BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)
D
alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati kedua belah pihak.
Perjanjian yang telah dilaksanakan antara lain perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renvile, dan Perjanjian Roem-Royen akan tetapi pada pelaksanaannya perjanjianperjanjian tersebut selalu dilanggar oleh pihak Belanda. Pada Bab ini akan dibahas usaha diplomasi Indonesia sebagai kelanjutan Perjanjian Roem-Royen dalam mendapatkan pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan dari Belanda melalui Konferensi Meja Bundar yang dilaksanakan di Den Haaq. Berikut merupakan tujuan instruksional khusus (TIK) pada Ban 13 ini TIK Setelah mempelajari Bab 12 ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan latar belakang dilaksanakannya Konferensi Meja Bundar 2. Mendeskripsikan pelaksaanan Konferensi Meja Bundar 3. Mendeskripsikan kesepakatan Indonesia dan Belanda dalam naskah persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar 4. Menganalisis dampak positif dan negatif Konferensi Meja Bundar bagi kemerdekaan Indonesia
Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia. Sebelum konferensi ini, berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948), dan Perjanjian Roem-Royen (1949). Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.
327 | S N I 5
Gambar. Suasana Konferensi Meja Bundar Indonesia, BFO, dan Belanda di Den Haag. Sumber: foto repro 40 Tahun Indonesia Merdeka
1. Latar Belakang Konferensi Meja Bundar Sesuai dengan isi perjanjian Roem-Roijen, bahwa Republik Indonesia akan diikut sertakan dalam Konferensi Meja Bundar, dan bentuk pemerintahan yang akan diakui oleh Belanda adalah pemerintahan yang berbentuk Serikat. Akan tetapi sebelum diadakan KMB, terlebih dahulu diadakan konferensi AntarIndonesia, yaitu konferensi antara Republik Indonesia dengan BFO untuk membahas pembentukan pemerintahan peralihan sebelum terbentuknya Negara Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar, Konferensi ini juga dimaksudkan untuk menyambut KMB. Perang gerilya oleh TNI dan rakyat yang sangat meningkat setelah Agresi Militer Belanda II telah menyadarkan pemimpin-pemimpin BFO bahwa bagaimanapun Belanda tidak dapat lagi berkuasa di Indonesia Pada tanggal 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta di adakan Konferensi Inter Indonesia di Yogyakarta dan pada tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta diadakan Konfernsi inter Indonesia kedua antara wakil-wakil Republik Indonesia dan pemimpin-pemimpin BFO. Dalam konferensi itu hampir
328 | S N I 5
seluruhnya membicarakan mengenai pembentukan negara Republik Indonesia Serikat.
Gambar. Suasana Konferensi Inter-Indonesia pertama di Yogyakarta pada tanggal 19 sampai dengan 22 Juli 1949. Sumber. Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka
Konferensi Antar-Indonesia berlangsung pada tanggal 19-22 Juli 1949. Konferensi ini memperlihatkan, bahwa politik devide at impera yang ingin diterapkan kembali oleh Belanda mengalami kegagalan. Konferensi AntarIndonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta itu dihasilkan persetujuan mengenai bentuk dan hal-hal yang bertalian dengan bentuk ketatanegaraan Indonesia Serikat dan pembagian hak negara bagian RIS atau daerah-daerah otonom (Notosusanto, 1984).
Gambar. Konfernsi Inter Indonesia kedua di Jakarta pada tanggal 23 Juli sampai 2 Agustus 1949. Sumber. Repro foto 30 Tahun Indonesia Merdeka
329 | S N I 5
Setelah konferensi Antar Indonesia, maka diangkatlah delegasi yang akan mewakili akili Indonesia dalam KMB. Adapun susunanya sebagaimana ditulis oleh Slametmuljana: “Pada tanggal 4 Agustus 1949 telah diangkat delegasi Republik Indonesia untuk menuju KMB yang terdiri dari: Drs. Moh. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Supomo, Dr. Dr J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Dr. Sukiman, Mr. Sujono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel TB. Simatupang dan Mr.Sumardi, Mr.Sumardi, delegasi dari Belanda dipimpin in oleh Mr. Van Marseveen. Marseveen. Sedangkan delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Pontianak. Sementara itu delegasi UNCI (Komisi Keamanan PBB) dipimpin oleh H. M. Cohran. (1969:301).
Drs. Moh. Hatta (Ketua Delegasi Indonesia) Anggota-anggota
Moh.Roem
Mr. Ali Sastroamidjojo
Dr. Supoma
Ir. Djuanda
Dr.J.Leimena
Dr.Sukiman
330 | S N I 5
Mr. Sujono Hadinoto
Dr. Sumitro Sumi Djojohadikusumo
Kolonel TB. Simatupang
Mr.Sumardi
Mr. Abdul Karim Pringgodigdo
Mr. Van Marseveen Sultan Hamid II (Delegasi Belanda) (Delegasi BFO) Sumber: (https://www.google.com/search?q=konferensi+meja+bund https://www.google.com/search?q=konferensi+meja+bundar)
2. Pelaksanaan Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar berlangsung dari tanggal 23 Agustus 1949 sampai tanggal 2 November 1949 di Den Haag. Konferensi Meja Bundar pada dasarnya merupakan konferensi segitiga antara delegasi Belanda, delegasi Indonesia, dan delegasi BFO dibawah pengawasan PBB.
331 | S N I 5
Konferensi Meja Bundar menghasilkan naskah-naskah persetujuan lengkap yang mengatur hubungan antara RI, BFO, dan Belanda, yang pada pokoknya terbagi atas dua bagian. Yaitu induk perjanjian dan anak perjanjian. Adapun hasil yang yang dicapai dalam Konferensi Meja Bundar antara lain adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan (penyerahan) kedaulatan yang lengkap dan tanpa syarat selambatlambatnya pada tanggal 30 Desember 1949 oleh Belanda kepada Negara Indonesia Serikat. 2. Negara Indonesia Serikat dan Belanda bersama-sama membentuk suatu Uni yang dikepalai oleh raja Belanda untuk mengurus kepentingan bersama . Akan tetapi ada dua hal yang kurang menguntungkan Indonesia dari hasil yang dicapai dalam KMB tersebut, yaitu masalah hutang Indonesia dan masalah Irian Barat. Kedua masalah tersebut akhirnya dapat diselesaikan melaui keputusan-keputusan seperti :”Belanda tetap mempertahankan kedaulatan atas Irian Barat sampai ada perundingan-perundingan lebih lanjut mengenai status wilayah itu. Dan RIS memikul tanggung jawab atas hutang Hindia Belanda, sebesar 4,3 milyar gulden (Hanifah, 1978) Hasil yang telah dicapai dalam KMB oleh kedua delegasi, kemudian dibawa pulang ke negara masing-masing untuk mendapatkan pengesahan dari parlemen. Dalam sidang KNIP tanggal 15 Desember 1949 diterima dan sekaligus mendapat pengesahan. Hasil KMB merupakan dasar bagi pengakuan kadaulatan pada tanggal 27 Desember 1949. Tanggal 27 Desember 1949, diadakanlah upacara penyerahan (pengakuan) kedaulatan atas RIS dalam suatu upacara protokol yang diadakan di Den Haag. Pengakuan kedaulatan dilangsungkan pula di Jakarta, di Den Haag dilakukan penyerahan kedaulatan dari perdana menteri Dress kepada Perdana Menteri Moh. Hatta dan di Jakarta dari tangan Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, masing-masing mewakili kerajaan Belanda dan Republik Indonesia Serikat. Dengan demikian maka RIS menjadi negara yang berdaulat, karena telah mendapat pengakuan de facto dan de jure dari dunia Internasional.
332 | S N I 5
3. Dampak ak Hasil Konferensi Meja Bundar Terhadap Indonesia Konferensi
Meja
Bundar
memberikan
dampak
yang
cukup
menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia, sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia: Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai, Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat, bentuk entuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dar darii Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.
Sidang pembukaan KMB yang diselenggarakan di Ridderzaal, Den pada tanggal 23 Agustus 1949 pukul 14.15 (waktu Eropa). Kursi khusus disebelah disebelah kiri adalah kursi ketua sidang, Perdana Mentri Dress. Disebelah kirinya (melingkar sesuai putaran jarum jam) adalah para delegasi dari Belanda, UNCI, BFO, dan RI (membelakangi lensa). Diantara tempat duduk masing-masing masing masing delegasi terdapat jarak yang digunakan sebagai jalan keluar masuk dalam kelompok masing masing-masing. Sumber: K.M.L Tobing. 1987. Perjuangan Politik Bangsa Indonesia KMP. Jakarta: Haji Masagung. Hal.195.
333 | S N I 5
J.H. Maarseveen, Sultan Hamid II dan Mohammad Hatta menandatangani Perjanjian Meja Bundar, 2 November 1949. Sumber: Sekretariat Negara. 1985. 30 Indonesia Merdeka. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada. Hal. 23
334 | S N I 5
Kesimpulan Sebagai tindak lanjut dari hasil perundingan sebelumnya antara Indonesia dengan Belanda, pada tanggal 23 Agustus 1949 dilaksanakanlah Konferensi Meja Bundar di Den Haag, negeri Belanda. Adapun tujuan dari Konferensi ini adalah ingin segera membentuk Negara Indonesia Serikat (RIS) seperti yang direncanakan sebelumnya. Konferensi ini dihadiri oleh delegasi Indonesia, Belanda, BFO, dan UNCI. Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagi bangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia, sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia adalah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, sehingga konflik dengan Belanda dapat diakhiri
335 | S N I 5
Glosarium
BFO
: Bijeenkomst voor Federaal Overleg, forum kerjasama federal antara negara-negara bagian dan daerah kecuali Indonesia yang disponsori oleh Negara Indonesia Timur
de Facto
: pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang telah memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan wilayahnya.
de Jure
: Ungkapan yang berarti "berdasarkan (atau menurut) hukum", yang dibedakan dengan de facto, yang berarti "pada kenyataannya (fakta)".
336 | S N I 5
Latihan 1 1. Buatlah laporan singkat tentang pelaksanaan Konferensi Meja Bundar. 2. Diskusikanlah hasil laporan tersebut. 3. Lakukanlah analisis tentang hasil yang dicapai dari KMB. 4. Bagaimana pendapat anda tentang perubahan bentuk negara Indonesia dari Republik Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat pada KMB 5. Kemukakanlah dampak yang ditimbulkan KMB terhadap Indonesia. Latihan 2 1. Delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) dipimpin oleh... a. Drs. Moh. Hatta b. Sultan Hamid II c. Sultan Syahrir d. Amir Syarifuddin e. Abdul kadir Wijoyoatmojo 2. Berikut ini adalah salah satu hasil dari KMB adalah... a. Pengakuan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia sebagai negara merdeka dengan nama RI. b. Penarikan pasukan Belanda dari wilayah RI c. Kedaulatan RI terdiri atas Sumatra, Jawa dan Madura d. Penghentian perang gerilya oleh TNI e. Belanda berdaulat atas RI sebelum terbentuk RIS 3. Diplomasi yang pernah dihasilkan antara RI dan Belanda adalah perjanjianperjanjian-perjanjian sebagai berikut: 1. Perjanjian Linggarjati 2. Perjanjian Renville 3. Perjanjian antar Indonesia 4. Konferensi Meja Bundar Masalah Irian Barat timbul dari perjanjian.... a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
e. 5
4. Delegasi BFO dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) diwakili oleh...
337 | S N I 5
a. Drs. Moh. Hatta b. William Dress c. Sultan Hamid II d. Sutan Syahrir e. Amir Syarifuddin 5. Tempat dilaksanakannya KMB adalah... a. Indonesia
d. Australia
b. Den Haag, Belanda
e. Amerika Serikat
c. Inggris 6. Sebelum KMB dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan Konferensi Antar Indonesia antara... a. Indonesia dengan Belanda b. Indonesia dengan BFO c. Belanda dengan BFO d. Belanda dengan Inggris e. Indonesia dengan Jepang 7. Persoalan yang menjadi perdebatan sengit antara Indonesia dengan Belanda pada KMB adalah... a. Masalah hutang Belanda dan masalah Irian Barat b. Masalah wilayah Indonesia c. Masalah peperangan antara Indonesia dengan Belanda d. Masalah kedaulatan negara Indonesia e. Masalah Indonesia dengan BFO 8. Delegasi UNCI dalam KMB adalah.... a. Drs. Moh. Hatta b. William Dress c. Sultan Hamid II d. Sutan Syahrir e. H. M. Cohran 9. Delegasi-delegasi yang menghadiri KMB adalah.... a. Indonesia, Belanda, BFO, dan UNCI
338 | S N I 5
b. Indonesia, Belanda dan Inggris c. Indonesia, Belanda dan Amerika Serikat d. Indonesia, Belanda dan Australia e. Belanda, Australia dan UNCI 10. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan pada tanggal.... a. 22 Agustus 1948 b. 23 Agustus 1949 c. 24 Agustus 1946 d. 23 Agustus 1945 e. 10 Desember 1948
TAMBAHAN SOAL 1. Mengapa pada Konferensi Meja Bundar masalah Irian Barat belum terselesaikan. a. Belanda ingin menguasai Irian Barat b. Irian Barat adalah wilayah yang sangat kaya c. karena pada saat itu Belanda sedang mengadakan eksplorasi/ penelitian sumber daya alam di Irian. d. Irian Barat adalah wilayah yang aman 2. Bagaimanakah dampak KMB bagi Belanda. a. Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia b. Belanda harus meninggalkan Indonesia c. Belanda menguasai Indonesia secara penuh. d. Belanda akan menguasai Irian Barat 3. Apakah tanggapan Belanda di depan sidang PBB tentang masalah irian barat? a. Bahwa Irian Barat adalah wilayah kekuasaan Belanda b. Belanda akan melepaskan Irian Barat setahun setelah pengakuan kedaulatan c. Belanda meyakinkan siding PBB bawah masalah Irian Barat adalah masalah Bilateral antara Indonesia dengan Belanda. d. Belanda tidak akan melepaskan Irian Barat
339 | S N I 5
4. Taktik pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan irian barat secara diplomasi adalah... a. melalui konferensi tingkat menteri dan forum PBB b. melalui perjuangan fisik c. membentuk organisasi orang-orang irian Barat d. melalui dewan adat Irian Barat 5. Hal-hal apakah yang sangat merugikan bangsa Indonesia dalam KMB adalah... a. Tertundanya penyelesaian masalah Irian Barat b. Hutang Belanda pada 1942 sampai disepakatinya RIS akan ditangung RIS c. Indonesia menjadi negara bagian RIS di mana menjadi bawahan dari pemerintahan Belanda. d. Adanya pengakuan kedaulatan bagi Indonesia 6. Tujuan diadakannya penentuan pendapat rakyat irian barat adalah... a. untuk menentukan status daerah bagian barat pulau Papua b. untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda c. agar Irian Barat menjadi wilayah Indonesia. d. agar Irian Barat dapat berdiri sendiri.
340 | S N I 5
Daftar Pustaka
Hanifah, Abu. 1978. Renungan Perjuangan Bangsa Dulu dan Sekarang. Jakarta:Idayu Press. Tobing, K.M.L. 1987. Perjuangan Politik Bangsa Indonesia KMP. Jakarta: Haji Masagung. Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia. Jilid VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka. Slametmuljana. 1969. Nasionalisme sebagai Modal Perjuangan Bangsa Indonesia Jilid II. Djakarta: Balai Pustaka Sekretariat Negara Republik Indonesia. 1985. 30 Indonesia Merdeka. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada
https://www.google.com/search?q=konferensi+meja+bundar
341 | S N I 5
BAGAN MATERI
Usaha Diplomasi Indonesia Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Inter Indonesia
Indonesia, BFO, dan Belanda
Penyerahan Kedaulatan RIS
342 | S N I 5