BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA
1.
Umum Suatu hal yang biasa bila didalam reproduksi peta selalu dibuat lebih dari satu copi.
Jumlah copi yang dibutuhkan tergantung dari jenis peta. Untuk peta perencanaan skala besar dalam suatu proyek engineering misalnya, hanya dibutuhkan beberapa lembar copi. Lain halnya dengan peta topografi, yang biasanya diperlukan beberapa ribu copi. Suatu peta dapat direproduksi dengan satu warna atau beberapa warna. Untuk peta yang terdiri dari beberapa warna, proses reproduksi/pencetakan hams dikerjakan dengan teliti agar masing-masing warna dapat tercetak tepat pada tempatnya, tidak boleh ada overlap dan gap. Semua hal tersebut di atas membutuhkan ketelitian yang tinggi dari bagian kartografi reproduksi. Teknik reproduksi biasanya berbeda untuk setiap instansi, tetapi metoda yang umum digunakan akan dibicarakan dalam bab ini.
2.
Organisasi Umum Biasanya bagian kartografi reproduksi dibagi dalam 3 bagian utama : 1. Fotografi 2. Copi 3. Printing/cetak Dituntut kerjasama yang baik antara ketiga bagian tersebut untuk menciptakan
pekerjaan yang se-efisien mungkin. Secara garis besar akan diterangkan ruang lingkup pekerjaan ketiga bagian tersebut :
2.1. Fotografi :
Melakukan perbesaran/pengecilan original
Mentransfer material opaque menjadi transparan
Merubah positif menjadi negative dan sebaliknya
Merubah bacaan terbalik (BT) menjadi bacaan betul (BB) dan sebaliknya
Mengkonversi "continuous tone" menjadi "half tone"
Memproduksi peta akhir dalam bentuk foto
2.2. Copi :
Memproduksi pelat cetak untuk bagian pencetakan/printing Universitas Gadjah Mada
1
Melakukan percobaan warna (color proof) peta
Memproduksi guide (pola) untuk penggambaran dan pekeijaan scribing.
Melakukan diazo reproduksi
Etching garis kedalam "peelcoat mask"
2.3. Printing
Mencetak peta dengan satu atau beberapa warna
3. Prose Photomechanical Proses photomechanical didefinisikan sebagai setiap proses copy yang melibatkan penggunaan bahan yang sensitif terhadap sinar (light sensitive material).
3.1. Proses Fotografi Film untuk fotografi terdiri dari suatu lapisan emulsi yang sensitif terhadap sinar yang dilekatkan pada bahan plastik. Untuk pekeijaan kartografi biasanya perlu menggunakan bahan dasar transparent, dan biasanya digunakan "plastic polyester". Proses fotografi terdiri 3 tahap : 1.
Film di-expose dengan sinar yang dipanyulkan dari suatu obyek yang tidak tembus cahaya (opaque) atau melewati/menembus suatu obyek yang transparan.
2.
Film dicuci (developed) kedalam larutan khusus (special solution). Dalam hal ini pada film sudah terbentuk "latent image" yang dibentuk oleh sinar yang mengenai film tersebut pada saat exposure. Pada tempat sinar jatuh emulsi akan menjadi hitam.
3.
Jika bayangan (image) sudah semua terbentuk, pencucian dihentikan dan dipindah ke larutan lain untuk pengawetan bayangan (gambar). Stelah pencucian dengan air, foto sudah siap dipakai.
3.2. Penggunaan Screen (latar) Screen terdiri dari bahan film yang bening/transparan (clear film) dengan pola teratur. Ada 3 jenis screen :
Dot screen (latar titik)
Line screen (latar garis)
Screen dengan pola tertentu
Beberapa definisi penting untuk dibicarakan dalam bab ini :
CONTINUOUS TONE IMAGE adalah suatu gambar yang terdiri dari tone yang berwama dari hitam, abu-abu sampai putih yang bervariasi secara kontinyu, misalnya foto udara. Universitas Gadjah Mada
2
LINE TONE : suatau gambar yang terdiri dari warna hitam dan putih, dalam hal ini warna hitam dapat berupa garis titik atau luasan.
HALF TONE IMAGE : adalah gambar yang terdiri dari titik-titik (dot-dot) hitam yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda sehingga kalau dilihat sepintas akan merupakan continuous tone. Misal pencetakan foto di Surat kabar. Untuk memperoleh "half tone image" diperlukan penggunaan screen.
3.3. Diazo Reproduksi Biasanya dikenal juga dengan "ozalid copy" atau "helio printing" atau "lightdruk". Bahannva sama dengan film untuk fotografi, yaitu lapisan peka cahaya pads suatu bahan dasar. Lapisan yang peka cahaya terdiri dari "diazo salt" yang peka terhadap sinar ultra violet sehingga bahan diazo dapat dikerjakan di bawah sinar lampu biasa. Setelah disinari dengan sinar ultra violet kemudian dimasukkan dalam larutan alkali (larutan amoniak). Gambar yang dihasilkan berwarna coklat, biru atau hitam tergantung komposisi dari bahan. Berlainan dengan proses fotografi, pada proses diazo bagian yang tidak kena sinar akan menjadi gambarnya (hitam), sedangkan bagian yang kena sinar akan menjadi putih. Oleh karena itu hasilnya akan sama dengan originalnya yaitu : Positip ----- > positip Negatip ---> negatip
3.4. Produksi "Open Window Masks" Pada peta topografi (berwarna) biasanya terdapat daerah yang diberi warna yang "solid", atau terdiri dari titik-titik (dot) kecil atau terdiri garis-garis kecil. Metoda yang dipakai untuk reproduksi area/daerah tersebut adalah dengan cara "Open Window Masks". Bahan yang digunakan terdiri dari bahan transparan yang ditutup dengan lapisan yang biasanya berwarna merah atau orange. Lapisan tersebut dapat dikupas menurut detail area yang dikehendaki dengan alat yang tajam. Sehingga nantinya ada daerah terbuka yang disebut "Open Window Masks". Bahannya disebut "peelcoat". Juga terdapat beberapa nama misalnya "Cut'n Strip". 4. Teknik Pencetakan Teknik pencetakan didefinisikan sebagai proses pembuatan gambar dengan tinta pada kertas, dengan cara memindahkan gambar dari pelat cetak. Bahan yang biasanya dipakai untuk pelat cetak ialah metal. Ada 3 teknik pencetakan berdasarkan letak gambar di atas permukaan pelat : a. Cetak tinggi atau relief Digunakan dalam pencetakan buku, surat kabar dan peta-peta sederhana. Universitas Gadjah Mada
3
b. Cetak dalam atau entaglio Biasa digunakan dalam pencetakan majalah kualitas tinggi c. Cetak datar atau planigrafic Merupakan teknik pencetakan offset yang sekarang digunakan secara luas untuk pekerjaan kartografi.
Pencetakan Offset Press Pencetakan ini menggunakan mesin offset yang berputar. Merupakan system pencetakan secara tidak langsung, disebabkan pemindahan gambar dari pelat cetak ke atas kertas melalui perantara silinder yang dibungkus karet. Sehingga gambar dari pelat cetak (BB) berpindah ke silinder karet (BT) kemudian dicetak kembali pada kertas (BB) yang merupakan hasil gambar cetakan. Pencetakan kombinasi beberapa warna dapat dilakuan dengan system pencetakan ini, masing-masing warna menggunakan sebuah pelat cetak. Sistem pencetakan ini menggunakan prinsip pertentangan air dengan minyak, pada daerah yang bergambar diliputi oleh tinta minyak yang menolak air, sedangkan daerah yang tidak bergambar diliputi air yang bersifat melawan tinta minyak tersebut. Bagian-bagian yang penting pada mesin Offset Press berputar : a. Bagian pemberian air: untuk mencegah agar daerah yang tidak bergambar menolak tinta. b. Bagian peberian tinta : untuk memberikan tinta pada daerah yang bergambar. c. Silinder pelat : tempat meletakkan pelat cetak mengikuti bentuk silinder. d. Silinder karet : untuk menerima gambar setelah silinder pelat berputar. e. Silinder penekan : untuk menekan kertas dengan silinder karet yang sudah bergambar sehingga gambar akan tercetak di atas kertas.
Universitas Gadjah Mada
4
Revisi Peta Peta topografi yang digunakan untuk maksud dan tujuan yang bermacam-macam, peta tersebut harus selalu mengikuti perubahan yang ada (harus bersifat "up to date"). Proses untuk mempertahankan sifat "up to date" dikenal dengan revisi. Ada 3 faktor yang terlibat didalam pekerjaan revisi peta : 1. Koleksi data dari perubahan yang terjadi. 2. Penaksiran terhadap banyaknya perubahan dan metoda yang dipakai. 3. Teknik revisi yang dilakukan dan produksi dari peta yang telah direvisi.
Ada 3 bentuk alternative revisi suatu seri peta topografi : a. "Cyclic Revision", yang bertujuan merevisi seluruh seri peta topografi pada setiap periode tertentu., misalnya setiap 15 tahun sekali, tetapi untuk lembar yang penting bias direvisi lebih sering. b. "Selective Revision", yang bertujuan merevisi beberapa lembar dari suatu seri peta. Pemilihan ini diprioritaskan pada segi urgensinya. Misalnya 5 tahun untuk daerah perkotaan, 10 tahun untuk daerah pedesaan dan setiap 15 tahun untuk daerah alam. c. "Continuous Revision", direvisi secara kontinyu agar diperoleh peta yang selalu dalam kondisi "up to date".
Apabila perubahan yang terjadi besar dan meliputi sebagian besar dari lembar, maka penyelesaian yang terbaik adalah membuat peta barn. Hal ini akan melibatkan pembuatan foto udara barn, stereoploting atau rektifikasi dan seluruh penggambaran halus serta reproduksinya. Apabila perubahan hanya sedikit maka data bias diperoleh dari pengukuran lapangan atau menggunakan peta perencanaan sipil yang sudah ada.
Universitas Gadjah Mada
5