BAB VII USAHA PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN Telah
disadari
bahwa
kemajuan
industri
dan
teknologi
yang
mampu
meningkatkan kesejahteraan manusia itu ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan yang pada akhirnyajuga berdampak terhadap manusia. Oleh karena itu penerapan kemajuan industri dan teknologi tersebut harus ditinjau kembali. Harus dipikirkan kembali agar penerapan kemajuan industri dan teknologi tersebut dapat memberikan hasil dan manfaat yang lebih baik bagi kelangsungan hidup manusia. Seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya bahwa pencemaran lingkungan akan sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian secara langsung apabila pencemaran lingkungan tersebut secara cepat dan langsung dapat dirasakan akibatnya oleh manusia; sedangkan kerugian secara tidak langsung adalah apabila akibat pencemaran tersebut lingkunganmenjadi rusak sehingga daya dukung alam terhadap kelangsungan hidup manusia menjadi berkurang. Keadaan akan menjadi lebih parah lagi kalau daya dukung alam sudah tidak ada lagi bagi kelangsungan hidup manusia. Bila hal itu terjadi maka hal itu berarti malapetaka bagi umat manusia. Bab IX ini akan mengupas usaha-usaha yang dapat ditempuh oleh manusia untuk mengurangi atau menanggulangi dampak pencemaran lingkungan. Usaha-usaha penanggulangan ini perlu dilakukan agar usaha peningkatan kesejahteraan melalui penerapan
kemajuan
industri
dan
teknologi
dapat
terwujud
sesuai
denganyangdiharapkan. Jangan sampai penerapan kemajuan industri dan teknologi justru menimbulkan masalah baru yang berupa dampak pencemaran lingkungan yang merugikan manusia. Oleh karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada 2 macam cara utama, yaitu:
Penanggulangan secara Nonteknis, Penanggulangan secara Teknis. Melalui cara penanggulangan dengan cara nonteknis dan teknis ini diharapkan bahwa pencemaran lingkungan akan jauh berkurang dan kualitas hidup manusia dapat lebih ditingkatkan. Barangkali akan timbul pertanyaan pada diri kita: Mungkinkah itu dapat dilakukan? Jawabannya adalah: Mungkin! Sejauh ada niat dan kemauan untuk melaksanakannya. Oleh karena itu usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan sepenuhnya tergantung kepada kita semua. Kalau kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita, maka sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan.
A. Penanggulangan Secara Non-teknis Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal istilah penanggulan secara non-teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi
pencemaran
lingkungan
dengan
cara
menciptakan
peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan di suatu tempatyang antara lain meliputi: Penyajian Informasi Lingkungan (PIL), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi, Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan, Menanamkan perilaku disiplin. Mengenai kelima hal tersebut di atas, secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penyajian Informasi Lingkungan (PEL)
Penyajian informasi lingkungan merupakan gambaran awal tentang kegiatan yang akan diusulkan. PIL ini diberikan sebelum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakan. Berdasarkan penyajian informasi lingkungan ini akan diketahui secara cepat apakah AMDAL yang diusulkan perlu segera dilaksanakan. Mengingat bahwa PIL diberikan terlebih dahulu sebelum AMDAL maka di dalam PIL hams termuat garis besar jenis kegiatan dan macam lingkungan yang akan dianalisis. Secara umum PIL akan memuat tentang: Kegiatan yang diusulkan, Kondisi lingkungan yang akan dianalisa, Dampak yang mungkin terjadi akibat kegiatan yang diusulkan serta tindakan yang direncanakan untuk mengendalikannya. 2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu studi tentang beberapa masalah yang berkaitan dengan rencanakegiatan yang diusulkan. Dalam hal ini studiyangdilakukan meliputi kemungkinan terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan sosialekonomi maupun perubahan biofisik lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan tersebut. Selain daripada itu, AMDAL dapat juga diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan atau suatu proyek pembangunan yang direncanakan. Hal pentingyang harus diketahui sebelum melakukan AMDAL adalah rencana kegiatan yang ada serta keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan. Keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan harus diketahui terlebih dahulu sebagai patokan atau sebagai garis dasar untuk mengukur pencemaran yang terjadi. Kalau rencana kegiatan tidak diketahui, begitu pula garis dasar tidak diketahui, maka akan sulit untuk mengukur dampak yang mungkin terjadi. Berdasarkan AMDAL yang dibuat untuk suatu kegiatan dapat dibandingkan keadaan sebelum ada kegiatan dan sesudah ada kegiatan. Hasil
yang ideal adalah apabila tidak terjadi dampak pencemaran lingkungan. Kalaupun terjadi suatu dampak, dampak tersebut hendaknya bersifat positif. Artinya, kegiatan tersebut memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya. Dalam pembangunan suatu pabrik baja (misalnya), masalah AMDAL sangat penting, karena menyangkut nasib kelangsungan pabrik, kelangsungan hidup karyawan, kelestarian alam lingkungan sekitar serta kesehatan dan keselamatan penduduk di sekitar pabrik tersebut. Di dalam AMDAL suatu pabrik baja antara lain akan termuat: Letak tempat pabrik baja akan didirikan, Jenis tanur yang digunakan dan kapasitasnya, Bahan bakar yang diperlukan, Fasilitas peleburan dan pencetakan yang ada, Masalah keselamatan tanur dalam operasi normal, Masalah keselamatan tanur dalam keadaan darurat, Masalah dampak lingkungan yang mungkin terjadi, Kesimpulan umum atas rencana pendirian pabrik baja. Untuk melengkapi data AMDAL tersebut, keterangan mengenai tempat pabrik baja yang akan didirikan harus ditambah keterangan mengenai: Letak geografis tempat pabrik baja akan didirikan, Keadaan geologis tanah tempat pabrik baja, Populasi penduduk dan keadaan sosial ekonominya, Keadaan cuaca sepanjang tahun, Kuat gempa dan ramalan gempa pada calon lokasi, Ketersediaan bahan bakarnya, Ketersediaan utilitas dan lain sebagainya. Semua data yang diberikan dalam AMDAL akan sangat membantu manakala terjadi pencemaran dampak lingkungan. Melalui AMDAL akan diketahui penyebab pencemaran, siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya pencemaran lingkungan (bila ada) dan bagaimana cara penanggulangannya.
3. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi dimaksudkan agar jika terjadi pencemaran lingkungan dari kegiatan tersebut dapat dipantau dengan mudah dan cepat sehingga penanggulangannya dapat dilakukan secara terpadu, dan daya dukung alam lingkungan sekitarnya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia. Melalui perencanaan kawasan yang baik, maka keseimbangan kebutuhan utilitas antara keperluan untuk kegiatan industri dan teknologi dengan keperluan pemukiman di sekitarnya dapat diatur tanpa merugikan salah satu pihak. Contoh yang baik telah diberikan oleh pemerintah dengan menyediakan Kawasan Pulo Gadung untuk kegiatan industri dan Kawasan Serpong untuk kegiatan teknologi, di Jakarta. Surabaya juga telah menyediakan yang serupa, yaitu Kawasan Rungkut yang ditujukan untuk kegiatan industri di kota tersebut. Apabila perencanaan kawasan dilakukan dengan baik makatidak akan ada daerah subur dan produktif yang digunakan sebagai kawasan suatu industri karena tanah yang subur dan produktif akan lebih bermanfaat sebagai penunjang kebutuhan pangan manusia. Melalui perencanaan kawasan yang baik maka tidak mungkin izin kegiatan industri dan teknologi diberikan secara sembarangan. Penerapan peraturan perundangan pun akan lebih mudah dilaksanakan. 4. Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan Dalam rangka mengurangi dan menanggulangi dampak pencemaran lingkungan, perlu diadakan pengaturan dan pengawasan atas segala macam kegiatan industri dan teknologi. Pengaturan dan pengawasan ini dimaksudkan agar segala persyaratan keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan dapat dipenuhi dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan dapat ditekan sekecil-kecilnya. Sebagai contoh adalah ditetapkannya Undang-undang Nomor 4Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Apabila Undangundang Nomor 4 Tahun 1982 tersebut melalui peraturan pelaksanaannya ditaati dengan baik, maka dapat dijamin bahwa lingkungan hidup akan selalu memberikan daya dukung alamnya bagi kelangsungan hidup manusia.
Contoh lain adalah Penetapan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 September 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dimaksudkan agar kualitas air minum bagi masyarakat dapat dijamin kualitasnya agar tidak terjadi keracunan maupun kemungkinan terjadinya wabah penyakit muncul air minum. Contoh berikutnya adalah Surat Keputusan Menteri Negara KLH Nomor KEP03/MENKLH/H/1991 tanggal 1 Pebruari 1992 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan yang Telah beroperasi Melalui Surat Keputusan Menteri Negara KLH tersebut kegiatan industri yang telah beroperasi sebelum Surat Keputusan Menteri KLH tersebut ditetapkan, berkewajiban untuk menjaga agar air limbah yang dibuang ke lingkungan sesuai dengan ketentuan yang ada. Dengan ketentuan tersebut
diharapkan
pencemaran lingkungan dapat ditekan sampai sekecil-kecilnya. 5. Menanamkan Perilaku Disiplin Kata disiplin memang mudah diucapkan, namun seringkali sulit untuk dilaksanakan karena perilaku disiplin belum tertanam dengan baik pada semua orang. Seringkali kecelakaan lalu-lintas terjadi akibat dari tidak disiplinnya pemakai jalan. Rambu-rambu lalu lintas acapkali dilanggar, karena tidak ada petugas yang mengawasi. Seharusnya walaupun tidak ada petugas yang mengganti, rambu-rambu lalu-lintas harus tetap ditaati demi keselamatan semua pemakai jalan. Begitu pula halnya dengan masalah keselamatan dan kesehatan lingkungan. Seringkali terjadi pencemaran lingkungan karena tidak disiplinnya petugas yang menangani kegiatan industri dan teknologi. Pembuangan limbah dari pabrik atau tempat kerja tanpa terlebih dahulu melalui proses pengolahan limbah seringkali dijumpai sebagai terutama penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Sungai yang semula airnya jernih dan banyak ikannya dapat terjadi keruh dan tidak ada ikannya lagi, karena di bagian hulu sungai didirikan suatu pabrik. Air yang keruh dan telah tercemar jelas tidak dapat digunakan lagi untuk memenuhi kebutuhan air bagi kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan lainnya. B.isa diduga bahwa pabrik yang ada di hulu sungai yang membuang limbahnya secara sembarangan
adalah penyebab terjadinya pencemaran lingkungan Sudah menjadi tanggung jawab moral pemilik pabrik, teknisi yang semua karyawan pabrik yang potensial untuk menimbulkan pencemaran sangat diharapkan untuk mencegahterjadinya pencemaran. Petugas yang mengawasi kegiatan pengelolaan limbah dari kegiatan industri dan teknologi juga dituntut untuk bekerja dengan baik dan disiplin. Segenap lapisan masyarakat dituntut untuk berdisiplin, tidak
membuat limbah secara sembarangan
yang pada akhirnya dapatmenimbulkan pencemaran. Penanaman perilaku disiplin hendaknya memulai sejak dini.
B. Penanggulangan Secara Teknis Apabila berdasarkan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan maka langkah berikutnya adalah memikirkanpenanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih dan menentukan cara yang akan digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut: Mengutamakan keselamatan lingkungan. Teknologinya telah dikuasai dengan baik. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan kriteria tersebut di atas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut: Mengubah proses, Mengganti sumber energi, Mengelola limbah, Menambah alat bantu. Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersama-sama, tergantungkepadakajian dan kenyataan yang sebenarnya. Penjelasan secara garis
besar mengenai keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Mengubah Proses Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan (limbah) yang berupa zat-zat kimia, maka akan terjadi pencemaran lingkungan oleh zatzat kimia, baik melalui pencemaran udara, pencemaran air maupun melalui pencemaran daratan. Keadaan ini harus dihindari, yaitu dengan mengubah proses yang ada dan memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas. Beberapa proses dalam kegiatan industri dan teknologi sudah ada yang melakukan cara ini dan ternyata berhasil baik. Sebagai contoh dapat dijumpai dalam industri penyamakan kulit. Dahulu untuk menghilangkan lemak dan mengolah (menyamak) kulit digunakan senyawa chroom sebagai bahan penyamak. Namunpemakaian chroom sebagai bahan penyamak menghasilkan bahan buangan Crhoom membahayakan lingkungan. Sebagai gantinya kemudian digunakan semacam enzim yang tidak membahayakan lingkungan sehingga ion Cr yang biasanya ada pada limbah buangan industri penyamakan kulit dapat ditiadakan. Contoh lain adalah pada industri pengolahan bahan nuklir. Untuk mendapatkan unsur uranium dari batuan uranium digunakan serangkaian proses yang melibatkan penggunaan zat kimia. Pemakaian zat kimia seringkali menimbulkan masalah pada limbah buangannya. Sebagai ganti zat kimia, pada saat ini telah dipikirkan pemakaian bakteri tertentu untuk memecah batuan uranium yang tidak membahayakan lingkungan. 2. Mengganti Sumber Energi Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan industri dan teknologi sebagian besar masih mengandalkan pada pemakaian bahan bakar fosil, baik minyak maupun batubara. Seperti telah diuraikan di muka bahwa pemakaian bahan bakar fosil menghasilkan komponen pencemar udara yang berupa gas S02, N02, H2S dan lain sebagainya. Hal ini bisa dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG (Liquified Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yanglebih bersih.
Contoh lain adalah dengan memanfaatkan sumber panas bumi. Namun sayangnya tidak di semua tempat ada sumber panas bumi (geothermal). Kalaupun ada maka mungkin kapasitas daya listrik terpasang tidak memadai untuk keperluan industri dan teknologi. Pemikiran lain adalah pemakaian energi nuklir pada Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil, selain menimbulkan pencemaran udara ternyata harus pula mulai dipikirkan bahwa persediaannya (cadangan) di dunia saat ini makin menipis dan pada suatu saat bahan bakar fosil tersebut mungkin akan habis. 3. Mengelola Limbah Semua kegiatan industri dan teknologi selalu akan menghasilkan limbah yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pengolahan limbah
dari bahan buangan
industri dan teknologi dimaksudkanuntuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara pengelolaan limbah ini sering disebut dengan Waste Treatment atau Waste Management. Cara mengelola limbah industri dan teknologi tergantung pada sifat dan kandungan limbah serta tergantung pula pada rencana pembuangan olahan limbah secara permanen. Secara umum dikenal tingkatan proses pengelolaan limbah sebagai berikut: 1) Pengolahan Awal (Primary Waste Treatment) Semua bahan buangan industri ditampung pada suatu tempat. Pada proses penampungan ini sekaligus dipisahkan antara bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik. Pada tahap ini juga dilakukan pemisahan bahan buangan yang masih bisa didaur ulang dan bahan buangan yang sudah tidak bisa didaur ulang lagi. Kalau bahan buangan berupa limbah cair, limbah tersebut ditampung dulu pada suatu bak besar dan dibiarkan untuk beberapa waktu lama sehingga sebagian kotoran akan mengendap atau mengapung sehingga dapat dipisahkan. Biia pada tahap ini sudah diperoleh cairan yang "bersih" maka cairan tersebut dapat dibuang ke lingkungan asal cairan tersebut telah sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah cair yang telah ditentukan. Bila bahan buangan belum "bersih" maka proses pengolahannya perlu dilanjutkan ke tingkat berikutnya.
2) Pengolahan Lanjutan (Secondary Waste Treatment) Limbah buangan dari proses pertama yang belum bersih dan belum bisa dibuang ke lingkungan dimasukkan ke proses pengolahan lanjutan di mana dilakukan penambahan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan buangan (terutama bahan buangan organik). Agar BOD untuk mikroorganisme dapat dipenuhi dengan baik, pada alat proses kedua ini dialirkan udara untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Oksigen yang cukup akan membantu kecepatan degradasi oleh mikroorganisme. Apabila pada proses kedua ini diperlukan pemisahan antara cairan dan padatan yang larut atau melayang (sebagai koloidal) di dalamnya, maka perlu juga dilakukan proses pengendapan. Penambahan zat kimia seringkali dilakukan untuk membantu proses pengendapan. Namun perlu diingat bahwa penambahan zat kimiatidak boleh mengakibatkan masalah pada akhir pembuangan nanti. Sebagai contoh, penambahan tawas sebagai pengendap koloidal boleh dilakukan karena tidak menimbulkan masalah pada lingkungan. 3) Pengolahan akhir (Advanced Waste Treatment) Pada proses ketiga ini diharapkan bahwa setelah melalui tahapan terakhir, limbah sudah menjadi "bersih" sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Akan tetapi pada proses akhir ini seringkali masih dijumpai adanya bahan-bahan (kimia) yang terlarut dan kalau dibuang ke lingkungan dapat membahayakan. Walaupun dalam jumlah kecil tetapi kalau membahayakan lingkungan maka bahan-bahan terlarut tersebut harus dikurangi. Pengurangan bahan-bahan terlarut seperti tersebut di atas dapat dilakukan dengan menambahkan karbon aktif untuk mengadsorpsi bahan-bahan berbahaya sehingga aman bila dibuang ke lingkungan. Cara lain dapat dilakukan dengan memakai resin penukar ion yang dimasukkan ke dalam air limbah yang belum "bersih" untuk menangkap bahan-bahan terlarut. Pengelolaan limbah sebagai usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan seperti disebutkan di atas tidak akan ada artinya kalau tidak disertai dengan pengaturan dan pengawasan yang ketat. Oleh karena itu peraturan perundangan yang mengatur
masalah pengelolaan lingkungan hidup perlu diketahui oleh setiap petugas yang bergerak dalam bidang industri dan teknologi. Sebagian dari peraturan perundangan tersebut di atas dapat dilihat pada lampiran buku ini. 4. Menambah Alat Bantu Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran. Alat bantu yang digunakan tergantung pada keadaan dan macam kegiatan. Beberapa alat bantu yang digunakan untuk mengurangi atau menanggulangi pencemaran lingkungan antara lain adalah: 1) Filter Udara Filter udara dimaksudkan untuk menangkap abu atau partikelyang ikut keluar pada cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/debu) harus segera diganti dengan yang baru. Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya. Pengendap Siklon Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengendap debu/abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara/gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif "berat" akan jatuh ke bawah. Ukuran partikel/debu/abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan. Bentuk skematis sebuah pengendap siklon dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3. Skematis sebuah pengendap siklon 2) Filter Basah Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapatjuga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan Pengendap Siklon Filter Basah seperti tampak pada gambar di bawah ini:
Gambar 4: Pengendap Siklon Filter Basah
3) Pengendap Sistem Gravitasi Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. sederhana sekali, yaitu dengan
Cara kerja alat ini
mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang
dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tibatiba (speed drop), arah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantungpada dimensi alatnya. Skema alat pengendap sistem gravitasi tersebut dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Gambar 5: Alat Pengendap Sistem Gravitasi 4) Pengendap Elektrostatik Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih. Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah
(DC) yang
mempunyai tegangan antara 25 - 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung. Diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi.
Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan di tarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada ditengahtengah silinder dan kemudian berhembus keluar.
Gambar 6. Alat pengendap elektrostatik
BAB IX PENUTUP
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan industri dan teknologi diharapkan kualitas hidup manusia dapat lebih ditingkatkan. Memang benar bahwa industri dan teknologi dapat menaikkan kualitas hidup manusia dan hal ini merupakan dampak positif yang diharapkan. Namun demikian dampak negatif juga dapat terjadi manakala terjadi pencemaran lingkungan. Dampak negatif inilah yang harus dikurangi, dan bila memungkinkan, ditiadakan sama sekali. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan terdahulu dan penting untuk diingat adalah sebagai berikut: 1.
Semua orang yang ingin memperoleh dan meningkatkan kualitas hidup
dan kenyamanan hidup harus terlibat dalam usaha mengatasi dampak pencemaran lingkungan. 2.
Berkurangnya daya dukung alam akan berakibat pada kualitas hidup
manusia. Oleh karena itu daya dukung alam harus dijaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. 3.
Daya dukung alam tidak lain adalah kekayaan alam yang dikandung
planet bumi dan juga keadaan lingkungan yang harus dijaga keseimbangannya. Kekayaan alam dapat habis dalam waktu singkat padahal untuk membentuknya diperlukan waktu yang sangat lama, ratusan juta tahun. 4.
Kemajuan
industri
dan
teknologi
yang
tidak
memperhatikan
keseimbangan lingkungan dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan manusia. Walaupun kemajuan industri dan teknologi dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, namun juga dapat menimbulkan pencemaran yang sangat merugikan manusia. 5.
Pencemaran udara, air dan daratan. adalah penyebab menurunnya
kualitas hidup manusia. Hal ini bisa menjadi bencana besar kalau tidak segera diatasi.
Pencemaran lingkungan sejauh ini sudah diketahui komponen-komponennya. Sumber penyebab terjadinya pencemaran pun sudah dapat diduga dari mana datangnya. Masalahnya adalah tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dan menanggulangi pencemaran tersebut. 6.
Penanggulangan pencemaran lingkungan dapat dilakukan baik secara
teknis maupun non-teknis. Untuk memulainya diperlukan niat dan kesungguhan hati segenap warga masyarakat, terutama tanggung-jawab moral dari mereka yang merasa menjadi pelaku atau penyebab terjadinya pencemaran lingkungan. Sekali lagi perlu diingat bahwa planet bumi yang dihuni manusia ini hanya satu, jangan sampai rusak dan membawa bencana bagi kelangsungan hidup manusia. Kesimpulan tersebut sekaligus juga merupakan misi dari penulisan buku ini dan diharapkan dapat menjadi pemicu timbulnya rasa tanggung-jawab bersama pada usaha penanggulangan dampak pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi di bumi kita ini.
DAFTAR ACUAN
Aaerts, GA., Santika, Sri Sumestri, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya, 1987, hal. 149-159. Brown, GG.,Unit Operations, John Wiley & Sons, New York (1958) hal. 119-120 Kandeigh, Charles, Ecology, Prentice Hall of India, New Delhi, 1980, hal. 297 – 307 Chiras, Daniel D., Environmental Science, The Bunjamin Cummings Publishing Coy, Menlo Park, California, 1985, hal. 308 - 310, 333 Eicher, Don. L., History of The Earth, Prentice Hall Inc. New Jersey, 1980 Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional, Jakarta, 1979 Perkins, Henry C, Air Polllution, Mc. Graw Hill, Tokyo, 1974, hal. 43-73 Turk, Jonathan, dkk., Environmental Science, III rd. Edition, Sounders College Publishing, Philadelphia, 1987, hal. 462 Slamet, Juli Soemirat.,Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1994, hal. 88-109 Jones, Mark M., Chemistry and Society, Sounders College Publ., Philadelphia, 1978, hal. 462 – 475 Shreve, Norris R., The Chemical Process Industries, Mc. Graw Hill, New York, 1956, hal. 550-565, 199-221
A.
KOMUNITAS
Secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk satu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut dengan komunitas.suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling berhubungan pada satu lingkungan tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme itu dapat merupakan perwakilan misalnya dari jenisjenis tropis. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhlukmakhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada suatu daerah. Ringkasnya komunitas adalah seluruh yang hidup bersama ini sering disebut komunitas biotik. Masing-masingg organisme dalam suatu komunitas hidup di tempat tertentu di antara organisme yang hidup dan yang mati serta sisa-sisanya. Organisme ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak hidup yang disebut abiotik seperti tanah, iklim, air. Tempat hidup satu organisme disebut habitat. Habitat berasal dari bahasa latin yaitu habitare = bertempat tinggal. Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan. Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.