BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII. 1. Kesimpulan Kesimpulan secara urnum dari hasil analisis dan pembahasan penelitian ini aclalah perbandingan nilai land rent lahan pertanian yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai land rent lahan non pertanian beserta faktor-faktor yang mempengaruhi nilai land rent tersebut. Di samping itu juga diperoleh nilai perbandingan land rent antara pertanian buah yang lebih tinggi dibandingkan pertanian padi, sayur dan palawija. Berdasarkan nilai perbandingan nilai land rent pertanian dan non pertanian diperoleh nilai opportunity cost yaitu nilai "k~:untungan" yang tidak diperoleh oleh pihak petani atas hilangnya kesempatan ak~batkonsekuensi mereka dalam mempertahankan lahan usaha mereka sebagai lahan pertanian. RTH khususnya RTH pertanian memiliki manfaat yang sangat bes.ar yang tidak hanya dinikmati oleh petani pemilik lahan saja, melainkan juga dinikmati oleh masyarakat umum,khususnya manfaat lingkungan dan penyediaan hasil produksi pertanian. Adalah suatu bentuk ketidakadilan jika beban untuk mempertahankan lahan pertanian agar tidak terkonversi ke bentuk lahan non pentanian hanya ditanggung oleh pihak petani. Pihak pemerintah clan masyarakat sekitar yang ikut menikmati clan merasakan manfaat atas keberadaan lahan pertanian ini baik dari segi manfaat produksi maupun manfaat lingkungan merniliki tanggung jawab untuk menanggung beban tersebut. Hal ini dapat benvujud dalam bentuk kebijaksanaan insentif dan disinsentif bagi petani dan non petani.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilsri suatu lund rent, antara lain : 1. Biaya pengeluaran untuk benih dan bibit,
2. Biaya pengeluaran untuk indektisida dan herbisida, 3. Biaya pengeluaran untuk tenaga kerja non keluarga, 4. Biaya sewa lahan, 5. Kesesuaian lahan tanaman tahunan,
6. Luas lahan pertanian buah, serta 7. Jarak antara lahan usaha dengan letak pasar terdekat, Berdasarkan hasil perhitungan nilai land rent, terdapat perbedaan nilai yang sangat besar antara nilai land rent pertanian dan non pertanian. Berdasarkan nila~nil, nilai land rent tanpa menghitung biaya tenaga keluarga lebih t i n m sebe:sar 30% dibandingkan dengan tanpa biaya tenaga keqa keluarga. Sedangkan antara lahan pertanian dan non pertanian, terdapat ratio nilai land rent yang sangat besar yaitu 1:1.261,99. Antara pertanian buah dan pertanian padi, sayur dan palzwija terdapat nilai land rent yang berbeda dengan rasio 2,63:1.
Nilai
oppcjrtunin cost diperoleh dari selisih antara nilai land rent pertanian dengan non
pertimian yaitu sebesar Rp 2 1.840.866,97 /m2/tahun. Perbandingan nilai land rent bedasarkan suku bunga yang berlaku juga menunjukkan nilai perbandingan yang sang,atbesar yaitu 1: 860,49 dengan nilai opportuni@ cost sebesar Rp5.937.391,81 /m2/tahun. Ratio nilai land rent berdasarkan nilai suku bunga antara pertanian buah dan pertanian padi, sayur dan palawija adalah sebesar 2,64:1.
VII. 2. Saran
Salah satu upaya untuk menekan laju konversi lahan yang semakin luas dan tidak terkendali antara lain dengan peningkatan nilai land rent pertanian yang menunjang peningkatan kesejahteraan petani.
Bentuk kebijakan yang dapat
ditempuh adalah dengan pengembangan pola insentif dan disinsentif (Gambar 10). Dengan peningkatan kesejahteraan petani diharapkan dapat mencegah penjualan lahan pertanian akibat terdesak kebutuhan hidup dan kegiatan ekonomi lainnya. Saran dan implikasi kebijakan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan temuan hasil penelitian adalah : 1. Nulai opportunity cost penggunaan lahan yang relatif tinggi, maka diperlukan
perencanaan yang komprehensif dan menyeluruh terutama pada pusat-pusat pertumbuhan atau wilayah-wilayah khusus yang mengalami pertumbuhan rellatif pesat. 2. Perlu adanya upaya untuk mencegah tejadinya fragmentasi lahan yang
mengakibatkan semakin sernpitnya lahan dan kecilnya skala usaha tani yang sangat mempengaruhi nilai land rent pertanian serta peningkatan akses yang mendukung produksi pertanian utamanya askes dari lahan pertanian ke pasar atzm tempat pengumpulan dan penjualan produk usaha tani.
5. Diperlukan peran serta dari semua pelaku ekonomi secara nyata, baik masyarakat, pemerintah maupun swasta, terutama &lam ha1 konsistensi peimanfaatan ruang yang sudah direncanakan yang didukung oleh kepastian da~npenegakan hukum (law enforcement) yang adil serta transparansi dalam implementasinya.
4. F'erlu adanya usaha yang lebih mendasar untuk membuktikan dan memotivasi
petani bahwa dengan potensi dan keterbatasan yang dimiliki usaha tani dengan pola yang lebih efisien dan efektif masih dapat lebih layak secara ekonomis daripada usaha lain. 5. hlasyarakat tani yang berada pada wilayah pedesaan yang mengalami
perkembangan yang pesat perlu dibantu untuk dapat siap dan mampu berkompetisi dengan kegiatan non pertanian. Di samping itu perlu adanya antisipasi perkembangan tersebut dengan mempersiapkan masyarakat tani sctempat agar memiliki kedudukan yang setara dengan masyarakat non tani. 6 . Perlu adanya upaya untuk mengangkat kemampuan masyarakat desa dalarn menentukan bentuk dan pola pembangunannya dengan melibatkan masyarakat dcsa &lam perencanaan, pemanfaatan, maupun evaluasi penggunaan lahan melalui Tata Ruang Kawasan Perdesaan.
Hal ini merupakan upaya
mentejemahkan political W I N pemerintah terhadap pembangunan yang berpihak kepada masyarakat dalam rangka pegentasan kemiskinan dan keterbelakangan desa. Upaya untuk menyusun, merumuskan, memanfaatkan maupun mengendalikan tata ruang melalui pendekatan bottom-up planning menuntut peran pemerintah sebagai mediator dan fasilitator. 7. Merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan insentif dan disinsentif
yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kota Depok, antara lain sebagai be~ikut:
7.1.Insentif Pe~nberiansubsidi bibit, pupuk dan obat-obatan, pengadaan pasarlsentra buah, pengembangan dan teknologi budidaya dan pasca panen. Di samping itu,
perlu adanya upaya untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan fiskal dengan merendahkan bahkan meniadakan pajak untuk lahan pertanian, produksi dan penjualan buah, baik untuk pemasaran regional maupun naional. Penggalakan program peningkatan produksi, peningkatan mutu, penanganan n~asalahfluktuasi harga, peningkatan penguasaan dan penggunaan teknologi juga mempakan ha1 yang penting, di samping peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang kesemuanya ini dapat merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi pertanian 7.2.Disinsentif Menetapkan pajak, retribusi ataupun pungutan lain yang sah yang sesuai arltara lahan non pertanian dan pertanian khususnya yang mendukung pcrtanian buah, serta pencabutanlpeninjauan kembali atas ijin atau rekomendasi yang telah diberikan pada usaha konversi lahan. Diharapkan dengan adanya berbagai saran kebijakan ini dapat memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan rencana dan pengembangan tata ruang dan membatasi pertumbuhan atau mengurang kegiatan yang lidak sejalan dengan rencana tata ruang. Sehingga diharapkan RTRW dan
RTRK. yang telah ditetapkan sebagai kebijakan pemerintah dapat dapat terealisasikan dan dipertahankan.
ilai Sewa Ekono~nil.:iha
I I
Nil:~i lnndrenr Pertanian jaoli lcbili kccil dibaidingkan dengan no11 Nilai /,and Rent pertanian buah lebih tinggi dibandingkan pertanian padi. sayur dan palawija Nil:~i Opporfr~tiIt,~''o.si p c ~ i g g ~ ~ n a n ~ i laha11yatig relatif tinggi.
I
I
Biaya sewa lahan, Kesesuaian lahan tanaman tahunan, Luas lahan pertanian buali, serta Jarak antara lahan usaha dengan letak
Rekomendasi Kebijakan Peningkatan nilai land renr pertanian dengan pemberian insentif dan disinselltif di bidang sektor pertanian, khususnya Deregulasi kebijakan daerah khususnya mengenai struktur pajak pertanahan yang lebih mendukung lahan pertanian Me~nberikanperhatian dan alokasi dana khusus untuk usaha dan lahan pertanian. Kepastian dan penegakan hukum (1~11. enfhrcenrenf) yang adil dan transparansi dalam implementasiannya. Perencanaan tata ruang dengan lnelibatkan masyarakat (pendekatan houam upplann~ng).
Konversi Lahan Pertanian Peraturan dan perundang-undangan ~nengenailuas dan lokasi lahan pertanian serta alih fungsi lahan Kebijakan perpajakan tanah Gambar 10. Skema Proposal Kebijakan pada Penelitian Studi Keterkaitan Antara Nilai Manfaat Lahan (J,und Renl) dan Konversi Lahan di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. 109