BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian dengan judul “Ruang Bermain Anak di Rumah Susun Sederhana Sewa(Rusunawa) Begalon II
Kota Surakarta” dijabarkan sebagai
berikut:
7.1.
KESIMPULAN
7.1.1.
Konsep Bermain di Rusunawa Dengan mengkaji dan mempertimbangkan seluruh temuan yang
diperoleh di lapangan maka disimpulkan bahwa konsep bermain anak di Rusunawa Begalon II adalah mencari kesenangan dengan keluar dari rutinitas. Rutinitas yang dimaksud adalah seringnya anak menghadapi suasana sempit dan sumpek di dalam unit hunian memicu rasa bosan sehingga anak mengesplorasi ruang sekitarnya yang mampu memberi suasana baru. Ruang yang menyenangkan bagi anak rusunawa adalah ruang terbuka yang luas dan dilengkapi sarana bermain.
7.1.2.
Karakteristik Kegiatan Bermain di Rusunawa
7.1.2.1. Permainan di Rusunawa Begalon II Jenis permainan yang dilakukan oleh anak-anak rusunawa adalah sepak bola,
perosotan, bersepeda, berlarian, bermain boneka, petak umpet, rumah-
233
rumahan, bulutangkis, masak-masakan, bermain laptop/hp/gadget, belajar/ membaca, memanjat, perang-perangan, menonton televisi, kelereng, betengan, mobil-mobilan, layangan, tidur, nongkrong/ mengobrol, lempar stik, TPA, lompat tali, dan lempar bola. Preferensi permainan dipengaruhi jenis kelamin dimana dengan preferensi setiap jenis kelamin memiliki ciri sebagai berikut, Preferensi permainan anak laki-laki memiliki ciri: 1)
Atraktif
2)
Mengutamakan ketrampilan(skill)
3)
Merupakan game
4)
Permainan dramatic yang atraktif
Preferensi permainan anak perempuan memiliki ciri, 1)
Tidak atraktif
2)
Permainan dramatic dan imajinatif
3)
Mengeksplorasi benda sekitar untuk menunjang permainan(ekspanatory play)
4)
Komunikatif dalam permainan(social affective play)
Heterogenitas kegiatan bermain dan tingkat keaktifan permainan seperti kurva lengkung dimana kelompok usia kanak kanak akhir berada di puncak dan semakin usia bertambah ataupun berkurang maka jenis kegiatan bermain atau keaktifan gerak yang dilakukan semakin sedikit. Jenis permainan bermain juga dipengaruhi usia pemainnya. Anak usia bayi memilih permainan yang tidak
234
melibatkan
banyak
rekan
bermain
dan
tidak
banyak
melakukan
pergerakan/perpindahan lokasi. Kelompok usia kanak-kanak awal dan akhir memilih permainan yang banyak melibatkan rekan bermain dan banyak melakukan gerakan/perpindahan lokasi. Kelompok usia puber dan dewasa awal cenderug memilih permainan yang individual.
7.1.2.2. Ruang Bermain di Rusunawa Begalon II Ruang-ruang umum yang di rusunawa yang digunakan anak untuk bermain urutannya adalah playground,
koridor depan rumah, dalam rumah,
halaman timur, luar rusunawa, hall selatan 2, hall selatan 4, halaman parkir lantai dasar, jalan dan kampung sekitar, hall utara 3, hall selatan 3, koridor antar tower, halaman SD dekat rusunawa, masjid, halaman barat, hall utara 1, halaman utara , hall utara 2, hall utara 4, hall selatan 1,dan rusunawa begalon 1. Disimpulkan bahwa setiap ruang favorit tersebut terikat dengan jenis permainan tertentu. Jarak jangkauan bermain anak semakin lebar seiring bertambahnya usia. Jarak jangkauan bermain juga dipengaruhi status identitas diri anak, status terkait penghunian rusunawa mencipkatan wilayah teritorial yang berbeda antara anak rusunawa, anak luar rusunawa, dan anak yang dititipkan dirusunawa. Anak luar rusunawa hanya bermain di lantai dasar dan diluar bangunan. Anak yang dititipkan memiliki teritori bermain paling sempit yaitu hanya di depan unit hunian dan hall lantai tinggal. Anak rusunawa memiliki teritori paling luas khususnya anak yang tinggal di lantai 2. Lokasi bermain favorit anak rusunawa
235
adalah depan rumah dan hall lantai tinggal sedangkan anak luar rusunawa memfavoritkan playground. Semakin tinggi lokasi unit hunian maka anak lebih memilih lokasi bermain yang semakin dekat dengan huniannya namun jika aksesibitasnya sulit maka akan semakin banyak anak yang memainkan permainan pasif. Anak sangat adaptif menghadapi keterbatasan ruang yang tersedia dan mampu melakukan penyesuaian permainan agar tetap dapat memainkan permainan tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengubah lingkungan hunian dia tinggal agar sesuai dengan permaianan yang akan dilakukan. Kemampuan adaptif ini dapat berupa (1) upaya merubah ruang secara fisik (2) berimajinasi (3) mengubah aturan dan bentuk permainan.
7.1.2.3. Waktu Bermain Faktor-faktor yang mempengaruhi lama waktu permainan adalah: 1)
usia anak
2)
keberadaan alat bermain
3)
lokasi hunian
4)
jenis kelamin
5)
kondisi kesehatan/fisik anak
6)
kesibukan anak
Semakin muda usia anak jam bermainnya semakin lama dan semakin tua usia anak memiliki kecendrungan bermain hingga larut malam. Anak laki-laki kelompok usia bayi, puber, dan dewasa awal memiliki waktu bermain lebih lama dibanding anak perempuan, sedangkan kelompok usia kanak-kanak awal dan
236
akhir tidak memiliki perbedaan waktu bermain antara anak laki-laki dan perempuan. Pengaruh lantai hunian terhadap lama waktu bermain adalah semakin tinggi lokasi hunian semakin lama rentang waktu bermainnya.
7.1.2.4. Teman Bermain Anak memiliki kecenderungan bermain dengan teman seusia, teman yang berjenis kelamin sama, teman yang tinggal di lantai yang sama, teman dalam rusunawa, dan teman satu sekolah. Anak laki-laki cenderung bermain dengan kelompok yang lebih besar dibanding anak perempuan. Anak-anak rusunawa cenderung bermain bersama teman yang berasal di rusunawa khususnya rekan yang usianya sebaya. Anak rusunawa juga senang bermain dengan rekan dari luar rusunawa asalkan berusia sebaya. Hanya kelompok usia masa bayi yang cenderug bermain bersama orang dewasa, sedangkan yang lain cenderung tidak suka bermain dengan orang dewasa. Jangkauan teman bermain anak semakin luas seiring dengan pertambahan usianya. Kondisi ini juga akan berimbas pada jarak jangkauan bermain yang semakin luas.
7.1.3.
Penilaian Penghuni Dalam penilain performa ruang bermain rusunawa oleh penghuni dan
anak-anak diketahui bahwa 67 % merasa puas. Diketahui juga bahwa semakin rendah lantai yang dihuni, semakin tinggi tingkat kepuasan dan penilaian penghuni terhadap ruang bermain di rusunawa.
237
7.1.4.
Preferensi Ruang Bermain di Rusunawa Preferensi ruang bermain adalah kecenderungan memilih ruang untuk
bermain yang dapat diidentikkan dengan ruang yang disukai pengguna. Ruang yang disukai anak untuk bermain adalah : 1)
Ruang yang memiliki alat kelengkapan bermain
2)
Ruang yang memiliki keunikan
3)
Ruang yang luas
4)
Ruang yang dekat dengan hunian
5)
Ruang yang cukup pencahayaan, teduh, sejuk, dan tidak lembab
6)
Ruang yang dikenali
7)
Ruang yang minim intervensi oarang dewasa
8)
Ruang yang memiliki view ruang terbuka
9)
Ruang yang bersih
10)
Ruang yang banyak temannya
11)
Ruang yang tingkat keramaiannya sedang
12)
Ruang yang mudah aksesibilitasnya ke ruang lain
7.2.
SARAN Peneltian ini merupakan langkah awal untuk menyusun konsep ruang
bermain yang layak anak khususnya di rusunawa. Penelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan penelitian berikutnya agar hasilnya dapat secara langsung di implementasikan dalam pembangunan rusunawa di masa yang akan datang. Kajian yang perlu dilakukan dalam penelitian lanjutan adalah :
238
1)
Kajian teknis bangunan rusunawa yang terukur khusunya terkait kenyamanan, keamanan, dan keselamatan anak di dalam bangunan.
2)
Kajian kesetaraan (equity) dimana dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa tingkat kepuasan penghuni yang tinggal di alantai atas semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penghuni tidak mendapatkan fasilitas yang setara/adil sehingga dirasa perlu menyusun konsep kesetaraan fasilitas ruang bermain anak rusunawa agar terwujud rusunawa yang layak anak dan dirasa adil bagi penghuni di setiap lantai
3)
Kajian penempatan penghunian dimana setiap unit satuan keluarga memiliki jumlang anggota, struktur keluarga, dan
latar belakang yang berbeda
sehingga perlu skala prioritas untuk menempatkan penghuni di setiap lantai
239