147
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian “Analisis Kelaikan Fungsi Jalan Secara Teknis dengan Metode Kuantitatif” dimaksudkan untuk menilai kelaikan fungsi suatu ruas jalan ditinjau dari segi teknis. Teknis yang diuji laik fungsi dibedakan menjadi 7 (tujuh) jenis, meliputi: (1) teknis geometrik jalan; (2) teknis struktur perkerasan jalan; (3) teknis struktur bangunan pelengkap; (4) teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan; (5) teknis manajemen dan rekayasa lalu lintas; (6) teknis perlengkapan jalan yang terkait langsung dengan pengguna jalan; dan (7) teknis perlengkapan jalan yang tidak terkait langsung dengan pengguna jalan. Analisis dilakukan dengan mengukur besaran penyimpangan kondisi di lapangan terhadap standar teknis (deviasi) setiap komponen teknis. Kategori laik fungsi tanpa syarat (LF) diperoleh dari besaran deviasi yang tidak melebihi batas nilai deviasi maksimum yang didapatkan dari hasil wawancara pakar bidang transportasi. Hasil analisis setiap komponen teknis yang diperoleh kemudian direkapitulasi dan menghasilkan data sebagai berikut: 1. Segmen-1 sepanjang 5,870 km yang diawali dari KM 291+722 di Desa Peniti Kecamatan Sekadau Hilir dan berakhir di KM 297+592 pada perbatasan Desa Peniti dan Desa Sungai Kunyit memiliki kategori kelaikan fungsi teknis LS yaitu laik fungsi disertai rekomendasi teknis (lihat Tabel 7.1). 2. Segmen-2 sepanjang 4,150 km yang berawal dari KM 297+592 pada perbatasan Desa Peniti dengan Desa Sungai Kunyit Kecamatan Sekadau Hilir kemudian berakhir di KM 301+742 pada simpang 3 disertai bundaran yang menuju ke arah Kota Sintang memiliki kategori kelaikan fungsi teknis LS yaitu laik fungsi disertai rekomendasi teknis (lihat Tabel 7.2). Berdasarkan hasil analisis pada setiap segmen tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) dari KM 291+722 – KM 301+742 yang di ukur dari Kota Pontianak Kalimantan Barat 147
148
sepanjang 10,020 km memiliki kategori kelaikan fungsi teknis laik fungsi bersyarat disertai rekomendasi (LS) artinya ruas jalan tersebut laik untuk dioperasikan secara umum namun harus diikuti dengan perbaikan teknis yang telah direkomendasikan. Tabel 7.1. Kategori kelaikan dan rekomendasi segmen-1 ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) Nomor Segmen
1
KM
291+722 297+592
Kategori kelaikan
LS
Rekomendasi Perbaikan teknis geometrik jalan sesuai standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011, Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Pelebaran bahu jalan dari 0,5 m menjadi minimal 1,0 m dengan kemiringan 3-5% dan menerus dengan permukaan jalan, Pembuatan selokan samping di kiri dan kanan jalan dengan lebar minimal 1,0 m, Pelebaran ambang pengaman minimal 1,0 m dengan cara pembebasan lahan, Pemasangan alat pengaman (penghalang beton atau rel pengaman) pada titik yang diperlukan sepanjang segmen ini, Pemeliharaan pada rumija di daerah sekitar tikungan agar tidak mengganggu pandangan pengemudi, Penambahan jalur samping sebagai jalur pendekat menuju ke jalan utama pada beberapa titik yang diperlukan, Pemasangan fasilitas pendukung lalu lintas seperti rambu peringatan, marka dan (guard rail) pada KM 296+292. Perbaikan teknis struktur perkerasan jalan sesuai dengan standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011, Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Pemeliharaan terhadap kondisi struktur perkerasan jalan yang berlubang serta memiliki tekstur perkerasan yang tidak sesuai.
149
Tabel 7.1. Kategori kelaikan dan rekomendasi segmen-1 ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) (lanjutan) Nomor Segmen
KM
Kategori kelaikan
Rekomendasi Pembuatan struktur bangunan pelengkap jalan sesuai dengan standar teknis dalam Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Pembuatan saluran tepi jalan sepanjang segmen dari KM 291+722 – KM 297+592.
1
291+722 297+592
LS
Pelebaran ruang bagian-bagian jalan sesuai dengan standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011 dan PP No. 34/2006, meliputi: Pelebaran terhadap ruang manfaat jalan (rumaja) dari 9,4 m menjadi 13,0 m pada kanan dan kiri jalan, Pemeliharaan ruang pengawasan jalan (ruwasja) dengan cara menghilangkan penghalang yang menghalangi pandangan pengemudi sepanjang segmen ini. Perbaikan manajemen dan rekayasa lalu lintas sesuai dengan standar teknis dalam Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Seluruh komponen pengujian sudah sesuai dengan standar teknis. Perbaikan dan pemasangan perlengkapan jalan yang terkait langsung dengan pengguna sesuai standar teknis dalam Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Seluruh komponen pengujian sudah sesuai dengan standar teknis.
150
Tabel 7.1. Kategori kelaikan dan rekomendasi segmen-1 ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) (lanjutan) Nomor Segmen
1
KM
291+722 297+592
Kategori kelaikan
LS
Rekomendasi Pembuatan dan pemasangan perlengkapan jalan yang tidak terkait langsung dengan pengguna sesuai dengan standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011 dan Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga, meliputi: Pemasangan patok pengarah pada titik KM yang diperlukan, Pemasangan patok kilometer pada setiap jarak 1,0 kilometer, Pemasangan patok hektometer pada setiap jarak 100 meter, Pemasangan patok rumija pada setiap jarak 50 meter di kiri dan kanan jalan. Pemeliharaan rutin terhadap fasilitas jalan dalam rumaja dan rumija berdasarkan Permen PU 13/PRT/M/2011, meliputi: Perkerasan jalan, Alat pengaman lalu lintas, Marka jalan, Rambu lalu lintas, Ruang milik jalan, Lampu penerangan jalan, Patok pengarah.
Tabel 7.2. Kategori kelaikan dan rekomendasi segmen-2 ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) Nomor Segmen
2
KM
297+592 301+742
Kategori kelaikan
LS
Rekomendasi Perbaikan teknis geometrik jalan sesuai standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011, Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Penambahan tinggi bahu jalan sebesar 3 cm agar menerus dengan muka jalan dengan kemiringan bahu 3-5%,
151
Tabel 7.2. Kategori kelaikan dan rekomendasi segmen-2 ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) (lanjutan) Nomor Segmen
KM
Kategori kelaikan
Rekomendasi
Pembuatan selokan samping di kiri dan kanan jalan dengan lebar minimal 1,0 m pada sepanjang segmen ini, Pelebaran ambang pengaman minimal 1,0 m dengan cara pembebasan lahan, Penambahan jalur samping sebagai jalur pendekat menuju ke jalan utama pada beberapa titik yang diperlukan.
Perbaikan teknis struktur perkerasan jalan sesuai dengan standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011, Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Pemeliharaan terhadap kondisi struktur perkerasan jalan yang berlubang, retak serta memiliki tekstur perkerasan yang tidak sesuai. 2
297+592 301+742
LS
Pembuatan struktur bangunan pelengkap jalan sesuai dengan standar teknis dalam Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Pembuatan saluran tepi jalan sepanjang segmen dari KM 297+592 – KM 301+742. Pelebaran ruang bagian-bagian jalan sesuai dengan standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011 dan PP No. 34/2006, meliputi: Pelebaran terhadap ruang manfaat jalan (rumaja) dari 10,5 m menjadi 13,0 m pada kanan dan kiri jalan, Pelebaran terhadap ruang milik jalan (rumija) dari 12,5 m menjadi 15,0 m pada kiri – kanan jalan, Pelebaran terhadap ruang pengawasan jalan (ruwasja) dari 0,0 m menjadi 10,0 m dengan cara pembebasan lahan pada kiri – kanan jalan.
152
Tabel 7.2. Kategori kelaikan dan rekomendasi segmen-2 ruas jalan nasional nomor 023 (Batas Kota Sanggau – Sekadau) (lanjutan) Nomor Segmen
KM
Kategori kelaikan
Rekomendasi Perbaikan manajemen dan rekayasa lalu lintas sesuai dengan standar teknis dalam Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga dan peraturan terkait lainnya, meliputi: Pemeliharaan dan pengecatan ulang marka pada bagian lurus dan persimpangan, Pemeliharaan dan pengecatan ulang pada kerb pulau jalan, Pemeliharaan dan pengecatan ulang marka pada titik tempat penyebrangan.
2
297+592 301+742
LS
Pembuatan dan pemasangan perlengkapan jalan yang tidak terkait langsung dengan pengguna sesuai dengan standar teknis dalam Permen PU 19/PRT/M/2011 dan Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan Ditjen Bina Marga, meliputi: Pemasangan patok kilometer pada setiap jarak 1,0 kilometer, Pemasangan patok hektometer pada setiap jarak 100 meter, Pemasangan patok rumija pada setiap jarak 50 meter di kiri dan kanan jalan. Pemasangan patok batas seksi pada akhir ruas jalan (KM 301+742). Pemeliharaan rutin terhadap fasilitas jalan dalam rumaja dan rumija berdasarkan Permen PU 13/PRT/M/2011, meliputi: Perkerasan jalan, Rambu lalu lintas, Lampu penerangan jalan, Patok pengarah.
153
B. Saran Penelitian yang dilakukan penulis dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk melakukan uji laik fungsi jalan nasional. Namun penelitian ini belum mencakup penyelesaian masalah secara menyeluruh karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Perlu penyesuaian standar teknis masing-masing komponen jalan yang diuji terhadap perkembangan standar teknis dari Peraturan Perundangan, Peraturan Pemerintah dan Peraturan terkait dari Direktorat Jenderal Bina Marga. 2. Perlu dilakukan survei kepada pakar bidang lainnya seperti pakar struktur jalan dan jembatan, pakar lingkungan, pakar geometrik jalan, dan pakar teknik lalu lintas serta para pengguna jalan untuk mendapatkan pembobotan tiap fokus pengujian yang lebih mewakili. 3. Perlu dilakukan survei traffic counting secara langsung sehingga data LHRt yang didapatkan data primer yang lebih aktual berdasarkan situasi pada saat pengambilan data di lapangan. 4. Perlu menggunakan theodolite pada saat pengambilan data di lapangan untuk mengukur jari-jari tikungan, jarak pandang henti dan jarak pandang menyiap agar mendapatkan hasil ukur yang lebih akurat. 5. Perlu mempertimbangkan faktor jumlah kecelakaan dan fatalitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan yang diuji berkaitan dengan jaminan keselamatan bagi pengguna jalan. 6. Pembagian segmen bukan hanya didasarkan pada perbedaan karakteristik jalan namun juga harus berdasarkan tiap jarak tertentu agar didapatkan hasil pengamatan yang lebih banyak sehingga mengurangi resiko kesalahan dalam pengambilan data lapangan. 7. Perlu dibuat database interaktif berbasis IT tentang analisis kelaikan fungsi teknis jalan untuk memudahkan dalam mengimplementasikan pengujian kelaikan fungsi teknis jalan.
154
8. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang analisis kelaikan fungsi teknis jalan untuk jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota supaya terciptanya jalan yang andal dan berkeselamatan bagi pengguna jalan. 9. Penentuan kategori kelaikan kondisi jalan pada tiap segmen pengujian tidak lagi menggunakan hierarki kategori kelaikan, tetapi berdasarkan besarnya presentase dari kategori kelaikan yang mempunyai bobot tertentu berdasarkan hasil survei wawancara. 10. Perlu dilakukan uji terhadap PCI (Pavement Conditional Index) untuk menilai kondisi struktur perkerasan jalan agar data perkerasan yang didapatkan lebih merepresentasikan kondisi yang lebih teliti. 11. Perlu mempertimbangkan faktor beban sumbu kendaraan berat pada aspek teknis geometrik jalan agar keselamatan dan kenyamanan lebih terjamin.