BAB VII PEMBAHASAN
VII.1 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Kesehatan tenaga kerja merupakan hal yang paling utama dalam perusahaan. Jika perusahaan dapat menjaga kesehatan tenaga kerja, maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan tenaga kerja merasa diperhatikan dengan cermat kesehatannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat diselenggarakan sendiri oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain. Menurut Suma’mur (2009) bahwa perusahaan yang memiliki tenaga kerja 1000-3000 orang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja berbentuk poliklinik dan dipimpin oleh seorang dokter yang praktek setiap hari. PT. Lotus Indah Textile Industries telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja dalam bentuk poliklinik. Poliklinik dipimpin oleh dokter perusahaan yang telah memiliki sertifikat wajib latih hiperkes sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan. Dokter dibantu oleh 1 (satu) orang tenaga administrasi yang bertugas setiap hari kerja mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Dokter umum praktek setiap hari selasa dan jumat. Apabila poliklinik tidak dapat menangani masalah yang ada maka tenaga 55
56
kerja akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Beberapa rumah sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan oleh perusahaan antara lain Rumah Sakit Dr. Soetomo, Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya dan Rumah Sakit Islam Surabaya.
VII.2 Program Pelayanan Kesehatan Kerja VII.2.1 Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Program pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan secara optimal, dapat mengatasi masalah kesehatan kerja seperti kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Tresnaningsih, 1991). PT. Lotus Indah Textile Industries telah menyusun dan melaksanakan program pelayanan kesehatan kerja yang meliputi : 1.
Pelayanan Promotif Pelayanan Promotif bertujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja,
mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja. PT. Lotus Indah Textile Industries melaksanakan pelayanan promotif dengan memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kesehatan kerja tentang manfaat alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kerja, pencegahan terjadinya penyakit serta kecelakaan kerja dan 5R. Selain pendidikan dan pelatihan keselamatan kesehatan kerja, pelayanan promotif dapat dilakukan dengan pemasangan poster tentang keselamatan kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja.
57
2.
Pelayanan Preventif Pelayanan preventif bertujuan untuk melindungi tenaga kerja sebelum
terjadi gangguan kesehatan akibat pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. PT. Lotus Indah Textile Industries melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus, pemantauan dan pengendalian lingkungan kerja sebagai upaya preventif. Kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan preventif yaitu imunisasi dan perlindungan diri terhadap bahaya ditempat kerja. 3.
Pelayanan Kuratif Pelayanan kuratif diberikan kepada tenaga kerja yang sudah
memperlihatkan gangguan kesehatan dengan mengobati penyakitnya agar cepat sembuh. Pelayanan kuratif yang diberikan PT. Lotus Indah Textile Industries kepada tenaga kerja meliputi pengobatan terhadap penyakit umum, penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja. Poliklinik yang terdapat di PT. Lotus Indah Textile Industries harus dipimpin oleh dokter yang praktek setiap hari. Persediaan obat-obatan untuk penyakit umum dan kotak P3K harus ada karena penyakit dan kecelakaan bisa terjadi setiap saat. 4.
Pelayanan Rehabilitatif. Pelayanan rehabilitatif diberikan kepada tenaga kerja yang karena
penyakit akibat kerja atau kecelakaan akibat kerja telah mengakibatkan cacat sehingga membutuhkan perawatan secara intensif. Perawatan terhadap penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja dilakukan dengan jasa
58
jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Tenaga kerja menjalani perawatan hingga kesehatan tenaga kerja tersebut pulih kembali.
VII.2.2 Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja maka pemeriksaan kesehatan kerja terdiri dari pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus. Berikut pemeriksaan kesehatan kerja yang dilaksanakan PT. Lotus Indah Textile Industries : 1.
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja sangat penting manfaatnya salah
satunya adalah untuk penempatan tenaga kerja baru pada tempat kerja yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Apabila pemeriksaan kesehatan tidak dilakukan, maka hasil penempatan tenaga kerja baru pada tempat kerja yang sesuai tidak dapat dilakukan secara maksimal dan sulit untuk dilakukan pemantauan pada tenaga kerja tersebut. PT. Lotus Indah Textile Industries tidak melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja secara khusus. Status kesehatan calon tenaga kerja diperoleh dengan menyertakan kartu sehat pada awal penerimaan tenaga kerja yang diperiksa oleh dokter. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1980
pemeriksaan
kesehatan
sebelum
kerja
meliputi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rongten paru-paru dan
59
laboratorium rutin. PT. Lotus Indah Textile Industries melaksanakan pemeriksaan kesehatan awal seperti tes mata pada bagian produksi dan tes fisik pada Departemen Keamanan. Sebaiknya pemeriksaan fisik lengkap dilaksanakan agar status kesehatan tenaga kerja dapat diketahui terutama awal penempatan tenaga kerja sehingga penyakit akibat kerja dapat dicegah lebih dini. 2.
Pemeriksaan Kesehatan Berkala Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk mempertahankan
derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai adanya pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha pencegahan. Pemeriksaan berkala yang telah dilakukan PT. Lotus Indah Textile Industries meliputi tes audiometri dan tes penglihatan mata. Tes audiometri dan tes penglihatan mata tidak dilakukan kepada seluruh tenaga kerja melainkan tenaga kerja perwakilan dari setiap departemen. Departemen yang dimaksud yaitu departemen pemintalan (spinning), departemen benang rangkap (multifold), departemen kain border (embroidery) dan departemen pewarnaan kain (processing). Sedangkan untuk pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rongten paru dan laboraturium rutin tidak dilakukan terkait dengan biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan kesehatan tersebut tidak sedikit mengingat jumlah tenaga kerja yang banyak. Pemeriksaan kesehatan berkala terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2006.
60
3.
Pemeriksaan Kesehatan Khusus Pemeriksaan Kesehatan Khusus dimaksudkan untuk menilai adanya
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja maupun golongan tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus yang dilakukan di poliklinik PT. Lotus Indah Textile Industries meliputi penanganan kecelakaan kerja, pengobatan keluhan kesehatan kerja dan bimbingan konseling. Keluhan yang sering dialami tenaga kerja meliputi penyakit umum yaitu panas, batuk, flu, pusing, sakit gigi, diare dan keluhan haid.
VII.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kerja Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat berjalan dengan baik apabila perusahaan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan kerja yang memadai dan siap melayani kebutuhan kesehatan tenaga kerja. Fasilitas pelayanan kesehatan tenaga kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries dalam kategori baik karena telah mendirikan poliklinik di dalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suma’mur (2009) bahwa perusahaan dengan tenaga kerja 1000-3000 orang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja berbentuk klinik dan dipimpin oleh seorang dokter. Selain itu sarana yang menunjang pelayanan kesehatan tenaga kerja di PT. Lotus Indah Textile Industries adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter yang telah mendapatkan sertifikat wajib latih hiperkes. Hal ini sesuai
61
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per01/MEN/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan.
VII.4 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kerja Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep147/MEN/1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bagi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bahwa perusahaan yang telah mengikuti Jaminan Sosial Tenaga Kerja harus tetap melaksanakan
pelayanan
kesehatan
kerja
kepada
tenaga
kerjanya.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan kerja dapat tercapai apabila tenaga kerja memakai fasilitas pelayanan kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan. Dari hasil penelitian, 14 responden (56%) memanfaatkan dengan baik pelayanan kesehatan kerja yang diberikan oleh PT. Lotus Indah Textile Industries sedangkan 11 responden (44%) tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan kerja yang diberikan oleh PT. Lotus Indah Textile Industries dikarenakan poliklinik hanya menyediakan dokter umum dan peralatan medis yang sangat terbatas. Menurut Notoatmodjo, Soekidjo (2003) bahwa pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh persepsi tenaga kerja terhadap sehatsakit yang erat hubungannya dengan perilaku pencarian pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan 25 responden yang tidak memanfaatkan poliklinik, mereka lebih memilih alternatif lain yaitu 5 responden (20%) memilih membeli obat di apotik karena merasa penyakitnya tidak terlalu parah
62
sehingga tidak perlu konsultasi ke dokter perusahaan dan obat yang mereka dapatkan pada umumnya adalah obat yang tidak memakai resep. 3 responden (12%) menjalani pengobatan tradisional atau meminum jamu dikarenakan jamu sebagai sesuatu untuk pengobatan (bukan hanya untuk pencegahan saja) makin tampak peranannya dalam kesehatan masyarakat dan mereka lebih percaya pada pengobatan tradisional. 2 responden (8%) melakukan pijat karena merupakan pengobatan tradisional dan penurunan kondisi tubuh yang mereka rasakan hanya pegal-pegal. 10 responden (40%) pergi ke praktek dokter swasta untuk mencari pengobatan dengan fasilitas pengobatan yang modern. 5 responden (20%) pergi ke rumah sakit lain untuk mencari pengobatan dengan fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta.