Dari Redaksi Tahun 2012 menjadi tahun yang sangat penting buat Pasar Modal Indonesia. Single Investor Identity (SID), pemisahan Rekening Dana Nasabah dan kepemilikan kartu AKSes, menjadi wajib buat investor pasar modal di tahun ini. Dengan ketentuan baru ini, pasar modal Indonesia akan semakin transparan, wajar, dan efisien. Investor lebih terlindungi karena bisa memantau aset miliknya lewat AKSes dan terpisahkan asetnya dengan aset milik Perusahaan Efek melalui pemisahan Rekening Dana Nasabah. Untuk memudahkan investor melakukan monitoring, KSEI kini menyediakan aplikasi AKSes Mo bile. Cukup melalui ponsel pintar atau tablet, kapan saja dan dimana saja, investor bisa mengakses informasi data aset dan mutasi Efek dan dana yang tercatat di KSEI. Artikel lain yang tak kalah menarik disimak pada edisi perdana tahun Naga Air ini soal penerapan Good Corporate Governance untuk meningkatkan kinerja KSEI, seputar IT Security Awareness, dan hasil Undian Hadiah Kartu AKSes periode I. Selamat Membaca. Redaksi
Website KSEI
www.ksei.co.id ������������� ������������� email �������������� ��������������
[email protected]
��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855
Babak Baru, Era Implementasi SID
Pasar modal Indonesia memasuki babak baru implementasi SID, Kartu AKSes dan Pemisahan Rekening Dana Nasabah di awal 2012. Menuju pasar modal yang lebih transparan, wajar dan efisien.
B
ulan Februari 2012 menjadi sejarah dalam perkembangan pasar modal Indonesia, karena banyaknya program kerja penting yang mulai diimplementasikan. Program kerja pasar modal yang disusun bersama Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Self Regu latory Organization (SRO), yaitu BEI, KPEI dan KSEI, juga merupakan dasar bagi pengem-
bangan pasar modal selanjutnya, seperti mekanisme Straight Through Processing (STP) . Implementasi Single Investor ID (SID), Kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dan Pemisahan Rekening Dana Nasabah merupakan tiga proyek yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Pada dasarnya, ketiganya bertujuan untuk memberikan fasilitas dalam meningkatkan keamanan dan ke-
daftar isi 1
Babak Baru, Era Implementasi SID
3
Aplikasi AKSes Mobile:
5
Alternatif Baru ‘Monitoring’ Lebih Mudah Penerapan Good Corporate Governance Tingkatkan Kinerja KSEI
6
Meminimalisasi Risiko dengan Meningkatkan ‘IT Security Awareness’
7
Undian Hadiah Kartu AKSes Periode II:
8
aktivitas & Statistik
Gunakan Kartunya dan Raih Hadiahnya!
01 Edisi
Tahun 2012
������������� ����������
Edisi 01, 2012
nyamanan investor dalam berinvestasi dan bertransaksi di pasar modal. SID sudah merupakan kewajiban yang harus dimiliki nasabah pemilik Efek. Dalam setiap proses pembukaan Sub Rekening Efek baru di KSEI, selalu dilanjutkan dengan pembuatan SID. Sedangkan untuk nasabah lama yang sudah memiliki Sub Rekening Efek, permohonan pembuatan SID dapat dilakukan melalui Perusahaan Efek (PE) atau Bank Kustodian (BK) tempat mengelola Sub Rekening Efeknya. SID menjadi salah satu persyaratan bagi nasabah untuk bertransaksi di Bursa. Apabila nasabah belum memiliki SID, maka nasabah tersebut tidak dapat melakukan transaksi Efek di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini disebabkan karena untuk memasukkan order trading di BEI, Perusahaan Efek (Anggota Bursa) wajib mencantumkan Trading ID yang terdiri dari 6 digit, yang juga merupakan bagian dari SID yang diperoleh di KSEI. Dengan demikian, transaksi yang terjadi di Bursa menjadi lebih transparan. Penggunaan SID ini juga menjadi dasar bagi pengembangan dan implementasi transaksi Straight Through Processing (STP), dari mulai order, trading, netting/kliring, hingga proses settlement. Manfaat lain SID adalah memudahkan pendataan nasabah pasar modal Indonesia, baik dari sisi jumlah maupun jenis nasabah. Sebagaimana diketahui, seorang nasabah dapat saja memiliki beberapa Sub Rekening Efek, baik di dalam PE atau BK yang sama atau berbeda. Namun nasabah tersebut
Fokuss
“Dengan berbagai fasilitas yang disediakan KSEI, tidak ada alasan bagi nasabah untuk tidak melakukan pemantauan atas saldo dan mutasi Efek maupun dana yang dimilikinya.”
Keterkaitan antara SID, AKSes, RDN dan Trading ID Bursa Trading ID
Fasilitas AKSes
Rekening Dana Nasabah
SID
Bank KSEI Sub Rekening Efek
Data Statistik Sub Rekening Efek, SID dan AKSes Sub Rekening Efek
381,374
Sub Rekening Efek terhubung dengan SID
319.664
Jumlah SID
310.757
Sub Rekening memiliki AKSes
310.051
Jumlah Nasabah terdaftar di AKSes
238.926 (Data per tanggal 20 Februari 2012)
hanya perlu membuat satu SID yang dapat terhubung (crosslink) dengan seluruh Sub Rekening Efek yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk mengetahui jumlah nasabah yang sebenarnya, akan lebih tepat menggunakan data SID diban dingkan dengan jumlah Sub Rekening Efek. Jenis nasabah juga dapat dengan mudah dikelompokkan berdasarkan kriteria yang ada, yang dapat dilihat dari kode dua digit pertama SID, yaitu : ID (Individu), CP (Corpo rate), SC (Securities Company), IB (Intitution Banking), IS (Insurance), MF (Mutual Fund), PF (Pension Fund), FD (Foundation) dan OT (Others). Sedangkan status lokal asing dapat diketahui dari digit ketiga, yaitu D (Domestic) dan F (Foreign). Data dari SID ini sangat diperlukan bagi regulator atau pihak lainnya dalam melakukan analisa transaksi yang terjadi di pasar modal Indonesia. Bagi nasabah, memiliki SID saja belumlah lengkap apabila tidak memiliki Kartu AKSes. Dengan memiliki Kartu AKSes, nasabah dapat dengan mudah melakukan pemantauan (monitoring) atas saldo Efek maupun dana yang dimiliki, serta memantau aktivitas transaksi dan mutasi yang terjadi atas asetnya tersebut. Kartu AKSes ini sangat penting fungsi
nya dalam kaitannya dengan perlindungan investor. Untuk meningkatkan penggunaan Kartu AKSes, KSEI telah melakukan program pencetakan massal Kartu AKSes bagi seluruh nasabah PE dan BK yang telah memiliki SID. Tantangan yang dihadapi saat ini dalam proyek Kartu AKSes adalah bagaimana meningkatkan kesadaran nasabah dalam menggunakan Fasilitas AKSes ini. Berdasarkan data per tanggal 20 Februari 2012, dari 238.926 nasabah yang telah memiliki Kartu AKSes, terdapat 25.100 nasabah yang sudah melakukan login ke website AKSes. Tentunya data ini terus berkembang dan diharapkan seluruh nasabah dapat memanfaatkan Kartu AKSes yang telah dimiliki. Berbagai usaha dilakukan oleh KSEI untuk meningkatkan prosentase login ke sistem AKSes ini. Sosialisasi kepada nasabah langsung, maupun melalui Perusahaan Efek atau media massa, sudah dilakukan sejak awal implementasi pertengahan tahun 2009 dan akan terus dilakukan KSEI. Untuk menambah kemudahan nasabah menggunakan Fasilitas AKSes, KSEI baru saja meluncurkan produk baru yaitu aplikasi AKSes Mobile sejak 10 Januari 2012. Nasabah semakin mudah memantau aset yang dimilikinya karena Fasilitas AKSes sudah dapat dilihat melalui produk-produk smart devices, keluaran Android, Apple atau Blackberry. Sebagai bentuk motivasi dan peningkatan ketertarikan nasabah untuk melakukan monitoring di Fasilitas AKSes, KSEI juga mengadakan program undian hadiah Kartu AKSes periode pertama yang telah diundi pada awal Februari 2012. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan KSEI, tidak ada alasan bagi nasabah untuk tidak melakukan pemantauan atas saldo dan mutasi Efek maupun dana yang dimilikinya melalui Fasilitas AKSes ini. De ngan pemantauan yang dilakukan sendiri oleh nasabah, maka dapat memperkecil timbulnya tindakan-tindakan yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab. Dengan pemantauan yang dilakukan secara rutin, keamanan dan kenyamanan nasabah dalam berinvestasi dan bertransaksi di pasar modal akan semakin meningkat. Satu hal yang tak kalah penting terkait proyek SID dan Kartu AKSes adalah tentang pemisahan Rekening Dana Nasabah (RDN) atau yang juga dikenal dengan istilah fund separation. Ketentuan ini diatur dalam Per-
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
[ Dharma Setyadi ]
Aplikasi AKSes Mobile:
Alternatif Baru ‘Monitoring’ Lebih Mudah Cukup menggunakan ponsel pintar atau tablet, investor pasar modal kini bisa mengakses fasilitas AKSes melalui aplikasi AKSes Mobile. Memudahkan investor melakukan monitoring portofolio Efek dan dana di mana saja, dan kapan saja.
Perbedaannya hanya terletak pada periode data yang bisa dilihat investor. Konferensi Pers 3 Kota Sebagai bentuk pengenalan aplikasi baru tersebut, KSEI mengadakan Konfe rensi Pers aplikasi AKSes Mobile di tiga kota, yaitu: Jakarta, Surabaya dan Medan. Ketiga kota tersebut dipilih dengan pertimbangan jumlah investor yang banyak di masingmasing wilayah. Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Lily Widjaja, perwakilan investor pasar modal Indonesia, pemilik dan pengguna Kartu AKSes, serta perwakilan KSEI hadir sebagai narasumber pada ketiga kegiatan tersebut.
Edisi 01, 2012
A
da yang baru di awal tahun 2012. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meluncurkan sebuah inovasi baru, aplikasi AKSes Mobile. Aplikasi ini tidak lain merupakan pengembangan Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang diluncurkan KSEI sejak 18 Juni 2009. Dengan AKSes Mobile, kini investor bisa login ke fasilitas AKSes dengan menggunakan perangkat pintar (smart devices) berbasis Blackberry, Android dan Apple. Hadirnya AKSes Mobile, yang telah selesai dikembangkan Desember 2011 lalu, memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan monitoring portofolio Efek dan dana miliknya. Kebutuhan investor dengan mobilitas tinggi, diiringi banyaknya penggunaan smart devices untuk menunjang aktivitas seharihari, menjadi perhatian dan pertimbangan KSEI untuk mengembangkan AKSes Mobile. Investor memiliki alternatif lain untuk login ke fasilitas AKSes yang sebelumnya hanya bisa diakses dengan internet browser (http://akses.ksei.co.id) melalui komputer dan notebook, bahkan handphone. Namun, ukuran layar handphone yang kecil mem buat investor kurang nyaman. Tampilan aplikasi AKSes Mobile diran cang sesuai dengan tampilan website AKSes untuk komputer atau notebook. Investor dapat melihat berbagai jenis data, seperti saldo hingga mutasi Efek dan dana, yang ditampilkan secara online dan real time. Dari segi fitur, tidak ada perbedaan antara fasilitas AKSes yang dibuka melalui inter net browser dengan aplikasi AKSes Mobile. Keterbatasan ukuran layar pada perangkat mobile dapat diatasi dengan tampilan data dan informasi yang telah disesuaikan de ngan ukuran perangkat yang digunakan.
Fokuss
aturan Bapepam-LK No V.D.3 dan dilengkapi dengan Surat Edaran Bapepam-LK nomor SE-01/BL/2012 tanggal 30 Januari 2012 tentang Pembukaan Rekening Dana Atas Nama Masing-masing Nasabah untuk mendukung implementasi tersebut. Sekali lagi ditegaskan, tujuan utama program pemisahan Rekening Dana Nasabah adalah untuk meningkatkan perlindungan investor itu sendiri. Perusahaan Efek diwajibkan membukakan Rekening Dana Nasabah di Bank yang telah memiliki perjanjian kerjasama dengan KSEI. Ketentuan ini sudah berlaku sejak tanggal 1 Februari 2012. Apabila nasabah tidak memiliki RDN, maka Perusahaan Efek dilarang melakukan transaksi Efek bagi nasabah tersebut, dengan beberapa penge cualian dan ketentuan tambahan lainnya yang diuraikan dalam Surat Edaran Bapepam-LK di atas. Salah satu pengecualiannya adalah bagi nasabah yang sudah mengajukan aplikasi pembukaan RDN ke Bank paling lambat tanggal 31 Januari 2012, juga sudah dapat melakukan transaksi Efek. Dalam waktu 14 hari kerja sejak tanggal 1 Februari 2012, RDN sudah harus dibuka agar nasabah diperbolehkan untuk melakukan transaksi Efek. Sejak tanggal tersebut, sudah banyak PE yang mengajukan pembukaan Rekening Dana, dan tentunya data ini terus berkembang setiap harinya. Dengan dibukanya RDN di Bank, maka nasabah dapat melakukan pemantauan atas saldo dan aliran dana yang digunakan untuk melakukan transaksi dan penyelesai an transaksi Efek yang dilakukan. Pemantauan ini juga dilakukan melalui Fasilitas AKSes yang telah dijelaskan sebelumnya. Fasilitas AKSes menghubungkan data saldo dan mutasi Efek yang ada di C-BEST dan data saldo serta mutasi dana yang diki rimkan oleh Bank. Kesuksesan program ini sangat tergantung dari kerjasama semua pihak dari mulai nasabah, PE, Bank serta peran regulator (Bapepam-LK dan SRO). Awal implementasi pemisahan Reke ning Dana Nasabah memang dirasakan sangat berat bagi semua pihak. Namun dengan kerjasama, kesadaran dan kesabar an semua pihak yang terlibat, implementasi ini dapat terwujud dan terus dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Implementasi tiga program ini akan menjadi tonggak bersejarah dalam perkembangan industri pasar modal Indonesia, seperti halnya pada awal implementasi Efek tanpa warkat (scripless) dan penerapan kewajiban Sub Rekening Efek di sistem KSEI. l
“Hadirnya AKSes Mobile memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan monitoring portofolio Efek dan dana miliknya”.
Edisi 01, 2012
Pada Konferensi Pers di Jakarta, Ananta Wiyogo Direktur Utama KSEI, hadir sebagai salah satu narasumber. Di acara yang diselenggarakan pada 10 Januari 2012 tersebut, Ananta mengatakan pengembangan apli kasi AKSes Mobile adalah salah satu wujud komitmen KSEI untuk mengembangkan industri pasar modal secara berkesinam bungan. “Dengan diluncurkannya aplikasi AKSes Mobile, transparansi informasi di industri pasar modal meningkat satu level lagi,” kata Ananta. Sementara itu pada Konferensi Pers aplikasi AKSes Mobile di kedua kota lainnya, Syafruddin, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Usaha KSEI bertindak se
Fokuss
Tampilan layar aplikasi AKSes Mobile
“AKSes Mobile adalah wujud komitmen KSEI untuk mengem bangkan industri pasar modal secara berkesinambungan.”
bagai narasumber perwakilan KSEI. “Tinggal melakukan install di smart phone, masukan user ID dan password seperti biasa, monitor ing sudah bisa dilakukan,” ujar Syafruddin menekankan praktisnya aplikasi AKSes Mo bile kepada wartawan di Surabaya (18/01) dan Medan (26/01). Sebagai narasumber yang hadir di seluruh kota, Lily Widjaja menyatakan du kungan Perusahaan Efek atas kehadiran AKSes Mobile. “Harapan APEI, versi mobile ini akan semakin mempermudah para investor untuk mengakses dan memantau Sub Re kening Efek mereka,” ujar Lily. Sementara investor pasar modal Indonesia yang juga pemilik dan pengguna Kartu AKSes, yaitu Irwan Ariston Napitupulu (Jakarta), Ali Hasan Harsono (Surabaya) dan Oentoeng Prasetyo (Medan) turut memaparkan penga lamannya dalam menggunakan aplikasi ini. Workshop Perusahaan Efek Sebagai perantara perdagangan di pasar modal Indonesia, Perusahaan Efek tentunya memegang peranan penting dalam memberikan informasi kepada na sabahnya. Untuk memberikan bekal kepada Perusahaan Efek mengenai aplikasi AKSes Mobile, KSEI mengadakan workshop Perusahaan Efek selepas Konferensi Pers di Surabaya dan Medan. “Kalau ada apa-apa, nasabah pasti menghubungi Perusahaan Efek. Kami mengadakan workshop agar kalau ada nasabah yang bertanya mengenai AKSes Mobile, Perusahaan Efek juga bisa membantu menjelaskan,” jawab Syafruddin mengenai alasan diadakannya workshop tersebut. Syafruddin yang menjadi pembicara pada workshop tersebut, menjelaskan mengenai aplikasi AKSes Mobile secara keseluruhan, mulai dari cara instalasi hingga penggunaannya. Antusiasme pun ditunjukkan Perusahaan Efek dengan tingginya kehadiran serta tanya-jawab pada acara tersebut. Dengan berakhirnya Konferensi Pers di tiga kota tersebut, KSEI mengharapkan dukungan dari rekan-rekan media dan Perusahaan Efek untuk menyampaikan informasi tentang AKSes Mobile kepada investor. Usai penyelenggaraan dua kegiatan tersebut, beberapa investor pasar modal telah menggunakan aplikasi AKSes Mobile untuk login ke web AKSes. Berdasarkan data KSEI, sejak diluncurkan hingga 20 Februari 2012, total 729 investor yang melakukan login melalui AKSes Mobile. Hadirnya AKSes Mobile diharapkan dapat membuat investor lebih sering melakukan monitoring portofolionya secara berkala. l [ Redaksi ]
T
ata kelola perusahaan yang baik, atau Good Corporate Governance (GCG) kian menjadi tuntutan dalam operasionalisasi perusahaan di seluruh dunia. Sebagai salah satu bentuk komitmen PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam memberikan layanan Kustodian Sentral yang andal dan berdaya saing regional, KSEI pun berinisiatif meningkatkan GCG. Sebagai landasan pelaksanaan peningkatan GCG tersebut, maka KSEI menyusun piagam dan pedoman serta Standard Operation Procedure (SOP) pelaksanaan GCG, yang terdiri dari:
1. Pedoman Corporate Governance. 2. Pedoman Etika dan Tata Perilaku. 3. Piagam Dewan Komisaris. 4. Piagam Komite Audit. 5. Piagam Direksi. 6. Piagam Komite Usaha. 7. Piagam Komite Peraturan. 8. Piagam Komite Pengendalian Intern. 9. Piagam Komite Anggaran. 10. Piagam Satuan Pemeriksaan dan Pe ngelolaan Risiko. 11. SOP Pemilihan Auditor Ekstern. Tujuan dari penyusunan pedoman dan piagam GCG adalah menjadi pedoman ba gi Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terkait pengelolaan perusahaan yang dilakukan Direksi. Selain itu, pedoman dan piagam ini dapat menjadi acuan bagi Direksi untuk menjalankan perusahaan dengan landasan moral yang tinggi dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan etika bisnis. Manajemen dan karyawan KSEI juga harus mene rapkan kegiatan dan tugas sehari-hari se suai dengan prinsip GCG. Agar implementasi Corporate Gover nance dapat berjalan efektif, diperlukan komponen-komponen seperti tersedia nya kerangka kerja, pedoman, serta organ pelaksana implementasi. Dari kerangka kerja (lihat gambar), dapat dilihat gambar an umum mengenai keterkaitan organorgan pelaksana implementasi Corporate Governance serta pedoman-pedoman yang relevan dengan implementasinya. Organ-organ pelaksana implementasi Corporate Governance terdiri dari organ utama dan pendukung. Organ utama merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang bertanggungjawab atas keseluruhan proses pelaksanaan Corporate Governance, yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu organ pendukung. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan
Penerapan Good Corporate
Governance Tingkatkan Kinerja KSEI
Dewan Komisaris
RUPS
Direksi
Organ Pendukung Komite Dewan Komisaris
Satuan Pemeriksaan dan Pengelola Risiko
Komite Kerja
Auditor Independen
A JA R A N KE W
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Pedoman dan Pelaporan Code of Corporate Governance
Piagam Dewan Komisaris
Pedoman Etika dan tata perilaku
Piagam Komite Dewan Komisaris
Piagam Satuan PPR
Piagam Direksi
Kebijakan IT
Kebijakan Pengendalian Intern
Laporan Tahunan
SOP
Kebijakan Manajemen Risiko
Laporan Hasil CG Assessment
Satuan Pemeriksaan dan Pengelolaan Risiko Direktur I
Direktur II
Divisi Komunikasi Perusahaan, Pengembangan Sumber Daya manusia dan Umum
Divisi Penelitian dan Pengembangan Usaha
Divisi Pengembangan Sistem informasi
Divisi Keuangan Akuntansi dan Perpajakan
Unit Komunikasi Perusahaan
Unit Penelitian
Unit Pengembangan Sistem
Unit Keuangan
Unit Tindakan Korporasi
Unit Sumber Daya Manusia
Unit Pengembangan Usaha
Unit Penjaminan Mutu
Unit Akuntansi dan Perpajakan
Unit Pengelolaan Rekening
Unit Umum
Divisi Teknologi Informasi
Divisi Jasa Kustodian Sentral
Unit Operasional Teknologi Informasi
Unit Penyelesaian Transaksi
Unit Dukungan Aplikasi Unit BCP dan Keamanan Informasi
Divisi Hukum
Unit Pengelolaan Efek
Gambaran Ringkas Kerangka Kerja GCG lebih efektif, masing-masing organ tersebut harus mengerti pedoman penerapan Corporate Governance. Kerangka Kerja Corporate Governance disusun dengan mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berla ku serta mempertimbangkan kondisi, budaya dan nilai-nilai perusahaan. Dalam kerangka kerja tersebut, terdapat pemi sahan tugas antara komponen pemegang saham dalam wadah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pengawas yaitu Dewan Komisaris, dan pelaksana pengelola perusahaan yaitu Direksi. Ketiga komponen yang terdiri atas pemegang saham, pengawas dan pengemban amanah tersebut, merupakan organ yang menentukan dan mengendalikan termasuk meng implementasikan Corporate Governance di Perusahaan. Ada lima prinsip dasar yang digunakan dalam penerapan Corporate Governance yang baik, yaitu: [1] Transparansi (transparency) Perusahaan menyediakan materi informasi yang relevan, yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepenting
an, baik yang disyaratkan oleh peraturan dan perundang-undangan, maupun landasan penting lainnya untuk diketahui oleh para pemangku kepentingan. [2] Akuntabilitas (accountability) Perusahaan mempertanggungjawab kan kinerjanya secara transparan dan wajar melalui pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham, pemakai jasa KSEI dan pemangku kepentingan lainnya. [3] Pertanggungjawaban (responsibility) Perusahaan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan serta turut serta bertanggung jawab terhadap masyarakat sehingga dapat terpelihara kesinambung an usaha dalam jangka panjang. [4] Independensi (independency) Perusahaan secara profesional tanpa adanya tekanan, intervensi dan benturan kepentingan (conflict of interest) melaksanakan fungsinya sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
[5] Kewajaran (fairness) Perusahaan menerapkan peraturan yang berimbang dengan tidak pilih kasih di antara pemegang saham, pemakai jasa KSEI, seluruh karyawan dan pemangku kepentingan lain. Pedoman dan piagam penerapan GCG yang sudah dijelaskan sebelumnya, akan menjadi landasan kerja bagi organ utama dan organ pendukung perusahaan. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan dapat mendukung upaya KSEI guna mencapai fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan yang lebih efektif, serta pengelolaan perusahaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. l [ M. Nurokhim ]
Edisi 01, 2012
Organ Utama
Rapat Umum Pemegang Saham
ND EP EN
Fokuss
PONSIBILITA SlI S l RES
l
TRANSPARANS Il
KU
A NT
ITA BIL
N DE
A
Sebuah perusahaan memerlukan pedoman tata kelola yang baik untuk mencapai tujuan yang tercermin pada visi dan misi perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance di KSEI diharapkan membantu Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian ini mencapai kinerja sesuai target yang telah ditetapkan.
Meminimalisasi Risiko dengan Meningkatkan ‘IT Security Awareness’ Teknologi informasi bagi institusi bisnis bagai pedang bermata dua. Di satu sisi perannya sangat penting, namun di sisi lain memiliki tingkat risiko keamanan yang bisa merugikan apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan sebuah ‘IT Security Awareness’ sebagai cara untuk meningkatkan keamanan informasi.
K
Edisi 01, 2012
ebutuhan atas dukungan teknologi informasi di dunia bisnis semakin tinggi, tidak terkecuali pada industri pasar modal. Namun, manfaat yang diperoleh dari peningkatan dukungan teknologi informasi ini, turut diiringi de ngan peningkatan risiko keamanan informasi. Keamanan informasi itu tidak hanya terfokus pada keamanan sistem informasi, jaringan dan peringkat fisik. Diperlukan juga peningkatan awareness terkait keamanan informasi dari pihak pengguna teknologi informasi atau disebut juga de ngan IT Security Awareness.
Information Security Policy Organization of Information Sec.
Compliance
Business Continuity Management
Information
Asset Management
Confidentiality Integrity
Information Security Incident Management
Human Resources Sec.
Availability
System Development & Maintenance
Physical & Environmental Sec.
Access Control
Communication & Operation Management
11 Domain Keamanan Informasi
Fokuss
Sumber: ISO 27001:2005
“Keamanan informasi tidak hanya terfokus pada keamanan sistem informasi jaringan dan peringkat fisik, diperlukan juga IT Security Awareness.”
Untuk meningkatkan IT Security Aware ness, pengguna teknologi informasi perlu mengetahui terlebih dahulu tujuan keamanan informasi. Tujuan tersebut mencakup tiga prinsip keamanan, yaitu: a. Pengamanan atas kerahasiaan aset informasi, yaitu aset IT harus dilin dungi dari akses oleh pihak yang tidak berwenang. b. Pengamanan atas integritas, yaitu aset IT harus terjamin akurasi dan kelengkapannya. c. Pengamanan atas ketersediaan, yaitu aset IT dapat selalu tersedia saat dibutuhkan. Keamanan informasi diwujudkan melalui kebijakan, proses prosedur, struktur organisasi, serta didukung software dan hardware, yang dirancang, diimplementasikan, dievaluasi, dan ditingkatkan untuk menjamin keamanan informasi. Standar yang lazim digunakan untuk meningkatkan awareness terhadap keamanan informasi adalah ISO 27001:2005, sebuah standar sistem pengelolaan keamanan
informasi atau Information Security Mana gement System (ISMS) yang ditujukan untuk memberikan daftar pengendalian keamanan dan merekomendasikan suatu rangkaian pengendalian keamanan aset informasi. Standar ini diperlukan sebagai acuan dalam pembangunan, implementasi, ope rasi, pemantauan, evaluasi, pemeliharaan, dan perbaikan terhadap ISMS. Dengan mengadopsi standar tersebut, pihak pengguna dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain, mengurangi biaya jika ada serangan terhadap keamanan, memiliki metodologi berbasis risiko yang terstruktur dan diakui, meningkatkan fokus dan awareness terhadap keamanan informasi, mempersiapkan kepatuhan terhadap regu lasi dan mendapatkan sertifikasi keamanan informasi serta rasa aman bagi mitra organisasi karena ada keseriusan yang tinggi terhadap keamanan informasi. Sebagai standar spesifikasi yang dianggap best practice dalam membantu bisnis dan organisasi di seluruh dunia un-
Dengan meningkatkan IT Security Awareness, maka diharapkan risiko keamanan informasi yang bersumber dari peningkatan teknologi informasi dapat dimitigasi dan dikelola dengan baik. l [ Indra Gunawan ]
Undian Hadiah Kartu AKSes Periode II:
Gunakan Kartunya dan Raih Hadiahnya!
P
ada periode 14 November 201131 Januari 2012 lalu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan Undian Hadiah Kartu AKSes periode I. Kegiatan tersebut berhasil meningkatkan jumlah investor yang melakukan login ke fasilitas AKSes. Untuk memperoleh nomor undian tersebut, tentunya diperlukan upaya dari investor untuk login ke website AKSes atau login menggunakan aplikasi AKSes Mobile secara berkala. Investor akan memperoleh 1 nomor undian jika telah login selama 5 kali berturut-turut di hari yang berbeda. Tujuan diadakannya undian hadiah tersebut untuk memotivasi investor agar senantiasa login dan mengecek kepe milikan Efeknya, karena investor yang rajin login akan memperoleh manfaat untuk kepentingan mereka sendiri. Dengan adanya Undian Hadiah Kartu AKSes ini, diharapkan investor semakin sadar untuk melakukan monitoring dan merasakan manfaat utama Kartu AKSes sebagai sarana transparansi informasi di pasar modal Indonesia. Setelah berakhirnya periode undian hadiah yang pertama, KSEI melakukan penarikan pemenang undian hadiah di depan notaris dan pejabat daerah yang berwenang pada 9 Februari 2012. Dari kegiatan tersebut, diperoleh pemenang yang secara sah berhak mendapatkan 2 unit motor Honda Scoopy, 10 unit Samsung Galaxy Tab II dan 20 unit BlackBerry 9900 Dakota. Melihat kesuksesan penyelenggara an Undian Hadiah Kartu AKSes periode I, maka KSEI akan mengadakan Undian Hadiah Kartu AKSes periode berikutnya. Pada periode kedua, hadiah yang bisa diperoleh investor lebih menarik lagi, yaitu: 1 unit Piaggio Zip 100, 10 unit iPhone 4S dan 10 unit Samsung Galaxy Note.
Undian Hadiah Kartu AKSes periode II akan diselenggarakan pada periode 22 Februari - 27 Mei 2012. Untuk meraih kesempatan memperoleh hadiah-hadiah menarik tersebut, caranya masih sama. Cukup melakukan login di 5 hari yang berbeda untuk memperoleh 1 nomor undian selama tanggal periode berlangsung. Semakin sering login, semakin banyak nomor undian yang diperoleh, semakin besar kesempatan untuk memenangkan hadiah. l [Redaksi]
Jadi tunggu apalagi, gunakan Kartunya dan raih hadiahnya!
Edisi 01, 2012
KSEI kembali menyelenggarakan Undian Hadiah Kartu AKSes periode II. Kali ini, hadiah yang diberikan pun semakin menarik. Apa saja hadiah yang bisa diperoleh investor jika melakukan login secara berkala pada masa periode undian?
Fokuss
tuk mengembangkan ISMS, standar ISO 27001:2005 memiliki 11 (sebelas) domain keamanan informasi, yang bisa dilihat pada gambar. Dari gambar terlihat aspek keamanan informasi mencakup kerahasiaan informasi (confidentiality), integritas informasi (in tegrity), dan ketersediaan informasi (avail ability). Dalam mencapai tujuan keamanan informasi, maka dibutuhkan sistem pe ngelolaan keamanan informasi yang mencakup domain: [1] Information Security Policy. Kebijak an keamanan informasi yang diper lukan sebagai pedoman dalam meng implementasikan aspek keamanan informasi. [2] Organization of Information Security. Keamanan informasi yang mendefi nisikan informasi rahasia dan alat pengendaliannya atas penggunaan informasi tersebut. [3] Asset Management. Aset yang harus dikelola untuk menjamin ketersedia an informasi pada saat dibutuhkan. [4] Human Resources Security. Pengen dalian terhadap pemanfaatan informasi oleh pihak pengguna. [5] Physical & Environment Security. Keamanan fisik dan lingkungan yang mencakup keamanan Data Center dan perangkat IT. [6] Communication & Operation Mana gement. Pengendalian terhadap komunikasi dan operasional dalam pemanfaatan informasi IT. [7] Access Control. Kebijakan otentifikasi dan perlindungan password untuk menghindari penyalahgunaan hak akses. [8] System Development & Maintenance. Pemeliharaan dan pengembangan sistem keamanan informasi IT. [9] Information Security Incident Ma nagement. Melakukan monitoring insiden keamanan informasi. [10] Business Continuity Management. Pemanfaatan informasi dapat dilakukan meskipun dalam kondisi darurat. [11] Compliance. Pengawasan terhadap pengelolaan informasi agar senan tiasa memenuhi peraturan yang berlaku.
Hadiah Undian Kartu AKSes periode II
“Melihat kesuksesan di penyelenggaraan Undiah Hadiah Kartu AKSes periode I, maka KSE akan mengadakan Undian Hadiah Kartu AKSes periode berikutnya.”
aktivitas Customer Survey 2011
Edisi 01, 2012
Di tahun 2011, KSEI kembali mengadakan kegiatan Customer Survey 2011 yang dilaksanakan pada Oktober Desember 2011. Tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, tujuan kegiatan ini untuk mengetahui keinginan dan ke butuhan pemakai jasa sekaligus menilai tingkat kepuasan para pemakai jasa atas pelayanan KSEI. Customer Survey ini dilakukan kepada pemakai jasa KSEI yang meliputi Peme gang Rekening, Emiten, Biro Administrasi Efek (BAE) dan Manajer Investasi (MI), yang dalam penyelenggaraannya dibantu oleh konsultan independen. Penyelenggaraan kegiatan ini, dilatarbelakangi keinginan untuk selalu ber usaha memenuhi harapan pemakai jasa serta sebagai syarat dalam memenuhi standar ISO 9001:2008, yaitu Fokus Pelanggan. Kegiatan Customer Survey dilakukan melalui tiga tahapan yaitu penyebaran kuesioner, kunjungan perusahaan dan focus group discussion. Dari kegiatan tersebut, diperoleh Customer Satisfaction Index (CSI) KSEI secara total sebesar 77,98% yang menunjukan bawah pemakai jasa KSEI telah puas dengan layanan yang diberikan oleh KSEI. CSI KSEI pada tahun 2011 ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan CSI KSEI pada tahun 2010 (77,20%). Hasil dari Customer Survey 2011 ini, akan dijadikan masukan oleh KSEI untuk meningkatkan dan mengembangkan layanan jasa KSEI ke depannya. Diharapkan, KSEI senantiasa dapat memberikan layanan jasa unggul dan terbaik sehingga dapat menciptakan kenyamanan berinvestasi di pasar modal Indonesia. l
Fokuss
Konferensi Pers Akhir Tahun 2011 Pada tanggal 30 Desember 2011 lalu, Bapepam-LK ber sama dengan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) menggelar Konferensi Pers Akhir Tahun 2011 yang menandai penutupan perdagang an bursa di tahun 2011. Acara yang diselenggarakan di Galeri BEI - Lantai 1 dan lobby BEI ini dibuka oleh Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, Bapak M. Noor Rachman, didampingi oleh Bapak Ito Warsito, Bapak Hoesen dan Bapak Ananta Wiyogo selaku Direktur Utama SRO yang menyampaikan kinerja pasar modal Indonesia selama tahun 2011. Di akhir acara, Menteri Keuangan Bapak Agus Martowardoyo, meresmikan penutupan perdagangan bursa tahun 2011 dengan Indeks Harga Saham Gabungan yang ditutup pada posisi 3.821,99. l
statistik ����������������������������������������� ������������������������������������������������������
Total Distribusi “Corporate Action” (Periode Januari - Desember 2011 dan Januari 2012) Jan - Des 2011
Dana
Rp (triliun) USD (juta)
Jan 2012 Rp (triliun)
USD (juta)
Equity (Dividen dan Exercise)
61,45
53,63
2,75
0,00
Debt (Bunga dan Pokok)
35,24
38,60
3,35
1,97
Total Dana
96,69
92,23
6,10
1,97
Efek
(Jumlah/Unit Efek)
������
������
������
������
������
(Jumlah/Unit Efek)
Saham
57,20 miliar
4,73 miliar
Waran
3,85 miliar
-
109,32 miliar
3,79 miliar
HMETD
������
���������������������������������� ������������������������������������������������������
����������������������������������������������� ������������������������������������������������������
����������������������
�������
��������
�������
�������
�������� ��������
������
������
������
������
������
������