KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
karunianya,
kegiatan
musyawarah penyusunan Rencana
Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDPT) Desa Cibareno periode tahun 20132016 secara partisipatif telah berjalan lancar sesuai harapan bersama. Demikian pula dengan penyelesaian dokumen proses dan hasil pelaksanaan penyusunan RPDPT ini. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat Desa Cibareno
yang telah berpartisipasi aktif dan
banayak berkontribusi (baik secara langsung maupun tidak langsung) sehingga kegiatan penyusunan RPDPT ini dapat berjalan. Ucapan terima kasih ini juga kami sampaikan kepada tim Pendamping dan tim Motivator penyusun Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDPT) Desa Cibareno tahun anggran 20132016 yang telah secara sukarela dan sepenuh hati mencurahkan segala potensi dan kekuatannya untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab yang telah dipercayakan. Demikian juga kepada Aparatur Pemerintahan Desa Cibareno yang telah memberikan sumbangsihnya dalam memperlancar seluruh rangkaian proses kegiatan penyusunan RPDPT sampai dihasilkannya dokumen ini. Disamping itu, kami sampaikan juga terimakasih kepada
serta Pemerintah Kabupaten Lebak
melalui Dinas Kelautan Perikanan serta Pemerintah Kecamatan Cilograng yang telah banyak memberikan dukungan baik berupa material, informasi dan sumbang saran. Penyusunan
dokumen
rencana
pengembangan
desa
pesisir
tangguh
merupakan langkah awal untuk mewujudkan desa pesisir tangguh di Indonesia. Dengan disusunnya dokumen ini diharapkan akan terlihat jelas mengenai potensi dan masalah-masalah yangada di desa. Sehingga diharapkan program-program yang masuk di desa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dokumen rencana pengembangan desa pesisir tangguh ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengenali potensi diri dan sumberdaya alamnya sehingga mereka dapat memahami kekuatan
dan
kelemahan
yang dimilikinya untuk dapat
memperbaiki dan mengembangkan potensi yang ada. Dengan meningkatkan
kepedulian
dan
keterlibatan
masyarakat dalam
pembangunan desanya diharapkan akan muncul kembali rasa kebersamaan dan ii
kemampuan
untuk berswadaya. Keterlibatan
masyarakat
dalam
perencanaan
kegiatan akan sangat membantu Pemerintah Daerah dalam penyusunan program yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga dana pembangunan benar-benar dapat dimanfaatkan
sebagaimana
mestinya sesuai dengan tuntutan
desentralisasi dan otonomi daerah. Kami menyadari bahwa dalam proses yang telah dilaksanakan masih banyak kekurangannya, demikian pula dengan dokumen yang telah tersusun ini tentunya masih banyak kelemahannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak untuk perbaikan perencanaan pembangunan selanjutnya.
Cibareno, Mei 2013
Badan Perwakilan Desa
Kepala
Desa
Dulmuin,SH
iii
DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar…………………………………………………………………..
ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………
iv
Daftar Gambar…………………………………………………………………..
vi
Daftar Tabel………………………..……………………………………………
vii
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1 1.2 Maksud dan Tujuan………………………………….……………………
2
1.3 Kegiatan Utama Program…………………………………………………
2
1.4 Ruang Lingkup……………………………………………………………
3
Bab 2 Gambaran Umum wilayah 2.1 Deskripsi Umum 2.1.1 Letak Geografis dan Administratif…………………………………….
5
4.1 Geografis………………………………………..…………………………
10
4.2 Letak Dan Luas Wilayah……………………………………….…………
10
4.3 Iklim………………………………………………………………………
10
5.1 Jumlah Penduduk…………………………………..…………………….
11
5.2 Tingkat Pendidikan……………………………………………………….
11
5.3 Mata Pencaharian……………………………………..………………….
12
5.4 Pola Penggunaan Tanah…………………………………………………..
12
5.6 Dampak Perubahan Iklim di Desa Cibareno……………………………..
13
5.7 Permasalahan……………………………………………………………….
15
5.8 Potensi……………………………………………………………………..
15
Bab 3 Metode Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013-2016 3.1 Kerangka Perencanaan…………………………………………………….
17 iv
3.2 Fokus……………………………………………….…………………….
19
3.3 Pendekatan……………………………………………………………….
21
3.4 Analisis…………………………………………………………………..
22
3.5 Alur Proses…………………………………………………..……………. 23 3.5.1 Peningkatan Kapasitas Siaga Bencana………………………………..
24
3.5.2 Peningkatan Kapasitas Ekonomi……………………………………...
25
Bab 4 Keterkaitan Dengan Rencana Lain……………………………….…....
26
Bab 5 Rencana Pengembangan Desa Cibareno 5.1 Fokus ………………………………………..……………………………
28
5.2 Spirit Perencanaan………………………………………..………………
31
5.3 Perencanaan Pengembangan Desa Cibareno……………………………..
37
5.3.1 Perencanaan Program Bina Usaha………………………………..….
38
5.3.2 Perencanaan Program Bina Lingkungan Dan Infrastruktur.…………..
38
5.3.3 Perencanaan Program Bina Siaga Bencana Dan Perubahan Iklim……
39
Bab 6 Pemantauan dan Evaluasi 6.1 Konsep dan Definisi Pemantauan dan Evaluasi…………………………..
43
6.2 Pengukuran Kinerja……………………………………………………….
45
6.3 Evaluasi Substansi Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2016…………………………………………………..
46
Lampiran – lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
:
2.1 Peta Administrasi Desa Cibareno…………………………………………..
6
2.2 Struktur Organisasi …………………………………………………………
13
3.1 Kerangka Rencana Pengembangan Desa Cibareno…………………………
19
4.1 Alur keterkaitan rencana pengembangan desa ……………………………..
26
6.1 Tujuan Pemantauan Dan Evaluasi (Diadopsi Dari UNDP 2002 Dalam Adrianto, 2005)………………………
44
vi
DAFTAR TABEL Tabel : 2.1 Jenis Sarana dan Prasarana………………………………………………
7
2.2 Jumlah Penduduk……………………………………………………….
11
2.3 Tingkat Pendidikan……………………………………………………
11
2.4 Mata Pencaharian……………………………………………………..
12
3.1 Uraian Empat Bina Program…….……………………………………
20
5.1 Uraian 5 (Lima) Bina Program Sebagai Fokus Perencanaan Desa Cibareno……………………………………
29
5.2 Matriks Keterkaitan Antara Spirit Dan Fokus Perencanaan Program Di Desa Cibareno………………………
33
vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada
empat
persoalan pokok, yakni: (1)
tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desadesapesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa (BPS,2010); (2) tingginya kerusakan sumber daya pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) minim dan rendahnya kualitas infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir. Atas dasar realitas di atas, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia menginisiasi
kegiatan yang diharapkan mampu memberikan daya
dorong bagikemajuan desa-desa pesisir di Indonesia, yaitu Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT). Kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Kelautan dan
Perikanan yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh mempunyai makna strategis yaitu: pertama, merupakan implementasi konkrit dari 11 prioritas nasional Kabinet
Indonesia
Bersatu II
tahun 2011-2014.
Pengembangan Desa Pesisir Tangguh merupakan implementasi kebijakan Presiden terkait peningkatan dan perluasan program pro-rakyat; dan kedua, Pengembangan Desa Pesisir Tangguhmerupakan wujud dari intervensi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal: (1) menata desa pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir; (2) menghasilkan keluaran (output) yang dapat memberikan manfaat riil bagi masyarakat pesisir, sesuai skala prioritas kebutuhan masyarakat; (3) pembelajaran bagi masyarakat pesisir untuk menemukan cara pemecahan masalah secara mandiri; dan (4) mendorong masyarakat pesisir sebagai agen pembangunan. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh diharapkan mampu menjawab kendala sekaligus memanfaatkan potensi sumber daya pesisir. Terkait dengan kriteria diatas, Desa Cibareno merupakan salah satu lokasi desa sasaran yang selama ini telah didampingi dan dilakukan berbagai aktivitas oleh KKP. Dengan demikian dibutuhkan pendekatan yang melibatkan warga atau kelompok-kelompok warga melalui perencanaan pengembangan desa yang bersifat partisipatif. Pentingnya keterlibatan warga dikarenakan merekalah sebagai pelaku
(aktor) utama yang dapat mewujudkan ketangguhan desanya. Pelaksanaan konsultasi publik oleh KKP, tidak lain ditujukan untuk memfasilitasi dan mengorganisir warga agar secara bersama-sama (termasuk pemangku kepentingan lainnya) merencanakan pengembangan desa ke depan agar tangguh dalam hal ekonomi, kerawanan bencana alam dan perubahan iklim, dan lain-lain.
1.2. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2017 adalah untuk mewujudkan peningkatan kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir melalui pengembangan desa pesisir tangguh. Tujuan umum Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 - 2017, adalah panduan program desa dalam rangka mewujudkan desa pesisir yang tangguh. Sementara itu, tujuan khusus dari Rencana Pengembangan Desa Cibareno, sebagai berikut: a. Teridentifikasinya kebutuhan dan harapan warga Desa Cibareno terkait dengan pengembangan desa pesisir tangguh; b. Terbentuknya
program berdasarkan 4
(empat)
bina program,
meliputi: usaha,
sumberdaya, lingkungan dan infrastruktur, serta siaga bencana dan perubahan iklim; dan c. Tersusunnya program secara sistematis dalam jangka 5 (lima) tahun yang akan dijalankan oleh warga.
1.3. Kegiatan Utama Program Pelaksanaan kegiatan-kegiatan Program di desa Cibareno dalam 2 kluster kegiatan yang berkaitan erat satu dengan lainnya dan dilaksanakan dalam periode 202-2014. Pemisahan kegiatan dalam kluster (1) dan (2) ini lebih dimaksudkan untuk memudahkan perencanaan dan administrasi program; pada kenyataannya, kegiatan-kegiatan di dua kluster ada yang menghasilkan output serupa, sehingga dapat dilaksanakan secara bersama (tidak harus terpisah). Fokus kegiatan dalam kluster pertama adalah mendampingi masyarakat desa dalam persiapan (termasukpengorganisasian),
perencanaan
dan pelaksanaan
pilot proyek peningkatan penghidupan ekonomi masyarakat desa target dan kesiapan masyarakat desa dalam menghadapi bencana. Bentuk kegiatan (pilot proyek) peningkatan kapasitas masyarakat dan kesiapan dalam mengahadapi dampak kerusakan lingkungan dengan
dampak
peningkatan
kebencanaan sehingga
sesuai
dengan kebutuhan
mempengaruhi
penghidupan
masyarakat berdasarkan
hasil
masyarakat, identifikasi
kesempatan-kesempatan usaha alternative berbasis lokal yang partisipatif. Fokus kegiatan
dalam kluster kedua adalah mendampingi masyarakat desa dalam persiapan (termasuk pengorganisasian), perencanaan dan
pelaksanaan pilot proyek pengelolaan sumberdaya
pesisir desa secara berkelanjutan. Bentuk-bentuk kegiatan (pilot proyek) pengelolaan sumberdaya desa ditentukan dari hasil identifikasi partisipatif terhadap
isu-isu
pengelolaan sumberdaya desa lokal dan alternative pemecahannya.
1.4. Ruang Lingkup Dokumen Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2017 terdiri dari enam bab sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan,
terdiri
dari
latar
belakang,
maksud dan
tujuan,
arahan
perencanaaan dan pemanfaatan, serta ruang lingkup perencanaan. Bab 2 Gambaran Umum
Wilayah,
mengulas
tentang deskripsi umum desa (letak
geografis dan administrasi, topografi dan penggunaan lahan, dan kondisi sosial- ekonomi), dampak perubahan iklim yang dirasakan, serta permasalahan yang ada. Bab 3 Metode Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2017, yang menjelaskan mengenai kerangka perencanaan yang disusun, pendekatan yang digunakan, unit analisis, serta alur proses penyusunannya. Bab 4 Keterkaitan dengan Rencana Lain, mengurai tentang hubungan antara Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2017 dengan RPJM Kabupaten Lebak. Bab 5 Rencana Pengembangan Desa Cibareno, menjelaskan fokus perencanaan, spirit nilai yang dijadikan dasar dalam perencanaan, serta rencana pengembangan itu sendiri yang terdiri lima rencana program, yaitu rencana program bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, serta bina siaga bencana dan adaptasi perubahan iklim. Bab VI Pemantauan dan Evaluasi, membahas tentang konsep, definisi dan rantai proses pemantauan dan evaluasi, serta pengukuran kinerja.
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. Deskripsi Umum 2.1.1. Letak Geografis dan Administratif Desa Cibareno merupakan salah satu dari 8 desa yang ada di Kecamatan Cilograng. Menurut sejarahnya Desa Cibareno diambil dari nama sebuah sungai yaitu Sungai Cibareno yang menjadi batas alam dengan desa lainnya (Desa Pasir Baru Kecamatan Cisolok Kab Sukabumi). Secara Historis, dahulu Desa Cibareno berada dalam wilayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. Seiring dengan perkembangan pembangunan, serta untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, pada tahun 2004 terjadi pemekaran wilayah kecamatan. Kecamatan Bayah dipekar menjadi 2 kecamatan yaitu : Kecamatan Bayah (induk) dan Kecamatan Cilograng (pemekaran). Desa Cibareno masuk ke dalam wilayah Kecamtan Cilograng bersama 8 desa lainnya. Pada tahun 2006 terjadi lagi pemekaran wilayah desa yang didasari untuk pemeratanan pembangunan dan pendekatan pelayanan kepada masyaraka. Desa Cibareno dipekar menjadi 2 desa yaitu : Desa Cibareno (induk) dan Desa Cireundeu (pemekaran). Desa Cibareno memiliki luas wilayah 608.1 Ha, dengan batas sebagai berikut : Sebelah Timur
: Desa Pasir Baru Kec.Cisolok Kab.Sukabumi – Jawa Barat
Sebelah Barat
: Desa Cireundeu
Sebelah Utara
: Desa Pasir Bungur
Sebelah selatan
: Samudra Indonesia
Sejak terbentuknya, Desa Cibareno terdiri dari 4 (empat ) RW yaitu RW I, II, III, IV. Desa Cibareno dipimpin oleh Kepala Desa yang saat ini dipimpin oleh bapak Dulmuin
Lokasi Kegitan
Gambar 2.1 Peta Administrasi Desa Cibareno
PDPT
B. KONDISI UMUM DESA 1. Potensi Sumber Daya Alam ( SDA ), Potensi Umum Luas Desa Cibareno 608.1 Ha. Terdiri dari : Tanah kering Perkebunan Pemukiman
: ha : ha : ha
Tanah Perkebunan : Tanah Perkebunan Rakyat Tanah Perkebunan Negara Tanah Perkebunan Swasta
: ha : ha : ha
Tanah fasilitas umum : Kas Desa Perkantoran Pemerintah Kantor Desa & Poskesdes Pustu Perumahan PU Sekolah Dasar Lapangan Tanah bengkok /Pecatu Kepala Desa Sekertaris Desa Kaur Pembantu Kaur Kadus Pekasih
: : : : : : : : : : : : : :
M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2 M2
2. Tipologi Desa : Desa Pantai Desa pegunungan Desa Perkotaan Desa Perbatasan Dengan Kabupaten Lain
: ( ya / tidak ) : ( ya / tidak ) : ( ya / tidak ) : ( ya / tidak)
Batas wilayah Cibareno Cibareno sebagai berikut : Sebelah Timur
: Desa Pasir Baru Kec.Cisolok Kab.Sukabumi – Jawa Barat
Sebelah Barat
: Desa Cireundeu
Sebelah Utara
: Desa Pasir Bungur
Sebelah selatan
: Samudra Indonesia
3. Orbitasi : Jarak ke Ibu Kota Provinsi arak ke Ibu Kota Kabupaten Jarak ke Ibu Kota kecamatan
: Km : Km : Km
4. Iklim : Curah hujan Suhu rata – rata tinggi tempat Bentang wilayah
: 75 Mm/Th : 0,8 C : 7 Mdl : Dataran Tinggi
2. Potensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) : A. Jumlah Penduduk : Jumlah Total : 2.056 Orang Jumlah laki – laki : 1.062 Orang Jumlah Perempuan : 994 Orang Jumlah KK : Jumlah Penduduk Miskin : Sumber : Data Profil Desa Cibareno Kec. CilograngJuni tahun 2010 B. Pendidikan : MI
: 104 orang
SD
: 125 orang
SMP
: 106 orang
Tamat Sekolah Dasar
: 641 orang
Tamat SLTP
: 144 orang
Tamat SLTA
: 90 orang
Tamat Perguruan Tinggi
: 28 orang
C. Mata Pencaharian Pokok : Petani
: 379 orang
Buruh Tani
: 300 orang
Nelayan
: 52 orang
PNS
: 12 orang
Karyawan Swasta
: 6 orang
Pedagang
: 76 orang
Wirausaha
: 115 orang
Pensiunan
: 3 orang
Tukang
: 7 orang
Peternakan
: 2 orang
D. Agama Islam
: Orang
Kristen
:
Hindu
:
Budha
:
E. Etnis Sunda
:
Jawa
:
Tionghoa
:
3. POTENSI KELEMBAGAAN A. Lembaga Pemerintahan Desa : Jumlah Aparat Desa
: Orang
Pendidikan Kepala Desa
: S1
Pendidikan Sekretaris Desa
: SLTA
B. Lembaga Pendidikan : Jumlah TK / PAUD
: 2 unit
Jumlah SD / sederajat
: 3 unit
Jumlah SMP / Sederajat
:
C.
Kelembagaan Keamanan :
Jumlah Pos Kamling
:3
Jumlah Hansip / LINMAS
: 10 Orang
D. Jenis Sarana dan Pr
unit
Tabel 2.1 Jenis Sarana dan Prasarana No
Jenis Sarana
Jumlah
Keterangan
1
Kantor Desa
1 Unit
2
Poskesdes
1 Unit
3
Lapang Sepak Bola
1 Unit
4
Gedung Serba Guna
1 Unit
P2SPP
5
TPQ
3 Unit
PNPM
6
MCK Umum
2 Unit
SLBM
7
Pos Kamling
4 Unit
8
Jln Setapak (rabat beton)
1.150 m
PNPM
9
Jalan Desa (aspal)
1.500 m
APBD II
10
Jalan Setapak
2.480 m
P2IP
4.1 Geografis 4.2. Letak dan Luas Wilayah Desa Cibareno merupakan salah satu Desa di Wilayah Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak Provinsi Banten,. Desa Cibareno mempunyai luas wilayah seluas 608.1 Hektar. 4.3. Iklim Iklim Desa Cibareno, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai Iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Cibareno Kecamatan Cilograng.
5. Keadaan sosial Ekonomi Penduduk 5.1. Jumlah Penduduk Desa Cibareno mempunyai Jumlah Penduduk 2.056 Jiwa, yang tersebar dalam 4 RW dengan Perincian sebagaimana tabel : TABEL 2.2 JUMLAH PENDUDUK No
Jenis Kelamin
1
Laki - laki
2
Perempuan
Jumlah
Jumlah
Frosentase (%)
1.062
51,65 %
994
48,35 %
2.056
100
%
5.2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masayarakat Desa Cibareno adalah sebagai berikut : TABEL 2.3 TINGKAT PENDIDIKAN Prosentase dari No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Total Jumlah Penduduk
1
Tamat Sekolah Dasar
641
31,2 %
2
Tamat SLTP
144
7,0 %
3
Tamat SLTA
90
4,4 %
4
Tamat Perguruan Tinggi /
28
1,4 %
Akademi
Jumlah
903
44 %
5.3. Mata Pencaharian Desa Cibareno berdasarkan fakta geografis merupakan Desa Pertanian (agraris) .Mata pencaharian penduduk desa Cibareno selengkapnya sebagai berikut ; TABEL 2.4
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Prosentase dari Total Jumlah Penduduk
1
Petani
379
18,45 %
2
Buruh Tani
300
14,60 %
3
Nelayan
52
2,53 %
4
PNS
12
0,58 %
5
Karyawan Swasta
6
0,29 %
6
Pedagang
76
3,70 %
7
Wirausaha
115
5,59 %
8
Pensiunan
3
0,14 %
9
Tukang
7
3,34 %
10
Peternakan
2
0,09 %
952
49,31 %
Jumlah
5.4. Pola Penggunaan Tanah Penggunaan Tanah di Desa Cibareno sebagian besar diperuntukan untuk Tanah Pertanian Sawah sedangkan sisanya untuk Tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitasfasilitas lainnya. 6. STRUKTUR ORGANISASI Desa Cibareno menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola Minimal, selengkapnya sebagai berikut :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Desa Cibareno STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA CIBARENO
KEPALA DESA
BPD
SEKRETARIS DESA
UPTL
KAUR UMUM
RW 01
RW 02
KAUR PEM
RW 03
Sumber : Monografi Desa Cibareno Kec.Cilograng, tahun 2008
KAUR KESRA
RW 04
BAB II PROFIL DESA
2.1. Kondisi Desa 2.1.1. Sejarah Desa Desa Cibareno merupaka desa induk, adapun nama Desa Cibareno diambil dari nama sebuah sungai yaitu Sungai Cibareno yang menjadi batas alam dengan desa lainnya (Desa Pasir Baru Kecamatan Cisolok Kab Sukabumi). Secara Historis, dahulu Desa Cibareno berada dalam wilayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. Secara historis Desa Cibareno dari masa ke masa dipimpin oleh Kepala Desa (jaro) sebagaimana tercantum dalam tabel 1.
Tabel.1 Nama – Nama Kepala Desa Cibareno
No
Periode
Nama Kepala Desa
1
1920 – 1925
UHU
2
1925 - 1937
JAYA DARMA
3
1937 - 1940
H. SOMAD
4
1940 - 1945
JUHRI
5
1945 - 1949
H. SOBARI
6
1949 - 1967
H. DASUKI
7
1967 - 1978
DULHADI
Keterangan
8
1978 - 1998
SUMARJA
9
1998 - sekarang
DULMUIN, SH
Sumber : Sekretariat Desa Cibareno
Seiring dengan perkembangan pembangunan, serta untuk mendekatk10an pelayanan kepada masyarakat, pada tahun 2004 terjadi pemekaran wilayah kecamatan. Kecamatan bayah dipekar menjadi 2 kecamatan yaitu : Kecamatan Bayah (induk) dan Kecamatan Cilograng (pemekaran). Desa Cibareno masuk ke dalam wilayah Kecamtan Cilograng bersama 8 desa lainnya. Pada tahun 2006 terjadi lagi pemekaran wilayah desa yang didasari untuk pemeratanan pembangunan dan pendekatan pelayanan kepada masyaraka. Desa Cibareno dipekar menjadi 2 desa yaitu : Desa Cibareno (induk) dan Desa Cireundeu (pemekaran). Secara geogafis Desa Cibareno memiliki luas wilayah 608.1 Ha dengan batas wilayah : sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pasir Bungur, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cireundeu, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasir Baru Kec.Cisolok Kab.Sukabumi – Jawa Barat. Dengan kata lain, Desa Cibareno adalah Desa Perbatasan yang merupakan Pintu Gerbang antara Provinsi Jawa Barat dan Banten di wilayah selatan. 2.1.2.Demografi Berdasarkan data administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk Desa Cibareno yang tercatat secara administrasi, jumlah total 2.056 jiwa.Denagn rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 1.062 jiwa, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah 994 jiwa. Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Cibareno Bardasarkan Jenis kelamin Tahun 2010
No 1
Jenis Kelamin Laki - laki
Jumlah 1.062
Frosentase (%) 51,65 %
2
Perempuan
994 Jumlah
48,35 %
2.056
100
%
Sumber : Data Profil Desa Cibareno Kec. CilograngJuni tahun 2010
Untuk lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Cibareno Kec. Cilograng dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitik beratkan kepada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang kependudukan Desa Cibareno yang lebih konprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Desa Cibareno berdasarkan pada usia dan jenis kelamin secara detail dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa Cibareno Berdasakan Struktur Usia Tahun 2010
No
Jelompok Usia
Jumlah
Prosentase (%)
1
0–4
219
10,67%
2
5–9
262
12,76%
3
10 – 14
141
6,87%
4
15 – 19
118
5,75%
5
20 – 24
194
9,45%
6
25 – 29
187
9,10%
7
30 – 34
179
8,72%
8
35 – 39
164
7,98%
9
40 – 44
154
7,49%
10
45 – 49
122
5,94%
11
50 – 54
103
5,01%
12
55 – 59
87
4,24%
13
60 – 64
69
3,36%
14
65 - 69
23
1,11%
15
70 - 74
19
0,92%
16
75 >
13
0,63%
2.054
100 %
Jumlah
Sumber : Data Profil Desa Cibareno Kec.CilograngJuni tahun 2010
Dari total jumlah penduduk Desa Cibareno ,yang dikatgorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia, yaitu penduduk berusia >60 tahun, merupakan jumlah yang paling banyak 6,02 %, dan usia 0 – 4 tahun 10,67 %.Penduduk usia produktif yaitu usia antara 15 – 54 tahun jumlahnya cukup tinggi, yaitu 1221 jiwa atau 59,44% dari total jumlah penduduk. 2.1.3
Kondidi Sosial Budaya Desa Prespektif budaya masayarakat di Desa Cibareno dipengaruhi oleh budaya jawa dan budaya Tatar Sunda (priangan) meskipun Desa Cibareno berada dalam wilayah Banten. Tradisi-tradisi budaya jawa dan sunda banyak berpengerahuh dalam ritual-ritual keagamaan ataupun ritual-ritual lainnya.Secara individual di dalam keluarga masyarakat Desa Cibareno, tradisi adat jawa dipadukan dengan ritual agama, masih tetap dipegang.Tradisi ini dilakukan selain sebagai kepercayaan yang masih diyakini sekaligus digunakan sebagai sarana untuk bersosialisasi dan berinteraksi dimasyarakat. Contoh nyata yang masih dapat dilihat sampai sata ini yaitu adanya acara kirim do`a (tahlilan) bagi orang yang meninggal dengan sebutan : sadugna, tiluna, tujuhna, matang puluh, dan natus. Tradisi adat sunda, juga masih digunakan dalam acara ritual lainya seperti dalam acara pernikahan.Acara “Lengseran” adalah acara yang dilakukan dalam penyambutan pengantin pria, selain itu ada juga juga acara “Nyawer”, yang kesemuanya ini adalah tradisi adat sunda yang masih hidup dan perlu dilestraikan. Kesenian Tradisional yang merupakan warisan budaya sudah tidak nampak lagi dalam masyarakat Desa Cibareno. Hal ini disebabkan kurangnya minat dari generasi muda
terhadap kesenian tradisional (daerah), serta tidak adanya perhatian dan pembinaan dari pihak Pemerintah dalam hal ini Dinas terkait .
2.1.3.1 Pendidikan Pendidikan adalah suatu hal yang penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak kecakapan, Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan. Dan pada giliranya dapat mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan membantu program pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan baru guna mengatasi penganguran. Dibawah ini tabel yang menunjukan tingkat rata – rata pendidikan warga Desa Cibareno. Tabel 4 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Cibareno Tahun 2010
Prosentase dari No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Total Jumlah Penduduk
1
Tamat Sekolah Dasar
641
31,2 %
2
Tamat SLTP
144
7,0 %
3
Tamat SLTA
90
4,4 %
4
Tamat Perguruan Tinggi /
28
1,4 %
Akademi Jumlah
903
44 %
Sumber : Data Profil Desa Cibareno Kec. CilograngJuni tahun 2010
Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh menunjukan bahwa penduduk Desa Cibareno memiliki tingkat pendidikan : pada tingkat pendidikan dasar 38,2 menengah 4,4 %, dan tingkat pendidikan tinggi1,4 %.
%, pendikan
Adapun sarana Pendidikan yang ada di Desa Cibareno, sebagaimana tercantum dalam tabel 5. Untuk pendidikan anak usia dini, di Desa Cibareno terdapat 1 (satu) buah TK.
Tabel 5 Sarana Pendidikan Formal
Jumlah No
Jenis Sekolah
Tenaga Pengajar
Siswa
PNS
Sukwan
1
MI
104
-
11
2
SD
125
5
6
3
SMP
106
1
12
335
6
29
Jumlah
Sumber : Data Profil Desa Cibareno Kec. CilograngJuni tahun 2010
Dari data di atas ditemukan fakta bahwa untuk dunia pendidikan di Desa Cibareno masih kekurangan tenaga pengajar (Guru) dengan status PNS, terutama untuk MI dan SMP.
2.1.3.2 A g a m a Dalam perspektif agama, penduduk Desa Cibareno 100% memeluk agama Islam.Secara kultural pegangan agama ini didapat dari hubungan kekeluargaan ataupun kekerabatan.Selain itu perkembangan agama berkembang berdasarkan turunan dari orang tua ke anak.Hal ini membuat agama Islam, adalah satu-satunya agama yang bekembang di Desa Cibareno.
Untuk melaksanakan kegiatan ibadah dan kegitan keagamaan lainnya, disemua lingkungan RW (Rukun Warga) memliki tempat ibah yaitu mesjid jamie, dan mushola yang ada hampir di semua lingkungan RT (Rukun Tetangga). Adapun jumlah tempat ibadah yang ada di Desa Cibareno tercantum dalam tabel 6.
Tabel.6 Sarana Ibadah Desa Cibareno
No
Tempat Ibadah
Jumlah
1
Mesjid
6
2
Mushola
10
3
Majlis Ta`lim
8
Keterangan
Sumber : Data Profil Desa Cibareno Kec. CilograngJuni tahun 2010
Selain pendikan formal, untuk meningkaTKan pendidikan dalam bidang agama khususnya pendidikan agama islam di Desa Cibareno terdapat 2 buah MDA dan 1 buah Pondok Pesantren, sebagaimana tercantum dalam tabel 7-8
Tabel 7 Sarana Pendidkan Non Formal
No
Nama MDA
Jumlah
Tenaga Pengajar
Siswa 1
MDA Imadul Islam
80
3
2
MDA Darunidzom
92
3
172
6
Jumlah
Sumber : Data Profil Desa CibarenoTahun 2010
Tabel.8 Sarana Pendidikan Khusus
No 1
Nama Ponpes
Jumlah Santri
Tenaga Pengajar
45
2
45
2
Ponpes Darunidzom Jumlah
Sumber : Data Profil Desa CibarenoTahun 2010
Dalam kenyatan dilapangan, dari 2 lembaga pendidikan tersebut di atas semua tenaga pengajar adalah para Ustadz yang memilki pengetahuan dalam bidang agama, yang secara ikhlas dan tulus mendidik anak-anak didiknya.Untuk itu kiranya tenaga-tenaga pengajar yang ada di 2 (dua) lembaga tersebut perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah.
2.1.4
Kondisi Ekonomi Desa Penigkatan
perekonomian
yang
berbasis
kerakyatan merupakan
program
pemerintah yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam meningkaTKan pendapatan ekonomi keluarga.Secara umum perekonomian Desa Cibareno didukung oleh kegiatan usaha masyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian dan usaha Kelautan.Sektor perdagangan, wirausaha, petrnakan dan jasa juga memberikan sumbangan yang cukup bagi perekonomian Desa Cibareno. Secara umum mata pencaharian waga Desa Cibareno dapat teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : petani, buruh tani, PNS, karyawan swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, tukang, dan peternakan. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Prosentase dari Total Jumlah Penduduk
1
Petani
379
18,45 %
2
Buruh Tani
300
14,60 %
3
Nelayan
52
2,53 %
4
PNS
12
0,58 %
5
Karyawan Swasta
6
0,29 %
6
Pedagang
76
3,70 %
7
Wirausaha
115
5,59 %
8
Pensiunan
3
0,14 %
9
Tukang
7
3,34 %
10
Peternakan
2
0,09 %
952
49,31 %
Jumlah
Sumber : Data Profil Desa CibarenoTahun 2010
Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi, di Desa Cibareno jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharaian ada 49,31%. Dari jumlah tersebut, 33,05 % kehidupannya begantung pada sektor pertanian, dan 2,53.% dari sektor Nelayan. Dari dua sektor inilah penopang yang paling dominan dalam perekonomian di Desa Cibareno.
2.2.
Kondisi Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Cibareno adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa Cibareno dan Badan Permusyawaratan Desa Cibareno dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa Cibareno berdasarkan asal-usul dan adat istiadat. Tugas dan Fungsi Pemerintahan Desa Yaitu : 1.
Memimpin Penyelenggaran pemerintah desa
2.
Membina kehidupan masyarakat desa
3.
Membina perekonomian desa
4.
Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
5.
Mendamaikan perselisihan Masyarakat desa
6.
Mewakili desanya dalam dan diluar pengadilan
7.
Mengajukan rancangan peraturan desa, dan bersama BPD menetapkan Peraturan Desa
8.
Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa
9.
Melaksanakan pendataan penduduk untuk kepentingan nasional
10. Menggerakan partisipasi masyarakat desa 2.2.1
Pembagian Wilayah Desa. Desa Cibareno yang memiliki luas wilayah 407.16 Ha terbagi dalam 4 (empat) wilayah RW (Rukun Warga)/ Kemandoran dan terdiri dari 16 (enam belas) RT (Rukun Tetangga). Pembagian wilayah Desa Cibareno sebagiman tercantum dalam tabel 10.
Tabel 10 Pembagian Wilayah Desa Cibareno
No
Nama Wilayah RW
Jumlah RT
1
RW 01 Bantarkalapa
4
2
RW 02 Pasir Jambu
6
3
RW 03 Batununggul
4
4
RW 04 Cironyok
2 Jumlah
16
Sumber : Data Profil Desa Cibare
2.2.2
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Kemandoran / RW sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Cibareno memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut.Terutama berkaitan hubungannya dengan pemerintahan pada level diatasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA CIBARENO
KEPALA DESA
BPD
SEKRETARIS DESA
UPTL
KAUR UMUM
RW 01
RW 02
KAUR PEM
RW 03
Sumber : Monografi Desa Cibareno Kec.Cilograng, tahun 2008
KAUR KESRA
RW 04
Tabel 11 Nama Pejabat Pemerintah Desa Cibareno
No
Nama
Jabatan
1
Dulmuin, SH
Kepala Desa
2
Yayan Dulmajid
Sekretaris Desa
3
Ujuh
Kaur Pemerintahan
4
Dulmanap
Kaur Keuangan
5
Komar
Kaur Pembanunan dan Kesra Sumber : Monografi Desa Cibareno Kec.Cilograng, tahun 2008
Tabel 12 Nama- Nama Badan Permusyawaratan Desa Cibareno
No
Nama
Jabatan
1
Karnali HS, SST
Ketua
2
Asmaudin
Wakil Ketua
3
Ma`mur
Sekretaris
4
Agus Hermawan, S.Pd
Anggota
5
Siti Rohmah, S.Pd
Anggota
6
Ujang Suntana
Anggota
7
Edeh Heriyani
Anggota Sumber : Monografi Desa Cibareno Kec.Cilograng, tahun 2008
Tabel 13 Nama – Nama UPTL Desa Cibareno
No
Nama
Jabatan
1
Endang Rahmat
Pelaksana Pertanian
2
Dadin
Pelaksana Pengairan
3
Aman
Pelaksana Keagamaan
4
Endin
Pelaksana Keamanan (Poldes)
5
Ujang Saepuloh
Pelaksana Kebersihan
6
Hendi SR
Pelaksana Lesehatan
7
Pudin
Pelaksana Pungutan
8
Oji
Pelaksana Kepemudaan & Olah Raga Sumber : Monografi Desa Cibareno Kec.Cilograng, tahun 2008
Tabel 14 Nama – Nama Ketua RW Desa Cibareno
No
Nama
Jabatan
1
Ma`mur
Ketua RW 01 Bantarkalapa
2
Subarni Setiawan
Ketua RW 02 Pasir Jambu
3
Komarudin
Ketua RW 03 Batununggul
4
Ojak
Ketua RW 04 Cironyok Sumber : Monografi Desa Cibareno Kec.Cilograng, tahun 2008
Secara umum pelayanan pemerintah Desa Cibareno kepada masyarakat cukup baik. Hal ini dapat dirasakan oleh masyarak terutama dalam pelayanan pembuatan surat pengantar yang bersifat urgen.
C. Pengelolaan Keuangan Desa Atau Penganggaran Keuangan Desa Pengelolaan Keuangan desa mengacu pada peraturan menteri dalam negeri nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa yaitu : Sumber pendapatan Desa, sistem Pengelolaan Desa, dan Penggunaan Keuangan Desa. 5.6 Dampak Perubahan Iklim di Desa Cibareno Perubahan iklim yang terjadi telah dirasakan di berbagai belahan dunia. Hal ini dapat dirasakan dari pergantian musim yang terjadi. Saat ini pergantian musim telah mengalami perubahan waktu, dan hampir sulit untuk diprediksikan. Sebagai contoh adalah musim kemarau yang panjang, musim dingin yang lebih panjang dari biasanya maupun sebaliknya dan pergantian musim lainnya. Untuk di Indonesia perubahan iklim ditandai dengan pergeseran musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau yang lebih panjang dari waktu normalnya dapat berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian dan mempengaruhi ketersediaan pangan. Sebagaimana diketahui, bahwa sebagian besar lahan pertanian di Indonesia merupakan lahan pertanian yang menggantungkan kebutuhan airnya pada air hujan. Jika hujan tak datang tepat waktu, maka akan mempengaruhi produktivitas tanaman pertanian yang mana sangat membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Demikian juga sebaliknya, jika musim penghujan lebih panjang dari biasanya maka akan mempengaruhi sektor yang lain dan bahkan bisa mengakibatkan terjadinya bencana, seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. Kondisi yang terjadi ketika musim penghujan itu datang akan mempengaruhi pola tanam yang ada didesa Cibareno. Wilayah pesisir ditinjau dari berbagai macam peruntukannya merupakan wilayah yang sangat produktif. Wilayah ini merupakan tempat menumpuknya berbagai bahan akibat aktifitas manusia. Wilayah pesisir perlu kiranya untuk dikelola secara optimal karena beberapa hal : 1. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang mempunyai daya dukung yang sangat tinggi, akibatnya wilayah ini merupakan tempat terkonsentrasinya berbagai kegiatan manusia.
2. Akibat aktifitas manusia yang tinggi di wilayah ini dan akibat posisi geografisnya, maka wilayah pesisir rentan terhadap kerusakan lingkungan. 3. Kerusakan wilayah pesisir tersebut selanjutnya akan berpengaruh besar khususnya terhadap penurunan ekonomi masyarakat nelayan serta kerusakan lingkungan pesisir berdampak terhadap wilayah lainnya. Tingginya
perhatian terhadap perlindungan wilayah pesisir yang diimlementasikan
secara langsung pada wilayah pesisir belum membuahkan hasil secara optimal baik dampak terhadap peningkatan kualitas lingkungan pesisir maupun
perbaikan kondisi ekonomi
masyarakat. Hal tersebut secara umum disebabkan oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor perencanaannya dan faktor imlementasinya perecanaan. Lemahnya perencanaan terlihat mulai dari proses penyusunan perencanaan, rencana lokasi, identifikasi lokasi dan sasaran perencanaan, rencana penerapan metodologi dan sebagainya, sedangkan faktor imlementasi lebih disebabkan oleh tidak konsistennya tahapan imlementasi dengan perencanaan. Wilayah pesisir juga merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Perubahan iklim telah mengakibatkan kenaikan paras muka air laut. Kenaikan muka air laut ini mengakibatkan terkikisnya wilayah pesisir melalui abrasi dan semakin menggerus wilayah daratan. Hal ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, karena banyak lahan-lahan produktif yang hilang, pemukiman yang tergenang banjir rob dan bahkan ada pemukiman yang tenggelam. Berdasarkan hasil indentifikasi, dampak yang dirasakan masyarakat Desa Cibareno antara lain : Sering terjadi pasang tinggi yang lebih lama dari biasanya pada bulan purnama Pendangkalan muara sungai sebagai akibat tingginya tingkat sedimentasi, sehingga menyulitkan masyarakat untuk memperoleh air bersih. Lokasi penangkapan ikan yang semakin jauh karena semakin berkurangnya hasil tangkapan di daerah tangkapan sebelumnya. Musim gelombang kuat (musim barat) terasa lebih lama dari biasanya, sehingga menyulitkan nelayan untuk kembali melaut.
5.7 Permasalahan Beranjak dari ilustrasi di atas,maka beberapa permasalahan yang akan dijawab dari Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 - 2016, yakni: a. Apa saja kebutuhan dan keinginan warga terkait dengan pembangunan desa pesisir tangguh? b. Apa saja bentuk program yang dianggap strategis oleh warga untuk mewujudkan pembangunan desa pesisir tangguh? c. Apa saja indikator pencapaian keberhasilan dari program yang dibutuhkan oleh warga? 5.8 Potensi a. Bina Siaga Bencana : sarana dan prasarana dan lokasi tersedia serta material local untuk menunjang pembuatan sarana prasarana yang akan dibangun. b. Bina Sumberdaya : material local misalnya batu, pasir dan tenaga kerja oleh masyarakat dan sumberdaya manusia di desa juga tersedia
dalam memenuhi
kebutuhan kegiatan di desa c. Bina Lingkungan dan Infrastruktur : luasnya lahan pertanian dan lahan perkebunan, material local dan tenaga kerja serta system gotong royong. d. Bina Usaha : adanya dana PNPM-MP dan kelompok usaha di desa.
BAB 3 METODE PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA CIBARENO 2013 - 2017
3.1. Kerangka Perencanaan Proses Penyusunan rencana pengembangan dibatasi dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pada tahun pertama, dilakukan pemetaan sosial dan infrastruktur, meliputi : analisis kebutuhan, analisis institusi, identifikasi modal sosial, identifikasi peran aktor, dan penilaian peran gender. Selanjutnya pada tahun kedua, dilakukan aksi di tingkat desa yang merujuk empat bina, yakni bina sumberdaya, bina usaha, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina siaga bencana.. Kemudian pada tahun ketiga, diharapkan terwujudnya rehabilitasi sumberdaya dan penguatan ekonomi masyarakat di Desa Cibareno. Tentunya semua ini bertujuan untuk mewujudkan Desa Cibareno yang dalam hal ekonomi sesuai dengan amanat RPJMDes Desa Cibareno.
“ Mewujudkan Desa Cibarenoyang maju,mandiri dan sejahtera yang dilandasi dengan iman dan taqwa”. Visi tersebut mengandung arti secara Umum sebagai berikut : Maju : Cibareno ingin menjadikan desa yang terdepan dalam pembangunan sarana prasaran, pendidikan, ekonomi, pertanian, kelautan dan pariwisata. Mandiri : Cibareno ingin menjadikan desa yang bisa dan mampu menggali potesi dan memecahkan masalah dengan berbekal kemampuan sendiri. Sejahtera : Cibareno ingin mewujudkan masyarakatnya berkehidupan yang sejahtera, adil dan makmur Iman dan Taqwa: Adalah sebuah landasan bagi seluruh warga masyarakat desa Cibareno dalam setiap tindakan dan perbuatan.
MISI Selain Penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi untuk memudahkan didalam pelaksanaan program. Sebagaimana penyusunan Visi, misi pun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi serta kebutuhan masyarakat Desa Cibareno, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Cibareno adalah : 1. Membangun dan menata sarana dan prasarana lingkungan. 2. Membangun dan mendorong terselengaranya pendidikan yang menghasilkan insan intelektual yang berkualitas dan berahlak mulia. 3. Membangun dan mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat dan sejahtera. 4. Membangun dan mendorong terjalinnya kerukunan hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara. 5. Membangun
dan
mendorong
terciptanya
usaha-usaha
sektor
pertanian,
perkebunan,kelautan dan pariwisata. Gambaran kelanjutan pelaksanaan kegiatan di tingkat desa melalui proses kegiatan yang telah dilakukan pada periode sebelumnya adalah sebagimana disajikan dalam gambar ber
Inisiasi Program
Pengumpulan data dan informasi desa
Kajian/analisis Data dan Informasi
Penyusunan Rencana Desa Pesisir Tangguh
Inisiasi Program Program Pengembangan Inisiasi ProgramDesa Pesisir Tangguh (PDPT). Tujuan : 1. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana perubahan iklim di desa pesisir dan pulau-pulau kecil 2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup di desa pesisir dan pulau-pulau kecil 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan secara partisipatif didesa pesisir dan pulau-pulau kecil 4. Memfasilitasi kegiatan pembangunan dan atau pengembangan sarana dan atau prasarana sosial ekonomi didesa pesisir dan pulau-pulau kecil Strategi :
Inisiasi Program 1. Survey dan Inisiasi Program pendataan desa (profil Desa) 2. Identifikasi Masalah 3. Peningkatan Kapasitas masyarakat Desa 4. Identifikasi kebutuhan
Inisiasi Program 1. Survey dan Inisiasi Program pendataan desa (profil Desa) 2. Analisis Masalah dan Potensi 3. Pelatihan pengelolaan ekonomi 4. Pengelompokan Data
Peningkatan Kapasitas Masyarat Desa
1. Pembentukan Tim Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh 2. Peningkatan kapasitas Masyarakat dan Pemdes 3. Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh
RPDPT Pengelolaan Sumber Daya Desa Penguatan Ekonomi
AKSI
Gambar 3.1. Kerangka Rencana Pengembangan Desa Cibareno, Kec. Cilograng, Kab. Lebak Dalam menjalankan roda aktivitas sebagaimana yang dimaksud di atas, maka dibutuhkan spirit dan institusi penggerak dalam bentuk group kerjasama (working group) melalui (focus group diskusi) bersama memiliki komitmen kuat untuk membangun desa peisisir yang tangguh.
3.2. Fokus Melalui fokus perencanaan meliputi empat aspek bina program, yakni bina siaga bencana, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur serta bina usaha. Keempat aspek ini merupakan cerminan dari aktivitas yang dijalankan oleh desa Cibareno untuk menuju ketangguhan dan kesejahteraan desa pesisir. Adapun uraian ke empat bina yang dimaksud dapat dilihat pada
Tabel 3.1
Uraian Empat Bina Program sebagai Fokus Perencanaan Desa Cibareno No
Bina Program
Uraian • Meningkatkan kapasitas organisasi dan kelompok, baik formal maupun informal • Meningkatkan pengetahuan mengenai dampak bencana • Mengurangi dampak negatif yang di akibatkan oleh bencana • Meningkatkan kedisiplinan terhadap kepedulian menjaga kebersihan lingkungan • Meningkatkan budaya partisipasi masyarakat • Menyusun rencana aksi desa pengurangan risiko bencana, mengadakan penyadaran masyarakat, gladi yang reguler, latihan tanggap darurat, akses data
Bina Siaga 1 Bencana
dan informasi bencana, dan aktivitas lain terkait • Membangun sarana dan prasarana penanggulangan bencana (jalur evakuasi , shelter , struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, cadangan strategis desa, dan lain-lain • Melakukan usaha-usaha pengurangan risiko bencana, perencanaan tanggap darurat dan rehabilitasi pada tingkat masyarakat. • Memperkuat kearifan lokal dalam antisipasi bencana dan cara penanggulangan bencana. • Meningkatkan kapasitas masyakat terhadap bencana • Adanya kelompok peduli bencana desa
• Memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya • Rutinitas hak ulayat dan hak masyarakat lokal • Menerapkan prinsip partisipasi masyarakat lokal
2
Bina Sumberdaya
• Menerapkan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli (indegenous technology) • Merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya • Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan • Membangun infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, sanitasi)
Lingkungan dan 3
• Meningkatkan perencanaan dan pembangunan secara
Infrastruktur
spasial di pesisir •
Melakukan
rehabilitasi
vegetasi
pantai
dan
mengendalikan pencemaran • Meningkatkan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi • Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar, dan informasi
4
pembangunan
Usaha
• Membangun kemitraan dengan pelaku usaha •
Membangun
sistem
insentif
administrasi
serta
pendanaan formal dan informal • Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui cara mengelola SDA berbasis lokal
3.3 Pendekatan Melalui proses penyusunan
Rencana Pengembangan Desa
Cibareno
ini
menggunakan pendekatan pembangunan berbasis komunitas yang memaksimalkan partisipasi masyarakat dan bertumpu pada sumberdaya lokal yang dimiliki masyarakat Desa Cibareno. Namun demikian, penyusunan
rencana pengembangan
ini juga melibatkan pemangku
kepentingan lainnya, seperti: perguruan tinggi, praktisi, dan birokrasi.
Adapun maksud
dilibatkannya pemangku kepentingan tersebut adalah untuk melengkapi kekurangan pendekatan yang telah disusun sebelumnya. Untuk itu, beberapa hal yang dilakukan dalam pendekatan penyusunan rencana pengembangan ini, sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi sistem nilai sebagai spirit penggerak pembangunan di Desa Cibareno; b. Melakukan need assessment warga di Desa Cibareno, meliputi: kebutuhan dan harapan, kelembagaan/institusi, dan modal sosial; c. Merumuskan bentuk program yang sesuai dengan kebutuhan warga di Desa Cibareno terkait dengan perubahan iklim, bencana alam, dan aktor yang akan melaksanakan program yang dimaksud; dan d. Menyusun roadmap pengembangan desa pesisir di Desa Cibareno. Kemudian, untuk melakukan rumusan poin-poin di atas, maka diperlukan beberapa pemahaman yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator
dan motivator ataupun
pendamping Desa. Melalui pemahaman yang dimaksud, sebagai berikut: a. Memahami target pencapaian yang diharapkan; b. Memahami tahapan kerja perencanaan partisipatif pengembangan desa pesisir, dalam hal ini Desa Cibareno; c. Memahami enam bina yang merupakan fokus pengembangan program d. Memahami dan menguasai prinsip-prinsip partisipatif dalam mendampingi proses assessment yang dilakukan kepada warga. 3.4. Analisis Perencanaan pengembangan desa pesisir Cibareno dibuat oleh keterwakilan warga yang berasal dari ragam latar belakang kelompok-kelompok sosial (social institution) yang terdapat di Cibareno. Umumnya, institusi sosial di desa ini dibagi ke dalam dua bagian, yakni: (1) institusi non-formal, terdiri dari: pengajian, arisan ibu-ibu PKK, Kelompok Nelayan, kelompok jumat bersih; dan (2) institusi formal, terdiri dari: Karang Taruna, Badan Permusyawaratan Desa, PKK, dan tenaga pendamping dan motivator.
3.5. Alur Proses Alur proses penyusunan
Rencana Pengembangan Desa
Cibareno
dimulai dari
identifikasi dan penyusunan indikator ketangguhan desa pesisir (PDPT). Penyusunan indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi eksisting Cibareno dari aspek sosial budaya, ekonomi, kelembagaan dan pemerintahan desa, infrastruktur, lingkungan, dan sumberdaya manusia.
Setelah dihasilkan indikator tersebut, kemudian dilakukan uji
kelayakan indikator ke beberapa lokasi di wilayah RW yang berdekatan dengan pesisir pantai, seperti: RW 1, RW 2, RW 3, dan RW 4. Uji kelayakan indikator ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana indikator yang disusun sudah sesuai dan mudah diterapkan di desa pesisir khususnya desa Cibareno. Hasil uji coba tersebut, kemudian didiskusikan kepada semua masyarakat
Cibareno
khususnya
pemerintah desa warga masyarakat. Selanjutnya indikator yang digunakan tersebut, dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penguatan kelembagaan sosial di desa pesisir Cibareno. Penguatan kelembagaan sosial di desa pesisir Cibareno. Penguatan kelembagaan sosial ini bertujuan, sebagai berikut: a. Mampu melakukan identifikasi kelembagaan sosial masyarakat untuk menentukan kelembagaan yang dapat dijadikan sebagai wadah pengorganisasian; b. Mampu mengidentifikasi dan mengenali modal sosial yang dimiliki warga sebagai modal dasar memperkuat kelembagaan yang dapat mengantisipasi sedini mungkin terjadinya bencana alam dan perubahan iklim; c. Membangun dan memperkuat kapasitas kelembagaan yang ada di warga agar mampu merespon secara cepat dan tanggap terhadap dampak perubahan iklim dan bencana alam. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan ini, berupa:
(1) teridentifikasi dan terbentuknya
kelembagaan sosial masyarakat sebagai wadah pengorganisasian untuk mengantisipasi perubahan iklim dan bencana alam; (2) terjadinya peningkatan kapasitas kelembagaan sosial di desa pesisir; dan (3) terjalinnya modal sosial sebagai upaya untuk memperkuat kelembagaan 3.5.1 Peningkatan Kapasitas Siaga Bencana
Dalam berbagai proses tersebut, desa Cibareno melalui kegiatan peningkatan kapasitas telah membentuk kelompok peduli bencana dilaksanakan didesa selama 3 hari, jumlah peserta 29 orang (Laki-laki dan Perempuan) dengan metode yang digunakan adalah pelatihan ini adalah pendidikan orang dewasa, ceramah, diskusi dan simulasi yang awalnya masyarakat yang dilibatkan segala unsur lembaga di desa maupun keterlibatan kelompok pemuda untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sehingga menghasilkan beberapa rekomendasi desa yaitu adanya kelompok masyarakat yang peduli terhadap bencana dengan nama kelompok peduli bencana desa
Cibareno yang nantinya akan di buatkan Surat
Keputusan (SK) untuk melegalkan kelompok yang dibentuk itu. Dari proses pelatihan yang dilakukan juga menghasilkan perencanaan melalui sketsa peta bencana yang memuat tentang wilayah-wilayah yang merupakan lokasi alternatif jalan evakuasi bencana dan fasilitas penunjang yang di petakan. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kesiapan desa secara dini dalam menghadapi bencana, berdasarkan rekomendasi dari 4 bina yang ada, kelompok peduli bencana ini mempunyai keterkaitan melalui bina siaga bencana, artinya desa sejak dini sudah membuat kesiapan dan harus tangguh ketika bencana itu datang walaupun bencana itu terkategori bencana kecil
dan tidak mengharapkan
datangnya
bencana, setidaknya desa sudah merasa mandiri untuk bisa melakukan tindakan antisipasi terjadinya bencana. Dari hasil kegiatan peningkatan kapasitas melalui pelatihan kebencanaan itu juga melahirkan beberapa rekomendasi selain dibentuknya kelompok peduli bencana desa Cibarenojuga membuat rencana kerja dan peran kelompok dan pemdes,BPD,karang taruna, PKK dan berbagai kelompok lain yang ada didesa Cibarenomelalui SOP (Standart Operasional Prosedurt).
Peningkatan Kapasita Siaga Bencana Kelompok Peduli Bencana (KPB)
Sketsa Desa Siaga Satuan Operasional Prosedur (SOP)
Skema : Kelompok Masyarakat Desa Siaga Bencana 3.5.2 Peningkatan Kapasitas Ekonomi Dalam proses pendampingan masyarakat (usaha ekonomi) melalui kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di desa yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendampingan peningkatan kapasitas dalam pengembangan usaha masyarakat dengan jumlah peserta 27 (laki-laki dan perempuan). Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
adanya
peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengembangan usaha ekonomi dan adanya dukungan modal kerja serta pendampingan pada unit-unit usaha ekonomi yang dikelola oleh masyarakat di desa Cibareno. Pendampingan difokuskan pada pengelolaan BUMdes dan kegiatan pengorganisasian, penguatan dan peningkatan kapasitas kelompok, pengelolaan usaha, produksi dan pemasaran dan menjalin kerjasama dengan pihak lain (kemitraan)
BAB 4 KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN Tingkatan (hierarki) pemerintahan merupakan salah satu pertimbangan dalam penyusunan RPJP Daerah. Sesuai dengan arahan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, diatur ketentuan mengenai RPJP Daerah Provinsi yang mengacu pada RPJP Nasional, RPJP Daerah Kabupaten/Kota mengacu pada RPJP Daerah Provinsi. Seperti yang di amanatkan dalam Undang-Undang No
27 Tahun 2007, Rencana
Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2016 merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RPJMD
Daerah Kabupaten
Lebak.
Dengan demikian diharapkan dapat terwujud
keselarasan dan konsistensi gerak langkah dan pencapaian pembangunan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota seperti yang tertera pada gambar 4.1 berikut.
Bina Sumberdya
Pembagian ke Dalam 4 Kelompok
Berdasarkan Kebutuhan
Proses Mekanisme Proses Mekanisme
Bina Siaga Bencana Bina Usaha
Bina Infrastruktur dan Lingkungan
Need assesmet Analisis Masalah
Desain Program
Harapan Keberlanjutan Gambar
Perencana an Waktu
Indikator
4.1 Alur keterkaitan rencana pengembangan desa Strategi Pencapaian
Perencana an Desa ( RPDPT)
Strategi Pencapaian suatu program terutama program pembangunan yang ada di desa tentunya tidak terlepas dari langkah – langkah dan kebijakan yang akan ditempuh oleh pemerintah baik itu pemerintah pusat daerah dan pemerintah desa.
Berdasarkan tujuan dan
sasaran – sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dengan mencermati issu –
issu
strategis pembangunan Desa Cibareno 5 (lima) tahun ke depan melalui program PDPT, untuk itu
Pemerintah Desa Cibareno
Kecamatan Cilograng
Kabupaten
Lebak
didalam
melaksanakan program – program pembangunan baik itu pembangunan bidang fisik maupun non fisik menerapkan beberapa strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan diantaranya : 1.
Melibatkan semua unsur jajaran pemerintahan desa dalam melaksanakan programprogram pembangunan di desa,
2. Melaksanakan pengintegrasian program yang ada di desa dengan program –program yang dilaksanakan oleh pihak lain baik yang bersumber dari dana APBN, APBD maupun pendanaan dari luar 3. Meningkatkan pengelolaan terhadap SDA melalui pengembangan ekonomi desa yang berbasis potensi lokal 4. Pemerataan Pembagunan di semua wilayah dusun berdasarkan kesepakatan musyawarah mufakat. 5. Menganalisa usulan program – program pembangunan sebelum dilaksanakan sehingga tidak terjadi tumpang tindih program 6. Melaksanakan Pembangunan sesuai dengan skala prioritas. 7. Meningkatkan kesadaran warga masyarakat untuk berswadaya dengan jalan melibatkan langsung warga setempat dalam hal pelaksanaan program pembangunan. 8. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan di wilayah pesisir pantai maupun pegunungan 9. Meningkatkan kapasitas unsur masyarakat dan pemerintah desa dalam kesiapsiagaan terhadap bencana alam 10. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan kelautan yang berkelanjutan.
BAB V. RENCANA PENGEMBANGAN DESA CIBARENO 5.1. Fokus Dalam fokus perencanaan meliputi 4 (lima) aspek bina program, yakni bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, serta bina siaga bencana dan perubahan iklim. Keempat aspek ini merupakan cerminan dari aktivitas yang dijalankan untuk menuju ketangguhan dan kesejahteraan desa pesisir. Adapun uraian dimaksud dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini
Tabel 5.1. Uraian 4 (empat) Bina Program sebagai Fokus Perencanaan Desa Cibareno.
No
Bina Program
Uraian • Meningkatkan kapasitas organisasi dan kelompok, baik formal maupun informal • Meningkatkan pengetahuan mengenai dampak bencana • Mengurangi dampak negatif yang di akibatkan oleh bencana • Meningkatkan kedisiplinan terhadap kepedulian menjaga kebersihan lingkungan • Meningkatkan budaya partisipasi masyarakat • Menyusun rencana aksi desa pengurangan risiko bencana, mengadakan penyadaran masyarakat, gladi
Bina Siaga
yang reguler, latihan tanggap darurat, akses data dan informasi bencana, dan aktivitas lain terkait
1 Bencana
• Membangun sarana dan prasarana penanggulangan bencana (jalur evakuasi , shelter , struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, cadangan strategis desa, dan lain-lain • Melakukan usaha-usaha pengurangan risiko bencana, perencanaan tanggap darurat dan rehabilitasi pada tingkat masyarakat. • Memperkuat kearifan lokal dalam antisipasi bencana dan cara penanggulangan bencana. • Meningkatkan kapasitas masyakat terhadap bencana • Adanya kelompok peduli bencana desa • Memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya • Rutinitas hak ulayat dan hak masyarakat lokal
2
Bina Sumberdaya
• Menerapkan prinsip partisipasi masyarakat lokal • Menerapkan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli (indegenous technology)
• Merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya • Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan • Membangun infrastruktur (jalan, listrik, air bersih, sanitasi)
Lingkungan dan 3
• Meningkatkan perencanaan dan pembangunan secara
Infrastruktur
spasial di pesisir •
Melakukan
rehabilitasi
vegetasi
pantai
dan
mengendalikan pencemaran • Meningkatkan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi • Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar, dan informasi
4
pembangunan
Usaha
• Membangun kemitraan dengan pelaku usaha •
Membangun
sistem
insentif
administrasi
serta
pendanaan formal dan informal • Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui cara mengelola SDA berbasis lokal
5.2 Spirit Perencanaan Dalam spirit perencanaan desa pesisir merupakan sistem nilai yang dijadikan sebagai panduan para pemangku kepentingan untuk menyelenggaran pembangunan desa pesisir yang tangguh. Spirit ini merupakan koridor yang mengarahkan para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan, yakni desa pesisir sejahtera dan tangguh terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Adapun basis nilai yang dimaksud, terdiri dari: kemandirian, keberlanjutan, keberdaulatan, dan kesejahteraan. Adapun makna dari spirit tersebut, sebagai berikut: 1. Kemandirian, adalah upaya warga agar tidak tergantung ide/gagasan yang tidak bersumber dari kebutuhan dan realitas yang dihadapi warga. Hal ini dimaksudkan agar tumbuhnya kreativitas menciptakan peluang dan menjalankan usaha yang sesuai dengan prinsip kebutuhan yang dirasakan oleh warga. Tentunya usaha yang dijalankan bersumber dari sumberdaya alam lokal. Selain itu, kemandirian dalam kaitannya dengan bencana alam dan perubahan iklim adalah upaya untuk menciptakan kesadaran mengantisipasi dan mencegah terjadinya bencana alam dan perubahan iklim; 2. Keberlanjutan, adalah sikap kemandirian warga yang terus konsisten untuk menjaga keberlanjutan memanfaatkan sumberdaya alam lokal untuk kegiatan usaha. Tentunya keberlanjutan ini terkait dengan dukungan dari institusi internal maupun eksternal. Selain itu, keberlanjutan dimaknai upaya untuk terus menerus menjaga lingkungan dan infrastruktur yang ada. Juga konsistensi dalam hal antisipasi dan pencegahan bencana dan perubahan iklim; 3. Keberdaulatan, adalah kemampuan warga untuk mencukupi kebutuhan hidup tanpa ketergantungan dari pihak luar untuk mengelola sendiri potensi sumberdaya yang dimliki, sehingga keberlanjutan usaha dapat terjaga untuk meningkatkan kekuatan ekonomi warga. Selain itu, keberdaulatan dalam hal lingkungan dan infrastruktur adalah kemampuan warga untuk terus menjaga lingkungannya sehingga terciptanya kesadaran penuh akan problem bencana alam dan perubahan iklim; danKeberdaulatan, adalah kemampuan warga untuk mencukupi kebutuhan hidup tanpa ketergantungan dari pihak luar untuk mengelola sendiri potensi sumberdaya yang dimliki, sehingga keberlanjutan usaha dapat terjaga untuk meningkatkan kekuatan ekonomi warga. Selain itu, keberdaulatan dalam hal lingkungan dan infrastruktur adalah kemampuan warga untuk terus menjaga lingkungannya sehingga terciptanya kesadaran penuh akan problem bencana alam dan perubahan iklim; dan
4. Kesejahteraan, adalah kemampuan warga untuk mencukupi kebutuhan baik secara psikologi maupun ekonomi.
Pihak luar diharapkan sebagai stimulan untuk mewujudkan
kesejahteraan yang dimiliki warga.
Berdasarkan kelima spirit di atas, jika dihubungkan dengan fokus perencanaan program di Desa Cibareno, maka teridentifikasi makna dan realitas, serta bentuk aktivitas yang menggambarkan irisan antar spirit dan fokus perencanaan program di Cibareno. Adapun matrik keterkaitan antara spirit dan fokus perencanaan program dapat di lihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Matriks Keterkaitan antara Spirit dan Fokus Perencanaan Program di Desa Cibareno. Bencana Spirit Usaha
Makna
Sumberdaya
Lingkungan dan Infrastruktur
Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
Kreatif
Sadar potensi • Sadar dan
Kesadaran untuk
menciptaka
sumberdaya,
mandiri menjaga
mengantisipasi
n peluang
shg perlu
dan membersihkan
dan
dan
reorientasi
lingkungan
mencegah
menjalanka
pengelolaan,
• Kemandirian
terjadinya
n usaha
pemanfaatan
memb.sarana&pras
bencana dan
dan lain-
arana desa
perubahan iklmi
Kem
lain
andir ian
Realitas
Sudah ada,
Optimalisasi
• Sudah ada, meski
Sudah ada
meski
keberadaan
masih terbatas
kesadaran warga
dukungan
sumberdaya
• Belum ditemukan
inter.&eks.
yang
keswadayaan memb
belum
masih kurang infrastruktur
optimal Aktivitas
• Akses
• Penyadaran
• Aksi bersih
• Membangun
pemasaran
melalui
• Keswadayaan
kesadaran warga
• Akses
advokasi
memb.
• Pembentukan
modal
• Pelatihan
infrastruktur
kelompok atau
• Penguatan produktif
kelembagaan
skill
peduli
warga/kel.us
bencana
aha • Pelatihan peningkatan kapasitas warga
Bencana Siaga Spirit Usaha
Sumberdaya
Lingkungan dan
Bencana dan
Infrastruktur
Perubahan Iklim
Makna Kebe rlanj utan
Keberlanjutan
Kemampuan
Upaya untuk
Kesadaran
dalam soal usaha
masyarakat
terus-
yang terus
yang telah
untuk terus-
menerus
berkelanjuta
digeluti.
menerus
menjaga
n dalam soal
Keberlanjutan
(sustainable)
lingkungan dan
antisipasi
terkait dukungan
dalam
infrastruktur
dan
dari institusi
memanfaatkan
yang ada.
pencegahan
internal dan
sumberdaya
bencana dan
eksternal soal
yang ada.
perubahan
modal hingga
iklim.
pemasaran.
Realitas
Keberlanjutan
• Ketersediaan
• Sudah ada
Terdapat
usaha khusus
tergantung
kesadaran
orang atau
untuk usaha yang
pada
untuk
kelompok
berisfat pribadi.
kondisi alam
menghargai
yang dapat
Namun tidak
(musim/cuaca). lingkungan
menggerakka
untuk usaha
•Ketergantung
• Beberapa
n dan
kelompok
an yang begitu
aktivitas
mengarahkan
besar terhadap
terkait dgn bina
laut serta
ini berjalan
potensi
dengan baik
sumberdaya pertanian dan perkebunan.
Aktivitas
• Membuka akses
Mengelola
•Mempertahanka
Penguatan
modal
peluang yang
n kesadaran
kapasitas
• Membuka akses
ada terkait
warga akan
warga terkait
pasar
sumberdaya
lingkungan
kesiapsiagaa
non laut
• Pembangunan
n
infrastruktur yang rusak Bencana Siaga Spirit Usaha
Sumberdaya
Lingkungan dan Infrastruktur
Bencana dan Perubaha n Iklim
Makna Keberdaulat an
Kemampuan
Kemampuan
Memiliki
Adanya
menjalankan
mengelola
kesadaran
kesadara
aktifitas usaha
sendiri
penuh terhadap
n
tanpa
potensi
ngkungan dan
penuh
lagimemiliki
sumberdaya
pembangunan
akan
ketergantunga
yang
nfrastruktur.
problem
n dari
dimiliki.
bencana
pihak luar.
dan perubaha n iklim
Realitas
Masih
Terbatas pada
• Minimnya
Sudah
tergantung
potensi
kemampuan
ada aksi
dengan
SDP (tangkap
membangun
untuk
kondisi
&
infstruktur
antisipasi
eksternal
pariwisata)
• Masih tergantung pada kondisi eksternal • Kesadaran akan lingkungan yang tinggi
Spirit
Aktivitas
Upaya
Memfasilitasi
Kesadaran
Sikap
penyadaran
masyarakat
dalam diri
ketanggu
dan
agar mampu
juga adanya
han
pendampingan mengelola
dukungan
mencega
masyarakat
dari
h
mampu berdiri sumberdaya
kelembagaan
terjadiny
di ataskakinya
yang
Desa
a
sendiri.
dimilikinya.
sendiripotensi
bencana dan perubaha n iklim.
Bncanancana Lingkungan dan
a
Infrastruktur
Usaha yang
Kemampua
Memiliki kesadaran
mampu
n mengelola penuh terhadap
mengantisipasi
memenuhi
sendiri
lingkungan dan
bencana
kebutuhan
potensi
pembangunan
dan perubahan
hidup
sumberdaya
infrastruktur.
iklim
Usaha
Kesej ahter aan
Makna
Siaga Bencana
Sumberday
dan Perubahan Iklim Kemampuan
yang
berimplikasi
dimiliki.
pada kesejahteraan.
Realitas
Menciptakan
Sumberday
Belum semua
Masih kurangnya
kesejahteraan
a laut
Masyarakat
peran kelompok
diperoleh
dikelola
memiliki kesadaran
pengelola peduli
dengan
sendiri oleh
penuh (kesadaran
bencana untuk
kemudahan
masyarakat
memiliki
mengambil peran
menciptakan
karena
lingkungan dan
dalam melakukan
peluang dan
mayoritas
infrastruktur
kegiatan peduli
memasarkan
penduduk
berusaha
bencana
produk.
memiliki
untuk menjaganya)
mata pencaharian sebagai nelayan dan perkebunan.
Aktivitas
Menciptakan
Paket
Mengorganisir
Kelembagaan
kesejahteraan
program
kesadaran dalam
yang
dan
pengelolaan
diri dan dukungan
mampu
menciptakan
diusahakan
kelembagaan Desa
mengorganisir
peluang dan
oleh
kesadaran
memasarkan
masyarakat.
melainkan
produk.
juga dukungan dari pihak-pihak luar (eksternal)
5.3. Perencanaan Pengembangan Desa Cibareno Melakukan perencanaan
pengembangan Desa
Cibareno
disusun berdasarkan
kebutuhan yang dirasakan warga dan fokus program (usaha, sumberdaya, lingkungan dan infrastruktur, dan kesiagaan bencana alam dan perubahan iklim) dalam kurung waktu 3 tahun. Atau dengan kata lain, bentuk program merupakan akumulasi kebutuhan dan harapan yang disesuaikan dengan fokus program pembangunan desa pesisir tangguh. Proses penyusunannya, keterlibatan wakil warga (melalui institusi lokal), dibagi ke dalam empat kelompok, yakni: kelompok bina usaha dan sumberdaya, kelompok bina lingkungan dan infrastruktur, dan kelompok siaga bencana dan perubahan iklim. Selanjutnya, masing-masing kelompok tersebut diidentifikasi kebutuhan dan harapannya sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan. Berdasarkan daftar kebutuhan dan harapan tersebut, kemudian disusun bentuk program yang mencerminkan konteks desa yang mana menggambarkan mekanisme, perencanaan waktu, dan indikator keberhasilan program yang telah tersusun. Dengan demikian perencanaan pengembangan Desa Cibareno, dibagi ke dalam empat bagian, meliputi: (1) perencanaan bina
Usaha; (2)
perencanaan bina sumberdaya; (3)
perencanaan bina program lingkungan dan infrastruktur; dan (4) perencanaan bina program siaga bencana dan perubahan iklim.
5.3.1 Perencanaan Program Bina Usaha Hasil
need assessment
yang dilakukan secara partisipatif terkait dengan perencanaan
program bina usaha, maka teridentifikasi empat daftar kebutuhan terkait dengan program bina usaha. Adapun kelima kebutuhan yang dimaksud, meliputi: Kebutuhan sarana usaha melalui waserda Kebutuhan pengadaan alat mengolah hasil laut; Kebutuhan sarana tempat usaha kelompok melalui café pesisir Kebutuhan pengadaan bibit terumbu karang di laut;
Kebutuhan untuk melakukan kerja bakti bersama merawat cemara laut, ketapang dan mangrove Kebutuhan untuk melakukan konsolidasi dan kordinasi antar kelembagaan desa; Kebutuhan modal untuk peralatan nelayan Kebutuhan pelatihan dan pemasaran hasil laut Kebutuhan akses terhadap pemodalan bagi kelompok waserda dan Kebutuhan fasilitas dan modal bagi lembaga ekonomi desa melalui BUMDES Beranjak dari daftar kebutuhan dan keinginan di atas, maka tersusunlah matrik bentuk matrik bentuk program bina usaha dalam bentuk perencanaan pengembangan Desa Cibareno berdasarkan
waktu
yang
telah
ditentukan.
Adapun
bentuk-bentuk
program
yangdirencanakan, terdiri dari: (1) bina usaha, antara lain: sosialisasi adanya usaha desa melalui waserda yang memasarkan peralatan nelayan dan saprodi petani berdasarkan kebutuhan masyarakat, , inventarisasi dan pengembangan produk lokal desa, dan pembukaan akses permodalan untuk warga desa; 5.3.2 Perencanaan Program Bina Lingkungan dan Infrastruktur Melalui hasil need assessment yang dilakukan secara partisipatif, teridentifikasi delapan daftar kebutuhan terkait dengan program bina lingkungan dan infrastruktur. Adapun kedelapan kebutuhan yang dimaksud, meliputi: Kebutuhan air bersih; Kebutuhan penghijauan lingkungan desa melalui penanaman pohon; Kebutuhan bak sampah umum dan rumah tangga; Kebutuhan papan slogan berupa himbauan kelestarian lingkungan Kebutuhan betonisasi jalan rabat desa; Kebutuhan pembuatan jamban keluarga Kebutuhan perlengkapan infrastruktur tempat ibadah. Kebutuhan penantaan lingkungan melalui pagar
Selanjutnya, hasil identifikasi daftar keinginan warga terkait dengan program bina lingkungan dan infrastruktur, meliputi: Adanya keinginan untuk mengurangi pemanasan global; Adanya keinginan lingkungan desa bersih, terjaga, indah, dan sehat; dan Adanya keinginan untuk memotivasi pemuda-pemudi desa agar berkelaluan positif. Beranjak dari daftar kebutuhan dan keinginan di atas, maka tersusunlah matrik bentuk matrik bentuk program lingkungan dan infrastruktur perencanaan pengembangan Desa Cibareno berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Adapun bentuk-bentuk program yang direncanan, antara lain: pengadaan bak sampah, penanaman pohon, penyediaan air bersih, dan perbaikan/betonisasi jalan rabat desa. Untuk waktu, aktor, mekanisme kegiatan, dan indikator pencapaiannya dapat dilihat pada Lampiran 2. 5.3.3 Perencanaan Program Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Dari sejumlah permasalahan yang merupakan potensi bencana di Cibareno, yaitu angin, dan naiknya air laut dan peluapan air sungai sehingga mengakibatkan banjir. Banjir merupakan permasalahan yang paling mencolok di Desa potensi bencana, karena tersumbatnya
banjir
di setiap
Cibareno. Tergolong sebagai
terjadinya musim penghujan
oleh sedimen-sedimen sehingga terjadi peluapan dan
menyebabkan
aliran parit-parit
pembuangan air ke rumah-rumah penduduk. Potensi bencana yang dapat ditimbulkan antara lain, (1) Bencana penyakit, akibat tergenangnya air di parit, (2) Bencana banjir, akibat tersumbatnya saluran-saluran air. Potensi bencana yang kedua adalah Angin. Angin kencang, dalam bentuk angin puting beliung, menjadi ancaman tersendiri yang dapat menyebabkan robohnya rumah-rumah penduduk, terutama warung-warung yang berada di pinggir pantai, tempat penduduk mencari penghasilan. Akibat perubahan iklim, yaitu ketidakteraturan pola angin di Cibareno juga menyebabkan bencana ekonomi yang sangat fatal, dimana para nelayan tidak dapat melaut akibat ancaman angin dan gelombang besar di lautan. Naiknya permukaan
air laut menyebabkan banjir
yang mencapai wilayah-wilayah
pemukiman penduduk. Perpaduan dari kenaikan permukaan air laut, peluapan air sungai
ketika hujan,angin yang menyebabkan gelombang besar, hingga sampah yang menyumbat saluran-saluran air, menyebabkan ancaman banjir yang sangat parah yang dapat membahayakan pemukiman penduduk Cibareno, fasilitas-fasilitas umum, serta usaha-usaha masyarakat. Dari beberapa persoalan/permasalahan di atas, maka dirumuskan beberapa kebutuhan masyarakat, meliputi: Normalisasi air sungai dengan menyediakan bronjong sebagai penahan ketika debit air yang cukup besar Penyediaan sarana pengangkut sampah, TPS, TPA beserta petugas-petugas pengangkut sampahnya. Sosialisasi dan penyadaran mengenai bahaya sampah dan pentingnya mencipatakan lingkungan yang bersih. Sarana informasi yang mencakup penyedian data prakiraan cuaca, kondisi angin dan gelombang, sehingga masyarakat dapat mengetahui sedini mungkin apabila bencana akan terjadi, dan persiapan menghadapi bencana dapat segera dilakukan. Bangunan pemecah gelombang. Penanaman mangrove,ketapang dan cemara laut. Adanya tenaga penanggulangan bencana beserta fasilitasnya. Adanya kelompok pengelola yang peduli terhadap bencana Adanya pemanfaatan sampah organik dan non-organik, pelatihan, dan penyediaan fasilitas pengolahan sampah, untuk mendukung upaya mengatasi permasalahan sampah di Desa Cibareno. Sebagai tindak lanjut dari kebutuhan yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa harapan yang diungkapkan oleh masyarakat, yaitu: Peluapan air sungai mengakibatkan tergenangnya air ketika dalam kondisi hujan yang berkepanjangan akan menimpa pemukiman warga dan dapat mengakibatkan berkeruhnya air bersih. Pengelolaan sampah terpadu meliputi sarana dan prasarana pengangkutan sampah, petugas yang bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah, sosialisasi kebersihan disertai pendampingan dan penyediaan fasilitas pengolahan sampah menjadi produk bernilai guna dan bernilai jual. Pegelolaan sampah terpadu juga meliputi pengawasan dan
evaluasi oleh masyarakat dan pemerintah secara frekunsif ke wilayah penerima program pengelolaan sampah terpadu. Pembangunan pemecah gelombang di wilayah-wilayah rentan gelombang besar, serta penanaman mangrove, ketapang dan cemara laut. Adanya pos siaga bencana yang berfungsi sebagai berikut: (1) Menyediakan informasi data prakiraan cuaca, kondisi angin dan gelombang, (2) Sebagai base camp kelompok pemuda siaga bencana, (3) Pusat informasi dan pelatihan tanggap bencana, (4) Pusat peringatan dini terjadinya bencana, dan (5) Shelter pengungsian bagi penduduk yang terkena bencana. Merujuk
dari kebutuhan dan harapan di atas, maka program
normalisasi sungai
dan
pengelolaan sampah terpadu, pembangunan pemecah gelombang serta penanaman mangrove diharapkan dapat terakomodir di kelompok bina lingkungan dan infrastruktur. Sedangkan pada bina siaga bencana, program yang diharapkan dapat terealisasi adalah Pos Siaga Bencana dan Kelompok Pemuda Siaga Bencana. Adapun rincian dan indikator program bina siaga bencana dan perubahan iklim dapat dilihat pada Lampiran .
BAB 6 PEMANTAUAN DAN EVALUASI
6.1. Konsep dan Definisi Pemantauan dan Evaluasi Monitoring (bahasa Indonesia: pemantauan) adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar
tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang
status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan
berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan. lainnya
Sedangkan kata
Monitoring
adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif
program./ Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan, sedangkan evaluasi adalah memposisikan data-data tersebut agar dapat digunakan dan diharapkan memberikan nilai tambah. Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu Monitoring dan Evaluasi harus berjalan seiring, seperti contohnya pada sebuah program monitoring, tidak boleh dirancang tanpa diketahui bagaimana data dan informasi akan dievaluasi dan tepat guna, sebab ketidakmampuan dalam
mengumpulkan dan menyimpan data yang akan
digunakan. Monitoring adalah kegiatan yang berkesinambungan. Secara standar, tujuan PE terdiri dari empat unsur utama seperti yang disajikan pada Gambar 6.1 berikut ini.
Gambar 6.1. Tujuan pemantauan dan evaluasi (diadopsi dari UNDP, 2002 dalam Adrianto, 2005) Sementara itu, per definisi, pemantauan (monitoring) adalah sebuah fungsi atau proses yang berkelanjutan dengan tujuan utama menyediakan indikasi awal dari kemajuan atau kemunduran dari kinerja sebuah program kepada pihak pengelola (manajemen). Ada delapan prinsip pemantauan yang baik (good principles of monitoring) yaitu (UNDP, 2002): (1) fokus pada hasil dan follow-up-nya; (2) disain pemantauan yang baik; (3) kunjungan reguler terhadap program yang dipantau; (4) melakukan analisis reguler terhadap setiap pencapaian hasil; (5) dilakukan dengan prinsip partisipatif; (6) dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator dan pengembangan garis dasar (baselines) program; (7) menduga relevansi dan keberhasilan dari setiap titik pencapaian hasil dari program; dan (8) menjadikan setiap proses pemantauan sebagai pembelajaran (lesson learned). Sedangkan menurut definisinya, evaluasi (evaluation) adalah upaya atau proses selektif yang bertujuan untuk memperkirakan kemajuan (progress) dari sebuah program secara sistematik dan berorientasi pada hasil (UNDP, 2002). Ruang lingkup dari evaluasi mencakup empat hal yaitu (1) status hasil (outcomes status) yaitu apakah hasil sudah dicapai atau belum dan apabila belum apakah terdapat
kemajuan untuk mencapai hasil yang sudah diperkirakan; (2) faktor yang berpengaruh (underlying factors) yaitu sebuah analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil; (3) kontribusi pengelola (proponent contribution) yaitu kontribusi dari pengelola terhadap proses pencapaian hasil; dan (4) strategi kemitraan (partnership strategy) yaitu apakah dalam evaluasi dilakukan proses kemitraan antara pengelola dengan seluruh stakeholder yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi serta efektivitas pelaksanaannya. 6.2. Pengukuran Kinerja Salah satu faktor penting dalam PE adalah pengukuran kinerja dari sebuah program yang telah ditetapkan. Dalam konteks rencana pengembangan desa pesisir tangguh, maka pengukuran kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan indikator. Kriteria yang akan dipakai untuk menilai objek evaluasi dan kinerja merupakan tujuan yang paling sulit dalam evaluasi. Apabila yang diacu hanya pencapaian tujuan, maka ini memang pekerjaan yang mudah, namun ini
baru pada sebagian dari pada isu kriteria evaluasi.
Pencapaian tujuan-tujuan yang penting memang merupakan salah satu kriteria yang penting. Kriteria lainnya yaitu identifikasi kebutuhan dari klien yang potensial, nilai-nilai sosial, mutu dan efisiensi dibandingkan dengan objek-objek alternatif lainnya. Tampaknya ada persetujuan diantara ahli evaluasi bahwa kriteria yang dipakai untuk menilai suatu objek tertentu hendaknya ditentukan dalam konteks objek tertentu dan fungsi evaluasinya. Jadi halhal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria-kriteria penilaian suatu objek adalah: a.
Kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai.
b.
Penggunaan yang optimal dari sumber-sumber dan kesempatan.
c.
Ketepatan efektivitas program.
d.
Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya. Beberapa istilah yang terkait dengan evaluasi di antaranya program, Audiensi,
Instumen, data kualitatif dan kuantitatif. Program adalah segala sesuatu yang dicoba lakukan oleh seseorang atau organisasi dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Kadang-kadang informasi yang dikumpulkan digunakan untuk membuat keputusan tentang program itu misalnya bagaimana memperbaiki program, apakah akan diperluas atau dihentikan. Kadang-kadang informasi hanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap
keputusan, atau mungkin juga tidak dihiraukan sama sekali karena merugikan pimpinan. Terlepas bagaimana akhir dari kegunaannya suatu evaluasi program harus mengumpulkan informasi yang valid, yang dapat dipercaya, dan yang berguna untuk program yang dievaluasi. Audiensi, evaluasi selalu mempunyai bermacam-macam audiensi (peminat, pemakai, pelanggan), audiensi yaitu orang yang secara langsung atau tidak langsung berurusan dengan evaluasi. Bila program itu akan dikembangkan lebih luas, atau akan diterbitkan ke surat kabar, maka masyarakat juga menjadi audiensi. Jadi audiensi ialah sekelompok orang yang harus diperhitungkan apabila akan melakukan evaluasi. Kata-kata harus dibaca untuk artinya dan iluminasi artinya, tafsiran kejadian dapat digambarkan sebagai tujuan pokok analisis data kualitatif. Data kuantitatif, data berupa angka-angka, analissi data kuantitatif berpendapat kalau ada ia akan berupa jumlah dan dapat diukur. Data kuantitatif memberi jawaban untuk pertanyaan: berapa? Sampai seberapa jauh? Dan berapa banyak? Sebagai tambahan analisis data kuantitatif mencari hubungan antara jumlah (kuantitas), misalnya sikap yang lebih positif terhadap program berhubungan dengan penerimaan informasi yang lebih banyak tentang program itu? Serta berapa masyarakat yang dapat merasakan dampak adanya program. 6.3. Evaluasi Substansi Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 – 2017 Rencana Pengembangan Desa Cibareno 2013 - 2017 perlu ditinjau kembali lima tahun sekali secara teratur dan direvisi mengikuti perkembangan zaman dan dinamika pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Tinjauan tiga tahun merupakan bagian dari proses perencanaan pembangunan lima tahun, yang perlu dilakukan untuk mensinkronkan
rencana pengembangan desa dengan rencana pembangunan lainnya.
Tinjauan ini akan memberikan kesempatan untuk mengkaji kembali dan memperbaharui Tujuan dan Strategi Kebijakan dan melibatkan komunikasi dengan semua unsur terkait. Tinjauan periodik dapat diperlukan saat muncul isu-isu baru atau proyek baru atau saat diperolehnya pengalaman baru selama pelaksanaan rencana pengembangan desa tersebut. rencana pengembangan desa dapat direvisi dan harus mengikuti proses yang sama sebagaimana pembuatan suatu
rencana pengembangan desa yang baru. Sebagaimana
umumnya suatu revisi, alasan untuk perubahan/tambahan harus didokumentasikan dan dikonsultasikan dengan semua pihak yang berkepentingan.
LAMPIRAN
RENCANA PEMBANGUNAN DESA PESISIR TANGGUH (RPDPT) DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI TAHUN
: CIBARENO : CILOGRANG : LEBAK : BANTEN : 2013 Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No. 1 1
2
Lokasi
B
R
L
4
5
6
7
1 Pelatihan Taruna Siaga Bencana
Ds Cibareno
x
2 Pemberdayaan PKK
Ds Cibareno
3 Pemberdayaan LPM
Bidang
Jenis
2
3
Bina Sumber Daya
Bina Lingkungan dan infrastruktur
Volume
Sasaran/ manfaat
Rencana Waktu Pelaksanaan
8
9
10
1 Paket
Siaga Bencana
2013
x
1 Paket
Kelembagaan
Ds Cibareno
x
1 Paket
4 Pemberdayaan Karang Taruna
Ds Cibareno
x
5 Pelatihan Aparatur Desa
Ds Cibareno
v
1 Pembangunan TPT Penahan
Panatai Cibareno
Abrasi
x
Biaya dan Sumber Pembiayaan Jumlah (Rp.) 11
Ket. Sumber 12
13
50.000.000
ABN
PDPT
2013
25.000.000
APBD I
BPMPD
Kelembagaan
2011
25.000.000
APBD I
BPMPD
1 Paket
Kelembagaan
2011
25.000.000
APBD I
BPMPD
1 Paket
Peningkatan Kapasitas
2012
10.000.000
APBD II
BPMPD
500 m
Penahan Abrasi
2013
300.000.000
APBN
PDPT
x
2 Pembangunan MCK
Panatai Cibareno
x
1 unit
Kesehatan
2013
50.000.000
APBN
PDPT
3 penatan panatai
Panatai Cibareno
x
4 Unit
Wisata
2013
50.000.000
APBN
PDPT
x
200m
Penahan Abrasi
2013
75.000.000
APBN
PDPT
(pembangunan kape wisata) 4 Pembangunan TPT Penahan Abrasi Cikaung
Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No. 1
Lokasi Bidang
Jenis
2
3 4
3
4
Bina Usaha
Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
1 2 3 4 5 6 7
1
Pembangunan sekretariat Karang Taruna
Bantuan Modal Usaha (bakul) Bantuan sarana Alat Tangkap Simapan Pinjam Perempuan Bantuan Hand Tractor Hutan Rakyat (Bibit Jabon) Bantuan Bibit Karet
Bantuan alat permebeulan Pemabangunan Posko Siaga Bencana
4
B
R
L
5
6
7
Volume
Sasaran/ manfaat
Rencana Waktu Pelaksanaan
8
9
10
Biaya dan Sumber Pembiayaan Jumlah (Rp.) 11
Ket. Sumber 12
13
Desa
x
1 Unit
Pemuda
2013
75.000.000
ABD I
Dinsos
Tersebar Tersebar Tersebar Tersebar Tersebar Tersebar Tersebar
x x
1 KLP 1 klp
2013 2013
5 Klp
Nelayan Nelayan Permodalan
20143
40.000.000 40.000.000 50.000.000
APBN APBN APBN
PDPT PDPT PNPM
x x x x
2 Unit 15 Ha 10 Ha 2 Klp
Kel Tani Petani Petani Pengrajin
2013 2013 2013 2013
50.000.000 75.000.000 50.000.000 10.000.000
APBD I APBD II APBD II APBD II
Pertanian Hutbun Hutbun Perindustrian
Pantai Cibareno
x
1 Unit
Keselamatn
2013
40.000.000
APBN
PDPT
x
Kepala Desa Cibareno
Ketua LPM Desa Cibareno
DULMUIN, SH
M. SHOLEHUDIN
RENCANA PEMBANGUNAN DESA PESISIR TANGGUH (RPDPT) DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI Tahun
: CIBARENO : CILOGRANG : LEBAK : BANTEN : 2014 Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No. 1 1
2
Lokasi Bidang
Jenis
2
3
Bina Sumber Daya
Bina Lingkungan dan infrastruktur
4
Volume
Sasaran/ manfaat
Waktu Pelaksanaan
Biaya dan Sumber Pembiayaan
B
R
L
5
6
7
8
9
10 2014 2014 2014 2014 2014 2014
25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
1 Pemberdayaan BPD 2 Pemberdayaan PKK
Ds Cibareno Ds Cibareno
x x
1 Th 1 Th
Kelembagaan Kelembagaan
3 Pemberdayaan LPM 4 Pemberdayaan Karang Taruna 5 Pengadaan Alat Kantor
Ds Cibareno Ds Cibareno Ds Cibareno
x x
1 Th 1 Th
Kelembagaan Kelembagaan
x
Jumlah (Rp.) 11
25.000.000 15.000.000
1 Unit
Pelayanan
2014
10.000.000
2013
50.000.000
6 Pelatihan Aparatur Desa
Desa
x
7 Pengadaan Mebuler SDN I
Batununggul
x
3 Lokal
Peningkatan Kapasitas Pendidikan
x
4 Bh
Kebersihan
2014
50.000.000
x x x
1 Unit 3 unit 300 x 3m
Pendidikan wisata Penahan Erosi
75.000.000 250.000.000 275.000.000
Pasir Jambu Gunung Tumpang
x x
7 x2 m
300 x 1,2m
Transfortasi Trasnfortasi
Bantarkalapa
x
7 x2 m
Transfortasi
2014 2014 2014 2014 2014 2014
1 Pemeliharaan Pemakaman Umum 2 Pembangunan TPQ 3 Pembangunan Pondok Wisata 4 Tebing perkuatan (brojong) 5 Pembangunan Jembatan Palat Decker 5 Semenisasi Jalan Setapak 6 Pembangunan Jembatan Palat Decker
Tersebar Gn Tumpang pantai cibareno Batununggul
Ket. Sumber 12
13
APBN APBD I APBD II APBD I APBD I APBD I
PDPT BPMPD BPMPD BPMPD BPMPD BPMPD
APBN APBD II
PDPT
Diknas PDPT
25.000.000 16.000.000
APBN APBN APBN APBN APBN 25.000.000
PDPT PDPT PNPM PDPT Fresh money
25.000.000
APBD I
PU
Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No.
Lokasi Bidang
1
3
Jenis
2
Bina Usaha
3
R
L
5
6
7
8
9
10
I Unit 1500 x 2.5m
Pendidikan Transfortasi
2014
x
Permodalan Peternak
2014 2014 2014 2014 2014 2014
1 2 3 4 5 6
Simapan Pinjam Perempuan Bantuan Ternak Bantuan Bibit Karet Hutan Rakyat (Bibit Albasiah)
Tersebr
Tersebar
x
5 Klp 5 Klp
Tersebar Tersebar
x x
10 Ha 15 Ha
Petani Petani
Bantuan Budidayab Jamur Kayu
Babakan asem Tersebar
x x
1 Klp 3 Klp
Pemuda Patani
Babakan asem
x
1 Paket
Pemuda
Pengadaan Sarana produksi Pertanian (SAPROTAN) Bantuan alat perbengkelan Bantuan Modal Usaha (bakul) Santunan Falir Miskin, Yatim Piatu dan Jompo Bantuan Beasiswa miskin
1 Pembanguna TPI 2 Jaringan Listrik
Waktu Pelaksanaan
B
Batununggul Tersebar
10 Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
Sasaran/ manfaat
7 Pembangunan Perpustakaan 8 Hotmix Masuk Desa (HMD)
7 8 9
4
4
Volume
x
x
2013
Biaya dan Sumber Pembiayaan Ket.
Jumlah (Rp.) 11
Sumber 12
13
75.000.000 300.000.000
APBD I APBD II
Diknas PU
50.000.000
APBN
PNPM
50.000.000 50.000.000 75.000.000
APBD II
Dinas Peternakan
APBD II APBD II
Hutbun Hutbun
25.000.000 50.000.000
APBD II APBD II
Hutbun Dinas Pertanian
10.000.000
APBD I
Dinas Perindustrian
50.000.000 2.000.000
APBD I BAZDA
DKP BAZDA
Tersebar Tersebar
x x
5 Klp 100 KK
Nelayan KK Miskin
2014 2014 2014
Tersebar
x
150 Orang
KK Miskin
2014
75.000.000
APBN
Diknas
1 Paket
Nelayan
150.000.000
Penerangan
APBN APBD II
DKP
1 Paket
2014 2014
Pantai Cibareno Pantai Cibareno
x x
150.000.000
Kepala Desa Cibareno
Ketua LPM Desa Cibareno
DULMUIN, SH
M. SHOLEHUDIN
Distamben
RENCANA PEMBANGUNAN DESA PESISIR TANGGUH (RPDPT) DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI TAHUN
: CIBARENO : CILOGRANG : LEBAK : BANTEN : 2015 Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No. 1 1
2
Lokasi Bidang
Jenis
2
3
Bina Sumber Daya
Bina Lingkungan dan infrastruktur
1 2 3 4
Pemberdayaan BPD Pemberdayaan PKK Pemberdayaan LPM Pemberdayaan Karang Taruna
4
6
7 x x x x
Volume 8 1 Th 1 Th 1 Th 1 Th
Sasaran/ Pemanfaat
Waktu Pelaksanaan
Biaya dan Sumber Pembiayaan Jumlah (Rp.) 11
9
10
Kelembagaan Kelembagaan Kelembagaan Kelembagaan
2015 2015 2015 2015
50.000.000 25.000.000 25.000.000
Ket. Sumber 12
13 BPMPD BPMPD PDPT
25.000.000
APBD I APBD I APBN APBD I
2015
10.000.000
APBD I
BPMPD
BPMPD
x
2 Org
Peningkatan Kapasitas
x x x
150 Orang 2 Titik 1 Unit
KK Miskin Wisata Sarana Ibadah
2015 2015 2015
75.000.000 300.000.000 100.000.000
APBN APBN APBN
Diknas DinasPariwisata PDPT
Pasir jambu
x
2 Unit
Kesehatan
25.000.000
x x x x x
2 Lokal 550 m 450 m 400 m 700 m
Siwa Transfortasi Transfortasi Transfortasi penahan erosi
APBN APBD II APBN APBN APBN APBN
PDPT
Gunung Tumpang Batununggul Gg Tumpang Citemen Cikarang
700m
Petani
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
Desa
6 Bantuan Beasiswa miskin 7 Tempat Start dan finis arungjeram 8 Pembangunan Mushola
Tersebar Bantaran Kali Cibareno Cikawung
1 Pembangunan MCK
Pembangunan MDA Drainase Jalan Kp Batununggul Drainase Jalan Kp Gg Tumpang Drainase Jalan Kp Citemen pembangunan TPT Pembangunan Jides
5
Ds Cibareno Ds Cibareno Ds Cibareno Ds Cibareno
5 Pelatihan Aparatur Desa
2 3 4 5 6 7
Reha Lanju Baru b tan
Bantarkalapa
x
125.000.000 100.000.000 90.000.000 80.000.000 150.000.000 100.000.000
APBD II
Depag PDPT PDPT PDPT PDPT Dinas Pertanian
Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No.
Lokasi Bidang
Jenis
1
2
3
3
Bina Usaha
4
Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
1 3 3 4
4
Simapan Pinjam Perempuan
Tersebr
Bantuan Bibit Karet Bantuan Ternak Bantuan Modal Usaha (bakul)
Pasir Jambu Tersebar Tersebar
Reha Lanju Baru b tan 5
6
Volume
Sasaran/ Pemanfaat
Waktu Pelaksanaan
Biaya dan Sumber Pembiayaan Ket.
Jumlah (Rp.) 11
Sumber
7
8
9
10
x
5 Klp
Permodalan
APBN
PDPT
50.000.000 50.000.000 50.000.000
APBD I
Dinas Hutbun
APBD I
Dinas Peternakan
x
25 KK Peternak Nelayan
2015 2015 2015 2015
50.000.000
10 Ha 5Klp 5 Klp
APBN
PDPT
x x
12
13
1 Rehabilitasi Rumah tidak layak Huni Tersebar
X
50 Unit
NELAYAN
2015
250.000.000
APBN
PDPT
2 Tebing perkuatan (brojong)
x
300 x 3m
Penahan Erosi
2015
300.000.000
APBN
PDPT
Kepala Desa Cibareno
Simpang
Ketua LPM Desa Cibareno
M. SHOLEHUDIN DULMUIN, SH
RENCANA PEMBANGUNAN DESA PESISIR TANGGUH (RPDPT) DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI TAHUN
: CIBARENO : CILOGRANG : LEBAK : BANTEN : 2016 Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No. 1 1
2
Lokasi Bidang
Jenis
2
3
Bina Sumber Daya
Bina Lingkungan dan infrastruktur
4
B
R
L
5
6
7
Volume
Sasaran/ Pemanfaat
1 Pemberdayaan BPD 2 Pemberdayaan PKK
Ds Cibareno Ds Cibareno
x x
8 1 Th 1 Th
3 Pemberdayaan LPM 4 Pemberdayaan Karang Taruna 5 Pengadaan Alat Kantor
Ds Cibareno Ds Cibareno Ds Cibareno
x x
1 Th 1 Th
Kelembagaan Kelembagaan
1 Unit
Pelayanan
6 Pelatihan Aparatur Desa
Desa
2 Org
Peningkatan Kapasitas
1 Pembangunan Sumur Bor 2 Rabat beton 3 Semenisasi Jalan Setapak
Pasir Jambu Bt Kalapa - Citemen Batununggul
x x x
4 Pembangunan Gdg Pos Yandu 5 Rehablitasi jalan setapak 6 Pembangunan Jides
Batununggul
x
Cironyok Batununggul
x
v
x x
Waktu Pelaksanaan
Biaya dan Sumber Pembiayaan Jumlah (Rp.) 11
9
10
Kelembagaan Kelembagaan
2016 2016 2016 2016 2016 2016
50.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
1 Unit 700 x 1,6m 300 x 1,2m 1 Unit
Air Bersih Trasnfortasi Trasnfortasi
1150x1,2m 700m
Transfortasi Petani
Kesehatan
Ket. Sumber 12
13
25.000.000 10.000.000
APBD I APBD I APBD II APBD I APBN APBD II
BPMPD BPMPD BPMPD BPMPD PDPT BPMPD
2016
10.000.000
APBD II
BPMPD
2016 2016 2016 2016 2016 2016
150.000.000 150.000.000 16.000.000
APBN APBN APBD I
PDPT PNPM Fresh money
75.000.000
APBD II
Dinkes
75.000.000 100.000.000
APBN
PDPT Dinas Pertanian
APBD II
Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No.
Lokasi Bidang
Jenis
1
2
3
3
Bina Usaha
1 Simapan Pinjam Perempuan 3 Bantuan sarana Alat Tangkap 4 Hutan Rakyat (Bibit Jabon) 5 Bantuan Bibit Karet
Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
R
L
5
6
7 x
Sasaran/ Pemanfaat
8 5 Klp
9 Permodalan
Tersebr Tersebar Tersebar Tersebar Tersebar
x x x x
5 Klp 15 Ha 10 Ha 2 Klp
Nelayan Petani Petani Pengrajin
Tersebar
x
5 Klp
1 Santunan Falir Miskin, Yatim
Tersebar
X
Piatu dan Jompo 2 Penembokan lining irigasi type 2
Brt Kalapa
x
6 Bantuan alat permebeulan 7 Bantuan Ternak 4
4
B
Volume
Waktu Pelaksanaan 10
Biaya dan Sumber Pembiayaan Ket.
Jumlah (Rp.) 11
Sumber 12
13
50.000.000
APBN
PDPT PDPT
50.000.000 75.000.000 50.000.000 10.000.000
APBD I APBD II APBD II APBD II
Hutbun Hutbun Perindustrian
Peternak
2016 2016 2016 2016 2016 2016
50.000.000
APBD II
Dinas Peternakan
100 KK
KK Miskin
2016
250.000.000
APBN
PDPT
300 m
Irigasi
2016 2016
150.000.000
APBN
PDPT
Kepala Desa Cibareno
Ketua LPM Desa Cibareno
DULMUIN, SH
M. SHOLEHUDIN
RENCANA PEMBANGUNAN DESA PESISIR TANGGUH (RPDPT) DESA KECAMATAN KABUPATEN/KOTA PROPINSI TAHUN
: CIBARENO : CILOGRANG : LEBAK : BANTEN : 2017 Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No. 1 1
2
Lokasi Bidang
Jenis
2
3
Bina Sumber Daya
Bina Lingkungan dan infrastruktur
4
B
R
L
5
6
7
Volume
1 Pemberdayaan BPD 2 Pemberdayaan PKK
Ds Cibareno Ds Cibareno
x x
8 1 Th 1 Th
3 Pemberdayaan Karang Taruna 4 Pengadaan Alat Kantor
Ds Cibareno Ds Cibareno
x
1 Th
5 Pelatihan Aparatur Desa
Desa
1 Pembanguna Jembatan Gantung 2 Seneisasi Jalan setapak
Batununggul Bantarkalapa
x x
3 Rehab Lapang sepak bola 4 Pembangunan Gdg Pos Yandu
Cikarang Pasir jambu
x
x
1 Unit
x
x
2 Org 70mx1,5m 300 x 1,2m 1 Bh 1 Unit
Sasaran/ Pemanfaat
Waktu Pelaksanaan
Biaya dan Sumber Pembiayaan Jumlah (Rp.) 11
9
10
Kelembagaan Kelembagaan
2017 2017
50.000.000 25.000.000 25.000.000
Kelembagaan Pelayanan
2017 2017
25.000.000 25.000.000
Peningkatan Kapasitas
2017
Trasnfortasi Trasnfortasi
Olahraga Kesehatan
2017 2017 2017 2017
Ket. Sumber 12
13
APBD I APBD I APBD II APBD I APBN
BPMPD BPMPD BPMPD BPMPD PDPT
APBD II
BPMPD
300.000.000 25.000.000
APBN APBD II
PDPT Fresh money
150.000.000 75.000.000
APBD II APBD II
Dispora Dinkes
10.000.000
Sifat
Bidang/Jenis Kegiatan No.
Lokasi Bidang
Jenis
1
2
3
3
Bina Usaha
4
Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
1 Simapan Pinjam Perempuan 2 Bantuan Perahu 3 Hutan Rakyat 4 Bantuan Bibit Cengkih 5 Bantuan Ternak
4
B
R
L
5
6
7
Sasaran/ Pemanfaat
8 5 Klp
9 Permodalan
Tersebr Tersebar Tersebar Tersebar
x x x
5 Klp 15 Ha 10 Ha
Nelayan Petani Petani
6 Sekolah lapang Pertanian 7 Bantuan Bibit Padi & Palawija
Tersebar Tresebar Tresebar
x x x
5 Klp 3 Klp 3 Klp
1 Santunan Falir Miskin, Yatim
Tersebar
x
Piatu dan Jompo 2 Bantuan Beasiswa miskin
Tersebar
x
Kepala Desa Cibareno
DULMUIN, SH
x
Volume
Waktu Pelaksanaan 10
Biaya dan Sumber Pembiayaan Jumlah (Rp.) 11
Ket. Sumber 12
13
50.000.000 250.000.000 75.000.000 50.000.000
UPK APBN APBD II APBD II
Perguliran PDPT Hutbun Hutbun
Peternak Petani Petani
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
50.000.000 45.000.000 15.000.000
APBD II APBD II APBD II
Dinas Peternakan Dinas Pertanian Dinas Pertanian
100 KK
KK Miskin
2017
250.000.000
APBN
PDPT
150 Orang
KK Miskin
2017
75.000.000
APBN
Diknas
Ketua LPMK
Lampiran 1. Matriks Perencanaan Pengembangan Desa Cibareno, Khusus Bina Usaha dan Sumberdaya
Bina
Tahun
Program
2013
Pelatihan Taruna Siaga Bencana
2014
Pemberdayaan BPD
Pelaku
Kemitraan dengan Pemerintah dan Swasta
Ibu-ibu PKK, Pemdes dan pengurus LPM
Kemitraan dengan Pemerintah dan Swasta
Mengetahui fungsi LPM
Pengadan Alat kantor Inventarisasi dan Pengembangan Produk Lokal Desa Permodalan
PKK dan Pemdes
Fasilitas kantor memadai
Legalitas Milik desa
Elemen Masyarakat
Memperkenalkan Produk-produk Lokal pertanian dan perikanan
Instansi Pemerintah Perbankan ,Donatur dan swasta
Mengajukan proposal Permohonan permodalan
Peremajan Sarana Alat tangkap
Karang Taruna,PKK, dan KPB kmp Bakul
Kemajuan nelayaan
Produk-produk yang bisa diperkenalkan kepada masyarakat luas Adanya salah satu lembaga atau Instansi yang memberikan modal Adanya salah satu lembaga atau Instansi yang memberikan peremajan
Pemberdayan LPM
Perangkat Dsa
Kemitraan dengan Dkp dan Dinas sosial
Indikator 4 kali Pertemuan dan Terinformasinya tentang siaga bencana dan peran serta karangtaruna desa Mengetahui fungsi BPD
2015
Ibu-ibu PKK, Pemdes dan pengurus Karang Taruna
Mekanisme
Sumberdaya 2016 2017
2013
Usaha
2013
2013
2016
Pengadaan Bibit pertanian dan home stai (rumah ikanPengadaan Bibit unggul Gerakan Sektor Perikanan sebagai Potensi Ekonomi Desa
Karang Taruna, KPB dan Elemen Masyarakat
Masyarakat dan Dukungan Pemerintah
Pemdes dan Masyarakat
Sosialisasi / Penyuluhan Sadar Lingkungan
1000 Buah Bibit Unggul
Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Lampiran 2. Matriks Perencanaan Pengembangan Desa Cibareno, Khusus Bina Lingkungan dan Infrastruktur
Bina
Bina Lingkungan dan Infrastruktur
Tahun
Program
Pelaku
Mekanisme
Indikator
2013
Pembangunan TPT Penahan Abrasi, penatan pantai
Kelompok Masyarakat Pesisir dan Masyarakat
Masyarakat akan paham tentang keindahan panati
Jalanan dan lingkungan menjadi bersih Tidak ada lagi penumpukan sampah di (lingkungan pemukiman sekitar pantai) Saluran air (selokan) menjadi tidak tersumbat lagi oleh sampah
2013
Penanaman pohon dan Pembangunan MCK
KMP, Karang Taruna dan Masyarakat Nelayan
Jamban dibangun di wilayah-wilayah Pantai karna belum ada
2014
Drainase Jalan Kp Batununggul
KMP,Karang Taruna
Pernbaikan Jalan Desa yang melibatkan KMP dan elemen masyarakat
2014
Drainase Jalan Kp Gg Tumpang
Karang Taruna, Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP)
Pernbaikan Jalan Desa yang melibatkan KMP dan elemen masyarakat
Tidak ada lagi warga yang membuang kotoran di laut MCK dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Akses jalan semakin mudah dalam kondisi hujan ketika peluapan air sungai Akses jalan semakin mudah dalam kondisi hujan ketika peluapan air sungai
2013
Posko siaga bencan
Semua Kelompok
2015
Tebing Perkuat beronjong
KMP dan Eleman Masyarakat
2016
Renovasi Rumah
KMP dan Eleman Masyarakat
Perlu adanya sarana posko siaga bencana Pembangunan jalan di lakukan di setiap gang Memperbaiki jalan-jalan yang telah rusak Merehap pemukiman warga di wilayah pantai yang tidak layak huni
Posko siaga bencana Akses jalan masyarakat menjadi sangat mudah Adanya rumah masyarakat yang ayak huni
Lampiran 3. Matriks Perencanaan Pengembangan Desa Cibareno, Khusus Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim
Kegiatan
Indikator
Perekrutan Pemuda Terbentuknya Kelompok Pemuda Siaga Bencana Siaga Bencana Pelatihan Pemuda Siaga Pemuda dan seluruh elemen masyarakat yang telah direkrut Bencana sebagai anggota kelompok tetap konsisten, bertanggung-jawab dan terus meningkatkan kapasitas tanggap bencana Pembangunan Pos Pos Siaga Bencana Ada dan Dapat Digunakan Sebagai Pusat Siaga Bencana Pemuda Siaga Bencana Sosialisasi Siaga Terbangunnya kesadaran masyarakat akan urgensi siaga Bencana Bagi bencana dan peran sertanya Masyarakat Pelatihan Siaga encana Masyarakat ikut serta dalam pelatihan siaga bencana
2013
2014
2015
2016
Penyediaan Sarana Informasi Cuaca dan Ancaman Bencana Pembuatan Sistem Peringatan Dini Melengkapi Alat-Alat Tanggap Bencana Simulasi Bencana Monitoring dan Evaluasi
Terbangunnya Sarana Informasi Prakiraan Cuaca, Kondisi Gelombang dan Angin Terbangunnya Sistem Peringatan Bencana Terkumpulnya alat-alat yang dibutuhkan untuk tanggap bencana, seperti: Perahu Karet, dsb Terselenggaranya Simulasi Bencana sehingga Masyarakat Lebih Tanggap jika Terjadi Bencana Memastikan kondisi pos, peralatan dan sarana nformasi masih dalam kondisi yang baik, kondisi kelompok tetap kondusif, serta pelatihan peningkatan kapasitas tanggap bencana tetap berjalan
Lampiran 2. Peta Wilayah Desa Cibareno
Desa Cibareno
DESA
: Cibareno
KECAMATAN
: Cilograng STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Jenis Ancaman WAKTU
: Banjir AKTOR
Kades
PRA/ SEBELUM KEJADIAN BENCANA
Sekdes
TUGAS AKTOR
Sosialisasi SOP kepada masyarakat Membangun hubungan/kerjasama. dengan dinas instansi terkait, lembaga, dan perorangan/person` Memonitoring seluruh kelompokkelompok yang ada di Desa Melakukan pendataan masyarakat yang terancam banjir Membantu kepala Desa membangun hubungan/kerjasama. denga dinas instansi terkait bencana, lembaga, dan perorangan/person
DIMANA (tempat Pelaksanaan) Kantor desa
BAGAIMANA (cara pelaksanaan)
KEBUTUHAN / KETERANGAN
Mengundang Kepala RW, RT dan masyarakat Membuat proposal, permohonan, bekerjasama dan hubungan personal
ATK, Konsumsi
Desa Cibareno
Mengundang seluruh kelompok yang ada ke balai desa.
konsumsi, ATK
Semua RW dan RT yang ada
Survey langsung, Pengumpulan data dan pembuatan peta Membuat proposal, permohonan, bekerjasama dan hubungan personal
ATK, konsumsi
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak
Proposal, transportasi, konsumsi.
Proposal, transportasi, konsumsi.
Ketua RT
Tenaga Kesehatan (Mantri, perawat, bidan, tabib)
Kaur Umum
Kaur Pemerintahan
Membantu melakukan pendataan dan pemetaan ancaman. Mengontrol kondisi dan perkembangan ancaman (sungai Cibareno).
Masing-masing RT
Mendampingi sekdes dalam melakukan pendataan sertamemberikan informasidaerah yang rawan bencana
ATK, konsumsi
Mengamati tinggi permukaan sungai Tingkulang Membuat proposal, permohonan ke dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Mengundang perwakilan kelompok, masyarakat.Mengundang perwakilan kelompok, masyarakat.
Peralatan (jas hujan, senter, jenggel boot
Mengupayakan dan menyediakan stok peralatan dan obat-obatan darurat. Melatih anggota masyarakat tentang P3K
Poskesdes dan Polindes
1.Memberikan tanda/peringatan kepada masyarakat 2. Alat yang yang dipakai kentongan dan komunikasi lewat HP serta dengan menggunakan kirofon. Memandu dan membantu
Masing-masing Dusun Rumah-rumah masyarakat Masjid
Memberikan tanda peringatan atau informasi kejadian bencana kepada masyarakat
Kentongan, alat komunikasi (HT, HP), megafon.
Jalur Evakuasi
Mengarahkan masyarakat
Alat komunikasi (megafon)
Kantor desa
Proposal, transportasi, biaya komunikasi Fasilitator, Alat peraga, konsumsi.
SAAT KEJADIAN BENCANA
Kades
Bankamdes
Tenaga Kesehatan (Mantri, perawat, bidan)
masyarakat kelokasi pengungsian Bekerjasama dengan perangkat desa lainya Menyebarkan informasi kejadian bencana dan menghubungi pihak lain dan dinas instansi terkait Melaporkan kejadian bencana dan data sementara kepada pemerintah kecamatan dan dinas instansi terkait Mengkoordinir dan memantau pengungsian, pertolongan pertama dan pencarian korban serta penyelamatan asset masyarakat Melakukan pertolongan pertama bagi yang membutuhkan Menyediakan obat obatan
Di Kecamatan dan di Kabupaten
Di Kecamatan dan di Kabupaten
Dilokasi bencana
Dilokasi bencana
untuk menuju lokasi pengungsian melalui jalur evakuasi yang telah disediakan. Memberikan laporan lisan kepada Camat dan pihak terkait tentang kejadian bencana di Desa
Memberikan laporan tertulis kepada Camat dan pihak terkait tentang kejadian bencana di Desa Melakukan Koordinasi dengan pemerintah Desa dan kelompok penanggulangan bencana yang ada di Desa
Langsung menangani korban di lokasi pengungsian
Alat komunikasi
Alat komunikasi
ATK, alat P3K, relawan
Peralatan P3K Obat-obatan Relawan
Peranglat desa
PASCA/ SETELAH KEJADIAN BENCANA
Kades
Tenaga Kesehatan
Tokoh dan pemuka agama Babinsa dan Polmas
Mendirikan dapur umum dan mengorganisirnya serta menyediakan makan dan minum Mengumpulkan bantuan dari masyarakat. Membuat laporan kejadian bencana
Dilokasi bencana Tempat pengungsian Balai desa
Berkoordinasi dengan instansi terkait, kelompok peduli bencana, dan relawan
Tenda, Selimut, Alat Dapur, sembako, pakaian
Di kantor desa
Laporan tertulis bekerjasama dengan sekdes
Data dan atk dokumen foto
Memberikan pengobatan dan perawatan lanjutan
Posko kesehatan Diposko kesehatan
Bekerjasama dengan tenaga medis yang ada dan KMPB Membuat surat rujukan rujukan perawatan lanjut
Peralatan medis dan obat-obatan Data korban dan riwayat diagnose Surat rujukan
Tempat pengungsian
Memimpin ibadah, ceramah, konseling rohan Melakukan ronda dan piket Bekerjasama dengan pemerintah desa, KPB
Ahli agama
Memberikan rujukan bagi korban yang memerlukan perawatan lanjut ke puskesmas atau rumah sakit terdekat Pelayanan rohani
Mengkoordinir pengemanan Memantau dan mengawasi bantuan, distribusinya, serta membantu
Tempat pengungsian dan lokasi bencan
Peralatan ronda dan logistic Komunikasi dan koordinasi serta personil
rehabilitasi lokasi bencana