-.
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perkembangan karakteristik ibu hamil dan keluarga pada kabupaten Bangkalan selama dua tahun adalah sebagai berikut: a. Jumlah usia pada ibu hamil terbesar pada golongan usia 20 hingga 34 tahun yang tergolong dalam usia produktif sehat. Pada golongan ini mengalami kenaikan sebesar 1.7% pada tahun 2000. Sedangkan pada golongan lainnya, golongan non produktif, terbesar terdapat pada golongan usia ~ 35 tahun yang mengalami penurunan sebesar 2.3 %. Untuk golongan dibawah 17 dan usia antara 17-19 tahun masing-masing mengalami kenaikan 0.6% dan penurunan 0.1%. b. Pendidikan memegang peranan penting dalam memberikan kemudahan menerima pendidikan kesehatan obstetrik. Pendidikan ibu pada level paling tinggi SD atau sederajatnya mengalami kenaikan sebesar 5.2 %, begitu juga pada tataran level SLTP atau sederajatnya mengalami kenaikan 19.2%. Sedangkan pada kelompok SMU dan perguruan tinggi mengalami penurunan yang signifikan khususnya pada kelompok SMU atau sederajatnya sebesar 19.8% dan perguruan tinggi 4.6%.
/
c. Pada pekerjaan suami mengalami penurunan pada segala jenis pekerjaan suami, kecuali pada sektor pekerjaan swasta yang mengalami peningkatan. Penurunan pada sektor pekerjaan tidak tetap, petani dan pegawai negeri masing-masing sebesar 3.6%, 7% dan 2% sedangkan untuk sektor swasta mengalami kenaikan 12.6%. d. Gambaran pada variabel gravida atau paritas kehamilan pertama mengalami penurunan 4.9% sedangkan untuk kehamilan kedua ketiga dan kemepat atau lebih mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1.5%,2.7% dan 0.7%. e. Perkembangan penggunaan penolong persalinan dalam proses persalinan mengalami peningkatan sebesar 7.3% pada golongan non medis, dukun. Hal ini disebabkan himpitan ekonomi keluaraga akibat krisis ekonomi yang pada taboo 2000. 2. Pada penggunaan metode regresi logistik univarate didapatkan hasil sebagai o/rikut: a. Peluang usia ibu hamil yang tergolong didalam usia produktif sehat, 20-34 taboo, untuk mengalami resiko tinggi adalah sebesar 0.097 kali lebih kecil dibandingkan dengan usia non produktif, usia
~
20 tahun dan
~
35 tahun.
Sedangkan pada tahun 2000 sebesar 0.091 kali lebih kecil dibandingkan dengan usia non produktif Pada tahun 1999, peluang ibu hamil tergolong dalam usia produktif sehat mengalami resiko tinggi lebih kecil dibandingkan
81
dengan 2000. Hal ini yang terkait dengan pendidikan yang lebih baik pada leve SMU dan perguruan tinggi pada tahun 1999. b. Pada tahun 1999 ibu hamil berpendidikan paling tinggi SD memiliki resiko tinggi 1.852 lebih besar daripada berpendidikan PT, sedangkan pada tahun 2000 peluang tingginya ibu berpendidikan paling tinggi SD sebesar 0.650 lebih tinggi daripada berpendidikan PT. c. Tahun 1999, suami yang berprofesi sebagai pegewai negeri sipil akan berpengaruh terhadap ibu mempunyai resiko tinggi 0.658 kali lebih tinggi dibandingkan dengan suami yang bekerja sebagai pekerja tidak tetap. Sedangkan tahun 2000 pada kondisi yang sama peluangnya sebesar 0.493 kali lebih rendah dibandingkan dengan suami yang tidak tetap pekerjaannya. d. Tahun 1999 ibu yang sedang mengalami gravida
~
4 akan beresiko tinggi
sebesar 35.077 kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang mengalami kehamilan ke-l.Sedangkan tahun 2000 ibu yang sedang mengalami gravida
~
4 akan
beresiko tinggi sebesar 13.197 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang sedang mengalami kehamilan pertama. e. Tahun 1999, resiko tinggi yang dialami oleh ibu yang melakukan perawatan sebanyak 1 hingga 3 berpeluang 6.627 kali lebih kecil dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal. Pada tahun 2000, resiko tinggi yang akan dialami oleh ibu yang melakukan perawatan antenatal sebanyak 1 hingga 3 kali adalah sebesar 3.813 kali lebih dibandingkan ibu yang tidak melakukan perawatan antenatal.
82
f. Pada tahun 1999 peluang resiko tinggi yang dialami oleh ibu yang
menggunakan tempat persalinan dirumah bidan atau dukun sebesar 0.664 kali besar besar dibandingkan dengan ibu yang melakukan persalinan dirumah ibu hamil. Juga pada kondisi yang sama peluang resiko tinggi 0.684 kali lebih besar. g. Penggunaan tenaga medis sebagai penolong persalinan akan mempunyai resiko tinggi 0.440 kali lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan tenaga non medis (1999), sedangkan tahun 2000 sebesar 0.573 kali lebih tinggi. h. Ibu yang melakukan persalinan dengan bantuan, vakum, dirogoh, tang dan operasi sesar, akan mempunyai resiko tinggi 14.809 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melakukan persalinan dengan spontan atau normal (1999). Sedangkan pada tahun 2000 sebesar 7.356 kali lebih besar. 3. Pada regresi
logistik multivariate terdapat perbedaan variabel yang
berpengaruh. Pada tahun 1999 variabel yang berpengaruh adalah usia ibv.hamil, pendidikan ibu hamil, gravida, perawatan antenatal, tempat persalinan, penolong persalinan dan cam persalinan. Sedangkan pada tahun 2000 variabel yang berpengaruh adalah Usia ibu, pemeriksaan antenatal pekerjaan ibu dan pekerjaan suami, paritas kehamilan, penolong persalinan dan metode persalinan. Dilihat dati kedua variabel yang berpengaruh tahun 1999 didominasi oleh variabel yang berhubungan dengan keadaan yang dialami ibu hamil selama kehamilan hingga proses persalinan yang banyak terpengaruh oleh tingkat pendidikan ibu hamil terutama pada level pendidikan setingkat
83
SMU/sederajat dan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan banyak berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat dalam menerima konsep kesehatan reproduksi modem Sedangkan pada tahun 2000 variabel yang berpengaruh didominasi oleh keadaan tingkat sosioekonomi keluarga. Keadaan ekonomi menyebabkan masyarakat mencari altematif yang murah untuk bertahan hidup. 5.2
Saran 1.
Pembinaan terhadap kader ibu PKK dalam melakukan pencatatan kartu skor Poedji Rochjati. Hal ini dilakukan untuk menghindari banyaknya data yang missing akibat proses pencatatan yang kurang teratur. Jika diperlukan Kartu skor prakiraan menggunakan bahsa madura khusus untuk: kepuluan Madura.
2.
Perlu adanya sosialisasi akibat yang ditimbulkan akibat banyak anak baik dari segi kesehatan maupun dari sosioekonomi keluarga dalam menghadapi masa depan.
3.
/
Adanya peningkatan penggunaan dukun sebagai penolong persalinan mendesak
pemerintah,
khususnya
departemen
kesehatan
untuk
melakukan sertifikasi terhadap tindakan yang dilakukan dalam menolong proses persalinan dengan menggunakan metode yang mendekati prosedur kesehatan reproduksi sehat modem. 4.
Kurang efektifnya penggunaan kartu skor Poedji Rochjati pada taboo 2000 memerlukan adanya evaluasi terhadap faktor resiko dan hal-hal
yang digunakan dalam melakukan pendekatan tingkat resiko ibu hamiI.
84