kerangka acuan kerja kegiatan ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik di Kabupaten Sumbawa Barat dengan harapan akan mampu memberikan rekomendasi terhadap pola pemanfaatan limbah peternakan dan pertanian dalam menunjang peningkatan produksi pertanian.
134
KEGITAN PENYULUHAN TENTANG PEMBUDIDAYAAN IKAN PATIN
A. Latar Belakang Budidaya adalah kegiatan memelihara/mengkulturkan organisme air baik melalui pembenihan, pembesaran sekaligus pengembangbiakannya. Kolam merupakan wadah usaha budidaya/ media hidup ikan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk melangsungkan kegiatan pemeliharaan ikan baik secara tradisional maupun secara modern. Pembesaran adalah suatu usaha pemeliharaan ikan yang dimulai dari benih sampai mencapai ukuran konsumsi atau ukuran untuk pasar. Kegiatan Pembesaran ikan tujuan utamanya adalah mengharapkan hasil produksi yang akan didapat bisa maksimal namun berbagai faktor yang sering menjadi hambatan bagi pembudidaya sehingga usaha yang dilakukan tidak sesuai dengan keinginan atau target produksi menurun. Kenaikan produksi perikanan budidaya ini selain oleh jenis budidaya di kolam dan keramba juga jenis budidaya ditambak. Kenaikan produksi perikanan budidaya di tambak diduga disebabkan oleh teknis budidaya dan pengelolaan lahan tambak telah mulai dikuasai dengan baik oleh para pembudidaya tambak, disamping itu juga dengan adanya petugas lapangan yang ditunjuk langsung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan telah membantu para pembudidaya dalam hal teknis dan pengelolaan lahan tambak. Patin (Pangasius hypothalamus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar asli indonesia yang tersebar disebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa daging yang khas, enak, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak. Selain itu ikan patin memiliki beberapa kelebihan lain, yaitu ukuran per individunya besar dan di alam panjangnya bisa mencapai 120 cm (Susanto dan Amri, K 2002) Beberapa kelebihan tersebut menyebabkan harga jual ikan patin tinggi dan sebagai komoditi yang berprospek cerah untuk dibudidayakan. Peningkatkan produksi ikan patin dapat dilakukan melalui perhatian dan pemantauan terhadap padat tebar ikan diwadah pemeliharaan, karena padat tebar dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan dan efisiensi hasil produksi. Dalam usaha budidaya ikan patin (Pangasius hypothalamus) persyaratan lokasi yang harus dipenuhi untuk mencapai produksi yang menguntungkan meliputi sumber air, kualitas air dan tanah serta kuantitas air. Kriteria persyaratan tersebut berbeda tergantung dari pada sistem budidaya yang digunakan.
135
Salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu kegiatan budidaya ikan adalah kepadatan ikan yang dipelihara dan sekarang ini kita melihat bahwa usaha pembesaran ikan patin tidak mengalami perkembangan akibat masih kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan informasi teknis pembudidayaan seperti padat penebaran, teknik pemberian pakan, perawatan dan pengontrolan kolam serta pengendalian hama penyakit. Faktor lingkungan tempat dilangsungkannya usaha pembesaran terutama parameter kualitas air juga sangat mempertimbangkan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Untuk itu dengan adanya pengamatan terhadap laju pertumbuhan ikan patin dengan padat penebaran tiap kolamnya berbeda dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pembudidaya ikan dalam hal informasi teknis pembesaran ikan patin dikolam sehingga produksi dapat ditingkatkan.
B. Dasar Hukum Peraturan lain terkait dengan aktivitas budidaya perikanan di pesisir, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 3. Peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2002 tentang usaha perikanan 4. Undang-Undang No. 27/2007 dan perubahannya pada Undang-Undang No.1/2014 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil, yaitu larangan melakukan konversi lahan atau ekosistem di kawasan atau zona budidaya yang tidak memperhitungkan keberlanjutan fungsi ekologis pesisir dan pulau-pulau Kecil. 5. Undang-Undang No.31/2004 Tentang Perikanan dan Peraturan Pemerintah No. 60/2007 Tentang Konservasi Sumber Daya Ikan, yaitu berpartisipasi melakukan konservasi ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem lainnya yang terkait dengan sumber daya ikan.
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan a. Memberikan petunjuk secara teori bagi masyarakat dalam menciptakan pembudidayaan ikan yang baik sesuai dengan petunjuk dinas perikanan nasional b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembudidayaan ikan patin
136
c. Agar masyarakat bisa lebih mengetahui bagaimana cara pembudidayaan ikan yang baik 2. Manfaat a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara memelihara ikan yang baik dan benar b. Memberikan informasi yang baru terhadap masyarakat tentang pembudidayaan ikan patin c. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana cara pemeliharaan ikan dari awal hingga pemanenan
D. Waktu dan Tempat Penyelengaraan 1. Nama Kegiatan Kegiatan ini dinamakan “membudidayakan ikan patin” 2. Waktu Kegiatanini di laksanakan pada hari Senin, Selasa, dan Rabu Tanggal 20-22 november 2017 3. Tempat Kegitan ini di laksanakan di Kantor Lurah kumpeh kec. Kumpeh ulu kab. Muaro jambi
E. Materi 1. Peraturan Perundang-Undangan Tentang usaha perikanan 2. Persyaratan pembudidayaan ikan patin a. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. b. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. c. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat. d. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. e. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diper-
137
lukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil. PH air berkisar antara: 6,57
3. faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan patin. a. Tingkat Kepadatan Ikan Untuk keperluan pemeliharaan ikan patin selama 6 bulan, tingkat kepadatan yang ideal adalah 20-30 ekor/m3. Artinya pada kolam yang berukuran 1 x 1 x 1 m bisa diisi dengan ikan patin sebanyak 20-30 ekor. Kolam ikan yang terlalu padat menyebabkan perebutan pakan yang terlalu tinggi. Sedangkan bila kolam tersebut berisi ikan yang sedikit maka proses berlangsungnya budidaya menjadi tidak efektif lagi. b. Penyesuaian Jumlah Pakan Seiring bertambahnya umur ikan patin yang dipelihara, ikan tersebut semakin tumbuh besar. Kebutuhannya akan pelet ikan pun lebih meningkat daripada sebelumnya. Untuk ikan berbobot kurang dari 200 gram, pemberian pakan dihitung 3-5 persen dari bobot ikan tersebut dan diberikan sebanyak dua kali sehari. Sedangkan ikan yang memiliki bobot lebih dari 200 gram, pemberian pakannya cukup sebanyak 1,5-2 persen dari berat ikan itu yang dilakukan sehari sekali. Dengan menerapkan metode pemberian pakan seperti ini, terbukti ikan-ikan patin yang dipelihara bisa menyerap nutrisi pada pakan secara optimal.
138
c. Pencegahan Terhadap Penyakit Pertumbuhan ikan patin yang terserang penyakit menjadi terhambat. Karenanya Anda perlu melakukan pencegahan sedini mungkin. Usahakan air kolam tersebut diganti secara teratur, di mana kolam yang berisi ikan berbobot kurang dari 200 gram harus diganti setiap 2-3 minggu, sementara kolam yang berisi ikan berbobot lebih dari 200 gram wajib diganti setiap 7-10 hari sekali. Proses penggantian dilakukan dengan mengurangi setengah volume air di kolam kemudian menambahkannya lagi dengan air yang baru hingga kolam terisi penuh. Itulah tadi ketiga tips dasar agar ikan patin yang Anda budidayakan lekas bertambah besar. Pada prinsipnya, ikan peliharaan bakal tumbuh lebih cepat jika ia selalu dalam kondisi sehat, merasa nyaman di lingkungannya, dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan baik. Jadi, selamat menerapkannya kepada ikan-ikan patin peliharaan Anda 4. Pembibitan ikan patin Pembibitan ikan patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam.
5. Macam-macam tempat pembudidayaan ikan patin Ikan patin tidak selalu memilih jenis tempat tertentu. Ikan ini dapat dipelihara dan bisa tumbuh dengan baik di berbagai macam tempat pembudidayaan.
139
a. Kolam irigasi
b. Kolam tadah hujan
140
c. Kolam
d. Keramba jaring apung
6. Penyiapan dan pemberian pakan Ada dua jenis pakan yang dapat diberikan kepada ikan patin yaitu pakan buatan pabrik dan buatan sendiri.
141
Pakan ikan dari pabrik
Pakan ikan buatan sendiri
7. Penanganan Hama Dan Penyakit Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
8. Perawatan ikan patin Ketika ikan 40 hari kita harus melakukan seleksi/sortir dengan alat penyortir ikan. Kita dapat membeli dari tokoh peralatan budidaya ikan dengan tujuan untuk membuet ikan sama besarnya dan dalam jangka waktu yang sama.
9. Pemanenan Ikan Patin Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budidaya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah.
142
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini.
F. Penutup Demikianlah petunjuk teknis penyuluhan tentang pembudidayaan ikan patin dibuat sebagai pedoman dalam menetukan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Kepentingan besar yang melatarbelakangi penyelenggaraan kegiatan ini harus mendapat dukungan, baik moril maupun materil dari semua pihak dalam pelaksanaanya nanti.