BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Status kesehatan gigi dan mulut siswa pada SD pelayanan asuhan lebih baik dari SD UKGS, dilihat dari indeks DMF-T dan OHI-S. 2. Tidak ada pengaruh antara pengetahuan dan sikap dengan status kesehatan gigi dan mulut siswa SD, dilihat dari indeks DMF-T dan OHI-S. 3. Ada pengaruh antara perilaku dengan status kesehatan gigi dan mulut siswa SD, baik dari indeks DMF-T maupun OHI-S. 4. Ada pengaruh antara pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan status kesehatan gigi dan mulut siswa SD, dilihat dari indeks DMF-T dan OHI-S. 7.2 Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Bagi
Poltekkes
mengoptimalkan
Denpasar upaya
Jurusan
promotif,
Kesehatan sehingga
Gigi
dapat
agar
lebih
meningkatkan
pengetahuan serta sikap siswa SD dalam menjaga dan memelihara kebersihan gigi dan mulut.
70
2. Dalam melakukan upaya promotif sebaiknya lebih menekankan pada metode demonstrasi sehingga siswa SD lebih memahami materi yang diberikan. 3. Untuk pemegang program pelayanan asuhan, disarankan agar pelaksanaan kegiatan melibatkan pihak yang terkait, seperti: sekolah, siswa, guru, serta orang tua siswa sebagai orang yang paling dekat dengan siswa. 4. Bagi Poltekkes Denpasar Jurusan Kesehatan Gigi, program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut lebih dikembangkan lagi ke sekolahsekolah lain sehingga dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut siswa.
71
Tabel 9
Rata - rata DMF-T siswa SD diwilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2011
Status DMF-T Decay Missing Filling DMF-T
Pelayanan asuhan 1,90 0,15 0,46 2,52
UKGS 5,26 0,40 0 5,66
Dari tabel di atas diperoleh rata-rata DMF-T SD pelayanan asuhan adalah sebesar 2,52. Berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia indeks DMF-T SD pelayanan asuhan tergolong rendah (<4,4).
72
Dari tabel tersebut di atas diperoleh nilai indeks DMF-T SD UKGS adalah sebesar 5,66.
Berdasarkan kategori karies menurut badan kesehatan dunia
indeks DMF-T SD UKGS tergolong tinggi. Indeks DMF-T sebesar 2,52 pada SD pelayanan asuhan artinya rata-rata tiap anak memiliki 2,52 gigi tetap yang rusak, hilang atau ditambal karena karies, sedangkan indeks DMF-T sebesar 5,66 di SD UKGS artinya rata-rata tiap anak memiliki 5,66 gigi tetap yang rusak, hilang atau ditambal karena karies. Hasil analisis DMF-T SD pelayanan asuhan menunjukkan bahwa pengetahuan yang sudah diberikan lewat penyuluhan sudah dapat menimbulkan kesadaran untuk menerapkan kebiasaan yang positif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut sehari-hari, sedangkan
untuk SD UKGS menunjukkan
indeks
DMF-T dalam kategori tinggi, hal ini membuktikan bahwa pengetahuan yang ada belum menimbulkan kesadaran untuk menerapkan kebiasaan yang positif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut sehari-hari, sehingga untuk meningkatkan kesadaran tersebut dibutuhkan pendidikan kesehatan yang mencakup adanya proses komunikasi, motivasi dan instruksi yang memadai (Notoatmojo, 2003). Pendapat ini diperkuat dengan penelitian Hawkins RJ, et all (2000), yang mengatakan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan harus diikuti dengan pelatihan
Rata-rata skor kebersihan mulut (oral hygiene) siswa pada SD UKGS lebih tinggi dibandingkan dengan SD pelayanan asuhan, yang berarti bahwa kebersihan mulut pada SD UKGS lebih buruk (tabel 9).
73
Tabel 9 Rata-rata OHI-S Siswa SD di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2011 Status OHI-S Debris
Pelayanan asuhan 0,70
UKGS
Jumlah siswa
2,00
128
Kalculus
0,29
1.22
128
OHI-S
0,99
3,22
128
Variabel DMF-T OHI-S
Pelayanan asuhan 2,0 0,99
UKGS
Jumlah siswa
2,90 3,22
128 128
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata DMF-T pada SD pelayanan asuhan 2,0 lebih rendah dari SD UKGS yaitu 2,9. Rata-rata decay (karies) lebih tinggi dari missing dan filling (tabel 8).
74