BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. Perusahaan-perusahaan yang berhasil dan memiliki kinerja bagus mengerti
bagaimana
beradaptasi
dengan
pasar
yang
berubah
secara
berkesinambungan. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada menjadikan meningkatnya risiko perusahaan pada tingkat keuntungan yang makin tipis. Kemampuan manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi adanya perubahan sangat diperlukan dalam memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode (Mulyadi,2001).Menurut Helfert (1996) Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dari berbagai organisasi menjadikan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG) sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, 2006).Keputusan yang diambil eksekutif senior banyak yang justru lebih menguntungkan manajemen dan mengesampingkan kepentingan stakeholders, khususnya pemegang saham.Kesenjangan kepentingan antara manajemen dengan
1
pemegang saham mengimplikasikan adanya asimetri informasi. Asimetri informasi muncul ketika manajemen lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham atau stakeholders lainnya. Asimetri informasi antara manajemen dengan pemegang
saham memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Asimetri informasi dapat dikurangi dengan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility yang diungkapkan dalam CSR-disclosure atau sering disebut sebagai Corporate Social Reporting.Healy dan Palepu (1983) menyatakan bahwa pengungkapan merupakan salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi.Tujuan pegungkapan menurut Suwardjono (2005) terdiri dari melindungi,
informatif
dan
kebutuhan
khusus
informatif.Untuk
tujuan
pengungkapan,informatif diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut,sehingga diharapkan mampu membatasi asimetri informasi antara manajemen dengan pemegang saham.
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
2
Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan sehingga setiap perusahaan diwajibkan mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Pentingnya CSR telah diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Penerapan corporate social responsibility dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian sosial dapat menggunakan informasi tanggung jawab sosial (kegiatan CSR) sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan (Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Epstein dan Freedman (1994) menemukan bahwa stakeholders tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen perusahaan tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Penelitian yang menginvestigasi hubungan CSR dan kinerja perusahaan dilakukan oleh Mahoney et al (2003) yang meneliti hubungan antara kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan (ROE dan ROA) dengan variabel kontrol debt to assets ratio dan assets.Hasilnya menunjukkan hubungan
positif.Danu
Candra
Indrawan
(2011)
dalam
penelitiannya
membuktikan bahwa variabel corporate social responsibility dan variabel kontrol leverage, berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE),variabel corporate social responsibility dan variabel kontrol risiko
3
sekuritas (beta) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja pasar (CAR).
Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut dipenuhinya
pertanggungjawaban
sosial
perusahaan
(CSR)
sehingga
diperlukannya tata kelola usaha yang baik (GCG).Melalui pelaksanaan CSR dan GCG,
perusahaan
diharapkan
dapat
meningkatkan
perhatian
terhadap
lingkungan,kondisi tempat kerja,hubungan perusahaan,masyarakat, investasi sosial perusahaan,kinerja keuangan perusahaan dan akses capital serta citra perusahaan di mata publik menjadi baik. Menurut Gunawan & Yeremia. A.P (2008) pentingnya keterkaitan CSR dengan GCG adalah sebagai berikut: “CSR terkait dengan hal-hal yang berhubungan penyelenggaraan perusahaan yang baik (good corporate governance) yang dikaitkan dengan masalah keterbukaan (disclosure), transparansi dan akuntabilitas, masalah hak asasi manusia, khususnya dalam bidang ketenagakerjaan, perlindungan terhadap hak-hak konsumen, isu mengenai lingkungan hidup yang harus dijaga dan dipelihara kelestariannya, serta keterlibatan masyarakat secara langsung bagi jalannya usaha perusahan.” Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jika CSR dilaksanakan maka GCG akan memadai, karena dengan dilakukannya CSR pada lingkungan perusahaan maka akan dapat memberi jaminan kepada pemangku kepentingan (stakeholders) bahwa perusahaan telah melakukan tata kelola perusahan yang baik.Berdasarkan penelitian Gunawan & Yeremia. A.P (2008) ini peneliti mengasumsikan untuk menempatkan GCG sebagai variabel intervening,yang diharapkan akan memperkuat hubungan CSR terhadap kinerja perusahaan.
4
Menurut Komite Cadbury, Tata kelola perusahan yang baik atau Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham khususnya, dan stakeholders pada umumnya.Prinsip-prinsip pokok corporate governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governance adalah; transparansi (transparency),akuntabilitas (accountability), keadilan (fairness), dan responsibilitas (responsibility). Menurut menurut Supomo yang dikutip oleh Edi Suharto (2009) menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) yang baik adalah: “CSR yang baik memadukan empat prinsip good corporate governance (GCG), yakni fairness, transparency, accountability dan responsibility secara harmonis, dimana ada perbedaan mendasar diantara keempat prinsip tersebut. Tiga prinsip pertama cenderung bersifat stockholders-driven dikarenakan lebih memperhatikan kepentingan pemegang saham perusahaan, sedangkan prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders-driven, karena lebih mengutamakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan.” Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) yaitu transparansi, keadilan, akuntabilitas, dan responsibilitas,sebaiknya diimbangi dengan good faith ( bertindak atas itikad baik) oleh mekanisme corporate governance
yaitu
kepemilikan
institusional,dewan
komisaris,dewan
direksi,komisaris independen dan komite audit sehingga diharapkan dapat dijadikan ukuran perusahaan untuk menghasilkan suatu kinerja perusahaan yang lebih baik dalam usaha mencapai keberlanjutan usaha.
5
Penerapan
GCG
dipercaya
dapat
meningkatkan
kinerja
perusahaan.Menurut Dey Report (1994) dalam Kusumawati,Dwi Novi dan Bambang Riyanto (2005) mengemukakan bahwa corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menguntungkan pemegang saham. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut tidak hanya untuk kepentingan pemegang saham namun juga untuk kepentingan publik secara umum. Sunarto (2003) juga menyatakan apabila good corporate governance tercapai maka kinerja perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Menurut hasil penelitian Paramita Rika Sari (2008) menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap Corporate Governance dan kinerja keuangan, Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan Corporate Governance bukan merupakan variabel intervening.Klapper dan Love (2003) dalam Drobetz (2003) menegaskan bahwa ada tingkat korelasi yang tinggi antara indikator mekanisme corporate governance dengan kinerja dan market valuation. Klapper dan Love (2002) menemukan adanya hubungan positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE dan Tobin’s Q.Sam’ani (2008) juga membuktikan bahwa pengaruh corporate governance yang diproksi oleh aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komite audit mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja. Dilain pihak berdasarkan hasil penelitian Daily dkk. (1998) dan hasil survey CBI, Deloitte dan Touche (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Deni Darmawati (2004) menunjukkan tidak ada hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan
6
Penelitian ini termotivasi oleh penelitian yang dilakukan Etty (2009) yang menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sudah melakukan praktik pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hal ini didasari oleh hasil penelitian
yang
mengungkapkan bahwa dari 150 perusahaan manufaktur yang terdaftar, sebanyak 138 perusahaan sudah melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut.Hasil penelitiannya membuktikan bahwa melalui pendekatan analisa jalur (path analysis) menunjukkan Good Corporate Governance yaitu kepemilikan managerial dan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan.Good Corporate Governance yang diamati melalui kepemilikan managerial dan institusional, mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan (CSR).Pengujian variabel kontrol, yaitu CEO Tenure mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).Sedangkan jenis Industri tidak mempunyai pengaruh terhadap CSR.Untuk Corporate Secretary dan Komite Nominasi dan Remunerasi juga tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan pertimbangan perusahaan-perusahaan perusahaan besar
manufaktur
merupakan
perusahaan
dalam
yang menyokong perekonomian negara.Pada
taraf
lingkup
manufaktur ini diketahui munculnya banyak pemain baru yang meningkatkan persaingan baik oleh pemain baru maupun pemain lama, sehingga kemungkinan untuk melakukan aktivitas opportunistic laporan keuangan sangat besar.
7
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : ”Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana Good Corporate Governance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3. Bagaimana Kinerja Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 4. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Good Corporate Governance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 6. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan melalui Good Corporate Governance sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
8
C. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka peneliti membatasi permasalahan yang ada yaitu : 1. Objek penelitian adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 . 2. Perusahaan Manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan periode yang berakhir 31 Desember 2010 . 3. Kinerja Perusahaan diproksi dengan ukuran ROE 4. Good Corporate Governance diproksi dengan indikator mekanisme Corporate Governance yaitu kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit. 5. Corporate Social Responsibility diproksi dengan ukuran Corporate Social Resposibility Disclosure Index (CSDI). D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mendiskripsikan Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mendiskripsikan Good Corporate Governance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mendiskripsikan Kinerja Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
9
4. Untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Good Corporate Governance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan melalui Good Corporate Governance sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi bagi pengembangan teori dan konsep Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance serta konsekuensinya terhadap Kinerja Perusahaan. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, khususnya
manajemen perusahaan, pemegang saham, investor, kreditor,
pemasok, konsumen, regulator (BEI) dan masyarakat mengenai relevansi dari pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance dalam laporan tahunan perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan perbandingan bagi pihak-pihak terkait yang melakukan penelitian lanjutan.
10