BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan umum bahwa strategi pemberdayan ekonomi masyarakat melalui usaha tenun ikat di Desa Oh’aem I Kecamatan Amfoang Selatan belum berjalan dengan baik sehingga tujuan akhir dari strategi pemberdayan ekonomi masyarakat tersebut belum tercapai. Mengacu pada hasil analisa data terhadap 5 (lima) aspek yang diteliti dalam strategi pemberdayan ekonomi masyarakat, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari Aspek Individu, menunjukkan bahwa program pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank NTT Cabang Takari yang merupakan mitra pemerintah dalam pemberdayaan kelompok tenun ikat kelompok tenun ikat Hidup Baru tidak melalui suatu perencanaan yang baik, hal ini dapat diketahui karena saat program pemberdayaan kelompok tenun ikat ini diterapkan pelatihan dan pembimbingan hanya dilakukan 1 (satu) kali saja. Untuk penguasaan keahlian tertentu untuk kemajuan usaha kelompok yang sepantasnya dimiliki oleh setiap individu dalam kelompok ternyata tidak diajarkan kepada semua anggota kelompok tenun ikat Hidup Baru. 2. Dari Aspek Kelembagaan, menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan tentang pembentukan struktur komunitas serta memperkuat kapasitas
usaha bersama ternyata tidak dijalankan oleh fasilitator tenun ikat dan perbankan dalam hal ini Bank NTT kepada kelompok Hidup Baru, sehingga tidak mengherankan apabila kapasitas kelompok dalam kinerja kelompok tidaklah efektif. 3. Dari Aspek Jaringan Kerja, menunjukkan bahwa pembentukan forum komunikasi dalam kelompok Hidup Baru sudah dibangun walaupun sebatas pertemuan dalam penetapan harga jual kain hasil tenunan dan cara pemasaran hasil tenunan yang akan digunakan. Kain hasil tenunan tersebut dipasarkan melalui Bank NTT Cabang Takari sebagai mitra kelompok dan juga lewat Pemerintah Desa Oh’aem saat ada kegiatan-kegiatan di tingkat kecamatan. Sedangkan untuk kontrak kerja dengan pihak lain atau pengusaha dalam kaitan dengan pemasaran kain hasil tenunan kelompok belum pernah dilakukan. Cara pemasaran hasil tenun ikat pun masih menggunakan cara manual karena ketiadaan media massa yakni dengan membuat informasi atau pemberitahuan lewat papan pengumuman yang ada di Bank NTT Cabang Takari dan juga di Kantor Desa Oh’aem I serta beberapa tempat umum yang dinilai strategis. 4. Dari Aspek Sarana Prasarana, menunjukkan bahwa sarana penunjang kegiatan kelompok tenun ikat Hidup Baru diadakan secara langsung oleh pihak Bank NTT melalui fasilitator pendamping tenun ikat. Hal ini terlihat dari pengadaan sarana berupa benang, mesin produksi dan alat-alat penunjang lainnya yang langsung diterima di tempat oleh kelompok Hidup Baru untuk langsung digunakan Sementara untuk penyediaan prasarana
kelompok tenun ikat Hidup Baru di Desa Oh’aem I sudah baik, hal ini dikarenakan lokasi atau tempat melakukan proses tenun letaknya di tengah kampung, serta fasilitas pendukung lainnya seperti akses jalan ke area penjualan dan lingkungan atau tempat bekerja juga baik dan luas. 5. Dari Aspek Keuangan, menunjukkan bahwa modal yang digunakan kelompok Hidup Baru desa Oh’aem I yaitu bersumber dari Bank NTT dengan total uang adalah Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) dengan sistem simpan pinjam dan waktu pengembalian selama tiga tahun. Dana ini langsung diserahkan kepada pihak ketiga dalam hal ini fasilitator untuk belanja bahan baku, alat serta biaya pelatihan tenun ikat. Untuk pengelolaan keuangan rata-rata kelompok langsung behubungan dengan Bank NTT. Selanjutnya untuk bantuan modal penambahan pengembangan kelompok tenun ikat Hidup Baru Desa Oh’aem belum pernah mendapat bantuan modal dari mana pun baik pihak swasta maupun dari pihak pemerintah, modal yang digunakan selama kegiatan tenun ikat berlangsung yaitu tunggal dari pihak Bank NTT Cabang Takari.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas yang berhubungan dengan strategi pemberdayan ekonomi masyarakat melalui usaha tenun ikat di Desa Oh’aem I Kecamatan Amfoang Selatan, maka disarankan : 1. Pihak Bank NTT perlu melakukan perencanaan yang matang dan baik program pemberdayaan tenun ikat.
2. Fasilitator perlu melakukan proses pelatihan dan bimbingan secara berkala dan perlu adanya kontrol yang bekesinambungan terhadap kelompok tenun ikat sampai kelompok benar-benar memahami proses dan tugas dalam kelompok. 3. Jaringan kerja dalam kelompok perlu dibangun dengan lebih baik sebagai media atau sarana pertemuan dalam kelompok. 4. Kontrak kerja dengan pihak lain atau pengusaha perlu dilakukan untuk meningkatkan pemasaran kain hasil tenunan kelompok. 5. Perlu adanya bantuan penambahan modal usaha bagi kelompok-kelompok tenun ikat baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak swasta dalam melestarikan budaya tenun ikat.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Hermawan, 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta : Gramedia Media Sarana Indonesia. Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. 2012. Permberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Nawawi, Hadari.(2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada University Press. Prijono, O.S. dan Pranarka, A.M.W, 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Centre for Strategic and International Studies. Salusu, J, (1996), Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non-profit , PT. Gramedia: Jakarta. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Qualitative and Quantitative Research Methods). Bandung: Alfabeta. Sumodiningrat, G. 2003. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. Jakarta: Gramedia. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.
Dokumen Tambahan: Agustinus Dala Nitu, Skripsi, 2011. Studi Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui Program Pengembangan Usaha Mandiri Mitra Binaan di Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang. Unwira Kupang. Cosmas Uskono, Skripsi, 2014. Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyakat Melalui Usaha Tambak di Desa Bipolo Kecamatan Sulamu Kabupaten Kupang. Unwira Kupang.
ORGANISASI DAN PERSONALIA
A. PEMBIMBING: 1. Nama
: Drs. Frans Bapa Tokan, MA Jabatan : Pembimbing I Alamat : FISIP UNWIRA Kupang.
2. Nama
: Veronika I.A. Boro, S.IP, M.Si Jabatan : Pembimbing II. Alamat : FISIP UNWIRA Kupang
B. PENELITI: Nama No. Reg Jabatan Program Studi
: Nikman I Amekan : 411 10 003 : Peneliti : Ilmu Pemerintahan