BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dilakukan serta tujuan dari tugas akhir ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat konsentrasi partikulat Maksimum pada hari Senin untuk interval waktu pagi (06.00-12.00 WIB) pada jalur keberangkatan bus kota yaitu sebesar 377,44 µg/m3 dengan jumlah bus kota sebanyak 32 bus. Minimum pada hari Jumat untuk interval waktu malam (01.00-05.00 WIB) pada lokasi parkiran bus antar kota yaitu sebesar 38,26 µg/m3 dengan jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 3 bus dan 5 Mobil Penumpang Umum. 2. Peta pola sebaran partikulat yang dihasilkan dari beberapa titik sampling dengan program winsurf menunjukkan konsentrasi partikulat antara rentang 38,26 µg/m3 sampai 377,44 µg/m3. 3. Dari pemetaan pola pesebaran tingkat konsentrasi partikulat pada wilayah studi yang dihasilkan oleh program winsurf dapat ditarik kesimpulan yaitu: a. Tingginya tingkat konsentrasi partikulat didalam Terminal Purabaya Surabaya berdampak pada lokasilokasi yang berhubungan langsung dengan pengunjung, seperti pada ruang tunggu penumpang memiliki konsentrasi partikulat diatas 150 µg/m3 dan terjadi peningkatan partikulat hingga 152% dari baku mutu yang ditetapkan. b. Tingkat konsentrasi partikulat yang dihasilkan dari aktivitas transportasi didalam terminal mengikuti jumlah kendaraan dimana per sen peningkatan jumlah kendaraan 43,75% hingga 85,71% seiring dengan per sen peningkatan partikulat yang sebesar 13,43% sampai
103
104
c. Berdasarkan hubungan kecepatan angin, nilai konsentrasi partikulat yang tinggi umumnya memiliki kecepatan angin yang rendah. Arah angin juga berperan dalam penyebaran partikulat, arah angin dominan saat penelitian (Senin,8 Mei 2006) bergerak dari arah Timur sebesar 29,16% tetapi pada bagian tengah terminal terdapat bangunan-bangunan tinggi yang dapat merubah arah angin. 4. Upaya reduksi tingginya konsentrasi partikulat di Terminal Purabaya Surabaya dengan peremajaan dan perawatan bus yang dapat mereduksi emisi 28% sampai 30%. Upaya lain berupa mengatur kembali tata letak terminal dengan merelokasi daerah yang memiliki konsentrasi partikulat yang tinggi dapat mereduksi partikulat hingga 31,22% serta penambahan kaca pembatas di ruang tunggu penumpang untuk memutus rantai penyebaran partikulat. Penerapan prosedur jadwal kedatangan dan keberangkatan bus yang baik dapat menggurangi waktu tunggu bus didalam terminal dan memperpanjang jam padat yang dapat mereduksi partikulat sebesar 33,3%.
7.2 Saran Terdapat beberapa saran, yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut adalah : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak yang dirasakan oleh petugas dan pengguna jasa terminal akibat aktifitas terminal beserta upaya pencegahannya (dari segi kesehatan). 2. Pada penelitian lebih lanjut, diperlukan empat jumlah alat HVS lagi untuk dapat melakukan penelitian secara serentak dan mendapatkan data seaktual mungkin, sehingga data tiap titik mewakili kondisi sesungguhnya dan karena winsurf merupakan pemetaan dengan satu sumber.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 128 tahun 1997 tentang Baku Cara Pengambilan Contoh Udara Ambien, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Surabaya. Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Kantor Menteri Negara Sekretaris Negara, Jakarta. Anonim. 1993. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 35 tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta. Ambient Air-Particulate Matter. 1984. Determination of Total Particulates (TSP)-High, Volume Sampler Gravimetric Method, Standart Association of Australia, Australia Boedisantoso, R. 2002. Teknologi Pengendalian Pencemar Udara, Surabaya. Chamida. 2004. Strategi Pengendalian Pencemaran Udara Berupa Kebijakan Berdasarkan Pemanfaatan Model Matematik Penyebaran Pencemar Udara (PM10) di Kota Surabaya, Thesis Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya. Contact, Swiss. 2000. Perawatan dan Perbaikan Motor Diesel, Clean Air Project, Jakarta. Cooper,C.D and Alley,F.G. 1994. Air Pollution Control A Design Approach, Waveland Press Inc, 2nd edition, illinois.
Mursid, M., Razif M., dan Slamet A. 2001. Uji Keunggulan Catalytic Converter Tembaga Untuk Mengurangi Pencemaran Udara Dari Knalpot Kendaraan Bermotor. Lem Lit ITS, Surabaya. Mukono, H.J. 1997. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernafasan, Surabaya : Airlangga University Press. Munawar, A. 2005. Dasar-dasar Teknik Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, UGM, Jogjakarta : Beta Offset. Nugroho, Joko. 2004. Uji Kemampuan Catalytic Converter Zeolit Untuk Mereduksi Polutan Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Berbahan Bakar Bensin , Tugas Akhir Jurusan teknik Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya. Peavy, H.S. Rowe, D.R, Tchobanoglous, G. 1985. Environmental Engineering, Mc.Graw-Hill, New York. Perkins. 1974. Air Pollution, , Tokyo : Mc.Graw-Hill, Kogukosha Ltd. Prasasti, I.S. 2006. Pemetaan Tingkat Konsentrasi Partikulat Akibat Aktivitas Transportasi dan Pengembangan Barrier di Wilayah Surabaya Pusat, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya. Rio, P. 2004. Analisis Pola Persebaran Pencemar Udara Partikulat (PM 10 ) dan Konsentrasinya di Wilayah Industri PT. SIER, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya. Sayid, M. 2001. Pencemaran Udara, Elex Media Komputindo, Jakarta Soedomo, M. 1992. Status Pencemaran Udara di Lima Kota Besar, DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang dan Medan, LPM ITB – BAPEDAL, Jakarta.
Soedomo, M. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai Pencemaran Udara, LPM ITB, Bandung. Zainul, Arifin. 2002. Efisiensi Penurunan Kadar Partikulat Pada Emisi Kendaraan Bermotor Diesel Menggunakan Catalytic Converter, Tugas Akhir Jurusan teknik Lingkungan FTSP, ITS, Surabaya.