BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Profil Responden, Tingkat Penggunaan Dan Sarana Pendukung Angkutan Pemadu Moda Dari 225 responden yang merupakan pengguna jasa angkutan pemadu moda trayek Bandung Supermall (BSM) – Bandara Soekarno Hatta (BSH), atau sebaliknya, diperoleh gambaran profil para pengguna jasa angkutan tersebut sebagaimana berikut dibawah ini : a. 72 % dari pengguna jasa angkutan berjenis kelamin pria dan 28 % berjenis kelamin wanita b. usia produktif (21 – 40 tahun) adalah pengguna jasa terbesar, dengan nilai proporsi sebesar 70, 66 % c. kelompok terbesar para pengguna jasa menurut jenis pekerjaan adalah pegawai swasta dan wiraswasta/pengusaha, masing masing sebesar 21,56 % dan 24,44 % d. pengguna jasa berpenghasilan antara Rp. 2.500.000,- - Rp. 5.000.000,merupakan kelompok terbesar dengan persentase sebesar 42,67 % e. berdasarkan keperluan perjalanan, 63,56 % diantaranya dilakukan untuk keperluan pekerjaan f. tujuan perjalanan akhir dari pengguna jasa angkutan pemadu moda, yaitu perjalanan dalam negeri memiliki proporsi terbesar yaitu sebesar 89,78 % g. 78,22 % responden memilih jawaban penggunaan angkutan pemadu moda dalam sebulan terakhir adalah 1-2 kali h. keberangkatan dari Bandung para pengguna jasa, 61,78 % dilakukan pada hari kerja sedangkan 38,22 % dilakukan pada hari libur i. sedangkan perjalanan ke Bandung, 51,56 % dilakukan pada hari kerja, sedangkan 48,44 % dilakukan pada hari libur
VII - 2
j. jam keberangkatan dari Bandung yang paling diminati adalah berkisar antara pukul 01.00 – 03.00 dengan persentase sebesar 40, 77%, sedangkan jam keberangkatan dari Bandara Soekano Hatta relatif lebih merata di setiap wakti keberangkatan k. proporsi penggunaan jenis angkutan selain menggunakan angkutan pemadu moda tanpa penggantian kendaraan, yaitu kendaraan pribadi dan travel, masing-masing sebesar 47,11 % dan 50,22 % l. penggantian kendaraan, proporsi terbesar adalah penggunaan kereta api, yaitu sebesar 44,25 % m. pilihan jenis angkutan yang paling sering digunakan untuk mencapai lokasi keberangkatan adalah dengan kendaraan pribadi/diantar, yaitu sebesar 52,89 % n. persentase terbesar jarak tempat tinggal pengguna jasa dengan lokasi pemberangkatan berada pada kelompok 5 – 10 Km dan 10 – 15 Km, masing-masing sebesar 37, 78 % dan 32, 44 % o. dari 5 jenis pilihan angkutan, 76,44 % responden memilih angkutan pemadu moda sebagai pilihan utama p. selain menggunakan angkutan pemadu moda, responden juga memilih kendaraan pribadi, travel, kereta api dan bus reguler. Menginteprestasikan gambaran di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagaiman berikut ini : a. perjalanan yang akan ditempuh oleh pengguna jasa angkutan pemadu moda adalah perjalanan jauh (dilanjutkan/kelanjutan dari perjalanan udara). dari proporsi jenis kelamin, dapat menjelaskan bahwa untuk perjalanan jauh, jenis kelamin wanita masih terbatas pergerakannya b. perjalanan yang dilakukan oleh pengguna jasa, bukanlah perjalanan harian, karena sebagian besar menggunakan jasa angkutan pemadu moda dalam sebulan kurang dari 2 kali c. pengguna jasa terbesar adalah kelompok pekerja yang berpenghasilan antara
Rp. 2.500.000,- - Rp. 5.000.000,-, dengan tujuan perjalanan
dalam negeri
VII - 3
d. sarana angkutan yang berfungsi sebagai feeder angkutan pemadu moda masih perlu ditingkatkan, mengingat jenis angkutan yang digunakan ke/dari lokasi pemberangkatan, sebagian besar masih menggunakan kendaraan pribadi e. lokasi pemberangkatan saat ini masih dapat dikatakan strategis, karena proporsi jarak antara tempat tinggal pengguna jasa dengan lokasi pemberangkatan di bawah 15 km, adalah lebih dari 75 % f. terdapat beberapa cara transportasi antara Bandung - Bandara Soekarno Hatta, angkutan pemadu moda menjadi pilihan utama para pengguna jasa dengan proporsi sebesar 74,44%, diikuti oleh penggunaan kereta api, travel dan kendaraan pribadi. Namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut mengingat para responden seluruhnya merupakan pengguna jasa angkutan pemadu moda.
7.1.2. Hasil Analisis Faktor Selain dilakukan terhadap keseluruhan responden pengguna jasa angkutan pemadu moda Bandung Super Mall – Bandara Soekarno Hatta (225 responden), analisis faktor dilakukan juga untuk kelompok populasi berdasarkan penggunaan angkutan selain angkutan pemadu moda yaitu populasi kendaraan pribadi (106 responden), populasi pengguna travel (113 responden) dan populasi pengguna kereta api (100 responden). Tabel 7.1. Rekapitulasi Hasil Analisa Faktor
1
Keseluruhan Responden Pelayanan
2
Aksesibilitas
3
Kesenangan dan kenyamanan Keselamatan dan keamanan Keandalan waktu
Faktor
4 5 6
Pengguna Kendaraan Pribadi Keselamatan dan keamanan Kesenangan dan kenyamanan ruang tunggu Komunikasi Pelayanan Keandalan waktu
Kesenangan dan Biaya kenyamanan ruang tunggu
Pengguna Travel Pelayanan
Pengguna Kereta Api Keandalan waktu
Kesenangan dan kenyamanan di dalam bus Biaya informasi dan parkir Keandalan waktu
Pelayanan
Penyimpanan barang Kesenangan dan kenyamanan
Keselamatan dan keamanan Aksesbilitas Ruang tunggu Kebersihan
VII - 4
7
Keseluruhan Responden Komunikasi
8
Ketepatan waktu
Pengguna Pengguna Kendaraan Pribadi Travel Parkir kendaraan Keselamatan dan keamanan Ketepatan waktu Biaya
9
Biaya perjalanan utama Biaya perjalanan pendukung -
Penerangan ruang tunggu Biaya perjalanan pendukung Biaya muatan lebih
Faktor
10 11 12
-
-
Asuransi Pelayanan memperoleh tiket Waktu tunggu Komunikasi
Pengguna Kereta Api Komunikasi Kesenangan dan kenyamanan Biaya Waktu tunggu Keterampilan pengemudi -
Dari empat jenis data populasi responden yang dianalisis, diperoleh sejumlah faktor unttuk masing-masing jenis populasi yang merupakan hasil resuksi dari 41 variabel tingkat pelayanan. a.
Hasil analisis faktor terhadap keseluruhan responden pengguna jasa angkutan pemadu moda, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor pelayanan dengan variansi sebesar 24,363 %.
b.
Hasil analisa faktor terhadap pengguna jasa angkutan pemadu moda yang juga seringkali menggunakan kendaraan pribadi, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor keselamatan dan keamanan dengan variansi sebesar 25,920 %.
c.
Hasil analisa faktor terhadap pengguna jasa angkutan pemadu moda yang juga seringkali menggunakan travel, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor pelayanan dengan variansi sebesar 22,890 %.
d.
Hasil analisa faktor terhadap pengguna jasa angkutan pemadu moda yang juga seringkali menggunakan kereta api, faktor utama yang paling berpengaruh adalah faktor keandalan waktu dengan variansi sebesar 26,195 %.
7.2. Saran 1. Untuk menjaga kepercayaan pengguna jasa yang telah ada dan mengantisipasi tingkat persaingan antar penyedia jasa angkutan pada masa yang akan datang, seyogianya penyedia jasa angkutan pemadu moda
VII - 5
trayek Bandung Super Mall – Bandara Soekarno Hatta, melakukan perbaikan-perbaikan sebagaimana hasil penelitan yang dilakukan. 2. Meskipun masih terdapat kesenjangan dengan harapan yang diinginkan, namun terbukti bahwa persepsi pengguna jasa terhadap tingkat pelayanan berada di atas rata-rata, sehingga konsep penyelenggaraan angkutan pemadu moda Bandung Super Mall – Bandara Soekarno Hatta seyogianya juga diaplikasikan pada penyelenggaraan angkutan umum lainnya. 3. Dengan tumbuhnya angkutan bersifat poini to point –pengoperasiannya tidak memanfaatkan keberadaan terminal yang ada– perlu dikaji perkembangannya lebih lanjut, sehingga keberadaan terminal-terminal eksisting yang dibangun dengan biaya tidak sedikit, menjadi tidak sia-sia. 4. Studi lebih lanjut diperlukan untuk : a. mendapatkan gambaran persepsi penumpang bagi jenis angkutan lainnya, sehingga pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan standar kualitas pelayanan jasa angkutan; b. pengembangan angkutan yang berfungsi sebagai feeder bagi angkutan pemadu moda Bandung Super Mall – Bandara Soekarno Hatta; c. menghitung jumlah kebutuhan ideal angkutan sejenis pemadu moda yang melayani Bandung Super Mall – Bandara Soekarno Hatta; d. kemungkinan dikembangkannya titik pemberangkatan dan kedatangan pada lokasi lain di wilayah Bandung dan sekitarnya.