BAB2 TINJAUANPUSTAKA
2.1. Kinerja Perawat Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjan yang bersangkutan dan Kinerja perawat yaitu prilaku kerja yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan prilaku seorang perawat (As’ad,2004). Menurut Mangkunegara (2000) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (Prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai olehseseorang) dan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Ilyas (2001) yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu : 1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya; 2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (Ilyas, 2001).
15 Universitas Sumatera Utara
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja itu antara lain: 1) Faktor Kemampuan Secara psikologis kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya. 2) Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.Cleland (1997) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Menurut Sedarmayanti (2001) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja adalah: 1) Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shif (work) bekerja dalam suatu tim. 2) Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta ketrampilan dalam tehnik profesi.
Universitas Sumatera Utara
3) Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit operasi. 4) Manajemen kinerja atau produktifitas yaitu manajemen yang efesien yaitu dengan cara mengenali serta menghormati dan menghargai dan melindungi karyawan untuk mencapai peningkatan prestasi kerja. 5) Efesien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja 6) Kreatifitas dalam bekerja dan berada jalur yang benar dalam kerja 2.1.1. Penilaian Kinerja Perawat Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dalam suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja individu dengan membandingkan dengan standard baku penampilan. Menurut Hall, penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha untuk memperbaiki kerja personel dalam organisasi. Menurut Certo, penilaian kinerja adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu dan menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen (Ilyas, 2001). Pada dasarnya ada dua model penilaian kinerja: a. Penilaian sendiri (Self Assessment) Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengukur dan memahami perbedaaan individu. Ada dua teori yang menyarankan
Universitas Sumatera Utara
peran sentral dari penilaian sendiri dalam memahami perilaku individu. Teori tersebut adalah teori kontrol dan interaksi simbolik. b. Penilaian 360 derajat (360 Degree Assessment) Teknik ini akan memberikan data yang lebih baik dan dapat dipercaya karena dilakukan penilaian silang oleh bawahan, mitra dan atasan personel Data penilaian merupakan nilai kumulatif dari penilaian ketiga penilai. Hasil penilaian silang diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadi kerancuan, bila penilaian kinerja hanya dilakukan oleh personel sendiri saja (Ilyas, 2001). 2.1.2. Prisip-prinsip Penilaian Menurut Gilles (1996), untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil, maka manajer sebaiknya mengunakan prinsip- prinsip tertentu. 1.
Evaluasi pekerjaan seharusnya didasarkan pada standart pelaksanan kerja orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati (Rommber, 1986 dikutip gillies 1996). karena diskripsi kerja dan standart
dan pelaksanan kerja
dilaksanakan ke pegawai selama orientasi sebagai tujuan yang harus dilaksanakan, pelaksanan kerja seharusnya dievaluasi berkenaan dengan sasaran yang sama. 2.
Tingkah laku perawat yang persentatif sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Penelitian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku konsistennya serta guna menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
3.
Perawat sebaiknya diberi salinan kerjanya, standart pelaksanan kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehinga sebaiknya perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka yang sama.
4.
Didalam melaksanakan penulisan pelaksanan penilaian kerja pegawai, manajer sebaiknya menunjukkan segi-segi dimana pelaksananya kerja itu bisa memuaskan dan perbaikan apa yang diperlukan.
5.
Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat dan manajer, diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cocok untuk keduanya.
2.1.3. Standar Penilaian Kinerja Perawat Menurut Swanburg (1987) dalam Nursalam (2007), penilaian kinerjaadalah alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalammengontrol sumber daya manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerjadapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku pegawai dalamrangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume yangtinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses apraisal kinerja untukmengatur arah kerja dalam memilih, bimbingan perencanaan karir, sertapemberian penghargaan kepada personal perawat yang kompeten.Standar praktik
keperawatan
telah
660/Menkes/SK/IX/1987yang
disahkan
oleh
kemudian
Menkes.
RI
dalam
diperbaharui
SKNo. dan
disahkanberdasarkanSKDirjen.Yanmed.Depkes.RI No. YM.00.03.2.6.7637,tanggal18 Agustus 1993. Kemudian pada tahun 1996, Dewan Pimpinan Pusat PPNI menyusun
Universitas Sumatera Utara
standar praktek keperawatan yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi: (1) Pengkajian, (2) Diagnosis keperawatan, (3) Perencanaan, (4) Implementasi dan (5) Evaluasi. 1. Standar I : Pengkajian Keperawatan Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi : 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang. 2. Sumber data adalah pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. 3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi : a. Status kesehatan pasien masa lalu b. Status kesehatan pasien saat ini c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual d. Respons terhadap terapi e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal f. Risiko-risiko tinggi masalah keperawatan 4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (lengkap, akurat, relevan dan baru)
Universitas Sumatera Utara
2. Standar II : Diagnosis Keperawatan Perawat
menganalisis
data
pengkajian
untuk
merumuskandiagnosis
keperawatan. Kriteria proses diagnosis keperawatanmeliputi : 1. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data,identifikasimasalah pasien, dan perumusan diagnosiskeperawatan. 2. Diagnosis keperawatan terdiri atas : masalah, penyebabdan tanda atau gejala, atau terdiri atas masalah danpenyebab. 3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lainuntuk memvalidasi diagnosis keperawatan 4. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosisberdasarkan data terbaru 3. Standar III : Perencanaan Keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untukmengatasimasalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kriteriaproses perencanaan keperawatan meliputi: 1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,tujuan dan rencana tindakan keperawatan. 2. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencanatindakan keperawatan. 3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi ataukebutuhan pasien. 4. Mendokumentasi rencana keperawatan. 4. Standar IV : Implementasi Perawat
mengimplementasikantindakan
yang
telah
diidentifikasidalam
rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses tindakanimplementasi meliputi : 1. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaantindakankeperawatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain 3. Melakukantindakan keperawatan untuk mengatasikesehatan lain 4. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dankeluarga mengenai konsep, keterampilan
asuhan
diri
sertamembantumemodifikasi
lingkungan
yang
digunakan. 5. Mengkajiulang dan merevisi pelaksanaan tindakankeperawatan berdasarkan respons pasien. 5. Standar V : Evaluasi Keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakankeperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar danperencanaan. Kriteria proses evaluasi keperawatan meliputi : 1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dariintervensisecara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus. 2. Menggunakan data dasar dan respons pasien dalammengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan. 3. Memvalidasi danmenganalisis data baru dengan temansejawat. 4. Bekerjasama dengan pasien dan keluargauntukmemodifikasi rencana asuhan keperawatan. 5. Mendokumentasikan hasil evaluasi danmemodifikasiperencanaan. Dengan
standar asuhan keperawatan tersebut,maka pelayanankeperawatan
menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan deskriftif mengenai tingkat penampilanyang diinginkan, kualitas struktur, proses, atauhasil yang dapat dinilai,
Universitas Sumatera Utara
dalam rangka untukmengevaluasi pelayanankeperawatan yang telah diberikan pada pasien (Nursalam, 2007).
2.2.Kompetensi Perawat Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan)untuk menentukan ataumemutuskan sesuatu hal.Kompetensimenurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”. Kelompok kerja pengurus pusat persatuan perawat Nasional Indonesia (PPNI) di tahun 2012 merumuskan 12 Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap Perawat Indonesia pada semua jenjang, mencakup; 1) Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan 2) Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan 3) Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui jaminankualitas dan manajemen risiko (patient safety) 4) Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh dari RS 5) Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah cedera pada Klien
Universitas Sumatera Utara
6) Memfasilitasi kebutuhan oksigen 7) Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan 8) Mengukur tanda-tanda vital 9) Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat 10) Melakukan perawatan luka 11) Memberikan obat dengan aman dan benar 12) Mengelola pemberian darah dengan aman Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi Keperawatan baik didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan peraturan perundangan
dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang
ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi. Perawat terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis.Perawat
Ahli Madya
adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma Tiga (D III) Keperawatan.Ners
adalah
Perawat
profesional
yang telah menyelesaikan
pendidikan profesi. dalam bidang keperawatan umum dan memiliki kemampuan sebagai perawat profesional jenjang pertama (first professional degree). Ners spesialis adalah Perawat yang telah menyelesaikan pendidikanSpesialis Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Kompetensi Perawat Ahli Madya No.
Kode Unit
Judul Unit Komptensi
Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas 1 Wat.PV.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik, dan hukum/peraturan perundangan 1.2 Praktik Etis 2 Wat.PV.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia 3 Wat.PV.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien 4 Wat.PV.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan, 5 Wat.PV.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang perawat (Ahli Madya Kep) 1.3 Praktik Legal 6 Wat.PV.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan sesuai (Kewenangan perawat ahli madya) dengan peraturan perundangan Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan 7 Wat.PV.2.PAK.7 Mampu menggunakan metode penyelesaian masalah sebagai pedoman dalam praktik 2.2 Prinsip Asuhan 2.2.1 Promosi Kesehatan 8 Wat.PV.2.PAK.8 Mampu melakukan penyuluhan kesehatan dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, menurunkan angka kesakitan dalam tim 2.2.2 Pengkajian 9 Wat.PV.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif serta menyajikan informasi pasien untuk digunakan sbg bahan kajian asuhan kesehatan” 10 Wat.PV.2.PAK.10 Mengidentifikasi penyimpangan data yang berpotensi terjadinya masalah kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. 11
Kode Unit Wat.PV.2.PAK.11
2.2.3 Perencanaan 12 Wat.PV.2.PAK.12 13
Wat.PV.2.PAK.13
14
Wat.PV.2.PAK.14
15
Wat.PV.2.PAK.15
16
Wat.PV.2.PAK.16
17
Wat.PV.2.PAK.17
2.2.4 Implementasi 18 Wat.PV.2.PAK.18
19
Wat.PV.2.PAK.19
20
Wat.PV.2.PAK.20
21
Wat.PV.2.PAK.21
2.2.5 Evaluasi 22 Wat.PV.2.PAK.22
23
Wat.PV.2.PAK.23
24
Wat.PV.2.PAK.24
Judul Unit Komptensi Mampu mencatat, melaporkan data temuan secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan Mampu menyiapkan rencana berdasarkan hasil pengkajian Menetapkan prioritas tindakan keperawatan bersama nurse Memberikan informasi yang akurat kepada klien tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya(anggota tim) Melibatkan penasehat atau pendamping dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa Berkoordinasi dengan nurse, mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara regular Mencatat rencana asuhan terkini secara akurat sesuai tanggung jawabnya Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu Mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan yang memperburuk kondisi pasien Melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar pada situasi gawat darurat/bencana Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil intervensi yang diharapkan secara akurat dan lengkap Memberikan kontribusi kepada tim dalam evaluasi kemajuan terhadap hasil/pencapaian yang ditargetkan Memberikan kontribusi data evaluasi dan saran perbaikan terhadap rencana asuhan kepada nurse
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Kode Unit
Judul Unit Komptensi
2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal 25 Wat.PV.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawabnya 26 Wat.PV.2.PAK.26 Berinteraksi pada Klien, Keluarga dan teman sejawat dengan memperhatikan norma, etik serta budaya 27 Wat.PV.2.PAK.27 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi 2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan 28 Wat.PV.2.KM.28 Memberikan kontribusi untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif 29 Wat.PV.2.KM.29 Memahami kebutuhan pendekatan dan berbagai gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda 30 Wat.PV.2.KM.30 Memahami manajemen penanganan konflik yang disesuaikan mekanisme organisasi khususnya kode etik Perawat 31 Wat.PV.2.KM.31 Mendukung kepemimpinan dalam tim dengan cara konsisten untuk meningkatkan rasa saling menghargai hormat dan percaya diri diantara anggota tim 32 Wat.PV.2.KM.32 *) 33 Wat.PV.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efektif 34 Wat.PV.2.KM.34 Memberikan umpan balik kepada komite mutubila diperlukan 35 Wat.PV.2.KM.35 Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di unit kerjanya. 36 Wat.PV.2.KM.36 Memberikan umpan balik dan saran untuk perubahan di lingkungan praktiknya sendiri secara efektif 2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional 37 Wat.PV.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya. 38 Wat.PV.2.KM.38 Bekerjasama untuk mempertahankan kerja tim multi dispilin secara efektif. 39 Wat.PV.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Kode Unit
40
Wat.PV.2.KM.40
41
Wat.PV.2.KM.41
2.3.2 Delegasi-Supervisi 42 Wat.PV.2.KM.42 43 Wat.PV.2.KM.43 44
Wat.PV.2.KM.44
45
Wat.PV.2.KM.45
Judul Unit Komptensi Berkontribusi terhadap pengambil keputusan (tim inter-profesional Merujuk klien kepada nurse untuk menjamin klien mendapatkan intervensi pelay askep yang baik. *) Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya Memberikan umpan balik kepada orang yang mendelegasikan/ menugaskan kegiatan Mempertahankan akuntabilitas terhadap hasil kegiatan yang didelegasikan
2.3.3. Keselamatan Lingkungan 46 Wat.PV.2.KM.46 47 Wat.PV.2.KM.47
*) Mengidentifikasi dan melaporkan situasi yang dapat membahayakan keselamatan klien dan lingkungannya. 48 Wat.PV.2.KM.48 Mempertahankan lingkungan Pelayanan Askep yang menjaga Kesehatan dan keselamatan kerja 49 Wat.PV.2.KM.49 Menyimpan bahan-bahan pengobatan dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan 50 Wat.PV.2.KM.50 Memberikan dan mencatat obat sesuai dengan yang didelegasikan. 51 Wat.PV.2.KM.51 Melakukan prosedur pencegahan infeksi. Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal & Profesional 3.1Pengembangan Profesi 52 Wat.PV.2.KM.52 Berperan serta aktif dalam melakukan tindakan penanggulangan bencana. 53 Wat.PV.3.PP.53 Menerapkan standar profesi selama pelay askep sesuai tanggung jawab perawat 54 Wat.PV.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan yang positif 55 Wat.PV.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa keperawatan dan lingkungannya 56 Wat.PV.3.PP.56 Bertindak sebagai sumber informasi bagi mahasiswa keperawatan dan lingkungannya sesuai tanggung jawabnya 57 Wat.PV.3.PP.57 Memanfaatkan hasil penelitian sebagai dasar melakukan tindakan keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 (Lanjutan) No.
Kode Unit
58 59
Wat.PV.3.PP.58 Wat.PV.3.PP.59
60
Wat.PV.3.PP.60
3.2 Peningkatan Kualitas 61 Wat.PV.3.PK.61 62
Wat.PV.3.PK.62
Judul Unit Komptensi *) Mengenali lingkungan praktik dan literatur keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul Berperan serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan Melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi dirinya Berperan serta dalam peningkatan kualitas dan prosedur
Tabel 2.2. Kompetensi Ners No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Urut Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas 1 Wat.Ns.l.Ak.l Menerima tanggung gugat terhadap keputusan tindakan profesional hasil asuhan keperawatan dan kompetensi lanjutan sesuai dengan lingkup praktik, dan peraturan perundangan 1.2 Praktik Etis 2 Wat.Ns.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia 3 Wat.Ns.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien 4 Wat.Ns.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan 5 Wat.Ns.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang Nurse 1.3 Praktik Legal 6 Wat.Ns.l.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai (Kewenangan Nurse) dengan peraturan perundangan (Wat.Ns.l.PL.6)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 (Lanjutan) No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Urut Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan 7 Wat.Ns.2.PAK.7 Mampu menyelesaikan masalah serta pembuatan keputusan keperawatan berdasarkan pemikiran pendekatan sistem 2.2 Prinsip Asuhan 2.2.1 Promosi Kesehatan 8 Wat.Ns.2.PAK.8 Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat(Wat.Ns.2.PAK.8) 2.2.2 Pengkajian 9 Wat.Ns.2.PAK.9 Melakukan pengkajian dengan sistematis dalam melengkapi data obyekyif dan subyektif yang akurat dan relevan 10 Wat.Ns.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data hasil pengkajian dari berbagai sumber, untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan keperawatan 11 Wat.Ns.2.PAK.11 Mampu sharing data temuan secara akurat dan tepat waktu yang sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan kesehatan 2.2.3 Perencanaan 12 Wat.Ns.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan 13 Wat.Ns.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan klien. 14 Wat.Ns.2.PAK.14 Melibatkan klien (atau keluarga) apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 (Lanjutan) No. Kode Unit Urut 15 Wat.Ns.2.PAK.15
16
Wat.Ns.2.PAK.16
17
Wat.Ns.2.PAK.17
18
19 20 21
22 23
24
25
Judul Unit Komptensi Melibatkan seorang penasehat atau pendamping apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatanbahasa Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, jika diperlukan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan Klien Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait
2.2.4 Implementasi Wat.Ns.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik keperawatan bagi Nurse dan sesuai standar asuhan keperawatan Wat.Ns.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu Wat.Ns.2.PAK.20 Merespon perubahan kondisi Klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat Wat.Ns.2.PAK.21 Bertanggung jawab pengelolaan tim emergensi pada situasi gawat darurat/Bencana sesuai dengan standarPelayanan Keperawatan 2.2.5 Evaluasi Wat.Ns.2.PAK.22 Memonitor dan menganalisis kemajuan perkembangan hasil asuhan secara akurat dan lengkap Wat.Ns.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan, serta anggota tim kesehatan lain Wat.Ns.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi dari berbagai macam sumber untuk modifikasi rencana asuhan 2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal Wat.Ns.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya (Wat.Ns.2.PAK.25)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 (Lanjutan) No. Kode Unit Urut 26 Wat.Ns.2.PAK.26
27
2.3 28 29 30 31
32 33 34 35
36
37
38
Judul Unit Komptensi
Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien,keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dari berbagai latar belakang budaya (Wat.Ns.2.PAK.26) Wat.Ns.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan/asuhan kesehatan.( Wat.Ns.2.PAK.27) Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Wat.Ns.2.KM.28 Memberikan advokasi dan bertindak untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif Wat.Ns.2.KM.29 Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda Wat.Ns.2.KM.30 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi Wat.Ns.2.KM.31 Memberikan kontribusi untuk kepemimpinan tim dengan memperkuat tujuan sehingga dapat meningkatkan sikap saling menghargai dan percaya diri diantara anggota tim Wat.Ns.2.KM.32 Mengekpresikan pemikiran kepemimpinannya secara jelas dan mendukung harapan anggota tim lainnya Wat.Ns.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efektif Wat.Ns.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru. Wat.Ns.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan pengembangan profesional pembimbing klinik dan sejawat di tempat kerja Wat.Ns.2.KM.36 Berperan serta aktif memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada organisasi di lingkungan kerja 2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional Wat.Ns.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan keterampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya Wat.Ns.2.KM.38 Berkolaborasi dengan tim sejawat, ataupun nakes lainnya guna meningkatkan kualitas Yankep
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 (Lanjutan) No. Kode Unit Urut 39 Wat.Ns.2.KM.39 40
41
42 43 44
45 46
47
48
49 50
51
Judul Unit Komptensi
Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif Wat.Ns.2.KM.40 Memaparkan dan mendukung pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan selama pembuatan keputusan oleh tim inter professional Wat.Ns.2.KM.41 Menerima rujukan untuk memastikan klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia. 2.3.2 Delegasi-Supervisi Wat.Ns.2.KM.42 ** Wat.Ns.2.KM.43 Memberikan dan atau menerima pendelegasian selama proses Pelayanan Asuhan Keperawatan Wat.Ns.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan Wat.Ns.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada Tim Pelayanan Asuhan Keperawatan Wat.Ns.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik. 2.3.3. Keselamatan Lingkungan Wat.Ns.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang. Wat.Ns.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko, peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur. Wat.Ns.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan. Wat.Ns.2.KM.50 Memberikan obat, mencatat, mengkaji efek samping dan mengukur dosis yang sesuai dengan resep yang ditetapkan. Wat.Ns.2.KM.51 Memenuhi prosedur pencegahan infeksi dan mencegah terjadinya pelanggaran dalam praktik yang dilakukan para praktisi lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 (Lanjutan) No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Urut Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal &Profesional 3.1 Pengembangan Profesi 52 Wat.Ns.3.PP.52 Mengetahui tanggung jawab dan prosedur yang harus diikuti pada saat dinyatakan terjadi bencana 53 Wat.Ns.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring dan penelaahan standar profesi serta pedoman praktik terbaik 54 Wat.Ns.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan yang positif 55 Wat.Ns.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan 56 Wat.Ns.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain dan masyarakat 57 Wat.Ns.3.PP.57 Melaksanakan penelitian dalam memberikan kontribusi pada pengembangan keperawatan dan menggunakan hasil penelitian sebagai alat untuk meningkatkan standar asuhan 58 Wat.Ns.3.PP.58 ** 59 Wat.Ns.3.PK.59 Menganalisa lingkungan praktik dan literatur keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul 60 Wat.Ns.3.PK.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan 3.2 Peningkatan Kualitas 61 Wat.Ns.3.PB.61 Mengikuti pedoman praktik terbaik dan berdasarkan pembuktian (evidence-based) dalam melakukan praktik keperawatan. 62 Wat.Ns.3.PB.62 Bepartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas dan penjaminan mutu. 3.3 Pendidikan Berkelanjutan 63 Wat.Ns.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review 64 Wat.Ns.3.PB.64 Bertanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya 65 Wat.Ns.3.PB.65 Belajar bersama orang lain untuk memberikan kontribusi terhadap pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Kompetensi Ners Spesialis No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Urut Ranah 1 : Praktik Professional, Legal dan Etis 1.1 Akuntabilitas 1 Wat.Sp.l.Ak.1 Menerima tanggung gugat dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap keputusan, , tindakan profesional dan kompetensi lanjut sesuai dengan lingkup praktik, hukum/peraturan perundangan 1.2 Praktik Etis 2 Wat.Sp.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia 3 Wat.Sp.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien 4 Wat.Sp.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan 5 Wat.Sp.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang professional 1.3 Praktik Legal 6 Wat.Sp.l.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai dengan peraturan perundangan termasuk area khusus praktik spesialis Ranah 2 : Pemberian Asuhan &Manajemen 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan 7 Wat.Sp.2.PAK.7 Menerapkan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan spesialis 2.2 Prinsip Asuhan 2.2.1 Promosi Kesehatan 8 Wat.Sp.2.PAK.8 Mengelola promosi kesehatan melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain kelompok masyarakat serta kelompok khusus tertentu untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat dalam area praktik spesialis
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 (Lanjutan) No. Urut
Kode Unit
9
2.2.2 Pengkajian Wat.Sp.2.PAK.9
10
Wat.Sp.2.PAK.10
11
Wat.Sp.2.PAK.ll
12
13 14
15
16
17
Judul Unit Komptensi Mengumpulkan data obyektif dan subyektif yang akurat dan relevan yang dibutuhkan untuk praktik di area khusus melalui pengkajian kesehatan dan keperawatan yang sistematik, mengajukan permintaan pemeriksaan dan prosedur diagnostik yang diperbolehkan dalam lingkup praktik spesialis dan peraturan perundangan Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data dari berbagai sumber untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan Berbagi temuan dan mendokumentasikan-nya secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar profesi dan kebijakan organisasi
2.2.3 Perencanaan Wat.Sp.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan Wat.Sp.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan pemberi asuhan lain dan klien Wat.Sp.2.PAK.14 Melibatkan klien apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan Wat.Sp.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa Wat.Sp.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, apabila memungkinkan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan klien Wat.Sp.2.PAK.17 Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 (Lanjutan) No. Urut 18
19 20 21
22 23
24
25
26
27
2.3 28
29
Kode Unit
Judul Unit Komptensi
2.2.4 Implementasi Wat.Sp.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik spesialis dan sesuai dengan standar praktik keperawatan spesialis Wat.Sp.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu Wat.Sp.2.PAK.20 Merespon situasi perubahan yang cepat atau yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat Wat.Sp.2.PAK.21 Merespon situasi gawat darurat/ bencana secara cepat dan tepat, mengambil peran kepemimpinan dalam triage dan koordinasi asuhan klien sesuai kebutuhan asuhan khusus 2.2.5. Evaluasi Wat.Sp.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil asuhan yang diharapkan secara akurat dan lengkap Wat.Sp.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan, serta anggota tim kesehatan lain Wat.Sp.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan 2.2.6 Komunikasi Terapetik - Hubungan Interpersonal Wat.Sp.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya Wat.Sp.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dari berbagai latar belakang budaya Wat.Sp.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan. Kepemimpinan & Manajemen Wat.Sp.2.KM.28 Memberikan advokasi dan berbertindak dalam rentang kendalinya untuk menciptakan lingkungan keja yang positif Wat.Sp.2.KM.29 Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi khusus di area praktik spesialis
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 (Lanjutan) No. Kode Unit Urut 30 Wat.Sp.2.KM.30
31 32
33
34
35
36
37
38
39 40
41
Judul Unit Komptensi
Menghadapi konflik dengan cara yang bijaksana, menggunakan ketrampilan komunikasi yang efektif dan mekanisma yang ada untuk mencapai solusi Wat.Sp.2.KM.31 Memimpin dengan cara yang dapat menginspirasi rasa saling menghargai dan percaya diri dari anggota lain Wat.Sp.2.KM.32 Menetapkan secara jelas kontribusi dan harapan2 yang diinginkan oleh anggota tim, dalam perannya sebagai ketua tim dan sesuai dengan uraian tugas terbaru. Wat.Sp.2.KM.33 Memprioritaskan beban kerja, mengelola waktu secara efektif dan mengalokasikan sumber2 untuk mencapai hasil yang optimal Wat.Sp.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru dan menunjukan kepemipinan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan organisasi serta prosedur khusus pada area spesialis. Wat.Sp.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan implementasi pendidikan spesialis serta pengembangan profesional siswa dan sejawat di tempat kerja Wat.Sp.2.KM.36 Menggunakan proses berubah untuk mempengaruhi pengenalan inovasi dan adaptasi pada praktik spesialis dan organisasi pelayanan. 2.3.1 Pelayanan Kesehatan Interprofesional Wat.Sp.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya Wat.Sp.2.KM.38 Berkolaborasi dengan professional kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan yang diberikan dalam area khusus. Wat.Sp.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif Wat.Sp.2.KM.40 Memaparkan pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dalam pembuatan keputusan oleh tim inter profesional dan membantu dalam menegosiasikan keputusan yang disepakati bersama Wat.Sp.2.KM.41 Merujuk klien dan menerima rujukan dari pemberi pelayanan kesehatan lain untuk menjamin klien mendapatan intervensi terbaik yang tersedia
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 (Lanjutan) No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Urut 42 Wat.Sp.2.KM.42 *) 2.3.2 Delegasi - Supervisi 43 Wat.Sp.2.KM.43 Mendelegasikan kepada orang lain, kegiatan sesuai dengan kemampuan, tingkat persiapan, keahlian dan lingkup praktik legal Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan tingkat keahliannya dan lingkup praktik legal 44 Wat.Sp.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting dan mentor ing ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan 45 Wat.Sp.2.KM.45 Mempertahankan akontabilitas dan tanggung jawab saat mendelegasikan aspek asuhan kepada orang lain 46 Wat.Sp.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik yang khusus pada praktik spesialis. 2.3.3.KeselamatanLingkungan 47 Wat.Sp.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang. 48 Wat.Sp.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur. 49 Wat.Sp.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan 50 Wat.Sp.2.KM.50 Memberikan obat termasuk dosis yang tepat, cara, frekuensi, berdasarkan pengetahuan yang akurat tentang efek farmakologis, karakteristik klien dan terapi yang disetujui, sesuai dengan resep yang ditetapkan. 51 Wat.Sp.2.KM.51 Memenuhi prosedur pencegahan infeksi dan mencegah terjadinya pelanggaran dalam praktik yang dilakukan para praktisi lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 (Lanjutan) No. Kode Unit Urut 52 Wat.Sp.2.KM.52
Judul Unit Komptensi
Mengidentifikasi dan merencanakan langkah-langkah khusus yang diperlukan untuk menangani klien di area praktik khusus dalam kondisi bencana. Ranah 3 : Pengembangan Professional, Personal &Kualitas 3.1 Pengembangan Profesi 53 Wat.Sp.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring , penelaahan standar profesi spesialis dan pedoman praktik terbaik, serta berpartisipasi dalam mengembangkan dan menyesuaikan standar dalam kontek praktik 54 Wat.Sp.3. PP.54 Meningkatkan praktik keperawatan spesialis sebagai bagian esensial dari pemberian pelayanan kesehatan 55 Wat. Sp.3. PP.55 Bertindak sebagai model peran yang efektif bagi mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan 56 Wat.Sp.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber di area spesialis bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain, perencana kesehatan dan masyarakat 57 Wat.Sp.3.PP.57 Memberikan kontribusi dalam pengembangan pengetahuan dan praktik keperawatan klinis spesialis melalui identifikasi dan pelaksanaan penelitian sesuai kebutuhan 58 Wat.Sp.3.PP.58 Memberikan advokasi dan berpartisipasi untuk mendapatkan pengakuan pimpinan, hukum dan masyarakat terhadap kualifikasi spesialis, perlindungan hak sebagai perawai spesialis dan lingkup praktik terkait 59 Wat.Sp.3. PP.59 Mengamati lingkungan praktik dan literatur keperawatan spesialis untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul 60 Wat.Sp.3. PP.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial serta pemberian pelayanan di area spesialisnya 3.2 Peningkatan Kualitas 61 Wat.Sp.3.PK.61 Menggunakan dan berkontribusi dalam penelitian untuk memperoleh pembuktian guna praktik yang aman, efektif dan efesien, di area spesialisasinya. 62 Wat. Sp.3. PK.62 Melakukan telaah secara sistematik untuk meningkatkan kepuasan dan hasil asuhan sesuai area spesialisnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 (Lanjutan) No. Kode Unit Judul Unit Komptensi Urut 3.3 Pendidikan Berkelanjutan 63 Wat.Sp.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review 64 Wat.Sp.3.PB.64 Memikul tanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya 65 Wat.Sp.3. PB.65 Berpartisipasi dalam proses belajar mengajar pada bidang keilmuan yang sama maupun multidisiplin Penjabaran Kompetensi Perawat AhliMadya dalam Pelaksanaan pada Asuhan Keperawatan : 1)
Melakukan pengukuran tanda-tanda vital .
2)
Melakukan tindakan kegawatdaruratan dalam rangka penyelamatan jiwa.
3)
Melakukan tindakan keperawatan dalam upaya mempertahankan kelancaran jalan nafas .
4)
Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen.
5)
Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tuberkulosis .
6)
Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan sirkulasi darah.
7)
Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan suhu tubuh .
8)
Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
9)
Melakukan pemberian obat secara aman dan tepat sesuai intruksi yang berwenang.
Universitas Sumatera Utara
10) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemberian darah secara aman. 11) Melakukan asuhan keperawatan terapi intravena sesuai intruksi yang berwenang. 12) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya pemeliharaaan akses insersi kateter periferal dan sentral. 13) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kardiovaskular. 14) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah syok. 15) Melakukan pemantauan parameter hemodinamik kepada Klien yang terpasang monitoring invasif hemodinamik. 16) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah edema serebral. 17) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tekanan intra kranial. 18) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah metabolik. 19) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah hipoglikemi dan hiperglikemi. 20) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kanker. 21) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah persepsi, sensori, visual dan auditori 22) Melakukan asuhan keperawatan perioperatif. 23) Melakukan kesiapan tempat tidur sesuai dengan kebutuhan perawatan. 24) Melakukan asuhan keperawatan pre, intra dan post anastesi. 25) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah reaksi anafilaksis. 26) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mengatasi masalah nyeri.
Universitas Sumatera Utara
27) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan keutuhan (Integritas) kulit. 28) Melakukan asuhan keperawatan luka. 29) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah konstipasi. 30) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah diare. 31) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi per oral . 32) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi enteral. 33) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urin. 34) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal. 35) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan mobilisasi . 36) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah stress. 37) Melakukan asuhan keperawatan pencegahan terhadap kekerasan. 38) Melakukan asuhan keperawatan pencegahan bunuh diri. 39) Melakukan asuhan keperawatan upaya peningkatan konsep diri. 40) Melakukan
asuhan
keperawatan
untuk
menstimulasi
pertumbuhandan
perkembangan bayi dan anak. 41) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan bayi dan balita. 42) Melakukan asuhan keperawatan maternitas dan kesehatan perempuan. 43) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan imun. 44) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah HIV/AIDS. 45) Melakukan asuhan keperawatan dengan prinsip keselamatan Klien.
Universitas Sumatera Utara
46) Melakukan upaya pencegahan yang mengancam kondisi keselamatan dan keamanan melalui langkah-langkah precautions/kewaspadaan yang tepat. 47) Melakukan program pengendalian infeksi nosokomial. 48) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan lingkungan klien dan peralatan. 49) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri. 50) Melakukan asuhan keperawatan untuk mempersiapkan klien dalam prosedur diagnostik dan penatalaksanaannya. 51) Melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan teknologi informasi secara efektif dan tepat. 52) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah dimensia. 53) Melakukan tindakan keperawatan komplementer. 54) Melakukan asuhan keperawatan dengan memberdayakan potensi klien dan lingkungan (terapi modalitas keperawatan). 55) Melakukan asuhan keperawatan pada masalah sosial, kultural dan spiritual. 56) Melakukan penerimaan klien baru untuk memfasilitasi kesinambungan pelayanan/asuhan. 57) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan khusus. 58) Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan sekolah, kesehatan kerja, lansia, lembaga pemasyarakatan, dll).
Universitas Sumatera Utara
59) Melakukan masalah kesehatan di fasilitas pelayanan/asuhan keperawatan (home care, nursing home/residental health care), fasilitas pelayanan/asuhan kesehatan bergerak. 60) Melakukan asuhan keperawatan dalam menghadapi proses berduka. 61) Melakukan asuhan keperawatan menjelang dan sesudah kematian. 62) Melakukan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan. 63) Melakukan asuhan keperawatan melalui upaya promosi dan prevensi (primer, sekunder dan tersier). 64) Melakukan surveillance untuk kepentingan asuhan keperawatan. 65) Melakukan imunisasi sesuai program pemerintah. 66) Melakukan penggunaan alat kontrasepsi sesuai program pemerintah. Perawat Ahli Madyamampu menguasai sain keperawatan dasar; melakukan asuhan keperawatan yang telah direncanakan secara terampil dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosiospiritual secara holistik dan berdasarkan pada standar asuhan keperawatan, standar prosedur operasional; memperhatikan keselamatan pasien, rasa aman dan nyaman; mampu bekerjasama dengan tim keperawatan. Kompetensi perawat terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku. Agar seseorang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, dia harus memanfaatkan secara optimal kedua komponen utama
kompetensi
tersebut.
Sehingga ia memiliki kompetensi yang sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh pekerjaannya. Apabila dilihat kompetensi teknis atau kompetensi perilaku secara
Universitas Sumatera Utara
terpisah, dengan hanya memiliki salah satu kompetensi tersebut belumlah cukup bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa secara konsisten. Seseorang yang memiliki kompetensi teknis yang baik mampu mengerjakan suatu
pekerjaan
secara
teknis, namun
hal
tersebut belum
menjaminorang tersebut dapat berprestasi secara berkesinambungan, karena untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik orang juga mampu berinteraksi
dengan
lingkungan di sekitar pekerjaan tersebut (Hutapea,2008). 2.2.1. Kompetensi Teknis Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimiliki. Bila kompetensi teknis ini tidak dimiliki oleh karyawan maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara profesional. Selain kompetensi teknis yang dimiliki maka kompetensi perilaku harus juga dimiliki karyawan. karena seseorang yang memiliki kompetensi pengetahuan dan ketrampilan saja maka dia mampu melakukan pekerjaan . Kemampuan tersebut tidak termasuk kemampuan
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
kerja, menerima
tantangan kerja dan berperilaku produktif. 2.2.2. Kompetensi Perilaku Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja produktif (bukan perilaku umum) dan seseorang dapat memiliki dan memeragakan perilaku tersebut pada saat melaksanakan pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa penerapan kompetensi perilaku tersebut sudah mencakup keseluruhan komponen
Universitas Sumatera Utara
utama kompetensi. Perilaku produktif di tempat kerja, seseorang harus memiliki kemampuan teknis untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila orang tersebut tidak mampu mengerjakan pekerjaannya secara teknis, maka akan megalami kendala untuk memeragakan kompetensi perilakunya. Sebagai contoh, perilaku berorientasi pada pencapaian hasil adalah sebuah kompetensi perilaku, yang berarti keinginan yang kuat untuk bekerja dengan baik atau berkompetensi untuk mencapai hasil dengan standar terbaik. Keinginan tersebut harus tercermin dalam perilakunya pada saat melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi teknis dan kompetensi perilaku bagi perawat pada rumah sakit dituntut harus profesional. Dalam menentukan dan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan
diperlukan
suatu
alat
ukur
yaitu
standar
asuhan
keperawatan (SAK) yang baku. Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 660/Menkes/SK/XI/1987, diperkuat
SK
Dirjen
Yanmed No.YM.00.03.2.6.7637 tanggal 18 Agustus 1993 dan SK Depkes 1997 mulai diberlakukannya standar Asuhan Keperawatan sebagai proses asuhan keperawatan. Standar
Asuhan
Keperawatan
terdiri
atas
3
instrumen, yaitu
instrumen A untuk menilai kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang
dilakukan
perawat, instrumen
B
digunakan
untuk
menilai
persepsi
pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan Instrumen C digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan kegiatan keperawatan yang sedang dilakukan perawat.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban moral pertama seorang perawat adalah menjadi praktisi yang kompeten.Kompetensi
adalah
prasyarat
minimaluntuk
menjadi
seorang
perawat.Kewajiban utama mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah mencapai tingkat kompetensi.Dalam hal ini kompetensiberkaitan dengan peran dan fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan tanggung jawab perawat. A. Peran Perawat Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada bulan Januari tahun 1983,peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Pelaksana
pelayanan
keperawatan.
Perawat
bertanggung
jawab
dalam
memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan. 3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lain. 4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian keperawatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan, khususnya pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan
Universitas Sumatera Utara
dan administrasi keperawatan.Perawat juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan. Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang diharapkan, maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan melaksanakan dua peran yaitu : 1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan masalah kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya. 2. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan, peralatan, dan lingkungan tempat pelayanan kesehatan/keperawatan. B. Fungsi Perawat 1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan 2. Menyusun rencana asuhan keperawatan 3. Melaksanakan asuhan keperawatan 4. Melaksanakan dokumentasi keperawatan 5. Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya Selain itu, menurut Ketua PPNI DKI Jakarta, Prayetni, SKp,M.Kep dalam sebuah seminar di Jakarta 22 November 2008, menyampaikan Dimensi kompetensi keperawatan ada lima yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Task Skill: Melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang diisyaratkan oleh industri atau tempat bekerja. 2. Task Management Skill: Membuat perencanaan serta mengorganisasi tugas tersebut. 3. Contingency Management Skill: Melakukan tindakan yang tepat atas suatu masalah. 4. Job/role Environment Skills: Berperan serta dalam mengelola lingkungan pekerjaan. 5. Transfer/Adaptation skills: menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.
2.3. KerjaTim Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa kerja timmerupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim. Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandengtangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama. Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari Kerja Tim . Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya. Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota tim. Kerja Tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan, selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat Kerja tim lebih menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun. Kerja Tim dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan
Universitas Sumatera Utara
dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah Kerja Tim. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim : 1. Adanya tugas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian tim. 2. Proses yang terjadi di dalam kerja timitu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain. Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim : 1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya. 2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja. Menurut Robert (2005), komponen kerja tim terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu : 1. Kerjasama Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dlam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi sinergitas bagi individuindividu yang tergabung dalam tim kerja. Tanpa kerja sama yang baik tidak
Universitas Sumatera Utara
akan memunculkan ide-ide cemerlang. Keberhasilan suatu tim maupun individu sangat berpengaruh erat dengan kerjasama tim yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim. Individu dikatakan bekerja sama jika upayaupaya dari setiap individu secara sistematis terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integritasnya semakin besar tingkat kerjasamanya. Menurut
Kreitner
dan
Kinicki
(2005), kerja
sama
memiliki 3 (Tiga)
keunggulan yaitu : 1).Kerja sama lebih unggul dibandingkan dengan kompetisi dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 2) Kerja sama lebih unggul dibandingkan upaya-upaya idividualistis dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 3). Kerja
sama
tanpa
kompetisi
antar
kelompok
dapat
meningkatkan prestasi dan produktivitas lebih tinggi dari pada kerja sama dengan kompetisi antar kelompok . Menurut Ilyas (2001), mengatakan bahwa ciri-ciri kerjasama dalam pencapaian kinerja perawat adalah : a. Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat dengan tugasnya sendiri. b. Dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain secara cepat.
Universitas Sumatera Utara
c. Selalu menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri. d. Bersedia mempertimbangkan dan menerima pendapat orang lain. e. Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain sesuai waktu dan bidang tugas yang ditetapkan. f. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun berbeda pendapat. 2. Kepercayaan Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak akan berbuat baik jika merekatidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan secara adil. Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan apa yang telah dibicarakan. Anda harus mengerjakan apa yang anda katakan akan anda buat, secara konsisten, sepanjang waktu. Menurut
Kreitner
dan
Kinicki (2005), ada
beberapa
cara
untuk
membangun dan menjaga kepercayaan, yaitu : 1)Komunikasi, menjaga agar anggota tim dan para karyawan mendapatkan informasi dengan menjelaskan kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan serta memberikan umpan balik yang akurat. Berterus teranglah tentang masalah dan keterbatasan seseorang, katakan sebenarnya. 2). Dukungan, selalu bersedia dan mau didekati. Berikan bantuan, saran, nasehat dan dukungan untuk ide-ide anggota tim. 3). Rasa hormat, delegasi, dalam bentuk kewenangan pembuatan keputusan yang
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya, merupakan ekspresi terpenting dari penghormatan manajerial. 4). Keadilan, cepat dalam memberikan pujian dan pengakuan kepada individu yang berhak mendapatkan. Pastikan semua penilaian dan evaluasi kinerja objektif dan tidak memihak 5). Dapat diprediksi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsisten dan dapat diramalkan dalam masalah sehari-hari 6). Kompetensi, singkatkan kredibilitas anda dengan memperlihatkan pemahaman bisnis yang lain, kemampuan teknis, dan profesionalisme. 3. Kekompakan Kekompakan adalah sebuah proses dimana rasa kebersamaan muncul untuk
mengatasi
perbedaan-perbedaan
dan
motif-motif
individual.
Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa “Kekompakan adalah tingkat solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang terhadap kelompoknya”. Kekompakan kelompok bukanlah senjata rahasia dalam pencarian untuk peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan menjaga agar ukuran kelompok-kelompok tugas tetap kecil, menyakinkan standar-standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima, mencapai beberapa keberhasilan awal dan mengikuti petunjuk-petunjuk praktis. Tim kerja yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu timnya sendiri dan cara-cara sosial selepas kerja dapat merangsang kekompakan sosio-emosional. Membantu perkembangan kekompakan sosio-emosional perlu diseimbangkan dengan kekompakan tim. Jika sosio-emosional tidak disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
dengan kekompakan tim, hal ini dapat mengganggu kinerja dan prestasi tim, yang pada akhirnya mengganggu prestasi-prestasiindividu. A. Manfaat dan Fungsi Teamwork Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan, merundingkan dan bernegoisasi. 1.
Manfaat Bekerja dalam Tim a) Bagi Organisasi Tim -
Meningkatkan produktivitas kerja.
-
Meningkatkan kualitas kerja.
-
Meningkatkan mentalitas kerja.
-
Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim -
Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
-
Sebagai media aktualisasi diri.
-
Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja dalam Tim a) Kesatuan Tujuan Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
Universitas Sumatera Utara
b) Efisiensi Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan. c) Efektif Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat. B. Tahap Perkembangan Teamwork Ada empat tahap perkembangan tim menurut Robert (2005), yaitu : 1. Undevelopment Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah : a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua keputusan.
Universitas Sumatera Utara
2.Experimenting Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal. 3.Consolidating Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode. 4.Mature Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang. 2.4. Landasan Teori Perawat adalah seseorang yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Untuk
menghasilkan
tenaga
profesi
telah
dikembangkan
program
pendidikan yaitu program pendidikan D-III keperawatan menghasilkan ahli madya keperawatan sebagai profesional pemula atau tenaga profesi pemula yang
memiliki
sikap, tingkah
lakudan kemampuan
melaksanakan
praktik
keperawatan profesional dasar sederhana. Pendidikan pada tahap ini lebih
Universitas Sumatera Utara
menekankan penguasaan sikap dan ketrampilan dalam bidang keprofesian dengan landasan pengetahuan yang memadai sehingga mempu melaksanakan asuhan keperawatan umum kepada masyarakat dengan berpedoman pada etika keperawatan . Dengan
terciptanya pengaruh
profesional
perawat-klien, maka
perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatan akan mendapat
suatu
kepercayaan (profesional
trust), dengan
adanya kepercayaan
perawat telah menunjukkan kemampuan dan kompetensinya kepada klien berupa kemampuan intelektual, ketrampilan teknis dn sikap yang dilandasi etika profesi sehingga mampu membuat keputusan (judgement) secara profesional. Penilaian kinerja pada pekerja yang bekerja secara kelompok adalah penilaian dengan pendekatan perilaku (Robbins,2006). Demikian pula penilaian kinerja pada perawat yang dalam bekerjanya dilaksanakan sebagai kelompok kerja. Berdasarkan uraian tugas perawat pelaksana di ruang rawat inap serta proses keperawatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat dapat dinilai dari perilaku bekerja perawat pelaksana ruang rawat inap dalam melaksanakan tugasnya di ruang rawat inap dalam melaksanakan tugasnya di ruang rawat inap, yang terdiri dari: asuhan keperawatan, ketrampilan, disiplin, serta pencatatan dan pelaporan. Kemampuan individu atau kinerja individu dipengaruhi oleh faktor-faktor pengetahuan ketrampilan, motivasidan peran individu yang bersangkutan. Kinerja individu mempengaruhi organisasi. Kinerja kelompok juga mempengaruhi faktorfaktor yang terkait dengan karakteristik tim. sementara kinerja organisasi dipengaruhi oleh beragam karakteristik organisasi. Untuk itu dalam menciptakan
Universitas Sumatera Utara
sistem manajemen kinerja yang efektif, peran manager sangat menentukan (Mangkuprawira&Hubeis, 2007). Menurut
M Sayuni (2012) didapatkan bahwa kompetensi dan kerja
timberpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.Begitu juga dengan hasil penelitian Sitepu (2010) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi (sikap dan ketrampilan) terhadap kinerja perawat.Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja perawat adalah ketrampilan. Sedangkan penelitian Hadi Mulyono (2012) bahwa tidak ada hubungan antara kompetensi dengan kinerja perawat.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jekson Harliman Lingga (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah DR.Ferdinand Lumban Tobing Sibolga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kompetensi terhadap kinerja perawat. 2.5. Kerangka Konsep Variabel Bebas
Variabel Terikat
Kompetensi Perawat 1. Kompetensi Teknis 2. Kompetensi Perilaku Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap Kerja Tim 1. Kerjasama 2. Kepercayaan 3. Kekompakan Gambar 2.1.Kerangka Konsep Penelitian Sumber : Kompetensi Plus, Hutapea Parulian, 2006 dan Perilaku Organisasi, Robbins, Stophen, 2006 (diolah) 2009
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan dan ketrampilan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan kompetensi perawat yang disebut faktor kompetensi teknis dapat mempengaruhi kinerja
perawat
yang
pelaksana dalam melaksanakan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan perawatan dan evaluasi. Selain kompetensi teknis maka
kompetensi
perilaku
memberikan kontribusi
kinerja
tim
sehingga
kompetensi
dalam tugas pemecahan masalah
ini
dapat
dan pengambilan
keputusan. Kerja Tim memiliki prospektif untuk meningkatkan kemungkinan pemecahan masalah yang kreatif sehingga akan mem pengaruhi kinerja. Kinerja Tim dilihat dari 3 faktor yaitu kerjasama, kepercayaan dan kekompakan. Interaksi kompetensi dan kerja tim terhadap kinerja perawat pelaksana diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam memberikan pelayanan publik di rumah sakit sehingga rumah sakit Sri Pamela Tebing Tinggi menjadi rumah sakit pilihan bagi masyarakat yang ada di Tebing Tinggi sebagai pelayanan publik yang berkualitas
Universitas Sumatera Utara